Disusun oleh :
i
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
2019
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
iii
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
PRAKARSA Tbk., P-12 TARJUN” sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
mahasiswa Program Studi Teknik Kimia untuk menyelesaikan studi S-1 di Fakultas
Teknik, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru sesuai pada waktu yang telah
ditentukan.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karenanya, dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih sebesarnya
kepada:
4. Bapak Ir. Restu Yuwono, selaku Training Section Head yang telah menerima
iv
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
10. Bapak Suharsono, Bapak Syahrani, Bapak Gunardi dan Bapak Sugeng selaku
12. Bapak Sukirno, Bapak Rody dan Bapak Asmunir selaku analis di Laboratorium
MPI.
13. Bapak Sutrisno dan Bapak Suroso selaku analis di Laboratorium Fisika.
14. Bapak Nurhadi, Bapak Suwanto, Bapak Widodo, Bapak Arif, Bapak
Harliansyah, Bapak Ibas, Kaka Tanzie dan Kaka Lukmanul Hakim selaku
15. Ibu Tika, Bapak Jaka, Ibu Nita, Ibu Hatijah, Ibu Ani, yang telah membantu
16. Bapak Syahrul, Bapak Nanang, Bapak Misyadi, Bapak Harly, Bapak Ibrahim
17. Orang tua dan semua keluarga yang telah memberikan bantuan moril maupun
18. Ibu Prof. Iryanti Fatyasari Nata, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1-Teknik
v
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
19. Ibu Desi Nurandini, MT selaku koordinator Kerja Praktek Program Studi S1-
20. Ibu Prof. Iryanti Fatyasari Nata, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
21. Semua teman-teman di Teknik kimia UNLAM khususnya angkatan 2016 yang
telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian laporan ini baik
laporan ini terdapat kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja, kritik
dan saran yang sifatnya membangun dan konstruktif sangat saya harapkan dalam
Semoga apa yang kami tulis dan sampaikan dalam laporan ini, dapat
bermanfaat, baik untuk masa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Akhir
Penulis
vi
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
vii
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2.2.2.2 Pengepakan…………………………………………. 37
viii
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
ix
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
x
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
xi
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
DAFTAR GAMBAR
.................................................
Gambar 2.2.2 Flow Diagram Process Produksi Semen Pada PT.ITP Plant-12
20
Tarjun 60
............................................................................................. 61
...................................................................... 64
..................................................................................... 66
............................................................................... 67
Gambar 2.3.5
68
Pregrinder...........................................................................
68
............. 69
........................................................................................ 70
73
xii
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
.............................................................................. 74
............................................................................. 76
................................................................ 80
Filter......................................................................................... 85
.................................................................... 86
................................................................................... 88
.................................................................................... 89
............................................................................ 90
............................................................................................. 92
xiii
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
.................................................................................... 102
................................................................................... 144
........................................................................................ 146
....................
Gambar 2.4.9 Flow Diagram Process Housing Water Treatment Plant .......
.....................................................................................
.................................................................................
..................................................................
xiv
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
.....................................................................................
......................................................................
Setting Time……………………………………………………….
xv
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal inilah
profesional menjadi salah satu sasaran utama dan terus dicari. Dan inilah yang
berkualitas sesuai dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Salah satu strategi
di industri secara jelas, teknologi yang digunakan, problem yang muncul selama
bangku kuliah .
sebagai syarat kelulusan S-1 Teknik Kimia. Dimana mahasiswa melakukan kerja
praktek pada industri semen di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Plant 12
Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Plant 12 ini, process control merupakan suatu
hal yang sangat vital di mana pada proses tersebut, mutu bahan baku hingga mutu
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 1
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
bahan serta proses produksi dikendalikan sehingga dapat mencapai nilai yang
sesuai standar. Untuk itulah Quality Control Department merupakan salah satu
departemen yang memiliki fungsi yang sangat penting pada proses pembuatan
1.2 Tujuan
1. Mendapatkan gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang selama
cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama
ini.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan turut
5. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
Banjarbaru.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 2
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Plant 12 Tarjun.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 3
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
BAB II
Semen telah digunakan orang Mesir Kuno sebagai bahan perekat bangunan
dangan bahan gips yang mengandung kalsium dengan penamabahan air, pasir, dan
split sebagai campuran beton untuk piramida. Dalam bahasa latin semen memiliki
cementum yang berarti bahan perekat. Pada zaman Kerajaan Romawi tahun 1100-
1500 M semen dalam bentuk bubuk pertama kali dibuat di daerah Pozzuli, teluk
Napoli Italia. Secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang
Pabrik semen pertama di Indonesia berdiri tahun 1910 dengan nama Sumatra
Portland Work di Indarung dan sekarang bernama PT. Semen Padang. Pada tahun
1957 berdiri pabrik semen kedua di Gresik, Jawa Timur. Dengan semakin pesatnya
kebutuhan semen dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada semen impor.
berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua plant di Palimanan, Cirebon, Jawa
Barat; dan satu plant di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Berawal pada bulan
April 1992 dikeluarkan izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) mengenai pendirian pabrik semen dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 4
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Selatan. Pada tahun 1993, dilakukan studi kelayakan pertama oleh Nihon Cement
menjadi 2,45 juta ton per tahun. Tahun 1994 dilakukan studi kelayakan yang kedua
Prakarsa, Tbk. (PT. ITP, Tbk.). Sebagai tindak lanjut dari MoU, maka pada tanggal
antara PT. Indo Kodeco Cement dengan Indocement Tunggal Prakarsa dengan
nama PT. Indo Kodeco Cement (PT. IKC) serta disetujuinya penambahan kapasitas
(Design Capacity) dari 1,5 juta ton per tahun menjadi 2,45 juta ton per tahun oleh
oleh Executive Committee PT. IKC yang selanjutnya tanggal 8 April 1996 upacara
pemasangan tiang pancang pertama dihadiri oleh Duta Besar Republik Korea
Selatan, Gubernur Kalimantan Selatan dan Executive Committee PT. IKC untuk
yang ditandai dengan Kiln (tungku bakar). Firing untuk pertama kali pada tanggal
23 Juni 1998, proyek pembangunan fisik pabrik selesai tepatnya tanggal 30 Juni
1999. Pada bulan Januari 2001 PT. Indo Kodeco Cement secara resmi bergabung
(marger) dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk menjadi PT. Indocement
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 5
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
sebagai berikut :
seperti batubara sebagai sumber bahan baku penghasil energi dan limestone,
Adapun Lokasi yang disiapkan oleh PT. Indo Kodeco Cement adalah :
Kabupaten Kotabaru.
1000 Ha)
Plant-12 adalah :
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 6
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
hidrolis yang ditambah bahan tambahan gypsum untuk mengendalikan reaksi awal.
bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap
Pada dasarnya proses atau teknologi pembuatan semen dibagi menjadi empat
macam, yaitu:
1. Proses basah
raw mill sambil diiringi penambahan air sehingga kadar airnya menjadi 25-
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 7
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
itu, slurry tersebut dimasukkan ke dalam silo untuk kemudian dibakar. Adapun
preheater.
dan mengkoreksinya.
c. Kapasitas rendah.
Dalam proses semi basah, umpan dalam bentuk cake. Penyediaan umpan
kiln sama dengan proses basah, hanya umpan kiln disaring terlebih dahulu.
Pada proses semi kering jenis umpan bentuk butiran. Bahan baku yang
homogenitas. Kadar air yang disyaratkan dalam umpan kiln sekitar 10-15%.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 8
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
4. Proses Kering
Pada proses kering, bahan baku dipecah dan digiling sampai kadar air
maksimal 1%. Bahan baku yang telah digiling, dicampur dalam Blending silo
tekan. Tepung baku yang telah homogen ini diumpankan ke kiln selanjutnya
untuk kemudian digiling dalam Finish Mill hingga menjadi semen. Keuntungan
lebih sedikit.
diaplikasikan dalam proses produksi. Ini disebabkan karena proses tersebut mampu
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 9
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
produksi semen yang dilakukan di PT. ITP Plant 12 adalah proses kering.
produksi PT. ITP, Tbk, Tarjun adalah Semen Portland type I yang merupakan jenis
persyaratan khusus.
bahan mentah yang mempunyai komposisi kimia yang diperlukan agar bila bahan
komposisi kimia clinker yang akan diproduksi. Adapun bahan baku yang digunakan
untuk pembuatan Portland Cement di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk plant
12 terdiri dari :
Batu kapur sebagai bahan baku utama digunakan sekitar ±80.5 %. Mengandung
Tanah liat yang digunakan sekitar ±15 %. Mengandung SiO2 60%, Al2O3 16-18
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 10
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Pasir besi yang digunakan sekitar ±1 %. Mengandung Fe2O3 60-66 % dan H2O
maksimum 12%.
senyawa kimia pembentuk semen yaitu kalsium dan silika. Berikut bahan baku
a. Kapur (lime)
Kapur yang sering digunakan adalah batu kapur (limestone). Hal ini
kandungan CaCO3 yang tinggi (diatas 75%) dengan kandungan silika dan
alumina yang rendah. Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur
1. Batu kapur dengan kadar CaCO3 tinggi (diatas 96%) atau biasa disebut
2. Batu kapur dengan kadar CaCO3 antara 90-96% atau biasa disebut
Marlaceous limestone.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 11
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3. Batu kapur dengan kadar CaCO3 antara 75-90% atau biasa disebut
Marlastone.
