Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

BALI SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN DESTINASI


MICE DI INDONESIA

Heri Setyawan1*, Christina Lipuringtyas Rudatin2, Djuni Akbar3


1*23
Program Studi MICE, Politeknik Negeri Jakarta, Depok

Email: heri_mice@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi mengapa Bali selalu menjadi destinasi MICE
unggulan di Indonesia, dibandingkan dengan Jakarta dan destinasi lainnya. Faktor-
faktor apa yang menyebabkan hal tersebut.
Sebagai negara Indonesia kurang dikenal dibandingkan Bali sebagai destinasi
pariwisata, baik untuk leisure atau MICE.
Ada 9 kriteria yang dipergunakan untuk mendapatkan data persepsi destinasi MICE
di Bali. Pengambilan data dilakukan kepada stakeholders MICE di Bali dan
dikonfirmasikan dengan data yang didapatkan dari expert judgment yaitu pelaku
industri MICE (PCO), yang sebagian besar berdomisili di Jakarta. Dari data yang
didapatkan, Bali mendapatkan score 3,27, sedangkan persepsi pelaku industri (PCO)
sebagai expert judgement memberikan score 3,44 dari skala 4. Sehingga gap yang
terjadi justru – 0,16, yang berarti bahwa persepsi pelaku industri MICE lebih tinggi
dibandingkan dengan para stakeholdersnya.

Kata kunci: model pengembangan, destinasi MICE, Bali

Abstract
This research aims to identify why Bali has always been a leading MICE destination
in Indonesia, compared to other destinations and Jakarta. What are the factors that
cause it.
As Indonesia is less well known than Bali as a tourist destination, whether for leisure
or MICE.
There are 9 criteria that were used to obtain data on perceptions of MICE destinations
in Bali. Data retrieval is done to stakeholders in Bali and the MICE confirmed with
data obtained from expert judgement, namely industrial MICE (PCO), which is largely
based in Jakarta. From the data obtained, Bali get a score of 3.27, while perceptions
of industry peers (PCO) as expert judgement given the scale of the 3,44 score 4. So
gap which occurs precisely – 0.16, which means that the perception of higher
industrial MICE compared with the stakeholdersnya.

Keywords : development model, MICE destination, Bali

1. Pendahuluan rangking 20 (93 pertemuan) dan Kuala


Indonesia adalah salah satu negara yang lumpur di ranking 33 (68pertemuan).
memiliki banyak pilihan destinasi yang Namun Bali masih jauh lebih baik dibanding
potensial, namun ternyata belum mampu destinasi lain di Indonesia, seperti Jakarta
menempati urutan atas sebagai destinasi yang hanya menempati ranking 94 (26
pilihan untuk event-event Internasional. pertemuan), Yogyakarta rangking 265 (8
Menurut data statistik ICCA (International pertemuan) dan Bandung di ranking 328 (6
Congress and Convention Association) yang pertemuan).
di release Juni 2014, untuk Bali yang sudah lama dikenal sebagai
penyelenggaraan association meeting tahun daerah tujuan wisata leisure di dunia, kini
2013, Bali menempati ranking 40 dengan juga menjadi destinasi MICE.
jumlah penyelenggaraan International
association meeting sebanyak 55 2. Kajian Pustaka
pertemuan. Ranking yang agak jauh bila Pengertian Destinasi menurut pengertian
dibandingkan dengan negara ASEAN The World Tourism Organisation adalah
lainnya seperti Singapore yang menempati sebuah lokasi dimana pengunjung
ranking 6 (175 pertemuan), Bangkok di menghabiskan waktunya minimal satu

