Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah perangkat kinetik, yang berfungsi untuk menambah energi untuk
cairan yang dipompa dengan meningkatkan kecepatannya (Karassik & McGuire, 1998, hal. 3).
Penambahan energi tergantung pada kecepatan cairan sehingga jumlah energi yang perlu
ditambahakan bervariasi sesuai dengan laju aliran. Pompa sentrifugal terdiri dari 2 (dua)
komponen utama yaitu sebagai berikut.
1) Jenis Casing
Menurut jenis casing, pompa sentrifugal memiliki 2 (dua) tipe dasar, yaitu:
Setiap pompa dapat memompa cairan untuk ketinggian tertentu. Berikut ini adalah jenis
pompa sentrifugal berdasarkan work head, yaitu:
Menurut Schroeder (2011), operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi yang
mengubah input menjadi output. Input untuk sistem ini adalah energi, bahan baku, tenaga kerja,
modal dan informasi. Kemudian, teknologi proses digunakan untuk mengubah input menjadi
output. Teknologi proses adalah metode, prosedur dan peralatan yang digunakan untuk
mengubah bahan atau input menjadi produk atau jasa. Bidang operasi aset adalah sebuah
bidang yang memiliki tugas dan tanggung jawab utama untuk memfungsikan aset secara efektif
dan efisien oleh organisasi (Sugiama, 2013, 225).
Tugas utama bidang operasi adalah menciptakan nilai atau to create value for customer.
Nilai bagi pelanggan itu mencakup dua sisi yakni nilai bagi pelanggan secara internal dalam
organisasi bersangkutan (user), dan nilai bagi pelanggan secara eksternal di pasar.
Menurut Sugiama (2013), sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen atau subsistem
yang bersatu padu berfungsi untuk mencapai sebuah tujuan. Gambar 2.3 menjelaskan mengenai
proses tranformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output)
Heizer dan Render (2011) menyebutkan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian
aktivitas untuk menciptakan nilai pada barang dan jasa dengan mentransformasikan input
menjadi output.
Gambar 2.3 juga menunjukkan informasi umpan balik yang digunakan untuk mengawasi
teknologi proses atau masukan-masukan. Ini adalah hal yang esensial dalam operasi-operasi
yang menggunakan umpan balik untuk maksud-maksud pengawasan produksi keluaran-
keluaran yang diinginkan. Informasi umpan balik perlu digunakan untuk menyesuaikan secara
terus-menerus (mix) masukan-masukan dan teknologi yang diperlukan untuk menghasilkan
keluaran-keluaran tertentu. Keputusan-keputusan campuran ini adalah kompleks dan
memerlukan perhatian terus-menerus dari para manajer operasi.
Kegiatan umpan balik dilakukan dengan melakukan pengecekan pada beberapa titik kunci
dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila keluaran (output) tidak
sesuai dengan standar, maka dilakukan tindakan koreksi yang dapat berupa perbaikan dalam
komponen masukan atau penyempurnaan dalam proses produksi sehingga keluaran (output)
dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Duffuaa (2015, hal. 4), sistem pemeliharaan terdiri dari input, proses, dan output.
Input dari sistem pemeliharaan adalah sumber daya yang digunakan tersebut berupa fasilitas,
tenaga kerja, peralatan, persediaan material dan manajemen. Dalam gambar 2.5 dapat dilihat
bahwa proses sebuah sistem pemeliharaan meliputi manajemen pemeliharaan. Proses dalam
manajemen pemeliharaan terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
dan pengendalian (controlling). Output merupakan sumber daya yang telah dirubah melalui
sebuah proses. Output yang dihasilkan dari sistem pemeliharaan berupa peralatan andal yang
dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
Sumber: Duffuaa, Raouf, Campbell (2015, 4)
4. Jenis-jenis Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam
dua jenis (Corder, Antony, K. Hadi, 1992), yaitu:
Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992) pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua
aktivitas utama yaitu sebagai berikut.
Menurut Austin (1986) dalam Gusniar (2014), jenis pemeliharaan untuk pompa dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan
preventif. Setiap jenis pemeliharaan terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan.
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada setiap jenis pemeliharaan adalah sebagai berikut.
Menurut Daryus (2007), pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan secara
rutin atau terus menerus. Pemeliharaan rutin dilakukan agar kerusakan dapat segera
diketahui sehingga dapat menghindari kerusakan yang lebih fatal. Menurut Gusniar (2014),
kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan rutin adalah sebagai berikut.
Menurut Heizer dan Render (2001), pemeliharaan preventif adalah “A plan that
involves routine inspection, servicing, and keeping facilities in good to prevent failure”.
Menurut Gusniar (2014), kegiatan pemeliharaan preventif untuk pompa sentrifugal adalah
sebagai berikut.
1) Pompa cadangan (standby pump) harus dipersiapkan untuk dapat distart setiap saat.
Minyak pelumas atau air pelumas, air pendingin bantalan, dan air perapat untuk
kotak paking, harus siap dialirkan bila diperlukan.
2) Pompa cadangan harus dioperasikan secara periodik. Jika tidak pernah dijalankan,
bagian dalam pompa dapat berkarat sehingga tidak dapat berputar. Dalam hal ini
pompa perlu dijalankan sedikitnya sekali sebulan atau sekali seminggu selama
kurang lebih 10 menit dan periksa apakah semuanya dalam keadaan normal.
Pemeriksaan semacam ini tidak hanya berlaku untuk pompa cadangan saja, tetapi
juga untuk pompa darurat.
Pompa yang tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama akan memerlukan penangaan
yang khusus. Jika pompa tidak akan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, zat cair
didalam pompa harus dibuang dan pompa dikeringkan. Selain itu, permukaan-permukaan yang
difinis pada bantalan, poros, penekan paking, dan kopling harus dilumuri minyak atau zat
pencegah karat untuk menahan korosi.