Sumber batu kapur untuk Plant 12 Tarjun terletak di desa Simpang Tiga
Tanah liat bersifat plastis dengan kandungan CaCO3 kurang dari 75%
tetapi mengandung banyak silika dan alumina. Adanya besi dan senyawa
liat, sedangkan tanah liat itu sendiri berwarna putih. Adapun sumber tanah
Fe2O3. Material yang termasuk sebagai bahan korektif adalah pasir silika dan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 12
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
pasir besi (pyrite cinder) atau bijih besi (iron ore). Penambahan kedua bahan
baku ini juga bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Bahan baku
yang baik buat pembuatan semen adalah pasir silika dengan kadar SiO2
baku 5-8%. Pasir silica didatangkan dari HTI ±10 km dari plant.
semen ketika dicampur dengan clinker. Bahan material yang termasuk bahan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 13
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
1. Gypsum (CaSO4.2H2O)
Fungsi dari penambahan gypsum pada terak adalah sebagai retarder yaitu
sekitar 3-4%, dengan kadar air maksimal 10%. Bahan baku tambahan ini
merupakan bahan baku yang ditambahkan pada terak atau clinker untuk
memperbaiki sifat-sifat tertentu dari semen yang dihasilkan dan untuk mengatur
dihidrat (CaSO4.2H2O) dengan specific gravity 2,5 dan kekerasan 1,5-2,5 skala
mohs, diperoleh di alam sebagai batuan alam atau hasil samping industri pembuatan
- Mineralogi
- Kekerasan
- Warna
- Kadar air
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 14
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3. Pengepakan (packing)
sebagai berikut:
Sumber bahan baku yang digunakan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
Plant 12 Tarjun berasal dari daerah perbukitan yang banyak mengandung batu
kapur (limestone) dan tanah liat (clay) berlokasi di Desa Simpang Tiga Kecamatan
dan penyebaran bahan baku. Bila hasil survei menunjukkan indikasi deposit dan
kualitas cukup baik, maka pekerjaan dilanjutkan seperti pembuatan peta geologi,
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 15
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Hak Pakai berakhir antara 2002 dan 2025, dimana penambangan untuk bahan
tambang dari lahan pertambangan tersebut diestimasikan cukup untuk lebih dari 50
tahun dengan kapasitas penuh produksi. Adapun SIPD yang dimiliki PT.
Laterite – Iron
1000 ± 18 juta ± 400 tahun
Oroe
12000 ton/hari. Batu kapur merupakan batuan yang keras, maka diperlukan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 16
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
material limestone + 2,0 untuk menghasilkan + 252 ton limestone per lubang.
kemampuan 0,7 m/min, rata-rata setiap hari dihasilkan minimal 44 lubang bor
memiliki kekerasan tinggi. Bila blasting ratio 135-140 g/ton, penggunaan bahan
a. ANFO : 31-33 kg
b. Dynamite : 1,3-1,4 kg
crusher.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 17
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
batuan menjadi suatu produk yang dapat diterima oleh raw mill. Alat yang
crusher) dengan kapasitas 1800 ton/jam. Ukuran limestone yang masuk crusher
2580 ton/jam.
dengan cara pengerukan biasa. Penambangan tanah liat dan pasir besi dilakukan di
pasir silika dilakukan di Desa Swarga Kecamatan Simpang Hulu. Adapaun tahapan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 18
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
dilakukan dalam bentuk mix material, yaitu berupa campuran dengan limestone,
dengan perbandingan clay dan limestone 1:4 atau ditentukan oleh Quality
Control sesuai dengan kandungan materialnya. Hal ini dilakukan karena sifat
clay yang jika kandungan airnya > 15% mudah lengket pada belt conveyor dan
< 5% akan berdebu. Material dikumpulkan pada stock pile atau storage.
2300 ton/jam (kondisi kering) untuk mengatur material dengan berjalan bolak-balik
beberapa tumpukan yang terdiri dari banyak alur paralel. Pada saat dituangkan dari
alat pengangkut ke dalam storage terjadi penyeragaman awal komposisi kimia dan
limestone dibawa oleh belt conveyor dan selanjutnya dikumpulkan oleh tripper
yang berkapasitas 1800 ton/jam (pada kondisi kering) pada storage. Dari storage,
material dibawa ke bin dengan menggunakan reclaimer tipe semi bridge dengan
kapasitas 200 ton/jam. Bahan baku yang lain adalah laterite dan silica yang dibawa
oleh belt conveyor serta tripper dengan kapasitas 500 ton/jam.Dari storage,
Berikut adalah kapasitas tempat penyimpanan bahan baku stock pile atau
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 19
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Untuk lebih jelasnya, proses produksi semen dapat dilihat secara singkat pada
Gambar 2.2.2 Flow diagram proses produksi semen pada PT. ITP, Tbk Plant 12
Tarjun
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 20
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
material menggunakan magnet agar tidak ikut terbawa dalam material dan
alat penimbangnya untuk tiap bahan baku. Komposisi keempat material diatur
Dalam Raw mill alat yang digunakan untuk menggiling keempat material
panas dari hasil pembakaran di kiln, atau bisa juga menggunakan Hot gas
generator. Di dalam Raw mill, material digerus diatas meja bundar yang
berputar dengan 4 buah Hydraulic Roller Mill yang bertekanan 65 bar. Umpan
masuk lewat atas, lalu udara panas yang berfungsi untuk mengeringkan material
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 21
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
mill bagian atas. Untuk mengurangi terjadinya kebocoran udara luar di dalam
alat proses, umpan material masuk melalui Triple Gate yang digerakkan oleh
Hydraulic. Material yang tidak bisa dihaluskan sekali jalan akan terlempar
baru melalui Triple Gate. Dari raw millmaterial ditransportasikan dengan udara
panas dari suspension preheater (SP) dan hisapan dari electrostatic precipitator
(EP) menuju separator. Material product yang keluar dari raw mill sudah
dimana debu yang tidak dapat ditangkap dibuang ke udara bebas melalui
cerobong. Batas emisi debu adalah 80 mg/m3. Sedangkan bahan baku halus
yang dapat ditangkap oleh EP akan jatuh ke screw conveyor dan air slide, dan
material, sehingga material nantinya akan menempel pada plat bermuatan. Lalu
dengan hammer yang terdapat dalam EP, plat tersebut akan dipukul hingga
material terjatuh.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 22
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
yang dirancang pada kondisi berat jenis (bulk density) di dalam silo sekitar 1,15
material. Jalur yang dipakai untuk mengalirkan material keluar diaktifkan oleh
pengumpan kiln selalu stabil agar proses operasi juga stabil. Level material di
feed bin dijaga konstan dengan mengatur keluaran dari Blending Silo.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 23
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
blending agar bukaan katup atau valve tersebut disesuaikan pada level bin
tertentu (90 ton). Material mengalir keluar secara rutin dikalibrasikan dengan
di dalam dua unit yaitu suspension preheater dimana tepung baku (raw meal)
kalsinasi. Sedangkan pada kiln terjadi proses kalsinasi lanjutan, sintering dan
diantaranya :
b. Gas panas yang keluar dari SP dapat digunakan sebagai pemanas di raw
Kiln merupakan salah satu alat utama dalam pabrik semen yang berfungsi
dalam pembuatan semen. Pabrik penghasil clinker ini dibuat dari FLS dengan
merupakan pilihan yang tepat untuk memperoleh konsumsi panas yang kecil
dan meningkatkan kapasitas produksi kiln. Selain itu, beban kiln menjadi
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 24
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Berikut tahapan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan clinker dari
Proses penguapan ini terjadi pada suhu sampai 1000C, umpan baku (raw
meal) yang masuk ke suspension preheater dari blending silo memiliki suhu
> 750C.
Proses ini terjadi pada temperatur sekitar 5000C dan terletak di siklon stage
2.
4. Tahap penguapan CO2 dari limestone dan mulai kalsinasi (600 – 900 0C)
CS + C C2 S
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 25
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Proses pembentukan garam kalsium aluminat dan ferit ini terjadi pada suhu
1095-1205oC
menjadi C3S.
selama perjalanan raw meal menjadi clinker. Sedangkan bagian dari CaO yang
biasanya berupa senyawa CaO bebas atau free lime. Free lime ini dalam hasil
Proses pembakaran atau pembentukan clinker dari raw meal yang terjadi
awal dari raw meal sebelum dimasukkan ke dalam rotary kiln. Dengan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 26
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
kiln, dan mengurangi kebutuhan energi karena konsumsi panas yang kecil
energi yang dibutuhkan di SP diperoleh dari udara panas dari coolax cooler
(separate line calsiner) dan ILC (in line calsiner) yang ditempatkan
rotary kiln yang lebih kecil dengan waktu tinggal yang tepat, mengingat
terpisah untuk kiln dan calsineradalah dapat berdiri sendiri dan draugh-nya
dapat dikontrol dengan baik. Waktu tinggal di calsiner untuk ILC adalah
1,5 detik dan untuk SLC adalah 2,7 detik. Kiln dan calsiner system
dilengkapi dengan double string preheater 5 tingkat. Cyclone dari FLS type
LP mempunyai pressure drop yang kecil pada kedua preheater, kurang dari
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 27
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
melalui bucket elevator dan air slide. Pada inlet preheater umpan dipisah
dalam dua aliran yang sama di top cyclone, bisa juga hanya dilewatkan satu
gravitasi dan gas ke atas karena exhaust fan (preheater fan). Keuntungan
utama dari SLC-1 kiln system adalah produksi dapat bervariasi dari 35
sampai lebih dari 100% kapasitas produksi 7500 ton dalam 24 jam (bahkan
lebih).
ILC saja. Pada keadaan ini material masuk lewat siklon 1 atau 2 dan turun
ke ILC calciner dan bertemu dengan gas bakar yang diarahkan ke bawah
dan tengah calciner. Sebagian raw meal mengalami kalsinasi awal sebelum
55% dari kapasitas. Raw meal dari bagian bawah siklon ke arah kiln (ILC)
dilewatkan SLC calciner bersama dengan raw meal dari siklon aliran SLC.
bahan bakar.
