Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TENAGA LISTRIK

“TRANSFORMATOR SATU PHASA & TRANSFORMATOR 3 PHASA”

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1 :

Alex Amrullah
Ardi Pratama
Ari Darmawan
Damar Arif Wibowo
Eka Syahputra
Khaerul Huda
Mardiyanto
Mughni Ridosqara
Muhammad Irfan
Nirta

PROGRAM STUDI : Teknik Pengolahan Migas


DIPLOMA : I (SATU)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI
STEM-AKAMIGAS
Cepu,10 Desember 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Tenaga Listrik dengan judul “Transformator”
dengan lancar. Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam program
belajar di perkuliahan. Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada :

Bapak Alfin Sahrin selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan
motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Serta teman-teman yang telahbanyakmembantudanmemberi saran untuk perbaikan.

Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita khususnya
bagi proses belajar da nmengajar. Tak lupa penulis juga meminta saran dan kritik dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Cepu, 10 Desember 2014

Kelompok 1
TRANSFORMATOR

Pengertian Secara Umum

Pengertian Trafo (transformator) adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan AC. Trafo (Transformator) dapat ditemukan di mana-mana dibanyak peralatan listrik
sekitar kita. Tanpa trafo (transformator) kita tidak dapat menggunakan sebagaian besar
peralatan listrik kita. Sebuah trafo (transformator) memiliki dua kumparan yang dinamakan
kumparan primer dan kumparan sekunder. Trafo (transformator) dirancang sedemikian rupa
sehingga hampir seluruh fluks magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat
masuk ke kumparan sekunder. Bentuk trafo (transformator) hampir sama dengan cincin induksi
Faraday, terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder yang
dililitkan pada inti besi lunak secara terpisah.

Trafo (Transformator)

Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:

1. Transformator daya

2. Transformator distribusi

3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan transformator tegangan.

Prinsip Kerja Transformator

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi)

e = (-) N (Volt) ........................................ ( 2.1 )

Dimana : e = gaya gerak listrik (Volt)

N = jumlah lilitan (turn)

= perubahan fluks magnet (weber/sec)

Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus
searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama menggunakan
inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian
magnetis (common magnetic circuit).
TRANSFORMATOR SATU PHASA

Prinsip Kerja Transformator Satu Phasa

Trafo adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari untaian primer
ke untaian sekunder secara induksi electromagnet.Prinsip dasar trafo adalah berdasarkan
percobaan faraday.Apabila lilitan primer dihubungkan dengan tegangan AC maka akan
menimbulkan garis gaya magnet/fluks magnet.Karena yang mengalir adalah arus AC maka
fluks magnet yang timbul adalah AC (bolak-balik).Berdasarkan hokum faraday perbandingan
GGI yang dibangkitkaan antara lilitan primer (N1) dan lilitan sekunder (N2) adalah :

E1 = 4,44.f.N1,ᶲm E2 = 4,44.f.N2.ᶲm

Perbandingan antara E1 dan E2 disebut perbandingan transformasi yang besarnya :

A = E1/E2 = N1/N2

Inti trafo dibuat berlapis –lapis dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan
arus eddy.Sedangkan untuk mengurangi kerugian histerisi dipilih bahan sedemikian rupa
(bahan dari besi lunak).

PERCOBAAN TRANSFORMATOR SATU PHASA

TUJUAN

1. Mengindentifikasi peralatan yang digunakan


2. Menentukan perbandingan transformasi dari transformator satu phasa

BAHAN & PERALATAN

1. Power Supply 0 – 220 Volt AC


2. Transformator satu phasa
3. Multimeter
4. Kabel-kabel
LANGKAH KERJA

1. Perhatikan bagan berikut ini :

2. Gunakan Ohmmeter periksa hubungan antar koneksi 1U1 sampai 3U3.Catat hubungan
koneksi antar lilitannya.
3. Hubungkan 1U1 dengan L1/R dan hubungkan 1U2 dengan N pada power supply.
4. Atur power supply menjadi 100 Volt AC
5. Ukur tegangan primer antara 1U1 dan 1U2.
6. Ukur tegangan sekunder antara 2U1 dan 2U2 ; 2U3 dan 2U4 ; 2U1 dan 2U4 ; 2U3 dan
2U2 dari tegangan yang melintasi 2U1 dan 2U2.
7. Ukur tegangan sekunder antara 3U1 dan 3U3 dari tegangan yang melintasi 3U1 dan
3U2
8. Ulangi langkah5 sampai 7 dengan tegangan 200 Volt AC

