Anda di halaman 1dari 52

TRANSPOR ZAT PADAT

Dalam industri biasanya diapakai proses alir, mengapa?

- Ukuran alat bisa lebih kecil

- Pengontrol lebih baik

- Lebih murah

Pada prinsipnya cara pengangkutan secara proses alir ada 2 macam (arah), yakni :

1. Conveyor: yaitu alat transpor yang digunakan pada posisi mendatar.

2. Elevator: yaitu alat transpor yang digunakan pada posisi tegak.

Suatu alat pengangkut dalam industri sangat – sangat bermacam – macam, tergantung dari
bahan yang akan dipindahkan kemana zat itu. Macam – macam alat pengangkut yaitu Screw conveyor,
Belt conveyor, Vibrating conveyor, Bucket conveyor. Alat pengangkut bertujuan untuk memudahkan
kita dalam pemindahan suatu zat.
Screw conveyor merupakan suatu alat untuk mengangkut material berbentuk bubur dan halus.
Belt conveyor merupakan conveyor sederhana, yaitu terdiri dari Belt (sabuk) yang rata dan di
hubungkan 2 (dua) buah pulley, dimana pulley yang satu digerakan dengan motor, sedang yang
lainnya mengikuti bahan. Vibrating conveyor merupakan suatu alat yang mengangkut material dengan
cara getaran. Material yang diangkut sangat terjamin kebersihan dan keamanannya. Material yang
diangkut oleh vibrating conveyor berupa industri makanan. Bucket elevator adalah suatu alat
pemindah bahan material dengan jarak ketinggian tertentu.
Secara Universal di dalam industri, bahan - bahan material terdapat berbagai jenis yang
terkadang sangat berat sehingga berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk
mengangkut bahan - bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia. Bahan yang
diangkut dipengaruhi kapasitas bahan, jenis bahan dan tujuan pengangkutan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk
mengangkut bahan - bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying
equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
 Kapasitas material yang ditangani.
 Jarak perpindahan material.
 Kondisi pengangkutan : horizontal, atau vertikal , inklanasi
 Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties).
 Harga peralatan tersebut.

Pengangkutan menurut cara geraknya dibagi menjadi 2 macam, yakni :

1. Secara mekanik
2. Secara pneumatik
A. Secara Mekanik
Mengalirnya bahan disebabkan karena alat yang bergerak. Pada dasarnya ada dua cara mengalirnya bahan,
yakni :

1. Scrapper : yaitu dengan cara menggaruk atau mendorong. Biasanya dipakai untuk jarak
pendek. Jika dipakai untuk jarak yang cukup panjang bisa riskan, karena bisa timbul
kerusakan yang disebabkan adanya gesekan.

2. Carrier : yaitu dengan cara membawa. Bisa dipakai untuk jarak yang cukup panjang, karena
gesekannya menjadi lebih kecil dan transpor bahan menjadi lebih efisien.

A.1. Conveyor Mechanical Scrapper


Conveyor mekanikal scrapper sering disebut conveyor saja, misal :

- Screw conveyor
- Ribbon conveyor
- Flight conveyor
- Drag conveyor
- Reddler “en masse” conveyor
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis
conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini
digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan
kepingan.
Karakteristik dan performance dari scaper conveyor:

 Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°.


 Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m.
 Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam.
 Harganya murah.

Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor:

 Mempunyai jarak yang pendek.


 Tenaganya tidak konstan.
 Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur.
 Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.

Contoh :

1. Screw conveyor
Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip
sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Jenis konveyor ini berguna untuk mengangkut bahan padat berbentuk
halus atau bubur
Biasanya dipasang datar atau miring (slope down), tetapi bisa juga dipasang slope up apabila bulk density
bahannya kecil. Bila yang ditranspor bahan yang keras maka screw akan banyak aus dan bahan akan pecah,
sehingga kurang baik. Alat screw conveyor ini biasanya dipakai untuk bahan yang halus atau agak kasar dengan
ukuran butir sekitar 2 sampai 3 cm.
Screw conveyor merupakan salah satu perlengkapan produksi pada suatu pabrik kelapa sawit. Alat ini
memiliki ulir dan arah putaran searah jarum jam. Dimana masing-masing ulir antara satu dengan yang lainnya
mempunyai jarak yang sama. Dimana fungsinya adalah untuk memindahkan atau mentransfer buah maupun
ampas kelapa sawit.

Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya
mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Macam-macam flight adalah Sectional flight, Helicoid flight, dan
Special flight. Ketiga itu terbagi atas cast iron flight, ribbon flight, dan cut flight. Konveyor berflight section dibuat
dari pisau-pisau pendek yang disatukan tiap pisau berpilin satu putaran penuh dengan cara disambung tepat
pada tiap ujung sebuah pisau dengan dilas sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros. Untuk
membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian
dengan pilinan berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight cast
iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor. Untuk bahan yang lengket, digunakan
ribbon flight. Untuk mengaduk digunakan cut flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara
memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Adapun gambar dari jenis-jenis flight (daun screw) adalah sebagai berikut:
Prinsip kerja

Screw conveyor ini terdiri dari baja yang memiliki bentuk spiral (pilinan seperti ulir) yang tertancap pada
shaft/poros dan berputar dalam suatu saluran berbentuk U (through) tanpa menyentuhnya sehingga flight (daun
screw) mendorong material ke dalam trough. Shaft/poros digerakkan oleh motor gear.
Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh kayu atau baja. Pada akhir ulir biasanya
dibuat lubang untuk penempatan as dan drive end yang kemudian dihubungkan dengan alat penggerak.
Elemen screw conveyor disebut flight (daun screw) . Bentuknya spiral (lilitan seperti ulir) atau dengan modifikasi
tertentu yang menempel pada poros.
Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak membutuhkan mekanik serta membutuhkan biaya yang
sedikit. Material bercampur saat melewati conveyor. Pada umumnya screw conveyor dipakai untuk mengangkut
bahan secara horizontal. Namun bila diinginkan dengan elevasi tertentu bisa juga dipakai dengan mengalami
penurunan kapasitas 15-45% dari kapasitas horisontalnya

