Anda di halaman 1dari 181

RANGKAIAN LISTRIK

PROGRAM STUDI
REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN
ITL- TRISAKTI

Adrian Tamara, ST, MT


MUATAN, ARUS, TEGANGAN, ENERGI
DAN DAYA
• Satuan
• Simbol
• Muatan dan arus
• Tegangan
• Energi dan Daya
• Elemen pasif dan elemen aktif
SATUAN
PENEMU
• Who was Coulomb?
Charles-Augustin de Coulomb (14 Juni 1736–23 Agustus 1806)
terkenal karena mengembangkan hukum Coulomb, definisi gaya
elektrostatik untuk tarikan dan tolakan
• Who was Ampére?
André-Marie Ampére (1775–1836) dianggap sebagai salah satu pendiri
elektromagnetisme klasik.
• Who was Newton?
Sir Isaac Newton (25 Desember 1642–20 Maret 1727) adalah ilmuwan
Inggris yang meletakkan dasar bagi banyak mekanika klasik yang
digunakan saat ini.
• Who was Joule?
James Prescott Joule (24 Desember 1818–11 Oktober 1889) adalah
seorang fisikawan dan pembuat bir Inggris. Dia mempelajari sifat
panas, dan menemukan hubungannya dengan kerja mekanis.
PENEMU
• Who was Watt?
James Watt (19 Januari 1736–25 Agustus 1819) adalah seorang
penemu dan insinyur mekanik Skotlandia yang secara radikal
meningkatkan daya dan efisiensi mesin uap
• Who was Volta?
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta (18 Februari 1745–5
Maret 1827) adalah fisikawan Italia yang menemukan baterai
• Who was Ohm?
Georg Simon Ohm (16 Maret 1789–6 Juli 1854) adalah seorang ahli
fisika dan matematikawan Bavaria yang menulis teori kelistrikan
lengkap, di mana ia menyatakan hukumnya untuk gaya gerak listrik
• Who was Siemens?
Ernst Werner Siemens (13 Desember 1816–6 Desember 1892) adalah
penemu dan industrialis Jerman, yang dikenal di seluruh dunia karena
kemajuannya dalam berbagai teknologi.
SIMBOL UNTUK KOMPONEN LISTRIK
SIMBOL UNTUK KOMPONEN LISTRIK

Simbol tegangan

Simbol tahanan
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

ARUS LISTRIK DAN MUATAN LISTRIK


• Semua atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton memiliki
muatan listrik positif, dan neutron tidak memiliki muatan listrik.
Elektron adalah partikel bermuatan negatif
• Atom-atom dari bahan yang berbeda, tidak sama satu sama lain dengan
memiliki jumlah proton, neutron dan elektron yang berbeda
• Jumlah proton dan elektron yang sama ada di dalam atom, dikatakan
seimbang secara elektrik, karena muatan positif dan negatif saling
meniadakan satu sama lain.
• Semua atom terikat bersama oleh gaya tarik yang kuat yang ada di
antara nukleus dan elektronnya. Elektron di kulit terluar atom, tertarik
ke inti tidak sekurang daripada elektron yang lebih dekat ke inti.
• Ada kemungkinan atom kehilangan elektron; disebut ion, tidak
seimbang secara elektrik, tetapi bermuatan positif dan dengan
demikian mampu menarik elektron ke dirinya sendiri dari atom lain.
Elektron yang bergerak dari satu atom ke atom lainnya disebut
elektron bebas dan gerakan acak seperti itu dapat berlanjut tanpa
batas. Gerakan elektron bebas, dikenal sebagai drift, merupakan aliran
arus listrik.
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

ARUS LISTRIK DAN MUATAN LISTRIK

Proton dan Neutron berada


dalam inti atom yang disebut
nukleus.
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

ARUS LISTRIK DAN MUATAN LISTRIK


• Arus adalah laju pergerakan muatan
• Satuan yang digunakan untuk mengukur kuantitas muatan
listrik Q disebut coulomb
• di mana 1 coulomb = 6.24 × 1018 elektron
• Jika gerakan elektron dalam konduktor terjadi pada tingkat satu
coulomb per detik arus yang dihasilkan dikatakan arus satu
ampere
• Sehingga, 1 ampere = 1 coulomb per detik atau 1 A = 1 C/s.
• atau 1 coulomb = 1 ampere detik atau 1 C = 1 A s.
• jumlah muatan listrik yang ditransfer
𝑄 = 𝐼 .𝑡
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS Contoh soal
ARUS LISTRIK DAN MUATAN LISTRIK
1. Berapakah arus yang mengalir bila 0.24 coulomb ditrasnfer
dalam 15 ms?
• Q = I . t, maka

𝑄 0.24 0.24 . 1000 240


𝐼= = = = = 16 𝐴
𝑡 (15/1000) 15 15

2. Jika arus 10 A mengalir selama 4 menit, berapakah jumlah


muatan listrik yang ditransfer?
• Q = I . t, maka
• I =10 A, t = 4×60 = 240 detik
• Q = 10×240 = 2400 C (coulomb)
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

ARUS (CURRENT)
• Arus (I) adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui
suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Satuan arus
listrik tersebut disebut Ampere.
𝑄
𝐼=
𝑡
• Dimana:
• I = arus listrik (ampere)
• Q = muatan listrik (coulomb)
• t = waktu (detik)
• 1 ampere adalah 1 coulomb per detik
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
ARUS (CURRENT)
Jika arus 5A mengalir selama 2 menit, berapakah Q (Quantity of
electricity)?

Q = I . t (coulomb)
I = 5 A, t= 2×60=120 detik
Q = 5 × 120 = 600 C (atau coulomb)
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
ARUS (CURRENT)
Diketahui
• Q = 1000 Coulomb
• t = 200 detik
• Berapakah I?

Jawab
• I = Q/t
• I = 1000/200
• I = 5 ampere
GAYA (FORCE)
• Newton didefinisikan sebagai gaya yang ketika diterapkan pada
massa satu kilogram, memberinya percepatan satu meter per
detik kuadrat (m/detik2).
• Satuan gaya adalah newton (N) di mana satu newton adalah satu
𝑘𝑔.𝑚
kilogram meter per detik kuadrat (1 N = 1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
• Gaya = massa × percepatan
• F=m.a
dimana:
• m adalah massa dalam kg
𝑚
• a adalah percepatan dalam
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
• F adalah gaya dalam newton (N)
Contoh soal
GAYA (FORCE)
𝑚
• masa 5000 g dipercepat pada 2 oleh sebuah gaya.
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
Berapakah gaya yang dibutuhkan?

• Force = mass × acceleration


𝑘𝑔.𝑚
• F = 5 kg × 2 m/detik2 = 10 = 10 N
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

KERJA (WORK) ATAU ENERGI


• Satuan kerja atau energi adalah joule (J), dimana 1 joule = 1 Nm
• Joule didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan atau energi
yang ditransfer ketika gaya satu newton diberikan sepanjang
jarak satu meter dalam arah gaya.
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑊 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝐹 . 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘(𝑠)
• dimana W adalah energi, F adalah gaya dan s adalah jarak
• W dalam joule, F dalam N dan s dalam m
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

KERJA (WORK) ATAU ENERGI


Energi juga didefinisikan sebagai:
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑊 = 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑃 . 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
= 𝑉 . 𝐼 .𝑡
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑊 (𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃 = =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
KERJA (WORK) ATAU ENERGI
• sebuah mesin portable membutuhkan gaya 200 N untuk
berpindah. Berapa kerja yang dilakukan jika mesin tersebut
dipindah sejauh 20 m? dan berapa daya rata-rata yang
digunakan jika perpindahan tersebut membutuhkan waktu 25
detik?

W = gaya . jarak = F . s = 200 N . 20 m


= 4000 Nm atau 4 kJ

𝑊 4000 𝐽 𝐽
Daya = = = 160 = 160 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑡 25 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

DAYA (POWER)
Daya didefinisikan sebagai tingkat melakukan pekerjaan (work)
atau mentransfer energi
Satuan daya (power) adalah watt
𝑊 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑃= =
𝑡 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dimana W adalah kerja yang dilakukan atau energi yang
ditransfer, dalam joule dan t adalah waktu, dalam detik
Sehingga energi dapat ditulis:
𝑊 = 𝑃 .𝑡
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

DAYA (POWER)
• Jika 1 joule energi dikeluarkan untuk mentransfer satu coulomb
muatan melalui perangkat dalam satu detik, maka laju transfer
energi adalah satu watt. Daya yang diserap harus sebanding
dengan jumlah coulomb yang ditransfer per detik (arus) dan ke
energi yang diperlukan untuk mentransfer satu coulomb melalui
elemen (tegangan).
Daya juga didefinisikan sebagai
𝑃 = 𝑉 .𝑖
Dimana:
• P = daya (watt)
• V = tegangan listrik (volt)
• i = arus listrik (ampere)
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
DAYA (POWER)
Diketahui
• V = 12v
• R = 3Ω
• Berapakah P?

Jawab
• P = V. I,
• V = I . R, I = V/R
• P = V² /R
• P = 12² /3
• P = 144 /3
• P = 48 watt
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
DAYA (POWER)
• Sebuah TV memerlukan tegangan 220V dan arus listrik sebesar 2A
untuk mengaktifkannya. Berapakah daya listrik yang dikonsumsi?

Diketahui
• V = 220 V
• I = 2A
• Berapakah P?

Jawab
• P=V.I
• P = 220 x 2
• P = 440 watt
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

ENERGI LISTRIK
• Energi listrik = daya × waktu
• Jika daya diukur dalam watt dan waktu dalam detik maka satuan
energi adalah watt-detik atau joule ∗. Jika daya diukur dalam
kilowatt dan waktu dalam jam maka satuan energi adalah
kilowatt-jam
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
ENERGI LISTRIK
• Baterai 12 V dihubungkan ke beban yang memiliki resistansi 40
Ω. Tentukan arus yang mengalir dalam beban, daya yang
dikonsumsi dan energi yang dihabiskan dalam 2 menit

𝑉 12
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝐼 = = = 0,3 𝐴
𝑅 40

𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖, 𝑃 = 𝑉 . 𝐼 = 12 . 0,3 = 3,6 𝑊

𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔, 𝐸 = 𝑃 . 𝑡 = 3,6 𝑊. 2 . 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 432 𝐽


MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

DAYA LISTRIK DAN ENERGI


Ketika arus I (ampere) mengalir dalam rangkaian listrik dan
tegangan di sirkuit adalah V (volt), sehingga
daya dalam watt,
𝑃 = 𝑉 .𝐼
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 . 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 𝑉 . 𝐼 . 𝑡 (𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒)
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
DAYA LISTRIK DAN ENERGI
• sebuah sumber energi dengan tegangan 5 V menyuplai arus 3 A
selama 10 menit, berapa energi yang disediakan pada saat itu?

𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 𝑑𝑎𝑦𝑎 . 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 𝑃 . 𝑡


𝐷𝑎𝑦𝑎 = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 . 𝑎𝑟𝑢𝑠 = 𝑉 . 𝐼
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 𝑉. 𝐼. 𝑡
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 5. 3 . (10.60) = 9000 𝑊𝑠 = 9000 𝐽 = 9 𝑘𝐽
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
DAYA LISTRIK DAN ENERGI
• Pemanas listrik mengkonsumsi 1,8 MJ ketika dihubungkan ke tegangan
250 V selama 30 menit. Berapa rating daya pemanas dan arus yang
dikonsumsi?
Jawab
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = 𝑑𝑎𝑦𝑎 . 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 𝑃 . 𝑡
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
𝐷𝑎𝑦𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

1,8 x 106 J 𝐽
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃 = = 1000 = 1000 𝑤𝑎𝑡𝑡
30 x 60 detik 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑃 1000 watt
𝐼 = = = 4𝐴
𝑉 250 volt
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

DAYA LISTRIK DAN ENERGI


• Daya P dalam rangkaian listrik diberikan oleh perkalian beda
potensial V dan arus I. Satuan daya adalah watt, W
𝑃 = 𝑉 .𝐼
• dari hukum Ohm, V = I . R
• substitusi V ke dalam persamaan, sehingga
𝑃 = 𝐼. 𝑅 . 𝐼 = 𝐼 2 . 𝑅
𝑉
• dari hukum Ohm, 𝐼 = 𝑅
• substitusi I ke dalam persamaan, diperoleh
𝑉 𝑉2
𝑃=𝑉. =
𝑅 𝑅
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
DAYA LISTRIK DAN ENERGI
• Bola lampu listrik 100 W terhubung ke tegangan 250 V. Tentukan
(a) arus yang mengalir di bola lampu, dan (b) resistansi bola
lampu.
𝑃 = 𝑉 .𝐼
𝑃
𝐼=
𝑉

100 2
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝐼 = = = 0,4 𝐴
250 5

𝑉 250
𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑅 = = = 625 Ω
𝐼 0,4
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA Contoh soal
DAYA LISTRIK DAN ENERGI
• Arus 5 A mengalir dalam belitan motor listrik, resistansi belitan
menjadi 100 Ω. Tentukan (a) beda potensial yang melalui belitan,
dan (b) daya yang hilang oleh kumparan

(a) beda potensial yang melalui belitan


𝑉 = 𝐼 . 𝑅 = 5 . 100 = 500 𝑉

(b) daya yang hilang oleh kumparan


𝑃 = 𝐼 2 . 𝑅 = 52 . 100 = 2500 𝑊 = 2,5 𝑘𝑊
atau
𝑃 = 𝑉 . 𝐼 = 500 . 5 = 2500 𝑊 = 2,5 𝑘𝑊
MUATAN DAN ARUS, TEGANGAN , ENERGI DAN DAYA

TEGANGAN (VOLTAGE)
• Satuan tegangan adalah volt, diamana 1 volt adalah 1 joule per
coulomb.
• Satu volt didefinisikan sebagai beda potensial antara dua titik
dalam konduktor yang, ketika membawa arus satu ampere,
menghamburkan daya satu watt
𝑉 = 𝐼 .𝑅
Dimana:
• V = tegangan listrik (volt)
• I = arus listrik (ampere)
• R = tahanan (ohm)
𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑣𝑜𝑙𝑡 = = = =
𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 . 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

Beda potensial dan resistansi


• Untuk arus yang kontinu mengalir di antara dua titik dalam
rangkaian, beda potensial (potential difference) atau tegangan, V,
diperlukan di antara keduanya; jalur konduksi lengkap
diperlukan ke dan dari sumber energi listrik. Satuan beda
potensial adalah volt, V (dinamai untuk menghormati fisikawan
Italia Alessandro Volta).
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

Beda potensial dan resistansi


• Aliran arus dianggap mengalir dari terminal positif ke terminal
negatif. Aliran arus listrik tunduk pada gesekan. Gesekan ini,
disebut resistensi, R, dan adalah milik dari konduktor yang
membatasi arus. Satuan resistensi adalah ohm.
𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑉 (𝑣𝑜𝑙𝑡)
𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑅 = =
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝐼 (𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

Beda potensial dan resistansi


• Ammeter adalah instrumen yang digunakan
untuk mengukur arus dan harus dihubungkan
secara seri dengan rangkaian.
• Voltmeter adalah instrumen yang digunakan
untuk mengukur beda potensial dan harus
terhubung secara paralel dengan bagian sirkuit
• Ohmmeter adalah alat untuk mengukur
resistansi.
• Multimeter, atau instrumen universal, dapat
digunakan untuk mengukur tegangan, arus dan
resistansi
• Wattmeter adalah instrumen untuk pengukuran
daya dalam rangkaian listrik.
AN INTRODUCTION TO ELECTRIC CIRCUITS

Beda potensial dan resistansi


Digital Multimeter Ammeter Voltmeter
Ohmmeter

AC DC Analog Power Meter, Wattmeter


HUBUNGAN P, V, I DAN R

Sumber: www.electronics-tutorials.ws
Hubungan antara tegangan dan arus dalam
rangkaian dengan tahanan yang konstan
Hubungan antara tegangan (v) dan
arus (i) dalam rangkaian tahanan
yang konstan (R) akan menghasilkan
hubungan garis lurus i-v dengan
kemiringan yang sama dengan nilai
tahanan

Unit of
Quantity Symbol Abbreviation
Measure

Voltage V or E Volt V

Current I Ampere A

Resistance R Ohms Ω
PENGARUH UTAMA ARUS LISTRIK
Tiga pengaruh utama dari arus listrik adalah:
a. Pengaruh magnetik
b. Pengaruh chemical/kimia
c. Pengaruh heating/panas
Beberapa aplikasi praktis dari pengaruh arus listrik meliputi:
• Magnetic effect: bell, relay, motor, generator, transformer,
telephone, car-ignition dan lifting magnet
• Chemical effect: sel primer dan sekunder (rechargeable
battery) dan elektroplating
• Heating effect: kompor, pemanas air, perapian listrik/ pemanas
listrik, seterika, tungku, ketel dan solder
FUSES/SEKERING
• Jika ada kesalahan dalam peralatan maka arus yang berlebihan
dapat mengalir
• Menyebabkan panas berlebih dan mungkin kebakaran, sekering
melindungi terhadap hal ini
• Arus dari suplai ke peralatan mengalir melalui sekering.
Sekering adalah sepotong kawat yang dapat membawa arus yang
ditetapkan. Jika arus naik di atas nilainya, akan meleleh, maka
ada sirkuit terbuka dan tidak ada arus yang dapat mengalir,
sehingga melindungi peralatan
Contoh
Jika tersedia sekring 5 A, 10 A, dan 13 A, nyatakan yang paling
sesuai untuk perangkat berikut, yang keduanya terhubung ke
suplai 240 V
(a) pemanggang listrik yang memiliki rating daya 1 kW
(b) kompor listrik memiliki rating daya 3 kW.
• Power P =VI, sehingga I = P/V
• pemanggang listrik, I = P/V = 1000/240 = 4,17 A
 digunakan fuse 5A
• Kompor listrik, I = P/V = 3000/240 = 12,5 A
 digunakan fuse 13 A
INSULATION DAN BAHAYA ALIRAN ARUS TINGGI
YANG KONSTAN

• Penggunaan bahan insulasi pada peralatan


listrik, memiliki efek mencegah kehilangan
panas, yaitu panas tidak dapat menghilang,
sehingga menciptakan kemungkinan bahaya
kebakaran
• Selain itu, bahan insulasi memiliki rating
suhu maksimum, ini adalah panas yang
dapat ditahan tanpa rusak
• Rating arus untuk peralatan dan komponen
elektrik dibatasi untuk menjaga panas yang
dihasilkan dalam batas aman
• Tegangan maksimum juga dipertimbangkan
dalam memilih insulation/isolasi
CONTOH APLIKASI PADA KERETA API

Diagram sistem propulsi


CONTOH APLIKASI PADA KERETA API

struktur penggerak motor asinkron


ELEMEN PASIF DAN AKTIF
Elemen rangkaian terbagi dua yaitu elemen pasif dan aktif
I. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi (generator,
batere)
A. Sumber tegangan (sumber yang menghasilkan tegangan yang
tetap)
1. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
2. Sumber Tegangan Tidak Bebas/ Dependent Voltage Source
B. Sumber arus (sumber yang menghasilkan arus yang tetap)
1. Sumber Arus Bebas/ Independent Current Source
2. Sumber Arus Tidak Bebas/ Dependent Current Source
II. Elemen Pasif adalah elemen yang tidak dapat menghasilkan energi
A. Resistor (R)
B. Kapasitor (C)
C. Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan (L)
ELEMEN AKTIF
1. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
 Nilai tegangannya tidak bergantung pada nilai tegangan
atau arus lainnya
2. Sumber Tegangan Tidak Bebas/ Dependent Voltage Source
 Nilai tegangan bergantung pada nilai tegangan atau arus
lainnya.
3. Sumber Arus Bebas/ Independent Current Source
 Nilai arus tidak bergantung pada nilai tegangan atau
arus lainnya.
4. Sumber Arus Tidak Bebas/ Dependent Current Source
 Nilai arus bergantung pada nilai tegangan atau arus
lainnya
SIMBOL
Simbol untuk independent voltage sources:
(a) Digunakan untuk tegangan constant atau
berubah terhadap waktu
(b) Digunakan untuk tegangan constant (dc)

