a. Mahasiswa 1
Nama : Arrie Wicaksono Widodo
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIM : 145061101111005
b. Mahasiswa 2
Nama : R Dimas Arif Hidayatullah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIM : 145061101111016
c. Lokasi Pelaksanaan : PT. Pardic Jaya Chemical
d. Waktu Pelaksanaan : 1 Agustus s/d 31 Agustus 2017
No
Nama/NIM Tanda Tangan
.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Disusun oleh:
1. Arrie Wicaksono Widodo
2. R Dimas Arif Hidayatullah
.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Menyetujui,
Penanggung Jawab Pembimbing Lapangan
Departemen Produksi
Penanggung Jawab
Departemen HRD
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Praktik Kerja Lapang
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Tim Penulis
RINGKASAN
PT. Pardic Jaya Chemical merupakan pabrik resin sintetis yang berdiri pada tahun
1976. Hingga saat ini, PT. Pardic Jaya Chemical PT. Pardic Jaya Chemicls adalah
perusahaan Joint Venture diantara patner local dan Dainippon Ink and Chemical. DIC
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang menuntut sumber daya
manusia meningkatkan kualitas. Terutama bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun ke
dunia kerja, penguasaan dua hal tersebut sangat dibutuhkan untuk bisa memberi kontribusi
positif terhadap perusaan dan negara. Bagi mahasiswa teknik kimia sangat penting untuk
mengetahui berbagai teknologi dan aplikasi ilmu pengetahuan yang digunakan dalam
bidang industri secara langsung guna membekali diri selain dari ilmu yang di dapat di
bangku perkuliahan, sehingga akan lebih siap untuk menerapkan pengetahuannya dalam
industri secara nyata nantinya.
Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara untuk dapat mempersiapkan diri
menghadapi dinamika dunia industri adalah dengan melakukan praktek kerja lapang/KKN-
P. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengetahui penerapan ilmu yang didapat selama
perkuliahan dan dinamisnya masalah di bidang industri. Praktek kerja lapang/KKN-P juga
akan menumbuhkan sifat profesionalisme pada mahasiswa, yang mutlak harus dimiliki
disaat mereka pada dunia kerja. Dilain pihak, kerja praktek ini dapat menjadi sarana untuk
pencarian sumber daya baru bagi perusahaan dan kesempatan untuk mengevaluasi kualitas
mahasiswa strata 1.
Program Studi Teknik Kimia adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
aktivitas dalam industri yang mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi tenaga ahli
dan terampil di dunia industri. Seorang mahasiswa teknik kimia yang sedang menuntut
ilmu perlu memahami kondisi nyata yang ada di dunia industri. Tidak hanya mengerti teori
dan melakukan praktek diperkuliahan saja namun juga perlu mengerti kondisi perusahaan
yang sesungguhnya. Dengan adanya peranan perguruan tinggi, sebagai research and
knowledge diharapkan mampu menjawab tantangan dalam perubahan tersebut.
PT Pardic Jaya Chemmicals adalah pabrik yang tergabung dalam dari DIC grup
yang memproduksi resin sintetik. Beberapa produknya yaitu adalah acrylic, amino resin,
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
alkyd, modified alkyd, unsaturated polyester, emultion, dan Bulk Molding Coumpound
Selain itu PT Pardic Jaya Chemmicals memiliki banyak fasilitas infrastruktur yang baik,
diantaranya yaitu Unit Pengolahan limbah, Unit pemanas, unit pemeliharaan, unit
perbaikan,. Pada Unit Pengolahan Limbah terdapat bak separator, bak bak proses, lagoon,
dll. PT Pardic Jaya Chemmicals mempunyai 3 Unit produksi yaitu unit produksi Low
Temperature yang memproduksi Acrylic dan Urethane, Unit produksi high temperature
yang memproduksi Alkyd dan Polyester, dan unit produksi BMC yang memproduksi
BMC. Sehingga hal inilah yang mendorong kami melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL)
di PT. Petrokimia Gresik khususnya di Pabrik II (Pabrik Pupuk Fosfat) yang menghasilkan
pupuk fosfat, dimana dengan PKL ini kami berharap dapat menerapkan hasil studi
(khususnya dari mata kuliah yang membahas tentang produksi pupuk fosfat dan bahan
bakunya seperti mata kuliah Perancangan Pabrik Kimia, Proses Industri Kimia, Kimia
Fisika, Analisis Lingkungan dan mata kuliah Petrokimia), melihat secara langsung proses
di dalam industri serta kami berharap dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang
ada dalam industri dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut serta
mampu menganalisis korelasi teoritis pada mata kuliah perancangan pabrik dengan
keadaan yang sebenarnya dalam lapangan.
1.2 Tujuan
a. Bagi Mahasiswa:
c. Bagi Perusahaan:
1. Dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang mungkin terdapat di perusahaan
melalui pengetahuan yang telah didapat mahasiswa.
b. Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja Praktik dapat menjadi
bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan di
masa yang akan datang.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang
ada dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan
ilmu yang telah didapat dalam bidang industri.
BAB II
URAIAN SINGKAT PABRIK
PT. Pardic Jaya Chemicals adalah pabrik yang memproduksi synthetic resin. PT. Pardic
Jaya Chemicls adalah perusahaan Joint Venture diantara patner local dan Dainippon Ink and
Chemical. DIC Corporation menjalankan hubungan kerjasama antar perusahaan di berbagai
Negara, terutama Negara di benua Asia. PT Pardic Jaya Chemicals sudah memulai berbisnis
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
selama 35 tahun yang sudah berbisnis di Asia Pasifik. PT Pardic Jaya Chemmicals merupakan
perusahaan penanaman modal asing dengan PT Dainippon memegang saham sebesar 93,70%,
Nissho Iwai Corporete dengan saham sebesar 2,65%, Polindo Intercitra sebesar 1,5% dan sisanya
dimiliki oleh Futan Trading dengan saham 2,10%. PT. Pardic Jaya Chemicals adalah salah satu
perusahaan penghasil resin sintetis di Indonesia dengan kapasitas produksi sekarang 46.110 ton /
tahun, produksi yang dihasilkan merupakan bahan setengah jadi. Jenis – jenis dari produk yang
dihasilkan anatara lain:
PT. Pardic Jaya Chemicals di dirikan pada tanggal 12 Mei 1976. Secara kronologis,
sejarah singkat perkembangan PT. Pardic Jaya Chemical adalah sebagai berikut:
PT. Pardic Jaya Chemicals berdiri pada tanggal 12 Mei 1976
Produksi pertama kali pada plant A tanggal 2 November 1977
Pada tahun 1997 PT. Pardic Jaya Chemicals memperluas dan meningkatkan kapasitas,
dengan menutup plant A dan mengoperasikan plant B dan C
Pada tahun 1999 PT. Pardic Jaya Chemicals memperoleh sertifikasi ISO 9002-1994
Tahun 2002 memperoleh sertifikasi ISO 901-2000
Pada tahun 2010 menerima sertifikasi ISO 9001-2008
Di tahun 2011 PT. Pardic Jaya Chemicals melakukan pengembangan bisnis baru dengan
pembangunan plant 3 proyek BMC
Pada tahun 2014 menerima sertifikasi SMK3 dan OHSAS 18001:2007
2.1.1 Visi dan Misi
a. Visi
PT. Pardic Jaya Chemicals sebagai anak perusahaan dari DIC Group memiliki misi
“Color & Comfort” warna dan kenyamanan dengan kimia
b. Misi
Misi dari PT. Pardic Jaya Chemicals yaitu untuk berkontribusi kesejahteraan dari
masyarakat sebagai member dari grup DIC
2.2 Perluasan Pabrik
Dalam masa perkembangannya PT. Pardic Jaya Chemicals mengalami berbagai
perluasan untuk meningkatkan produksi, bentuk perluasan tersebut adalah:
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
a. Pada tahun 1997 PT. Pardic Jaya Chemicals mengalami perluasan untuk
meningkatkan kapasitas produksi dengan membentuk dan mengoperasikan plant B
dan plant C. kapasitasnya meningkat dua kali dari plant A, dengan perencanaan
kapasitas produksi 2500 s/d 3200 ton/perbulan.
b. Pada tahun 1989 PT. Pardic Jaya Chemicals meningkatkan produksi dengan
ekspansi penambahan 2 buah reactor karena kebutuhan pasar yang semakin naik
untuk pembuatan Alkyd dan Polyester dengan kapasitas 40 ton.
c. pada tahun 2010 dilakukan pembangunan untuk mengembangkan bisnis baru
dengan membangun plat BMC. Pengoperasian dari plant tersebut pada tahun 2011
dengan memproduksi Bulk Molding Compound (BMC)
Alkyd
Alkyd resin pada PT Pardic Jaya Chemmicals dijual kepada
konsumen dengan nama dagang Alukidir (sebelumnya Beckosol).
