Anda di halaman 1dari 82

UJI KOMPARATIF HARGA TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

DITINGKAT PETANI DENGAN HARGA TANDAN BUAH SEGAR


BERDASARKAN RUMUS HARGA PEMBELIAN
(Studi Kasus Di Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Oleh :
DEDEK SUBANDAR
NPM. 1150090001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015

UJI KOMPARATIF HARGA TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT


DITINGKAT PETANI DENGAN HARGA TANDAN BUAH SEGAR
BERDASARKAN RUMUS HARGA PEMBELIAN
(Studi Kasus Di Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Oleh :
DEDEK SUBANDAR
NPM. 1150090001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

: Dedek Subandar

NPM

: 1150090001

Program Studi

: Agribisnis

Fakultas

: Pertanian

Menyatakan bahwa :
1.

Tulisan karya ilmiah ini bebas plagiat

2.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, ..........................
Yang membuat pernyataan,

Dedek Subandar
NPM : 1150090001

UJI KOMPARATIF HARGA TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT


DITINGKAT PETANI DENGAN HARGA TANDAN BUAH SEGAR
BERDASARKAN RUMUS HARGA PEMBELIAN
( Studi Kasus Di Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu )

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Oleh :
DEDEK SUBANDAR
NPM. 1150090001

Telah Di Uji Dan Di Pertahankan Di Depan TIM Penguji Pada Hari Kamis
Tanggal 29 Oktober 2015
Dosen Pembimbing Utama

Dosen Pembimbing Kedua

Novitri Kurniati, S.P., M.P


NIP. 197011141994032001

Ir. Edy Marwan, M.M


NIP. 196703301991031002

Dosen Penguji Utama

Dosen Penguji Kedua

Ir. Rita Feni, M.Si


NIP. 196802261993032004

Fithri Mufriantie, S.P., M.P


NBK. 124955066

Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Novitri Kurniati, S.P., M.P


NIP. 197011141994032001

CURRICULUM VITAE

Nama

: Dedek Subandar

Jenis Kelamin

: Laki - laki

Tempat/Tgl Lahir

: Bengkulu Utara, 10 Januari 1992

Status

: Mahasiswa

Alamat Rumah

: Ds. Tirta Kencana, Kec. Air Rami, Kab. Mukomuko

Telp/HP

: 0821 7760 3328

Alamat E-mail

: sunandard28@gmail.com

Nama Ayah

: Sudirman

Nama Ibu

: Lismaenah

Pekerjaan Orang Tua

: Wiraswasta

Pendidikan Formal

Sekolah Dasar

: Sekolah Dasar Negeri 02 Arga Jaya

SMP

: Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Arga Jaya

SMA

: Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Air Rami

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Bengkulu

ABSTRAK

Dedek Subandar (1150090001), dengan judul skripsi Uji Komparatif


Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Ditingkat Petani Dengan Harga
Tandan Buah Segar Berdasarkan Rumus Harga Pembelian Studi Kasus Di
Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, dibimbing oleh
Ibu Novitri Kurniati, S.P.,M.P, dan Bapak Ir. Edy Marwan, M.M.
Luas perkebunan rakyat di kecamatan air rami menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut menunjukkan betapa berpengaruhnya
keberadaan perkebunan rakyat di kecamatan air rami. Demikian halnya dengan
pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat di kabupaten mukomuko,
khususnya kecamatan air rami, secara fisik terkesan menunjukkan adanya
kemajuan yang menggembirakan. Hal ini ditandai dengan produksi kelapa sawit
yang meningkat secara berkelanjutan dari tahun ke tahun. Namun demikian, luas
areal dan produksi yang meningkat belum diikuti oleh kekuatan posisi petani
perkebunan rakyat dalam mempengaruhi harga tandan buah segar (TBS).
Salah satu masalah yang belum dapat diatasi secara tuntas adalah penetapan
harga tandan buah segar (TBS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menghitung harga TBS kelepa sawit yang diterima oleh petani dan harga TBS
berdasarkan rumus harga pembelian, untuk menganalisis perbedaan antara harga
TBS kelapa sawit yang diterima oleh petani dengan harga TBS berdasarkan rumus
harga pembelian, untuk menghitung indeks proporsi K yang diterima oleh petani
dan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian, serta untuk
menganalisis perbedaan antara indeks proporsi K yang diterima oleh petani
dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian.
Dalam penelitian ini metode penarikan sampel yang digunakan adalah
metode proporsional random sampling, responden dalam penelitian ini adalah
petani kelapa sawit yang benar-benar mempunyai dan mengusahakan kebun
kelapa sawit. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif, analisis
deskriptif dan analisis uji-t populasi berpasangan pada tingkat petani.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa harga TBS yang diterima
oleh petani lebih rendah dibandingkan dengan harga TBS berdasarkan rumus
harga pembelian, ada perbedaan yang sangat nyata antara harga TBS yang diterim
olah petani dengan harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian, indeks
proporsi K yang diterima oleh petani lebih rendah dibandingkan dengan indeks
proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian, ada perbedaan yang sangat
nyata antara indeks proporsi K yang di terima oleh petani dengan indeks
proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian.
Kata kunci :

Uji Komparatif, Harga, TBS, Kelapa Sawit, Perbedaan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuataala karena atas


berkat rahmat, karunia dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah Uji Komparatif Harga Tandan
Buah Segar Kelapa Sawit Ditingkat Petani Dengan Harga Tandan Buah Segar
Berdasarkan Rumus Harga Pembelian (Di Kecamatan Air Rami Kabupaten
mukomuko Provinsi Bengkulu).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Ibu Novitri Kurniati SP.MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas


Muhammadiyah Bengkulu dan selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.

Ibu Ir. Rita Feni, M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.

Bapak Ir. Edy Marwan, M.M selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.

Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas


Muhammadiyah Bengkulu yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada
penulis selama masa perkuliahan.

Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian khususnya pegawai Program Studi


Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepadai
ayahanda Sudirman Uho atas kesabarannya dalam mendidik penulis dan ibunda
Lismaenah atas motivasi, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun
doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah, tak lupa kepada
abangda Anwar Musadad, ayunda Desi Nurmala Sari dan para adinda penulis,
Lisma Anjeli dan Rima Purnama yang selalu menjadi inspirasi penulis selama ini
dan atas semangat yang telah diberikan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di Prodi
Agribisnis angkatan 2011. Dan juga penulis tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada sahabat-sahabat se-Pondokan Doa yang telah membantu penulis dalam
membuat skripsi ini.
Dan secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta
Dian Mardiana yang telah memberikan keceriaan, motivasi, dan inspirasi kepada
penulis dalam membuat skripsi ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu ............................. 2015
Penulis

Dedek Subandar

Moto Dan Persembahan


Moto
Usaha dan doa adalah kunci keberhasilan, Allah tidak akan
merubah nasib suatu umat kecuali umat itu sendiri yang merubahnya
( QS Arradu : 11 )
Setiap tetes keringat kedua orang tua adalah semangat hidup untuk
menggapai cita-cita dan kesuksesan
Kesederhanaan mengajarkan untuk selalu berusaha, kerja keras,
pantang menyerah, mandiri dan selalu berdoa
Kritik dan saran adalah bahan bangunan gratis untuk membangun
sebuah kesuksesan
Bekerjalah untuk dunia-mu seolah-olah kamu hidup selamanya dan
bekerjalah untuk akhirat-mu seolah-olah kamu akan mati besok

Persembahan
Alhamdulillah hirobbil alamin, dengan segala kerendahan dan
keiklasan hati serta mengharap rahmat dan ridho allah SWT,
kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tuaku Ayahanda Sudirman Uho dan Ibunda
Limaenah yang melahirkan dan membesarkanku dengan penuh
kasih sayang. memberikan didikan, semangat dan motivasi kepadaku
agar tidak mudah menyerah dalam menjalani hidup. Senantiasa
selalu mendoakanku dan mendukung demi keberhasilanku
Kakanda Anwar Musadad, Ayunda Desi Nurmala Sari, Adinda
Lisma Anjeli dan Rima Purnama yang selalu menjadi inspirasiku
dan memberi semangat demi tergapainya cita-citaku
Istriku tercinta yang selalu sabar menunggu keberhasilanku . . .
Omelannya, ngambeknya, dan canda tawanya adalah inspirasi dan
semangat dalam hidupku
Teman seperjuangan Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Sahabat se-pondokan doa
dan sahabat karib Budi Irwanto. Terimakasih atas kebersamaan
dan dukungan kalian
Almamater hijauku Universitas Muhammadiyah Bengkulu thanks
For all . . .

DAFTAR ISI

Uraian

Halaman

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


PERNYATAAN .......................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii
CURRICULUM VITAE .............................................................................

iv

ABSTRAK ...............................................................................................................v
vi
KATA PEGANTAR ................................................................................................
viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................
ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
I.

PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian ..........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian .....................................................................3
1.3. Maksud san Tujuan Penelitian ...................................................................4
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian .........................................................................4

II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................5


2.1. Kajian Pustaka ............................................................................................5
12
2.2. Kerangka Pemikiran ...................................................................................
14
2.3. Hipotesis .....................................................................................................

III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................


15
3.1. Metode Penelitian ......................................................................................
15
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................
15
3.3. Teknik Penarikan Sampel ..........................................................................
16
3.4. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian .....................................
17
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi .................................................
18
3.6. Teknik Analisis Data .................................................................................
19
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................
23
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian .......................................................................
23
4.2. Identitas Responden ..................................................................................
30
4.3. Hasil Penelitian ..........................................................................................
33
4.4. Pembahasan ................................................................................................
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
47
5.1. Kesimpulan ................................................................................................
47
5.2. Saran ..........................................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
49
LAMPIRAN .............................................................................................................
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
78

DAFTAR TABEL

Uraian

Halaman

Tabel 01. Daftar harga minyak sawit CPO dan minyak inti PKO serta
harga pembelian TBS periode maret hingga april 2015
...................................................................................................

10

Tabel 02. Luas Tanaman, Produksi, dan Produktifitas Kebun Kelapa


Sawit Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko Tahun
2014
..................................................................................

16

Tabel 03. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Kelapa Sawit di


Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko ......................

17

Tabel 04. Statistik Geografi dan Iklim Kecamatan Air Rami Kabupaten
Mukomuko
......................................................................

24

Tabel 05. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis


Kelamin Di Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko
...................................................................................................

25

Tabel 06. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan


Dikecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko ......................

26

Tabel 07. Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Kecamatan Air


Rami Kabupaten Mukomuko
..............................................

27

Tabel 08. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Air Rami Kabupaten


Mukomuko
......................................................................

29

Tabel 09. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur


...................................................................................................

30

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan


...................................................................................................

32

Tabel 11. Petani Responden Menurut Mekanisme Penjualan TBS


...................................................................................................

33

Tabel 12. Karakteristik Responden menurut lama bertani, luas lahan,


dan jumlah produksi
..........................................................

33

Tabel 13. Harga Beli TBS Produksi Petani

36

........................................

Tabel 14. Hasil Uji Beda Rata-rata Harga Pembelian TBS

.................

37

Tabel 15. Nilai Indeks Proporsi (K) Petani Periode 20 Mei 20 Juni
2015
..................................................................................

39

Tabel 16. Hasil Uji Beda Rata-rata indeks proporsi (K) harga TBS
Kelapa Sawit
....................................................................

40

DAFTAR GAMBAR

Uraian
Gambar 01.

Gambar 02.

Halaman
Skema Kerangka Pemikiran Uji komparatif Harga Tandan
Buah Segar Kelapa Sawir Ditingkat Petani Dengan Harga
Tandan Buah Segar Berdasarkan Rumus Harga Pembelian
..............................................................................................

13

Luas Kecamata Air Rami Berdasarkan Desa

24

...................

DAFTAR LAMPIRAN

Uraian

Halaman
..........

51

Lampiran 02. Deskripsi Usaha Tani Petani Responden Kelapa Sawit


..............................................................................................

53

Lampiran 03. Karakteristik Petani Responden Menurut Lama Bertani,


Luas Lahan, dan Jumlah Produksi
..................................

55

Lampiran 04. Pembentukan Harga TBS di Tingkat Petani ......................

57

Lampiran 05. Harga Pembelian TBS Produksi Petani Kecamatan Air


Rami ..................................................................................

59

Lampiran 06. Hasil Uji t Rata-rata harga TBS

..................................

60

Lampiran 07. Indeks Proporsi K Yang Terjadi Di Petai Dan Indeks


Proporsi K Berdasarkan Rumus Harga Pembelian ..........

61

Lampiran 08. Hasil Uji t Rata-rata Indeks Proporsi K

......................

62

Lampiran 09. Standar Rendemen CPO Dan PKO Berdasarkan Lampiran


Permentan Tahun 2013
..............................................