Komponen Screw Conveyor

Keterangan :
1. Screw conveyor drive, motor mount, V – belt drive dan guard.
2. End plate untuk screw conveyor drive.
3. Palung dengan fitted discharge spout.
4. Trough / Palung
5. End plate untuk ball bearing.
6. Seal plate, flanged ball bearing unit dan tail shaft.
7. Screw
8. Screw dengan bare pipe at discharge end.
9. Hanger dengan bearing dan coupling shaft.
10. Flanged cover with inlet.
11. Flanged covers with buttstrap.
Fungsi Dari Komponen
1. Trough
Troughs (U) atau palung berfungsi sepenuhnya sebagai wadah/rumah yang menyertakan bahan dan
disampaikan dengan bagian-bagian yang berputar (screw conveyor).

2. Hanger
Hanger berfungsi memberikan dukungan, mempertahankan allignment dan bertindak sebagai permukaan
bantalan.

3. Screw Conveyor
Screw Conveyor ini berputar dengan halus memutar materi kesamping didalam palung atau troughs ( U ).
4. Kopling
Kopling dan Poros menghubungkan dan mengirimkan motion untuk screw conveyors berikutnya.
Gambar 22. Screw Conveyor
d = jarak , tergantung bahan yang ditranspor, bila tepung maka harga d harus besar atau lebar
sebab tepungakan mudah menyumbat.
Jenis konveyor yang berguna untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor

sekrup (screw conveyor). Alat ini terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga
bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.

Gambar 2.5 : Screw Conveyor

Macam-macam flight adalah: Sectional flight


Helicoid flight
Special flight, terbagi:
 cast iron flight
 ribbon flight
 cut flight
1. Konveyor berflight section (Gambar 2.6-a)
Alat ini terbuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan tiap pisau berpilin satu putaran
penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga
akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.

2. Konveyor berflight Helicoid


Bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros (Gambar 2.6-b).
Untuk membentuk suatu konveyor, flight-flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada
poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.

3. Konveyor berflight Special


Flight ini khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight
cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor (Gambar 2.6-c).

4. Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 2.6-d). Untuk mengaduk
digunakan cut flight (Gambar 2.6-e). Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan
cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Gambar 2.6 : Screw Conveyor :
a. Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu
disusun dari konveyor- konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan
sebuah penahan yang disebut hanger pilinannya. dan disesuaikan pasangan
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor pendek
lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada
poros konveyor yang satunya lagi (Gambar 2.7).

Gambar 2.7 : Screw Conveyor Coupling

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja (Gambar 2.8), Panjang sebuah wadah
antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana (Gambar 2.8-a) hanya bagian dasarnya,
yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi- sisi lurus lainnya terbuat
dari kayu.
Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah- wadah pendek disusun sehingga
sesuai dengan panjang konveyor. Gambar 2.8-b menunjukkan wadah yang lebih rumit yang
konstruksinya semuanya terbuat dari besi.
Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada persambungan yang tetap
sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada ujung wadah, dan sepanjang wadah harus tetap ada
hanger atau penahan, Biasanya ada sebuah hanger untuk tiap bagian.

Cara Kerja :
Feed berupa pasta atau serbuk halus dimasukkan pada lubang. Flight yang digerakkan motor pada bagian
pangkal akan bergerak, dan mendorong material hingga bergeser ke arah tujuan.
Gambar 2.9 menunjukkan beberapa tipe hanger. Gbr 2.9-a menunjukkan tipe paling sederhana
dan paling murah. Gbr 2.9-b menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan terpisah dan
ditempatkan di wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai persambungan yang dapat disetel
dan juga dengan cara meminyaki yang lehih baik.
Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan persambungan hanger, seringkali
minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena akan mencemari bahan tersebut, dan wadah kayu
akan basah oleh minyak. 0leh karena itu, wadah dalam hanger dibuat dari besi putih cor (Gbr 2. 9-c)
sehingga tempat bergerak dapat digunakan walaupun tanpa pelumas. Ujung dari wadah konveyor
disebut box ends . Umumnya box ends awal berbeda konstruksinya
dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda gigi (gears) bevel untuk memutar poros
konveyor.
2. Ribbon conveyor

Gambar 23. Ribbon Conveyor

Ribbon conveyor mempunyai sifat mencampur (mixing) yang lebih baik daripada screw
conveyor. Dipakai untuk alat kristalisasi (terjadi dengan pangadukan pelan-pelan). Untuk
pencampuran yang lebih baik lagi, ribbon yang sudah ada diberi dayung.
Gambar 24. Ribbon diberi dayung

- Hasilnya pasta
- Sifat mixing baik
- Sifat transpor jelek

Bila tranpor 2 arah :

Gambar 25. Dua arah


Bila transpor vertikal :

Gambar 26. Arah Vertikal


3. Flight conveyor

Gambar 27. Flight Conveyor

Rantai akan bergerak oleh roda gigi (sprocket). Rantai bisa dibuat double (kanan-kiri)
untuk mengangkut bahan basah sehingga harus kuat. Untuk bahan yang berat dipakai
penyangga atau rel.

Gambar 28. Tumpuan


Untuk bahan yang halus / tepung, kanan-kiri diberi plat, sehingga kapasitas berat.
4. Drag conveyor

Gambar 29. Drag Conveyor


Drag conveyor untuk klarifikasi memisah zat padat dari zair cair.

