Anda di halaman 1dari 30

Industri MICE dan Produknya

Gambar 1.1 Ilustrasi


salah satu kegiatan
MICE Sumber:
www.balicentereven.com

Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis informasi produk dan layanan industri MICE.
4.1 Mengakses informasi produk dan layanan industri MICE.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan mengenai MICE,
mengidentifikasi MICE, serta
memahami produk MICE.

Peta Konsep

MICE

Industri MICE dan Produknya Destinasi MICE

Industri dan Produk MICE

Pulau Bali menjadi salah satu destinasi MICE (Meeting, Incentive,


Conference and Exhibition) favorit dunia, sehingga banyak event berskala
internasional yang diadakan di Pulau Dewata. Selain daya tarik
wisatanya, faktor seperti bandara internasional yang menjangkau banyak
penerbangan internasional memudahkan wisatawan MICE menuju
Pulau Bali. Selain itu, sarana dan prasarana seperti ruang pertemuan,
berbagai macam pilihan akomodasi yang bisa menjangkau jumlah
peserta MICE dalam skala besar, pilihan wisata yang ditawarkan Bali
yang selalu inovatif membuat klien memilih pulau ini sebagai destinasi
MICE mereka. Hal tersebut merupakan salah satu informasi potensi
MICE yang ada di Indonesia. MICE merupakan salah satu potensi yang
dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia untuk menarik banyak para
wisatawan lokal dan mancanegara. Lalu apa itu MICE? Apa saja produk
MICE itu? Guna mengetahuinya, pahamilah uraian materi berikut ini.
Materi Pembelajaran

A. MICE

Perkembangan industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, and


Exhibition) di dunia meningkatkan persaingan antarnegara untuk menjadi
destinasi MICE. Hal ini bertujuan selain untuk meningkatkan citra suatu
negara juga meningkatkan perekonomian. Tidak dipungkiri bahwa industri
MICE memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian di destinasi
yang dituju dibandingkan dengan wisatawan yang berkunjung biasa. Klien
MICE mengeluarkan biaya yang lebih besar saat berada di suatu destinasi.
Sektor MICE menjadi faktor pendorong ekonomi yang penting bagi
suatu negara. Penyelenggaraan event skala internasional harus disertai
dengan sarana dan prasarana yang memadai, seperti akses udara, jalan
atau rel kereta api, convention center dengan kapasitas besar dan
berkualitas, akomodasi, objek wisata, serta sumber daya manusia di
bidang MICE yang berpengalaman. Indonesia sebagai salah satu destinasi
tujuan MICE terus berbenah diri dengan meningkatkan fasilitas sarana
dan prasarana penunjang MICE. Sejumlah kegiatan atau event
internasional skala besar diadakan di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir, seperti IMF di Bali, WTM (World Travel Mart) di Jakarta, dan
lainnya membuat kepercayaan internasional dalam memilih Indonesia
sebagai destinasi MICE meningkat.
Pemasaran yang dilakukan secara berkelanjutan bisa menarik klien dari
berbagai negara. Hal tersebut untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi
pilihan untuk menyelenggarakan kegiatan baik pertemuan, perjalanan
insentif, konvensi, dan pameran. Pemerintah harus menggandeng pelaku
usaha di bidang MICE untuk mengembangkan wisata MICE di
Industri MIce dan Produknya
3
Indonesia.
Para wisatawan MICE biasanya memiliki lama tinggal (length of
stay) lebih lama jika dibandingkan dengan wisatawan biasa. Mereka bisa
datang sebelum acara berlangsung atau menambah masa tinggal setelah
kegiatan selesai. Hal ini memberikan dampak ekonomi yang besar bagi
suatu destinasi, seperti akomodasi, restoran, souvenir shop, guide,
transportasi, objek wisata, uMKM, dan lain sebagainya. Di sisi lain,
kegiatan seperti perjalanan insentif biasanya dilakukan di bulan bulan
sepi (low season), sehingga membawa angin segar bagi pelaku usaha
pariwisata yang biasanya bergantung pada kunjungan wisatawan di
bulan- bulan ramai (high season). Makin meningkatnya citra suatu
destinasi sebagai destinasi MICE membuat klien memberikan prioritas
destinasi tersebut saat melangsungkan kegiatan MICE.