63

Lampiran 10. Harga CPO, PKO, Dan Indeks Proporsi K Yang Terjadi
Pada Saat Penelitian ..........................................................

64

Lampiran 11. Kuisioner Penelitian Harga TBS Di Tingkat Petani ..........

65

Lampiran 12. Kuisioner Penelitian Harga TBS Berdasarkan Rumus


Harga Pembelian
..........................................................

66

Lampiran 01. Karakteristik Petani Responden Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Indonesia merupakan produsen kedua minyak kelapa sawit terbesar di dunia
setelah Malaysia, dengan jumlah produksi CPO Indonesia sebesar 41 % dari total
produksi CPO seluruh dunia, sedangkan Malaysia sendiri, produksi CPO nya
sendiri sebesar 45 % dari total produksi CPO dunia dan sisanya oleh negara lain
termasuk Thailand dan lain-lainnya (Agussiswadi.blogspot.com 2011).
Dari berbagai potensi sektor pertanian yang dimiliki Indonesia, khususnya
Provinsi Bengkulu, sub sektor perkebunan merupakan salah satu potensi yang
cukup besar yang dimiliki daerah ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya
perkebunan yang lokasinya berada di daerah ini baik yang dimiliki oleh rakyat,
Negara (BUMN), dan swasta asing maupun Nasional. Dari berbagai jenis
perkebunan yang dikelola oleh rakyat di Provinsi Bengkulu, komoditi kelapa
sawit adalah yang paling dominan (www.antarabengkulu.com).
Khusus untuk perkebunan rakyat, tujuan utama pengembangannya adalah
untuk mengangkat harkat hidup petani dan keluarganya dengan cara
meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani melalui pengembangan kebun.
Tujuan lainnya yang lebih luas lagi yaitu pembangunan masyarakat pekebun yang
berwiraswasta, sejahtera dan selaras dengan lingkungannya, dan mewujudkan
perpaduan usaha yang didukung oleh suatu sistem usaha dengan memadukan
berbagai kegiatan produksi pengolahan dan pemasaran hasil dengan menggunakan

perkebunan besar sebagai inti dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan
(Anonymous, dalam Mulyana, 2008).
Luas perkebunan rakyat di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan luasnya
belum melebihi luas dari pengusahaan perkebunan besar negara maupun luas dari
pengusahaan perkebunan besar swasta. Persentasenya sudah mencapai hampir
37% menunjukkan berpengaruhnya keberadaan perkebunan rakyat di Kabupeten
Mukomuko dan pada setiap kecamatannya.
Namun demikian, luas areal dan produksi yang meningkat belum diikuti
oleh kekuatan posisi petani perkebunan rakyat dalam mempengaruhi harga tandan
buah segar (TBS). Seperti dikemukakan Drajat (2009), salah satu masalah yang
belum dapat diatasi secara tuntas adalah penetapan harga tandan buah segar (TBS)
karena persoalannya yang kompleks dan melibatkan banyak pihak, belum lagi
produksi pertanian yang bersifat musiman.
Untuk memberikan perlindungan dalam perolehan harga yang wajar dari
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit produksi petani serta menghindari adanya
persaingan tidak sehat diantara pabrik kelapa sawit (PKS). Departemen teknis
terkait dan pemerintah di beberapa daerah secara langsung telah melakukan
intervensi. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah diantaranya adalah
Permentan Nomor 14/Permentan/OT.140/2/2013 tentang pedoman penetapan
harga TBS kelapa sawit produksi petani. Ruang lingkup peraturan ini meliputi
penetapan harga pembelian TBS, pembinaan dan sanksi. Peraturan ini
dimaksudkan sebagai dasar hukum bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan

pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit produksi petani (Suherdi di
antarabengkulu.com 2014).
Salah satu permasalahannya adalah penentuan nilai K (proporsi yang
diterima petani) oleh pemerintah yang menunjukkan kecenderungan bahwa harga
TBS yang berlaku masih lebih rendah dari harga yang seharusnya diterima petani.
Fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa telah terjadi hal-hal yang tidak sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya, terdapat ketidakserasian
hubungan antara petani dan perusahaan inti (PKS/agen pembeli). Masalah ini
diduga masih menempatkan posisi petani lebih lemah dan sangat dipengaruhi oleh
perilaku perusahaan, meskipun telah merujuk pada rumus harga pembelian
(Wahyu Hidayat di antarabengkulu.com 2014).
Untuk mengetahui penyebab terjadinya permasalahan-permasalahan di atas,
penulis merasa perlu diadakan penelitian. Oleh sebab itu, penelitian ini akan
mencoba untuk menganalisis harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit perkebunan rakyat.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapakah harga TBS kelapa sawit yang diterima oleh petani dan harga
TBS berdasarkan rumus harga pembelian ?
2. Apakah ada perbedaan antara harga TBS kelapa sawit yang diterima oleh
petani dengan harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian ?
3. Berapakah indeks proporsi K yang diterima oleh petani dan indeks
proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian ?

4. Apakah ada perbedaan antara indeks proporsi K yang diterima oleh petani
dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian ?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menghitung harga TBS kelepa sawit yang diterima oleh petani dan
harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian
2. Untuk menganalisis perbedaan antara harga TBS kelapa sawit yang diterima
oleh petani dengan harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian
3. Untuk menghitung indeks proporsi K yang diterima oleh petani dan indeks
proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian
4. Untuk menganalisis perbedaan antara indeks proporsi K yang diterima
oleh petani dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Bengkulu
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini
3. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu bagi pihakpihak yang membutuhkan

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka


2.1.1. Penetapan Harga Pembelian TBS
Produk minyak sawit yang merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia
mengalami peningkatan harga yang signifikan. Harga minyak sawit secara historis
terus meningkat. Peningkatan harga minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) ini juga
mendongkrak harga buah sawit TBS (Tandan Buah Segar). Para petani kelapa
sawit memperoleh manfaat dari hasil menjual buah sawit kepada pabrik-pabrik
pengolah buah sawit menjadi CPO. Oleh karenanya, harga TBS merupakan salah
satu indikator penting yang dapat mempengaruhi penawaran petani kelapa sawit
(Arianto, 2008).
Berbagai faktor berpengaruh dalam pembentukan harga TBS, yaitu harga
CPO dan inti. Selain harga patokan CPO dan inti yang ditentukan pemerintah,
masih ada nilai rendemen CPO dan inti yang turut menentukan harga TBS. Mutu
dan rendemennya ditentukan oleh jenis bibit, umur tanaman dan mutu panen.
Kebijakan mengenai harga, misalnya mengenai harga TBS, merupakan
wewenang pemerintah yang diturunkan dalam bentuk peraturan dan keputusan
pejabat berwenang, seperti surat keputusan menteri (Permentan) atau pejabat (SK)
yang diberi wewenang untuk itu. Kebijaksanaan diambil dengan tujuan untuk
melindungi petani dan menstabilkan perekonomian (Daniel, 2002).

Penetapan harga pembelian TBS kelapa sawit produksi pekebun ditetapkan


melalui Permentan Nomor 14/Permentan/OT.140/2/2013. Diatur mengenai
pedoman pekebun di dalam permentan ini di definisikan sebagai perorangan WNI
yang melakukan usaha perkebunan sebagai peserta pengembangan pola
perusahaan inti rakyat (PIR) atau yang melakukan kemitraan usaha dengan
perusahaan mitra.
Tujuan

dari

pengaturan

harga

TBS

melalui

Permentan

Nomor

14/Permentan/OT.140/2/2013 tersebut adalah untuk memberikan perlindungan


dalam perolehan harga wajar dari tbs kelapa sawit produksi petani dan
menghindari persaingan tidak sehat diantara pabrik kelapa sawit. Pasal 4
Permentan Nomor 14/Permentan/OT.140/2/2013 mengatur bahwa pekebun
menjual seluruh tandan buah segarnya kepada perusahaan dan perusahaan
membeli seluruh tandan buah segar untuk diolah dan dipasarkan sesuai dengan
perjanjian kerjasama.
Dalam pasal 5 dinyatakan bahwa harga pembelian tandan buah segar oleh
perusahaan di dasarkan pada rumus harga pembelian tandan buah segar, yang
mengandung variable indeks proporsi (dalam %) yang menunjukkan bagian yang
diterima oleh pekebun (dinyatakan dalam notasi K), harga rata-rata minyak sawit
kasar (CPO) tertimbang realisasi penjualan ekspor (FOB) dan lokal masing-masing
perusahaan pada periode sebelumnya (dinyatakan dengan notasi Hms), rendemen
CPO (dinyatakan dengan notasi Rms) dan rendemen inti sawit/PKO (dinyatakan
dengan notasi Ris) dan harga rata-rata inti sawit tertimbang realisasi penjualan

ekspor (FOB) dan local masing-masing perusahaan pada periode sebelumnya


(dinyatakan dengan notasi His).
Rumus harga pembelian TBS ditetapkan sebagai berikut :
Htbs = K (Hcpo x Rcpo + His xRis)
Dengan Uraian :
Htbs

Harga TBS acuan yang diterima oleh petani di tingkat pabrik


dinyatakan dalam Rp/Kg

Indeks proporsi yang menunjukan bagian yang diterima oleh petani


dinyatakan dalam persentase (%)

Hcpo :

Harga rata-rata minyak sawit kasar (CPO) tertimbang penjualan


ekspor perusahaan pada setiap bulannya dinyatakan dalam Rp/Kg

Rcpo :

Rendemen minyak sawit kasar (CPO) dinyatakan dalam persen (%)

His

Harga rata-rata minyak sawit inti (PKO) tertimbang penjualan

ekspor dan lokal dinyatakan dalam Rp/Kg


Ris

Rendemen minyak inti sawit (PKO) dinyatakan dalam persen (%)

Harga pembelian TBS sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh tim


penetapan harga TBS yang dibentuk oleh Gubernur, minimal 1 (satu) kali setiap
bulan yang merupakan harga franco pabrik pengolahan kelapa sawit. Keanggotaan
tim penetapan harga TBS terdiri dari unsur pemerintah propinsi dan
kabupaten/kota, dinas yang menangani perkebunan propinsi, kabupaten/kota,
perusahaan inti, wakil pekebun rakyat kelapa sawit (kelembagaan pekebun) dan
instansi terkait.

Harga TBS yang diterima oleh petani dihitung berdasarkan indeks


proporsi K. Untuk komponen K yang biasa disebut dengan indeks proporsi K
yang merujuk pada pada keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan maupun
peraturan Menteri Pertanian tersebut pada dasarnya merupakan persentase
besarnya hak petani tersebut di atas terhadap harga TBS. Angka ini biasanya
berada pada tingkat di bawah 100 persen karena sebagai faktor pembilang untuk
menentukan K lebih kecil dari angka pada faktor penyebut (Anonymous, dalam
Mulyana, 2008).
2.1.2. Indeks Proporsi K
Indeks K adalah indeks proporsi yang dinyatakan dalam persentase (%)
yang menunjukkan bagian yang diterima oleh petani kelapa sawit. Indeks K
adalah bagian yang terpenting dan sangat mempengaruhi terhadap perhitungan
harga TBS produksi petani. Penetapan indeks K dilakukan berdasarkan harga
penjualan, biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit kasar (CPO) dan inti
sawit (PKO) serta biaya penyusutan oleh tim penetapan harga TBS dan bekerja
sama dengan perusahaan/pabrik pembeli TBS produksi petani, seperti yang
tercatat dalam Permentan Nomor 14/Permentan/OT.140/2/2013. Besarnya indeks
K dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Htbs
K=

x 100%
(Hms X Rms) + (His X Ris)

Dengan Uraian :
Htbs

Nilai TBS di pabrik dinyatakan dalam Rp/Kg

Hms

Nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal


minyak sawit kasar dinyatakan dalam Rp/Kg

His

Nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal inti


sawit dinyatakan dalam Rp/Kg

Rms

Rendemen minyak sawit kasar dinyatakan dalam persen (%)

Ris

Rendemen inti sawit dinyatakan dalam persen (%)

Besarnya indeks K ditetapkan paling kurang 1 (satu) kali setiap bulan oleh
Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala Dinas atas nama Gubernur
berdasarkan usulan Tim penetapan harga pembelian TBS.
2.1.3. Harga CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil)
Harga minyak kelapa sawit kasar CPO dan minyak inti sawit PKO
merupakan nilai jual tertimbang penjualan pasar lokal maupun pasar ekspor.
Harga minyak sawit CPO dan minyak inti PKO merupakan faktor utama yang
mempengaruhi langung terhadap penetapan harga TBS kelapa sawit produksi
petani. Harga minyak sawit CPO dan minyak inti PKO menunjukan pengaruh
nyata terhadap tingi rendahnya harga pembelian TBS, karena pada saat harga
minyak sawit CPO dan minyak inti PKO tinggi akan mendongkrak harga
pembelian TBS dan sebaliknya (Suryowati dalam kompas.com 2015).
Pergerakan harga minyak sawit CPO dan minyak inti PKO pada periode
bulan maret hingga april 2015 menunjukan pergerakan bertambah dan
berkurangnya persentase penetapan harga pembelian TBS. Dalam periode maret
hingga april 2015 terjadi 6 kali perubahan harga jual minyak sawit CPO dan
minyak inti PKO serta harga pembelian TBS. Berikut adalah daftar catatan harga