Raw meal yang keluar dari cyclone melewati pintu pemisah yang pada
saat produksi penuh mengarahkan seluruh material ke SLC. Raw meal dari
aliran calciner setelah melewati siklon kedua dari bawah juga melewati
SLC calciner vessel. Di dalam SLC calciner dibutuhkan sekitar 45% bahan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 28
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Material dari calciner melewati bawah siklon ke rotary kiln. Atau secara
garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut: siklon paling atas diberi
nomor 1 (stage 1) dan yang terbawah diberi nomor 5 (stage 5) yang ujung
penghubung) antara stage 1 dan stage 2. Kilnfeed terbawa aliran gas panas
menuju stage 1 yang terdiri dari 2 buah siklon. Gas panas keluar melalui
mengadakan kontak lagi dengan gas panas yang berasal dari stage 3 dan
meal mengalir masuk ke dalam kiln. Dalam kiln, dengan adanya kemiringan
dan putaran kiln, raw meal akan mengalir ke sepanjang kiln, selanjutnya
dalam kiln tersebut raw meal dibakar lagi dan terkalsinasi penuh dengan
panas yang disuplai oleh burner yang dipasang di outlet kiln. Pembentukan
2. Rotary Kiln
karena di dalam kiln akan terjadi semua proses kimia pembentukan clinker
dari bahan baku. Secara garis besar kiln terbagi menjadi 3 zona, yaitu : zona
batu bata tahan api (refractory brick) dan mencegah coating yang terbentuk
selama proses pembakaran. Pada zona sintering, fasa cair sangat diperlukan
dan C4AF. Di dalam kiln terjadi kontak antara material dengan gas panas
efektif. Proses di dalam kiln menyebabkan perubahan fisik dan kimia dari
3. Clinker Cooler
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 30
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
yang terdiri dari barisan bergerak dan diam. Kompartemen satu disebut
untuk pendinginan lanjutan, atau disebut Reduced Fall Trough (RFT) sistem
grate.
Di daerah CFG udara dingin disuplai lewat piringan grate melalui hollow
beam dan duct. Seluruh CFG area punya tiga kompartemen dibawah grate
tergantung dari ukuran Clinker Cooler. Bagian dari beberapa sektor akan
Demikian juga daerah RFT dibagi menjadi 3 sektor pada grate 2 dan
Kiln hood digunakan untuk Kiln dan saluran udara tersier menyuplai
udara pembakaran untuk ILC dan SLC. Saluran udara tersier kedua, dari
area CFG di cooler menyuplai udara pembakar untuk SLC calciner. Kedua
titik keluar cooler dan keluaran hood. Sehingga udara pembakar tersier yang
bersih yang disuplai ke calciner dan hanya sedikit debu clinker yang di
4. Coal Handling
conveyor.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 32
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2500 ton untuk cement plant dan 2 pile dengan kapasitas 1400 untuk power
storage ini digunakan untuk cement plant maupun power plant. Jumlah coal
dengan udara primer yang dihembuskan oleh primary fan blower dan udara
sekunder yang berasal dari cooler. Hasil pembakaran berupa gas panas yang
Clinker sudah mempunyai nilai ekonomis dan merupakan salah satu produk
yang dipasarkan PT. ITP plant 12 Tarjun.Hanya saja, clinker belum bisa
digunakan secara langsung karena bentuknya yang masih besar dan juga perlu
ditambahkan gypsum agar tidak cepat mengeras dan akhirnya akan pecah. Alat
penggiling akhir ini dibagi menjadi dua alat utama yaitu pregrinde ryang
berfungsi untuk menurunkan ukuran dari diameter 3 cm ke blaine 1000 dan tube
mill yang berfungsi menurunkan ukuran lagi sehingga menjadi semen yang siap
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 33
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Pada penggilingan akhir atau finish mill dilakukan penambahan zat aditif
sehingga menjadi semen yang memenuhi syarat kehalusan. Zat aditif dalam
conveyor yang partikelnya sudah halus diangkut oleh belt conveyor menuju
b. Limestone
c. Trass
d. Fly Ash
Pada penambahan bahan aditif semen, harus diperhatikan syarat dari kuat tekan
semen harus tetap terpenuhi meski dilakukan penambahan bahan dalam proses
ini.
kapasitas sama, yaitu 200 ton per jam. Urutan prosesnya adalah clinker keluar
dari storage melalui belt conveyor dan bucket elevator menuju clinker bin
dengan kapasitas 500 ton. Proporsisi clinker ditentukan dengan weighing feeder
PT. ITP plant 12 mendatangkan dari Gresik. Gypsum digaruk oleh reclaimer
menuju bin (berkapasitas 100 ton) melalui belt conveyor. Dua bin lainnya yaitu
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 34
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
pregrinder. Prinsip kerja pregrinder hampir sama dengan raw mill, hanya saja
tidak menggunakan udara panas, bahkan perlu air bila temperatur clinker terlalu
tekanan sedikit lebih besar yaitu 75 bar. Material yang digiling di pregrinder
atau yang biasa dikenal dengan Ball Mill. Sebenarnya clinker bisa langsung ke
Tube Mill adalah suatu silinder yang berputar dimana di dalamnya berisi
bola-bola baja dari diameter 40-70 mm, dibagi dalam dua kamar (chamber).
Chamber 1 berisi bola-bola baja besar (40-70 mm) dengan putaran mill 15 rpm.
Chamber berikutnya berisi bola dengan diameter dibawah 35 mm. Volume total
ditambah gypsum dan bahan-bahan lainnya (trass) dengan komposisi yang telah
ditentukan oleh QC. Karena putaran mill (15 rpm), bola–bola baja (steel ball)
akan menumbuk clinker dan bahan lainnya hingga halus serta akan terjadi
pencampuran, sehingga keluar dari tube mill ini sudah menjadi produk semen.
Produk semen yang keluar dari Tube Mill masih belum seragam, sehingga
masih perlu memisahkan antara material yang halus dan yang kasar. Pemisahan
ini dilakukan oleh osepa, yaitu suatu siklon yang di dalamnya ada classifier
yang berputar. Produk akan keluar ke atas karena hisapan fan menuju bag filter,
dimana di bag filter ini debu disaring sehingga semua debu akan tertangkap dan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 35
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
dibawa masuk oleh air slide ke cement silo. Sedangkan rejectosepa akan di
Reaksi tumbukan antara steel ball dengan clinker dalam tube mill
menimbulkan panas yang dapat meningkatkan suhu di dalam alat. Suhu dalam
mill tidak boleh lebih dari 120oC karena pada suhu tersebut air hidrat gypsum
akan menguap sehingga tidak dapat berfungsi sebagai retarder. Untuk menjaga
menyaring material yang terbawa ke dalam produk semen. Pada cement silo ini
terjadi fluidisasi antara semen dan udara blower. Dengan adanya gravitasi bumi,
semen jatuh ke bawah dan oleh air slide dibawa ke bucket elevator. Produk
dalam packer. Aliran massa semen terbagi menjadi dua, yaitu massa semen
yang setelah ditimbang di weigh bridge menuju truck loader untuk pembelian
dalam bentuk semen curah (bulkcement) dan massa semen yang menuju rotary
packer untuk pengemasan semen dalam bentuk kantong (sack). Semen yang
terbuang pada saat pengantongan ditangkap dengan dust collector jenis bag
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 36
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2.2.2.2 Pengepakan
Sistem packing di PT. ITP plant 12 ada dua macam, yaitu on shore
packinguntuk distribusi semen di darat dan off shore packing untuk distribusi
semen lewat laut, dimana kapasitas off shore packing lebih besar dari pada on
dengan kapasitas masing-masing 110 ton per jam. Semen kemudian ditransport
ke kapal atau truk untuk dipasarkan baik dalam bentuk bulk cement maupun
semen kantong. Selain menjual semen, PT. ITP plant 12 juga menjual clinker
untuk diekspor keluar negeri. Sementara untuk distribusi semen lewat laut (off
shore packing), PT. ITP plant 12 mempunyai pelabuhan khusus yang juga
barang lainnya.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 37
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
kapal
m) lLoader (600Tph)
2.2.23 Produk
Empat oksida utama (CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3) dan SO3 merupakan
bagian terbesar dalam susunan kimia semen Portland dan di alam senyawa-
senyawa seperti Oksida Kapur (CaO) merupakan unsur pokok yang merupakan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 38
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
1. Batu kapur (limestone), ditemui dalam bentuk mineral calsite dan aragonite
2. Sumber CaO lain seperti marl, berkadar CaCO3 lebih rendah dengan kadar air
tinggi.
hidrasi rendah.
Adapun produk semen yang ada dipasaran meliputi beberapa jenis semen
seperti :
Semen tipe ini paling banyak diproduksi. Umumnya dipakai untuk konstruksi
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 39
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Mengandung sedikit C3A dan banyak C3S. Semen ini mempunyai panas hidrasi
rendah, kuat tekan yang tinggi, pengerutan kecil dan ketahanan terhadap sulfat
pondasi raksasa.