569
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

malam dan dikemas dalam suatu produk Dari beberapa sumber dihasilkan sembilan
wisata yang didukung oleh jasa penunjang kriteria yang dipergunakan untuk melakukan
serta atraksi dan sumber daya pariwisata, assessment terhadap suatu detinasi MICE di
serta memiliki batas wilayah, baik secara Indonesia.
fisik maupun administrasi yang
menunjukkan citra serta persepsi dari daya Tabel 1: Kriteria Destinasi MICE
saing pasar.
Secara tradisional, destinasi akan merespon No Kriteria
penurunan kunjungan jumlah wisatawan 1 Aksesibilitas
2 Dukungan stakeholders lokal
dengan meningkatkan pengeluaran mereka
3 Tempat-tempat menarik (places of
untuk pemasaran destinasi (Buhalis 2000; interest)
Ritchie and Crouch 1993). Strategi ini 4 Fasilitas akomodasi
belakangan menjadi tidak terlalu efektif 5 Fasilitas meeting
karena semakin banyak destinasi yang 6 Fasilitas pameran
melakukan hal yang sama ternyata hasilnya 7 Citra destinasi
sangat terbatas (Vengesayi, ANZMAC 2003 8 Keadaan Lingkungan
Conference proceedings Adelaide, 2003). 9 Profesionalitas SDM
Oleh sebab itu perlu dicari cara untuk
meningkatkan kedatangan wisatawan Setelah ditetapkannya kriteria/atribut
dengan lebih mengeksplorasi peluang dari suatu destinasi, maka tahap berikutnya
kedatangan berbagai jenis wisatawan adalah penetapan Indikator. Indikator dari
(pengunjung). Adapun pengunjung yang masing-masing kriteria/atribut akan
datang ke sebuah destinasi dapat dibagi dijelaskan seperti dibawah ini.
menjadi 2 kategori, pertama yaitu 1. Indikator untuk Kriteria
pengunjung untuk kepentingan bisnis Aksesibilitas
(business visitors). Termasuk dalam Kriteria aksesibilitas adalah kriteria
kategori pengunjung bisnis adalah, mereka bagaimana para peserta/ delegasi
yang datang untuk kepentingan pertemuan, suatu konggres/konferensi/meeting,
kongres/konvensi maupun pameran atau para winners, para peserta pameran
lebih dikenal dengan wisatawan MICE (exhibitor) dan para pengunjung
(Meeting, Incentive, Convention & pameran (visitor) dapat menjangkau
Exhibition). Kategori kedua adalah suatu destinasi dengan mudah dan
pengunjung untuk kepentingan non bisnis, nyaman, baik dari segi waktu, upaya
termasuk disini adalah pengunjung yang dan biaya.
datang untuk kepentingan berwisata, Dari hasil desk research dihasilkan
menikmati keindahan dan keunikan 8 indikator. Masing-masing indikator
destinasi, maupun pengunjung yang akan untuk kriteria aksesibilitas adalah:
menemui teman atau keluarga (Kotler, a. Bandara Internasional
Haider, Rein, 1993). b. Biaya
Ada beberapa versi untuk kriteria kota c. Jadwal Penerbangan
sebagai destinasi MICE, misal teori dari ahli d. Frekuensi Penerbangan
marketing, Philip Kotler (Marketing Places) e. Kenyamanan Transit
menyatakan ada 4 faktor, yaitu: (1) image f. Pelayanan Kepabeanan
marketing, (2) attractions, (3) infrastructure, g. Pelayanan Imigrasi dan
dan (4) people. Karantina
Artikel “Macao’s MICE Dream: h. Konektifitas Bandara
Opportunities and Challenges” yang ditulis
Sanjay Nadkarni dan Aliana Leong Man Wai 2. Indikator untuk Kriteria Dukungan
(International Journal of Event Management Stakeholder Lokal
Research, volume 3, no.2, 2007) Kriteria Dukungan Stakeholder
menemukan atribut kritis untuk menjadi Lokal merupakan dukungan yang
destinasi MICE. Atribut-atribut tersebut diberikan oleh para pemangku
adalah: (1) MICE facilities and lodging, (2) kepentingan yang berkontribusi
Cost & affordability, (3) Leisure and terhadap kelancaran bagi suatu
entertainment facilities, (4) Service & destinasi untuk mendapatkan
professionalism, (5) Infracstructure & kegiatan event MICE, yang terdiri
accessibility, (6) Business-friendliness & dari :
image, dan (7) Government support. a. Asosiasi Profesi dan Industri
b. Destination Marketing
Organization
c. Pemerintah Daerah