10

minyak sawit CPO dan minyak inti PKO serta harga pembelian TBS periode
maret hingga april 2015 dapat dilihat pada (Tabel 01).
Tabel 01. Daftar harga minyak sawit CPO dan minyak inti PKO serta harga
pembelian TBS periode maret hingga april 2015.
Tanggal

Harga PKO
(Rp/kg)

Harga CPO
(Rp/liter)

30/04/2015
5.721.09
8.437.00
25/04/2015
5.670.54
8.157.42
13/04/2015
4.890.08
8.054.79
27/03/2015
4.743.75
7.955.70
18/03/2015
4.792.09
7.987.55
06/03/2015
5.097.87
8.150.34
Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah

Harga TBS
(Rp/kg)

Persentase

1.600.00
1.564.25
1.460.00
1.350.75
1.403.98
1.417.00

+1,87%
+1,27%
+1,25%
-0,40%
-0,80%
+0,57%

Dari data dalam tabel 01 diatas terlihat jelas bahwa harga TBS dapat
berubah dengan ditandai persentase berkurang dan bertambahnya faktor penentu
yaitu harga CPO dan PKO (Kurniawan, 2015).
2.1.4. Rendemen (Kandungan Minyak)
Standar rendemen minyak kasar kelapa sawit CPO merupakan hal yang
sangat penting ditentukan dalam melakukan perhitungan harga pembelian TBS
produksi petani. Rendemen merupakan perolehan dari minyak sawit mentah/CPO
ataupun inti sawit/Palm Kernel dari proses pengolahan tandan buah segar TBS
kelapa sawit di pabrik yang dibagi dengan jumlah TBS yang diolah dinyatakan
dalam satuan persen (Siregar, 2010).

11

2.1.5. Uji t Dua Sampel Dependent (berpasangan)


Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test.
Uji t untuk data sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk
suatu grup sampel tunggal. Uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji
perbedaan antara dua pengamatan. Uji seperti ini dilakukan pada subjek yang diuji
untuk situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun
serupa ( Khrisna, 2012 ).
Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian
hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang
paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda (Walpole, 2002). Rumus uji
beda rata-rata (t-hitung) :

Dimana :

Keterangan
D

Selisih sampel 1 dan sampel 2 (x1-x2)

Jumlah Sampel

X bar :

Rata-rata

SD

Standar Deviasi dari D

12

2.2. Kerangka Pemikiran


Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, pengetahuan tentang kelembagaan
Permentan tentang ketentuan penetapan harga pembelian TBS kelapa sawit
produksi petani merupakan suatu hal yang penting. Rumus harga pembelian TBS
kelapa sawit produksi petani diberlakukan terakhir kalinya melalui penetapan
Permentan Nomor 14/Permentan/OT.140/2/2013.
Kebijakan pemerintah dalam menentukan harga TBS akan mempengaruhi
kemampuan petani kelapa sawit untuk berproduksi. Namun demikian, sebagian
petani merasakan tingkat harga tersebut bermasalah dan belum sesuai dengan
yang diinginkan.Untuk mengetahui masalah harga TBS produksi petani, maka
perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan Kebijakan Harga
Pembelian TBS (antara lain faktor K, harga CPO dan Inti, rendemen CPO dan
Inti) serta berdasarkan kenyataan di lapangan.
Apabila harga TBS/Indeks proporsi K dilapangan sesuai dengan harga
TBS/Indeks proporsi K berdasarkan rumus perhitungan harga, maka tingkat
harga tidak memiliki perbedaan (relatif normal). Dan apabila harga TBS/Indeks
proporsi K dilapangan tidak sesuai dengan harga TBS/Indeks proporsi K
berdasarkan rumus perhitungan harga pembelian, maka perlu di ketahui
penyebabnya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka disusunlah suatu skema kerangka
pemikiran pada (Gambar 01) berikut :

13

PMKS

Petani Kelapa
Sawit

Harga TBS
Ditingkat Petani

Indeks Proporsi
K Ditingkat
Petani

Sesuai (Tidak
Ada
Perbedaan
Yang Nyata)

Harga TBS
Berdasarkan
Rumus Harga
Pembelian

Uji
Komparatif

Indeks
Proporsi K
Berdasarkan
Rumus Harga
Pembelian

Uji
Komparatif

Tidak Sesuai
(Ada
Perbedaan
Yang Nyata)

Penyebab
Adanya
Perbedaan

Gambar 01. Skema kerangka pemikiran uji komparatif harga tandan buah segar
kelapa sawir ditingkat petani dengan harga tandan buah segar
berdasarkan rumus harga pembelian.

14

2.3. Hipotesis
1. Harga TBS yang diterima oleh petani lebih rendah dibandingkan dengan
harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian
2. Ada perbedaan yang nyata antara harga TBS yang diterim olah petani
dengan harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian
3. Indeks proporsi K yang diterima oleh petani lebih rendah dibandingkan
dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian
4. Ada perbedaan yang nyata antara indeks proporsi K yang di terima oleh
petani dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga pembelian

15

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survey. Metode penelitian survey yaitu metode penelitian yang menggunakan
sampel, sampel dalam penelitian ini adalah petani kelapa sawit. Terkait dengan
penggalian data-data primer yang dibutuhkan dari petani/responden dengan
melakukan wawancara (interview) yang berpedoman pada kuisioner terstruktur
yang telah di persiapkan terlebih dahulu (Akbar dan Usman. 2004).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di
Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Dengan alasan
dan pertimbangan penentuan Kecamatan ini sebagai lokasi dimana penelitian akan
dilakukan karena Kecamatan tersebut merupakan salah satu sentra perkebunan
kelapa sawit di antara 15 kecamatan di Kabupaten Mukomuko (Lihat Tabel 02).
Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Mei
hingga terselesaikannya penulisan skripsi.

15

16

Tabel 02.

LuasTanaman, Produksi, dan Produktifitas Kebun Kelapa Sawit


Menurut Kecamatan di Kabupaten Mukomuko Tahun 2014.
No
Kecamatan
Luas Tanaman Produksi rataProduktifitas
(Ha)
rata(ton)/tahun
rata-rata
(ton)/tahun
1 Ipuh
5.075
152.172
29,60
2 Air Rami

3.946

85.242

29,60

3 Malin Deman

7.504

225.000

29,60

4 Pondok Suguh

5.633

168.912

29,60

5 Sungai Rumbai

13.096

392.688

29,60

6 Teramang Jaya

7.317

219.408

29,60

7 Teras Terunjam

3.700

110.952

29,60

8 Penarik

7.596

227.760

29,60

9 Selaga Raya

8.682

260.328

29,60

10 KotaMukomuko

5.808

174.144

29,60

11 Air Dikit

2.325

69.720

29,60

12 XIV Koto

1.974

59.184

29,60

13 Lubuk Pinang

2.377

71.280

29,60

14 V Koto

4.330

129.828

29,60

15 Air Majunto

3.255

97.608

29,60

Sumber data : BPS Kabupaten Mukomuko, 2014


3.3. Teknik Penarikan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Proporsional
Random Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah petani kelapa
sawit yang benar-benar mempunyai dan mengusahakan kebun kelapa sawit di
Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko.
Populasi petani kelapa sawit di Kecamatan Air Rami adalah sebanyak 1711
orang dari 12 desa yang ada di Kecamatan Air Rami. Kemudian di ambil sampel
secara proporsional dari setiap desa sebesar 3% dari populasi keseluruhan dengan
pertimbangan sudah di anggap mewakili dari populasi yang ada, sehingga didapat
jumlah sampel petani kelapa sawit sebanyak 60 orang.

17

Secara rinci jumlah populasi dan sampel petani kelapa sawit yang akan di
teliti dapat dilihat pada (Tabel 03).
Tabel 03.

Jumlah Populasi dan Sampel Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Air


Rami Kabupaten Mukomuko Tahun 2014.
No
Nama Desa
Petani Kelapa
Sampel 3%
Jumlah Sampel
Sawit (orang)
(orang)
1 Air Rami
71
0,03
3
2 Rami Mulya
146
0,03
5
3 Mekar Jaya
142
0,03
5
4 Dusun Pulau
34
0,03
2
5 Talang Rio
44
0,03
2
6 Arga Jaya
401
0,03
13
7 Makmur Jaya
108
0,03
4
8 Marga Mulya
366
0,03
11
9 Bukit Harapan
167
0,03
6
10 Tirta Kencana
97
0,03
3
11 Bukit Mulya
118
0,03
4
12 Cinta Asih
50
0,03
2
Jumlah
1711
60
Sumber data : Data skunder setelah di olah, 2014
3.4. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
Untuk memperkecil kesalahpahaman dalam melakukan penelitian ini, maka
dibuat definisi dan operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut :
1. Petani kelapa sawit adalah orang yang mengusahakan kebun kelapa sawit
yang sudah berproduksi yang dinyatakan dalam satuan orang
2. Harga TBS di lapangan adalah harga TBS di tingkat petani pada saat
penelitian yang di nyatakan dalam satuan Rp/kg
3. Harga beli TBS adalah harga TBS yang seharusnya diterima oleh petani
yang telah dihitung berdasarkan rumus harga pembelian yang dinyatakan
dalam satuan Rp/kg

18

4. Harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian adalah harga TBS produksi
petani yang sebenarnya dan dinyatakan dalam satuan Rp/kg
5. Rendemen TBS adalah perolehan kandungan minyak TBS produksi petani
yang dinyatakan dalam satuan (%)
6. Indeks proporsi K adalah bagian yang harus diterima oleh petani kelapa
sawit yang dinyatakan dalam satuan (%)
7. Harga CPO adalah harga CPO tertimbang penjualan ekspor dan lokal di
tingkat pabrik yang dinyatakan dalam satuan Rp/kg
8. Harga minyak inti PKO adalah harga minyak inti palm kernel tertimbang
penjualan ekspor dan lokal di tingkat pabrik yang dinyatakan dalam satuan
Rp/kg
9. Harga TBS yang diteliti di tingkat petani adalah harga TBS terbaru dalam
satu kali penjualan saja pada setiap responden, dan disesuaikan dengan
harga TBS pabrik pada waktu yang bersamaan sesuai dengan tanggal
pengambilan sampel di petani yaitu antara tanggal 22 mei 22 juni 2015.
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi
3.5.1. Data Primer
Data primer akan diperoleh melalui wawancara (interview) terhadap
reponden menyangkut data petani kelapa sawit dengan berpedoman pada
kuisioner yang terstruktur, yang mana sample atau responden memnerikan
jawaban berdasarkan pertanyaan yang tersedia dalam kuisioner. Selain itu juga
peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Data-data
primer yang diperlukan antaralain adalah sebagai berikut :

19

1. Karakteristik petani kelapa sawit yang mencakup nama, umur dan tingkat
pendidikan petani
2. Data harga TBS di tingkat petani
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta instansi lain yang terkait baik pada
tingkat propinsi maupun daerah kabupaten, serta bahan-bahan yang telah
diterbitkan berupa hasil penelitian terdahulu.
Data-data skunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain :
1. Data harga TBS Kabupaten Mukomuko
2. Data rendemen TBS, CPO, dan PKO Kabupaten Mukomuko
3. Data indeks proporsi K Provinsi Bengkulu
4. Data harga CPO dan PKO di tingkat pabrik
5. Data jumlah populasi petani kelapa sawit Kecamatan Air Rami
6. Data-data yang berhubungan dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku
di pasar TBS
3.6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data-data yang di dapat dari daerah penelitian
digunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis harga TBS kelapa sawit digunakan rumus sebagai
berikut :
Htbs = K (Hcpo x Rcpo + His xRis)
Dengan Uraian :

20

Htbs

: Harga TBS acuan yang diterima oleh petani di tingkat pabrik


dinyatakan dalam Rp/kg

: Indeks Proporsi yang menunjukan bagian yang diterima oleh petani


dinyatakan dalam persentase (%)

Hcpo : Harga rata-rata minyak sawit kasar (CPO) tertimbang penjualan


ekspor perusahaan pada setiap bulannya dinyatakan dalam Rp/kg
Rcpo : Rendemen minyak sawit kasar (CPO) dinyatakan dalam persen (%)
His

: Harga rata-rata minyak sawit inti (PKO) tertimbang penjualan


ekspor dan lokal dinyatakan dalam Rp/kg

Ris

: Rendemen minyak inti sawit (PKO) dinyatakan dalam persent (%)

