DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 :
Alex Amrullah
Ardi Pratama
Ari Darmawan
Damar Arif Wibowo
Eka Syahputra
Khaerul Huda
Mardiyanto
Mughni Ridosqara
Muhammad Irfan
Nirta
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Tenaga Listrik dengan judul “Transformator”
dengan lancar. Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam program
belajar di perkuliahan. Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada :
Bapak Alfin Sahrin selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan
motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita khususnya
bagi proses belajar da nmengajar. Tak lupa penulis juga meminta saran dan kritik dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
TRANSFORMATOR
Pengertian Trafo (transformator) adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan AC. Trafo (Transformator) dapat ditemukan di mana-mana dibanyak peralatan listrik
sekitar kita. Tanpa trafo (transformator) kita tidak dapat menggunakan sebagaian besar
peralatan listrik kita. Sebuah trafo (transformator) memiliki dua kumparan yang dinamakan
kumparan primer dan kumparan sekunder. Trafo (transformator) dirancang sedemikian rupa
sehingga hampir seluruh fluks magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat
masuk ke kumparan sekunder. Bentuk trafo (transformator) hampir sama dengan cincin induksi
Faraday, terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder yang
dililitkan pada inti besi lunak secara terpisah.
Trafo (Transformator)
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan transformator tegangan.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi)
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus
searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama menggunakan
inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian
magnetis (common magnetic circuit).
TRANSFORMATOR SATU PHASA
Trafo adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari untaian primer
ke untaian sekunder secara induksi electromagnet.Prinsip dasar trafo adalah berdasarkan
percobaan faraday.Apabila lilitan primer dihubungkan dengan tegangan AC maka akan
menimbulkan garis gaya magnet/fluks magnet.Karena yang mengalir adalah arus AC maka
fluks magnet yang timbul adalah AC (bolak-balik).Berdasarkan hokum faraday perbandingan
GGI yang dibangkitkaan antara lilitan primer (N1) dan lilitan sekunder (N2) adalah :
E1 = 4,44.f.N1,ᶲm E2 = 4,44.f.N2.ᶲm
A = E1/E2 = N1/N2
Inti trafo dibuat berlapis –lapis dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan
arus eddy.Sedangkan untuk mengurangi kerugian histerisi dipilih bahan sedemikian rupa
(bahan dari besi lunak).
TUJUAN
2. Gunakan Ohmmeter periksa hubungan antar koneksi 1U1 sampai 3U3.Catat hubungan
koneksi antar lilitannya.
3. Hubungkan 1U1 dengan L1/R dan hubungkan 1U2 dengan N pada power supply.
4. Atur power supply menjadi 100 Volt AC
5. Ukur tegangan primer antara 1U1 dan 1U2.
6. Ukur tegangan sekunder antara 2U1 dan 2U2 ; 2U3 dan 2U4 ; 2U1 dan 2U4 ; 2U3 dan
2U2 dari tegangan yang melintasi 2U1 dan 2U2.
7. Ukur tegangan sekunder antara 3U1 dan 3U3 dari tegangan yang melintasi 3U1 dan
3U2
8. Ulangi langkah5 sampai 7 dengan tegangan 200 Volt AC
HASIL PENGAMATAN
ANALISA
Dari pengukuran yang telah dilakukan input tegangan 200 Volt menghasilkan output
tegangan 2x lebih besar daripada input tegangan 100 Volt
TRANSFORMATOR 3 PHASA
DASAR TEORI
Transformator atau trafo adalah sakah satu jenis mesin listrik yang termasuk dalam
kategori mesin listrik non-rotating. Dalam system tenaga listrik, trafo digunakan untuk
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik.
Dalam pelaksanaannya, tiga buah trafo satu fasa dapat dihubungkan dalam bermacam-macam
hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Δ, Δ- Δ, Δ-Y dan Y-Y bahkan
untuk kasus tertentu lilitan sekunder dapat dihubungkan secara berliku ( zig-zag), sehingga
diperoleh kombinasi Δ-Z dan Y-Z, hubungna ini merupakan hubungan istimewa karna dapat
mengantisipasi beban tidak seimbang pada fasa apabila dihubungkan secara bintang.
Konstruksi Transformator Tiga Phasa
Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian
magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat
dilihat pada Gambar.
Salah satu jenis konstruksi yang biasa dipergunakan yaitu tipe cangkang diperlihatkan pada
Gambar :
Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal
atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan
titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu;
IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
Dimana :
Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan
fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung
mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.
IA = IB = IC = IL
IL =√3 Iph
VL-L = Vph
Dimana :
Hubungan Zigzag
Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan
beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa
secara umum :
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan
sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30°
antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan
sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama
dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang
kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 2.14. Pada
hubungan Y-Y, tegangan masing-masing primer phasa adalah :
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
pada transformator hubungan Y-Y adalah :
Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa
TUJUAN
1. Memahami rangkaian ekivalen trafo dan nilai nya
2. Menentukan nilai perbandingan transformasi pada suatu transformator
ALAT DAN BAHAN
1. Volmeter 3 buah
2. Sumber tegangan 3 fasa 1 buah
3. Kabel penghubung secukupnya
4. Transformator 1 Fasa 1 set
LANGKAH KERJA
Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Δ
Pada hubungan ini, kumparan pada sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi
sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi
dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Δ menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-1
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Δ
Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan
pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama
saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa
mengalami kegagalan.
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Δ menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-2
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Y
Pada hubungan ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi
sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik
netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem
transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali
perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30° dari
tegangan primernya.
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Y menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-3
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Y
Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang.
Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus
nominal yang kecil,pada transformator tegangan tinggi.
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Y menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-4
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
HASIL PENGAMATAN
Tegangan Sekunder (
Rating Trafo Tegangan Primer ( V )
V)
(V)
VRS VST VTR VRN VSN VTN VRS VST VTR
100/23,5 V 176,2 176,2 174,8 103 102,8 102 11,06 10,9 10,97
200/23,5 V 354,9 353,2 350,2 200,7 206,5 204,3 22,10 22,04 21,9
Pengukuran tegangan hubung Δ – Δ
Tegangan Primer ( V
Rating Trafo Tegangan Sekunder ( V )
)
(V)
VRS VST VTR VRS VST VTR VRN VSN VTN
100/23,5 V 179,0 179,8 177,7 33,45 33,72 33,6 19,27 19,40 19,47
200/23,5 V 355,2 357,0 353,6 66,5 67,3 67,1 38,4 38,6 38,8