1. Pengertian MICE

Definisi MICE berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor


5 Tahun 2017, usaha Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan
Insentif, Konvensi dan Pameran (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition) yang selanjutnya disebut MICE adalah pemberian jasa bagi
suatu pertemuan sekelompok orang, penyelenggaraan perjalanan
bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya,
serta penyelenggaraan pameran dalam rangka penyebarluasan
informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional,
regional, dan internasional. Berikut pengertian MICE menurut
beberapa pihak.

Industri MIce dan Produknya


4
a. Pendit
Menurut Pendit, MICE diartikan sebagai wisata konvensi,
dengan batasan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan
pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa
cendikiawan dan sebagainya. Hal tersebut untuk membahas
masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
b. Kesru
Menurut Kesru, MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan
yang aktivitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business.
Biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama,
rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels,
conventions, congresses, conference, and exhibition.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa MICE
merupakan usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konvensi, dan pameran di suatu destinasi dengan melibatkan
sekelompok orang untuk tujuan tertentu.

2. Fungsi, Manfaat, dan Peranan MICE

MICE sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pertemuan dan


pariwisata memiliki fungsi, manfaat, dan peranan yang penting.
Berikut penjelasannya.
a. Fungsi MICE
Secara umum, fungsi dari MICE sebagai berikut.
1) MICE menarik wisatawan terutama wisatawan domestik
untuk menambah masa tinggal di destinasi, baik sebelum
atau setelah acara berlangsung.
2) Jumlah perputaran uang sangat besar, karena peserta MICE
memberikan pemasukan lebih besar dibandingkan dengan
wisatawan dengan tujuan wisata saja.
3) Melalui MICE, suatu destinasi tujuan MICE lebih cepat
berkembang karena tuntutan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan MICE serta peningkatan kualitas SDM di destinasi
MICE.
b. Manfaat MICE

Berikut merupakan manfaat MICE.


1) Lama menginap (leng of stay) di suatu destinasi lebih lama
dibanding wisata rata-rata lama menginap lebih tinggi dari
wisatawan biasa. Hal ini dapat menghidupkan sektor
pariwisata tempat MICE berada.
2) Biaya yang dikeluarkan lebih besar sehingga dapat
meningkatkan pendapatan pihak-pihak yang terkait dengan
MICE.
3) Dilakukan pada saat musim sepi (low season) sehingga tingkat
keterisian hotel serta usaha wisata lainnya menjadi meningkat.
4) Dibiayai oleh perusahaan, sehingga peserta akan
membelanjakan uang pribadi saat berada di destinasi.
5) Meningkatnya aktivitas ekonomi lain, seperti perdagangan,
perindustrian, ilmu pegetahuan, dan sebagainya.
6) Pengaruh peserta dalam mengambil keputusan kurang lebih
30 % dari peserta membawa keluarga.
7) Negara yang secara berkala menyelenggarakan eksibition
jangka panjang dapat menjadi centre of business activity.
c. Peranan MICE

Berikut peranan MICE.


1) umumnya, 40 % dari total jumlah penjualan di hotel adalah
berasal dari bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention,
and Exhibition), sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
2) Menciptakan kebutuhan fasilitas lain di hotel selain fasilitas
MICE.
3) Bisnis MICE dapat mengisi saat low season di hotel,
sehingga aktivitas perekonomian terus berjalan dengan stabil.
4) Melalui kegiatan bisnis MICE Hotel dapat menciptakan pasar
baru.

B. Destinasi MICE

Sebelum memilih suatu destinasi untuk MICE, klien akan menilai


kelayakan dari destinasi tersebut sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri No 5 Tahun 2017 terdapat
beberapa indikator dalam menilai suatu destinasi MICE, yakni aksesbilitas,
atraksi (daya tarik), amenitas dan sumber daya manusia, dan dukungan
stakeholder. Berikut penjelasan lebih lengkapnya akan diuraikan di bawah
ini.

