Anda di halaman 1dari 5

KOMPONEN UTAMA HEATER DAN PERALATANNYA.

Heater mempunyai komponen komponen yang merupakan perlengkapan dan peralatan yang
membantu melaksanakan fungsinya agar menghasilkan kinerja yang baik.
Antara lain:

Instrumentasi:
Untuk mengatur dan mengontrol kesempurnaan proses pembakaran, serta mengetahui temperatur
minyak yang dipanaskan, heater dilengkapi dengan instrumentasi, antara lain:

Temperatur:
Umumnya pencatat temperatur dipasang pada heater untuk mencatat temperatur diruang pemba-
karan, konveksi dan jalur gas pembakaran sebelum damper di stack. Temperatur ditempat
tersebut perlu direcord terus.

Draft (tarikan):
Untuk mengetahui beda tekanan didalam ruang pembakaran dengan atmosfer, perbedaan tersebut
dapat menyebabkan udara masuk kedalam ruang bakar, untuk kebutuhan pembakaran.

Sampling Connection:
Untuk mengetahui kesempurnaan proses pembakaran, perlu diambil contoh gas hasil
pembakaran dg jalan melakukan analisa kandungan oksigen, Karbondioksida dan Karbon
monoksida. Dari pem bacaan hasil analisa tersebut dapat diketahui tentang kesempurnaan
pembakaran yang berlang sung diruang bakar.

CEROBONG / STACK:
Berfungsi untuk menyalurkan gas hasil pembakaran ke atmosfer. Tinggi cerobong ditentukan
berdasarkan perhitungan draft diruang pembakaran, keselamatan dan peraturan tentang polusi
udara. Bahan yang dipakai biasanya terbuat dari pelat baja karbon yang dibagian dalamnya
dilapisi insulation refractory (Fire Brick atau castable).

SOOT BLOWER:
Fungsinya untuk menghilangkan atau meniup jelaga atau senyawa logam teroksidasi lainnya
yang menempel dipermukaan tube diruang konveksi. Dengan cara ini diharapkan jelaga terbuang
melalui stack bersama dengan gas buang, permukaan luar tube selalu bersih sehingga heat
transfernya sempurna.

DINDING HEATER dan INSULATION


Umumnya dinding heater dibuat berlapis lapis, lapis terluar adalah pelat baja, lapis bagian dalam
berupa refractory yang merupakan insulation, tahan panas maupun tahan api. Lapisan refractory
bisa terbuat dari Fire Brick atau castable. Dan dilekatkan kedinding dengan anchor.

TUBES
Rangkaian tube merupakan bagian yang paling penting dan paling mahal dari suatu heater.
Umumnya terdiri atas deretan tubes yang dihubungkan secara seri satu sama lain dengan
sambungan U.
Minyak yang dipanaskan mengalir didalam tubes, masuk keheater melalui seksi konveksi, dan
terus menuju ruang pembakaran pada seksi radiasi, kemudian keluar. Heater yang beroperasi
pada temperatur tinggi dengan memanaskan minyak berat, mudah terbentuk cokes dibagian
dalam tubes
Pada periode tertentu cokes ini harus dibersihkan, bila tidak akan menghambat heat transfer dan
bisa mengakibatkan overheating, bulging dan bahkan tube split. Cleaning bisa dengan cara SAD
atau bila konstruksinya memakai “Plug type header” dengan cara mechanical (turbine cleaning).

BURNER:
Fungsi burner untuk melaksanakan pembakaran bahan bakar yang berfase gas dengan udara,
yang keduanya harus bercampur dengan baik (homogeen) pada jumlah tertentu; sehingga reaksi
pembakaran terjadi dengan baik. Bila bahan bakar berbentuk cair, maka terlebih dulu harus
dikabutkan dan dipanaskan sehingga dapat terjadi kontak permukaan maksimal dengan udara
dan mudah terbakar.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih burner:
- Kemampuan menangani semua macam grade fuel (liquid)
- Keamanan penyalaan dan kemudahan perawatan.
- Kemudahan dan kesinambungan pengaturan laju pengapian diantara laju minimum dan
maksimum (turndown ratio)
- Pattern nyala api untuk semua bahan bakar dan laju pengapian dapat diperkirakan dengan baik.
Sesuai dengan bahan bakarnya, ada 3 jenis burner, yaitu : Burner untuk bahan bakar gas, burner
untuk bahan bakar minyak dan untuk kombinasi (dual system)