Kandungan C3S dan C3A rendah tetapi C2Snya banyak sehingga kekuatan
awalnya rendah. Semen ini mempunyai ketahanan sulfat dan pengerutan yang
terhadap sulfat yang tinggi. Dipakai untuk konstruksi dalam tanah, pelabuhan,
6. White Cement
Merupakan semen Portland dengan kadar Fe2O3 rendah (0,3%). Dipakai untuk
Semen tipe ini tahan terhadap sulfat. Biasanya untuk pengeboran minyak dan
gas alam.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 40
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Merupakan campuran semen Portland tipe I dan abu terbang hasil pembakaran
batubara. Dipakai untuk bendungan, parit dan pipa air bawah tanah.
adalah Portland Cement type I yaitu semen standar yang digunakan untuk bangunan
atau konstruksi yang tidak memerlukan persyaratan khusus, dalam bentuk bulk dan
bag yang dipasarkan dengan merek "Tiga Roda dan Rajawali" dan juga dipasarkan
(batu andesit) di Rumpin dan Purwakarta, Jawa Barat dengan total cadangan 130
juta ton andesit, melalui anak perusahaan Indocement akan memperkuat posisi
Kapasitas produksi
Tahun Plant/lokasi Produk
x 10-3ton/tahun
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 41
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Keterangan :
1
dengan akusisi
2
merger dengan PT. Indo Kodeco Cement 29 Desember 2000
WC : White Cement
rumah, bangunan tinggi, jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-stress.
terdiri dari lima tipe semen standar. Indocement memproduksi OPC Tipe I, II dan
V. OPC Tipe I merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk berbagai
Oil Well Cement (OWC) adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak
dan gas baik di darat maupun lepas pantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 42
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
semen dan dimasukkan antara pipa bor dan cetakan sumur bor dimana semen
White Cement atau semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan
interior gedung. Sebagai satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini
White Mortar TR30 sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat. Komposisi
White Mortar TR30 antara lain Semen Putih ”Tiga Roda”, kapur (Kalsium
Mortar TR30 antara lain, permukaan acian lebih halus, mengurangi retak dan
terkelupasnya permukaan, karena mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi,
cepat dan mudah dalam pengerjaan, hemat karena lebih tipis, serta dapat digunakan
yang diproduksi dengan mencampur OPC dengan bahan campuran yang tepat (pasir
dan batu) serta air dan kemudian dikirimkan ke tempat pelanggan menggunakan
truk semen untuk dicurahkan. Sebagai nilai tambah produk, Beton Siap-Pakai
mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dari produk semen lainnya. Mayoritas
yang signifikan dari Beton Siap-Pakai Indocement adalah dijual di daerah Jakarta
Adapun syarat kualitis dari suatu produk semen adalah sebagai berikut :
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 43
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Bagian tak larut, (%), maksimum 3.0 1.5 1.5 1.5 1.5
pada tabel syarat fisika tambahan, maka syarat kimia ini tidak berlaku.
tercantum pada tabel syarat fisika tambahan, maka syarat kimia ini tidak
diberlakukan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 44
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Kehalusan:
Kekekalan
Maksimum
Kuat tekan:
(120)F
F : Syarat kekuatan tekan ini berlaku jika syarat panas hidrasi seperti
tercantum pada tabel syarat fisika tambahan atau jika syarat C3S + C3A
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 45
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Pengikatan semu
50 50 50 50 50
penetrasi akhir (%), minimum
kalor hidrasi
Kuat tekan:
225B
B : Bila syarat panas hidrasi ini diminta, maka syarat C3S + C3A seperti
kekuatan tekan ini berlaku bila syarat panas hidrasi seperti yang
tercantum pada table syarat fisika tambahan atau bila syarat C3S + C3A
C : Bila persyaratan fisika tambahan untuk panas hidrasi ini diminta, maka
persyaratan untuk C3S, C2S dan C3A seperti yang tercantum pada tabel
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 46
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
(%), maksimum
C : Apabila yang diminta adalah syarat C3S + C3A ini, maka syarat panas
hidrasi seperti yang tercantum pada table syarat fisika tambahan tidak
diminta.
Berdasarkan analisis kimia, Semen Portland tersusun atas lime (CaO), silika
(SiO2), alumina (Al2O3), oksida besi (Fe2O3) dan sulfur trioksida (SO3) dan
mengandung sedikit bentuk magnesia (MgO), free lime (CaO bebas), insoluble
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 47
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Komponen Komposisi
CaO 60-70%
SiO2 18-25%
Al2O3 3-7%
Fe2O3 2-6%
MgO 0-5%
SO3 1,5-3,5%
Dan beberapa senyawa minor yang umumnya lebih kecil dari 1% seperti K2O,
adalah:
awal tinggi, panas hidrasi yang tinggi 120 kal/g C3S. Kebutuhan air 0,4 g/g C3S,
panas hidrasi rendah 62 kal/g C2S, kebutuhan air 0,36 g/g C2S, kuat tekan akhir
C3A normal 5-10%. Pengaruh C3A dalam semen adalah panas hidrasi tinggi 220
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 48
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
C4AF normal 6-10% berpengaruh terhadap panas hidrasi 70 kal/g C4AF, tidak
digunakan dalam semen putih, kebutuhan air 0,5 g/g C4AF, tidak tahan terhadap
sulfat.
gypsum.
Kualitas semen portland ditentukan oleh sifat kimia senyawa utama dan sifat
A. Sifat Kimia
LOI menyatakan bagian dari zat yang akan terbebaskan sebagai gas
pada saat terpanaskan atau dibakar (temperatur tinggi). Pada bahan baku
umpan kiln ini berarti semakin tinggi LOI-nya maka makin sedikit umpan
kiln yang menjadi produk clinker. Karena itu LOI bahan baku maksimal
mineral yang dapat diuraikan pada saat pembakaran. Komponen utama LOI
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 49
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
adalah uap air yang berasal dari kandungan air (moisture) dalam bahan baku
(raw mix) dan gas CO2 yang akan dihasilkan dari proses kalsinasi CaCO3.
bahan-bahan alami lainnya yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika.
3. Modulus-modulus semen
o Hydraulic Modulus
awal tinggi dan panas hidrasi naik. Jika HM < 1,7 maka mutu semen
o Silica Ratio
Fe2O3 dan Al2O3. Silika ratio yang tinggi akan menurunkan liquid fase
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 50
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3,7.
o Alumina Ratio
dalam clinker tanpa C3A. Clinker ini dinamakan Ferrari Cement yang
100 * CaO
LSF =
2,8SiO 2 1,1Al 2 O3 0,7 Fe2 O3
100 * CaO
LSF =
2,8SiO 2 1,65 Al2 O3 0,35Fe2 O3
o Liquid Phase
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 51
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
4. MgO
bebas yang dikenal dengan periclase. Periclase akan bereaksi dengan air
menyebabkan keretakan.
7. SO3
9. Free Lime
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 52
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Daya tahan beton terhadap asam sulfat pada umumnya sangat lemah
terjadi :
3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O
B. Sifat Fisika
1. Fineness (kehalusan)
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 53
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
tekan 7 hari pertama. Reaksi antara semen dan air adalah reaksi heterogen.
60%.
dalam waktu yang lama. Bila kadar gypsum tinggi, periode pengerasan
akan lama, untuk mencegah kejadian ini kadar SO3 maksimum dalam
retak.
c. Ketika semen akan diuji atau dipakai sebagian CaO telah bereaksi
storage sehingga kadar freelime menjadi lebih rendah dan kadar LOI-
nya tinggi.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 54
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
e. Reaksi free MgO dengan air sangat lambat tetapi memberi akibat yang
beton turun.
beberapa jam. Pada reaksi semen C3A akan bereaksi paling cepat
menghasilkan CAH berbentuk gel dan bersifat kaku. Tetapi CAH akan
permukaan CAH dan C3A sehingga reaksi C3A akan dihalangi dan proses
adanya fenomena osmosis akan pecah dan reaksi hidrasi C3A akan terjadi
lagi, tetapi segera pula akan terbentuk ettringite yang baru kembali, Proses
teerbentuk maka setting time akan makin panjang dan ini diperoleh dengan
adanya gypsum.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 55
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
C3S dan C3A kecepatan reaksi C3A sangat cepat dengan air. Dikenal 2
1. Initial setting time (waktu pengikatan awal) yaitu waktu mulai adonan
2. Final setting time (waktu pengikatan akhir) yaitu waktu adonan mulai
1. Komposisi kimia (kadar C3S, C2S, C3A, C4AF) dimana kuat tekan
panas hidrasi.
5. Panas Hidrasi
hydrat yang semuanya dalam bentuk gel. Kecepatan reaksi hidrasi harus
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 56
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
semen. Pengikatan awal harus cukup lambat agar adonan semen dapat
dihitung.
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu alat proses utama dan alat proses pendukung.
o Limestone crusher
Supplier : FLS
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 57
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Additive crusher
Supplier : BEDESCHI
Spesifikasi Alat
Jumlah : 1 unit
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 58
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
ukuran 90 µm
3. Unit kiln
Fungsi : Pemanasan awal bahan baku (raw meal) dan sebagian proses
Spesifikasi Alat:
Tipe : SLC-1
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 59
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Rotary kiln
baku.
Spesifikasi Alat
Panjang : 87 m
Diameter roller : 2m
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 60
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Spesifikasi Alat
Jumlah : 1 buah
Panjang : 87 m
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 61
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Clinker crusher
Panjang : 4720 mm
Jumlah roller : 2
o Pregrinder
Spesifikasi Alat
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 62
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
menjadi semen.
SpesifikasiAlat
Jumlah : 2 unit
Mill shell
Inside diameter : 5m
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 63
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Mill bearing
Diameter/lebar : 5,23/0,71 m
5. Unit packing
o On shore
o Off shore
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 64
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Spesifikasi Alat
Kapasitas : 50 ton/jam
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 65
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
1. Alat Transport
o Belt conveyor
o Bucket elevator
Fungsi : untuk mengangkut material dari bagian bawah ke atas (ke tempat
Spesifikasi alat
Tipe : chain
Tinggi : 60,8 m
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 66
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Power : 160 kW
o Appron conveyor
o Screw conveyor
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 67
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Air slide
o Electrostatic precipitator
Fungsi : untuk menangkap debu dalam aliran gas yang akan dibuang
Spesifikasi alat
Number of chamber : 1 FM
Number of chamber/fields : 2
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 68
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Bag filter
Fungsi : untuk menangkap debu dalam aliran gas yang akan dibuang
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 69
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
mill.
o Blending silo
Fungsi : untuk menampung raw meal dari air slide dan sebagai tempat
Spesifikasi alat
Silo
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 70
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Diameter : 26 m
Tinggi : 61,5 m
Jumlah outlet : 2
Silo feed
Tipe : Airslide
Diameter : 26 m
Tinggi : 52,9 m
Volumeusable : 26141 m3
Blower
Tipe : Rotary
Jumlah/Stanby : 2/1
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 71
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Clinker silo
Spesifikasi alat :
Diameter : 90 m
Tinggi : 34 m
Sistem : sirkular
Cement silo
Spesifikasi alat :
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 72
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Volume : 15.437 m3
Diameter : 23 m
Tinggi : 58,2 m
4. Alat penimbang
o Weighing feeder
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 73
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
5. Alat penimbun
o Reclaimer
menuju hopper.