1. Aksesbilitas MICE

Aksesbilitas merupakan bagian terpenting dari pemilihan suatu


destinasi MICE, kemudahan transportasi baik peserta maupun barang
menjadi penilaian pertama, serta kelengkapan sarana dan prasarana
suatu destinasi menjadi faktor pendorong klien untuk memilih
destinasi tersebut. Sarana seperti bandara, stasiun, dan terminal menjadi
salah satu penilaian dengan mempertimbangkan beberapa syarat
yaitu sebagai berikut.
a. Bandara

Bandara merupakan alat vital dalam pemilihan destinasi


MICE. Hal ini karena hampir 90% peserta MICE menggunakan
pesawat untuk menuju ke destinasi tujuan MICE. Berikut
beberapa syarat yang harus dimiliki oleh destinasi tujuan MICE.
1) Bandara internasional
Bandara bertaraf internasional lebih menarik klien untuk
memilih destinasi tersebut. Hal ini dikarenakan bandara tersebut
melayani rute-rute internasional, sehingga mendukung untuk
diadakan kegiatan MICE yang pesertanya berasal dari berbagai
negara.
2) Biaya penerbangan
Biaya menjadi alasan utama dalam memilih suatu destinasi.
Klien harus menyesuaikan anggaran yang dimiliki dengan
biaya penerbangan ke suatu destinasi yang akan dituju.
3) Jadwal penerbangan
Jadwal penerbangan menjadi pertimbangan utama dalam
memilih destinasi. Makin banyak rute penerbangan
menjadikan nilai tambah bagi destinasi
tersebut, sehingga klien yang memiliki peserta dari beberapa
kota atau negara mudah menjangkau destinasi tersebut.
4) Frekuensi penerbangan
Frekuensi penerbangan menjadi hal penting bagi klien.
Banyaknya frekuensi penerbangan membuat klien memiliki
banyak pilihan waktu yang disesuaikan dengan jadwal acara
MICE.
5) Pelayanan imigrasi dan karantina
Peraturan suatu negara juga berpengaruh dalam memilih
suatu destinasi. Misalnya layanan visa gratis yang diberikan
pemerintah Indonesia bisa menarik klien MICE yang berasal
dari negara bebas visa untuk memilih Indonesia sebagai
destinasi MICE mereka.
6) Konektivitas bandara
Konektivitas mengharuskan kemudahan akses dari bandara
menuju lokasi penyelenggaraan kegiatan MICE (venue) dan
akomodasi. Selain itu, kemudahan transportasi dari bandara
menuju ke lokasi penyelenggaraan maupun hotel.
Transportasi yang mudah, aman, efisien, dan bebas hambatan
mempermudah para konsumen MICE dalam menjangkau
kawasan tersebut.
b. Stasiun

Adapun untuk MICE lokal area Jawa beberapa peserta


menggunakan kereta api untuk menjangkau destinasi MICE
seperti Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Solo. Namun hal
ini jarang dilakukan dengan pertimbangan waktu.

2. Atraksi (Daya Tarik) MICE


Daya tarik suatu destinasi menjadi faktor penentu klien dalam
memilih destinasi tersebut sebagai destinasi tujuan mereka. Berikut
dijabarkan mengenai fasilitas-fasilitas yang menjadi daya tarik MICE.
a. Fasilitas pertemuan (meeting)

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih destinasi


untuk kegiatan pertemuan (meeting), yaitu sebagai berikut.
1) Variasi lokasi pertemuan (venue)
Makin banyak variasi dan pilihan lokasi yang bisa dijadikan
pertemuan baik di hotel maupun tempat lain suatu destinasi
makin menarik klien untuk memilih destinasi tersebut.
Sebagian besar lokasi pertemuan berada di hotel, sehingga
destinasi dengan jumlah hotel yang memiliki berbagai
macam ruang untuk pertemuan dijadikan sebagai daya tarik
bagi klien.
2) Kapasitas
Klien akan memilih ruang pertemuan yang sesuai dengan
kebutuhan klien, sehingga klien dengan jumlah peserta
pertemuan yang besar harus bisa diakomodasi oleh destinasi
yang akan dipilih, terkadang klien juga memerlukan ruang
pertemuan terpisah untuk rapat pimpinan.
3) Tata letak
Pengaturan tata letak tergantung dari permintaan klien dan
jumlah peserta. Berikut beberapa jenis pengaturan tata letak
yang biasanya digunakan di hotel.
a) U-shape style
Model ruangan ini membentuk huruf u, dan bagian
depan tidak terdapat meja dan kursi namun layar screen
untuk melakukan presentasi . Lay out ini biasanya