Produksi dari alkyd ini memiliki kualitas dan jumlah produksi
yang disepakati oleh konsumen. Produk alkyd ini dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk cat, tinta print, precoating untuk metal
dan alat kelistrikan, coating untuk permukaan otomotif, coating
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
kaleng, coating pada lantai kayu. Pada tahun 2016 alkyd yang di
produksi Oleh PT Pardic Jaya Chemmicals sebanyak 3385 ton.
Polyester
Polyester yang dijual kepada konsumen dari PT Pardic Jaya
Chemicals dijual dengan nama dagang Polylite. Kualitas dan
jumlah produksi dari resin polylite ini berdasarkan kespakatan yang
dibuat oleh konsumen. Polylite dari PT Pardic Jaya Chemmicals ini
digunakan sebagai bahan baku untuk kancing, dempul metal
(putty), pelapis (coating) kayu, dan bahan pelapis pada perahu dan
tangki.
2) Uni Produksi BMC
Unit produksi BMC adalah unit produksi yang dibangun dari unit produksi
A yang telah ditutup tahun1997. Produksi plant A di stop dan dipindah ke
plant B dan C, sehinga pada tahun 2010 untuk mengembangkan bisnis
baru PR Pardic Jaya Chemmicals mendirikan Plat BMC. Produk yang
dihasilkan adalah BMC (Bulk Molding Compound) yang dikenal dengan
nama produk dagang Precom. Precom yang dihasilkan dari PT Pardic Jaya
Chemicals akan digunakan oleh perusahaan otomotif sebagai Head lamp
reflector pada kendaraan bermotor. PT Pardic Jaya menjali kerja sama
degan PT Koito Indonesia sebagai pemasok komponen bahan otomotif.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan BMC antara lain
Unsaturated Polyester, Low Profile Additives , Inhibitor, Croslinking
agent, initiator yaitu organic peroxide, filler, mold release agent, pigmen,
dan fiber glass.
Urethane
Urethane pada PT Pardic Jaya Chemmicals dikenal dengan nama
Crisvon dan DICDRY. Crisvon digunakan sebagai bahan baku
industri kulit sintetis, sedangkan DICDRY digunakan sebagai
bahan baku printing ink & laminating adhesive. Pada tahun 2016
crisvon di produksi sebanyak 4446 ton.
Unit listrik
Salah satu sarana penting yang digunakan pada PT Pardic Jaya
Chemmicals adalah listrik. Sumber listrik yang diganakan oleh PT
Pardic Jaya Chemmicals disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Kebutuhan listrik yang dibutuhkan oleh PT Pardic adalah
194,33 Kwh/ bulan. Apabila terjadi masalah pada suplai energy
listrik pada PT Pardic Jaya Chemmicals maka akan digunakan
genset sebagai penggantinya. genset tersebut memiliki kapasitas
10.000 KVA. Genset yang digunakan menggunakan bahan bakar
solar.
Unit Pendingin
Unit pendingin adalah sarana yang penting bagi proses produksi.
Unit pendingin berfungsi menurunkan suhu pada seluruh unit
produksi. Alat dari unit pendingin ini adalah Cooling Tower dan
chiller. PT Pardic Jaya Chemmicals memiliki 3 2 cooling tower .
panas ini terdiri dari unit boiler dan unit HMH (Heat High Medium
Heater). Boiler ini terdiri dari 2 jenis berdasarkkan bahan bakarnya,
yaitu boiler berbahan bakar solar dan berbahan bakar gas. Terdapat
6 boiler di PT Pardic Jaya Chemicals. HMH adalah salah satu
penyedia panas dengan mediumnya yaitu minyak. Terdapat 2 HMH
yang beroperasi untuk unit proses. Unit penyedia panas menyuplai
pada Plant B dan Plant C.
Unit Pemeliharaan
Pemeliharaan bertujuan untuk menjaga agar alat proses, alat
pendukung proses, mesin dan alat – alat lainnya agar terpelihara
dari kerusakan dan tidak menggangu proses produksi. Unit
pemeliharaan dibagi kedalam dua kategori yaitu Unit perawatan
dan unit perbaikan
a. Unit perawatan
Perawatan adalah tindakan pencegahan pada perlatan agar tidak
terjadi kerusakan. Perawatan dilakukan secara berkala (terjadwal)
dan dilakukan pengawasan secara rutin.
b. Unit perbaikan
Perbaikan berfungsi untuk memperbaiki kerusakan yang terdapat
pada peralatan proses atau alat penunjang. Jika terjadi kerusakan
akan segara diperbaiki agar tidak menggangu jalannya proses.
Bengkel
Bengkel pada PT Pardic Jaya Chemmicals adalah unit perbaikan
yang digunakan untuk memperbaiki alat proses dan alat
pengangkut seperti forklift. Selain itu, bengkel juga melakukan
pemasangan pipa dan pompa.
Laboraturium
Laboraturium pada PT Pardic Jaya Chemmicals berfungsi untuk
mengawasi mutu dan kualitas produk maupun limbah yang
dihasilkan. Laboraturium melakukan pengecekan dari material
yang akan digunakan dan produk yang dihasilkan. Tujuan
pengawasan mutu dan kualitas ini adalah unutk mendapatkan
produk yang memenuhi standart yang sudah ditetapkan. Berberapa
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Gudang
PT Pardic Jaya Chemmicals memiliki 4 macam gudang. Gudang
yang dimiliki yaitu: gudang bahan baku (material), gudang
packaging, gudang peralatan dan gudang produk akhir. Gudang
bahan baku digunakan dalam menyimpan bahan baku untuk
produksi. Gudang packaging digunakan untuk menyimpan
kemasan yang digunakan dalam proses pengemasan. Gudang
peralatan digunakan unutk menyimpan suku cadang yang
diperlukan apabila peralatan mengalami kerusakan maupun
gangguan. Gudang produk akhir digunakan untuk menyimpan
produk akhir sebelum dikirim ke pelanggan (customer).
Pengolahan limbah
Limbah yang dihasilkan akan diolah pada unit ini dan yang
termasuk kedalam B3 akan dikirim untuk diolah pada perusahaan
pengolah limbah B3 yaitu PPLI. Unit pengolahan limbah yang
terdapat pada PT Pardic Jaya Chemicals adalah unit pengolahan air
limbah. Limbah hasil produksi akan disimpan pada drine. Setelah
itu akan diangkut unutk ditempatkan pada separator. Akan
dilakukan equalisasi setelah dipindahkan dari bak separator ke bak
equalisasi. Equalisasi ini dengan menambahkan koagulan PAC dan
diaduk dengan pengaduk selama 10 menit. Penambahan PAC
bertujuan untuk mengendapkan limbah menjadi lumpur. Setelah 24
jam limbah yang ada di bak koagulasi dialirkan dan disaring pada
bak proses. Bak proses ini menggunakan kain yang akan
menyaring lumpur slurry. Air limbah yang lolos pada kain akan
dialirkan pada lagoon untuk diturunkan kandungan COD dan
coliformnya.
PT. Pardic Jaya Chemicals memiliki beberapa peraturan kerja yang harus di patuhi setiap
karyawan maupun tamu dan mahasiswa yang berkurnjung ke perusahaan, yaitu sebagai
berikut :
Setiap karyawan wajib mematuhi jam kerja yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Pekerja non shift :
Pekerja Shift :
Kewajiban
a. Memakai pakaian dinas dan identitas karyawan yang telah ditentukan oleh
perusahaan pada waktu jam kerja atau memasuki areal pabrik/kantor
b. Memberikan keterangan tertulis/resmi apabila yang bersangkutan tidak
masuk kerja.