o Tripper
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 74
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2.4.1 Utilitas
Tenaga Listrik (Power Plant) yang bertugas menghasilkan dan mensuplai tenaga
listrik baik untuk pabrik maupun ke perumahan karyawan dan fasilitas penunjang
utama berupa PLTU dan dua unit PLTD untuk start up unit PLTU serta dua unit
perumahan (housing) dan mess karyawan yang berfungsi untuk mensuplai tenaga
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 75
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Jenis pembangkit tenaga listrik yang digunakan di PT. ITP, Tbk plant 12
antara lain :
yang ada di PT. ITP, Tbk plant 12 terdiri dari beberapa system utama
sebagai berikut :
Terdiri dari :
ini terdiri dariIDO transfer pump, IDO service tank dan IDO delivery
tank.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 76
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2. Boiler plant
menghasilkan uap. Energi panas yang dilepas dari proses pembakaran bahan
titik didihnya, kemudian merubah air menjadi uap, lalu pemanasan lanjut
utama, yaitu :
- Steam drum, merupakan bagian dari sistem Boiler yang berfungsi untuk
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 77
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 78
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3. Draft plant
draft plant terdiri dari forced draft fan, induced draft fan, primary air heater
bahan yang tidak akan terbakar dan tetap menjadi sisa (residu) dari proses
bakar, sedangkan sisanya berupa gas buang dan debu yang nantinnya akan
hopper dan selanjutnya ditransfer ke dalam dust bin. Ash dan dust plant
terdiri dari bottom ash conveyor, precipitator, DEPAC system dan dust bin.
5. Turbine generator
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 79
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
mekanis menjadi listrik. Turbin terdiri dari sudu gerak (rotor), sudu tetap
ke dalam turbin. Aliran uap ke dalam turbin diatur oleh governor dan
melewati serangkaian sudu tetap dan sudu gerak. Uap setelah melewati sudu
gerak dengan gaya yang besar sehingga rotor atau sudu gerak akan
berputar.Putaran dari rotor turbin yang satu poros dengan rotor generator
mengkondensasikan uap yang keluar dari turbin uap supaya tekanan di sisi
pembangkit listrik dan untuk kepentingan kantor, perumahan dan mess karyawan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 80
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
dengan mengambil air permukaan (air sungai) sebagai bahan baku.Unit pengolahan
penjernihan air secara langsung dari sungai cantung dan sungai mantau yang
kemudian akan dialirkan melalui pipa ke plant site Tarjun untuk diproses lebih
Sama halnya dengan Cantung WTP, tetapi kapasitas terpasang lebih kecil
Serongga Water Treatment Plant yang digunakan sebagai bahan mentah air
guest house dan KPR Griya Indo Tarjun Indah. Dimana Plant ini berfungsi
untuk memproses air yang berasal dari air danau yang ada di daerah perumahan
karyawan.
diWater pond yang berkapasitas 2 x 5000 m3. Air yang diproses dan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 81
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
b. Air pendingin (cooling water) untuk power plant dan cement plant, sebelum
sehingga menjadi air lunak yang lebih dikenal soft water. Cooling water
pendingin untuk cement plant dan power plant. Air sirkulasi ini ditampung
Non oxida
bioxide Bioxida
Waterpond Oxida
Warm water
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 82
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
WTP digunakan sebagai bahan baku (umpan Boiler) untuk power plant. Air
Demin ini diubah kedalam bentuk uap didalam ketel uap untuk menggerakkan
Instalasi yang terdapat pada Cantung WTP dibagi menjadi beberapa instalasi
yaitu:
1. Intake pond.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 83
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
yang dapat menggangu sistem kerja instalasi tidak masuk dan dapat pula
2. Clarifier Tank
untuk destabilisasi muatan koloid dan zat padat terlarut dalam air (termasuk
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 84
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Clarified holding tank ini merupakan bak penampung air hasil dari
proses pengolahan di clarifier tank. Selain itu, pada clarified holding tank
ini, terjadi pengendapan lumpur secara gravitasi juga, yaitu lumpur yang
Filter adalah tangki atau bak berisi media berbutir dengan sistem
dan koloid dari air atau limbah. Pemisahan terjadi ketika air melewati
media.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 85
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Filter water tank berfungsi sebagai wadah dimana air yang telah
Tarjun MWTP.
Instalasi lanjutan dari Cantung WTP yaitu tarjun MWTP dibagi menjadi
1) Water Pond
Water pond ini berfungsi untuk menampung air bersih hasil pengolahan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 86
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2. Pressure filter
dimana air dipaksa melalui bed dengan tekanan yang cukup tinggi, air
masuk pada bagian atas dari unit dan turun melalui filter medium.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 87
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3. Carbon filter
3) Cooling Water
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 88
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3. Cooling tower
4) Demineralized Water
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 89
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
air dengan resin (ion exchange) sebagai media penukar ionnya, dan
1. Carbon filter
2. Cation Exchanger
(misalnya Ca2+, Mg2+, Na+) dalam air melalui pertukaran ion positif air
3. Degasifier Tank
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 90
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
4. Anion Tank
(misalnya SO42-,Cl-, NO3-) dan silika dalam air melalui pertukaran ion
5. Neutralisation Basin
dihasilkan oleh air regenerasi dari demineralized water tank, softener water,
limbah yang dihasilkan dari laboratorium, air dari backwashing dan air dari
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 91
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Fasilitas penunjang di PT. ITP, Tbk plant 12 Tarjun merupakan fasilitas yang
listrik utama yang mampu menyuplai tenaga listrik utama, tenaga listrik
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 92
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Onshore
o Offshore
2.5.1 Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu
baik itu perekonomian dunia maupun perekonomian perusahaan itu sendiri. Aspek
ekonomi yang akan dibahas kali ini adalah mengenai hal-hal sebagai berikut :
o Sistem pengupahan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 93
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
- Pada setiap pembayaran upah dilampirkan rincian upah sebelum upah itu
- Apabila tanggal pembayaran upah yang telah ditentukan jatuh pada hari
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 94
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
- Gaji dasar
Adalah suatu imbalan dalam nilai rupiah yang diberikan kepada karyawan
- Tunjangan tingkatan
karyawan eselon V.
- Tunjangan prestasi
- Tunjangan pengabdian
- Tunjangan perumahan
- Tunjangan transport
Produk yang dijual oleh PT. ITP, Tbk plant 12 Tarjun adalah berupa
klinker dan semen, dimana semen tersebut dipasarkan dalam bentuk semen
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 95
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
kantong dan semen curah hanya untuk memenuhi permintaan pasar domestik.
Penjualan semen pada PT. ITP, Tbk plant 12 banyak dilakukan melalui offshore
2.5.2 Organisasi
seringkali disebut dengan peranan dan jabatan yang ditata dalam satu kesatuan
o Misi
Misi utama :
lainnya dengan :
karirnya.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 96
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Misi khusus:
2012.
pada 2016.
o Visi
bermutu dan jasa yang terkait dengan harga yang kompetitif dan tetap
o Motto
kebijakan yang telah digariskan oleh RUPS. Sebagai wakil dari pemegang
saham dalam melakukan pengawasan terdiri dari Dewan Komisaris, terdiri dari
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 97
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2. Dewan Komisaris
3. Dewan Direksi
4. Deputi Direktur
5. Plant coordinator
7. Plant/Divison Manajer
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 98
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
8. DepartmentHead
9. Foreman
10. Pelaksana
Prakarsa, Tbk plant 12, yaitu untuk pimpinan tertinggi di plant 12 adalah
seorang General Manager Operation dibantu oleh Quality System dan Staff
a. Operation Division
5 Department, yaitu :
o Mining Department
o Production Department
Departemen ini bertugas mengawasi proses produksi, yang terdiri dari raw
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 99
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Departemen ini mengontrol mutu dari produk, bahan mentah hingga bahan
bakar.
o Mechanical Department
o Electrical Department
Departemen ini menangani kebutuhan air dan energi yang dibutuhkan oleh
– Power Plant
teknis.
o Dispatch Department
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 100
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Section Chief.
o Supply Department
Struktur organisasi PT. ITP Plant 12 Tarjun dapat dilihat pada gambar
berikut:
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 101
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Jadwal kerja pabrik diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) III bab VII
pasal 17 mengenai waktu jam kerja biasa dan kerja bergilir (shift) serta waktu
1. Pada prinsipnya jam kerja dan jam istirahat disesuaikan dengan kebutuhan
a. Jam kerja normal yaitu 5 (lima) hari kerja @ 8 (delapan) jam kerja dan 40
(empat puluh) jam kerja seminggu, kecuali ada pekerjaan yang memerlukan
b. Jam kerja 3 (tiga) shift yaitu 5 (lima) hari kerja @ 8 (delapan) jam kerja dan
c. Jam kerja 2 (dua) shift yaitu 5 (lima) hari kerja atau 6 (enam) hari kerja dan
istirahat sekurang-kurangnya ½ (setengah) jam dan bagi jam kerja shift dalam
4. Setiap perubahan atas jam kerja normal maupun bergilir (shift) harus diketahui
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 102
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
shift berikutnya.