digunakan untuk rapat laporan tahunan atau presentasi


program.
Gambar 1.2 U-
Shape Style
Sumber:
www.stcindonesia.
com

b) Class room style


Class room style, seperti namanya berbentuk seperti ruang
kelas. Semua peserta menghadap ke depan dan di depan
terdapat layar. Biasanya jenis ini digunakan untuk acara
seminar, pelatihan, dan workshop.
Gambar 1.3
Class Room Style
Sumber:
www.stcindonesia
.com
c) V shape
Penataan dengan V shape membentuk huruf‘V”. Bagian
depan dipasang lebih dari satu alat peraga, sehingga
semua peserta bisa melihat dengan jelas presentasi yang

disampaikan oleh pembicara. Biasanya digunakan untuk


presentasi produk baru.
Gambar 1.4 V Shape
Sumber: www.stcindonesia.com

d) I shape
Pengaturan ini dengan tata letak menyerupai huruf I

memanjang. Bentuk ini jarang digunakan dalam pertemuan.


Gambar 1.5 I Shape
Sumber: www.stcindonesia.com

e) Theater style
Model ini sering digunakan dalam pertemuan dengan
jumlah peserta yang besar. Kursi dipasang tanpa meja
supaya bisa menampung kursi yang lebih banyak. Model
ini hanya dipasang dengan kursi tanpa meja agar dapat
menampung lebih banyak peserta. Adapun di bagian
depan dipasang meja dengan kursi sebagai head table
untuk pembicara.
Gambar 1.6
Theater Style
Sumber:
www.stcindonesia
.com

f) ) Hollow shape
Model ini pada bagian tengah terlihat kosong. Hal ini

disengaja supaya peserta lebih aktif dalam interaksi.


Gambar 1.7
Hollow Shape
Sumber:
www.stcindonesia
.com

4) Suasana
Suasana di area ruang pertemuan harus nyaman, sehingga
peserta rapat fokus dengan rapat. Fasilitas di sekitar ruang
pertemuan harus memadai, misalnya lokasi toilet dekat
dengan ruang pertemuan, sehingga memudahkan peserta
menjangkau toilet saat diadakan acara rapat.
5) Pelayanan
Sumber daya manusia di destinasi tujuan MICE memberikan
pelayanan prima kepada peserta pertemuan, sehingga peserta
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan
memberikan penilaian yang positif terhadap destinasi
tersebut.
6) Keamanan
Faktor keamanan juga menjadi hal utama selama pertemuan
berlangsung.
b. Fasilitas pameran dan konferensi

Fasilitas tersebut yakni fasilitas-fasilitas yang tersedia di


lokasi pameran dan konferensi harus mempertimbangkan
beberapa hal di bawah ini.
1) Variasi venue pameran
Suatu destinasi MICE harus memiliki banyak pilihan lokasi
(venue) untuk pameran dan conference, sehingga bisa
menampung kegiatan-kegiatan MICE dalam skala besar.
Makin banyak pilihan maka kemungkinan destinasi tersebut
dipilih untuk kegiatan pameran maupun konferensi tingkat
internasional pun makin besar.
2) Kapasitas
Jumlah ruang pameran atau exhibition hall di suatu destinasi
dapat memenuhi kebutuhan klien untuk industri pameran
yang akan digelar.
3) Tata letak
Pengaturan tata letak disesuaikan dengan jumlah peserta
pameran dan tampilan pengunjung ke pameran tersebut
sehingga tidak terjadi penumpukan di satu titik. Pintu masuk
dan keluar harus dipisah serta diatur supaya pengunjung bisa
mendatangi semua booth peserta.
4) Suasana
Suasana di area ruang pertemuan harus nyaman, sehingga
peserta pameran bisa fokus dengan pameran. Fasilitas di
sekitar pameran harus memadai, misalnya lokasi toilet dekat
dengan ruang pameran dan terdapat pusat kuliner, sehingga
memudahkan peserta dan pengunjung pameran selama
berada di lokasi pameran.
5) Pelayanan
Sumber daya manusia di destinasi tujuan MICE memberikan
pelayanan prima kepada peserta pameran dan juga
pengunjung pameran, sehingga peserta dan pengunjung
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan
memberikan penilaian yang positif terhadap panitia
penyelenggara pameran tersebut.
6) Keamanan
Faktor keamanan juga menjadi hal utama selama pameran
berlangsung, karena lebih rawan pencurian dengan jumlah
pengunjung skala besar, sehingga di beberapa pameran
biasanya mengharuskan peserta melakukan registrasi
sebelum mendatangi pameran. Selain untuk mengetahui
jumlah pengunjung juga untuk meminimalisir terjadinya
tindak kejahatan selama pameran berlangsung. Pemasangan
CCTV di beberapa titik lokasi pameran untuk memudahkan
pihak panitia mengawasi jika terjadi tindak kejahatan di area
pameran.
c. Fasilitas akomodasi