2. Untuk menganalisis besarnya indeks proporsi K digunakan rumus sebagai


berikut :
Htbs
K=

x 100%
(Hms X Rms) + (His X Ris)

Dengan Uraian :
Htbs

: Nilai TBS di pabrik dinyatakan dalam Rp/kg

Hms

: Nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal


minyak sawit kasar dinyatakan dalam Rp/kg

His

: Nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal inti


sawit dinyatakan dalam Rp/kg

Rms

: Rendemen minyak sawit kasar dinyatakan dalam persen (%)

Ris

: Rendemen inti sawit dinyatakan dalam persen (%)

21

3. Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian


hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri
yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu
individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda
(Walpole. 2002). Rumus uji beda rata-rata (t-hitung) :

t hitung > t tabel ( Ho ditolak )


t hitung < t tabel ( Ho diterima )
Untuk uji hipotesis dimana :
t

= Nilai t hitung

Xd

= Rata-rata selisih sampel 1 dan sampel 2

SD

= Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2

= Jumlah sampel

4. Untuk menguji hipotesis 2 dan 4digunakan analisis deskriptif dan analisis


uji-t populasi berpasangan pada tingkat petani, dengan keterangan :
Untuk hipotesis 2
Ho

Tidak ada perbedaan antara harga TBS yang diterim olah petani
dengan harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian

H1

Ada perbedaan antara harga TBS yang diterim olah petani dengan
harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian

22

Untuk hipotesis 4
Ho

Tidak ada perbedaan antara indeks proporsi K yang di terima


oleh

petani dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga

pembelian
H1

Ada perbedaan antara indeks proporsi K yang di terima oleh


petani dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus harga
pembelian

23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian


4.1.1. Letak dan Keadaan Geografis
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuk.
Kecamatan Air Rami terletak antara 10133 45,7 - 10151 29,6BT dan
025450,03 - 0307 41,43LS. Kecamatan Air Rami terletak di bagian paling
selatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Kecamatan Air Rami dibentuk
berdasarkan Perda No 08 Tahun 2005. Kecamatan Air Rami memiliki luas
wilayah 99,20 km, dengan ibukota Kecamatan Arga Jaya. Adapun batas
administratif Kecamatan Air Rami adalah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ipuh
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Malin Deman
4. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia
Kecamatan Air Rami merupakan wilayah pedesaan terdiri dari 12 desa.
Secara geografis, hampir semua desa terletak di daerah bukan pantai, kecuali desa
Air Rami yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Topografi Kecamatan Air
Rami didominasi oleh kawasan berbukit, perbukitan 91,6% dan non perbukitan
8,4%. Hanya sebagian kecil wilayah yang tanahnya relatif datar dan rendah, yang
terletak diwilayah barat Kecamatan Air Rami.Ketinggian wilayah berkisar antara
5-700m diatas permukaan laut. Desa yang memiliki luas terbesar adalah Desa
Mekar Jaya dengan luas 19,65km atau sekitar 20 persen dari luas Kecamatan Air

23

24

Rami. Sementara desa yang memiliki luas areal terkecil adalah Desa Dusun Pulau
dengan luas 2,07km atau sekitar 3,31 persen dari luas Kecamatan Air Rami.

Luas Kecamatan Air Rami Berdasarkan Desa


Cinta Asih
3%

Air Rami
4%
Rami Mulya
8%

Bukit
Harapan
10%

Marga Mulya
19%

Makmur Jaya
7%
Tirta Kencana
6%

Bukit Mulya
7%

Mekar Jaya
20%

Arga Jaya
12%

Dusun Pulau
Talang Rio 2%
2%

Tabel 04. Statistik Geografi dan Iklim Kecamatan Air Rami Kabupaten
Mukomuko.
Uraian
Satuan
2015
Luas
km
99,20
Jumlah desa
desa
12
Ketinggian dpl
m
5-700
Curah hujan
mm
1.291,67
Temperatur
C
Kelembaban
%
Sumber : Pemerintah Kecamatan Air Rami, 2014
4.1.2. Keadaan Penduduk
4.1.2.1. Komposisi Jumah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Golongan
Umur
Berdasarkan data monografi dari ke 12 desa tahun 2014 diketahui bahwa
jumlah penduduk Kecamatan Air Rami tercatat sebanyak 10.693 jiwa (laki-laki =
6.068 jiwa, perempuan = 4.625 jiwa) atau 6,34 persen dari penduduk Kabupaten
Mukomuko dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 109. Angka ini menunjukan

25

bahwa setiap 100 penduduk perempuan di Kecamatan Air Rami terdapat 109
penduduk laki-lakinya. Kepadatan penduduk per km adalah 108 jiwa.
Dilihat dari jumlah komposisi penduduk antara laki-laki dan perempuan
ternyata Kecamatan Air Rami memiliki perbandinan yang cukup berimbang
antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
Komposisi penduduk menurut golongan umur sangat penting diketahui
selain selain komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, karena komposisi
menurut golongan umur dapat memberikan gambaran mengenai jumlah peduduk
yang berada pada usia produktif di suatu daerah. Komposisi penduduk menurut
golongan umur dan jenis kelamin di Kecamatan Air Rami berikut ini dapat dilihat
pada (Tabel 05).
Tabel 05. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Di
Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko.
Golongan
Penduduk (Jiwa)
Persentase
Umur
(%)
(Tahun)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0 - 14
1.526
976
2.502
23,40
15 - 54
3.197
2.495
5.692
53,23
55
1.345
1.154
2.499
23,37
Jumlah
6.068
4.625
10.693
100
Sumber : Pemerintah Kecamatan Air Rami, 2014
Tabel 05 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Air Rami pada
tahun 2014 sebesar 10.693 jiwa. Data tabel di atas juga menunjukkan jumlah usia
non produktif bayi, balita, anak-anak, dan remaja (0 14 tahun) sebesar 2.502
jiwa (23,40 %). Adapun jumlah usia manula (55 tahun) adalah sebesar 2.499
jiwa (23,37 %). Sedangkan jumlah usia produktif (15 54 tahun) adalah sebesar
5.692 jiwa (53,23 %).

26

Usia produktif adalah usia dimana orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif. Dari data tersebut
juga menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kecamatan Air Rami
cukup besar.
4.1.2.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan penduduk merupakan salah satu faktor yang
menentukan tinggi rendahnya taraf hidup suatu masyarakat. Di Kecamatan Air
Rami sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani, selanjutnya
disusul dengan karyawan dan buruh di perusahaan besar swasta, pedagang,
nelayan, PNS dan lainnya.
Hal ini dikarenakan masih tersedianya lahan yang dapat digarap dan daerah
mereka terbilang daerah bukan pesisir dan juga dengan alasan bahwa menjadi
petani adalah merupakan mata pencaharian masyarakat secara turun temurun.
Untuk lebih jelasnya, komposisi penduduk menurut lapangan pekerjaan dapat
dilihat pada (Tabel 06).
Tabel 06. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Dikecamatan Air
Rami Kabupaten Mukomuko.
Lapangan Pekerjaan
Kecamatan Air Rami
Jumlah Jiwa
Pertanian
PNS
Swasta
Nelayan
Pertukangan
TNI/POLRI
Karyawan dan buruh di
perusahaan besar swasta
Lainnya
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Mukomuko, 2014

3.448
230
672
120
34
6
867
184
5.561

Persentase (%)
62,00
4,14
12,08
2,16
0,61
0,11
15,60
3,30
100

27

Dari tabel 06 dapat diketahui bahwa komposisi penduduk menurut lapangan


pekerjaan di Kecamatan Air Rami yang terbanyak adalah sebagai petani yaitu
sebanyak 3.448 jiwa (62,00 %), dan terbanyak peringkat dua adalah sebagai
karyawan dan buruh di perusahaan besar swasta yaitu sebanyak 867 jiwa (15,60
%). Sedangkan yang paling sedikit adalah sebagai TNI/POLRI yaitu sebanyak 6
jiwa (0,11 %). Data tersebut juga menunjukan bahwa dari jumlah penduduk
Kecamatan Air Rami yang berusia produktif, sebagian besar sudah bekerja.
4.1.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Jenjang Tingkat Pendidikan
Penduduk Kecamatan Air Rami menurut tingkat pendidikan terdiri dari jumlah
murid SD, SLTP, dan SLTA. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat
pendidikan penduduk Kecamatan Air Rami dapat dilihat pada (Tabel 07).
Tabel 07. Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Kecamatan Air Rami
Kabupaten Mukomuko.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Murid (jiwa)
Persentase Thd Jumlah
(%)
SD
1.777
70,85
SLTP
518
20,65
SLTA
213
8,50
Jumlah
2.508
100
Sumber : Pemerintah Kecamatan Air Rami, 2014
Tabel 07 menunjukkan bahwa jenjang pendidikan penduduk Kecamatan Air
Rami paling besar berada pada tingkat SD sebesar 1.777 jiwa (70,85 %). Pada
tingkat SLTP adalah sebesar 518 jiwa (20,65 %). Sedangkan pada tingkat SLTA
merupakan yang terendah, yaitu sebesar 213 jiwa (8,50 %). Data tersebut juga
menunjukan bahwa dari jumlah penduduk Kecamatan Air Rami yang berada
dalam usia sekolah, sebagian besar sudah mengenyang pendidikan.

28

4.1.3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju
pembangunan. Sarana dan prasarana di Kecamatan Air Rami sekarang ini
termasuk baik. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana dan prasarana yang
tersedia, baik dari sarana pendidikan, sarana kesehatan, fasilitas peribadatan, dan
fasilitas angkutan yang sudah cukup memadai jumlahnya. Sarana dan prasarana
yang ada di Kecamatan Air Rami dapat dilihat pada (Tabel 08).
Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan
perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk
dan memperlancar lalu lintas barang dari satu tempat ke tempat lain. Kondisi jalan
di Kecamatan Air Rami perlu mendapat perhatian yang serius, karena 45,94
persen jalan kecamatan ada dalam keadaan rusak dan rusak berat. Sedangkan jalan
dalam kondisi sedang 48,55 persen dan sisanya 5,51 persen lagi dalam keadaan
cukup baik.

29

Tabel 08. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko.
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah
Bidang Ekonomi
Pasar/Pekan
3
Kios Saprotan
6
KUD
1
UEDSP
12
Teras BRI
1
Bidang Pendidikan
TK/PAUD
12
SD
12
MDA
1
SLTP
6
SLTA
1
Bidang Kesehatan
Puskesmas
1
Puskemas Pembantu
7
Puskesmas Keliling
1
Posyandu
15
Polindes
3
Poskesdes
2
Apotek
2
Bidang Agama
Masjid
26
Mushola
29
Gereja
1
Bidang Olahraga
Lapangan Sepak Bola
9
Lapangan Voli
16
Lapangan Badminton
4
Arena Grash Track
1
Sumber : Pemerintah Kecamatan Air Rami, 2015
4.1.3. Pertanian Dalam Perekonomian Masyarakat
Di Kecamatan Air Rami, sub sektor perkebunan merupakan salah satu
program yang strategis, karena memegang peranan penting dalam perekonomian
masyarakat. Perkebunan ini terbagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
Pada tahun 2013, di Kecamatan Air Rami, produksi perkebunan kelapa
sawit menempati perigkat teratas yaitu mencapai 5.772,2 ton TBS, sedangkan

30

untuk karet mencapai 549,2 ton getah karet, Kemudian disusul produksi padi
mencapai 248 ton dan produksi jagung mencapai 308 ton.
Pada tahun 2013 hewan ternak di Kecamatan Air Rami yang didominasi
oleh ayam buras sebanyak 15.957 ekor, sapi 1.324 ekor, dan kambing 1.026 ekor.
Potensi perikanan laut di Kecamatan Air Rami tak kalah penting karena pada
tahun 2012 tercatat hasil tangkap sebanyak 218 ton ikan segar.
4.2. Identitas Responden Penelitian
Karakteristik petani kelapa sawit responden yang akan dibahas adalah
meliputi : umur, tingkat pendidikan, mekanisme penjualan TBS, lama bertani, luas
lahan, dan jumlah produksi yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut.
4.2.1. Umur
Umur petani responden di Kecamatan Air Rami berkisar antara 26 hingga
60 tahun. Hal ini menunjukan bahwa petani responden berada pada usia produktif.
Dengan demikian diharapkan petani kelapa sawit mampu melakukan produksi
secara maksimal. Data mengenai umur responden dapat dilihat pada (Tabel 09).
Tabel 09. Jumlah Petani Responden Menurut Kelompok Umur.
No
Umur (tahun)
Petani Kelapa Sawit
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 26 30
11
18,33
2 31 35
6
10,00
3 36 40
16
26,67
4 41 45
14
23,33
5 46 50
9
15,00
6 51 55
1
1,67
7 56 60
3
5,00
8 61 keatas
0
0
Jumlah
60
100
Sumber : Data di olah dari lampiran 01