Jadwal kerja yang ada pada PT. ITP, Tbk Plant 12 tarjun adalah sebagai berikut :
menggunakan sumber daya yang ada guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu cara dalam memanajemen pabrik, PT. ITP, Tbk plant 12 menerbitkan
buku tentang Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dimiliki oleh seluruh
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 103
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
perusahaan dengan serikat pekerja ITP dengan maksud agar setiap karyawannya
memahami dan mentaati hak dan kewajiban masing-masing pihak serta peraturan
1) Sertifikasi
a. ISO 9001-2000
Secara umum ruang lingkup dari sertifikasi ini adalah sebagai berikut :
b. ISO 14001
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 104
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
sedimentasi)
lain :
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 105
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
international
e. ISO-17025
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 106
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
dampak seperti polusi. Tentunya semua tenaga kerja yang terlibat dengan pabrik
namun pada umumnya kecelakaan disebabkan karena faktor alat dan faktor
kecelakaan kerja.
mengacu pada ISRS sebagai standar untuk penerapan safety pada pabrik. Tahun
Keamanan dan keselamatan Kerja. Dari hasil audit oleh Sucofindo, Indocement
berhak mendapatkan Bendera Emas K3. Hal ini berarti Indocement telah
berhasil melaksanakan penerapan dari SMK3 lebih dari 80% dari kriteria yang
ditetapkan.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 107
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Setiap proses produksi di dalam pabrik semen memiliki resiko dan bahaya
yang dapat timbul setiap saat. Bahaya bisa timbul dari tahap paling awal, misal
pengepakan semen. Oleh karena itu Indocement selalu berusaha untuk menjaga
alat yang dapat menimbulkan bahaya dengan alat yang lebih aman (bila
memungkinkan)
o Memberi tanda seperti sirine ketika ada suatu alat yang akan dijalankan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 108
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
sampah
pada waktu perbaikan alat. Jika terdapat kerusakan pada alat maka segera
berbagai pihak. Pihak yang terlibat diantaranya adalah dari Bagian K3, Bagian
dan Bagian Perbaikan serta label dilarang masuk pada daerah perbaikan
o Bagian perbaikan bertugas memperbaiki alat tersebut dan jika telah selesai
memakai alat pelindung diri sesuai dengan areanya. Alat Pelindung Diri (APD)
sebenarnya hanya alat untuk mencegah agar efek dari kecelakaan kerja dapat
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 109
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
dikurangi sekecil mungkin, APD yang ada pada PT. Indocement Tungggal
a. Safety shoes
Safety shoes ini terbuat dari kulit yang dilengkapi besi pada depan sehingga
b. Helm
mungkin terjadi pada kepala, baik yang disebabkan benda jatuh maupun
c. Masker
d. Kacamata
e. Sarung tangan
Baju tahan panas digunakan pada daerah bertemperatur tinggi yang dapat
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 110
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 111
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
Plant 12 Tarjun selama kurang lebih 2 bulan terhitung sejak 10 Juni 2019 – 9
Agustus 2019. Jadwal kerja praktek yang dilaksanakan peserta KP jam shift dan
jam normal yaitu 5 (lima) hari kerja 9 (sembilan) jam kerja dan 45 (empat puluh
2019
I II III IV
Orientasi
3 hari Training
Pengecekan 10-12 Juni
Section
persyaratan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 112
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
(kelengkapan
administrasi), briefing
bahaya, penggunaan
peraturan umum
perusahaan, kebijakan
perusahaan, proses
Aplikasi / Penerapan
Quality
Pelaksanaan praktek di 32 13 Juni –
Control
Quality Control hari 26 Juli
Department
Department
Pelaporan
section
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 113
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Presentasi
Quality
Pelaksanaan presentasi
1 hari Control
di Quality Control Agustus
Department
Department
serta briefing, disamping itu peserta diberikan materi untuk pengenalan tentang
penyuluhan tentang K3LH, materi tentang identifikasi sumber bahaya, jenis dan
cara penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). Peserta KP juga dibekali tata tertib
diberikan serta penempatan kerja praktek. Adapun penempatan kerja praktek yakni
di bagian Quality Control Department sesuai keputusan dari Training Section. Selama
di Quality Control Department kegiatan yang peserta KP lakukan antara lain adalah :
staff dan karyawan di departemen Quality Control. Peserta juga mendapatkan materi
tentang proses produksi semen secara mendetail dari pembimbing KP yaitu Ibu
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 114
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
mengambil sampel yang akan diuji ke lapangan dan melihat langsung dari peralatan
observasi lapangan.
penambahan gypsum fgd terhadap setting time semen. Preparasi bahan untuk
material dan cement test menggunakan x-ray serta uji blaine dan residu semen
Salah satu syarat yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh peserta KP
adalah penyusunan dan penulisan laporan. Laporan yang telah disusun perlu
konsultasi yang dilakukan berupa konsultasi mengenai judul laporan, isi laporan
e. Presentasi Laporan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 115
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
kerja praktek yang diambil. Oleh karena itu, dilakukan presentasi di hadapan
pembimbing dan beberapa orang staf guna melatih mental dan cara bicara
peserta KP, serta guna mendapatkan informasi tambahan yang mungkin belum
BAB IV
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 116
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
PEMBAHASAN
4.1 PENDAHULUAN
Semen berasal dari bahasa latin Caemntum yang berarti perekat . semen
dalam pengertian umum, dapat diartikan sebagai bahan perekat yang mempunyai
sifat-sifat yang mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang
kompak dan kuat. Salah satu produk semen di PT. Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk Plant 12 Tarjun ini adalah semen Portland Composite Cement ( PCC), yaitu
Gypsum adalah batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut dan
merupakan salah satu bahan tambahan dalam pembuatan semen yang berguna
penambahan gypsum dalam pembuatan semen maka SO3 yang terkandung dalam
semen juga akan semakin besar, sehingga waktu pengerasan semen semakin lama.
dalam pembuatan semen, maka akan dapat diketahui seberapa besar pengaruh
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 117
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
semen yang ditinjau pada kadar SO3, Blaine dan Setting Time.
4.1.4 Tujuan
3. Mengetahuti dan menganalisa semen melalui uji blaine dan uji residu
4.1.5 Manfaat
4.1.6 Metodologi
1. Lapangan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 118
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Department.
2. Literatur
Data dari literatur sebagai pendukung yang ada kaitannya dengan pengaruh
gypsum natural dan gypsum fgd terhadap Setting Time semen opc dan pcc.
semen terdapat gypsum karena ditambahkan sewaktu clinker digiling di mill dengan
proporsi tertentu. Dan kenyataannya bahwa 90% gypsum dalam semen berada dalam fraksi
yang halus dengan ukuran di bawah 40 μ. Ini berarti bahwa penambahan gypsum ke dalam
semen juga mempengaruhi grindibility clinker. Gypsum sebagai retarder dari kecepatan
setting semen. Biasanya pemakaian gypsum berkisar antara 3-5% dan pemakaian ini
tergantung dari kandungan C3A, kadar alkali yang ada dalam semen, kehalusan semen,
kualitas semen dan suhu pengerasan. Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
Gypsum bereaksi dengan C3A membentuk ettringite yang kedap air. Mineral ini
terbentuk aluminat dan memperlambat penetrasi air, menghindari pengerasan yang sangat
cepat dari semen Portland. Reaksi hidrasi yang cepat menghasilkan panas yang tinggi.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 119
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
1. Kandungan SO3
Semakin tinggi maka semakin sedikit jumlah gypsum yang dicampurkan dalam cement
2. Combine Water
Combine water adalah kandungan air yang terikat dalam material gypsum. Semakin
Semakin tinggi kadar air dan kandungan P2O5 menunjukkan semakin lama kering
Calcium
dehydrate
Calcium
CaSO4.1/2
Sulfate Metastabil 55,17 38,63 6,21 145,15
H2O
Hemihydrate
Calcium
Anhydrate
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 120
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
menjadi bentuk hemihydrate dan kemudian menjadi anhydrate. Gypsum sebagai pengikat
dapat berfungsi pula sebagai pengatur dari proses pengerasan semen pada saat
LOI menyatakan bagian dari zat yang akan terbebaskan sebagai gas
pada saat terpanaskan atau dibakar (temperatur tinggi). Pada bahan baku
umpan kiln ini berarti semakin tinggi LOI-nya maka makin sedikit umpan
kiln yang menjadi produk clinker. Karena itu LOI bahan baku maksimal
mineral yang dapat diuraikan pada saat pembakaran. Komponen utama LOI
adalah uap air yang berasal dari kandungan air (moisture) dalam bahan baku
(raw mix) dan gas CO2 yang akan dihasilkan dari proses kalsinasi CaCO3.
bahan-bahan alami lainnya yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika.
3. Modulus-modulus semen
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 121
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
o Hydraulic Modulus
awal tinggi dan panas hidrasi naik. Jika HM < 1,7 maka mutu semen
o Silica Ratio
Fe2O3 dan Al2O3. Silika ratio yang tinggi akan menurunkan liquid fase
3,7.
o Alumina Ratio
dalam clinker tanpa C3A. Clinker ini dinamakan Ferrari Cement yang
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 122
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
100 * CaO
LSF =
2,8SiO 2 1,1Al 2 O3 0,7 Fe2 O3
100 * CaO
LSF =
2,8SiO 2 1,65 Al2 O3 0,35Fe2 O3
o Liquid Phase
6. MgO
bebas yang dikenal dengan periclase. Periclase akan bereaksi dengan air
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 123
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
menyebabkan keretakan.
7. SO3
9. Free Lime
Daya tahan beton terhadap asam sulfat pada umumnya sangat lemah
terjadi :
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 124
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O
1. Fineness (kehalusan)
tekan 7 hari pertama. Reaksi antara semen dan air adalah reaksi heterogen.
60%.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 125
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
dalam waktu yang lama. Bila kadar gypsum tinggi, periode pengerasan
akan lama, untuk mencegah kejadian ini kadar SO3 maksimum dalam
retak.
c. Ketika semen akan diuji atau dipakai sebagian CaO telah bereaksi
storage sehingga kadar freelime menjadi lebih rendah dan kadar LOI-
nya tinggi.
e. Reaksi free MgO dengan air sangat lambat tetapi memberi akibat yang
beton turun.
beberapa jam. Pada reaksi semen C3A akan bereaksi paling cepat
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 126
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
menghasilkan CAH berbentuk gel dan bersifat kaku. Tetapi CAH akan
permukaan CAH dan C3A sehingga reaksi C3A akan dihalangi dan proses
adanya fenomena osmosis akan pecah dan reaksi hidrasi C3A akan terjadi
lagi, tetapi segera pula akan terbentuk ettringite yang baru kembali, Proses
teerbentuk maka setting time akan makin panjang dan ini diperoleh dengan
adanya gypsum.