Fasilitas tersebut merupakan fasilitas penginapan yang akan


digunakan oleh peserta MICE selama kegiatan MICE berlangsung.
Berikut kriteria dalam akomodasi yang digunakan untuk
wisatawan MICE.
1) Variasi jenis akomodasi
Akomodasi dalam destinasi tersebut tersedia dalam berbagai
pilihan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dan budget dari
klien, seperti jenis akomodasi mulai dari hotel bintang lima,
nonbintang sampai dengan homestay. Berdasarkan
kebutuhan klien, jenis hotel dikelompokkan sebagai berikut.
a) City hotel
Hotel ini berada di pusat kota, biasanya digunakan oleh
pelaku bisnis untuk kunjungan bisnis, biasanya
digunakan oleh tamu dengan tujuan untuk tinggal
sementara, sehingga jangka waktu menginap juga
singkat. Tamu memilih hotel ini karena memudahkan
untuk menjangkau ke lokasi bisnis atau pertemuan.
b) Residential hotel
Lokasi hotel ini berada di daerah pinggiran kota besar
sehingga jauh dari hiruk pikuk keramaian, tetapi masih
bisa menjangkau ke pusat kegiatan usaha. Hotel ini
berlokasi di daerah-daerah tenang, tamu memilih hotel
ini selain untuk kenyamanan juga jangka waktu tinggal
yang lebih lama sehingga cocok untuk mengajak
keluarga menginap sambil tetap melakukan kegiatan
usaha.
c) Resort hotel
Resort hotel memilih lokasi di area pegunungan atau
pinggir pantai. Jenis akomodasi ini biasanya digunakan
untuk wisatawan dengan tujuan wisata, untuk menikmati
liburan bersama keluarga dari kesibukan sehari-hari,
jangka waktu tinggal biasanya lebih lama.
d) Motel (motor hotel)
Hotel ini biasanya berlokasi di pinggiran atau di
sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota
dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya
dekat dengan pintu tol atau batas kota. Tamu memilih
hotel ini karena hotel ini dilengkapi dengan garasi setiap
kamarnya, biasanya garasi berada di bawah kamar,
sehingga memudahkan tamu yang berpergian dengan
mobil untuk menginap sementara.
e) Conventional hotel
Hotel ini biasanya berlokasi di pusat kota dan dilengkapi
dengan convention hall dengan kapasitas yang besar, serta
ruang pertemuan dengan kapasitas yang kecil. Hotel ini
membidik tamu khusus MICE dan memiliki fasilitas-
fasilitas penunjang yang dibutuhkan oleh klien MICE.
2) Kapasitas
Jumlah kamar yang tersedia bisa menjangkau jumlah peserta
MICE. Namun di beberapa kasus kegiatan MICE berskala
internasional dengan peserta jumlah bhesar terkadang
menggunakan beberapa akomodasi yang lokasinya
berdekatan.
3) Harga
Pemilihan akomodasi juga disesuaikan dengan budget klien.
Penyelenggara juga dituntut untuk meningkatkan
kemampuan negosiasi kepada pihak akomodasi untuk
mendapatkan harga terbaik. umumnya perjalanan insentif
dilakukan pada musim sepi, sehingga penyelenggara
mendapatkan harga yang lebih murah.
4) Kualitas pelayanan
Sumber daya manusia di hotel umumnya memberikan
pelayanan prima kepada para tamunya. Hal ini dikarenakan
hotel memiliki standar khusus dalam melayani tamu,
sehingga tamu merasa nyaman selama menginap di hotel.
Setiap keluhan tamu akan ditangani langsung oleh pihak
hotel. Hotel sangat menjaga citra bisnis mereka untuk
mendapatkan penilaian yang baik dari para tamu yang
menginap.
5) Keamanan
Keamanan di hotel lebih terjamin, karena setiap pengunjung
hotel yang masuk akan diperiksa dengan alat khusus. Selain
itu, akan diwawancarai oleh petugas keamanan yang
berjaga, sehingga sulit bagi pelaku kejahatan untuk
mendatangi hotel dengan tingkat keamanan tinggi.
d. Tempat-tempat menarik