31

Tabel 09 diatas menunjukan bahwa persentase terbesar petani kelapa sawit


adalah 36,67 persen atau 22 orang petani kelapa sawit berada pada kisaran umur
40 hingga 46 tahun. Persentase terkecil petani kelapa sawit adalah 16,66 persen
atau 10 orang petani kelapa sawit berada pada kisaran umur 47 tahun keatas,
dengan rata-rata umur petani kelapa sawit adalah 39,43 tahun.
Dilihat dari keadaan umur maka diharapkan petani kelapa sawit mampu
meningkatkan produktivitas mereka, sehingga mereka dapat mengolah kebunnya
secara maksimal, dengan demikian prouksi yang diperoleh bisa lebih banyak. Hal
ini sesuai dengan pendapat Mubyarto (1989) yang menyatakan bahwa seseorang
yang berada pada usia produktif akan memberikan hasil kerja yang maksimal jika
dibadingkan dengan usia yang tidak produktif. Karena pada usia produktif pada
umumnya seseorang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berpikir dan
bertindak untuk melakukan kegiatan. Usia produktif berkisar antara 15 hingga 64
tahun dan usia yang tidak produktif antara 0 hingga 14 tahun dan usia 65 tahun
keatas (lansia).
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan petani kelapa
sawit dalam menerima dan menerapkan teknik dalam pengolahan usaha kebun
kelapa sawit yang dikelolanya. Kemudian dalam hal pertanian pada dasarnya
petani responden telah memiliki pengalaman yang cukup diperoleh dari orang tua
(turun temurun) ataupun dari kerabat-kerabatnya.
Pengalaman ini sangat menunjang dan membantu dalam hal pengembangan
usaha pertanian kebun kelapa sawit yang dikelolanya. Dari hasil penelitian

32

diketahui tingkat pendidikan petani sampel yang bervariasi. Data terkait tingkat
pendidikan petani responden dapat dilihat pada (Tabel 10).
Tabel 10. Jumlah Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan.
No
Tingkat Pendidikan
Petani Kelapa Sawit
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Tamat SD
40
66,67
2
Tamat SLTP
8
13,33
3
Tamat SLTA
8
13,33
4
Tamat Sarjana
4
6,67
5
Tidak tamat sekolah
0
0
Jumlah
60
100
Sumber : Data di olah dari lampiran 01
Tabel 10 diatas menunjukan persentase tertinggi pendidikan yang ditempuh
oleh petani responden adalah pada tingkat SD sebanyak 40 orang atau 66,67
persen dari keseluruhan petani responden. Persentase terendah adalah pada tingkat
tamat Sarjana sebanyak 4 orang atau 6,67 persen dari keseluruhan petani
responden dan 0 persen untuk petani responden yang tidak tamat sekolah. Dengan
demikian jika dilihat dari segi tingkat pendidikan petani responden belum cukup
memadai, karena tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
usaha mereka. Namun dasar dari keberhasilan yang terjadi lebih banyak
dipengaruhi oleh pengalaman berusahatani dan pengalaman lain yang diperoleh
dari masyarakat.
4.2.3. Petani Responden Menurut Mekanisme Penjualan TBS
Pada umumnya petani kelapa sawit menjual TBS merekan kepada agen
(toke) untuk memperlancar proses penjualan produksi TBS sampai ke pabrik
pengolahan. Karena dengan posisi kebun yang dimiliki tidak cukup luas dan
produksi TBS yang sedikit sehingga tidak memungkinkan bagi petani untuk
menjual TBS nya langsung kepabrik PKS. Data karakteristik petani responden

33

menurut mekanisme penjualan TBS di Kecamatan Air Rami berikut dapat dilihat
pada (Tabel 11).
Tabel 11. Petani Responden Menurut Mekanisme Penjualan TBS.
No
Mekanisme Penjualan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
TBS
1
Agen / toke
60
100
2
Lainnya
0
0
Jumlah
60
100
Sumber : Data di olah dari lampiran 03
Dari data Tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa mekanisme penjualan TBS
di Kecamatan Air Rami semua petani responden menjual TBS nya ke agen.
4.2.4. Petani Responden Menurut Lama Bertani, Luas Lahan, dan Jumlah
Produksi.
Karakterisitik petani responden menurut lama bertani, luas lahan, dan
jumlah produksi yang dimiliki, berikut dapat dilihat pada (Tabel 12).
Tabel 12. Karakteristik Responden menurut lama bertani, luas lahan, dan jumlah
produksi.
No Jenis
Satuan
Skala
Rata-rata
1
Lama Bertani
Tahun
4-30
12,11
2
Luas Lahan
Ha
0,5-16
2,985
3
Produksi
Kg
300-24.000
2.682
Sumber : Data di olah dari lampiran 04
Dari Tabel 12 terlihat bahwa rentang lama bertani dari setiap petani adalah 4
30 tahun, dengan rata-rata sebesar 12,11 tahun, menunjukkan pengalaman yang
dimiliki oleh petani sudah cukup banyak dan layak untuk dimintai keterangan.
Dan untuk luas lahan memiliki rentang antara 0,5 16 Ha dengan rata-rata
sebesar 2,985 Ha. Mengenai produksi kelapa sawit petani sampel cukup bervariasi
antara 300 24.000 kg dengan rata-rata sebesar 2.682 kg/petani.

34

4.3. Hasil Penelitian


4.3.1. Karakteristik Usahatani Kelapa Sawit Petani Responden
Didaerah penelitian Kecamatan Air Rami tidak seorang pun dari petani
responden yang menjual produksi TBS nya langsung ke Pabrik melaikan petani
responden menjual produksi TBS nya kepada Agen. Dengan demikian harga TBS
yang diterima oleh petani kelapa sawit ditentukan oleh agen. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan finansial petani kelapa sawit dengan luas lahan mereka yang
relatif kecil untuk ukuran kebun sawit berskala ekonomis. Rata-rata luas lahan
petani responden lebih kurang 2,985 ha, dengan skala terkecil tidak sampai 0,5 ha
dan yang terluas mencapai 16 ha. Hal ini lah yang menyebabkan petani kelapa
sawit tidak mampu menjual TBS nya langsung ke Pabrik.
pada saat penelitian dilakukan, Pabrik masih menerima TBS dari petani
karena pada umumnya Pabrik tidak dapat memenuhi kapasitas produksinya dari
kebun sendiri, terutama pada saat panen sedikit (track) atau saat kebun millik
sendiri sedang dalam proses replanting. Berbeda dengan agen, Pabrik hanya
menerima TBS yang memenuhi kriteria terutama dari tingkat kematangannya.
Periode track dan kualitas TBS tersebut pada akhirnya menentukan tinggi
rendahnya harga beli yang ditawarkan Pabrik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terjadi fluktuasi harga yang cukup signifikan. Harga terendah dapat
mencapai Rp 1.100/kg, sedangkan harga tertinggi sebesar Rp 1.250/kg. Banyak
faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga tersebut.

35

4.3.2. Harga TBS Kelapa Sawit Yang Diterima Petani Dengan Harga TBS
Berdasarkan Rumus Harga Pempelian
Penetapan harga TBS kelapa sawit produksi petani dan faktor K dilakukan
secara periodik 7 hari sekali, yang didasarkan pada harga yang diperoleh dari
Pusat Pemasaran Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara, PT. Perkebunan
Swasta, GAPKI, dan harga pasar. Dikarenakan penelitian ini dilakukan pada
tanggal 20 mei s/d 20 juni, maka tingkat harga hanya berdasarkan harga yang
diterima petani pada bulan tersebut.
Untuk menghitung besarnya harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian
digunakan rumus sebagai berikut :
Htbs = K ( Hcpo x Rcpo + His x Ris )
Dengan uraian :
Htbs

Harga TBS yang diterima oleh petani

Indeks Proporsi yang menunjukan bagian yang diterima oleh petani


dinyatakan dalam persentase (%)

Hcpo :

Harga rata-rata minyak sawit kasar (CPO) tertimbang penjualan


ekspor perusahaan pada setiap bulannya dinyatakan dalam Rp/kg

Rcpo :

Rendemen minyak sawit kasar (CPO) dinyatakan dalam persen (%)

His

Harga rata-rata minyak sawit inti (PKO) tertimbang penjualan

ekspor dan lokal dinyatakan dalam Rp/kg


Ris

Rendemen minyak inti sawit (PKO) dinyatakan dalam persen (%)

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa tingkat harga yang
diterima masing-masing petani berbeda-beda. Dan dari 60 sampel petani, tidak

36

ada satupun petani yang menerima harga TBS sesuai dengan harga pembelian
TBS berdasarkan Rumus harga pembelian.
Untuk mengetahui harga pembelian TBS yang diterima oleh petani serta
kesesuaiannya dengan harga pembelian TBS berdasarkan rumus harga pembelian
dapat dilihat pada (Tabel 13).
Tabel 13. Harga Beli TBS Produksi Petani Periode 20 Mei 20 Juni 2015.
No
Keterangan
Satuan
Skala
Rata rata
1 Harga TBS
Rp.
1.431 1.507
1.444
Berdasarkan Rumus
Harga Pembelian
2 Harga TBS Yang
Rp.
1.100 1.250
1.174
Diterima Petani
Selisih Harga
Rp.
270
Persentase Perubahan
%
18,70603
Sumber : Data di olah dari lampiran 05
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa selisih yang sangat signifikan terjadi pada
harga beli TBS yang benar-benar diterima petani dibandingkan harga beli TBS
berdasarkan Rumus Harga Pembelian. Rata-rata persentase perubahan sebesar
18,71 % dengan kisaran selisih harga terendah pada 13,44 % dan tertinggi pada
23,82 %. Harga TBS petani tertinggi yang mendekati harga pembelian TBS
adalah Rp 1.250/kg, sedangkan yang terendah adalah Rp 1.100/kg, dengan selisih
sebesar Rp. 270/kg. Dan untuk harga rata-rata dari 60 petani sampel, hanya
mencapai Rp 1.174/kg dengan persentase perubahan sebesar 18,71 persen.
Dengan demikian harga TBS yang diterima oleh petani lebih rendah dibandingkan
dengan harga TBS berdasarkan rumus harga pembelian.
Untuk mengetahui perbedaan harga pembelian TBS yang diterima oleh
petani serta kesesuaiannya dengan harga pembelian TBS berdasarkan rumus harga
pembelian dapat dilihat pada (Tabel 14).

37

Tabel 14. Hasil Uji Beda Rata-rata Harga Pembelian TBS


No
Uraian
N Rata-rata
t-hit
Df
t-tab
harga
TBS (Rp)
1 Harga TBS
60
1.444
Berdasarkan
Rumus Harga
Pembelian
50,69811198** 59 2,000995361
2 Harga TBS Yang
60
1.174
Diterima Petani
Sumber : Data di olah dari lampiran 06
(**)
: Berbeda sangat nyata t-hit (50,698) lebih besar dari t-tab (2,001)
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa terjadi perbedaan yang sangat nyata
antara harga pembelian TBS yang diterima oleh petani serta kesesuaiannya
dengan harga pembelian TBS berdasarkan rumus harga pembelian yaitu sebesar
18,71 persen. Dan untuk mengetahui apakah harga pembelian TBS yang diterima
oleh petani serta harga pembelian TBS berdasarkan rumus harga pembelian
tersebut berbeda nyata atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan uji beda ratarata berpasangan, dan didapat hasilnya seperti pada (Tabel 14).
Dari Tabel 14 terlihat bahwa nilai tingkat signifikan harga pembelian TBS
yang diterima oleh petani dan harga pembelian TBS berdasarkan rumus harga
pembelian dibuktikan dengan pengujian t-hitung. Dari Tabel 14 diperoleh nilai tstat atau t-hitung sebesar 50,698, dan t Critical two-tail atau t-tabel sebesar 2,001.
Maka terdapat perbedaan yang nyata antara harga pembelian TBS yang diterima
oleh petani dengan harga pembelian TBS berdasarkan kebijakan, karena t-hitung
> t-tabel (50.698 > 2,001). Dengan demikian hipotesis awal (H0) ditolak, dan
hipotesis alternatif (H1) diterima.