C3S dan C3A kecepatan reaksi C3A sangat cepat dengan air. Dikenal 2
1. Initial setting time (waktu pengikatan awal) yaitu waktu mulai adonan
2. Final setting time (waktu pengikatan akhir) yaitu waktu adonan mulai
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 127
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
1. Komposisi kimia (kadar C3S, C2S, C3A, C4AF) dimana kuat tekan
panas hidrasi.
5. Panas Hidrasi
hydrat yang semuanya dalam bentuk gel. Kecepatan reaksi hidrasi harus
semen. Pengikatan awal harus cukup lambat agar adonan semen dapat
dihitung.
mengontrol kualitas mulai dari bahan baku sampai produk semen untuk
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 128
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
memperlancar jalannya proses produksi. Hal ini dilakukan dalam rangka mencapai
target yang telah diberikan oleh Quality Assurance. Pengontrolan yang dilakukan
Seperti diketahui bahan baku semen adalah limestone dan tanah liat (clay)
dari kedua bahan baku ini kemungkinan komposisi kimianya kurang, sehingga
perlu bahan lain untuk menambahnya seperti pasir silika jika kekurangan SiO2 dan
proses produksi. Pengiriman material ke bagian produksi terdiri dari, mix material
(campuran limestone dengan clay), pure limestone dan Iaterite. Dengan adanya
pengiriman mix material dari quarry ini, penentuan perbandingan antara limestone
dan clay yang akan dikirim merupakan hal pertama yang harus dijaga oleh proses
komposisi kimia dari raw meal yang diharapkan, sehingga pure limestone dan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 129
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Penentuan rasio antara limestone dengan clay ini dilakukan dengan cara
mengambil sampel dari beberapa lokasi tambang di quarry baik limestone maupun
clay, dari hasil analisa ini diperoleh rata-rata komposisi kimia limestone maupun
clay pada daerah tertentu. Komposisi ini kemudian diatur dengan perbandingan
tertentu sehingga akan mendekati komposisi kimia raw meal target. Analisa
limestone, clay, sandstone dan laterite juga dilakukan saat pengiriman material mix
ke bagian produksi. Dengan data komposisi kimia raw material ini dapat
Analisa raw meal merupakan analisa yang paling penting dilakukan oleh
proses kontrol, karena dari hasil analisa ini akan menentukan proporsi material
untuk jam berikutnya. Sampling raw meal dilakukan secara otomatis, setiap jam
sampel datang dan dilakukan preparasi oleh robot X-ray. Berdasarkan analisa akan
diperoleh hasil komposisi kimia, termasuk perhitungan LSF, SIM dan ALM. Hasil
analisa ini akan otomatis mengubah proporsi material yang akan masuk raw meal
material masuk pada raw mill berikutnya, raw mill juga dianalisa residunya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kehalusan dari produk raw mill. Kehalusan
produk ini nantinya akan mempengaruhi pada saat material dicampur dalam
blending silo yang akhirnya akan mempengaruhi pula pembakaran di rotary kiln.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 130
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Semakin halus produk dari raw mill, proses pencampuran akan semakin mudah,
Kiln feed merupakan material hasil raw mill yang telah mengalami proses
homogenisasi dalam blending silo. Dikarenakan ini merupakan material yang akan
dibakar di dalam rotary kiln, maka perlu dilakukan analisa terhadap komposisi
kimia dan kehalusannya. Hasil analisa ini tidak berpengaruh lagi terhadap proporsi
dari raw material, tetapi sangat berpengaruh pada clinker yang dihasilkan. Oleh
karena itu dari hasil analisa ini diharapkan komposisi kimia dan kehalusan dari
material tidak banyak mengalami perubahan di setiap hasil analisanya. Dengan kata
lain standar deviasinya diharapkan sekecil mungkin. Sampling kiln feed diambil
secara otomatis dan dilakukan preparasi oleh robot lab system serta menggunakan
ditargetkan, untuk itu perlu dilakukan analisa terhadap clinker. Dalam clinker ini
selain komposisi kimianya, yang paling penting adalah analisa free lime, karena
bagus atau tidaknya pembakaran di kiln salah satunya dapat dilihat dari tinggi
rendahnya hasil analisa free lime. Clinker dianalisa juga satuan massa per
volumenya yang sering disebut liter weight. Jika pembakaran di kiln bagus, akan
dihasilkan liter weight yang tinggi, dimana liter weight clinker berbanding terbalik
dengan free lime. Jika hasil analisa free lime besar dan melebihi dari yang telah
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 131
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
produksi akan dilakukan pengaturan antara bahan bakar yang digunakan dengan
umpan yang masuk. Clinker free lime yang tinggi sebaiknya ditempatkan terpisah
dengan clinker yang free limenya rendah. Pada saat pengeluaran clinker untuk
diproses di cement mill, maka kedua clinker yang berbeda free lime (kualitas) ini
bercampur. Khusus untuk clinker ekspor dikeluarkan dari clinker yang kualitasnya
Bahan bakar yang digunakan untuk membakar material kiln feed adalah coal
(batu bara), untuk itu sebelumnya perlu dilakukan penggilingan terlebih dahulu.
Hasil penggilingan coal mill ini perlu dianalisa oleh proses kontrol terhadap residu
dan moisturenya. Karena halus atau kasarnya hasil penggilingan coal mill akan
berpengaruh terhadap kualitas fine coal sebagai bahan bakar, demikian pula
4. Analisa Semen
Analisa produk akhir semen dilakukan secara periodik oleh proses kontrol
kehalusan (fineness, residu semen, komposisi kimia termasuk free lime dari semen
serta moisture. Komposisi kimia semen terutama yang perlu diawasi adalah SO3
nya, karena akan mempengaruhi cepat lambatnya pengerasan semen. SO3 pada
semen dihasilkan dari penambahan gypsum yaitu bahan kimia yang berfungsi untuk
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 132
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
semen maka pemakaian gypsum dalam pembuatan semen ditentukan oleh proses
kontrol.
Blaine semen tinggi residu dari semen kecil. Fineness semen perlu diawasi karena
akan berpengaruh terhadap kekuatan semen, semakin tinggi Blaine dari semen
maka kekuatan semen akan semakin tinggi, dan tentunya juga dipengaruhi oleh
komposisi kimia semen. Moisture content dari semen sebagian besar dibawa dari
kandungan air dalam gypsum, apalagi jika gypsum yang dinamakan adalah gypsum
Analisa semen dari packing area dilakukan untuk menganalisa ulang dari
semen yang akan dikeluarkan. Jadi pengambilan sampelnya hanya dilakukan saat
terjadi pengeluaran semen dari semen silo, baik yang diangkut oleh kapal atau truk,
demikian pula pengeluaran dalam bentuk semen produk yang keluar dari cement
mill.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 133
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Neraca
Spatula
Plat kaca
Alat vicat
Cincin vicat
Stopwatch
Gelas ukur
Prosedur Kerja
detik.
dinding mangkuk.
menit, sehingga total waktu yang diperlukan untuk analisa ini adalah 2 menit
15 detik.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 134
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
pasta.
volume air
NC = berat sampel x 100%
pada analisa Normal Konsistensi, meletakkan benda uji dalam ruang lembab
diletakkan tepat di atas pasta semen, menguji setiap jangka waktu 15 menit
Jarak antara setiap titik penetrasi tidak boleh kurang dari 6,4 mm dan jarak
titik terdekat dengan dinding dalam cetakan tidak kurang dari 9,5 mm.
Pengikatan awal tercapai bila hasil penetrasi tidak lebih dari 25 mm dan
dihitung mulai dari saat memasukkan pasta ke dalam ruang lembab menurut
permukaan benda uji dan dihitung mulai dari saat memasukkan pasta ke
Alat Blaine terdiri dari sel permeabilitas, torak dan piringan logam Kertas
Corong plastik
Kuas kecil
Prosedur Kerja:
Biarkan beberapa saat sampai suhu contoh yang diuji sama dengan suhu
Letakkan piringan logam pada dasar sel, letakkan sebuah kertas saring di
atas piringan logam, lalu tekan ke bawah dengan batang yang diametemya
sedikit lebih kecil dari diameter sel, sehingga kertas saring dan piringan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 136
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
sesuai dengan berat contoh pada saat kalibrasi, masukkan ke dalam sel
dengan menggunakan corong plastik dan kuas kecil. Ketok dinding sel
kertas saring di atas lapisan semen lalu tekan dengan torak sampai leher
torak kontak dengan permukaan sel, tarik torak sedikit ke atas putar 90°,
Keluarkan udara yang ada di dalam salah satu tabung manometer dengan
Jalankan alat pencatat waktu (stopwatch) pada saat bagian bawah miniskus
cairan mencapai tanda garis yang kedua dari atas, hentikan pada saat bagian
Alat Alpine
Kuas
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 137
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Palu karet
Prosedur Kerja:
Diatur air jet sieve dengan tekanan 3000 pa dan waktu 5 menit.
50 mL kemudian didihkan.
hingga endapan terbentuk sempuma. Digest larutan selama 3 jam pada suhu
hampir mendidih.
Jaga volume larutan (225-260 mL) dan tambahkan air bila perlu.
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 138
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Saring larutan menggunakan kertas saring berpori halus (Whatman 44) dan
Letakkan kertas saring dan isinya dalam krus porselen yang telah diketahui
beratnya.
Pijarkan pada suhu 500°C selama 20 menit dan lanjutkan pemijaran pada
Perhitungan
4.4. PEMBAHASAN
perbandingan seperti pada Tabel 4.4.1. Analisa kualitas semen dilakukan secara
fisik yang berupa uji blaine, residu dan setting time. Serta pengujuan secara kimia
Komposisi (%)
Semen
Clinker Gypsum Trass Limestone
I 69 1 21 19
II 69 3 21 17
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 139
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
III 69 5 21 15
IV 69 7 21 13
V 69 9 21 11
Sehingga semen yang lolos merupakan semen dengan ukuran yang sama.
menentukan kehalusan suatu semen. Suatu semen perlu diuji kehalusannya karena
kehalusan dari suatu semen berpengaruh pada ikatan yang terbentuk antar partikel
yang terdapat didalam semen itu sendiri. Dari analisa residu dan blaine didapatkan
I 69 1 21 19 1.528 4295
II 69 3 21 17 1.659 4099
IV 69 7 21 13 1.779 3955
V 69 9 21 11 1.772 3936
masing-masing sampel didapat blaine yang bervariasi. Perbedaan nilai blaine yang
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 140
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
didapat dipengaruhi oleh jumlah komposisi dari masing-masing sampel semen yang
dibuat. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai blaine yang tertinggi pada semen I
ditinjau dari komposisi sampel dapat dilihat bahwa nilai blaine tertinggi terdapat
pada kandungan limestone yang paling banyak. Bentuk fisik dari limestone yang
keras namun mudah halus, menyebabkan nilai blaine yang didapat besar
terbesar dihasilkan oleh semen IV yaitu sebesar 1.779 gram dengan proses grinding
selama 40 menit. Untuk memperoleh nilai residu yang kecil maka waktu pada saat
grinding perlu ditambah. Semakin lama waktu grinding maka residu yang
dihasilkan akan semakin sedikit karena ukuran partikel yang didapat semakin halus.
Semakin halus ukuran partikel berimplikasi kepada semakin besarnya blaine yang
semakin kecil residu yang dihasilkan dapat dikatakan bahwa semakin halus suatu
semen yang berarti diperoleh nilai blaine yang semakin tinggi. Semakin halus suatu
semen, maka luas permukaannya akan semakin besar. Luas permukaan semen
inilah yang mempengaruhi kereaktifan semen dengan air. Semakin besar luas
permukaan semen, maka semakin reaktif terhadap air. Akan tetapi jika terlalu halus,
semen akan sangat reaktif terhadap air sehingga semen akan terhidrasi oleh uap air
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 141
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
sebagaimana mestinya.
ditentukan bila pasta semen telah mengalami setting (telah mengental) dan
hardening (telah mengeras) selama beberapa jam. Setting time berkitan erat dengan
a. Initial setting time (waktu pengikatan awal) yaitu waktu mulai adonan
terjadi sampai mulai terjadi kekakuan tertentu dimana adonan sudah mulai
tidak workable.
b. Final setting time (waktu pengikatan akhir) yaitu waktu adonan mulai
terjadi sampai terjadi kekakuan penuh. Setting time awal biasanya berkisar
I 69 1 21 19 137 257
II 69 3 21 17 138 264
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 142
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
IV 69 7 21 13 149 295
V 69 9 21 11 150 300
240
210
180
150 Initial Time
120
Final Time
90
60
30
0
1 3 5 7 9
% Gypsum
Gambar 4.4.1 Grafik Hubungan Antara Persen (%) Gypsum dengan Setting Time
Berdasarkan Gambar 4.4.1 dapat dilihat untuk initial time atau waktu
semen. Initial time terlama terdapat pada semen V dimana komposisi semen
tersebut yaitu clinker 69% ; gypsum 9 % ; limestone 11 % dan trass 21 % yaitu 150
menit. Demikian pula untuk final time dimana waktu pengikatan akhir terus
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 143
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
senyawa ini akan membentuk gel yang bersifat cepat kaku. Tetapi
3CaO.Al2O3.3CaSO4.3H2O dan C3A, sehingga reaksi C3A akan dihalangi dan proses
setting akan dicegah. Namun demikian lapisan ettringite tersebut karena adanya
fenomena osmosis akanpecah dan reaksi hidrasi C3A akan terjadi lagi, tetapi segera
pula akan terbentuk ettringite yang baru kembali, Proses ini akan menghasilkan
setting time. Semakin banyak ettringite yang terbentuk maka setting time akan
Menurut SNI 15-7064-2004 , waktu pengikatan dengan alat vicat untuk initial time
yaitu minimal 45 menit dan final time maksimal 375 menit yang berarti percobaan yang
dilakukan telah sesuai SNI 15-7064-2004. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin banyak
komposisi gypsum dalam suatu semen semakin tinggi pula initial time dan final time yang
3. Analisa SO3
Komposisi (%)
SO3
Semen
Clinker Gypsum Trass Limestone (%)
I 69 1 21 19 0,9944
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 144
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
II 69 3 21 17 1,6867
III 69 5 21 15 2,6021
IV 69 7 21 13 3,5277
V 69 9 21 11 4,2185
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 3 5 7 9
% Gypsum
Gambar 4.4.2 menunjukkan bahwa dimana kadar SO3 terkecil yaitu 0,9944
kadar SO3 tertinggi yaitu 4,2185 terdapat pada semen v dengan komposisi gypsum
Sulfat diendapkan sebagai BaSO4 dari larutannya yang asam dan panas
dengan larutan BaCl2. Endapan disaring, dicuci dan ditimbang sebagai BaSO4.
Hasil percobaan menunjukkan % kadar SO3 yang didapatkan bervariasi, hal ini
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 145
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
didapat untuk % SO3 yang memenuhi SNI 15-7064-2004 yaitu pada semen dengan
2004 menyatakan kadar maksimun SO3 pada suatu semen yaitu maksimum 4 %.
berbanding lurus dengan kadar SO3. Semakin besar komposisi gypsum dalam suatu
BAB V
PENUTUP
5. 1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kerja praktek di PT. ITP. Tbk Plant 12 maka dapat
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 146
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
3. Diketahui dan dipahami bahwa pada PT. ITP. Tbk Plant 12 memiliki jam
4. Selama kerja praktek mahasiswa telah terbiasa dengan suasana dan jam
berakhirnya 1 (satu) bulan masa kerja praktek pada PT. ITP. Tbk Plant 12.
6. Diterimanya mahasiswa untuk kerja praktek pada PT. ITP. Tbk Plant 12
menunjukkan bahwa telah terjalin dengan baik hubungan antara PT. ITP.
1. Proses pengolahan semen pada PT. ITP. Tbk Plant 12 yaitu raw material
hall menggunakan belt conveyor, setelah itu material tadi digiling menuju
raw mill baru menuju raw meal silos. Material tadi kemudian dibakar pada
Clinker Cooler setelah itu material telah menjadi semen setengah jadi dan
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 147
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
2. Semen test dibuat dengan variasi dari Gypsum, yaitu untuk Semen Tes I
3. Berdasarkan hasil analisa nilai blaine dan residu yang didapat untuk semen
tes I-V secara berturut-turut 4295, 4099, 4100, 3955, 3936. Hasil berat
residu yang didapat pada tiap 10gr semen tes yang dibuat adalah 1,528;
time dan kadar SO3. Dimana semakin banyak komposisi gypsum pada
pengerasan semen.
5.2 SARAN
praktek minimal dua bulan karena di kerja praktek ini mahasiswa lebih mengetahui
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 148
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Agar lebih banyak bertanya dan lebih mengamati dengan cara berada lebih
dekat kepada staff atau karyawan dalam artian bukan mengganggu tetapi untuk
belajar dan lebih mengakrabkan diri kepada staff dan karyawan departemen.
5.2.3 Saran untuk Peserta Kerja Praktek (KP) yang akan Datang
magang.
5.3 KESAN
Tunggal Prakarsa Tbk. sangat murah hati untuk berbagi ilmu. Selain itu, kami disini
belajar untuk bersikap disiplin tinggi dalam hal waktu karena di PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. sangat tegas dalam hal jam kerja. dan tak kalah pentingnya
adalah kami mendapatkan inspirasi, inspirasi ini yang membuat kami lebih banyak
belajar dan terus belajar di bidang teknik kimia, inspirasi itu didapat ketika melihat
kakak tingkat kami alumni program studi Teknik Kimia ULM, mereka bekerja
sebagai seorang engineer teknik kimia bagaimana mereka turun kelapangan dan
memastikan kualitas semen sudah sesuai standar SNI, tentunya dengan ilmu
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 149
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
karena dari sana kami melihat penerapan ilmu teknik kimia yang begitu rumit dapat
diterapkan di lapangan. Kami sangat senang bisa kerja praktek di PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk., semoga pengetahuan yang kami peroleh di PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. bermanfaat untuk kami saat sudah bekerja kelak.
DAFTAR PUSTAKA
“Annual Book of ASTM Standards”, 2005, Section 4, Volume 04.01 Cement; Lime;
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 150
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Ansari, A. 2016. Laporan Kerja Praktek Evaluasi Kebutuhan Panas Di Unit Raw
Awalia, T.N. 2013. Laporan Kerja Praktek Pengaruh Penambahan Additive Trass
Hernanda, P. 2012. Laporan Kerja Praktek PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk..
Alamat : https://www.scribd.com/document/269352898/Setting-Dan-
Hardening-Pada-Semen
Mariani, L. & dkk 2009. Laporan Kerja Praktek Pengaruh Gypsum dalam
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 151
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Analisa Blaine
Sampel : Semen I
Diketahui :
T = 79.07
Blaine = 483.1199 x √T
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 152
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
= 4295 cm2/g
Sampel : Semen I
Diketahui :
160 𝑚𝐿
% NC = x 100%
650 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,61 %
3. Analisa SO3
Diketahui :
Blanko = 0.0017
(c−a) −blanko
% SO3 = 𝑥 0,343 𝑥 100
b
(12.5171−12.4456) −0,0017
= 𝑥 0,343 𝑥 100
1.0003
= 0,9944 %
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 153
Laporan Kerja Praktek Quality Control Departement
Teknik Kimia UNLAM Banjarbaru QC Section
Akrima Nur Amilia (1610814220001) & Syarifah Nur Aisyah (1610814120017) Page 154