570
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

internasional, maka perlu beberapa


3. Indikator untuk Kriteria Tempat- fasilitas penunjang sebagai berikut:
tempat Menarik (Places of a. Variasi Venue
Interest) b. Kapasitas
Kriteria Places of Interest ini adalah c. Tata Letak
merupakan tempat-tempat yang d. Suasana
sekiranya dapat menarik para e. Pelayanan
peserta/delegasi f. Keamanan
konggres/konferensi/meeting, para g. Ketersediaan
winners, para exhibitor dan visitor
untuk dikunjungi. Tempat-tempat 7. Indikator untuk Citra Destinasi
tersebut dapat teridiri dari: Citra suatu destinasi merupakan
a. Atraksi dan Tempat Menarik indikator yang diperlukan, karena
b. Pusat Perbelanjaan dapat mengangkat destinasi
c. Restoran sekaligus negara. Beberapa
d. Tempat Hiburan indikator Citra Destinasi yang
e. Pemandangan Alam diperlukan adalah seperti berikut:
f. Rekreasi a. Pengalaman Destinasi
g. Peluang Bisnis b. Reputasi
c. Keamanan
4. Indikator untuk Fasilitas d. Kondisi Sosial Politik Kondisi
Akomodasi Ekonomi
Fasilitas akomodasi adalah e. Kebersihan
ketersediaanya fasilitas-fasilitas f. Resiko
untuk bermalam disuatu destinasi g. Pemasaran Destinasi
agar peserta nyaman untuk
melaksanakan tugasnya. Untuk 8. Indikator untuk Keadaan
dikatakan suatu destinasi dikatakan Lingkungan
nyaman, ada beberapa indikator, Keadaan lingkungan merupakan
yang teriri dari: faktor pendukung suatu destinasi
a. Variasi Jenis Akomodasi dapat dikatakan sebagai destinasi
b. Kapasitas MICE, yang terdiri dari:
c. Harga a. Infrastruktur
d. Kualitas Pelayanan b. Kepolisian
e. Keamanan c. Rumah Sakit
f. Ketersediaan d. Money Changer
e. Perbankan
5. Indikator untuk Fasilitas Meeting f. Transportasi Umum
Sebenarnya apapun kegiatannya g. Keramah-Tamahan Masyarakat
para peserta pada dasarnya adalah Umum
mengadakan pertemuan. Sehingga h. Kebudayaan Lokal
untuk kegiatan MICE, suatu i. Biaya Hidup
destinasi harus mempunyai fasilitas-
fasilitas untuk melakukan kegiatan 9. Indikator untuk Profesionalitas
meeting. Fasilitas-fasilitas tersebut SDM
adalah: Suatu destinasi sebagus apapun
a. Variasi Venue jika tidak ditunjang dengan sumber
b. Kapasitas daya manusia yang professional
c. Tata Letak akan dapat merusak pelaksanaan
d. Suasana kegiatan MICE sebara keseluruhan.
e. Pelayanan Indikator profesionalitas SDM terdiri
f. Keamanan dari:
g. Ketersediaan a. PCO/PEO/DMC/EO
b. Travel Agent
6. Indikator untuk Fasilitas Pameran c. Freight Forwarder
Pameran merupakan komponen d. Kontraktor yang Terkait MICE
MICE yang banyak dilakukan, e. Pemandu Wisata
namun masih jauh dari standard f. Jasa Boga Seni dan Budaya
internasional. Agar Pameran dapat g. Jasa Percetakan
dikategorikan pameran h. Jasa Otoritas Bandara

571
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

i. Lembaga Pendidikan Terkait kekayaan budaya). Begitu juga dengan


MICE profesionalitas SDM, fasilitas meeting dan
j. Maskapai Penerbangan akomodasi.
Sedangkan persepsi terendah ada pada
fasilitas pameran (2,93). Ini menunjukkan
3. Metode Penelitian stakeholder di bali kurang yakin akan
3.1 Survey Pendapat Para Pemangku kegiatan pameran sebagai salah satu
Kepentingan (Stakeholders) MICE Bali kegiatan MICE.