Simbol untuk independent


current source

Symbols untuk:
(a) dependent voltage source,
(b) dependent current source
DEPENDENT SOURCES (SUMBER TAK BEBAS)

Keluaran sumber tak-bebas dikendalikan oleh (tergantung dari)


tegangan atau arus di bagian lain dari rangkaian. Sumber tak-bebas
yang akan kita pelajari adalah sumber tak-bebas linier, baik itu
sumber tegangan maupun sumber arus. Karena ada dua macam
besaran yang dikendalikan, yaitu tegangan ataupun arus, dan ada dua
macam besaran pengendali yang juga berupa arus ataupun tegangan,
maka kita mengenal empat macam sumber tak-bebas.
1. voltage-controlled voltage source (VCVS) / Tegangan – sumber
Pengontrol Tegangan
2. current-controlled voltage source (CCVS) / Arus –Sumber
Pengontrol Tegangan
3. voltage-controlled current source (VCCS) / Tegangan – Sumber
Pengontrol Arus
4. current-controlled current source (CCCS) / Arus – Sumber
Pengontrol Arus
Contoh rangkaian
ELEMEN PASIF
• Resistor (R)
• Disebut juga tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi dimana resistor
mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi
tegangan
• Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari
resistor tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan
• Kapasitor (C)
• Disebut juga dengan kondensator atau kapasitansi. Mempunyai fungsi untuk
membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
• Satuan dari kapasitor : Farad (F)
• Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan
• Induktor (L)
• disebut sebagai induktansi, lilitan, kumparan, atau belitan
• induktor mempunyai sifat dapat menyimpan energi dalam bentuk medan
magnet
• Satuan dari induktor : Henry (H)
MUATAN, ARUS, TEGANGAN, ENERGI
DAN DAYA
• Hukum-hukum Kirchhoff
• Hukum Ohm
• Rangkaian seri
• Pembagi Tegangan
• Rangkaian paralel
• Pembagi Arus
• Ammeter, Voltmeter dan Ohmmeter
Simbol dan Satuan
Simbol Satuan
Waktu t detik
Percepatan a m/detik2
Gaya F N (newton)
Muatan listrik Q C (coulomb)
Arus listrik I A (ampere)
Resistansi R W (ohm)
Konduktansi G S (siemen)
Tegangan v V (volt)
Energi E atau W J (joule)
Daya P W (watt)
HUKUM KIRCHHOFF
• Kirchhoff 's Current Law (KCL)
Jumlah aljabar arus listrik pada setiap node dari rangkaian
listrik sama dengan nol

• Kirchhoff 's Voltage Law (KVL)


KVL diterapkan untuk tegangan dalam loop dan menyatakan
bahwa jumlah aljabar dari tegangan cabang di sekitar loop
dari rangkaian listrik sama dengan nol
KIRCHHOFF 'S CURRENT LAW (KCL)

• tanda positif ke arus yang memasuki simpul/node dan tanda


negatif ke arus yang meninggalkan simpul/node.

node A, i1 + i2 - i4 = 0
node B, -i1 - i3 = 0
node C, i3 + i5 – i2 = 0
node D, i6 + i8 – i5 = 0
KIRCHHOFF 'S VOLTAGE LAW (KVL)

• KVL pada loop I adalah -v1 + v3 + v2 = 0


• Pada loop III adalah - v5 - v6 + v9 = 0
HUKUM OHM
• Hukum Ohm menyatakan bahwa arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian berbanding lurus dengan tegangan V yang diterapkan dan
berbanding terbalik dengan resistansi R, asalkan suhu tetap konstan

𝑉 𝑉
𝐼 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉 = 𝐼 . 𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 =
𝑅 𝐼
Contoh soal
HUKUM OHM
• Arus yang mengalir melalui resistor adalah 0,8 A ketika diterapkan
beda potensial 20 V. Tentukan nilai resistansi
dari hukum Ohm
resistansi
𝑉 20 200
𝑅= = = = 25 Ω
𝐼 0,8 8
Contoh soal
HUKUM OHM
• Tentukan beda potensial yang harus diterapkan ke resistor 2 kΩ
agar arus 10 mA dapat mengalir.

𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑅 = 2𝑘 = 2 . 103 = 2000 Ω


−3
10
arus 𝐼 = 10 𝑚𝐴 = 10 . 10 = = 0,01 𝐴
10000
• dari hulum Ohm, beda potensial adalah
𝑉 = 𝐼 . 𝑅 0,001 . 2000 = 20 𝑣𝑜𝑙𝑡
Contoh soal
HUKUM OHM
• Sebuah kumparan memiliki arus 50 mA yang mengalir melaluinya
ketika tegangan yang digunakan adalah 12 V. Berapa resistansi
kumparan?
𝑉 12 12 . 103 12000
𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖, 𝑅 = = −3
= = = 240 Ω
𝐼 50 . 10 50 50
Contoh soal
HUKUM OHM
• Baterai 100 V terhubung ke resistor dan menyebabkan arus 5 mA
mengalir. Tentukan resistansi resistor.
• Jika tegangan dikurangi menjadi 25 V, berapa nilai arus yang
mengalir?

𝑉 100 100 . 103 3


𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖, 𝑅 = = −3
= = 20 . 10 = 20 𝑘Ω
𝐼 5 . 10 5

𝑉 25 25 −3
𝐼= = = . 10 = 1,25 𝑚𝐴
𝑅 20. 103 20
RESISTANSI DAN KONDUKTANSI
• Satuan resistansi listrik adalah ohm (W), di mana satu ohm adalah satu
volt per ampere.
• didefinisikan sebagai resistansi antara dua titik dalam konduktor
ketika potensial listrik konstan satu volt diterapkan pada dua titik
menghasilkan aliran arus satu ampere di konduktor.
𝑉
𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑜ℎ𝑚, 𝑅=
𝐼
dimana V adalah beda potensial diatara 2 titik, dalam volt
I adalah arus yang mengalir diatara 2 titik, dalam ampere
• Kebalikan dari resistansi disebut konduktansi dan diukur dalam
siemens (S), dinamai sesuai penemu dan industrialis Jerman, Ernst
Siemens
1
𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑒𝑚𝑒𝑛𝑠, 𝐺=
𝑅
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

RANGKAIAN SERI
• Tiga resistor, R1, R2 dan R3, terhubung dari ujung ke ujung, secara seri,
dengan sumber baterai V volt. Dalam rangkaian tertutup arus I akan
mengalir dan beda potensial di setiap resistor dapat ditentukan dari
pembacaan voltmeter V1, V2 dan V3
Dalam rangkaian seri:
a. Arus I sama di semua bagian sirkuit dan karenanya pembacaan yang
sama ditemukan pada masing-masing dua ammeter yang
ditunjukkan.
b. Jumlah tegangan V1, V2, dan V3 sama dengan tegangan total yang
diberikan, V
V = V1 +V2 +V3
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

RANGKAIAN SERI
dari hukum Ohm
 V1 = I . R1, V2 = I . R2, V3 = I . R3 dan V = I . R
dimana R adalah total resistansi rangkaian
Sehingga V = V1 + V2 + V3
dan I.R = I.R1 + I.R2 + I.R3
bila dibagi dengan I, maka
 R = R1 +R2 +R3

Jadi untuk rangkaian seri, resistansi total diperoleh dengan


menambahkan bersama nilai-nilai resistensi yang terpisah
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
RANGKAIAN SERI
• Untuk rangkaian pada Gambar, tentukan (a) tegangan baterai V, (b)
resistansi total rangkaian, dan (c) nilai resistansi resistor R1, R2 dan R3.
Beda potensial di R1, R2 dan R3 masing-masing adalah 5 V, 2 V dan 6 V.

a. Tegangan baterai V =V1 +V2 +V3


V = 5 + 2 + 6 = 13 V
b. Total resistensi
𝑉 13
𝑅= = = 3,25 Ω
𝐼 4
c. Resistensi R1
𝑉1 5
𝑅1 = = = 1,25 Ω
𝐼 4
𝑉2 2
𝑅2 = = = 0,5 Ω
𝐼 4
𝑉3 6
𝑅3 = = = 1,5 Ω
𝐼 4
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
RANGKAIAN SERI
• Baterai 12 V terhubung dalam rangkaian yang memiliki tiga
resistor terhubung seri yang memiliki tahanan 4 Ω, 9 Ω dan 11 Ω.
Tentukan arus yang mengalir, dan beda potensial melintasi
resistor 9Ω . Temukan juga daya yang hilang dalam resistor 11Ω .

• Total resistensi R=4+9+11=24 Ω


𝑉 12
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝐼 = = = 0,5 𝐴
𝑅 24
• Beda potensial pada resistor 9 Ω
V1 = I . 9 = 0,5 . 9 = 4,5 V
• Daya pada resistor 11 Ω
P = I2 . R = 0.52 . 11 = 0,25 . 11 = 2,75 W
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

PEMBAGI TEGANGAN (POTENTIAL DIVIDER)

𝑅1
𝑉1 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2

𝑅2
𝑉2 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2

𝑅2
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2 𝑖𝑛
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
PEMBAGI TEGANGAN (POTENTIAL DIVIDER)

• Tentukan nilai tegangan V

6
𝑉= 50 = 30 𝑉
6+4
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
PEMBAGI TEGANGAN (POTENTIAL DIVIDER)

• Dua resistor dihubungkan secara seri melalui suplai 24 V dan


arus 3 A mengalir di rangkaian. Jika salah satu resistor memiliki
resistansi 2 Ω, tentukan (a) nilai resistor lainnya, dan (b) beda
potensial melintasi resistor 2 Ω. Jika rangkaian terhubung
selama 50 jam, berapa banyak energi yang digunakan?

𝑉 24
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖, 𝑅 = = =8Ω
𝐼 3
a 𝑅𝑥 = 8 − 2 = 6 Ω
(b) Beda tegangan melintasi resistor 2 Ω
𝑉1 = 𝐼 . 𝑅1 = 3 . 2 = 6 𝑉, atau
𝑅1 2
𝑉1 = 𝑉= . 24 = 6 𝑉
𝑅1 + 𝑅𝑥 2+6
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖, 𝐸 = 𝑉 . 𝐼 . 𝑡 = 24 . 3 . 50 𝑗𝑎𝑚 = 3600 𝑊𝑗𝑎𝑚 = 3,6 𝑘𝑊ℎ
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

RANGKAIAN PARALEL
• tiga resistor, R1, R2 dan R3, saling terhubung
satu sama lain, yaitu secara paralel.
Dalam rangkaian paralel:
a. Jumlah dari arus I1, I2 dan I3 sama dengan
arus sirkuit total, I = I1 + I2 + I3
b. Sumber tegangan, V volt, adalah sama dengan
di setiap resistor.