HASIL PENGAMATAN

Dari percobaan yang sudah dilakukan,didapat data sebagai berikut

Data pada input power supply 100 Volt AC

Input (Volt) Pengukuran Volt


100 1U1 dan 1U2 100
100 2U1 dan 2U2 185,4
100 2U3 dan 2U4 68
100 2U1 dan 2U4 92,5
100 2U3 dan 2U2 160,6
100 2U1 dan 2U2 185,4
100 3U1 dan 3U3 53,2
100 3U1 dan 3U2 106,4
Data pada input power supply 200 Volt AC

Input (Volt) Pengukuran Volt


200 1U1 dan 1U2 200
200 2U1 dan 2U2 367,6
200 2U3 dan 2U4 134
200 2U1 dan 2U4 182,6
200 2U3 dan 2U2 317,5
200 2U1 dan 2U2 367
200 3U1 dan 3U3 105,2
200 3U1 dan 3U2 211,3

ANALISA

Dari pengukuran yang telah dilakukan input tegangan 200 Volt menghasilkan output
tegangan 2x lebih besar daripada input tegangan 100 Volt

TRANSFORMATOR 3 PHASA

DASAR TEORI

Transformator atau trafo adalah sakah satu jenis mesin listrik yang termasuk dalam
kategori mesin listrik non-rotating. Dalam system tenaga listrik, trafo digunakan untuk
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik.

Dalam pelaksanaannya, tiga buah trafo satu fasa dapat dihubungkan dalam bermacam-macam
hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Δ, Δ- Δ, Δ-Y dan Y-Y bahkan
untuk kasus tertentu lilitan sekunder dapat dihubungkan secara berliku ( zig-zag), sehingga
diperoleh kombinasi Δ-Z dan Y-Z, hubungna ini merupakan hubungan istimewa karna dapat
mengantisipasi beban tidak seimbang pada fasa apabila dihubungkan secara bintang.
Konstruksi Transformator Tiga Phasa

Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian
magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat
dilihat pada Gambar.

Salah satu jenis konstruksi yang biasa dipergunakan yaitu tipe cangkang diperlihatkan pada
Gambar :

Transformator Tiga Fasa Tipe Cangkang


Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti magnetik
persegi. Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti
berkaki tiga dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator yang
bekerja pada frekuensi dibawah beberapa ratus Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang
dikehendaki yaitu murah, rugi inti rendah dan permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Inti
transformator yang dipergunakan dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan
tingkat energi rendah, kadang-kadang dibuat dari campuran tepung ferromagnetik yang
dimanfaatkan sebagai permalloy.

Hubungan Transformator Tiga Phasa

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :

1. Hubungan Bintang (Y)

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal
atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan
titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu;
IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.

Transformator tiga phasa hubungan bintang

Dari gambar diperoleh bahwa :

IA = IB = IC = IL

IL = Iph

VAB = VBC = VCA = VL-L


VL-L = √3 Vph

Dimana :

VL-L = Tegangan line to line (Volt)

Vph = Tegangan phasa (Volt)

Il = Arus line (ampere)

Iph = Arus phasa (Ampere)

Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan
fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung
mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.

Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.

Dari gambar diperoleh bahwa :

IA = IB = IC = IL

IL =√3 Iph

VAB = VBC = VCA = VL-L

VL-L = Vph
Dimana :

VL-L = tegangan line to line (Volt)

Vph = tegangan phasa (Volt)

IL = arus line (Ampere)

Iph = arus phasa (Ampere

Hubungan Zigzag

Transformator zig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu


aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral.
Pada transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan
masing–masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.

Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.

