Anda di halaman 1dari 8

SUGESTION SYSTEM

140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

Nama : Marlius 666828 TANGGAL : 5 November 2010


Mughni Ridosqara 746112
BAGIAN : HOC / UNIT PRODUKSI

PLAN DISETUJUI OLEH,


HOC SECTION HEAD
MASALAH YANG TERJADI & TEMA PENANGGULANGAN
Masalah : Product naptha unit 140 DCU tidak bisa ke unit 200 NHDT
bila 140 CT-01 stop ANDI RINALDI
Tema : Meminimalisir hilangnya poduct naptha,
LPG,dan gas saat 140 CT-01 stop
ANALISA MASALAH
Delayed Coking Unit ( DCU ) merupakan unit proses yang mengolah Short Residu dari High Vaccum Unit
(HVU) secara Thermal Cracking menjadi produk Off Gas, LPG, Naphtha. LCGO, HCGO serta Green
Coke.DCU terdiri dari beberapa seksi yaitu seksi coking,fraksinasi,gas konsentrasi,blowdown system,dan water
handling.Dalam seksi fraksinasi,compressor merupakan suatu componen paling penting dalam menunjang
operasional 140 DCU.
140 CT-01 berfungsi untuk mengkompress gas dari 140 V-6 ke 140 V-17 menuju fuel gas system.Dari
compressor ini menghasilkan product gas 10000 Nm3/j , LPG 6 m3/j , Naptha 15m3/j.Dari condensate V-
6 10 m3/j,sehingga total product naptha di unit 140 DCU 25 m3/jam.
Bila 140 CT-01 stop karena kondisi operasi ada masalah atau perbaikan,banyak sekali proses opersional di
gas konsentrasi akan terganggu,antara lain gas akan banyak terbuang ke flare,dan akan terjadi perubahan press
di 140 V-17 dan 140 V-18 yang mana press pada V-17 dan V-18 akan mengalami penurunan drastis.Efek dari
penurunan tersebut menyebabkan naptha tidak bisa dikirim ke unit 200 NHDT karena press pada V-18
mengalami penurunan menjadi 5 kg/cm2,dan unit juga kehilangan product antara lain gas sebanyak 10000
Nm3/j , LPG 6 m3/j , Naptha 15m3/j.
Saat 140 CT-01 stop unit masih menghasilkan product naptha 10 m3/j.Seiring dengan adanya standing
order bahwa crack naptha tidak bisa masuk ke tanki,maka product naptha akan tertahan sehingga menyebabkan
stop unit 140 DCU.
KERUGIAN DITINJAU DARI SEGI QCDSM
Quality : -Merusak premium karena crack naptha masuk ke tanki
-Terganggu nya kondisi operasi karena naptha tidak bisa lagi masuk ke tanki yang
memungkinkan dilakukannya stop unit 140 DCU
Quantity : -Losses product Gas,Naptha,dam LPG karena tidak bisa di recovery
-Stop Unit DCU Karena Aliran Naptha Tertahan
Cost : Kerugian yang di alami dari kehilangan product Gas,LPG,& Naptha
yaitu:
Gas 10000 Nm3/j = 10000 x 0.98(SG Gas) x 0.001295 =12.69 Ton/Jam
Harga 1 Ton Gas $ 0.21
Total Kerugian Gas = 12.96 x $ 0.21 = $ 2.67 = Rp 24.030 /jam
LPG 6 m3/j = 37.73 barrel x $ 75.85 = $ 2861.82/ jam = Rp 25.756.380 /jam
Naptha 15 m3/j = 62.9 barrel x $ 112.4 = $ 7069.96 jam = Rp 63.629.640 /jam
Total = Rp 89.410.050
/jam
Safety : -Merusak lingkungan dan menggangu pernafasan karena gas
banyak terbuang ke flare sehingga terjadi pencemaran udara
-RVP crack naptha yang tinggi sehingga tanki menjadi riskan
Morale : Membuat semangat pekerja manjadi turun karena harus was-was
dengan kemungkinan stop nya unit 140 DCU
SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