Kuesioner disebarkan untuk mendapatkan 4.2 Pendapat/Persepsi Pelaku Industri


persepsi stakeholder MICE di Bali terkait MICE Sebagai Expert Judgement
destinasi MICE Bali, sebagai evaluasi diri Pendapat/persepsi pelaku industri MICE
destinasi tersebut. sebagai expert judgement dapat dilihat pada
grafik berikut.
3.2 Survey Pendapat Pelaku Industri
MICE (Profesional Conference Organizer)
Untuk mengkonfirmasi pendapat para PROFESIONALITAS SDM 004
stakeholders, dengan kuesioner yang sama KEADAAN LINGKUNGAN 004
disebarkan kepada para PCO yang pernah CITRA DESTINASI 004
menggunakan Bali sebagai destinasi MICE. FASILITAS PAMERAN 003
FASILITAS MEETING 004
3.3 Gap Analysis FASILITAS AKOMODASI 004
Dari kedua sisi pendapat (persepsi), baik TEMPAT-TEMPAT MENARIK 004
dari sisi stakeholders dan pelaku industri DUKUNGAN STAKEHOLDER 002
MICE pada destinasi Bali dilihat gap-nya. AKSESIBILITAS 004

000 001 002 003 004

4. Pembahasan Hasil
Gambar 2. Persepsi Pelaku Industri MICE Tentang
4.1 Pendapat/Persepsi Stakeholders
Destinasi Bali
MICE Sebagai Evaluasi Diri
Penelitian ini mendapatkan hasil terkait Grafik tersebut menggambarkan pelaku
pendapat stakeholders sebagai evaluasi diri industri menempatkan fasilitas meeting
berdasarkan sembilan kriteria, adalah sebagai kriteria yang dipersepsi tertinggi
seperti tertera pada grafik berikut ini. (3,67) dari skala 4. Berikutnya
profesionalitas SDM (3,64) dan citra
destinasi (3,63) serta fasilitas akomodasi
(3,34). Hal tersebut menunjukkan pelaku
PROFESIONALITAS SDM 003
industri MICE sesuai dengan pengalaman
KEADAAN LINGKUNGAN 003
menggunakan Bali sebagai tuan rumah
CITRA DESTINASI 003 kegiatan event MICE mempunyai persepsi
FASILITAS PAMERAN 003 yang baik terhadap fasilitas meeting,
FASILITAS MEETING 003 profesionalitas SDM dan citra destinasi.
FASILITAS AKOMODASI 003 Sedangkan persepsi terendah ada pada
TEMPAT-TEMPAT MENARIK 003 dukungan stakeholders (2,33). Ini
DUKUNGAN STAKEHOLDER 003
menunjukkan pelaku industri, ketika
mengadakan event di Bali merasa kurang
AKSESIBILITAS 003
adanya dukungan dari lokal. Fasilitas
003 003 003 003 003 004
pemeran juga dipersepsikan pelaku industri
MICE kurang memadai.
Gambar 1. Persepsi Stakeholder MICE Tentang
Destinasi Bali
4.3 Gap Analysis Destinasi MICE Bali
Grafik tersebut menggambarkan tempat- Dari hasil pendapat/persepsi stakeholder
tempat menarik (places of interest) sebagai MICE di Bali dan para pelaku industri MICE
kriteria yang dipersepsi tertinggi (3,49) dari nasional/internasional, terdapat gap yang
skala 4. Berikutnya profesionalitas SDM tersaji pada grafik berikut ini.
(3,38) dan fasilitas meeting (3,37) serta
fasilitas akomodasi (3,34). Ini berarti
stakeholder MICE di Bali sangat yakin
terhadap tempat-tempat menarik yang
dimilikinya (termasuk keindahan alam dan

572
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

001
yang telah memberi fasilitas pertemuan
001
001
dengan para stakeholders MICE di Bali.
001
7. Daftar Pustaka
000