1 1 1 1
= + +
𝑅 𝑅1 𝑅2 𝑅3
Persamaan ini digunakan ketika mencari total
resistansi R dari rangkaian paralel.
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

RANGKAIAN PARALEL
Dalam kasus 2 resistor dalam rangkaian paralel

1 1 1 𝑅1 + 𝑅2
= + =
𝑅 𝑅1 𝑅2 𝑅1 𝑅2

Sehingga

𝑅1 𝑅2
𝑅=
𝑅1 + 𝑅2
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
RANGKAIAN PARALEL
• Untuk rangkaian yang ditunjukkan pada
Gambar, tentukan (a) pembacaan pada
ammeter, dan (b) nilai resistor R2

Jawab:
• Beda potensial melalui R1 sama dengan
tegangan suplai V .
• Tegangan suplai, V = 8 × 5 = 40 V
𝑉 40
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑚𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟, 𝐼 = = = 2𝐴
𝑅3 20
Arus mengalir melalui R2 = 11 – 8 – 2 = 1 A
𝑉 40
𝑅2 = = = 40 Ω
𝐼2 1
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

PEMBAGI ARUS (CURRENT DIVISION)

• Untuk rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar, resistansi total,


RT, adalah:

𝑅1 𝑅2
𝑅𝑇 =
𝑅1 + 𝑅2

𝑅1 𝑅2
dan 𝑉 = 𝐼. 𝑅𝑇 = 𝐼 𝑅1 +𝑅2

𝑉 1 𝑅1 𝑅2 𝑅2
𝑎𝑟𝑢𝑠 𝐼1 = = = 𝐼
𝑅1 𝑅1 𝑅1 + 𝑅2 𝑅1 + 𝑅2
SERIES AND PARALLEL NETWORKS

PEMBAGI ARUS (CURRENT DIVISION)

dengan cara yang sama diperoleh I2:

𝑉 1 𝑅1 𝑅2 𝑅1
𝐼2 = = = 𝐼
𝑅2 𝑅2 𝑅1 + 𝑅2 𝑅1 + 𝑅2

𝑹𝟐 𝑹𝟏
𝑰𝟏 = 𝑰 𝑑𝑎𝑛 𝑰𝟐 = 𝑰
𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 𝑹𝟏 + 𝑹𝟐

Penting untuk dicatat bahwa pembagi arus hanya dapat diterapkan pada dua
resistor paralel. Jika ada lebih dari dua resistor paralel, maka pembagi arus
tidak dapat ditentukan dengan menggunakan rumus di atas.
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
PEMBAGI ARUS (CURRENT DIVISION)

• Untuk rangkaian seri-paralel yang ditunjukkan pada Gambar,


tentukan (a) arus suplai, (b) arus yang mengalir melalui setiap
resistor dan (c) beda potensial di setiap resistor.
SERIES AND PARALLEL NETWORKS Contoh soal
PEMBAGI ARUS (CURRENT DIVISION)

a. resistansi equivalent Rx dari R2 dan R3


terhubung parallel adalah
6 × 2 12
𝑅𝑥 = = = 1,5 Ω
6+2 8
resistansi equivalent RT ddari R1, Rx dan R4
terhubung seri adalah
RT = 2.5 + 1.5 + 4 = 8 Ω
𝑉 200
𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠, 𝐼 = = = 25 𝐴
𝑅𝑇 8

b. arus yang mengalir melalui R1 dan R4 adalah 25


A, arus yang mengalir melalui R2 adalah
𝑅3 2
𝑅2 = 𝐼= 25 = 6,25 𝐴
𝑅2 + 𝑅3 6+2
Contoh soal
PEMBAGI ARUS (CURRENT DIVISION)

arus yang mengalir melalui R3


𝑅2 6
𝑅3 = 𝐼= 25 = 18,75 𝐴
𝑅2 + 𝑅3 6+2
(Perhatikan bahwa arus yang mengalir melalui
R2 dan R3 harus dijumlahkan, hingga arus total
yang mengalir ke susunan paralel, yaitu 25 A)
c. rangkaian equivalent seperti pada gambar.
beda potensial pada:
R1  V1=IR1=(25)(2.5)=62,5 V
Rx  Vx =IRx =(25)(1.5)=37,5 V
R4  V4=IR4=(25)(4)=100 V
beda potensial pada R2 = R3 = 37,5 V
Wye-Delta Transformations

• Delta to Wye Conversion


• Wye to Delta Conversion
Wye-Delta Transformations
• Situasi sering muncul dalam analisis jaringan ketika resistor tidak paralel
atau seri seperti pada gambar
• Rangkaian ini dapat disederhanakan dengan menggunakan jaringan tiga
terminal yang setara, yaitu jaringan wye (Y) atau tee (T) dan jaringan delta
 atau pi P
Delta to Wye Conversion

………………….. 1

R12 (Y) = R12 ()

………………….. 2

………………….. 3

………………….. 4
Delta to Wye Conversion

Pengurangan eq 4 dari eq 2, diperoleh:

………………….. 5

Penjumlahan eq 3 dan eq 5, diperoleh: ………………….. 6

Pengurangan eq 5 dari eq 3, diperoleh: ………………….. 7

Pengurangan eq 6 dari eq 2, diperoleh: ………………….. 8


Delta to Wye Conversion

Untuk mengubah jaringan  ke Y, buat simpul tambahan n seperti


ditunjukkan pada Gambar dan mengikuti aturan konversi berikut:
Setiap resistor dalam jaringan Y adalah produk dari resistor di dua
cabang  yang berdekatan, dibagi dengan jumlah dari tiga resistor 
Wye to Delta Conversion
Untuk mendapatkan rumus konversi untuk mengubah jaringan wye ke
jaringan  yang setara, dari eq 6 – 8):

………………….. 9

Membagi eq 9 masing-masing dengan eq 6, 7, 8, diperoleh:

………………….. 10

………………….. 11

………………….. 12
Wye to Delta Conversion

Dari eq. (10) hingga (12) dan Gambar, aturan konversi untuk Y ke  adalah
sebagai berikut:
Setiap resistor dalam jaringan  adalah jumlah dari semua produk
yang mungkin dari resistor Y diambil dua pada suatu waktu, dibagi
dengan resistor Y yang berlawanan

Rangkaian Y dan  dikatakan seimbang jika:


R1 = R2 = R3 = RY, Ra = Rb = Rc = R ………………….. 13

Dalam kondisi ini, rumus konversi menjadi:

atau
Contoh
Ubah jaringan  ke jaringan Y equivalent

(a) jaringan  original,


(b) jaringan Y equivalent
Contoh
Menggunakan rumus 6 – 8, diperoleh:
ANALISIS RANGKAIAN

• Superposisi
• Analisis Mesh (Mata Jala )
• Analisis nodal (Titik Simpul)
• Theorema Thévenin’s dan Norton’s
METODE ANALISIS RANGKAIAN

SUPERPOSISI

• Jika rangkaian memiliki dua atau lebih sumber independen


(bebas), salah satu cara untuk menentukan nilai variabel
tertentu (tegangan atau arus) adalah dengan menggunakan
analisis nodal atau mesh. Cara lain adalah untuk menentukan
kontribusi setiap sumber independen (bebas) ke variabel dan
kemudian menambahkannya. Pendekatan ini dikenal sebagai
superposisi.

• Prinsip superposisi menyatakan bahwa tegangan yang melintasi


(atau arus yang melalui) elemen dalam rangkaian linear adalah
jumlah aljabar dari tegangan yang melintasi (atau arus melalui)
elemen tersebut karena masing-masing sumber independen
(bebas) bertindak sendiri.
METODE ANALISIS RANGKAIAN

SUPERPOSISI

• Gunakan teorema superposisi untuk


mencari v dalam rangkaian
• Karena ada 2 sumber maka, v = v1 + v2
• di mana v1 dan v2 adalah kontribusi karena
sumber tegangan 6-V dan sumber arus 3-A.
Untuk mendapatkan v1, kita atur sumber
arus ke nol, seperti ditunjukkan pada
gambar (a). Menerapkan KVL ke loop pada
gambar (a), diperoleh
12i1 − 6 = 0 ⇒ i1 = 0.5 A
Sehingga v1 = 4i1 = 2 V
METODE ANALISIS RANGKAIAN

SUPERPOSISI

• untuk mendapatkan v1 , juga dapat menggunakan pembagi


tegangan
4
𝑣1 = 6 =2𝑉
4+8

• Untuk mendapatkan v2, kita atur sumber tegangan ke nol,


seperti pada gambar (b). Gunakan pembagi arus (current
division)
8
𝑖3 = 3 =2𝐴
4+8
v2 = 4i3 = 8 V
v = v1 + v2 = 2 + 8 = 10 V
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH

• Digunakan untuk menganalisa rangkaian listrik yang tidak bisa


diselesaikan dengan analisa seri-pararel
• Analisis Mesh menganalisis rangkaian menggunakan arus mesh
sebagai ganti arus elemen sebagai variabel rangkaian yang
mudah dan mengurangi jumlah persamaan yang harus
diselesaikan secara bersamaan. Loop adalah jalur tertutup tanpa
simpul yang lewat lebih dari satu kali. Mesh adalah loop yang
tidak mengandung loop lain di dalamnya.
• Analisis mesh menerapkan KVL untuk menemukan arus yang
tidak diketahui (KVL: Jumlah tegangan pada suatu rangkaian
tertutup adalah nol)
• Analisis Mesh hanya berlaku untuk sirkuit yang planar
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Sirkuit planar dengan


cabang-cabang yang
bersilangan

Sirkuit nonplanar

Sirkuit planar tanpa cabang-


cabang yang bersilangan
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH

• Jalur abefa dan bcdeb adalah mesh, tetapi jalur abcdefa bukanlah
mesh. Arus yang melalui mesh dikenal sebagai arus mesh. Dalam
analisis mesh, diterapkan KVL untuk menemukan arus mesh di
sirkuit tertentu.