38

Dengan melihat perbandingan harga TBS yang ditetapkan berdasarkan


Rumus Harga Pembelian dengan harga TBS yang diterima oleh petani rakyat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara
harga TBS yang ditetapkan pemerintah berdasarkan Rumus Harga Pembelian
dengan harga TBS yang diterima oleh petani rakyat. Hal ini disebabkan oleh
mekanisme penjualan TBS kepada toke/agen. Toke maupun agen yang telah
memonopoli harga beli TBS kelapa sawit dari petani. Toke/agen yang terlalu
besar dalam pengambilan keuntungan dari harga sawit tersebut dan kurang
terbukanya dalam penyajian data harga serta kalkulasi hitung-hitungan biaya
sehingga mengakibatkan perolehan petani menurun.
4.3.3. Indeks Proporsi K Berdasarkan Rumus Harga Pembelian Dengan
Indeks Proporsi K Hasil Perhitungan Dilapangan
Indeks proporsi K menunjukan bagian yang diterima oleh pekebun,
dinyatakan dalam persentase (%). Penetapan indeks K dilakukan berdasarkan
harga penjualan, biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit kasar dan inti,
serta biaya penyusutan.
Untuk menghitung besarnya indeks K di tingkat petani digunakan rumus
sebagai berikut :
Htbs
K=

x 100%
(Hms x Rms) + (His x Ris)

Dengan Uraian :
Htbs

: Nilai TBS di petani dinyatakan dalam Rp/kg

Hms

: Nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal


minyak sawit kasar dinyatakan dalam Rp/kg

39

His

: Nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal inti


sawit dinyatakan dalam Rp/kg

Rms

: Rendemen minyak sawit kasar dinyatakan dalam persen (%)

Ris

: Rendemen inti sawit dinyatakan dalam persen (%)

Dengan menggunakan rumus itu maka diperoleh indeks proporsi K untuk


masing-masing petani kelapa sawit seperti dalam (Tabel 15).
Tabel 15. Nilai Indeks Proporsi (K) Petani Periode 20 Mei 20 Juni 2015.
No
Keterangan
Satuan
Skala
Rata rata
1 Indeks Proporsi K
%
83,80 89,26
88,19
Berdasarkan Rumus
Harga Pembelian
2 Indeks Proporsi K
%
67,55 76,77
72,20
Berdasarkan Harga
TBS di Petani
Selisih
15,99
Persentase Perubahan
%
18,11073
Sumber : Data di olah dari lampiran 07
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan yang sangat
signifikan pada indeks proporsi K berdasarkan harga TBS yang diterima oleh
setiap petani kelapa sawit dibandingkan dengan indeks proporsi K berdasarkan
Rumus Harga Pembelian TBS, dengan rata-rata perbedaannya adalah sebesar
18,11 %. Rata-rata indeks proporsi K berdasarkan harga TBS yang diterima oleh
setiap petani kelapa sawit adalah sebesar 72,20 %, sehingga terjadi perbedaan
sebesar 15,99 (18,11 %) yang merupakan jumlah yang cukup besar. Kisaran
selisih terkecil sebesar 12,95 % dan kisaran selisih terbesar sebesar 23,40 persen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indeks proporsi K yang diterima
oleh petani lebih rendah dibandingkan dengan indeks proporsi K berdasarkan
rumus harga pembelian.

40

Untuk mengetahui perbedaan indeks proporsi K berdasarkan harga TBS


yang diterima oleh setiap petani kelapa sawit dan indeks proporsi K berdasarkan
Rumus Harga Pembelian TBS dapat dilihat pada (Tabel 16).
Tabel 16. Hasil Uji Beda Rata-rata indeks proporsi (K) harga TBS Kelapa Sawit.
No
Uraian
N
Rata-rata
t-stat (t-hit)
df
t Critical
Indeks
two-tail
Proporsi K
(t-tabel)
1 Indeks Proporsi
60
88,19
K Berdasarkan
Rumus Harga
Pembelian
45,00127831** 59 2,000995361
2 Indeks Proporsi
60
72,90
K Berdasarkan
Harga TBS di
Petani
Sumber : Data di olah dari lampiran 08
(**)
: Berbeda sangat nyata t-hit (45,001) lebih besar dari t-tab (2,001)
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa terjadi perbedaan yang sangat nyata
antara indeks proporsi K berdasarkan harga TBS yang diterima oleh setiap
petani kelapa sawit dan indeks proporsi K berdasarkan Rumus Harga Pembelian
TBS yaitu sebesar 18,11 %. Dan untuk mengetahui apakah indeks proporsi K
berdasarkan harga TBS yang diterima oleh setiap petani kelapa sawit dan indeks
proporsi K berdasarkan Rumus Harga Pembelian TBS tersebut berbeda nyata
atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan uji beda rata-rata berpasangan, dan
didapat hasilnya seperti pada Tabel 16.
Dari Tabel 16 terlihat bahwa nilai tingkat signifikansi indeks proporsi K
berdasarkan harga TBS yang diterima oleh setiap petani kelapa sawit dan indeks
proporsi K berdasarkan Rumus Harga Pembelian TBS dibuktikan dengan
pengujian t-hitung. Dari Tabel 16 diperoleh nilai t-stat atau t-hitung sebesar

41

45,001, dan nilai t Critical two-tail atau t-tabel sebesar 2,001. Maka terdapat
perbedaan antara indeks proporsi K berdasarkan harga TBS yang diterima oleh
setiap petani kelapa sawit dan indeks proporsi K berdasarkan Rumus Harga
Pembelian TBS, karena t-hitung > t-tabel (45,001 > 2,001). Dengan demikian
hipotesis awal (H0) ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) diterima.
Dengan melihat perbandingan indeks proporsi K yang ditetapkan
berdasarkan Rumus Harga Pembelian dengan indeks proporsi K yang diterima
oleh petani kelapa sawit, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
sangat nyata antara indeks proporsi K yang ditetapkan berdasarkan Rumus
Harga Pembelian dengan indeks proporsi K yang diterima oleh petani. Hal ini
disebabkan oleh faktor perbedaan harga TBS berdasarkan yang diterima oleh
setiap petani kelapa sawit lebih rendah dibandingkan dengan harga TBS
berdasarkan Rumus Harga Pembelian TBS.
4.4. Pembahasan
Dari 60 responden belum ada satupun yang menyatakan harga TBS
miliknya dibayar dengan harga yang tinggi dari para agen pengumpul, sedangkan
pada kenyataan harga TBS di pabrik cukup tinggi. Banyak dari mereka yang
mengeluhkan dari kondisi yang dialaminya ini. Kabutuhan hidup yang tinggi
namun penghasilan dari kebun kelapa sawit miliknya masih minim dikarenakan
harga penjualan TBS yang murah, sehingga banyak dari mereka belum
sepenuhnya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Harga TBS yang rendah telah dibuktikan dari hasil penelitian yaitu hanya
berkisar antara Rp 1.100 1.250 di tingkat petani, padahal pada kenyataannya

42

harga TBS yang terjadi di tingkat pabrik cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp
1.341 1.507. perbedaan harga TBS yang sangat nyata telah terjadi antara harga
TBS yang diterima oleh petani dan harga TBS yang sebenarnya terjadi
berdasarkan rumus harga pembelian di pabrik.
Perbedaan harga TBS yang sangat nyata telah dibuktikan dengan menguji
kedua variabel harga TBS tersebut melalui uji statistik dua variabel berpasangan.
Dari hasil uji statistik kedua variabel tersebut diketahui t-hitung sebesar 50,698
lebih besar dari t-tabel sebesar 2,001, maka telah terjadi perbedaan yang sangat
nyata antara harga pembelian TBS yang diterima oleh petani dengan harga
pembelian TBS berdasarkan rumus harga pembelian.
Dari uraian pembahasan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ada
penyebab dari ketidak sesuaian antara harga pembelian TBS yang diterima oleh
petani dengan harga pembelian TBS berdasarkan rumus harga pembelian.
4.4.1. Penyebab Harga TBS Produksi Petani Rendah Berdasarkan Rumus
Harga Pembelian
Dengan kelembagaan Permentan yang jelas, sangat penting untuk
memperkirakan beberapa penyebab terjadinya harga TBS rendah. Beberapa
penyebab yang dimaksud terjadi karena adanya masalah yang melibatkan salah
satu atau berbagai pihak yang berkepentingan terhadap harga TBS. Mekanisme
yang terjadi di lapangan juga menunjukkan kenyataan berkurangnya rasa
memiliki dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Beberapa penyebab yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Harga TBS yang wajar bagi petani telah dipengaruhi oleh berbagai
kepentingan, seperti kepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani,

43

termasuk didalamnya untuk memperoleh keuntungan besar, kepentingan


perusahaan maupun agen pengumpul untuk memperoleh keuntungan yang
berlebih, kepentingan perusahaan untuk mengatasi tekanan biaya, dan lain
sebagainya.
2. Penurunan harga CPO ataupun harga Kernel (Inti Sawit)
Penurunan harga CPO dan Kernel (inti sawit) yang terjadi mengakibatkan nilai
harga bahan baku dari CPO dan Kernel yaitu TBS kelapa sawit menjadi
rendah. Sebaliknya pada saat harga keduanya mengalami penaikan harga maka
akan terjadi penaikan harga TBS.
3. Terdapat masalah dalam penentuan indeks K
Penetapan indeks proporsi K dilakukan berdasarkan harga penjualan
tertimbang minggu sebelumnya. Indeks K yang seharusnya besar pada
minggu ini namun masih kecil. Indeks K yang kecil berarti harga TBS
menjadi rendah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi keuntungan yang
akan diterima petani.
4. Penetapan harga TBS yang cenderung dimonopoli oleh agen
Petani responden yang tidak mengetahui harga TBS yang sesungguhnya terjadi
di pabrik selalu dimanfaatkan oleh agen/toke dalam memberikan harga beli
TBS petani. Selain itu juga toke/agen yang membeli TBS produksi petani tidak
transparan dalam memberikan iformasi seputar harga beli TBS, seolah-olah
toke/agen yang menguasai seluruh pasar TBS petani. Adapun hubungan pinjam
meminjam dengan agen tersebut mempengaruhi keputusan petani dalam
menjual hasil panennya. Walaupun masih terjadi tawar menawar harga, tetapi

44

biasanya penetapan harga lebih cenderung dimonopoli oleh agen. Lokasi TBS
petani yang jauh, sarana transportasi seperti jalan yang terjal dan naik turun
harga BBM akan slalu dimanfaatkan oleh para agen/toke sebagai alasan utuk
memperkecil nilai pembelian TBS petani, sehingga toke dan agen pengumpul
mendapatkan keuntungan yang berlebih. Akibatnya mengurangi pendapatan
petani kelapa sawit, sehingga petani kelapa sawit tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
5. Kenaikan biaya operasional transportasi penjualan. Jika resiko itu terjadi, maka
toke maupun agen pengumpul bersikap bahwa persoalan tersebut harus
ditanggung oleh petani itu sendiri. Dengan demikian, keuntungan toke maupun
agen akan selalu tetap dan keuntungan yang diterima petani tidak sesuai
dengan kondisi yang diinginkan petani.
Apabila berbagai penyebab diatas mengarah pada posisi petani/kelembagaan
petani lebih lemah, maka akan mengarah pada rendahnya harga TBS produksi
petani. Keadaan ini akan lebih mungkin terjadi manakala pihak pemerintah yang
tergabung dalam tim penetapan harga pembelian TBS kelapa sawit tidak
menunjukan pembelaan dan perlindungan terhadap petani.

45

4.4.2. Permasalahan Yang Di Hadapi Petani Rakyat Dan Solusinya Dalam


Kaitannya Dengan Rendahnya Harga TBS Yang Diterimanya.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh petani beserta solusinya antara lain :
1. Masalah Harga
Sebagian dari petani merasakan tingkat harga yang diterimanya belum
memuaskan, karena mereka merasa harga yang ditetapkan belum dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan antaralain adalah dengan melakukan
sebuah reformasi harga pembelian TBS melalui revisi ketentuan teknis, khususnya
dalam penetapan rendemen yang digunakan untuk menginput rumus harga
pembelian. Oleh karena itu, penghitungan aktual rendemen perlu dilakukan lagi,
bahkan untuk selanjutnya perhitungan ini perlu dilakukan secara periodik,
misalkan setahun sekali. Hasil perhitungan ini kemudian digunakan untuk
mengkonversi nilai-nilai rendemen.
Langkah lain yang perlu dikembangkan antaralain adalah dengan
melakukan transparansi dalam penyajian informasi harga minyak CPO dan
minyak inti sawit termasuk dalam mengkonversi harga ekspor minyak CPO dan
minyak inti sawit kedalam rupiah.
Dengan

demikian

petani

dapat

terakomodir

keinginannya

untuk

mendapatkan harga TBS yang layak. Saat inilah merupakan momentum yang
sangat tepat untuk melakukan perubahan, meninggalkan praktek-praktek
kemitraan yang rentan terhadap ancaman konflik.