Gambar 30. Drag Conveyor


5. Reddler “en masse”

Gambar 31. Raddler “en masse”

- Untuk bahan yang butirannya halus

- Hanya sebagian saja yang terbawa oleh flight

- Bahan didorong oleh bahan yang lain


A.2. Conveyor Mechanical Carrier
Conveyor mechanical carrier sering disebut carrier conveyor.
A.2.1. Transpor Mendatar
1. Belt Conveyor (Alat Transpor Sabuk)
Alat yang terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang
digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit
ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -
bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri
dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini
dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung
dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang
digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.

Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :


 Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 18.
 Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.
 Kapasitas tinggi.
 Serba guna.
 Dapat beroperasi secara kontinu.
 Kapasitas dapat diatur.
 Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.
 Dapat naik turun.
 Perawatan mudah.

Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor:

 Jaraknya telah tertentu.


 Biaya relatif mahal.
 Sudut inklinasi terbatas.

Gambar 32. Belt conveyor

- Penyangga atas lebih banyak


- Sikat untuk membersihkan bahan-bahan tepung
- Bahan belt :
- Bisa untuk transpor jauh
Bisa dipasang miring tegantung “Angle of repose”, yakni sudut dimana bahan mulai
menggeser jatuh pada papan yang dimiringkan.

- Pasir halus : 15˚


- Lempung : 12˚
- Antracid : 22˚
- Coke : 22˚
α

- Semen : 23˚
- Sulfur : 23˚

Pulley dibuat menonjol (bombage) agar belt pada tempatnya dan tetap tegang. Lebar
belt yakni berkisar 14 sampai 60 inch.

Macam alat penegang belt :

Belt conveyor banyak digunakan karena mempunyai beberapa kelebihan, yakni diantaranya :

a. Penggunaan tenaga yang relatif kecil


b. Dapat dibuat konstruksi sederhana
c. Bisa menjamin kontinuitas
d. Bisa dipakai untuk tepung maupun ukuran besar
Belt Conveyor merupakan suatu bentuk alat sederhana dalam industri untuk pengangkutan material –
material padat. Material yang digunakan dalam bentuk butir, batubara, bijih dan lain – lain. Komponen utama
dalam suatu belt conveyor terdiri dari belt, drive (motor), dan penyokong (idler). Belt dihubungkan dengan 2
buah pulley, dimana suatu pulley yang satu digerakkan dengan motor, dan yang lainnya mengikuti (Gambar
2.11.). Penyokong belt (idler) digunakan untuk menahan beban material yang ada diatasnya belt dan supaya belt
tidak terjadi pengenduran(Gambar 2.12.). Idler diletakkan dengan jarak tertentu dibawah belt. Apabila belt
berjalan, idler juga akan bergerak dengan berputar tapi tetap pada tempatnya (Gambar 2.13.).
Belt conveyor dapat digunakan untuk mengengkut material baik yang berupa “unit load” atau “bulk
material” secara mendatar ataupun miring. Yang dimaksud dengan “unit load” adalah benda yang biasanya dapat
dihitung jumlahnya satu per satu, misalnya kotak, kantong, balok dll. Sedangkan Bulk Material adalah material
yang berupa butir-butir, bubuk atau serbuk, misalnya pasir, semen dll.
Belt Konveyor

Bagian-Bagian Mesin Belt Konveyor

1.Belt
Berfungsi untuk membawa material yang diangkut.

Belt

2.Idler
Berfungsi untuk menahan atau menyangga belt.

Idler

Menurut letak dan fungsinya maka idler dibagi menjadi:

Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.


Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan ditempat pemuatan.
Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari jalur yang
seharusnya.
Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong.
3. Centering Device
Berfungsi Untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.

Centering Device

4. Unit Penggerak (drive units)


Pada Belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke belt oleh adanya gesekan antara belt dengan “plulley”
penggerak (drive pully), karena belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor.

Unit Penggerak (drive units)

5. Bending the belt


Alat yang dipergunakan untuk melengkungkan belt adalah
- Pully terakhir atau pertengahan
- Susunan Roller-roller
- Beban dan adanya sifat kelenturan belt.

Bending the belt


6.Pengumpan (feeder)
Adalah alat untuk pemuatan material keatas belt dengan kecepatan teratur.

Pengumpan (feeder)

7. Trippers

Adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu.

Trippers

8. Pembersih Belt (belt-cleaner)

Yaitu alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar material tidak melekat pada belt balik.

Pembersih Belt (belt-cleaner)


9.Skirt

Adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat pemuatan (loading point) yang terbuat dari
logam atau kayu dan dapat dipasang tegak atau miring yang gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran.

.Skirt
10. Holdback

Adalah suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang membawa muatan keatas tidak berputar kembali
kebawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau dihentikan.

Holdback

11. Kerangka (frame)

Adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga jalannya belt yang berada diatasnya tidak terganggu.
Kerangka (frame)

12. Motor Penggerak


Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive pulley. Tenaga (HP) dari motor harus
disesuaikan dengan keperluan, yaitu:
Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan anatara idler dengan komponen lain.
Menggerakkan muatan secara mendatar.
Mengankut muatan secara tegak (vertical).
Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu diperlukan.

Motor Penggerak

Prinsip Kerja Konveyor

Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan setelah sampai di
head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan
menggunakan motor penggerak. Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan
drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.