Rangkaian dengan 2 mesh


METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH

Langkah-langkah untuk Menentukan Arus Mesh:


• Tentukan arus mesh i1, i2,. . . n
• Terapkan KVL ke masing-masing Mesh.
• Selesaikan persamaan simultan yang dihasilkan untuk
mendapatkan arus mesh.
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Tahapan analisis mesh


Tahap 1
• Meskipun arus mesh dapat diberikan ke setiap mesh dalam arah
yang arbitrary (searah atau berlawanan jarum jam), adalah
konvensional untuk mengasumsikan bahwa setiap arus mesh
searah jarum jam.
• Arah arus mesh bersifat arbitrary dan tidak mempengaruhi
validitas solusi.
Tahap 2
• Menerapkan KVL ke mesh 1, kita dapatkan:
−V1 + R1i1 + R3(i1 − i2) = 0, atau
(R1 + R3)i1 − R3i2 = V1 …………………………..(1)
• Menerapkan KVL ke mesh 2, kita dapatkan:
R2i2 + V2 + R3(i2 − i1) = 0, atau
−R3i1 + (R2 + R3)i2 = −V2 ………………………(2)
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Tahapan analisis mesh


Tahap 3
• Masukkan persamaan (1) dan (2) dalam bentuk matrik
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh

• Pada rangkaian berikut, cari arus cabang I1, I2, and I3


menggunakan analisis mesh
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh

Jawab:
• pertama mencari arus mesh menggunakan KVL, untuk mesh 1:
−15 + 5i1 + 10(i1 − i2) + 10 = 0, atau 15i1 – 10i2 = 5
3i1 − 2i2 = 1 ………………………………………………. (1)
• Untuk mesh 2:
6i2 + 4i2 + 10(i2 − i1) − 10 = 0, atau 20i2 – 10i1 = 10
i1 = 2i2 − 1 …………………………………..……………. (2)
Metoda 1
• Substitusi persamaan (2) ke (1)
6i2 − 3 − 2i2 = 1  i2 = 1 A
Dari persamaaan (2),  i1 = 2i2 − 1 = 2 − 1 = 1 A, sehingga
I1 = i1 = 1 A, I2 = i2 = 1 A, I3 = i1 − i2 = 0
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh

Metoda 2 dengan Cramer’s rule, masukkan persamaan (1) dan (2)


ke dalam bentuk matrik

Didapat determinan

Maka
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH DENGAN SUMBER ARUS

Kasus 1
• Ketika sumber arus hanya ada pada satu
mesh, i2 = −5 A
• Buat persamaan mesh untuk mesh
lainnya
−10 + 4i1 + 6(i1 − i2) = 0  i1 = −2 A
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH DENGAN SUMBER ARUS

Kasus 2
• Bila sumber arus ada di antara dua mesh, gambar (a)
• Buat supermesh dengan mengecualikan sumber arus dan setiap
elemen yang terhubung secara seri dengannya, gambar (b)
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH DENGAN SUMBER ARUS

• Seperti yang ditunjukkan pada gambar (b), kita membuat supermesh


sebagai keliling dari dua mesh dan memperlakukannya secara berbeda.
(Jika sirkuit memiliki dua atau lebih supermesh yang bersilangan,
mereka harus dikombinasikan untuk membentuk supermesh yang
lebih besar)
• Mengapa memperlakukan supermesh secara berbeda? Karena analisis
mesh menerapkan KVL — yang mengharuskan kita mengetahui
tegangan di setiap cabang dan kita tidak tahu tegangan di sumber arus.
Namun, supermesh harus memenuhi KVL seperti mesh lainnya. Oleh
karena itu, menerapkan KVL ke supermesh pada gambar (b), didapat:
−20 + 6i1 + 10i2 + 4i2 = 0, atau
6i1 + 14i2 = 20 ………………………………………………….. (1)
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS MESH DENGAN SUMBER ARUS

• Terapkan KCL pada node di cabang di mana dua mesh berpotongan.


Penerapan KCL pada node 0 pada Gambar (a), didapat:
i2 = i1 + 6 …………………………………………….. (2)

• Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh:


6i1 + 14i2 = 20
i2 = i1 + 6
6i1 + 14(i1 + 6) = 20
6i1 + 14i1 + 84 = 20
20i1 = -64
i1 = -3,2 A
i2 = -3,2 + 6 = 2,8 A
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS NODAL

• Analisis nodal menyediakan prosedur umum untuk menganalisis


sirkuit menggunakan tegangan simpul sebagai variabel rangkaian.
Memilih voltase simpul daripada tegangan elemen karena variabel
rangkaian lebih mudah dan mengurangi jumlah persamaan yang harus
dipecahkan secara bersamaan.
• Untuk menyederhanakan masalah, kita akan berasumsi di bagian ini
bahwa sirkuit tidak mengandung sumber tegangan. Sirkuit yang
mengandung sumber tegangan akan dianalisis pada bagian berikutnya.
• Dalam analisis nodal, kami tertarik untuk menemukan tegangan node.
Diberikan rangkaian dengan n node tanpa sumber tegangan, analisis
nodal sirkuit melibatkan mengambil tiga langkah berikut.
• Analisis nodal berlaku KCL untuk menemukan tegangan yang tidak
diketahui dalam rangkaian tertentu
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS NODAL

Langkah-langkah menentukan
tegangan node
1. Pilih node sebagai simpul/node
referensi. Tetapkan tegangan v1, v2,. . . , vn
− 1 ke n - 1 node yang tersisa
• Langkah pertama adalah memilih
node sebagai referensi atau datum
node. Node referensi umumnya
disebut ground karena diasumsikan
memiliki potensial nol
Node 0 adalah node referensi (v =
0), sedangkan node 1 dan 2 masing-
masing diberi tegangan v1 dan v2
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Simbol untuk simpul (node) referensi


(a), (c) = earth ground
(b) = chassis ground
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS NODAL

2. Terapkan KCL ke masing-masing n -1 node


nonreference. Gunakan hukum Ohm untuk
mengekspresikan arus cabang dalam hal
tegangan node
• Langkah kedua, menerapkan KCL ke setiap
node nonreferensi di rangkaian. Untuk
menghindari menempatkan terlalu banyak
informasi pada sirkuit yang sama,
rangkaian pada Gambar (a) digambar ulang
pada Gambar (b), di mana kita sekarang
menambahkan i1, i2, dan i3 sebagai arus
melalui resistor R1, R2, dan R3,.
Di simpul 1, diterapkan KCL, diperoleh:
I1 = I2 + i1 + i2 ……………………………….. (1)
pada simpul 2, I2 + i2 = i3 ……………. (2)
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS NODAL

Karena resistansi adalah elemen pasif, arus mengalir dari potensial yang
lebih tinggi ke potensial yang lebih rendah dalam sebuah resistor

𝑣1 − 0
𝑖1 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑖1 = 𝐺1 𝑣1
𝑅1
𝑣1 − 𝑣2
𝑖2 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑖2 = 𝐺2 (𝑣1 − 𝑣2 )
𝑅2
𝑣2 − 0
𝑖3 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑖3 = 𝐺3 𝑣2 … (3)
𝑅3
Substitusi Eq. (3) ke Eq. (1) dan (2) , diperoleh:
𝑣1 𝑣1 − 𝑣2
𝐼1 = 𝐼2 + + … … … … … . (4)
𝑅1 𝑅2
𝑣1 − 𝑣2 𝑣2
𝐼2 + = … … … . . (5)
𝑅2 𝑅3
METODE ANALISIS RANGKAIAN

ANALISIS NODAL

• Dalam bentuk konduktansi, persamaan (4) dan (5), menjadi


I1 = I2 + G1v1 + G2(v1 − v2) ........................(6)
I2 + G2(v1 − v2) = G3v2 …………………………….(7)

• Dalam bentuk matrik

3. Selesaikan persamaan simultan yang dihasilkan untuk


mendapatkan tegangan node yang tidak diketahui.
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Nodal

• Hitung tegangan node di rangkaian pada Gambar (a)


METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Nodal

• Pada node 1, digunakan KCL dan hukum Ohm:


i1 = i2 + i3,
𝑣1 − 𝑣2 𝑣1 − 0
5= +
4 2
Kedua sisi dikalikan 4, diperoleh:
20 = v1 − v2 + 2v1, atau
3v1 − v2 = 20 ………………………. (1)
• Pada node 2
i2 + i4 = i1 + i5,
𝑣1 − 𝑣2 𝑣2 − 0
+ 10 = 5 +
4 6
Kedua sisis dikalikan 12, diperoleh:
3v1 − 3v2 + 120 = 60 + 2v2, atau
−3v1 + 5v2 = 60 ………………………. (2)
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Nodal

• Sekarang kita memiliki dua Persamaan simultan (1) dan (2). Kita
bisa menyelesaikan persamaan menggunakan metode apa saja
dan mendapatkan nilai-nilai v1 dan v2

• Metode 1 : menggunakan teknik eliminasi


4v2 = 80  v2 = 20 V

Substitusi v2 = 20 V ke dalam persamaan (1),


diperoleh:
3v1 − 20 = 20,  v1 = 40/3= 13.33 V
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Nodal

• Metode 2 : menggunakan Cramer’s rule


Persamaan (1) dan (2), dalam bentuk matrik

Determinan matrik adalah:

Diperoleh v1 dan v2
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Nodal

• nilai arus, dapat dengan menghitungnya dari nilai-nilai tegangan


nodal
i1 = 5 A,
𝑣1 − 𝑣2
𝑖2 = = −1.6667 A,
4
𝑣1
𝑖3 = = 6.666 A,
2
i4 = 10 A,
𝑣2
𝑖5 = = 3.333 A
6
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 1