KEADAAN SEBELUM PENAGGULANGAN


Perbandingan kondisi operasi 140 CT-01 saat jalan dengan 140 CT-01 saat stop sebelum penanggulangan:
140 CT-01 Saat Beroperasi 140 CT 01 Saat Stop
1. Press V-6 PC 296 ditahan 1.05 kg/cm2.P 1. Press V-6 PC 296 ditahan 1.05 kg/cm2.Bukaan
antara V-2 dan V-6 0.8 kg/cm2 control ke flare 50%.P antara V-2 dan V-6
0.4 kg/cm2.Condensate naptha V-6 10 m3/j
2. Press V-17 PC 393 ditahan 6.5 kg/cm2 2. Press V-17 PC 393 turun ke 0.5 kg/cm2.Posisi
auto control menutup (0%)
3. Press V-18 PC 417 ditahan 15.5 kg/cm2 3. Press V-18 PC 417 turun ke 5 kg/cm2 karena
tidak ada gas dan LPG yang masuk ke V-18
4. PM-22A/B (wash water) dijalankan 4. PM-22A/B distop karena Press V-16 0.5
kg/cm2

Dari kondisi operasi diatas dapat disimpulkan bahwa,saat 140 CT-01 stop akibat kondisi
tertentu,tekanan pada V-16 dan V-17 tidak dijaga sehingga tekanan suction pada PM-23 A/B juga
mengalami penurunan sehingga tekanan PM-23 pun mengalami penurunan.Turunnya press PM-23
menyebabkan tekanan pada V-18 pun berkurang sehingga naptha tidak bisa masuk ke unit 200
NHDT.
KEKURANGAN / MASALAH KELEBIHAN / HAL POSITIF
1. Naptha tidak bisa ke 200 NHDT 1. Naptha tetap ke 200 NHDT
2. Product Gas dan LPG terbuang semua ke flare 2. Product Gas dan LPG masih ada yang masuk ke
V-18
3. Belum ada SOP cara naptha ke 200 NHDT bila 3. Membuat SOP tata cara memasukkan naptha ke
140 CT-01 stop
unit 200 NHDT

FAKTOR PENYEBAB DOMINAN IDE / SARAN YANG DIAJUKAN

Berubahnya press V-18 yang menyebabkan Merubah pola operasi bila 140 CT-01 stop sehingga
product naptha tidak bisa ke unit 200 NHDT press V-18 tetap di normal operasi

DO
Kejadian / proses yang terjadi selama masa penanggulangan
1. Mencari cara/inovasi untuk menjaga press V-18 tetap pada kondisi normal operasi
dalam keadaan 140 CT-01 stop

2. Mengecek kondisi level dan press vessel dilapangan waktu 140 CT-01 stop

3. Membuat SOP dan Hazzop

KEADAAN SESUDAH PENANGGULANGAN

Keadaan Sesudah Penanggulangan Saat 140 CT-01 Stop


SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

1.Press V-6 PC 296 ditahan 1.48 Kg/cm2.Bukaan control ke flare 30 %,P antara V-2
dan V-6 0.4 Kg/cm2.Condensate Naptha naik dari 10 m3/jam menjadi 15 m3/jam
2.Press V-17 PC 393 posisi manual dengan bukaan control di setting 50 % sehingga press
V-17 naik dari 0.5 Kg/cm2 menjadi 3.5 Kg/cm2
3.Press -18 PC-417 masih pada posisi normal operasi (auto) karena masih adanya product
Gas dan LPG yang masuk ke V-18
4.PM-22 A/B tetap di stop karena press V-16 masih dibawah normal operasi yaitu 3.5
Kg/cm2(Normal Operasi 6.5 7 Kg/cm2)

CHECK Manfaat Yang Diperoleh

QUALITY :-Product naptha tidak ada yang ke tanki saat 140 CT-01
stop sehingga premium tidak rusak
-Kondisi operasi masih bisa terjaga dengan baik,dan naptha tetap bisa
masuk ke unit 200 NHDT

QUANTITY : Mengurangi Losses dari product Gas,Naptha,& LPG serta dapat


merecovery 30% dari Total Product 140 CT-01 yang Terbuang
Merecovery sisa Product Naptha dari V-6 sebesar 10 m3/H,agar
Product tersebut tidak terbuang ke tanki dan masih bisa masuk ke unit
200 NHDT,sehingga Total Product Naptha yang masuk ke unit 200 NHDT
yaitu 15 m3/H