Pulley
Drive
Pulley
idler
MOTOR

Gambar 2.11. Cara Kerja beberapa komponen Belt Conveyor. (Perry, Robert H. 1999.
Perry’s Chemical Engineer’s Handbook Seventh Edition. New York : Mc Graw-Hill Companies)
Gambar 2.12. Bentuk Idler dalam Industri.
(http://smec.en.alibaba.com/product/50377594-
50126306/Belt_Conveyor_System.html)

Drive
Pulley
Pulley

idler
MOTOR

Gambar 2.13. Cara Kerja Idler pada Belt Conveyor. (Badger, Walter L. & Banchero,
Julius T. 1955. Introduction to Chemical Engineering. Tokyo : Mc. Graw - Hill)

Belt conveyor telah banyak diaplikasikan secara Universal di berbagai bidang. Sistem belt conveyor yang
terpanjang di dunia adalah di Sahara Barat, dengan panjang 100 Km, dari tambang fosfat di Bu Craa, selatan
pantai El-Aaiun (Gambar 2.14). Belt conveyor tunggal terpanjang bergerak dari Meghalaya di India ke Sylhet,
Bangladesh, dengan panjang 17 Km membawa dan mengirim batu Gamping dan serpihan batu (Gambar 2.15.).
Gambar 2.14. Aplikasi Kerja Belt di pertambangan Fosfat di Bu Craa.
(http://en.wikipedia.org/wiki/belt_conveyor)

Gambar 2.15. Aplikasi Kerja Belt di pertambangan Batuan. (http://www.crusher-in-


china.com/ belt_conveyor.html)
Belt conveyor dapat dioperasikan dengan perjalanan yang berjarak bermil – mil pada kecepatan
(speed) belt mencapai 1000 ft/menit dengan suatu berat beban material yang diangkut mencapai
5000 tons/jam. Belt conveyor dapat juga dioperasikan pada jarak yang cukup pendek dengan
kapasitas beban yang diangkut hanya beberapa pon/jam dan pengoperasian dilakukan pada saat –
saat tertentu. Ukuran – ukuran belt dapat meliputi :
1. Pendek < 50 ft
2. Medium 50 – 100 ft
3. Panjang ± 1000 ft
Pada umumnya belt conveyor terbuat dari karet, namun belt dapat
pula terbuat dari kanvas, kulit dan conveyor dengan roller, ataupun dengan Stainless Steel. Perbedaan
bahan dasar suatu belt sangat menentukan berat beban yang akan dipakai serta jenis bahan material
yang akan diangkut, sehingga sangat mempengaruhi kinerja dalam suatu industri. Beberapa
permasalahan kondisi yang sangat mempengaruhi belt berupa :
1. Lingkungan
Lingkungan yang memiliki beberapa bentuk ketinggian pengangkutan
sangat mempengaruhi bentuk kemiringan dari belt.
2. Material
Beberapa bentuk material, dari serbuk, batuan, hingga lembaran, sangat
mempengaruhi bahan dasar dari belt, berupa karet, Stainless Steel ataupun
roller.
3. Temperatur
Suhu yang terjadi pada lingkungan,
maupun pada material, sangat berpengaruh pada kekenduran serta daya
kinerja dari belt, bahkan kerusakan pada motor dan idler.
4. Kelembaban
Pada lingkungan yang memiliki kelembaban, sangat mempengaruhi
kerja dan daya kerusakan bahan dasar belt, serta motor.
5. Pengontrolan kinerja serta penservisan
Kontrol kerja dari motor belt, akan mempengaruhi hasil produk, serta
penservisan rutin setiap bulan, bahkan 2 minggu pada motor, dan idler perlu
dilakukan untuk mencegah kemacetan atau kerusakan parah pada gigi (Gambar
2.16).

Gambar 2.16. Penservisan Motor dan Pulley. (http://www.steel-


technology.com/contractors/materialshandling/kali/) CARA KERJA :
Ketika suatu feed (umpan berupa material) dimasukkan dalam sebuah corong tuang. Corong
tuang yang digunakan senantiasa memiliki kemiringan atau keserongan sudut tertentu agar material
yang terjatuh tidak berserakan. Melalui corong tuang material dijatuhkan pada belt secara langsung,
dapat pula dengan penggabungan alat. Belt conveyor yang menerima material akan bergerak maju sesuai
dengan arah motor yang bergerak, dan dengan bantuan idler dalam menentukan sudut kemiringan dan
belokan pada belt. Belt conveyor senantiasa bekerja secara Continue. Kerja motor yang menggerakkan
pulley seringkali menyebabkan kerusakan gigi – gigi pada motor.

Gambar 2.17. Cara Kerja Belt karet, Roller, dan Wide slider dengan bantuan idler.
(http://www.conveyortechnology.com/ct_vdgcalculations.html)
Gambar 2.18. Penggabungan alat belt conveyor; (A) belt dengan screw; (c) belt dengan
Hammer mill.
(Badger, Walter L. & Banchero, Julius T. 1955. Introduction to Chemical Engineering. Tokyo :
Mc. Graw - Hill)

Gambar 2.19. bentuk belt conveyor.


(Perry, Robert H. 1999. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook Seventh Edition. New York : Mc Graw-Hill
Companies)

Keterangan Gambar :
2.19.a : Flat belt
Digunakan untuk berbagai material, dapat berupa serbuk maupun
powder.
2.19.b : Flat belt dengan pembatas
Digunakan untuk pengangkutan material yang berupa serbuk halus. Di sisi belt
diberi pembatas agar material tidak berhamburan.
2.19.c : Belt dengan kelengkungan 45 o
Digunakan material besar atau bongkahan.

Faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu belt conveyor dapat berupa :
1. Penampang beban
 Lebar belt
 Panjang belt
 Ukuran material
 Capasity belt
 Kecepatan motor belt

Gambar 2.20. Penampang belt conveyor Karet.