• Jika rangkaian hanya mengandung sumber tegangan, gunakan hukum
tegangan Kirchoff mengelilingi setiap mesh, samakan jumlah semua
tegangan tahanan jika rangkaian hanya mempunyai sumber tegangan
bebas, samakan jumlah semua tegangan tahanan di dalam arah jarum
jam, dengan semua berlawanan dengan arah jarum jam, dan aturlah
suku-suku tersebut, dari i1, ke iM. Untuk setiap variabel i1, i2, … , iM,
jika belum berada dalam bentuk tersebut.
• Jika rangkaian hanya mengandung sumber tegangan, gunakan hukum
tegangan Kirchoff mengelilingi setiap mesh, samakan jumlah semua
tegangan tahanan jika rangkaian hanya mempunyai sumber tegangan
bebas, samakan jumlah semua tegangan tahanan di dalam arah jarum
jam, dengan semua berlawanan dengan arah jarum jam, dan aturlah
suku-suku tersebut, dari i1, ke iM. Untuk setiap variabel i1, i2, … , iM,
jika belum berada dalam bentuk tersebut.
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 1


• Berapa nilai Ix?
• dengan mempergunakan hukum tegangan
Kirchhoff pada mesh 3 :
20𝑖3 − 20𝑖2 + 10𝑖3 + 36 = 0
−20𝑖2 + 30𝑖3 = −36 … … … … … . (𝑖)

• Adanya sumber arus pada mesh 1 dan 2


menyebabkan kita menciptakan mesh super,
dan dengan mempergunakan hukum
tegangan Kirchhoff disekitar loop tersebut,
diperoleh:
−24 + 5𝑖1 + 20𝑖2 − 20𝑖3 = 0
5𝑖1 + 20𝑖2 − 20𝑖3 = 24 … … … … … … (𝑖𝑖)
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 1


• Akhirnya, arus sumber dihubungkan dengan arus mesh yang dimisalkan
tersebut :
i2 – i1 = 2
i2 = 2 + i1 …………………………….. (iii)

• kemudian kita substitusikan persamaan (iii) kedalam persamaan (i),


akan didapat,
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 1


• dan pada persamaan (ii)

• Maka pada persamaan (iv) dan (v) :


METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• Tahap I. menggambar dan memberi nama arus putarannya
seperti pada gambar. Arah putaran tidak harus searah jarum jam
dan dalam satu rangkaian, arah tidak harus sama semua. Tapi
untuk contoh ini, semua searah jarum jam dikarenakan hanya
mempunyai 1 sumber tegangan yang di bebani beberapa
tahanan seperti diatas
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• Tahap II. Langkah kedua adalah menandai
polaritas dari tiap komponen dalam
rangkaian tersebut. Saat menandai polaritas
pada satu putaran, abaikan putaran yang
lain. Dimulai dari putaran yang terdapat
sumber tegangan. Pada putaran 1 (l1),
polaritas pada kaki R1 yang terhubung ke
sumber tegangan menjadi positif karena
polaritas tegangan adalah positif. Disusul
dengan negatif pada kaki R1 yang
terhubung dengan R2. Pada R1, R2, R3
memiliki polaritas yang berbeda dari sudut
pandang putaran yang berbeda. Jangan
bingung dengan hal ini, karena ini hanya
membantu untuk menentukan persamaan
nantinya.
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• Tahap III. Menulis persamaan mesh dari tiap putaran yang telah
digambar pada tahap 1 dan menjadi berikut ini :
• Putaran 1 : -20 + 100 (I1-I3) + 500 (I1-I2) = 0
• Putaran 2 : 500 (I2 – I1) + 100 (I2 – I3) + 200 (I2) = 0
• Putaran 3 : 300 (I3) + 100 (I3 – I2) + 100 (I3 – I1) = 0
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• Putaran 1 : -20 + 100 (I1-I3) + 500 (I1-I2) = 0
• -20 + 100*I1 -100*I3 + 500*I1 – 500*I2 = 0
• 600*I1 – 500*I2 – 100*I3 = 20

• Putaran 2 : 500 (I2 – I1) + 100 (I2 – I3) + 200 (I2) = 0


• 500*I2 – 500*I1 + 100*I2 – 100*I3 +200*I2 = 0
• -500*I1 + 800*I2 – 100*I3 = 0

• Putaran 3 : 300 (I3) + 100 (I3 – I2) + 100 (I3 – I1) = 0


• 300*I3 +100*I3 -100*I2 + 100*I3 – 100*I1 = 0
• -100*I1 – 100*I2 + 500*I3 = 0
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• Putaran 1 : 600*I1 – 500*I2 – 100*I3 = 20
• Putaran 2 : -500*I1 + 800*I2 – 100*I3 = 0
• Putaran 3 : -100*I1 – 100*I2 + 500*I3 = 0
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• pesamaan diatas diselesaikan dengan determinan matrix 3×3 dengan
Metode Crammer dan persamaan diatas bentuk matrixnya adalah

• penyelesaian determinan matrix 3×3


METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


Det(A)=600*800*500+(-500*(-100)*(-100))+((-100)*(-500)*(-100))
-(600*(-100)*(-100))-((-500)*(-500)*500)-((-100)*800*(-100))
=240000000+(-5000000)+(-5000000)-(6000000)-(125000000)-
(8000000)
=240000000-5000000-5000000-6000000-125000000-8000000
=9100000

Det(A1)=20*800*500+(-500*(-100)*0)+(100*0*(-100))
-(20*(-100)*(-100))-((-500)*0*500)-(100*800*0)
=8000000+0+0-200000-0-0
=7800000
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2

Det(A2)=600*0*500+(20*(-100)*(-100))+(100*(-500)*0)
-(600*(-100)*0)-(20*(-500)*500)-(100*0*(-100))
=0+200000+0-0+5000000-0
=5200000
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2

Det(A3)=600*800*0+((-500)*0*(-100))+(20*(-500)*(-100))
-(600*0*(-100))-((-500)*(-500)*0)-(20*800*(-100))
=0+0+1000000-0-0+1600000
=2600000
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Contoh Analisis Mesh 2


• Sehingga,

Maka,
IR1 = I1 – I3 = 85,7mA – 28,57mA = 57,13mA
IR2 = I1 – I2 = 85,7mA – 57,14mA = 28,56mA
IR3 = I2 – I3 = 57,14mA – 28,57mA = 28,57mA
IR4 = I3 = 28.57mA
IR5 = I2 = 57.14mA
VR1=IR1*R1=60,13mA*100ohm=6,03V
VR2=IR2*R2=28,56mA*500ohm=14,28V
VR3=IR3*R3=28,57mA*100ohm=2,85V
VR4=IR4*R4=28.57mA*300ohm=8,57V
VR5=IR5*R5=57.14mA*200ohm=11,42V
TEOREMA JARINGAN

• Linearity Property
• Superposition
• Source Transformation
• Thevenin’s Theorem
• Norton’s Theorem
TEOREMA JARINGAN
• Keuntungan utama analisis rangkaian menggunakan hukum
Kirchhoff adalah kita dapat menganalisis rangkaian tanpa
merusak konfigurasi aslinya
• Kerugian utama dari pendekatan ini adalah bahwa, untuk
rangkaian yang besar dan rumit, melibatkan perhitungan yang
melelahkan
• Untuk menangani kompleksitas, dikembangkan beberapa
teorema untuk menyederhanakan analisis rangkaian. Teorema
tersebut termasuk teorema Thevenin dan Norton
Sifat Linearitas (Linearity Property)
• Linearitas adalah properti dari elemen yang menggambarkan
hubungan linear antara sebab dan akibat
• Properti adalah kombinasi dari properti homogenitas (skala)
dan properti aditif
• Properti homogenitas mensyaratkan bahwa jika input (juga
disebut eksitasi) dikalikan dengan konstanta, maka output (juga
disebut respon) dikalikan dengan konstanta yang sama
• Hukum Ohm berkaitan dengan input i ke output v
v = iR
• Jika arus dinaikkan dengan konstanta k, maka tegangan
meningkat sesuai dengan k
kiR = kv
Sifat Linearitas (Linearity Property)
• Properti aditif mensyaratkan bahwa respon terhadap jumlah
input adalah jumlah dari respon terhadap setiap input yang
diterapkan secara terpisah. Menggunakan hubungan tegangan
arus dari resistor, jika
v1 = i1R dan v2 + i2R
• Dengan menerapkan (i1+ i2), maka:
v = (i1 + i2)R = i1R + i2R = v1 + v2
• resistor adalah elemen linear karena hubungan arus - tegangan
memenuhi baik sifat homogenitas dan aditif
• Secara umum, sebuah rangkaian linear jika keduanya aditif dan
homogen
• Rangkaian linier hanya terdiri dari elemen linier, linear
dependent sources, dan sumber independen
Contoh
Terapkan KVL pada kedua loop,diperoleh:
12i1 - 4i2 + vs = 0 …………..…… (1)
-4i1 + 16i2 - 3vx - vs = 0 ......... (2)
vx = 2i1, eq (2) menjadi:
-10i1 + 16i2 - vs = 0 ............... (3)
Penjumlahan eq (1) dan (3):
2i1 + 12i2 = 0  i1 = - 6i2
Substitusi ke eq (1):
-76i2 + vs = 0  i2 = vs / 76
Jika vs = 12 V  Io = i2 = 12/76 A
Jika vs = 24 V  Io = i2 = 24/76 A
menunjukkan bahwa ketika nilai sumber double, maka Io double
Transformasi sumber (Source Transformation)

• Transformasi sumber adalah cara lain untuk menyederhanakan


rangkaian
• Dasar untuk cara ini adalah konsep kesetaraan
• Rangkaian ekuivalen adalah rangkaian yang karakteristik v-i nya
identik dengan rangkaian asli
• Transformasi sumber adalah proses penggantian sumber
tegangan vs terhubung seri dengan resistor R oleh sumber
arus terhubung parallel dengan resistor R, atau sebaliknya
Transformasi sumber (Source Transformation)

• Kedua rangkaian equivalent


• Mempunyai hubungan tegangan – arus yang sama di terminal
a-b
• Jika sumber dimatikan, resistansi ekivalen pada terminal a-b di
kedua sirkuit adalah R. Juga, ketika terminal a-b dihubung
singkat (short-circuit), arus hubung singkat yang mengalir dari a
ke b adalah isc = vs / R di sirkuit pada sisi kiri dan isc = is untuk
sirkuit di sisi kanan. Dengan demikian, vs / R = is agar dua sirkuit
menjadi setara
vs = isR atau isc = vs / R ………………… (1)
Transformasi sumber (Source Transformation)