COST : Keuntungan yang diperoleh dengan adanya perubahan ini


Gas 300 Nm3/j = 300 x 0.9 x 0.001295=0.381 Ton/H x $0.21
0.381 Ton/H x $0.21 = $0.08/H = Rp 720/H
LPG 0.5 m3/H = 3.14 barrel x $75.85 = $ 238.17/H = Rp 2.143.530/H
Naptha 5 m3/H = 31.45 barrel x $ 112.4 = $ 3534.87/H = Rp 31.813.808/H
Total = Rp 33.958.058/H
Prosedur ini telah dilakukan pada masa perbaikan Compressor 140 CT-01 pada
tanggal 8 Desember 2010 pukul 04.00 WIB s/d 9 Desember 2010 pukul 18.00
WIB.Untuk itu total Product Compressor yang dapat direcovery selama 42 jam
masa Perbaikan 140 CT-01 yaitu sebesar Rp 1.426.238.436
Selain itu Product Condensate Naptha V-6 sebanyak 10 m3/H yang seharusnya
terbuang sia-sia ke tanki dapat tetap masuk ke Unit 200 NHDT,sehingga di dapat
keuntungan sebesar Rp 63.627.616/H
Dari data-data diatas maka dapat diperoleh keuntungan selama 42 jam masa
perbaikan Compressor 140 CT-01 yaitu sebesar Rp 4.099.498.308

MORALE : Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi pekerja

SAFETY : Meminimalisir terjadi nya pencemaran udara yang di


akibatkan banyak nya gas yang terbuang ke flare sehingga kesehatan
pekerja pun tetap terjaga
SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

ACTION RINCIAN STANDARISASI

I. STANDART MASUKAN

Standart Masukan
Naptha terbuang ke tanki saat 140 CT-01 stop sehingga kualitas product
premium terganggu
Deangan adanya aturan bahwa crack naptha tidak boleh masuk ke tanki maka
dengan stop nya 140 CT-01 maka juga berpotensi stop nya unit 140 DCU selama
140 CT-01 mengalami perbaikan

II. STANDART PROSES

SOP 140 CT-01 STOP NAPTHA TETAP KE UNIT 200 NHDT

Tata Kerja penggunaan Alat :


1) Nama Alat : PC 296
Fungsi : Mengatur Press V-6
2) Nama Alat : PC 393
Fungsi : Mengatur Press V-17
3) Nama Alat : LC 377
Fungsi : Mengatur Level Water Bottom V-16

Pelaksanaan :

Setelah 140 CT-01 stop


1. Naikkan press V-6 PC 296 ke maximal press dari1.05 kg/cm2 1.48
kg/cm2,sehingga bukaan control ke flare mengecil dari 50% menjadi 30%. Dari
proses tersebut menyebabkan tidak semua product gas dan LPG terbuang ke flare
dan masih ada yang masuk ke V-18
2. Naikkan press V-17 dari 0.5 kg/cm2 3.5 kg/cm2 (press fuel gas system) dengan
cara membuka secara manual control PC 393 50% , untuk menjaga suction heat
PM-23 A/B dan atur level V-17 10%.
3. Block kerangan LC 377 (control water bott V-16) untuk mencegah masuknya air
dari SWS system

GAMBAR : (DILAMPIRKAN)

III. STANDART HASIL


Standart Hasil
SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

Naptha tetap bisa masuk ke NHDT


Product Gas dan LPG masih ada
Turut serta mensukseskan ISO 14001 (dalam meminimalisir
pencemaran lingkungan)

IV. DATA-DATA PENUNJANG

Data analisa naptha sebelum dan sesudah SS dilakukan (Info Laboratorium)


Naptha sebelum SS dilakukan (140 CT-01 masih baroperasi)
API : 68-69
Distilasi : IBP = 48 / EP = 180
Colour : +23
Naptha sesudah SS dilakukan
API : 69
Distilasi : IBP = 50 / EP = 169
Colour : +23
Analisa naptha untuk masuk ke unit 200 NHDT
API : 69
Distilasi : IBP = 48 / EP = 178
Colour : +23
SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

Hasil Analisa Naptha setelah SS dilakukan


SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

Perbandingan Kondisi operasi Unit 140 DCU saat Normal Operasi dan CT-01 Stop
Saat Normal Operasi
SUGESTION SYSTEM
140 CT-01 STOP PRODUCT NAPTHA TETAP KE 200 NHDT

Saat 140 CT-01 Stop

DISETUJUI OLEH
PWS PENUNJANG LEAD OFF HOC HOC SECTION HEAD MANAJER
OPERASI PRODUKSI

ERWIN HAMDANI YUSIN ANDI RINALDI ERIYADI


TGL : TGL TGL : TGL :

Anda mungkin juga menyukai