000 Crouch, Geoffrey I, and JR Brent Ritchie.(1998).


000 Convention Site Selection Research: A
Review, Conceptual Model and
000 000
000
Proposional Framework. Journal of
000 000 000
000
000 000 Convention and Exhibition Management,
-001 000 Vol.1, No.1, 1998
DiPietro, Robin B, dkk. (2008). An Exploitary
Study of Diferrences among Meeting and
Gambar 3. Gap Persepsi Pelaku Industri MICEdan Exhibition Planners in their Destination
Stakeholders Tentang Destinasi Bali Selection Criteria. Journal of Convention
& Event Tourism, Vol 9 (4), 2008. The
Haworth Press
Gap terendah ada pada kriteria tempat- Gartrell, Richard B. (1998). Destination Marketing
tempat menarik (places of interest) yaitu (- For Convention and Visitor Bureaus.
0,08). Atara persepsi stakeholder dengan Second Edition. Iowa: Kendall/Hunt
pelaku industri MCE hampir tidak ada Publishing Company
perbedaan perspsi. Ini menunjukkan bahwa Jarumaneerat, Tatiyaporn dan Pornpisanu
Promsivapallop. (2012). Measuring Post-
Bali sebagai destinasi MICE mempunyai
Crisis Destinastion Image of Thailand as
modal kriteria tersebut.Agak berbeda a MICE Destination. Prossiding The 2012
dengan Singapura yang tidak International Conference on Business
mengandalkan pemandangan alam dan and Management, 6-7 September 2012,
kekayaan budaya sebagai modal destinasi Phuket-Thailand
MICE, namun mengandalkan fasilitas- ICCA Statistic Report (2013): Country and City
fasilitas sebagai destinasi MICE. Rankings International Association
Gap tertinggi ada pada dukungan Meeting Market. June 2014
stakeholder lokal (+0,85), yang IPK International, World Travel Monitor. (2008).
East Asian MICE Travel.
menunjukkan kurangnya dukungan untuk
Khong Chiu, Lim dan Omar A. Ananzeh. (2012).
event MICE. The Role of MICE Destination Attributes
On Forming Jordan Touristic
5. Simpulan Image.Journal of Academic Research
Persepsi pelaku industri MICE (3,44) lebih International. Vol.3, No.1, July 2012
tinggi dibanding stakeholder di Bali (3,27), Kottler, Philip, Donald H. Haider dan Irving Rein.
sehingga menimbulkan gap persepsi (1993).Marketing Places: Attracting
sebesar (-0,16). Hanya dukungan Invenstment, Industry, and Tourism to
stakeholder yang mempunyai gap positif, Cities, States, and Nations. New York:
The Free Press
sementara delapan kriteria lainnya
Morgan, Nigel, Annette Pritchard, and Roger
memperoleh gap yang negatif. Pride. (2004). Destination Branding:
Gap terendah yang menunjukkan hampir Creating The Unique Destination
adanya persamaan persepsi antara Proposition. Second Edition. Oxford:
stakeholder lokal dengan pelaku industri Elsevier
MICE nasional (expert judgement) yaitu Nadkarni, Sanjay dan Aliana Leong Man Wai.
tempat-tempat menarik dengan angka (2007). Macao’s MICE Dream:
sebesar (0,08). Sehingga Bali dapat menjadi Opportunities and Challenges.
contoh bagi destinasi lainnya jika ingin International Journal of Event
mengembangkan sebagai destinasi MICE Management Research, Vol.3, No.2,
2007.
unggulan dengan terlebih dahulu Pike, Steven. (2004). Destination Marketing
mempunyai modal dan mengembangkan Organisations. Oxford: Elsevier
tempat-tempat menarik yang bisa Pike, Steven. (2008). Destination Marketing: An
dikunjungi. Integrated Marketing Communication
Approach. Oxford: Elsevier
Su Richard Tan, Cheong. (2007). A Comparative
6. Ucapan Terima Kasih Analysis of MICE Destinations between
Ucapan terima kasihdisampaikan kepada Macao and Singapore. UNLV
Theses/Paper 704, 12-1-2007
Direktorat Pengembangan Destinasi Minat
Tan, Cheong Su Richard. 2007. A Comparative
Khusus Konvensi Insentif dan Event Analysis Of MICE Destinations Between
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Macau and Singapore. UNLV

573
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Theses/Disertations/Profesinal Paper. Wong, Yuwa Hedrick and Desmond Chong.


Las Vegas: University of Nevada (2014).Global Destination Cities Index
World Tourism Organization. (2006). Measuring 2013. MasterCard Worldwide Insights,
The Economic Importance of The 2Q 2013
Meeting Industry: Developing a Tourism
Satellite Account Extension. Madrid:
UNWTO

574

Anda mungkin juga menyukai