• Transformasi sumber juga berlaku untuk sumber tak bebas


(dependent sources)
• Sumber tegangan tak bebas (dependent voltage source) yang seri
dengan resistor dapat diubah menjadi sumber arus tak bebas
(dependent current source) yang paralel dengan resistor, atau
sebaliknya
Transformasi sumber (Source Transformation)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan


transformasi sumber
1. dari gambar, panah dari sumber arus diarahkan ke terminal
positif dari sumber tegangan
2. dari persamaan (1), transformasi sumber tidak mungkin
ketika R = 0, yang merupakan kasus dengan sumber tegangan
ideal. Namun, untuk praktisnya, sumber tegangan nonideal, R
≠ 0. Demikian pula, sumber arus ideal dengan R = ∞, tidak
dapat digantikan oleh sumber tegangan yang terbatas (finite
voltage source)
Contoh
• Gunakan transformasi sumber untuk menemukan v0 di
rangkaian pada gambar.
Contoh
1. pertama mengubah sumber arus dan tegangan untuk
mendapatkan rangkaian pada gambar

2. Menggabungkan resistor 4 Ω dan 2- Ω dalam seri dan


mengubah sumber tegangan 12 V
Contoh
3. Menggabungkan resistor 3 Ω dan 6 Ω yang paralel untuk
mendapatkan 2 Ω.
4. Menggabungkan sumber arus 2A dan 4A untuk mendapatkan
sumber 2A.

Dengan pembagi arus, diperoleh i = 2 / (2+8)


2
𝑖= 2 = 0.4 𝐴 𝑑𝑎𝑛
2+8
𝑣0 = 8𝑖 = 8 0.4 = 3.2 𝑉
Contoh
• Alternatifnya, karena resistor 8 Ω dan 2 Ω pada gambar (c) parallel,
maka memiliki tegangan yang sama v0. Sehingga,

8×2
𝑣0 = 8 ∥ 2 2𝐴 = 2 = 3.2 𝑉
10
Contoh 2
• Cari nilai v0 pada rangkaian

• Jika mulai di ujung kiri jaringan pada gambar (a), kombinasi seri dari
sumber 12-V dan resistor 3-k Ω diubah menjadi sumber arus 4-mA
secara paralel dengan resistor 3-kΩ
• Dengan menggabungkan resistor 3-kΩ dengan resistor 6-kΩ,
diperoleh rangkaian pada Gambar (b).
• Selanjutnya, mengubah sumber 4-mA dan resistor 2-k Ω menjadi
sumber 8-V secara seri dengan resistor 2-kΩ yang sama

• Dua resistor 2-kΩ yang ada dalam seri sekarang digabungkan untuk
menghasilkan jaringan pada gambar (c)
• Jika sekarang mengubah kombinasi sumber 8-V dan resistor 4-k Ω
menjadi sumber 2-mA secara paralel dengan resistor 4-kΩ dan
menggabungkan sumber arus yang dihasilkan dengan sumber 2-mA
lainnya, menghasilkan jaringan pada gambar (d)

• Kemudian dapat menerapkan pembagi arus ke dua jalur resistance


paralel
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Thévenin’s theorems
• Teorema Thevenin menyatakan bahwa
rangkaian dua terminal linear dapat
diganti dengan rangkaian ekuivalen yang
terdiri dari sumber tegangan VTh secara
seri dengan resistor RTh, di mana VTh
adalah tegangan rangkaian terbuka pada
terminal dan RTh adalah input atau
resistansi setara pada terminal ketika
sumber independen dimatikan.
• Beban/load pada gambar, dapat berupa
resistor tunggal atau rangkaian lain

• Teorema Thevenin digunakan untuk


menyederhanakan suatu rangkaian
sehingga hanya terdiri dari satu sumber
bebas tegangan dan satu buah resistansi (a) Rangkaian Original
yang terhubung seri dengan sumber (b) Rangkaian Thevenin equivalent
tegangan.
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Thévenin’s theorems

• Jika variabel yang akan dicari adalah arus pada resistansi beban
RL, maka perhitungan akan lebih mudah dengan mengganti sisa
rangkaian disebelah kiri terminal ab dengan sebuah sumber
tegangan (VTh) dan sebuah resistansi pengganti Thevenin (RTh).
Bila nilai resistansi beban RL berubah-ubah, maka besar arus
dicari hanya dengan membagi sumber tegangan dengan
resistansi seri antara resistansi pengganti Thevenin (RTh) dan
resistansi beban RL.
• Teorema Thevenin sangat berguna untuk mencari arus,
tegangan, atau daya pada suatu elemen yang bersifat variabel
(berubah-ubah nilainya).
METODE ANALISIS RANGKAIAN

Norton’s theorems
• Teorema Norton menyatakan bahwa
rangkaian dua terminal linear dapat diganti
dengan rangkaian ekuivalen yang terdiri dari
sumber arus IN secara paralel dengan resistor
RN, di mana IN adalah arus hubung singkat
melalui terminal dan RN adalah input atau
resistansi setara pada terminal ketika sumber
independen dimatikan.

• Teorema Norton digunakan untuk


menyederhanakan suatu rangkaian sehingga
hanya terdiri dari satu sumber bebas arus
dan satu buah resistansi yang terhubung (a) Rangkaian Original
paralel dengan sumber arus (b) Rangkaian Norton
equivalent
Thévenin - Norton theorems
• Resistansi Thevenin dan Norton adalah sama,
yaitu:
RN = RTh
• Untuk menemukan arus Norton, dengan
menentukan arus hubung singkat yang
mengalir dari terminal a ke b di kedua sirkuit
pada Gambar
• Sehingga IN = isc
Thévenin - Norton theorems
• Hubungan antara teorema Norton dan Thevenin:

• Untuk menentukan rangkaian ekuivalen Thevenin dan Norton, kita


harus menemukan:
• Tegangan sirkuit terbuka voc di terminal a dan b.
• Arus hubung singkat isc pada terminal a dan b.
• Resistensi ekivalen atau input Rin pada terminal a dan b ketika
semua sumber independen dimatikan
VTh = voc
IN = isc
𝑣𝑜𝑐
𝑅𝑇ℎ = = 𝑅𝑁
𝑖𝑠𝑐
KAPASITOR DAN KAPASITANSI

• Kapasitor
• Kapasitansi
• Kapasitor terhubung parallel dan seri
• Energi disimpan oleh kapasitor
KAPASITOR DAN KAPASITANSI
• Kapasitor adalah perangkat listrik yang digunakan untuk
menyimpan energi listrik
• Misalnya, kapasitor digunakan untuk menghaluskan output a.c.
yang disearahkan, digunakan dalam peralatan telekomunikasi -
seperti penerima radio - untuk tuning ke frekuensi yang
dikehendaki, digunakan dalam sirkuit waktu tunda (time delay
circuits), filter listrik, sirkuit oscillator dan dalam pencitraan
resonansi magnetik (magnetic resonance imaging - MRI)
KAPASITOR DAN KAPASITANSI
Kapasitansi
• Kapasitansi adalah ukuran banyak muatan yang sesuai dengan
beda potensial tertentu antara 2 lempeng
• Bentuk paling umum dari peranti penyimpanan muatan adalah
sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di
lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan
listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus Kapasitansi
adalah:
𝑄
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖, 𝐶 =
𝑉
C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad
Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam volt
KAPASITOR DAN KAPASITANSI
Kapasitor
• Perangkat khusus yang dibuat untuk memiliki kapasitansi
disebut kapasitor
• Kapasitor terdiri dari dua lempeng yang dipisahkan oleh bahan
penyekat yang dikenal sebagai dielektrik. Sebuah kapasitor
memiliki kemampuan untuk menyimpan sejumlah listrik statis.
Kapasitor tetap adalah salah satu dimana
permukaan konduksi tidak dapat disesuaikan

Kapasitor variabel, kapasitansi dapat berubah


dengan memindahkan pelat secara fisik atau
elektronik
KAPASITOR DAN KAPASITANSI
Dielektrik
• Dielektrik adalah sejenis bahan isolator listrik yang dapat
dikutubkan (polarized) dengan cara menempatkan bahan
dielektrik dalam medan listrik.
• Jumlah maksimum kuat medan yang dapat ditahan dielektrik
disebut kekuatan dielektrik (dielectric strength) material
Electrolytic Capacitors

Variable capacitor
KAPASITOR TERHUBUNG PARALLEL DAN SERI

Kapasitor terhubung parallel


• Ketika arus pengisian I mencapai titik A, maka
akan mengalir ke C1, C2 dan C3. Maka total
muatan QT (= I × t) dibagi antara ketiga kapasitor.
Kapasitor masing-masing menyimpan muatan
dan ditunjukkan sebagai Q1, Q2 dan Q3
• QT = Q1 + Q2 + Q3
Karena QT = CV, Q1 = C1V, Q2 = C2V dan Q3 = C3V
Oleh karena itu CV = C1V + C2V + C3V
dimana C adalah kapasitansi sirkuit ekuivalen
total, C = C1+C2 + C3
• Untuk n kapasitor terhubung paralel
C = C1 +C2 +C3 +· · ·+Cn
KAPASITOR TERHUBUNG PARALLEL DAN SERI

Kapasitor terhubung seri


• Tiga kapasitor, C1, C2 dan C3, dihubungkan
secara seri melintasi tegangan suplai V
• Beda potensial di kapasitor individu menjadi
V1, V2 dan V3
• muatan di pelat ‘a’ dari kapasitor C1 menjadi +
Q coulomb, menginduksi muatan yang sama
tetapi berlawanan −Q coulombs pada pelat ‘b’.
• Konduktor antara pelat 'b' dan 'c' terisolasi
secara elektrik dari sisa sirkuit sehingga
muatan yang sama tetapi berlawanan + Q
coulomb muncul di pelat 'c', yang
menginduksi muatan yang sama dan
berlawanan dari −Q coulombs di pelat 'd', dan
seterusnya.
• Oleh karena itu ketika kapasitor dihubungkan
secara seri muatan pada masing-masing
kapasitor adalah sama
KAPASITOR TERHUBUNG PARALLEL DAN SERI

Kapasitor terhubung seri


• Dalam rangkaian seri: V =V1+V2+V3
𝑄 𝑄 𝑄 𝑄 𝑄
𝑉 = , 𝑚𝑎𝑘𝑎 = + +
𝐶 𝐶 𝐶1 𝐶2 𝐶3
• dimana C adalah kapasitansi sirkuit ekuivalen total
1 1 1 1
𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 = + +
𝐶 𝐶1 𝐶2 𝐶3
• Untuk n kapasitor terhubung seri, maka
1 1 1 1 1
= + + +. . … +
𝐶 𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝐶𝑛
Untuk kasus khusus dari dua kapasitor dalam seri:
1 1 1 𝐶2 + 𝐶1
= + =
𝐶 𝐶1 𝐶2 𝐶1 𝐶2
𝑪𝟏 𝑪𝟐
𝑪=
𝑪𝟏 + 𝑪𝟐
Contoh
Hitung kapasitansi ekuivalen dari dua kapasitor 6 μF dan 4 μF
terhubung (a) secara paralel dan (b) secara seri.