Perbandingan Rugi-rugi untuk tiap kumparan yang terhubung Y, Δ, Zig-zag adalah:


Dimana :
iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
ρ = hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y
AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag

Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa

Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan
beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa
secara umum :

Hubungan Wye-wye (Y-Y)

Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan
sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30°
antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan
sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama
dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang
kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 2.14. Pada
hubungan Y-Y, tegangan masing-masing primer phasa adalah :
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
pada transformator hubungan Y-Y adalah :

Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.

Hubungan Wye-delta (Y-Δ)


Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik
tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap
trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti
bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan
transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar 2.15. Pada hubungan ini tegangan kawat ke
kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer ( Vlp =√3 VphP), dan tegangan kawat ke
kawat sekunder sama dengan tegangan phasa (Vls = VphS ), sehingga diperoleh perbandingan
tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :
Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.

Hubungan Delta-wye (Δ-Y)


Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan
transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer (
Vlp = VphP), dan tegangan sisi sekundernya ((Vls = √3VphS ) ), maka perbandingan tegangan
pada hubungan Δ-Y adalah :

Transformator 3 phasa hubungan Δ-Y.


Hubungan Delta - delta (Δ-Δ)
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka
perbandingan tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :

Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa

Transformator 3 phasa hubungan Δ-Δ.

PERCOBAAN TRANSFORMATOR SATU PHASA

TUJUAN
1. Memahami rangkaian ekivalen trafo dan nilai nya
2. Menentukan nilai perbandingan transformasi pada suatu transformator
ALAT DAN BAHAN

1. Volmeter 3 buah
2. Sumber tegangan 3 fasa 1 buah
3. Kabel penghubung secukupnya
4. Transformator 1 Fasa 1 set

LANGKAH KERJA
 Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Δ

Pada hubungan ini, kumparan pada sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi
sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi
dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Δ menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-1
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
 Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Δ

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara
keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan
pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama
saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa
mengalami kegagalan.
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Δ menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-2
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
 Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Y

Pada hubungan ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi
sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik
netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem
transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali
perbandingan lilitan transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30° dari
tegangan primernya.
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ – Y menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-3
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.
 Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Y

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang.
Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus
nominal yang kecil,pada transformator tegangan tinggi.
1. Siapkanlah peralatan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y – Y menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fasa.
3. Nyalakan sumber tegangan 3 fasa
4. Input data hasil pengukuran menggunakan alat ukur pada tabel VI-4
5. Matikan sumber tegangan dan buka rangkaian.

HASIL PENGAMATAN

Pengukuran tegangan hubung Y – Δ

Tegangan Sekunder (
Rating Trafo Tegangan Primer ( V )
V)
(V)
VRS VST VTR VRN VSN VTN VRS VST VTR
100/23,5 V 176,2 176,2 174,8 103 102,8 102 11,06 10,9 10,97
200/23,5 V 354,9 353,2 350,2 200,7 206,5 204,3 22,10 22,04 21,9
Pengukuran tegangan hubung Δ – Δ

Rating Trafo ( Tegangan Primer ( V ) Tegangan Sekunder ( V )


V) VRS VST VTR VRS VST VTR
100/23,5 V 178,6 178,0 176,3 19,36 19,31 19,13
200/23,5 V 354,8 355,2 351,6 38,53 38,54 38,52

Pengukuran tegangan hubung Δ – Y

Tegangan Primer ( V
Rating Trafo Tegangan Sekunder ( V )
)
(V)
VRS VST VTR VRS VST VTR VRN VSN VTN
100/23,5 V 179,0 179,8 177,7 33,45 33,72 33,6 19,27 19,40 19,47
200/23,5 V 355,2 357,0 353,6 66,5 67,3 67,1 38,4 38,6 38,8

Pengukuran tegangan hubung Y – Y

Tegangan Primer ( V ) Tegangan Sekunder ( V )


Rating Trafo (
V)
VRS VST VTR VRN VSN VTN VRS VST VTR VRN VSN VTN
11,2
100/23,5 V 177,2 177,9 176,3 100,6 103,1 104,1 19,22 19,30 19,10 10,91 11,17
8
22,8
200/23,5 V 356,7 359,1 359,5 201,9 208,3 210,8 38,7 38,98 38,55 21,92 22,58
6

Anda mungkin juga menyukai