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (Check Up) pada dokter
perusahaan dengan ketentuan yang berlaku.
d. Berbuat sopan, menjaga kerapian, kebersihan, dan kelestarian lingkungan.
e. Saling menghormati, menghargai sesama karyawan, atasan, maupun
bawahan.
f. Membiasakan diri untuk tidak saling menyalahkan antara satu karyawan
maupun bidang masing-masing
g. Mentaati jam kerja dan melakukan absensi (clocking) sesuai dengan
peraturan perusahaan yang berlaku.
h. Memakai alat keselamatan kerja atau alat pelindung diri (helm) pada waktu
masuk lingkungan pabrik (outdoor), kecuali didalam ruangan.
i. Melaporkan setiap adanya kerusakan , kecelakaan dan kebakaran kepada
pihak yang berwenang.
j. Melaporkan setiap perbuatan yang menyeleweng
k. Melaporkan kepada atasan atau dokter perusahaan apabila menderita suatu
penyakit.
l. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja yang apabila tidak dilaksanakan
dapat menyebabkan perusakan pada barang/peralatan perusahaan.
m. Minta ijin apabila akan meninggalkan pekerjaan pada jam kerja.
Larangan
a. Datang terlambat atau pulang sebelum jam kerja selesai tanpa ijin terlebih
dahulu.
b. Bercanda pada saat jam kerja yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan atau pada saat melaksanakan tugas.
c. Melakukan pekerjaaan dengan tidak mengikuti prosedur yang ada.
d. Mengemudikan forklift tanpa surat ijin mengemudi dari Bagian
Keselamatan Kerja.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
a. Peraturan K3L untuk Karyawan dan Tamu PT. Pardic Jaya Chemicals
1. Jam kerja dan jam istirahat seperti di dalam PKB ( Perjanjian Kerja Bersama ) PT.
Pardic Jaya Chemicals
2. Perlengkapan dan peralatan keselamatan kerja selama tidak dipakai harus disimpan
di tempat yang telah disediakan.
3. Peralatan safety (Helmet Kerja) setelah selesai bekerja / pulang harus tersimpan
ditempat penyimpanan Helmet kerja karyawan yaitu Locker karyawan.
4. Perlengkapan Kerja Standar adalah : Seragam kerja, (Baju lengan panjang, Celana
panjang), Sepatu Safety dan Helmet kerja.
5. Perlengkapan Kerja Khusus : Sarung tangan, Masker, Kaca Mata, Pelindung Muka,
Pelindung Telinga, Full Body Harness dan Baju Pelindung Khusus.
6. Baju lengan panjang wajib dikancingkan saat bekerja yang langsung bersentuhan
dengan bahan kimia, bekerja di area Produksi, Ruang Laboratorium, Work shop
D/C, Work shop Maintenance serta di area-area yang berbahaya. (Kecuali tamu
yang berkunjung)
7. Karyawan dan tamu harus bisa memprediksi / meramal bahaya (Kiken Yochi) yang
akan timbul dari pekerjaan yang akan / sedang dilaksanakannya, sehingga tidak
celaka atau menyebabkan orang lain celaka.
8. Karyawan dan tamu harus selalu berhati-hati dan menjaga agar barang atau alat
tidak rusak, jatuh / menjatuhi, dan apabila menemukan peralatan yang tidak aman,
segera informasi ke atasan / departemen terkait, untuk segera dilakukan perbaikan.
9. Untuk menghindari bahaya kebakaran / ledakan di area pabrik, maka karyawan dan
tamu wajib memperhatikan dan melaksanakan tindakan pencegahan, antara lain :
Dilarang membawa korek api yang berjenis gas di area pabrik, dan korek api
jenis kayu harus disimpan di kantor / control room.
12. Karyawan dan tamu masuk / bekerja di dalam Tangki, Reactor atau ruang hampa
udara harus mendapat ijin terlebih dahulu, sesuai prosedur PJC dan harus sudah
ditanda-tangani oleh semua penanggung jawab sesuai dengan kolom yang ada di
dalam format / sheet perijinan.
13. Karyawan dan tamu dilarang memakai / mengoperasikan alat - alat, mesin milik
PJC atau Departemen lain tanpa seijin atasan atau penanggung jawabnya kecuali
dalam keadaan darurat (terjadi kebakaran dsb).
14. Karyawan dan tamu tanpa seijin dari atasannya dan ijin dari penanggung jawab
Departemen yang berkepentingan dilarang memasuki / bekerja di area bagian lain.
Pada shift-2, shift-3 dan hari libur secara khusus harus memberitahukan PIC
ruangan dan security, sekaligus security mencatat jam masuk & keluar serta
keperluannya.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
15. Karyawan dan tamu dilarang membawa / mengendarai sepeda motor di area pabrik
melewati batas pintu-2.
16. Karyawan dan tamu dilarang membawa / mempergunakan senjata api, senjata
tajam (bukan alat kerja) atau sejenisnya ke dalam area PJC
17. Karyawan dan tamu dilarang membawa dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang
seperti ectasy, Narkoba dll di area pabrik.
18. Karyawan dan tamu dilarang mabok karena sengaja makan, minum, menelan atau
membawa minuman keras / minuman yang memabokan di area pabrik.
19. Karyawan dan tamu harus bertanggung jawab dan selalu menjaga kebersihan serta
membersihkan lokasi tempat kerja sebelum dan setelah selesai melaksanakan
pekerjaannya serta membuang sampah di tempat sampah.
20. Managemen bertanggung jawab, terhadap :
Pangadaan dan kelayakan kendaraan Forklift.
Menentukan dan menunjukan penanggung jawab terhadap pengadaan dan
perawatan Forklift.
Pelatihan operasional Forklift, dan penerbitan SIO (Surat Ijin Operasional).
21. Forklift hanya dikendarai oleh karyawan yang sudah mendapatkan pelatihan dan
telah mendapatkan SIO (Surat Ijin Operasional) Forklift.
22. Penggunaan Forklift harus memperhatikan standard safety sesuai dengan peraturan
K3L
23. Karyawan dan tamu dilarang mengendarai mobil diarea pabrik yang bukan menjadi
tanggung jawabnya, tanpa seijin dari atasan atau penanggung jawab mobil tersebut.
24. Karyawan wajib melaksanakan Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan PT Pardic Jaya Chemicals
25. Karyawan dan tamu harus selalu patuh terhadap peraturan K3L dan peraturan
lainnya yang dikeluarkan oleh PJC serta melaksanakan secara konsekwen dan
konsisten.
26. Demi terlaksanakannya peraturan K-3 ini telah di tunjuk departemen HSE
bersama- sama dengan P2K3L untuk melaksanakan patrol / pengawasan rutin
keseluruh departemen/ seksi,dan patrol mendadak bisa dilaksanakan pada shift-2,shift-
3 dan hari libur.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari potensi bahaya di tempat
kerja. Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab bagi
setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan sesuai dengan UU no 1 tahun 1970.
1. Helmet
Helmet digunakan untuk melindungi kepala terhadap kemungkinanan benturan
akibat dari tertimpa benda-benda yang terjatuh, melindungi bagian kepala dari
kejutan listrik ataupun memberikan perlindungan kepala terhadap percikan –
percikan bahan kimia, terutama apabila bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya
lebih tinggi dari kepala, maupun tangki-tangki serta peralatan lain yang
dapat bocor.
2. Masker
Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap uap bahan kimia agar tidak
terhirup secara langsung.
3. Alat pelindung tangan (Sarung Tangan)
Fungsi alat pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi tangan dan jari – jari tangan dari pajanan api, suhu panas atau
dingin serta bahan kimia yang berbahaya. Jenis pelindung tangan terdiri dari
sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berlapis,
karet , dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
4. Alat pelindung mata dan muka
Fungsi alat pelindung mata dan muka adalah untuk melindungi mata dan muka
dari paparan bahan kimia berbahaya , pancaran cahaya, paparan partikel-partikel
yang melayang di udara dan air, serta dari benda-benda keras dan tajam. Jenis
alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles)
goggles, tameng muka ( face shield ). Masker selam, tameng muka dan kacamata
pengaman dalam kesatuan ( full face masker ).
5. Sepatu pengaman
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan panas.
Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya terjepit. Sepatu
setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis pekerjaan yang
dilakukan.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
BAB III
PROSES PRODUKSI PABRIK DAN PENGOLAHAN
PT pardic Jaya Chemical merupakan salah satu perusahaan penghasil resin sintetis
di Indonesia. Perusahann ini merupakan perusahaan multinasional kepemilikan Jepang
yang mensuplay jenis resin sintetis untuk kawasan asia pasifik. Produk yang dihasilkan
umumnya merupakan barang setengah jadi. Berikut jenis produk yang dihasilkan :
bahannya yang ringan, mudah dibentuk tetapi juga kuat. Umunya digunakan untuk aplikasi
spare part automotif untuk mempermudah perakitan dan mengurangi biaya. Karakteristik
BMC yang ringan juga mengurangi berat mobil secara keseluruhan sehingga
meningkatkan performa kendaraan. Jika dibanding dengan logam dan rekayasa
termoplastik, BMC menawarkan kinerja yang baik pada suhu tinggi di bawah beban,
tekanan dan paparan zat kimia pada aplikasi otomotif (Larry, 2001). Unit produksi BMC
mengalami naik turun jumlah produksi tiap tahun. Pada tahun 2016 PT Pardic Jaya
Chemmicals memproduksi 85 ton produk BMC. BMC PT Pardic Jaya Chemmicals dikenal
luas dengan nama dagang “PRECOM”.
Senyawa komposit BMC terdiri dari berbagai bahan baku yaitu resin, aditif low
profile, katalis, pigmen , mould realease agent, filler dan zat penguat. Pada awalnya bahan
BMC dkelompokkan berdasarkan kelompok sejenis, dimana bahan baku di atur menurut
wujudnya semisal : powder, semisolid, dan liquid. Berikut bahan baku BMC yang sering
digunakan :
anhidrat dengan alkohol polivalen (glycol), yang kemudian ditambahkan styrene monomer
sebagai pelarut dan pengikat silang. Resin UPR digunakan dalam proses injeksi molding
BMC, umumnya terbuat dari maleic anhydrate dan propylene glicol. Resin UPR ini
sendiri memiliki berat molekul 1580 g/mol (Departemen produksi, 2016).
3.1.1.2.1. Inhibitor
Inhibitor adalah suatu zat yang digunakan untuk mengontrol curing time, gel time,
cycle time. Pada temperatur ruang rantai polimer menjadi sulit bergerak setelah terjadi gel
time dan reaksinya susah untuk dikendalikan. Hal ini menghambat resin UPR untuk
mencapai konversi yang tinggi pada kondisi akhir molding (Departemen produksi, 2016)
3.1.1.2.2. Crosslinking Agent
Cross linking agent adalah suatu zat yang berfungsi sebagai agen pengikat silang
antar rantai yang memiliki ikatan rangkapuntuk dapat saling mengikat satu dengan yang
lainnya. Jenis agent ini dapat menghubungkan rantai polimer satu dengan rantai polimer
lain, dimana jenis ikatan Crosslinking dapat dapat dibentuk melalui reaksi kimia yang
melibatkan panas, tekanan, perubahan pH, maupun radiasi. Pada produksi BMC,
crosslingking diperkarsai oleh panas dan tekanan pada saat proses thermosetting, Proses
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
ini terjadi saat pencetakan BMC di injeksi dengan kondisi tekanan 30-80 Mpa serta suhu
140-170 oC. Melalui proses ini BMC menjadi solid dan rigid atau kaku (Departemen
produksi, 2016).
3.1.1.2.3. Initiator
Polyester membuntuhkan initiator untuk curing dan biasanya digunakan senyawa
penyedia oksigen seperti peroksida organik. Pada prosesnya peroksida organik akan
terdekomposisi (baik pengaruh panas, tekanan dan reaksi kimia dari promotor), ikatan
rangkap peroksida organik akan terbuka dan bereaksi dengan molekul polyester sehingga
reaksi ini meghasilkan polimer berikatan silang. Keuntungan memakai katalis organik
adalah murah, reaktif, mudah untuk dilarutkan dengan solvent. Berikut beberapa jenis
katalis yang digunakan adalah perbutyl O-97 dan perbutyl Z. Jenis initiator ini umumnya
digunakan pada proses polimerisasi radikal. Jenis initiator ini berfungsi sebagai
crosslinking agent dan polymer modifier (Departemen produksi, 2016).
3.1.1.3.2. Filler
Filler adalah partikel yang ditambahkan sebagai bahan pengisi untuk mengurangi
raw material cost serta meningkatkan hardness dan rigid dari bahan komposit (Nicholas,
1998). Dalam proses pembuatan BMC filler mengisi ruang kosong yang terbentuk pada
saat reaksi antara Unsaturated Polyester dengan sterene dimana efisiensinya bergantung
pada partikel size serbuk tersebut. Partikel size merupakan diameter rata-rata yang terdapat
dalam suatu bahan . filler dapat menaikkan dan menurunkan viskositas yang diakibatkan
oleh partikel size yang berbeda. Pada pembuatan BMC filler merupakan bahan baku yang
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
paling banyak digunakan sehingga karakteristik ukuran partikel filler perlu diperhatikan
untuk mendapat BMC yang diinginkan (Departemen produksi, 2016).
3.1.1.3.3. Pigment
Pigment adalah bahan yang digunakan sebagai pewarna pada produk dari
senyawa organik maupun anorganik. Jumlah pigmen yang digunakan dalam pembuatan
komposit yaitu < 5 % (Nicholas, 1998). Warna yang digunakan pada proses pembuatan
BMC umunya bergantung dengan permintaan pelanggan (Departemen produksi, 2016).
3.1.1.3.4. Fiber Glass
Fiber glass adalah jenis bahan baku serat kaca pendek yang dapat digunakan
untuk memperkuat struktur komposit. Kekuatan jenis bahan ini dapat menyamai logam
dan lebih mudah dibentukmenjadi bentuk kompleks. Material resin yang ditambahkan
dengan fiber glass disebut komposit (Departemen produksi, 2016).
katalis peroksida
fiber glass
CaCO3
Pigment
Mold release agent: seng stearat dan calcium stearat
Unsaturated polyester
Low profile Agent additive
Styrene
solvent
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Uraian Proses
1) Persiapan bahan baku Bulk Molding Compound
Pada proses ini diawali dengan pengecekan terhadap bahan baku yang akan
digunakan. Bahan akan dicek apakah kualitasnya memenuhi, tidak
kadaluarsa dan tidak rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan
adanya perubahan warna, bau, bentuk, atau kekentalan pada bahan
tersebut). Untuk bahan CaCO3 akan ditempatkan pada ruangan khusus
untuk mengurangi kadar air selama 3 hari.
Proses ini merupakan proses pencampuran filler (CaCO3), bahan aditif mold
releasing agent, dan pigment. Pencampuran dengan alat kneader ini
dilakukan pada suhu ruang yaitu sekitar 25-27˚C dengan kecepatan putaran
pengaduk 30 rpm selama 3 manit.
4) Proses compounding
Proses tahap ini merupakan pencampuran antara resin pasta dengan powder
mix. Pencampuran ini dilakukan pada suhu ruang 25-27 ˚C dengan
menggunakan mesin kneader selama 15 menit. Kecepatan putaran kneader
adalah 30rpm.
Unit BMC memiliki unut utama dalam proses pembuatannya. Beberapa alat utama tersebut
adalah :
3.1.3.1. Dissolver
a. Spesifikasi dissolver
Fungsi : mengaduk bahan
Main Power : 30kW
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
d. Cara kerja
Bahan ditempatkan pada wadah/ container kettle yang telah
tersedia. Setelah ditempatkan atur kecepatan dari pengaduk
dengan tombol pengatur sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan
3.1.3.2. Kneader
a. Spesifikasi Kneeder
Fungsi : mengaduk dan menghancurkan bahan
Merk : Tongda Machinery
Model : NH-500
Volume : 500L
Weight : 5000 kg
Dimensions : (3750 x 1700 x 1900)
Dispatch No : 120836
Dispatch Date : 2012/08
Daya : 30 kW
Speed Rotor : depam: 30 rpm, belakang: 25 rpm
b. Tujuan
Mengaduk dan menghancurkan suatu bahan yang memiliki
viskositas cukup besar yang berbentuk semi solid atau solid
c. Prinsip kerja
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
3.1.3.3. Timbangan
a. Spesifikasi Timbangan
Fungsi : menimbang berat suatu bahan
Merk : Yamata
Model : YA-150
Serial number : 150 – D70
Capacity : 150kg
b. Tujuan
Menimbang suatu bahandengan ketelitian tertentu
c. Prinsip kerja
Jarum penunjuk akan berubah sesuai dengan berat benda
d. Cara kerja
Bahan ditempatkan pada alas penimbang. terlihat jarum
penunjuk menunjukan angka yang sesuai beban.