• Dalam paralel, kapasitansi ekuivalen:

C=C1+C2=6μF+4μF=10μF

• Dalam seri, kapasitansi ekuivalen:

𝐶1 𝐶2 6 × 4 24
𝐶= = = = 2,4 μF
𝐶1 + 𝐶2 6 + 4 10
ENERGI DISIMPAN OLEH KAPASITOR

• Energi, W, disimpan oleh kapasitor adalah


1 2
𝑊 = 𝐶𝑉 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒𝑠
2
Contoh
a. Tentukan energi yang tersimpan dalam kapasitor 3μF ketika di
charge 400 V
b. Cari juga daya rata-rata yang timbul jika energi ini diserap
dalam waktu 10 μs

1 3
𝑊 = × 3 × 10 × 400 = × 16 × 10−2 = 0,24 𝐽
−6 2
2 2

𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 0,24
𝐷𝑎𝑦𝑎 = = 𝑊 = 24 𝑘𝑊
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 10 × 10−6
BATERAI DAN SUMBER ENERGI
ALTERNATIVE
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

• Baterai adalah perangkat yang mengubah energi kimia menjadi


listrik
• Jika peralatan dihubungkan di antara terminalnya, arus yang
dihasilkan akan memberi daya pada perangkat tersebut
• Baterai dibagi menjadi dua kategori:
• Baterai primer, yang tidak dirancang untuk diisi ulang secara
elektrik, yaitu dapat dibuang, dan
• Baterai sekunder, yang dirancang untuk diisi ulang
(rechargeable), seperti yang digunakan dalam ponsel
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

Beberapa efek kimia listrik


• Elektrolisis adalah penguraian senyawa cair oleh arus listrik yang
melaluinya. Aplikasi praktis elektrolisis termasuk elektroplating
logam, pemurnian tembaga dan ekstraksi aluminium dari bijihnya.
• Elektrolit adalah senyawa yang akan menjalani elektrolisis.
Contohnya termasuk air garam, tembaga sulfat dan asam sulfat.
• Elektroda adalah dua konduktor yang membawa arus ke elektrolit.
Elektroda yang terhubung positif disebut anoda dan elektroda yang
terhubung negatif katoda.
• Elektroplating menggunakan prinsip elektrolisis untuk menerapkan
lapisan tipis dari satu logam ke logam lain. Beberapa aplikasi
praktis termasuk pelapisan timah pada baja, pelapisan perak pada
paduan nikel dan pelapisan kromium pada baja
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

SEL SEDERHANA/ SIMPLE CELL


• Tujuan dari sebuah sel listrik adalah
mengubah energi kimia menjadi
energi listrik
• Sel sederhana terdiri dari dua
konduktor berbeda (elektroda) dalam
elektrolit, terdiri dari elektroda
tembaga dan seng
• Arus listrik ditemukan mengalir di
antara elektroda
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

POLARISASI
• Jika sel sederhana dibiarkan tersambung untuk beberapa waktu,
arus I berkurang cukup cepat. Hal ini karena pembentukan film
gelembung hidrogen pada anoda tembaga. Efek ini dikenal
sebagai polarisasi sel.
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

KOROSI
• Korosi adalah penghancuran logam secara bertahap di atmosfer
lembab karena aksi sel sederhana.
• Selain kelembaban dan udara, elektrolit, anoda dan katoda
diperlukan untuk terjadi korosi
• Jika logam ditempatkan dalam rangkaian elektrokimia digunakan
dalam kontak satu sama lain dengan adanya elektrolit, korosi akan
terjadi.
• Efek dari korosi termasuk melemahnya struktur, pengurangan
umur komponen dan material, pemborosan bahan dan biaya
penggantian
• Korosi dapat dicegah dengan melapisi dengan cat, grease, pelapis
plastik dan enamel atau pelapisan dengan timah atau kromium.
Besi dapat digalvanis, yaitu dilapisi dengan seng, lapisan seng
membantu mencegah besi dari korosi.
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

PRIMARY CELLS
• Sel primer tidak dapat diisi ulang, yaitu konversi energi kimia
menjadi energi listrik tidak dapat diubah dan sel tidak dapat
digunakan setelah bahan kimia habis. Contoh sel primer
termasuk sel Leclanché dan sel merkuri
• Leclanché cell
• Sel kering Leclanche memiliki 1,5 V saat baru, tetapi turun
dengan cepat jika terus digunakan karena polarisasi.
• Sel Leclanche hanya cocok untuk penggunaan intermiten;
aplikasi termasuk flashlight, radio transistor, bell, rangkaian
indikator, pemantik gas, pengendali switch-gear, dll
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

• Mercury cell
• sel memiliki sekitar 1,3 V yang tetap konstan untuk waktu
yang relatif lama.
• Keuntungan utamanya atas sel Leclanche adalah ukurannya
yang lebih kecil dan umur simpan yang panjang.
• Aplikasi praktis yang umum termasuk alat bantu dengar,
elektronik medis, kamera dan peluru kendali.
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

SECONDARY CELLS
• Sel sekunder dapat diisi ulang setelah digunakan, yaitu, konversi
energi kimia menjadi energi listrik dapat dibalik dan sel dapat
digunakan berkali-kali.
• Contoh sel sekunder antara lain sel timbal-asam (lead–acid) dan
nikel kadmium (nickel cadmium) dan sel nikel-logam (nickel–
metal).
• Aplikasi praktis dari sel-sel tersebut antara lain baterai mobil,
sirkuit telepon dan untuk tujuan traksi seperti van (kendaraan
angkutan barang atau orang) dan truk fork-lift.
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

LEAD–ACID CELL
Lead–acid cell terbuat dari:
1. Wadah yang terbuat dari kaca, ebonit atau
plastik
2. Lead plates/ Pelat timbal
• pelat negatif (katoda) terdiri dari timah yang
seperti spon
• pelat positif (anoda) dibentuk dengan
menekan timbal peroksida ke dalam kotak
timah
• Pemisah/ separator terbuat dari kaca,
seluloid (plastik transparan yang mudah
terbakar, dalam bentuk lembaran) atau kayu
• Elektrolit yang merupakan campuran asam
sulfat dan air destilasi (distilled water)
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

LITHIUM-ION BATTERIES
• Baterai lithium-ion (kadang-kadang baterai Li-ion atau LIB)
adalah anggota dari keluarga jenis baterai yang dapat diisi ulang
di mana ion lithium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda
positif selama discharge dan sebaliknya saat pengisian/charging
• Baterai Li-ion menggunakan senyawa litium penambah
(intercalated lithium) sebagai salah satu bahan elektroda
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

KEUNGGULAN BATERAI LITHIUM-ION


i. Kepadatan energi yang tinggi - potensial untuk kapasitas yang
lebih tinggi
ii. Tidak perlu priming (persiapan sampai baterai siap
digunakan) saat baru
iii. Self-discharge relatif rendah - kurang dari setengah dari
baterai berbasis nikel
iv. Pemeliharaan rendah - tidak perlu pembuangan berkala; tidak
ada memori.
v. Sel khusus dapat menyediakan arus yang sangat tinggi untuk
aplikasi seperti alat-alat listrik.
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

KETERBATASAN BATERAI LITHIUM-ION


i. Membutuhkan sirkuit pelindung untuk menjaga tegangan dan
arus dalam batas aman
ii. Penuaan, meskipun jika tidak digunakan, penyimpanan di
tempat yang sejuk dengan 40% charge mengurangi efek
penuaan (ageing)
iii. Mahal untuk diproduksi - biaya sekitar 40% lebih tinggi
daripada nikel-kadmium
iv. Tidak sepenuhnya matang (mature ) - logam dan bahan kimia
berubah secara berkelanjutan
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

MEMPERPANJANG MASA PAKAI BATERAI LITHIUM-ION:


i. Simpan pada suhu kamar, antara 20◦C dan 25◦C; panas
adalah faktor terbesar dalam mengurangi masa pakai baterai
lithium-ion.
ii. Dapatkan baterai lithium-ion berkapasitas tinggi, baterai
memburuk dari waktu ke waktu, baik itu digunakan atau tidak
jadi baterai cadangan tidak akan bertahan lebih lama daripada
yang digunakan.
iii. Biarkan discharges parsial dan hindari penuh; tidak seperti
baterai NiCad, baterai lithium-ion tidak memiliki muatan
memori, yang berarti bahwa deep-discharge cycles tidak
diperlukan - pada kenyataannya, lebih baik untuk baterai
menggunakan partial-discharge cycles
BATERAI DAN SUMBER ENERGI ALTERNATIVE

iv. Hindari discharging baterai lithium-ion sepenuhnya; jika


baterai lithium-ion discharged di bawah 2,5 volt per sel, safety
circuit yang ada di dalam baterai terbuka dan baterai tampak
seperti mati dan pengisi daya asli tidak akan berguna - hanya
battery analyzer dengan fungsi boost yang memiliki
kemungkinan mengisi ulang baterai
v. Untuk penyimpanan yang lebih lama, discharge baterai litium-
ion hingga sekitar 40% dan simpan di tempat yang dingin.
AC STEADY STATE

Anda mungkin juga menyukai