(http://smec.en.alibaba.com/product/50377594- 50126306/Belt_Conveyor_System.htm)
2. Bentuk belt
 Flat belt (sabuk datar)
Belt conveyor yang berbentuk horizontal, dari awal hingga akhir
pengiriman material.
Gambar 2.21. Bentuk flat belt conveyor.
(http://www.asconveyorsystems.co.uk/belt-conveyors.html)

 Troughed belt (sabuk lengkung)


Belt Conveyor yang digunakan untuk mengangkut
material – material dengan ketinggian tertentu, atau arah lengkungan tertentu.
Gambar 2.22. Bentuk troughed belt conveyor.
(http://www.asconveyorsystems.co.uk/modular-plastic.html)

3. Macam belt
 Karet

Suatu belt conveyor dengan bahan dasar karet sintetis,


kanvas, maupun kain. Sistem ini digerakkan dengan 2 pulley, pada sistem ujung – ujung
karet.
Gambar 2.23. Bentuk Karet belt conveyor.
(http://www.asconveyorsystems.co.uk/incline-elevating.html)

 Roller
Roller merupakan suatu belt dengan bahan
dasar Baja, baja paduan, aluminium baja tahan-karat dan Plastik Roller yang diputar
dengan bantuan rantai ataupun karet kecil pada ujung sisi roller.

 Stainless Steel
Suatu belt berbentuk lempengan logam tipis yang digunakan untuk produksi
makanan, protein mentah ( daging unggas, ikan), pabrik susu dan lingkungan dengan
tingkat kesehatan tingkat tinggi.
 Wide
Suatu belt conveyor datar yang digerakkan
dengan roller. Dasar belt tidak bergerak, digunakan untuk keseimbangan material yang
dibawa, namun material bergerak dengan bantuan roller yang dipasang pada tiap
motor.

Gambar 2.26. Wide Plastic Belt conveyor membawa material berupa benda.
Gambar 2.27. Wide Plastic Belt conveyor.
(http://www.asconveyorsystems.co.uk/modular-plastic.html)

4. Power
 Power untuk menggerakkan Motor
 Power untuk menggerakkan belt
 Power untuk menaikkan material (belt conveyor miring)

Struktur suatu belt conveyor dapat berupa horizontal maupun vertical. Batas suatu sudut
kemiringan belt maksimum pada belt conveyor sebesar 30 o.
2. Apron Conveyor

Gambar 33. Apron conveyor

Untuk transpor bahan yang panas, misalnya :


- Abu panas
- Kasar
- Biasanya jarak pendek (dirangkai dengan feeder sebagai alat pengumpan)
- Untuk bahan yang berat dan kasar
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak
yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat
ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai
dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat
ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan
dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.

Karakteristik dan performance dan apron conveyor:

 Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°.


 Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.
 Kecepatan maksimum 100 ft/m.
 Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar.
 Perawatan murah.

Kelemahan -kelemahan apron konveyor :

 Kecepatan yang relatif rendah.


 Kapasitas pengangkutan yang kecil
 Hanya satu arah gerakan
3. Chain Carrier

Gambar 34. Chain carrier

Dipakai dalam industri kecil, transpor dengan ember-ember kecil yang digantungkan
pada rantai.
4. Peck Carrier
Modifikasi dari chain carrier, yakni yang embernya dipasang langsung.

Gambar 35. Peck carrier

A.2.2. Transpor Elevator


Elevator digunakan untuk transpor ke atas. Untuk menarik ember bisa digunakan belt
atau rantai. Belt bisa dipakai untuk bahan yang ringan, sedangkan untuk bahan yang berat atau
berkapasitas besar dipakai rantai dengan dipasang ember-ember sebagai wadah pengangkut.
Transpor elevator digolongkan ke dalam tiga macam, yakni Centrifugal discharge, Positive
discharge, Continue discharge.
1. Centrifugal discharge

Alat ini biasa dipakai untuk kapasitas kecil. Untuk penarik ember-ember bisa
digunakan belt. Diperlukan kecepatan yang cukup untuk perputaran “Pulley”, agar cukup kuat
untuk melempar bahan keluar melalui talang dengan gaya sentrifugal.
Gambar 36. Centrifugal discharge

Alat ini biasa dipakai untuk transpor bahan kering dan tidak menggumpal, misal
bahan-bahan berbentuk butiran seperti butiran beras. Kapasitas bahan yang ditanspor
tergantung pada ukuran ember, kecepatan belt dan kecepatan pulley.

2. Positive discharge

Alat ini bisa dipakai untuk mengangkut bahan yang lembab dan menggumpal. Ciri alat
ini adalah ember-ember untuk membawa bahan ukurannya besar, ditarik dengan rantai tidak
bisa dengan belt dan mempunyai roda gigi.

Gambar 37. Positive discharge

Karena dipakai untuk bahan berupa gumpalan maka kapasitasnya besar, putaran
lambat, dan jatuhnya bahan pelan-pelan sehingga perlu talang.

3. Continue discharge

Gambar 38. Continue discharge


Alat pengangkut continue discharge bisa dipakai untuk tugas positive discharge, namun
ada perbedaaan dalam pengisian yaitu langsung pada ember-ember. Bisa dipakai untuk
kapasitas besar, untuk itu dipakai rantai bukan belt dan geraknya pelan. Ember yang dipakai
disusun rapat tidak ada jarak, sehingga untuk panjang yang sama bisa memuat ember yang
lebih banyak. Dari ember yang di belakang, bahan akan tumpah pada punggung ember
didepannya dimana punggung ember tersebut berfungsi sebagai talang.

B. Pneumatik

Ada dua sistem yang dipakai pada alat angkut pneumatik, yakni :

- Sistem vakum
- Sistem tekanan

Untuk instalasi yang kecil lebih banyak dipakai sistem vakum, sedangkan sistem tekanan untuk
instalasi yang besar.
B.1. Sistem Vakum

Pneumatik sistem vakum banyak dipakai dalam industri kimia, biasanya untuk bahan-
bahan yang berbentuk butiran dan tidak terlalu berat dengan harga densitas sekitar tiga, seperti
butiran beras.

