ISSN : 2339-1553
Email: heri_mice@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi mengapa Bali selalu menjadi destinasi MICE
unggulan di Indonesia, dibandingkan dengan Jakarta dan destinasi lainnya. Faktor-
faktor apa yang menyebabkan hal tersebut.
Sebagai negara Indonesia kurang dikenal dibandingkan Bali sebagai destinasi
pariwisata, baik untuk leisure atau MICE.
Ada 9 kriteria yang dipergunakan untuk mendapatkan data persepsi destinasi MICE
di Bali. Pengambilan data dilakukan kepada stakeholders MICE di Bali dan
dikonfirmasikan dengan data yang didapatkan dari expert judgment yaitu pelaku
industri MICE (PCO), yang sebagian besar berdomisili di Jakarta. Dari data yang
didapatkan, Bali mendapatkan score 3,27, sedangkan persepsi pelaku industri (PCO)
sebagai expert judgement memberikan score 3,44 dari skala 4. Sehingga gap yang
terjadi justru – 0,16, yang berarti bahwa persepsi pelaku industri MICE lebih tinggi
dibandingkan dengan para stakeholdersnya.
Abstract
This research aims to identify why Bali has always been a leading MICE destination
in Indonesia, compared to other destinations and Jakarta. What are the factors that
cause it.
As Indonesia is less well known than Bali as a tourist destination, whether for leisure
or MICE.
There are 9 criteria that were used to obtain data on perceptions of MICE destinations
in Bali. Data retrieval is done to stakeholders in Bali and the MICE confirmed with
data obtained from expert judgement, namely industrial MICE (PCO), which is largely
based in Jakarta. From the data obtained, Bali get a score of 3.27, while perceptions
of industry peers (PCO) as expert judgement given the scale of the 3,44 score 4. So
gap which occurs precisely – 0.16, which means that the perception of higher
industrial MICE compared with the stakeholdersnya.
569
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553
malam dan dikemas dalam suatu produk Dari beberapa sumber dihasilkan sembilan
wisata yang didukung oleh jasa penunjang kriteria yang dipergunakan untuk melakukan
serta atraksi dan sumber daya pariwisata, assessment terhadap suatu detinasi MICE di
serta memiliki batas wilayah, baik secara Indonesia.
fisik maupun administrasi yang
menunjukkan citra serta persepsi dari daya Tabel 1: Kriteria Destinasi MICE
saing pasar.
Secara tradisional, destinasi akan merespon No Kriteria
penurunan kunjungan jumlah wisatawan 1 Aksesibilitas
2 Dukungan stakeholders lokal
dengan meningkatkan pengeluaran mereka
3 Tempat-tempat menarik (places of
untuk pemasaran destinasi (Buhalis 2000; interest)
Ritchie and Crouch 1993). Strategi ini 4 Fasilitas akomodasi
belakangan menjadi tidak terlalu efektif 5 Fasilitas meeting
karena semakin banyak destinasi yang 6 Fasilitas pameran
melakukan hal yang sama ternyata hasilnya 7 Citra destinasi
sangat terbatas (Vengesayi, ANZMAC 2003 8 Keadaan Lingkungan
Conference proceedings Adelaide, 2003). 9 Profesionalitas SDM
Oleh sebab itu perlu dicari cara untuk
meningkatkan kedatangan wisatawan Setelah ditetapkannya kriteria/atribut
dengan lebih mengeksplorasi peluang dari suatu destinasi, maka tahap berikutnya
kedatangan berbagai jenis wisatawan adalah penetapan Indikator. Indikator dari
(pengunjung). Adapun pengunjung yang masing-masing kriteria/atribut akan
datang ke sebuah destinasi dapat dibagi dijelaskan seperti dibawah ini.
menjadi 2 kategori, pertama yaitu 1. Indikator untuk Kriteria
pengunjung untuk kepentingan bisnis Aksesibilitas
(business visitors). Termasuk dalam Kriteria aksesibilitas adalah kriteria
kategori pengunjung bisnis adalah, mereka bagaimana para peserta/ delegasi
yang datang untuk kepentingan pertemuan, suatu konggres/konferensi/meeting,
kongres/konvensi maupun pameran atau para winners, para peserta pameran
lebih dikenal dengan wisatawan MICE (exhibitor) dan para pengunjung
(Meeting, Incentive, Convention & pameran (visitor) dapat menjangkau
Exhibition). Kategori kedua adalah suatu destinasi dengan mudah dan
pengunjung untuk kepentingan non bisnis, nyaman, baik dari segi waktu, upaya
termasuk disini adalah pengunjung yang dan biaya.
datang untuk kepentingan berwisata, Dari hasil desk research dihasilkan
menikmati keindahan dan keunikan 8 indikator. Masing-masing indikator
destinasi, maupun pengunjung yang akan untuk kriteria aksesibilitas adalah:
menemui teman atau keluarga (Kotler, a. Bandara Internasional
Haider, Rein, 1993). b. Biaya
Ada beberapa versi untuk kriteria kota c. Jadwal Penerbangan
sebagai destinasi MICE, misal teori dari ahli d. Frekuensi Penerbangan
marketing, Philip Kotler (Marketing Places) e. Kenyamanan Transit
menyatakan ada 4 faktor, yaitu: (1) image f. Pelayanan Kepabeanan
marketing, (2) attractions, (3) infrastructure, g. Pelayanan Imigrasi dan
dan (4) people. Karantina
Artikel “Macao’s MICE Dream: h. Konektifitas Bandara
Opportunities and Challenges” yang ditulis
Sanjay Nadkarni dan Aliana Leong Man Wai 2. Indikator untuk Kriteria Dukungan
(International Journal of Event Management Stakeholder Lokal
Research, volume 3, no.2, 2007) Kriteria Dukungan Stakeholder
menemukan atribut kritis untuk menjadi Lokal merupakan dukungan yang
destinasi MICE. Atribut-atribut tersebut diberikan oleh para pemangku
adalah: (1) MICE facilities and lodging, (2) kepentingan yang berkontribusi
Cost & affordability, (3) Leisure and terhadap kelancaran bagi suatu
entertainment facilities, (4) Service & destinasi untuk mendapatkan
professionalism, (5) Infracstructure & kegiatan event MICE, yang terdiri
accessibility, (6) Business-friendliness & dari :
image, dan (7) Government support. a. Asosiasi Profesi dan Industri
b. Destination Marketing
Organization
c. Pemerintah Daerah
570
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553
571
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553
4. Pembahasan Hasil
Gambar 2. Persepsi Pelaku Industri MICE Tentang
4.1 Pendapat/Persepsi Stakeholders
Destinasi Bali
MICE Sebagai Evaluasi Diri
Penelitian ini mendapatkan hasil terkait Grafik tersebut menggambarkan pelaku
pendapat stakeholders sebagai evaluasi diri industri menempatkan fasilitas meeting
berdasarkan sembilan kriteria, adalah sebagai kriteria yang dipersepsi tertinggi
seperti tertera pada grafik berikut ini. (3,67) dari skala 4. Berikutnya
profesionalitas SDM (3,64) dan citra
destinasi (3,63) serta fasilitas akomodasi
(3,34). Hal tersebut menunjukkan pelaku
PROFESIONALITAS SDM 003
industri MICE sesuai dengan pengalaman
KEADAAN LINGKUNGAN 003
menggunakan Bali sebagai tuan rumah
CITRA DESTINASI 003 kegiatan event MICE mempunyai persepsi
FASILITAS PAMERAN 003 yang baik terhadap fasilitas meeting,
FASILITAS MEETING 003 profesionalitas SDM dan citra destinasi.
FASILITAS AKOMODASI 003 Sedangkan persepsi terendah ada pada
TEMPAT-TEMPAT MENARIK 003 dukungan stakeholders (2,33). Ini
DUKUNGAN STAKEHOLDER 003
menunjukkan pelaku industri, ketika
mengadakan event di Bali merasa kurang
AKSESIBILITAS 003
adanya dukungan dari lokal. Fasilitas
003 003 003 003 003 004
pemeran juga dipersepsikan pelaku industri
MICE kurang memadai.
Gambar 1. Persepsi Stakeholder MICE Tentang
Destinasi Bali
4.3 Gap Analysis Destinasi MICE Bali
Grafik tersebut menggambarkan tempat- Dari hasil pendapat/persepsi stakeholder
tempat menarik (places of interest) sebagai MICE di Bali dan para pelaku industri MICE
kriteria yang dipersepsi tertinggi (3,49) dari nasional/internasional, terdapat gap yang
skala 4. Berikutnya profesionalitas SDM tersaji pada grafik berikut ini.
(3,38) dan fasilitas meeting (3,37) serta
fasilitas akomodasi (3,34). Ini berarti
stakeholder MICE di Bali sangat yakin
terhadap tempat-tempat menarik yang
dimilikinya (termasuk keindahan alam dan
572
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553
001
yang telah memberi fasilitas pertemuan
001
001
dengan para stakeholders MICE di Bali.
001
7. Daftar Pustaka
000
573
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553
574