PEEP HOLE (LUBANG PENGINTAI):


Terdapat pada dinding ruang pembakaran untuk mengamati keadaan diruang pembakaran,
seperti : nyala api, warna pipa pemanas, dan warna batu tahan api. Peep hole dilengkapi dengan
penutup dari baja, dan harus selalu tertutup setelah digunakan. Jumlah peep hole tergantung dari
ukuran dan tipe heaternya, yang penting semua titik bisa diamati dari peep hole ini.

EXPLOSION DOORS :
Terletak pada dinding heater; fungsinya adalah apabila terjadi tekanan tinggi diruang
pembakaran (akibat dari pembakaran yang tidak normal), jendela ini akan membuka dengan
sendirinya oleh tekanan tersebut.

KONEKSI STEAM:
Heater dilengkapi dengan koneksi steam hampir pada seluruh bagian bagiannya yang berfungsi
untuk keselamatan. Steam untuk mencegah terjadinya kebakaran bila terjadi kebocoran di header
box atau mematikan api bila sudah terjadi kebocoran ditempat tersebut. Snffing steam, yaitu
koneksi steam diruang pembakaran untuk purging sebelum memulai start-up. Maksudnya untuk
menghilangkan gas agar tak terjadi explode saat penyalaan api pertama kali.

PROSEDUR INSPEKSI dan MAINTENANCE


Inspeksi dan pemeliharaan diperlukan secara periodik untuk mengetahui kondisinya, terutama
terhadap efek korosi, erosi dan faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi life time heater.
Dari hasil pemeriksaan ini akan dapat ditentukan langkah langkah perbaikan sebelum kondisinya
bertambah buruk atau dapat ditentukan kapan suatu part dari heater harus diganti. Jika part
tersebut tidak segera diganti atau dijadwalkan penggantiannya dapat memperpendek life time
secara keseluruhan.
Inspeksi ini dapat pula sebagai bahan untuk mempersiapkan kebutuhan material, sehingga tepat
pada waktunya suatu perbaikan dan penggantian part dapat dilakukan dengan baik. Dan juga
untuk memastikan bahwa peralatan dapat bekerja dengan aman sampai periode inspeksi yang
akan datang.
Secara praktis inspeksi akan memberikan kenaikan operating cycle dan menurunkan emergency
shutdown. Emergency shutdown akan membutuhkan biaya yang cukup besar karena loss
production dan memerlukan manpower untuk repair sehingga menurunkan effisiensi secara
keseluruhan.

Beberapa penyebab kerusakan :


- Tipe proses
- Sifat Charge Stock
- Kecepatan aliran
- Tekanan
- Temperatur
- Produk pembakaran.
- Mechanical deterioration.

TIPE PROSES:
Perbedaan proses operasi akan dapat memberikan bentuk kerusakan yang berbeda pula terhadap
heater. Kondisi operasi pada proses CDU, Vaccum Unit, Cracking, Reforming bentuk kerusakan
yang ditimbulkan berbeda.

SIFAT SIFAT CHARGE STOCK


Kandungan bahan kimia yang korosip dari berbagai macam charge stock akan memberikan
kerusakan yang berbeda pula. Sulfur, asam chloride, solid material merupakan penyebab
kerusakannya. Kandungan sulfur dari suatu charge stock adalah suatu faktor yang penting dalam
memilih material yang akan digunakan. Beberapa charge stock mempunyai tendensi untuk
membentuk coke atau garam organik, yang tidak secara langsung dapat merupakan penyebab
kerusakan. Adanya coke yang menempel didinding tube heater akan menyebabkan terhambatnya
heat transfer, makin tebal cokenya maka diperlukan panas yang berlebih, lama kelamaan terjadi
overheating, bulging dan split tube.

KECEPATAN ALIRAN
Kecepatan aliran fluida didalam tube dapat menyebabkan terjadinya erosi dan biasanya terjadi
akibat kombinasi dari kecepatan dan tumbukan langsung dari partikel partikel feed. Jika
kapasitas dari suatu heater dinaikkan akan menyebabkan kenaikan aliran didalam tubes yang
akibatnya menyebabkan terjadinya erosi.