Scrubber :
Filter : Fine Dust
Gas Volume : 60 m3/min
Design temperature : 30 oC
Design Pressure : 250 mmAq
Carbon Filter
Filter : Smell Remover
Gas Volume : 60 m3/ min
Filter Medium : Activated carbon
Bag Filter
Filter : Smell Remover
Gas Volume : 60 m3/ min
Design pressure : 250 mmAq
Filter Area : 65 m2
Filter Size : 153 x 3000 L mm
Pompa Dust Collector
Merek : Torishima Pump
Type & Size : ETA N50 x 32-160
Product Number : 151119680
Total Head :5m
Capacity : 0,9 m3 / min
Bearing No : 6305DDUC3 ± 2 pcs
Speed : 1450 / min
River : 0,75 KW
Fan
Type : Shown fan
Volume ; 60 m3/min
Stat Press : 2,5 kPa
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
b. Tujuan
Mengangkut bahan saat charging material
c. Prinsip kerja
Menggunakan prinsip kerja tuas yang digerakkan motor
penggerak.
d. Cara kerja
Raw material untuk BMC diangkat pada lempengan besi
ganda pada muka stacker elektrik.
Acetic acid
Promotor (drier metal salt, cobalt-…, sodium.., kalsium….)
Alkohol/ glycol (Metanol, Butylen glycol dll)
Releasing agent (wax, searate dll)
Cooking
acid number melebihi batas yang ditentukan maka akan ditambahkan poly
alcohol seperti ethylene glycol dan jika kurang maka perlu ditambahkan asam
seperti phtalic anhydride. Proses ini dilakukan pada saat holding disuhu sekitar
o
205-210 C. Pada kasus ini vent sett diaktifkan sedangkan RC set di
nonaktifkan. Vent sett diaktifkan pada kondisi tertentu misalnya ketika suhu RC
turun ke 90oC dan diikuti dengan naiknya N2 yang dialirkan, yaitu sekitar 30
m3/hr. Setelah itu dilakukan pendinginan hingga mencapai 160 ˚C yang
membutuhkan waktu 1 jam.
Setelah didapat viskositas dan acid number yang diinginkan, proses
selanjutnya adalah penambahan inhibitor berupa THQ yang dilarutkan ke
dalam propylene glycol. Inhibitor berfungsi untuk menghentikan reaksi agar
tidak berlanjut terus. Selanjutnya dilakukan proses holding pada suhu 160˚C
yang memerlukan waktu 1 jam. Pada proses ini agitator dihentikan untuk
dipersiapkan di umpan menuju thinning reactor. Proses Holding ini juga
melihat speksifikasi produk apakah telah stabil atau tidak sebelum masuk ke
thinning reaktor. Saat proses transfer suhu dijaga agar tidak terjadi sumbatan,
jika terjadi thickening saat proses transfer maka digunakan penambahan solvent
styrene.
Thinning
produk usai maka produk siap untuk difilling kedalam drum-drum dan siap
untuk didistribusikan maupun disimpan. Proses thinning ini berlangsung kurang
lebih selama 1-2,5 jam. Berikt adalah gambar reaksi pembentukan Unsaturated
Polyester Resin :
Filling
Filling merupakan proses pengisian dari thinning reactor menuju drum
kemasan yang sesuia untuk disimpan dan dikirim menuju pelanggan. Proses
filling dilakukan secara manual. Dalam prosesnya, jika produk yang dihasilkan
masih terdapat kotoran atau agak kotor, maka produk tersebut harus di filtrasi
terlebih dahulu melalui Strainer (screen filter, variasi prorositas: 50, 100 atau
200 mesh), setelahnya dilanjutkan menggunakan Cartridge Filter (variasi
porositasnya: 2, 5 atau 50 micron) dimana filtrat akan diumpan ke filter press.
Kemudian dialnjutkan dengan pengisian ke dalam drum. Berikut adalah gambar
salah satu proses filling.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Unit penyedia air pada PT Pardic Jaya Chemmicals menggunakan air tanah yang
dibor pada kedalaman 100 meter. Air tanah untuk menunjang proses yang ada di pabrik
maupun digunakan untuk kebutuhan sehari – hari. Pengolahan air yang dilakukan di PT
Pardic Jaya Chemmicals yaitu:
Uraian Proses
Ada 4 titik sumber air yang digunakan dalam pengambilan air pada PT Pardic Jaya
Chemmicals. Pada well pump 1 dapat menyedot air sebanyak 525400 l/hari dan
well pump 2 dapat menyedot air dengan kapasitas yaitu 25190l/ hari; well pump 3
dapat menyedot air dengan kapasitas 738,50 ; dan well pump 4 dpat menyedot air
dengan kapasitas 1002,64 l/ hari. Air yang paling banyak digunakan adalah dari
well pump 1, hal ini dikarenakan well pump 1 air yang dihasilkan memiliki
kapasitas cadangan air yang besar. Setelah disedot air akan disaring menggunakan
filter dengan ukuran mess 1 mm untuk menyaring lumpur dan pasir yang ikut
tersedot dan terbawa di dalam air. Filter ini rutin dibersihkan agar tidak terjadi
penyumbatan dan tingginya kontaminan
b. Penampungan air
Air yang disedot dari sumber air akan ditampung untuk selanjutnya diolah untuk
kebutuhan proses dan domestik. Air yang berasal dari well pump 1 , 2, dan 4 akan
masuk untuk ditampung pada bak 1. Bak 1 memiliki kapasitas 56 m 3. Setelah
masuk ke bak 1 dimulai pengolahan dengan dilewatkan pada sand filter untuk
menyaring kontaminan yang ada pada air.air yang telah keluar dari sand filter akan
ditampung pada bak 2. Pada bak 2 ini well pump 2 juga ditampung. Kapasitas bak
2 adalah 75m3.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Air yang digunakan untuk air domestic adalah air dari bak 2 yang diolah dengan
menggunakan penambahan chemical agent. Chemical agent yang dimaksud adalah
alum atau biasa disebut kaporit. Alum ini membuat air lebih bersih dan bening.
Pengolahan air boiler harus menunuhi syarat yaitu harus memiliki hardness yang
rendah dan memiliki Ph 11-12. Air dari bak 2 akan diolah pada softener tank untuk
menurunkan nilai hardness. Pada softener tank terjadi pertukaran ionsehingga air
menjadi lunak. Digunakan NaCl pada softener.air yang dihasilkan dari hasil
softener ini dapat digunakan untuk beberapa proses unit produksi yang
menggunakan air.
Pada PT Pardic Jaya Chemmicals penyedia panas yang digunakan dalam unit
proses adalah Thermal Oil Heater dan boiler. Thermal oil heater yang ada di PT Pardic
Jaya Chemmicals menggunakan hot oil yang memperoleh panas dari hasil pembakaran.
Bahan bakar pembakaran pada Thermal Oil Heater adalah gas atau solar. Hot Oil
menyediakan supply panas sampai dengan 290 deg Celcius untuk memuhi kebutuhan
energy panas pada reactor di B Plant. Thermal Heater oil ini merupakan sistem tertutup
dan continyu. Thermal Oil Heater ini terdiri dari Thermal Oil Heater IV yang
menggunakan bahan bakar gas dan Thermal Oil Heater III yang menggunakan bahan bakar
solar.
Boiler juga digunakan dalam salah satu alat penyedia panas yang ada di di PT
Pardic Jaya Chemmicals. Medium yang digunakan sebagai penyalur panas adalah air yang
akan menerima panas akibat proses pemanasan dengan coil. Boiler ini merupakan sistem
tertutup. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan air yang ada di boiler adalah gas
dan solar. Boiler IV, V , dan VI menggunakan bahan bakar solar. Sedangkan boiler VII,
VIII, dan IX menunggunakan bahan bakar gas.
2. Chiller water, dengan temperature sekitar 16’C diproses melalui mesin chiller.
Didistribusikan melalui jalur pipa ke produksi dengan system sirkulasi. Dibutuhkan untuk
plant B & C.
N2 dibutuhkan untuk proses unit produksi 1 dan unit produksi 2. N2 pada PT Pardic Jaya
Chemmicals disimpan pada tangki penyimpanan vertical berkapasitas 75000 m3. Tangki
penyimpanan didapatkan dari pinjaman supplaier yang menyuplai kebutuhan N2 di PT
Pardic Jaya Chemmicals. Sitem N2 stand by, jika diperlukan maka akan dikontrol valve
membuka dan N2 dapat dialirkan.