Gambar 39. Pneumatik sistem vakum

Bila penyaring sudah kotor, maka penyaring yang ber-filter akan bekerja bergantian. Hal
ini dimaksudkan untuk melindungi masy dan pompa vakum. Keuntungan sistem vakum ini, yakni
:

- Harga murah
- Mudah dipindah karena onderdil-nya cukup kecil
- Tidak hanya untuk horizontal
Kelemahan dari sistem vakum ini, yakni :
- Apabila dipindah-pindah maka pada belokan-belokan akan terjadi gesekan sehingga akan
mudah aus
- Tidak bisa untuk bahan yang tidak boleh jadi kering

Bagian-bagian penting dari instalasi sistem vakum ini adalah :


1. Moncong penghisap
Terbuat dari bahan yang ringan dan alat tidak terlalu besar. Dibutuhkan jumlah
udara yang cukup besar (suction system). Pertama dengan uda primer, apabila transpor
masih kurang baik maka
dimasukkan lagi udara skunder dan seterusnya, sehingga diperoleh kondisi yang optimal.

Gambar 40. Moncong penghisap

2. Flexible hose
Pipa dengan bahan karet untuk dilewati bahan yang dihisap dengan moncong
penghisap guna dipindahkan ke suatu tempat yang diinginkan. Pipa bersifat lentur, bisa
dipindah-pindah tempat dan bisa berbelok-belok.
3. Siklon
Suatu alat khusus yang bisa mengendapkan butiran-butiran yang ditranspor. Alat ini
mempunyai kapasitas tertentu, apabila diinginkan kapasitas yang lebih besar maka dipakai
siklon lebih dari satu. Kapasitas yang dimaksud dalam alat ini adalah kemampuan atau daya
mengendap butiran. Ada bermacam-macam ukuran siklon tergantung penggunaanya, misal
untuk butiran yang halus dipakai siklon dengan ukuran diameter kecil.

Gambar 41. Siklon

Prinsip kerja alat siklon adalah gerakan “tangensial”, yaitu karena adanya gerakan
perubahan arah, maka akan kehilangan energi sehingga
butiran tidak kuat lagi untuk berputar dan menempel pada dinding, kemudian akan jatuh
karena gaya beratnya sendiri.

Udara akan keluar karena disedot oleh pompa vakum, sedangkan butiran jatuh
didasar siklon. Butiran diharapkan bisa keluar dari sikon, akan tetapi ini perlu perhatian
khusus karena tekanan udara di luar lebih besar dari pada di dalam siklon.
4. Sluice gate
Alat ini semacam baling-baling yang berputar dengan motor listrik berputar pelan-
pelan, dipasang pada ujung pintu keluar dari siklon. Perputaran diatur sedemikian rupa
sehingga bisa keluar, namun udara dari luar tidak masuk kedalam siklon karena tekanan
udara di luar lebih besar daripada tekanan di dalam siklon yang jauh lebih kecil karena
selalu divakum.

Gambar 42. Sluice gate


Sluice gate merupakan konstruksi pintu keluar pada ujung siklon yang dihubungkan
dengan pipa ke bagian dalam siklon agar tekanan udara bisa dikondisikan sama, sehingga
bahan bisa keluar karena perputaran baling-baling

5. Bag filter

Filter dipasang sebagai “Dust control” berguna untuk melindungi pompa vakum dan
juga melindungi masyarakat dari debu yang berhamburan. Bahan yang dipakai berupa
kantong flanel atau kantong
dari kain berbulu. Kain tersebut mempunyai lubang yang halus, ada serat yang tidak terikat
sehingga debu bisa menempel pada serat tidak terikat tersebut. Filter ini banyak digunakan
dalam industri. Cara membersihkan alat ini yakni dengan dipukul-pukul agar debunya
terlepas.

Gambar 43. Bag filter


B.2. Sistem Tekanan

Gambar 44. Pneumatik sistem tekanan


Udara yang digunakan banyak, karena untuk mendorong dan mengangkut bahan.
Sebagai penekan dipakai centrifugal blower atau turbo blower. Pada sistem ini, tekanan
udara di dalam jauh lebih besar dibanding di luar sistem sehingga tidak pelru adanya “sluice
gate” atau “rotating gate”.

Timbul masalah dalam memasukkan bahan ke dalam sistem pipa transpor. Oleh
sebab itu pipa transpor dibuat konstruksi khusus yang dibuat menyempit agar terjadi
hentakan aliran udara, sehingga tekanan disekitar lubang pemasukan lebih rendah sehingga
bahan bisa masuk ke

dalam sistem. Persoalan yang timbul untuk memasukkan bahan diatasi dengan membuat
konstruksi khusus sebagai berikut :

Gambar 45. Konstruksi pemasukkan bahan

Vibrating Conveyor.
Suatu alat yang berfungsi menggerakkan suatu material ataupun benda dengan cara bergetar.
Vibrating conveyor telah digunakan dalam berbagai bidang produksi yang berbahan kering. Alat ini di
operasikan untuk mendistribusikan produk menuju proses pengepakan dengan tingkat kebesihan tinggi.
Hal ini digunakan dan dimanfaatkan untuk pengemasan dalam industri makanan.

Gambar 2.3. Bagan Vibrating Conveyor.

Vibrating conveyor merupakan salah satu jenis alat pemindah material padat dalam
suatu industri kimia tapi zaman sekarang ini vibrating conveyor telah digunakan dalam berbagai
bidang produksi yang berbahan kering. Alat ini di operasikan untuk mendistribusikan produk menuju
proses pengepakan dengan tingkat kebersihan tinggi. Hal ini digunakan dan dimanfaatkan untuk
pengemasan dalam industri makanan.
Kapasitas vibrating conveyor ditentukan oleh besarnya material yang dibawa. Feed
atau umpan yang dapat diangkut oleh vibrating conveyor ini bisa berskala besar tetapi hanya feeder
yang mempunyai ukuran intermediate (1 – 3 in) sampai dengan yang berbentuk powder, kerikil,
semen, pasir dan lainnya. Kapasitas dari vibrating conveyor sangat besar dari 100 ton / jam hingga
gram atau ons. Macam jenis vibrating conveyor (Gambar 2.29)yaitu :
1. Unbalanced vibrator.
Type ini yang paling sering digunakan, karena menghasilkan sebuah putaran yang berkekuatan tinggi.
2. Self Balancing Vibrator dan pendulum Vibratior.
Type yang bergerak secara bergantian.
3. Eccentrical Vibrator.
Vibrator yang menggunakan sebuah pegas yang dihubungkan dengan tongkat.
4. Electromagnetic Vibrator
Vibrator digerakkan dengan suatu dinamo electrik magnet.
Secara mekanis vibrating conveyor di rancang untuk beroperasi pada frekuensi yang konstan.
Vibrating conveyor senantiasa disesuaikan pada kapasitas. Pengendalian gerak eksentrik dapat
mempertahankan dan gaya dorong pada material.

Gambar 2.29 : Vibrating Conveyor

CARA KERJA :
Awal feed masuk ke dalam alat vibrating conveyor yang terdiri dari pan yang
dilengkapi dengan per horizontal yang di getarkan oleh lengan eksentrik yang berhubungan . getaran
tersebut menyebabkan feed bergerak kedepan dan meloncat kecil ke atas sepanjang conveyor Untuk
menuju ke tempat yang lebih rendah / menuju alat lain.
Keuntungan :
 dapat memindahkan dengan kapasitas yang tinggi
 mempunyai standart kebersihan yang tinggi
 alat mudah dan cepat untuk di besihkan
 cara pengoperasian alat mudah

2. Bucket Elevator .
Suatu alat untuk memindahkan bahan yang arahnya vertikal, atau tinggi. Alat ini terdiri
atas rantai yang tidak berujung.

Gambar 2.4. Bagan Bucket elevator.


Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang
terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang
melebihi 30°. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang
curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevator.
Secara umum Bucket Elevator terdiri dari timba – timba (Bucket) yang dibawa oleh
rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (Bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk
sesuai dengan fungsinya masing -masing.
Bentuk - bentuk dari timba -timba (Bucket) dapat dibagi atas :
a. Minneapolis Type :

Gambar 2.31. Bucket (timba) Minneapolis Type.


b. Buckets for Wet or Sticky Materials :

Gambar 2.33. Bucket (timba) Wet or Sticky Materials.

Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket.
Gambar 2.34. Macam Bucket (timba) Wet or Sticky Materials.
c. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock :

Gambar 2.35. Bucket (timba) Crushed Rock.

Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat.

Gambar 2.36. Macam Bucket (timba) Crushed Rock.


Penggunaan :
 dengan mengisi barang-barang seperti gula, pupuk, batu bara, atau semen
 Mentransfer sereal dengan sayur
 Mengisi sebuah oven dengan pasir, butir-butiran tanah.
 Mengisi crushers konversi mesin dan lainnya
 Transformasi kakao dan kopi
 Membuka kapal dengan sereal atau batu bara
Ember lift, juga disebut butiran kaki, adalah sebuah mekanisme untuk penggerekan
mengalir suatu jenis material (paling sering gandum atau pupuk) secara vertikal. Terdiri dari:
1. Bucket yang membawa material
2. Belt atau Chain untuk membawa bucket
3. Akesori untuk memuat bucket atau memilih material (feed), untuk menerima bahan habis, untuk
menjaga dan ketegangan sabuk untuk disertakan dan melindungi lift.

Bucket lift dapat mengangkut berbagai massal dari bahan-bahan baik yang berat
maupun ringan. Elevator vertikal tergantung sepenuhnya pada tindakan gaya sentrifugal untuk
mendapatkan bahan ke dalam saluran pelepasan dan harus dijalankan dengan kecepatan relatif tinggi.
Condong Elevators dengan ember selain mengatur jarak yang saling berdekatan, memiliki pemisahan
untuk menetapkan sebagian bucket yang meluncur di bawah kepala kerek. Karena mereka tidak
bergantung sepenuhnya pada gaya sentrifugal untuk menempatkan bahan ke dalam saluran,
kecepatan mungkin relatif rendah. Hampir semua sentrifugal keluarnya elevator memiliki jarak
dengan bucket. Bucket mengambil beban boot, sebuah lubang, atau timbunan bahan di kaki kerek. Ini
adalah sebuah ember lift, yang digunakan untuk membawa bahan-bahan sulit di kecepatan lambat.
Pada awalnya bucket Elevator terdiri dari flat rantai kecil dan bucket yang terpasang pada setiap
beberapa inci. Peristiwa konstruksi menggunakan tali karet dengan ember plastik. katrol yang
digerakkan oleh motor listrik. Biasanya Belt beroperasi pada kecepatan dari 150-250 Rpm. Di bagian
atas lift memungkinkan gandum untuk dikirim ke bin dipilih. Perangkat yang sama rata dengan
langkah ini kadang-kadang digunakan sebagai lift untuk manusia, misalnya, untuk karyawan parkir di
garasi. (Ini semacam lift umumnya dianggap terlalu berbahaya untuk membolehkan digunakan oleh
masyarakat umum.)
Gambar 2.37. Cara kerja Bucket elevator.
Cara kerja :
Pada gambar a dan b kurang lebih memiliki cara kerja
yang sama yaitu : Feed diletakkan tersebar dan merata pada Feed Spout (corong feed) kemudian
Bucket akan meraup feed dan Belt/chain yang digerakkan oleh pulley (kerekan) akan menggiring naik
bucket hingga mencapai Head Pulley Sprocket (gigi kerekan atas) kemudian feed akan didorong ke
discharge spout (corong pemisah) lalu terdapat saringan-saringan yang dimana terdapat
tempat tesendiri untuk masing-masing ukuran feed kemudian bucket akan berjalan tertungkup ke
bawah untuk pengisian selanjutnya.

Dari beberapa variasi, conveyors dikelompokan kedalam 4 jenis :


1. Gravity Conveyor.
Pergerakan barang menggunakan efek dari gaya gravitasi, sistem ini tidak memerlukan tenaga listrik.
a) Roller Conveyor, conveyor jenis ini yang paling banyak ditemui dalam industri manufacture. Gerakan
mekanis alat sangat bergantung pada jenis bearing yang digunakan. Beberapa area khusus memerlukan design
yang khusus pula. Saya memiliki teman yang memiliki usaha machinery di Surabaya, saat merancang conveyor
di area bersuhu Frezeer ( Suhu -18 s/d -25 C ) bearing-bearing macet sehingga conveyor tidak berfungsi. Jadi
memahami kondisis lingkungan dan jenis barang, stasiun kerja sangat diperlukan saat tahap design, misal;
temperature ruang, humidity (kelembaban), debu, maupun jenis baang yang dipindah ( food atau non food ),
dll.

Gravity Roller Conveyor


b) Skate Wheel Conveyor, Berbeda dengan jenis roller, alat ini memiliki tingkat sliding/luncur yang lebih
baik, umumnya digunakan untuk memindahakan barang yang memiliki rentang size cukup besar.

Gravity Skate wheel Conveyor


c) Portable conveyors, termasuk Gravity Conveyor, sangat fleksible, bisa digulung dan movable.Biasa
digunakan sebagai alat bantu loading di container. Alat ini relatif tidak berat karena terbuat dari bahan plastic.
2. Motor Conveyor
Conveyor ini menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga.
a) Belt Conveyor, Alat ini memiliki penggunaan yang sangat luas dalam berbagai industri. Tentunya spesifikasi
conveyor mengikuti kebutuhan. Jika di pertambangan, faktor size ( ketebalan dan lebar), dan ketahanan (
realibility ) menjadi faktor yang utama, bisa dibayangkan akibatnya jika saat operasi conveyor tiba-tiba
bermasalah,. Penggunaan di operasi manufacture tentu berbeda lagi, meski dengan spesifikasi yang lebih
rendah, alat ini tetap titik vital dalam rangkaian sistem oeprasi.

Minning Conveyor

Manufacture Conveyors
b) Roller Chain Conveyor
Roller Chain Conveyor
c) Plastic Flat Chain Conveyor
Conveyor ini biasanya ditemui di Industri minuman dan makanan dalam kemasan. Prinsipnya sama dengan
cara kerja rantai tank tempur. Hanya material kontaknya terbuat dari bahan non logam (nylon, plastic, PU,dll ).
Keunggulan sistem ini, permukaan atas conveyor rata/flat, dan dapat bergerak melengkung. Sehingga efektif
digunakan jika area kerja memiliki space yang sedikit, sedangkan proses memerlukan conveyor dalam jarak
yang cukup panjang untuk mengantisipasi antrian produk.

Plastic Flat Chain Conveyor

d) Pallet Conveyors, digunakan di area ware house

Pallet Conveyor
e) Movable Conveyor, dapat dipindah sesuai kerperluan, biasa digunakan untuk loading product.
Movable Conveyor
3. Vibrating Conveyor
Gerakan barang secara vertikal atau horisontal dengan menggunakan efek getaran/vibrasi mekanis.

Vertical Vibrating Conveyor

Horizontal Vibrating Conveyor


4. Hanging / Over Head Conveyors
Pemindahan barang dengan digantung, tenaga penggeraknya bisa menggunakan gravitasi atau motor.

Hanging Conveyor

c. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam.
Karakteristik dan performance dari bucket conveyor:

 Bucket terbuat dari baja


 Bucket digerakkan dengan rantai
 Biaya relatif murah.
 Rangkaian sederhana.
 Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan.
 Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
 Kapasitas kecil 100 ton/jam.

Kelemahan -kelemahan bucket conveyor:

 Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in.


 Investasi mahal.
 Kecepatan rendah.

d. Bucket Elevator

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas. Belt conveyor
jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang melebihi 30°. Sedangkan
kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan
Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau
sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan
fungsinya masing -masing. Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas :

- Minneapolis Type

Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan material kering yang
sudah lumat.

- Buckets for Wet or Sticky Materials.

Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket.

- Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat.

3. Screw Conveyor
Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight
Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor
sekrup (screw conveyor)Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu
sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.

Macam-macam flight adalah:

 Sectional flight : Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau
berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku
keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.
 Helicoid flight : Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu
poros . Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada
poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.
 Special flight, terbagi:

1. cast iron flight : digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
2. ribbon flight : Untuk bahan yang lengket
3. cut flight : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu
dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu
disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang
disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor pendek lainnya,
yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros
konveyor yang satunya lagi.

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe
wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja,
sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-
wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. menunjukkan wadah yang lebih rumit yang
konstruksinya semuanya terbuat dari besi.

4. Pneumatic Conveyor

Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah
konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut
oleh aliran udara.

Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:

 Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.


 Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.
 Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.

Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya
dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat
dipindahpindahkan ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju siklon dan
selanjutnya menuju ke pompa.
Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga akan
membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya,
sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa.
Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga baik
(seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak
mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.
Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil seperti chip
kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui
bahan berkelok- kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya
menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan tinggi adalah
10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah
50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain.
Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding jenis konveyor
lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada konveyor pneumatik sama
sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik.

Anda mungkin juga menyukai