TEKANAN dan TEMPERATUR :


Tekanan dan temperatur operasi yang sesuai dengan jenis material yang digunakan dan juga bila
temperatur operasi dibawah temperatur creep tidak akan menimbulkan kerusakan yang serius.
Bila suatu material dioperasikan diatas temperatur creep, seca perlahan lahan kekuatan material
akan menurun dan pada suatu waktu akan pecah. Kelebihan tekanan pada temperatur creep akan
menyebabkan split tube.
Temperatur operasi dari suatu heater merupakan faktor yang menentukan didalam pemilihan
jenis material yang digunakan. Kerusakan yang disebabkan oleh temperatur adalah: sagging,
bowing, burning, scalling, bulging dan lain lain.

PRODUK PEMBAKARAN:
Korosi dapat juga disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar, tergantung jenis bahan bakar
yang digunakan. Terutama bila mengandung Sulfur, menghasilkan sulfida, pada temperatur
tinggi tidak berbahaya, tetapi pada temperatur rendah dan ada uap air akan jadi sulfat dan akan
menyerang metal. Jika bahan bakar berkadar Vanadium yang tinggi, maka metal pada temperatur
kritis, antara 1200 oF – 1400 oF adanya vanadium pentoxide akan melelehkan metalnya.

MECHANICAL DETERIORATION.
Tube dan Fitting suatu heater kadang kadang harus diganti akibat dari mechanical deterioration
yang berupa bocoran pada tube rolls dan pengikisan. Bocoran rollan dapat disebabkan oleh
prosedur atau kekurang telitian dari pelaksanaan pengerollan ataupun akibat thermal upset pada
waktu operasi.

FREKUENSI dan WAKTU INSPEKSI:


Inspeksi terhadap heater diperlukan dengan tujuan untuk menilai kondisinya, memberikan
garansi agar dapat beroperasi dengan aman dan effisien. Inspeksi secara periodik akan
memberikan kepastian terhadap operasi dan menentukan klapan inspeksi berikutnya perlu
dilakukan.
Beberapa metode inspeksi yang dilakukan adalah:
- Inspeksi secara visual.
- Hammer Test
- Pengukuran ketebalan tube
- Hydrostatic test, dan lain lain.

INSPEKSI VISUAL:
Sebelum inspeksi, terlebih dahulu dilakukan cleaning terhadap outside tube maupun inside tube.
Cleaning outside tube dapat dengan jalan menggunakan wire brush, sandblast, ditiup angin.
Cleaning inside dapat dengan jalan SAD (Steam Air Decoking) atau juga Mechanical (Turbine
Cleaning).
Kerusakan yang terjadi diluar tube, secara visual dapat berupa: sagging, bowing, bulging, pitting,
scalling, external corrosion, leaking roll.
Sedangkan kerusakan dibagian dalam tube dapat berupa: pitting, thinning, erosi, loosening of
tube roll.

HAMMER TEST:
Hammer test dilakukan terhadap permukaan tube, dengan membandingkan bunjinya dapat
diketahui tube dalam keadaan buntu atau tidak, sudah tipis atau masih baik / tebal.

PENGUKURAN TEBAL:
Pengukuran tebal menggunakan alat ultra sonic. Dengan hasil pengukuran ketebalan ini bisa
diketahui berapa corrosion ratenya, tinggal berapa lama lagi tube ini harus diganti.

HYDROSTATIC TEST:
Hydrostatic test diperlukan terhadap semua coil heater, bila dilakukan penggantian tube atau
pembongkaran fitting fitting tube, test dilakukan dengan tekanan 1 ½ tekanan operasi dengan
koreksi temperatur operasi.

METALLURGICAL TEST:
Metallurgical test dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan struktur metal,
setelah diberi paparan panas selama bertahun tahun. Dengan test ini dapat diketahui apakah tube
telah mengalami overheating.
Bentuk perubahan struktur metal dapat berupa carburization, decarburization, Stress Corrosion
Cracking, Fatique, hydrogen attack.

Anda mungkin juga menyukai