46

2. Hanya agen dan toke yang mengetahui harga dipasar TBS sawit
Agen pengumpul tampaknya memang paling serba tahu, karena para agen
menguasai informasi mengenai pasar TBS. Agen pengumpul pun menggenggam
bisnis komoditas itu dengan bekal informasi yang mereka punya. Mereka
menggunakannya untuk menentukan naik turun harga ditingkat petani. Aksi
spekulasi dilakukan oleh agen/toke pengumpul maupun pengusaha lain untuk
sawit. Mereka memanfaatkan isu krisis finansial dan rendahnya permintaan dunia
untuk menekan harga komoditas itu, supaya mereka bisa membelinya dengan
harga semurah-murahnya dari petani.
Dengan menguasai informasi serta memperdalam pengetahuan mengenai
perkembangan pasar TBS sawit, para petani dapat menekan para toke/agen
pengumpul dalam menentukan harga TBS yang ditawarkan oleh toke/agen. Oleh
karena itu, peran pemerintah disini sangat diperlukan dalam menyediakan
informasi mengenai perkembangan pasar TBS kelapa sawit.

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Nilai harga beli TBS kelapa sawit produksi petani yang diterima oleh petani
lebih rendah dibandingkan dengan nilai harga beli TBS berdasarkan rumus
harga pembelian.
2. Ada perbedaan yang sangat nyata antara nilai harga beli TBS kelapa sawit
produksi petani yang diterima oleh petani dengan nilai harga beli TBS
berdasarkan rumus harga pembelian.
3. Indeks proporsi K berdasarkan harga beli TBS yang diterima oleh petani
lebih rendah dibandingkan dengan indeks proporsi K berdasarkan rumus
harga pembelian.
4. Ada perbedaan yang sangat nyata antara Indeks proporsi K berdasarkan
harga beli TBS yang diterima oleh petani dengan indeks proporsi K
berdasarkan rumus harga pembelian.
5.2. Saran
5.2.1. Kepada Petani
1. Para petani sebaiknya membangun hubungan kemitraan dengan perusahaan
perkebunan / agen pengumpul, agar dapat memberikan keuntungan kepada
petani maupun perusahaan perkebunan / agen pengumpul sebagai pihakpihak yang bermitra.
2. Para petani harus bisa membuat tindakan yang dapat menguntungkan.
Seharusnya petani dapat membuat suatu koperasi kelapa sawit yang mana

47

48

setiap anggotanya adalah petani kelapa sawit. Mengumpulkan beberapa


modal untuk membeli sebuah kendaraan sendiri supaya dapat menjual hasil
kebunnya langsung kepabrik pengolahan. Dengan demikian harga yang
wajar tidak lagi dimonopoli oleh pihak agen dan toke pengumpul.
3. Para petani sebaiknya lebih memperhatikan kebunnya dan memperhatikan
keriteria panen, supaya TBS yang diproduksi memiliki kadar rendemen
yang tinggi.
4. Para petani sebaiknya meningkatkan pengetahuan / informasi mengenai
perkembangan pasar TBS.
5.2.2. Kepada Pemerintah
1. Pemerintah perlu meningkatkan penyuluhan, pendidikan, dan latihan kepada
petani agar para petani dapat diberikan arahan ataupun masukan mengenai
pengolahan perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan produksi yang
berkualitas, dan dapat memberikan informasi mengenai perkembangan
harga pasar TBS.
2. Pemerintah sebaiknya transparansi dalam penyajian informasi harga minyak
dan inti sawit serta dalam penentuan indeks K.
3. Pihak pemerintah yang tergabung dalam Tim Penetapan Harga hendaknya
menunjukkan pembelaan dan perlindungan terhadap petani, seperti
misalnya dalam melakukan perbaikan sistem agribisnis.

49

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, U.Hardi. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. PT.Bumi Aksara. Jakarta


Dirjenbun. 2011. Sosial Ekonomi Kelapa Sawit. Seminar Nasional. Medan
Halwani. 2006. Perdagangan Global Minyak CPO Industri Hilir. Ghalia Inonesia.
Jakarta
Hidayat Wahyu. 2014. Ekonomi Kelapa Sawit Perkebunan Petani Rakyat.
www.antarabengkulu.com
Huda Zulkifli. 2014. Statistik Kependudukan Kabupaten Mukomuko. Badan Pusat
Statistik. Mukomuko
Huda Zulkifli. 2014. Statistik Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Mukomuko.
Badan Pusat Statistik. Mukomuko
Musnaini. 2010. Analisis Deskriftif Pemasaran Ekspor Minyak Sawit Mentah
CPO Indonesia. Universitas Jambi. Jambi
Silalahi, A. Gabriel. 2010. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. CV.Citra
Media. Sidoarjo
Siswandi
Agus.
2011.Minyak
Kelapa
www.agussiswadi.blogspot.com

Sawit

Crude

Palm

Oil.

Suswono.
2013.
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
14/Permentan/OT.140/2/2013: Pedoman Penetapan Harga Pembelian
Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun. Dinas Pertanian.
Jakarta
Palm Oil Magazine.2015. Info Lengkap Pasar Internasional Kelapa Sawit dan
Pasca Panen. www.infosawit.com
Walpole, R.E. 2002. Pengantar Statistik Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Widodo Y.B. 2007. Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia: menuju
kesinambungan sosial ekonomi. Pusat Penelitian Kependudukan Indoneia

49

50

L
A
M
P
I
R
A
N

Lampiran 01. Karakteristik Petani Responden Kelapa Sawit


No
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Nama Responden
Sudirman Uho
Samuri
Dito Ayub, SP
Abu Rairah
Shaugani
Rudini
Deky
Jamilah, SPd
Paryanto
Sukarman
Dede Amu
Mang Rudi
Jaenal
Purwanto
Jaelani
Dedi Mulyadi
Dede Mansyur
Aim Aliman
Undang Saepuloh
Ahmad. H
Topik
Lamudin
Darus
Mufri
N Opika
Gultom
Anwar Musadad
Armady
Dwiyanto
Aseng
Yudi
Suroto
Daliman
Sudirman
Sartono
Slamet
Zabir
Shamiem
Suraji
Suratin
Sukiem
Sulami
Pak De Parjo
Wagiman
Supadi
Sutono

Umur
(tahun)
49
45
28
43
42
26
26
32
32
57
43
37
46
36
47
54
39
41
40
27
32
57
37
26
29
43
28
43
39
40
43
37
40
40
39
42
40
45
38
32
50
42
42
48
60
41

Alamat
Ds. Tirta Kencana
Ds. Tirta Kencana
Ds. Tirta Kencana
Ds. Air Rami
Ds. Air Rami
Ds. Air Rami
SP. II, Ds. Bukit Mulya
SP. II, Ds. Bukit Mulya
SP. II, Ds. Bukit Mulya
SP. II, Ds. Bukit Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
SP. III, Ds. Marga Mulya
Ds. Dusun Pulau
Ds. Dusun Pulau
Ds. Talang Rio
Ds. Talang Rio
Ds. Cinta Asih
Ds. Cinta Asih
Ds. Rami Mulya
Ds. Rami Mulya
Ds. Rami Mulya
Ds. Rami Mulya
Ds. Rami Mulya
SP. VI, Makmur Jaya
SP. VI, Makmur Jaya
SP. VI, Makmur Jaya
SP. VI, Makmur Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya

Pendidikan
Tingkat Tahun
SD
6
SD
6
Strata 1
16
SD
6
SMA
12
SMA
12
SMA
12
Strata 1
16
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SMP
9
SMA
12
Strata 1
16
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SMP
9
SD
6
SD
6
SD
6
SMA
12
SMA
12
SMA
12
SMP
9
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SD
6
SMP
9
SD
6

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Wahyudi
Erwin Pamungkas
Kasimin
Herman
Basuki
Samsuardi
Suherlan
Sartono
Simajuntak
Soekarwati
Abdul Haris
Sugianto, SPd
Alimun Hadi
Arpan Efendi

30
28
46
30
47
48
39
39
46
32
40
37
27
34

SP. I, Ds. Arga Jaya


SP. I, Ds. Arga Jaya
SP. I, Ds. Arga Jaya
Ds. Bukit Harapan
Ds. Bukit Harapan
Ds. Bukit Harapan
Ds. Bukit Harapan
Ds. Bukit Harapan
Ds. Bukit Harapan
Ds. Mekar Jaya
Ds. Mekar Jaya
Ds. Mekar Jaya
Ds. Mekar Jaya
Ds. Mekar Jaya

SMA
SMP
SD
SMP
SD
SD
SD
SD
SD
SMP
SD
Strata 1
SMP
SD

12
9
6
9
6
6
6
6
6
9
6
17
9
6

Lampiran 02. Deskripsi Usaha Tani Petani Responden Kelapa Sawit


No
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Tanggal Penelitian
27/05/15
27/05/15
27/05/15
27/05/15
27/05/15
27/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
30/05/15
01/06/15
01/06/15
02/06/15
02/06/15
08/06/15
08/06/15
10/06/15
10/06/15
10/06/15
10/06/15
10/06/15
11/06/15
11/06/15
11/06/15
11/06/15
15/06/15
15/06/15
15/06/15
15/06/15
15/06/15
15/06/15
15/06/15
15/06/15
04/06/15
04/06/15

Lama Bertani
(tahun)
6
20
4
20
6
4
5
4
12
21
9
10
10
6
16
8
7
8
6
6
9
30
16
10
6
20
10
12
15
16
22
12
12
16
12
15
20
25
6
8
30
14
20
21
30
12

Luas Lahan
(haktar)
2
4
16
4
2,7
1,5
1,2
1,75
3,75
6
1,5
1,25
16
1
2,5
1
1
2,5
1
1
2
2
6
3
4
1,5
15
2,75
3
1,5
2
1,5
4
2
2
2,5
1
0,5
2,5
2
0,75
4,5
4
1,2
3
4

Produksi/
panen (Kg)
3.000
3.200
24.000
3.600
1.600
800
700
600
2.500
7.800
2000
600
12.700
600
1.700
700
1.000
1.700
750
750
1.500
1.300
5.700
3.100
3.200
800
20.600
2.300
2.700
1.200
1.600
1.700
4.500
600
1.500
1.500
700
300
2.000
1.600
800
3.100
3.800
900
2.000
1.000

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

04/06/15
04/06/15
04/06/15
05/06/15
05/06/15
05/06/15
05/06/15
05/06/15
05/06/15
06/06/15
06/06/15
06/06/15
06/06/15
06/06/15

6
4
8
7
12
12
10
11
18
8
17
10
6
8

1
1,5
2
1,5
2,25
2
1,5
3
2
2
4
3,5
1
2

1.200
800
1.400
1.000
1.200
1.200
1.000
2.700
1.500
1.700
4.100
400
800
1.600

Lampiran 04. Karakteristik Petani Responden Menurut Lama Bertani, Luas Lahan,
dan Jumlah Produksi
No
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
3
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Lama Bertani (tahun)


6
20
4
20
6
4
5
4
12
21
9
10
10
6
16
8
7
8
6
6
9
30
16
10
6
20
10
12
15
16
22
12
12
16
12
15
20
25
6
8
30
14
20
21
30+

Luas Lahan (Ha)

Jumlah Produksi (Kg)


2
4
16
4
2,7
1,5
1,2
1,75
3,75
6
1,5
1,25
16
1
2,5
1
1
2,5
1
1
2
2
6
3
4
1,5
15
2,75
3
1,5
2
1,5
4
2
2
2,5
1
0,5
2,5
2
0,75
4,5
4
1,2
3

3.000
3.200
24.000
3.600
1.600
800
700
600
2.500
7.800
2000
600
12.700
600
1.700
700
1.000
1.700
750
750
1.500
1.300
5.700
3.100
3.200
800
20.600
2.300
2.700
1.200
1.600
1.700
4.500
600
1.500
1.500
700
300
2.000
1.600
800
3.100
3.800
900
2.000

46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Rata rata
Min
Mak

12
6
4
8
7
12
12
10
11
18
8
17
10
6
8
12,11

4
1
1,5
2
1,5
2,25
2
1,5
3
2
2
4
3,5
1
2
2,985

1.000
1.200
800
1.400
1.000
1.200
1.200
1.000
2.700
1.500
1.700
4.100
400
800
1.600
2.682

4
30

0,5
16

300
24.000

Lampiran 04. Pembentukan Harga TBS di Tingkat Petani


No
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Produksi / Panen (Kg)


3.000
3.200
24.000
3.600
1.600
800
700
600
2.500
7.800
2000
600
12.700
600
1.700
700
1.000
1.700
750
750
1.500
1.300
5.700
3.100
3.200
800
20.600
2.300
2.700
1.200
1.600
1.700
4.500
600
1.500
1.500
700
300
2.000
1.600
800
3.100
3.800
900
2.000
1.000

Mekanisme Penjualan
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen

Penerimaan Harga TBS


(Rp)
1.170
1.170
1.200
1.250
1.250
1.250
1.190
1.190
1.180
1.180
1.180
1.180
1.180
1.180
1.180
1.170
1.160
1.160
1.170
1.170
1.170
1.180
1.170
1.200
1.200
1.170
1.170
1.200
1.200
1.200
1.200
1.200
1.250
1.250
1.250
1.250
1.200
1.200
1.200
1.170
1.200
1.140
1.150
1.140
1.160
1.170