Bahan bakar yang digunakan pada PT Pardic Jaya Chemmicals adalah gas dan
solar. Gas sebagai bahan bakar boiler dan Oil Heater. Gas dimpan pada tangki vertical
tertutup dan bertekanan sesuai dengan MDSS nya tidak terjadi kecelakaan. Sedangkan
bahan bakar solar ditempatkan pada tangki vertical tertutup agar tidak menguap dan
memiliki resiko kecelakaan. Solar digunakan sebagi bahan bakar boiler, Oil Heater dan
genset.
Pardic Jaya Chemmicals memiliki 2 genset sebagai penyedia listrik cadangan dengan
kapasitas 1000KvA. Genset yang digunakan menkonsumsi bahan bakar solar.
Pembuangan tertutup berfungsi untuk menyimpan limbah hasil produksi yang B3. Limbah
produksi akan dikumpulkan pada drum sementara sebelum masuk ke sistem pembuangan
tertutup untuk diolah.
Unit pengolahan Limbah merupakan salah satu unit yang sangat penting dalam suatu
proses produksi dari suatu sistem dalam sebuah pabrik. Pengolahan limbah umunya terdiri
dari pengolahan Limbah Padat, Cair dan Gas. Berikut Sistem pengolahan Limbah yang
terdapat pada PT Pardic Jaya Chemical :
3.4.3.1. Sumber
Limbah cair hasil sisa produksi resin dan komposit BMC pada plan
BMC, Plant B dan Plant C
3.4.3.2. Bahan :
PAC
Amonia
Asam Phospat
Asam Sulfat
3.4.3.3. Alat
Unit IPAL
Lagoon 1
Lagoon 2
Lagoon 3
Lagoon 4
Limbah cair daripada PT Pardik umumnya terbagai menjadi 2 jenis yaitu limbah
cair berat dan limbah cair ringan. Limbah cair berat umumnya limbah yang memiliki nilai
COD sebagai tolak ukur utamanya sekitar 50.000-100.000 mg/L sedangkan limbah cair
ringan memiliki kandungan COD dibawah 2000 mg/L. Pada PT Pardic Jaya Chemical
sendiri jenis limbah cair ringan akan langsung di alirkan menuju lagoon 1 sedangkan
limbah cair berat diolah pada unit IPAL
Pada awalnya PT Pardic Jaya Chemical semua limbah yang memiliki 100.000
mg/L COD dialirkan pada bak separato. Pada bak ini terjadi penampungan sampai level
batas air limbah tertentu. Selanjutnya air limbah dipompa menuju bak equalisasi. Fungsi
dari bak equalisasi adalah menstabilkan jumlah aliran limbah serta meratakan kandungan
pH dan solid didalamnya. Selanjutnyalimbah dialirkan pada bak Proses dengan
ditambahkan PAC (Polyaluminium Chloride) untuk menurunkan solid besar / padatan.
PAC sendiri berfungsi sebagai agen koagulasi. Air limbah yang telah jernih masuk ke bak
chatcer 2. Sedangkan lumpur akan dipompa menuju bak filtrasi. Bak filtrasi sendiri
umunya terdapat 3 unit akan tetapi dalam penggunaanya digunakan hanya 2 unit.
Setelahnya aliran limbah akan terpisah dimana padatan akan tertahan dan air akan
mengalir melewati filter menuju bak chatcer 1. Dari bak chatcher 1 air akan dipompa
menuju bak chatcher 2 sebelum semua air yg telah mengalami penjernihan dipompa
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
menuju lagoon 1 untuk melakukan proses penurunan COD menggunakan proses aerasi.
Padatan yang dihasilkan umunya kan dikuras dan dikeringkan sebelum dibuang di tempat
pengolahan limbah padat.
Pada Lagoon 1 COD air limbah umunya berkisar 1600 mg/L disini terjadi aerasi
secara kontiniu samapi beban air limbah pada lagoon mengalami overflow. Sebagian besar
zat umumnya akan tersuspensi pada dasar lagoon 1. Selanjutnya sebagian aliran limbah
akan dialirakan pada lagoon 2. Pada Lagoon 2 mengalami proses aerasi dan degradasi air
limbah menggunakan aerasi dan kotoran sapi dengan nutrisi amonia dan fosfat. Amonia
yang digunakan berkisar 25kg dan Asam Phosphat sekitar 4 kg . Bakteri yang terdapat
pada kotoran sapi dibantu proses aerasi akan ikut mendegradasi air limbah, umunya
kandungan COD nya berkisar 800 mg/L. Selanjutnya air limbah masuk pada Lagoon 3, air
limbah yang masuk pada Lagoon 3 merupakan air limbah lagoon 2 yang telah mengalami
pengendapan sehingga warnanya dan kepekatannya cenderung tidak pekat / lebih encer.
Kandungan COD nya berkisar 400-500 mg/L, dimana pada lagoon 3 merupakan Lagoon
dengan waktu tinggal yang paling lama. Hal ini dekarenakan semakin lama waktu tinggal
di Lagoon maka proses degradasi dan penurunan COD juga semakin baik. Pada Lagoon
ini juga menggunakan sistem aerasi untuk menunjang proses degradasi air limbah.
Selanjutnya air limbah dialirkan pada penampungan terakhir yaitu Lagoon 4. Pada Lagoon
4 umunya hanya terjadi proses degradasi kontiniu menggunakan lumpur hasil kotoran sapi
saja dimana kadar COD nya berkisar anntara 200 mg/L. Pada lagoon ini juga diberi
indikator hewan air seperti lele dan tanaman air seperti enceng gondok untuk melihat
kualitas limbah. Limbah pada Lagoon 4 umunya sangat encer dan warnanya tidak terlalu
keruh dengan endapan lumpur sedimen yang besar. Air limbah yang telah masuk pada
Lagoon 4 umunya akan dilepas ke sungai, akan tetapi juga sebagian dipompa kembali
menuju lagoon 2 untuk mengencerkan limbah utama yang pekat beserta mendistibusikan
lumpur untuk membantu biodegradasi pada Lagoon 2. Proses ini berulang sampai hasil
dan indikator limbah yang diinginkan dapat terpenuhi dengan baik.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Limbah cair daripada PT Pardik umumnya terbagai menjadi 2 jenis yaitu limbah
cair berat dan limbah cair ringan. Limbah cair berat umumnya limbah yang memiliki nilai
COD sebagai tolak ukur utamanya sekitar 50.000-100.000 mg/L sedangkan limbah cair
ringan memiliki kandungan COD dibawah 2000 mg/L. Pada PT Pardic Jaya Chemical
sendiri jenis limbah cair ringan akan langsung di alirkan menuju lagoon 1 sedangkan
limbah cair berat diolah pada unit IPAL. Sedangkan hasil padatan limbah lah yang
umumya akan dibuang menuju pusat pembuangan limbah B3 terpadu diluar kawasan
pabrik.
4.3. Tujuan
Bagi perusahaan PT Pardic Jaya Chemical :
a. Sebagai masukan dalam perusahaan mengatasi masalah limbah cair yang ada
Bagi mahasiswa :
a. Melatih analisis dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi masalah-masalah
yang ada dipabrik
b. Memberikan mahasaiswa pengalaman nyata dalam pengolahan dan pendisgnan
khusunya dalam pengolahan limbah pabrik kimia
4.4. Manfaat
dilakukan oleh oksidator. Oksidator atau pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat
lain dalam suatu reaksi redoks (Wisnu wicaksono dkk, 2012).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform sendiri umumnya menghasilkan zat etionin yang
dapat menyebabkan kanker serta memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan
skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih didalam tubuh. Akan
tetapi, bakteri coliform juga memiliki fungsi sebagai bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya disebut bakteri coliform fekal. Bakteri coliform fekal adalah
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya selalu berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan
sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah
Escherichia coli, Salmonella Sp dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah
indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik
(Nie Luh Putu dkk, 2010).
Jika E Coli masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat
membahayakan kesehatan. Walaupun E. Coli merupakan bagian dari mikroba normal
saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu
menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan.
Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat
menimbulkan penyakit infeksius (Nie Luh Putu dkk, 2010).
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Mikro nutrient
Sumber mikro nutrient yang penting antara lain adalah Zn, Mn, Mo, Se, Co, Cu, dan Ni .
Penggunaan mikronutrient adalah 1-100 μg/L. Karena jika terlalu banyak justru
merupakan racun bagi mikroorganisme. Penambahan mikronutrient Cu lebih dari 1 mg/L
mengakibatkan efisiensi penurunan TOC menjadi menurun
Mikroorganisme ditemukan dalam jumlah yang sangat bervariasi hampir dalam semua
bentuk air limbah, biasanya dengan konsentrasi 105-108 sel/ml. Kebanyakan merupakan
sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses
kehidupan baik itu tumbuh, bermetabolisme, dan bereproduksi. Dalam siklus hidupnya,
mikroorganisme mengalami 4 fase kehidupan, yaitu (Metcalf dan Eddy, 2003):
1. Fase Lag
Merupakan fase adaptasi bagi mikroorganisme untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru.
2. Fase Pertumbuhan
Dalam fase ini mikroorganisme tumbuh dan berkembang secara eksponensial apabila fase
lag dapat dilalui dengan berhasil.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
3. Fase Stasioner
Pada fase ini mikroorganisme tidak mengalami perkembangbiakkan karena persediaan
nutrien sudah hampir habis digunakan pada fase pertumbuhan.
4. Fase Kematian
Setelah nutrien benar-benar habis, mikroorganisme akan mengoksidasi diri sendiri dan
tidak menghasilkan sel baru dan akhirnya mikroorganisme tersebut mati.
Pada dasarnya sistem lumpur aktif terdiri atas dua unit proses utama, yaitu
bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Lumpur aktif sendiri merupakan suatu
lumpur yang didalamnya berisi bakteri atau mikroorganisme tertentu guna dapat
mendegradasi senyawa kimia maupun organik didalam air limbah. Dalam sistem lumpur
aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan
diaerasi. Pada umumnya, aerasi ini juga berfungsi sebagai sarana pengadukan suspensi
tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah cair kemudian dialirkan ke tangki sedimentasi,
dimana biomassa dipisahkan dari air yang telah diolah. Sebagian biomassa yang
terendapkan dikembalikan ke bioreaktor dan air yang telah terolah dibuang ke lingkungan.
Agar konsentrasi biomassa di dalam reaktor konstan (MLSS = 3 - 5 gfL), sebagian
biomassa dikeluarkan dari sistem tersebut sebagai excess sludge (Metcalf dan Eddy, 2004).
Pada semua sistem lumpur aktif, pengadukan memegang peranan yang penting dalam
menjaga keseragaman dan kestabilan kelarutan bahan organik, oksigen, dan mencegah
pengendapan lumpur aktif. Penyisihan bahan organik pada sistem ini bisa mencapai 85 –
95% (Gonzales, 1996).
Menurut (Metcalf dan Eddy, 2003), dalam bioreaktor mikroorganisme
mendegradasi bahan-bahan organik dengan persamaan stokiometri pada reaksi dibawah
ini:
Reaksi didasarkan pada reaksi aerob
a. Proses Oksidasi dan Sintesis:
Tugas khusus yang diberikan adalah menganalisa jenis bakteri untuk menurunkan
kadar COD dan bakteri koliform yang terdapat pada air limbah PT pardic Jaya Chemical
serta merancang kebutuhan penggunaannya pada lagoon pengolahan limbah.
Tabel 4.1. Tabel Parameter COD Air Limbah Lagoon 1 PT Pardic Jaya Chemical
Parameter
Lagoon 1
COD (mg/L)
sample 1 530
sample 2 3083
sample 3 566
sample 4 2,4
Tabel 4.2. Tabel Parameter COD dan Coliform Air Limbah Lagoon 4 PT Pardic
Jaya Chemical
Parameter
Lagoon 4
COD (mg/L) Koliform (mg/L)
sample 1 184 1100
sample 2 276 3900
sample 3 549 110000
sample 4 115 14000
Tabel 4.3. Tabel Parameter BOD Air Limbah Lagoon 2 Limbah PT Pardic Jaya
Chemical
Tabel 4.3. Tabel Parameter MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) Air Limbah PT
Pardic Jaya Chemical
1 lagoon 1 510
2 lagoon 2 610
3 lagoon 3 240
4 lagoon 4 160
rata-rata 380
Dalam pengolahan limbah baik penurunan COD dan penurunan bakteri coliform
sangatlah penting. Hal ini didasarkan pada peraturan pemerintah dan mentri lingkungan
hidup, bahwa batas ambang COD adalah > 400 mg/L dan bakteri Coliform adalah > 10000
mg/L. Berikut analisa jenis bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut :
a. Bakteri Bacillus
b. Thiobacillus
Thiobacillus ferrooxidans dapat mentetralkan racun H2S dan mengoksidasi ion besi
serta beberapa jenis ion logam lain yang dapat menghambat respirasi
Memalaui pemilihan jenis bakteri tersebut maka tingkat kualitas air limbah akan
meningkat. Peningkatan kualitas air limbah ini dikarenakan beberapa senyawa didalam air
limbah telah dapat dioksidasi secara alami menggunakan mikroorganisme sehingga kadar
COD dari air limbah PT Pardic Jaya Chemical dapat direduksi secara maksimal.
Penggunaan jenis bakteri ini dapat menurunkan kadar COD antara 85-90 % bergantung
dengan waktu tinggal limbah berkontak dengan mikroorganisme tersebut (Badjoeri dkk.
2002).
Dalam penyiapan bibit bakteri sendiri umumnya dipilih bakteri untuk strain dari
jenis spesies yang dipilih dengan spesifikasi yang unggul. Umunya untuk indukannya
memiliki spesifikasi jumlah sel sekitar 5x10 6 - 7x106 cell/ml dengan berat massa mikroba
105-250 mg/L. Mikroba indukan sendiri umunya masih bebas dari segala bentuk
kontaminan dengan masa pakai tertentu. Untuk rasio penggunaanya tidak memiliki batasan
dan digunakan sesuai kebutuhan dimana perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut untuk
mengetahui setiap campuran komposisi bakteri yang efektif.
Selain menggunakan metode bakteri antagonis sebagai metode menstabilkan polulasi bakteri
coliform pada PT Pardic Jaya Chemical, dapat juga digunakan metode klorinasi sebagai salah
satu metode yang efektif untuk memastikan jumlah bakteri coliform tidak akan melebihi
ambang batas. Pada Sistem yang kami rancang, penggunaan metode klorinasi dapat
dikombinasikan pada sistem lumpur aktif terutama pada keluaran (Outket air limbah menuju
sungai). Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses
filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak
digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di negara-
negara sedang berkembang karena berfungsi sebagai desinfektan dimana biayanya relatif lebih
murah, mudah dan efektif. Tingkat keefektifan metode ini dapat mencapai 90-95 %. Senyawa-
senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa
hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin (Buchari dkk,
2001).
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Klorin dalam bentuk produk kima buatan umunya tidak berbahaya bagi lingkungan, akan
tetapi jika digunakan secara berlebihan maka akan berbahaya bagi lingkungan. Pada
penggunaan yang berlebihan terhadap disinfeksi air, klorin ternyata dapat bereaksi dengan
senyawa senya organik membentuk senyawa organoklorin yan merupakan senyawa ktoksik
yang menimbulkan efek karsinogen bagi manusia. Organoklorin sendiri merupakan senyawa
kimia dimana klorin terikat kuat dengan karbon. Contoh senyawa organoklorin adalah
chloroform, dichloro-methane, dibromochloro methane dan bromoform (Hasan, 2010). Oleh
karenanya, penggunaan klorin sendiri perlu dikontrol agar tak mencapai ambang batasnya.
Menurut Badan SNI 06-48248-1998 kadar klor yang baik yaitu 0,011- 4,0 mg/L.
4. Menghilangkan sianida
6. Meningkatkan kinerja proses penyisihan minyak dan lemak dengan cara memecah
ikatan emulsi sehingga lemak dapat terapung dan lebih mudah disisihkan
8. Menghilangkan fenol
9. Mengurangi konsentrasi BOD. Aplikasi klorin pada air limbah dapat membantu
mengurangi BOD melalui dua cara. Pertama, dengan cara mengoksidasi zat-zat
organik. Kedua, dengan cara memproduksi senyawa (baik melalui reaksi substitusi
maupun adisi) yang inert atau resisten terhadap bakteri
Selain manfaat aplikasi klorin di dalam pengolahan air limbah cukup beragam.
Tidak hanya sebagai desinfektan tapi juga eliminasi beberapa jenis polutan. Mengingat
kapasitasnya sebagai desinfektan dan oksidator, klorinasi juga memiliki kekurangan karena
dapat membunuh bakteri yang diperlukan dalam pengolahan serta pembentukan senyawa-
senyawa trihalometan (THM) yang bersifat karsinogenik. Hal yang sangat penting dalam
penggunaan klorin adalah dosis yang tepat. Salah satu indikasi dari dosis klorin berlebihan
adalah terjadinya foaming (yang juga berlebihan). Fenomena ini terjadi akibat banyaknya
bakteri menguntungkan yang mati sehingga mereka terpacu untuk tumbuh dengan lebih
cepat. Untuk itu, perlu dilakukan monitoring yang rutin serta pencarian dosis yang sesuai
melalui uji coba laboratorium (BVC, 2010).
Berikut reaksi klorinasi berfungsi sebagai oksidator pada perairan yang mengandung
amonia :
NH4+ + HClO → NH2Cl + H2O + H+
Monokloramin
NH2Cl + HClO → NHCl2 + H2O
Dikloramin
NHCl2 + HClO → NCl3 + H2O
Nitrogen triklorida
Volume Lagoon
V =luas x kedalaman
17
( 0,5 x 8,5 x 17 )+ ¿ x37,5))x(8)
V =¿
V =5678 m3
Vlimbah=0,85 x 5678
Vlimbah=¿ 4826,3 m3
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Parameter ini merupakan indikasi beban organik yang masuk kedalam sistem
lumpur aktif dan diwakili nilainya dalam kilogram BOD per kilogram MLSS per hari.
Adapun formulasinya sebagai berikut (WEF,2008) :
F 250 x 1356,85
=
M 610 x 4826,3
F
=0,1152
M
dimana :
Q = Laju alir limbah Juta Galon per hari = 250 m3
BOD5 = BOD5 (mg/l) = 1356,85 mg/L
MLSS = Mixed liquor suspended solids (mg/l) = 610 mg/L
V = Volume tangki aerasi = 4826,3 m3
Rasio F/M yang rendah mencerminkan bahwa mikroorganisme dalam tangki aerasi dalam
kondisi optimum dimana bahan makanan yang ada di air limbah dapat diolah dengan baik
oleh mikroorganisme tersebut sehingga semakin rendah rasio F/M maka pengolahan air
limbah tersebut semakin efisien.
Waktu tinggal hidraulik (HRT) adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh larutan
influent masuk dalam tangki aerasi untuk proses lumpur aktif; nilainya berbanding terbalik
dengan laju pengenceran (D) (Anderson et al, 1999).
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
5678
HRT =
250
dimana :
610 x 5678
Umur Lumpur=
240 x 250+610 x 250
dimana :
MLSS = Mixed liquor suspended solids (mg/l).= 610 m3
V = Volume tangki aerasi (L)= 5678 m3
SSe = Padatan tersuspensi dalam effluent (mg/l) = data keluaran lagoon 2 = 240 mg/L
SSw = Padatan tersuspensi dalam lumpur limbah (mg/l)= asumsikan setara dengan
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
4826,3
MCRT=
250
MCRT=19,3 hari
Dimana :
Pada penggambaran sistem klorinasi umumnya harus dipisahkan dari dari lagoon
lumpur aktif. Tujuannya untuk mencegah kematian berlebih dari mikroorganisme pengurai
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
pada lumpur aktif akibat daya anti bakteri dari senyawa klorin yang digunakan. Berikut
penggambaran sistem clorinasi dengan kapasitas 250 m3 sesuai dengan laju effluen setiap
harinya yaitu :
Menurut tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air SNI DT-91-0002-2007
dalam penggunaan kaporit untuk sistem klorinasi sebesar 2,47 mg/l.
Diketahui :
Maka :
mg
kebutuhan klorin=2,47 x 250.000 L
L
kebutuhan klorin=617.500 mg
Dikketahui :
biayaklorin
=kebutuhan klorin setiap tahun x hargaklorin
tahun
biayaklorin
=203,8 x 6500
tahun
biayaklorin
=Rp . 1.324 .700 /tahun
tahun
Nilai biaya diatas adalah biaya rata-rata yang harus dikeluarkan PT pardic Jaya Chemical
dalam memenuhi kebutuhan klorin, akan tetapi umunya untuk sekala industri klorin dijual
dalam bentuk ton sehinggan anggaran 6.500.000 perlu dikeluarkan sekaligus untuk
memenuhi kebutuhan klorin 4,9 tahun.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
lagoon 4 dimana pada fase ini merupakan fase dimana bakteri ini menghasilkan
secondary product (Hidrogen Peroxide) yang berguna sebagai disinfektan bagi
bakteri coliform. Penggunaan lagoon 4 ini juga menghindari kemungkinan
kematian yang tak diinginkan bagi bakteri pendukung pada sistem lumpur
aktif.
6. Untuk nilai optimalisasi angka bakteri coliform dapat digunakan sistem
clorinasi pada unit pengolahan limbah dimana dapat dibangun unit bak klorin
maupun penambahan langsung klorin langsung pada lagoon 4 dengan dosis
2,47 mg/L (Sesuia dengan SNI DT-91-0002-2007)
7. Penggunaan dan penambahan klorin sendiri sesuai dosis yang tepat berfungsi
selain sebagai disinfektan colioform tetapi sebagai pendukung optimalisasi
sistem lumpur aktif karena klorin dengan dosis yang tepat dapat mengoksidasi
beberapa senyawa organik sekaligus mencegah slugebulking (terbentuknya
slime) pada sistem lumpur aktif yang mempengaruhi kualitas penurunan COD
dari sistem lumpur aktif.
8. Dengan penambahan Klorin angka coliform dari sistem lumpur aktif dapat
ditekan sampai angka 161,25 - 967,5 mg/L dimana berada jauh dari baku
mutunya yang berkisar 10.000 mg/L.
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, C., Plirtda, L., Hutman B., dan Lundeberg Y. 1999. Activated Sludge
Ballasting Test in Batch Test. New York: ELSEVIER.
Badjoeri, M., dan Suryono, T. 2002. Pengaruh Peningkatan Limbah Cair Organik
Karbon terhadap Suksesi Bakteri Pembentuk Bioflok dan Kinerja Lumpur
Aktif Beraliran Kontinyu. Jakarta: LIMNOTEK.
Benson , Harorld J. 1990. Microbial Application fifth Edition. LA: WBC Publisher.
Buchari, Arka .,dan Dewi P. 2001. Kimia Lingkungan. Denpasar: UPT Udayana Bali.
Daryanti, Rahayu. 2007. Parameter Air Limbah Bagi Biota Air Tawar, Jakarta:
Erlangga.
Gede, Nie Luh Gede., dan I Wayan Kasa.2012. Pemanfaatan Sedimen perairan
Tercemar sebagai bahan lumpur aktif dalam pengolahan limbah. Denpasar.
Universitas Udayana.
Hasan, ahmad. 2010. Dampak Penggunaan Klorin. Jakarta : Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi.
Jody, Riddle. 1998. Laboratory Manager Bulk Molding Compound. USA: BMC
Laporan Kuliah Kerja-Nyata Praktek
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lab Inc.
Metclaf dan Eddy. 2003. Waste Water Engineering Treatment and Reuse 4th edition.
RRC: Mc Graw-Hill Comp.
Nie Luh Putu., Monik, Widayanti., dan Ni Putu Ristati. 2010. Analisis Kualitatif
Bakteri Coliform Pada Depo Air Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Bali:
Universitas Udayana.
Richard, W.J. 2010. Disinfektion on Sanitation and Waste Water Treatment. New
York: EPA.
Sugiarti, Anggun dan Emma Y. 2014. Analisa Pengaruh Jarak pengaliran pH, Suhu,
Tekanan dan Kandungan Besi Terhadap Konsentrasi Sisa Klorinasi dan
Koloni Coliform Pada Sumber Air Wendit PDAM Kota Malang. Malang:
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.
Wahyuni F., dan Septiarini. 2013. Bakteri Asam Laktat yang Disolasi Dari Feses
Orang Utan Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Enterik Patogen
Secara Invirto. Malang: Universitas Brawijaya.
Wisnu Wicaksono, Ario F., dan Fenylia N. 2012. Concentration of Chemical Oxygen
Demand (COD) on Ground Water in Bogor Agricultural University Campus
Area. Bogor: Institute Pertanian Bogor.