Tempat-tempat menarik adalah segala sesuatu yang bisa


menjadi daya tarik bagi peserta MICE. Berikut merupakan beberapa
uraian mengenai tempat-tempat menarik.
1) Pusat perbelanjaan
Pusat perbelanjaan menjadi salah satu hal utama bagi peserta
MICE. Mereka bisa berbelanja setelah selesai rapat atau
menjadi peserta konvensi. Dengan demikian, suatu destinasi
harus menyiapkan banyak pusat perbelanjaan bukan hanya
mal. Namun, ada juga souvenir shop yang buka sampai
malam atau 24 jam untuk memenuhi kebutuhan belanja
wisatawan MICE.
2) Restoran
Restoran berperan penting dalam menarik klien memilih
suatu destinasi. Destinasi dengan variasi pilihan restoran
beragam akan menarik buyer dari negara lain, misalnya Bali
memiliki restoran yang beragam, seperti Quenn Tandor yang
terkenal dengan menu khusus India untuk mengakomodasi
peserta MICE dari India, dan lainnya. Selain itu juga bisa
dijadikan sebagai tempat Gala Theme Dinner khusus untuk
welcome party maupun farewell party yang biasanya
digunakan oleh klien perjalanan insentif dan konvensi.
3) Tempat hiburan
Tidak dapat dipungkiri bahwa tempat hiburan menjadi hal
penting bagi wisata MICE. Hal ini bisa menjadi pilihan bagi
peserta untuk menikmati hiburan seperti bar, kafe, dan klub
malam saat berkunjung ke destinasi.
4) Daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan manusia
Menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 2009, yang
dimaksud dengan daya tarik adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, nilai, dan kemudahan berupa
keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata dibagi
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Daya tarik wisata alam
Daya tarik tersebut merupakan daya tarik wisata yang
berhubungan dengan wisata alam yang berupa alam
yang terbentuk karena hasil cipta Tuhan. Contoh:
gunung, danau, pantai, dan hutan.
b) Daya tarik wisata budaya
Daya tarik tersebut merupakan daya tarik wisata yang
berhubungan dengan budaya, berupa tradisi, kesenian,
dan upacara adat
Contoh: galungan, sekaten, dan sedekah bumi.
c) Daya tarik wisata buatan manusia
Daya tarik tersebut merupakan daya tarik wisata yang dibuat
oleh manusia. Contoh: Candi Prambanan, Pura Besakih,
dan agrowisata.
5) Rekreasi
Fasilitas penunjang sebagai destinasi MICE yakni tempat
untuk melakukan aktivitas rekreasi, olahraga, maupun taman
hiburan.
6) Peluang bisnis
Keberadaan destinasi sebagai pusat bisnis menarik untuk
menjadi peluang bisnis, seperti Kantoon Fair di Tiongkok
yang menarik wisatawan dari berbagai negara berkunjung ke
pameran tersebut untuk melihat peluang bisnis, atau di
Indonesia.

3. Amenitas MICE

Amenitas MICE merupakan fasilitas penunjang untuk


kemudahan bagi wisatawan MICE, dengan kriteria sebagai berikut.
a. Keadaan lingkungan

Keadaan lingkungan berkaitan dengan informasi terkait


dimensi iklim, situasi alam dan lingkungan yang menarik,
infrastruktur, dan keramahtamahan penduduknya. Berikut
gambaran dan rinciannya.
1) Infrastruktur
Destinasi memiliki infrastruktur lokal yang sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
2) Kepolisian
Keberadaan kepolisian dalam destinasi berfungsi
mendukung keamanan dan perizinan suatu event.
3) Pusat informasi pariwisata (tourist information center)
Destinasi memiliki usaha penyediaan informasi mengenai
kepariwisataan suatu destinasi dalam bentuk bahan cetak,
maupun elektronik.
4) Rumah sakit
Destinasi memiliki fasilitas rumah sakit, baik rumah sakit umum
daerah maupun rumah sakit internasional. Akses lokasi tersebut
harus mudah dijangkau dari seluruh area destinasi serta yang
siap mendukung keberadaan suatu t.
5) Money changer
Destinasi dilengkapi dengan tempat penukaran mata uang
dengan lokasi yang mudah dijangkau.
6) Perbankan
Destinasi memiliki layanan dan lembaga perbankan untuk
memfasilitasi kebutuhan finansial pengunjung.
7) Sistem informasi
Destinasi memiliki sistem informasi dalam penyelenggaraan
kegiatan MICE. Sistem informasi merupakan kombinasi dari
teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan
teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem
Informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi
antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi.
8) Layanan pengiriman barang
Destinasi dilengkapi dengan lembaga yang melayani
kebutuhan pengiriman barang secara lokal maupun
internasional.
9) Transportasi
Destinasi dilengkapi dengan fasilitas transportasi umum yang
tersedia di setiap area serta mempunyai kesesuaian dan
standar yang sesuai kebutuhan.
10) Keramahtamahan masyarakat umum
Masyarakat lokal dalam destinasi memiliki sikap terbuka dan
sigap membantu terhadap pengunjung.
11) Kebudayaan lokal
Destinasi memiliki kebudayaan lokal yang khas yang bisa
menjadi keunikan tersendiri untuk destinasi.
12) Standar harga
Konversi nilai barang dan jasa yang harus dikeluarkan
selama berada di destinasi.
b. Citra destinasi

Citra destinasi merupakan informasi terkait reputasi destinasi


serta usaha pemasaran destinasi yang dilakukan.
Kriteria citra destinasi MICE memiliki delapan indikator, yaitu sebagai berikut.
1) Keamanan
Keamanan suatu destinasi penting untuk menciptakan citra aman di mata
dunia internasional terkait dengan tindak kriminal dan perilaku bom teroris.
Khususnya bagi delegasi saat berada destinasi pada penyelenggaraan suatu
event.
2) Pengalaman destinasi
Destinasi yang memiliki pengalaman sebagai tuan rumah dalam kegiatan
MICE bertaraf internasional akan menjadi pertimbangan klien dengan mencari
informasi mengenai event tersebut apakah berjalan dengan baik atau tidak.
3) Reputasi
Reputasi destinasi sangatlah berpengaruh di mata asosiasi nasional maupun
internasional. PCO dan event organizer sebagai tempat penyelenggaraan MICE
bertaraf internasional.
4) Kondisi sosial politik
Kondisi sosial politik menjadi pertimbangan utama bagi klien. Hal ini
dikhawatirkan jika terjadi permalahan sosial politik di suatu negara akan
berimbas pada ketakutan delegasi untuk berkunjung ke destinasi tersebut.
5) Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi memiliki peran pemilihan destinasi. Makin rendah
perekonomian suatu daerah maka tingkat kriminalitas destinasi tersebut tinggi,
sehingga tidak aman bagi peserta MICE. Selain itu, jika ekonomi destinasi
tidak stabil akan memengaruhi harga paket MICE yang ditawarkan.
6) Kebersihan
Kebersihan suatu destinasi harus memenuhi standar yang diterapkan oleh
internasional untuk memastikan kesehatan peserta tidak terganggu.
7) Risiko
Destinasi memiliki manajemen risiko yang memenuhi standar dunia
internasional sehingga mampu meminimalisir risiko yang akan terjadi.
Contohnya seperti kemungkinan adanya pemogokan, bencana alam,
boikot, dan kejadian lainnya.
8) Pemasaran destinasi
Destinasi memiliki program pemasaran yang efektif untuk memasarkan
destinasi.

Anda mungkin juga menyukai