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

1.200
800
1.400
1.000
1.200
1.200
1.000
2.700
1.500
1.700
4.100
400
800
1.600

Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen
Toke/Agen

1.160
1.160
1.160
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.150
1.150
1.100
1.100
1.100

Lampiran 05. Harga Pembelian TBS Produksi Petani Kecamatan Air Rami
No
Samp
el
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Harga TBS Yang di


Terima Petani (Rp)

1.170
1.170
1.200
1.250
1.250
1.250
1.190
1.190
1.180
1.180
1.180
1.180
1.180
1.180
1.180
1.170
1.160
1.160
1.170
1.170
1.170
1.180
1.170
1.200
1.200
1.170
1.170
1.200
1.200
1.200
1.200
1.200
1.250
1.250
1.250
1.250
1.200
1.200
1.200
1.170
1.200
1.140
1.150

Harga Pembelian
TBS Berdasarkan
Rumus Harga
Pembelian TBS
(Rp)
1.507
1.507
1.507
1.507
1.507
1.507
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.431
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.433
1.468
1.468
1.468
1.468
1.468
1.468
1.468

Selisih Harga
(Rp)

337
337
307
257
257
257
241
241
251
251
251
251
251
251
251
261
271
271
261
261
261
251
261
231
231
263
263
233
233
233
233
233
183
183
183
183
268
268
268
298
268
328
318

Persentase
Perubahan (%)

22,36231
22,36231
20,3716
17,05375
17,05375
17,05375
16,84137
16,84137
17,54018
17,54018
17,54018
17,54018
17,54018
17,54018
17,54018
18,23899
18,93781
18,93781
18,23899
18,23899
18,23899
17,54018
18,23899
16,14256
16,14256
18,35311
18,35311
16,2596
16,2596
16,2596
16,2596
16,2596
12,77041
12,77041
12,77041
12,77041
18,25613
18,25613
18,25613
20,29973
18,25613
22,34332
21,66213

44
1.140
1.468
45
1.160
1.431
46
1.170
1.431
47
1.160
1.431
48
1.160
1.431
49
1.160
1.431
50
1.100
1.431
51
1.100
1.431
52
1.100
1.431
53
1.100
1.431
54
1.100
1.431
55
1.100
1.431
56
1.150
1.433
57
1.150
1.433
58
1.100
1.433
59
1.100
1.433
60
1.100
1.433
Rata 1.174
1.444
rata
Min
1.100
1.431
Max
1.250
1.507
Rumus penghitungan harga TBS
Htbs = K ( Htbs x Rcpo + His x Ris )
Diketahui
- Harga CPO
Rp 8.444,00/kg/liter
- Harga PKO
Rp 4.126,00/kg
- Indeks K
86,00%
- Rendemen CPO
18,98%
- Rendemen PKO
4,60%
Htbs = 86% ( 8.444 x 18,98% + 4.126 x 4,60% )
86% ( 1.602,67 + 189,796 )
Rp 1.542,00

328
271
261
271
271
271
331
331
331
331
331
331
283
283
333
333
333
270

22,34332
18,93781
18,23899
18,93781
18,93781
18,93781
23,13068
23,13068
23,13068
23,13068
23,13068
23,13068
19,74878
19,74878
23,23796
23,23796
23,23796
18,70603

Lampiran 06. Hasil Uji t Rata-rata harga TBS


t-Test: Paired Two Sample for Means
Harga Pembelian TBS Berdasarkan Harga TBS Yang di Terima Petani
Rumus Harga Pembelian TBS (Rp)
(Rp)
Mean
1444,066667
1173,833333
Variance
600,4700565
1763,022599
Observations
60
60
Pearson Correlation
0,32014776
Hypothesized Mean
Difference
0
df
59
t Stat
50,69811198
P(T<=t) one-tail
1,18377E-50
t Critical one-tail
1,671093033
P(T<=t) two-tail
2,36753E-50
t Critical two-tail
2,000995361

Excel proces

Lampiran 07. Indeks Proporsi K Yang Terjadi Di Petai Dan Indeks Proporsi K
Berdasarkan Rumus Harga Pembelian.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

Indek K berdasarkan
rumus harga pembelian
(%)
89,16
89,16
89,16
89,16
89,16
89,16
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80

Indek K yang
terjadi di petani (%)

Selisih K

Persentase
perubahan (%)

69,22
69,22
71,00
73,96
73,96
73,96
74,20
74,20
73,58
73,58
73,58
73,58
73,58
73,58
73,58
72,96
72,33
72,33
72,96
72,96
72,96
73,58
72,96
74,83
74,83
71,85
71,85
73,70
73,70
73,70
73,70
73,70
76,77
76,77
76,77
76,77
72,42
72,42
72,42
70,60
72,42
68,80
69,40
68,80

19,94
19,94
18,16
15,2
15,2
15,2
15,06
15,06
15,68
15,68
15,68
15,68
15,68
15,68
15,68
16,3
16,93
16,93
16,3
16,3
16,3
15,68
16,3
14,43
14,43
16,17
16,17
14,32
14,32
14,32
14,32
14,32
11,25
11,25
11,25
11,25
11,38
11,38
11,38
13,2
11,38
15
14,4
15

22,36428892
22,36428892
20,36787797
17,04800359
17,04800359
17,04800359
16,87205915
16,87205915
17,5666592
17,5666592
17,5666592
17,5666592
17,5666592
17,5666592
17,5666592
18,26125924
18,96706251
18,96706251
18,26125924
18,26125924
18,26125924
17,5666592
18,26125924
16,16625588
16,16625588
18,37082481
18,37082481
16,26902977
16,26902977
16,26902977
16,26902977
16,26902977
12,78118609
12,78118609
12,78118609
12,78118609
13,57995227
13,57995227
13,57995227
15,75178998
13,57995227
17,89976134
17,18377088
17,89976134

45
89,26
72,33
46
89,26
72,96
47
89,26
72,33
48
89,26
72,33
49
89,26
72,33
50
89,26
68,60
51
89,26
68,60
52
89,26
68,60
53
89,26
68,60
54
89,26
68,60
55
89,26
68,60
56
88,02
70,63
57
88,02
70,63
58
88,02
67,55
59
88,02
67,55
60
88,02
67,55
88,19133333
72,19716667
Ratarata
83,80
67,55
Min
89,26
76,77
Max
Rumus perhitungan indeks proporsi K
Htbs
K=
x 100%
(Hms x Rms) + (His x Ris)
1.170
K=
x 100%
1.690,163
K = 69,22%
Lampiran 08.

16,93
16,3
16,93
16,93
16,93
20,66
20,66
20,66
20,66
20,66
20,66
17,39
17,39
20,47
20,47
20,47
15,9941667

18,96706251
18,26125924
18,96706251
18,96706251
18,96706251
23,14586601
23,14586601
23,14586601
23,14586601
23,14586601
23,14586601
19,75687344
19,75687344
23,25607816
23,25607816
23,25607816
18,11073189

Hasil Uji t Rata-rata indeks proporsi K

t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail
t Critical two-tail

Excel proces

Indek K berdasarkan rumus


harga pembelian (%)
88,19133333
3,29883887
60
0,179125801
0
59
45,00127831
1,1262E-47
1,671093033
2,25241E-47
2,000995361

Indek K yang terjadi di


petani (%)
72,19716667
5,85482404
60

Lampiran 09. Standar Rendemen CPO dan PKO Berdasarkan Lampiran Permentan Tahun 2013

Lampiran 10. Harga CPO, PKO, dan Indeks K Yang Terjadi Pada Saat Penelitian
No

Tanggal

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

22 Mei 2015
23 Mei 2015
24 Mei 2015
25 Mei 2015
26 Mei 2015
27 Mei 2015
28 Mei 2015
29 Mei 2015
30 Mei 2015
01 Juni 2015
02 Juni 2015
03 Juni 2015
04 Juni 2015
05 Juni 2015
06 Juni 2015
07 Juni 2015
08 Juni 2015
09 Juni 2015
10 Juni 2015
11 Juni 2015
12 Juni 2015
13 Juni 2015
14 Juni 2015
15 Juni 2015
16 Juni 2015
17 Juni 2015
18 Juni 2015
19 Juni 2015
20 Juni 2015

Harga CPO
(Rp/Kg/Liter)
8.444,00
7.954.54
7.954.54
7.954.54
7.954.54
7.954.54
7.954.54
7.954.54
7.663,03
7.663,03
7.663,03
7.663,03
7.663,03
7.663,03
7.663,03
7.617,56
7.617,56
7.617,56
7.617,56
7.617,56
7.617,56
7.617,56
7.391,05
7.391,05
7.391,05
7.391,05
7.391,05
7.391,05
7.391,05

Harga PKO
(Rp/Kg/Liter)
4.126,00
3.909,19
3.909,19
3.909,19
3.909,19
3.909,19
3.909,19
3.909,19
3.245,00
3.245,00
3.245,00
3.245,00
3.245,00
3.245,00
3.245,00
3.966,95
3.966,95
3.966,95
3.966,95
3.966,95
3.966,95
3.966,95
4.440,00
4.440,00
4.440,00
4.440,00
4.440,00
4.440,00
4.440,00

Indeks Proporsi
K (%)
86,00
89,16
89,16
89,16
89,16
89,16
89,16
89,16
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
89,26
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
88,02
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80
83,80

KUISIONER PENELITIAN
HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT
DITINGKAT PETANI
Catatan :
Hasil kuisioner ini tidak diniatkan untuk mencari kesalahan seseorang,
melainkan semata-mata penelitian untuk Skripsi.
Nama anda aman dan tidak akan dituntut apapun karena jawaban anda.

A. Karakteristik Responden ( Petani Kelapa Sawit )


1. Nama

: ..........................................

2. Umur

: ................................. tahun

3. Tingkat Pendidikan

: ..........................................

4. Alamat

: ..........................................

5. No Hp

: +628..................................

B. Deskripsi Usaha Tani


1. Lama Bertani

: ............... tahun

2. Luas Lahan

: ............... haktar

3. Produksi Perkali panen

: ............... kg

4. Menjual Hasil Kepada

: Toke (agen) / Langsung kepabrik

5. Harga TBS Sawit


yang di terima

: Rp .............../ kg

NB: Jawaban anda disesuaikan dengan pertanyaan diatas.

KUISIONER PENELITIAN
TERKAIT DATA HARGA CPO (Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel Oil),
INDEK PROPORSI K, DAN HARGA TBS (Tandan Buah Segar) KELAPA
SAWIT PERIODE .................... HINGGA .................... 2015

Catatan :
Hasil kuisioner ini tidak diniatkan untuk mencari kesalahan seseorang
maupun perusahaan dan instansi, melainkan semata-mata penelitian untuk
Skripsi.
Nama perusahaan/instansi aman dan tidak akan dituntut apapun atas jawaban
yang telah perusahaan/instansi berikan.

A.

Pendataan Mengenai Harga CPO (Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel Oil),
Indek Proporsi K, dan Harga TBS (Tandan Buah Segar) Kelapa Sawit
Periode .................... Hingga .................... 2015
Tanggal

Harga CPO

Harga PKO

Indek Proporsi

Harga TBS

(Rp/kg/liter)

(Rp/kg)

K (%)

(Rp/kg)

NB: Jawaban disesuaikan dengan pertanyaan dalam tabel diatas.

Mengetahui :
Pimpinan Perusahaan

RIWAYAT HIDUP

1.

Identitas Pribadi
Nama

: Dedek Subandar

Tempat/Tanggal lahir : Bengkulu Utara, 10 Januari


1992
Agama

: Islam

Anak ke

: Ke-dua Dari Tiga Saudara

Alamat

: Desa Tirta Kencana


Kecamatan Air Rami
Kabupaten Mukomuko
Kode Pos 38374

Nama Orang Tua :

2.

Ayah

: Sudirman Uho

Pekerjaan

: Wiraswasta

Ibu

: Lismaenah

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendidikan
1.

Tahun Ajaran 1999/2000 Penulis Diterima Di Sekolah Dasar Negeri


(SDN) 02 Arga Jaya Dan Ditamatkan Pada Tahun 2005

2.

Tahun Ajaran 2005/2006 Penulis Diterima di Sekolah Menengah


Pertama Negeri (SMPN) 02 Arga Jaya Dan Ditamatkan Pada Tahun 2008

3.

Tahun Ajaran 2008/2009 Penulis Diterima di Sekolah Menengah Atas


Negeri (SMAN) 02 Air Rami Dan Ditamatkan Pada Tahun 2011

4.

Tahun Ajaran 2011/2012 Peulis Diterima Di Perguruan Tinggi Swasta


(PTS) Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Bengkulu Dan Ditamatkan Pada Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai