Anda di halaman 1dari 161

ANALISIS RANTAI PEMASARAN, NILAI TAMBAH

DAN EFISIENSI PEMASARAN IKAN KERING DI


PROVINSI BENGKULU

SKRIPSI

Oleh :

Anadiya Pingki
NPM. E1D017074

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
RINGKASAN

ANALISIS RANTAI PEMASARAN, NILAI TAMBAH DAN EFISIENSI PEMASARAN


IKAN KERING DI PROVINSI BENGKULU. (Anadiya Pingki, di bawah bimbingan Prof.
Dr. Ir Ketut Sukiyono, M.Ec dan Dr. M. Mustopa Romdhon, S.P., M.Si).
Tujuan penelitian ini : (1) Untuk mengkaji rantai pemasaran ikan kering di Provinsi
Bengkulu, (2) Untuk mengkaji nilai tambah pada setiap rantai pemasaran ikan kering di
Provinsi Bengkulu , (3) Untuk mengkaji efisiensi pemasaran pada setiap rantai pemasaran
ikan kering di Provinsi Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu di Kelurahan Sumber Jaya (Kota
Bengkulu) dan Kelurahan Koto Jaya (Kabupaten Mukomuko). Dilaksanakan pada tanggal
18 agustus – 18 september 2020. Sampel penelitian ini berjumlah 157 produsen ikan kering
dan 13 lembaga pemasaran yang dipilih menggunakan metode sensus dimana seluruh
responden dijadikan sampel. Data yang digunakan yaitu data sekunder dan data primer.
Analisis data pada penelitian tersebut yaitu analisis deskriptif, metode snowball sampling
untuk menentukan rantai pemasaran. Metode nilai tambah Hayami digunakan untuk
menghitung nilai tambah yang tercipta pada setiap rantai pemasaran ikan kering jenis
kerong, kase dan gleberan melalui proses pengolahan dan pemasaran. Analisis efisiensi
pemasaran dianalisis untuk mengetahui rantai pemasaran yang paling efisien, kemudian
kinerja pemasaran yang dianalisis melalui modifikasi nilai tambah dan efisiensi pemasaran.
Kinerja pemasaran dilakukan untuk mengetahui hasil keputusan atau kriteria yang
diperoleh pada setiap rantai pemasaran ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan di
Provinsi Bengkulu.

Kata Kunci : Rantai Pemasaran, Nilai Tambah, efisiensi pemasaran

(Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian


Universitas Bengkulu)
SUMMARY

ANALYSIS MARKETING CHAIN, VALUE ADDED AND EFFICIENCY OF


MARKETING OF DRIED FISH IN BENGKULU PROVINCE. (Anadiya Pingki, under
the guidance of Prof. Dr. Ir Ketut Sukiyono, M.Ec and Dr. M. Mustopa Romdhon, S.P.,
M.Si).

The objectives of this study: (1) To assess the dry fish marketing chain in Bengkulu
Province, (2) To assess the added value of each dry fish marketing chain in Bengkulu
Province, (3) To assess the marketing efficiency of each dry fish marketing chain in
Bengkulu Province .
This research was conducted in Bengkulu Province in Sumber Jaya Village
(Bengkulu City) and Koto Jaya Village (Mukomuko Regency). Conducted on 18 August -
18 September 2020. The samples of this study were 157 dry fish producers and 13
marketing institutions selected using the census method where all respondents were
sampled. The data used are secondary data and primary data. Data analysis in this research
is descriptive analysis, snowball sampling method to determine the marketing chain. The
Hayami added value method is used to calculate the added value created in each marketing
chain for dried fish types of kerong, kase and gleberan through processing and marketing
processes. Marketing efficiency analysis was analyzed to determine the most efficient
marketing chain, then analysis of added value modification and marketing efficiency was
carried out to determine the results of the decisions or criteria obtained in each marketing
chain for dried fish types of kerong, kase and gleberan in Bengkulu Province.

Keywords: Marketing Chain, Value Added, marketing efficiency

(Agribusiness Study Program, Department of Agricultural Socio-Economics, Faculty of


Agriculture, Bengkulu University)
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Anadiya Pingki, lahir di Kota Curup pada


tanggal 08 Juli 1999. Penulis merupakan anak bungsu dari 5
bersaudara, yang terlahir dari pasangan Bapak Ispikar dan Ibu
Elida. Memiliki saudara laki-laki yang bernama Akbar Edo S dan
Repan Agustian, serta saudari perempuan yang bernama Ade
Dwidayanti dan Rizki Amelia (Alm). Penulis menempuh
pendidikan sekolah TK di Ummatan Wahidah Kabupaten Rejang
Lebong pada tahun 2004-2005, kemudian melanjutkan sekolah dasar (SD) di SDIT Rabbi
Radhiyyah Rejang Lebong pada tahun 2005-2011, selanjutnya sekolah menengah pertama
(SMP) di SMPN 01 Rejang Lebong pada tahun 2011-2014 dan sekolah menengah atas
(SMA) di SMAN 01 Rejang Lebong pada tahun 2014-2017. Pada tahun 2017 penulis
diterima di perguruan tinggi Universitas Bengkulu melalui jalur tes seleksi bersama masuk
perguruan tinggi nasional (SBMPTN) pada program studi Agribisnis Fakultas Pertanian.
Selama menempuh pendidikan di Universitas Bengkulu, penulis pernah mengikuti
kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus pada tingkat Universitas dan Fakultas pada tahun
2017. Penulis juga mengikuti kegiatan yang diadakan oleh HIMASETA (Himpunan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yaitu kegiatan
Friendship (Silhaturahmi antar angkatan dan pihak jurusan), PMO (Pelatihan Manajemen
Organisasi),dan KBS (Kemah Bakti Sosial). Selanjutnya penulis juga pernah mengikuti
BEM Fakultas Pertanian pada tahun 2019, sebagai anggota Dinas Kajian dan Strategi.
Penulis juga pernah menjadi Putri Kampus Provinsi Bengkulu Runner Up 1 pada tahun
2019.
Pada tanggal 22 Juni – 29 Juli 2020, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Kabupaten Rejang Lebong (kediaman masing-masing). Selanjutnya
penulis mengerjakan tugas akhir sebagai mahasiswa atau bisa disebut skripsi dengan judul
“Analisis Rantai Pemasaran, Nilai Tambah dan Efisiensi Pemasaran Ikan Kering Di
Provinsi Bengkulu” pada tahun 2020.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 “Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kau lalui,
yang membuatmu terpanah hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit” (Ali Bin Abi
Thalib)
 “Yang bisa melawan rasa takut hanyalah dirimu sendiri” (Sukiyono, 2020)
 Jangan memberikan ekspetasi yang tinggi terhadap diri bila proses yang kamu lalui
belum sepenuh hati
 Selalu bersyukur atas apa yang kamu miliki, bisa jadi itu suatu hal yang ingin dimiliki
orang lain tanpa kau ketahui
 Jangan pernah iri dengan apa yang orang lain capai, bukankah setiap bunga akan
bermekaran dengan waktu yang berbeda
 Sukses itu bukan hanya pada diri sendiri, tapi disaat kamu bisa bermanfaat bagi orang
lain

PERSEMBAHAN:
Alhamdulilah, sujud syukur kepadamu Ya Allah yang senantiasa memberi segala
rahmat dan karunianya serta kesehatan lahir dan batin sehingga terselesaikan skripsi ini
dengan baik. dengan segala kerendahan hati dan hormatku, kupersembahkan skripsi ini
untuk orang – orang tersayang :

 Kedua orang tuaku papa (Ispikar) dan mama (Elida) yang telah mendidik dan
membimbing, memberi semangat, doa restu dan dukungan disetiap langkah di hidupku
 Abang (Edo & Repan), uni (Ade & Alm. Kiki), kakak ipar (Yudi) yang selalu
mendukung dan mendoakan disetiap langkahku. Serta ponakan ku tersayang (Dira,
Dika dan Keke)
 Guru dan dosen yang telah memberikan ilmu dalam perjalanan hidupku mengenyam
pendidikan
 Sahabat – sahabatku
 Teman - teman Agribisnis
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya tulus dari hati penulis kepada setiap
individu yang telah memberikan ilmu, doa, motivasi serta semangat sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tanpa doa restu kalian sepenuhnya belum
tentu penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :

 Allah SWT berkat rezeki dan Rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar serta selalu diberikan kesehatan lahir dan batin.
 Orang tua ku tersayang papa dan mama yang selalu memberikan doa restu akan segala
langkah dihidupku. Serta uni, abang, ipar, ponakan dan keluargaku semuanya yang
telah mendoakan, memotivasi dan mendukungku.
 Diri sendiri Anadiya Pingki, terimakasih telah kuat, terimakasih telah mampu,
terimakasih bisa membagi waktu antara pendidikan dan bisnis, terimakasih telah
mencoba menjadi versi terbaik dihidupmu, jangan pernah puas atas apa yang telah kau
capai saat ini, kehidupan tak hanya sebatas pendidikan, masih banyak hal yang harus
kau lalui lebih dari ini.
 Dosen pembimbing utama Prof. Dr. Ir. Ketut Sukiyono, M.Ec yang telah membimbing
dari awal masuk kuliah hingga tugas akhir skripsi ini.
 Dosen pembimbing pendamping Dr. M. Mustopa Romdhon, S.P., M.Si yang telah
membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
 Dosen Penguji Ibu Melli Suryanty, S.P., M.Pd., M.P dan Bapak Dr. Indra Cahyadinata,
S.P., M.Si yang telah memberikan kritik serta saran dalam penulisan skripsi ini.
 Seluruh dosen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
yang telah membimbing dan mengajarkan ilmu kepada penulis selama menjadi
mahasiswi di Universitas Bengkulu.
 Seluruh staf dan karyawan Laboratorium serta Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
 Untuk Harry Sabda Ferdian, yang telah bersedia saya repotkan dari semester 2 hingga
saat ini. Terimakasih telah mendukung dan selalu saling mendoakan
 Sahabat-sahabat sekolah ku “Berroku” yang telah mewarnai masa-masa SMA ku
menjadi anak yang tidak mudah menyerah akan segala hal.
 Sahabat-sahabat putri kampusku Ovi, Oliv, Vetty, Mbak Kiki, Yora dan seluruh anak
IPPK 2019 yang telah menjadi bagian dari hidupku.
 Sahabat-sahabatku selama perkuliahan “Walingmi”. Terimakasih telah menjadi teman
yang baik, yang setia mendengar keluh kesah, melewati masa perkuliahan bersama,
semoga kita bisa mencapai kesuksesan yang dicitakan, aminn.
 Tim Ikan Kering, terimakasih berkat bantuan kalian dan kerja sama, kita mampu
menyelesaikan penelitian dengan baik. Terimakasih telah saling menguatkan, saling
membantu memecahkan masalah dan memberikan pengalaman yang luar biasa bisa
keliling Provinsi Bengkulu bersama-sama, kalian orang yang hebat.
 Mbak dan abang Agb 16 yang telah memberikan motivasi, ilmu dan pengalaman
terkait perkuliahan.
 Terimakasih untuk pelanggan online shop ku merahjambushop_ yang telah pengertian
ketika aku menolak pesanan karena mengerjakan tugas kuliah. Terimakasih juga atas
rezeki yang Allah berikan melalui perantara kalian sehingga aku bisa ada penghasilan.
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis mampu menyelesaikan skripsi yang .berjudul “Analisis Rantai Pemasaran, Nilai
Tambah dan Efisiensi Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu”. Penulisan
skripsi tersebut menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan
tinggi jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Bengkulu.
Dalam penulisan skripsi tersebut, penulis mengucapkan terimakasih kepada
pembimbing utama Prof. Dr. Ir. Ketut Sukiyono, M.Ec dan pembimbing pendamping Dr.
M. Mustopa Romdhon, S.P., M.Si. yang telah memberikan solusi, pengetahuan, wawasan,
ilmu dan memberikan semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik.
Penulis. mengetahui masih ada ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini, hal
ini karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan. Penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya untuk para pembaca, dan membutuhkan saran serta masukan untuk
membangun berbagai pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 10 Juni 2021

Anadiya Pingki
NPM. E1D017074

vi
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ ................ ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 5
2.1 Ikan ................................................................................................................... 5
2.2 Pengawetan Ikan .............................................................................................. 6
2.3 Pemasaran ......................................................................................................... 7
2.4 Rantai Pemasaran ............................................................................................. 7
2.5 Marjin Pemasaran ............................................................................................. 9
2.6 Efisiensi Pemasaran.......................................................................................... 9
2.7 Nilai Tambah .................................................................................................... 10
2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 11
2.9 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 15
III. METODE PENELITIAN ........................................................................................ 18
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................ 18
3.2 Metode Penentuan dan Pengambilan Sampel (Responden) ............................. 18
3.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 19
3.4 Metode Analisis Data ....................................................................................... 19
3.5 Definisi Konsep dan Pengukuran Variabel ...................................................... 22
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH ........................................................................ 24
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................................ 24
4.2 Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko ..................................................... 25
4.3 Batas Wilayah .................................................................................................. 27
4.4 Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................................... 27
4.5 Kependudukan Berdasarkan Usia .................................................................... 28
4.6 Kependudukan Berdasarkan Pendidikan .......................................................... 29
4.7 Kependudukan Berdasarkan Pekerjaan ............................................................ 30
4.8 Kependuduk Berdasarkan Agama .................................................................... 30
4.9 Keadaan Wilayah Perairan ............................................................................... 31
4.10 Proses Pengolahan Ikan Kering........................................................................ 31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................. 33
5.1 Usia.................................................................................................................... 33
5.2 Pendidikan ........................................................................................................ 33
5.3 Pengalaman Usaha ........................................................................................... 34
5.4 Jenis Kelamin Responden ................................................................................ 35
vii
5.5 Rantai Pemasaran ............................................................................................. 35
5.6 Rantai Pemasaran I (Produsen Ikan Kering – Konsumen) .............................. 38
5.7 Rantai Pemasaran II (Produsen Ikan Kering – Pengepul – Konsumen) ......... 39
5.8 Rantai Pemasaran III (Produsen Ikan Kering – Pengecer – Konsumen) ........ 40
5.9 Rantai Pemasaran IV (Produsen – Pengepul – Pengecer – Konsumen) .......... 41
5.10 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan ........................ 42
5.11 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Ikan Kerong
di Provinsi Bengkulu .......................................................................................... 42
5.12 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Ikan Kase
di Provinsi Bengkulu .......................................................................................... 45
5.13 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Ikan Gleberan
di Provinsi Bengkulu .......................................................................................... 48
5.14 Nilai Tambah Ikan Kering.................................................................................. 51
5.15 Nilai Tambah Ikan Kering Jenis Kerong............................................................ 52
5.16 Nilai Tambah Ikan Kering Jenis Kase ................................................................ 55
5.17 Nilai Tambah Ikan Kering Jenis Gleberan ......................................................... 59
5.18 Nilai Tambah Rantai Pemasaran ........................................................................ 62
5.19 Efisiensi Pemasaran ............................................................................................ 64
5.20 Kinerja Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu ..................................... 66
5.21 Kinerja Pemasaran Ikan Kerong di Provinsi Bengkulu ................................... 66
5.22 Kinerja Pemasaran Ikan Kase di Provinsi Bengkulu .................................... 67
5.23 Kinerja Pemasaran Ikan Gleberan di Provinsi Bengkulu ................................... 68
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 71
6.1 Kesimpulan......................................................................................................... 71
6.2 Saran ................................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 72
LAMPIRAN..................................................................................................................... 77

viii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Jumlah Populasi Produsen Ikan Kering di Provinsi Bengkulu ........................ 2


Tabel 2. Penelitian Sebelumnya..................................................................................... 12
Tabel 3. Jumlah populasi produsen ikan kering di Provinsi Bengkulu ......................... 18
Tabel 4. Metode Pengukuran nilai tambah Hayami. ..................................................... 20
Tabel 5. Modifikasi Nilai Tambah dan Efisiensi Pemasaran......................................... 21
Tabel 6. Luas Daerah Menurut Kabupaten/kota ............................................................ 24
Tabel 7.Batasan Wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko ......................... 25
Table 8. Daftar Kecamatan/Kelurahan Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko .... 25
Tabel 9. Batas Wilayah Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Koto Jaya ................. 27
Tabel 10.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 28
Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia. ............................................................ 28
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan. .................................... 29
Tabel 13.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan. ............................................ 30
Tabel 14.Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama .......................................................... 31
Tabel 15.Karakteristik Usia Responden ........................................................................ 33
Tabel 16.Karakteristik Pendidikan Formal Responden ................................................. 34
Tabel 17.Karakteristik Pengalaman Usaha Responden ................................................. 34
Tabel 18.Karakteristik Jenis Kelamin Responden ......................................................... 35
Tabel 19. Pelaku Pola Rantai Pemasaran....................................................................... 36
Tabel 20. Biaya pemasaran dan marjin pemasaran ikan kering jenis Kerong ............... 42
Tabel 21. Biaya pemasaran dan marjin pemasaran ikan kering jenis Kase. .................. 46
Tabel 22. Biaya pemasaran dan marjin pemasaran ikan kering jenis Gleberan. ........... 48
Tabel 23. Nilai Tambah Ikan Kerong ............................................................................ 52
Tabel 24. Nilai Tambah Ikan Kase ................................................................................ 56
Tabel 25. Nilai Tambah Ikan Gleberan ......................................................................... 59
Tabel 26. Nilai Tambah Proses Pemasaran ................................................................... 63
Tabel 27. Efisiensi Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu ................................ 64
Tabel 28. Kinerja Pemasaran Ikan Kerong Pada Setiap Rantai Pemasaran ................. 67
Tabel 29. Kinerja Pemasaran Ikan Kase Pada Setiap Rantai Pemasaran ...................... 67
Tabel 30. Kinerja Pemasaran Ikan Gleberan Pada Setiap Rantai Pemasaran ................ 68
Table 31. Kinerja Pemasaran Kategori Excellent Ikan Kering di Provinsi Bengkulu ... 69

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................................... 17


Gambar 2. Rantai Pemasaran di Provinsi Bengkulu ....................................................... 37
Gambar 3. Rantai Pemasaran Pola I ............................................................................... 38
Gambar 4. Rantai Pemasaran Pola II .............................................................................. 39
Gambar 5. Rantai Pemasaran Pola III ............................................................................. 40
Gambar 6. Rantai Pemasaran Pola IV ............................................................................ 41

x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Kuisioner ................................................................................................. 78


Lampiran 1. Identitas Responden ................................................................................ 91
Lampiran 2. Input Kerong ........................................................................................... 95
Lampiran 3. Output Kerong ......................................................................................... 96
Lampiran 4.Tenaga Kerja Kerong ............................................................................... 99
Lampiran 5.Input Kase ................................................................................................ 100
Lampiran 6. Output Kase ............................................................................................. 103
Lampiran 7.Tenaga Kerja Kase ................................................................................... 110
Lampiran 8. Input Gleberan ......................................................................................... 113
Lampiran 9. Output Gleberan ...................................................................................... 115
Lampiran 10. Tenaga Kerja Gleberan.......................................................................... 120
Lampiran 11. Nilai Tambah Ikan Kerong .................................................................... 122
Lampiran 12. Nilai Tambah Ikan Kase ........................................................................ 123
Lampiran 13. Nilai Tambah Ikan Gleberan ................................................................. 124
Lampiran 14. Proses Pemasaran .................................................................................. 125
Lampiran 15. Kegiatan Pemasaran Pengepul .............................................................. 129
Lampiran 16. Kegiatan Pemasaran Pengecer .............................................................. 130
Lampiran 17. Tenaga Kerja Pengepul ......................................................................... 131
Lampiran 18. Tenaga Kerja Pengecer.......................................................................... 133
Lampiran 19. Biaya Pemasaran Pengepul ................................................................... 134
Lampiran 20. Biaya Pemasaran Pengecer.................................................................... 135
Lampiran 21. Marjin Pemasaran .................................................................................. 136
Lampiran 22. Efisiensi Pemasaran............................................................................... 139
Lampiran 23. Nilai Tambah Rantai Pemasaran ........................................................... 140
Lampiran 24. Poto Kegiatan Penelitian ....................................................................... 143

xi
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan .pulau, baik pulau kecil
maupun besar. Kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan meliputi wilayah perairan
dan daratan serta kekayaan yang ada di dalamnya. Indonesia memiliki potensi yang besar
di sektor ekonomi. Potensi ekonomi tersebut sebesar Rp7.200 triliun per tahun (Dahuri,
2015). Wilayah peraian di Indonesia mampu menghasilkan berbagai jenis komoditi ikan.
Ikan (pisces) adalah salah satu komoditi pangan yang memiliki banyak manfaat karena
mengandung protein tinggi. Kelebihan tersebut berperan untuk menjaga daya tahan tubuh
manusia. Selain mempunyai kelebihan, ikan juga mempunyai kekurangan yaitu
menurunnya kualitas apabila tidak diberi perlakuan karena ikan mengandung air yang
tinggi (Warsidi, 2008).
Kandungan air yang terdapat pada ikan dapat merusak kualitas ikan apabila tidak
segera dipasarkan. Kerusakan tersebut dapat menghambat usaha pemasaran. Namun pada
saat ikan mengalami produksi yang melimpah, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menjaga kualitas ikan agar tetap baik sampai ke tangan konsumen ialah dengan cara
pengawetan. Pengawetan dapat menjaga kualitas terhadap ikan namun tidak
menghilangkan kandungannya. Pengawetan pada penelitian tersebut dilakukan dengan cara
penggaraman dan pengeringan. Ikan kering merupakan hasil dari perlakuan tersebut.
Pengawetan mampu menambah ketahanan ikan dalam waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan ikan segar. Salah satu provinsi yang memiliki kekayaan ikan di
Indonesia adalah Provinsi Bengkulu.
Provinsi Bengkulu memiliki lokasi yang strategis dan memiliki dampak positif
dibidang penangkapan ikan. Provinsi Bengkulu mempunyai potensi perairan laut sejumlah
46.145 ton per tahunnya dengan jumlah nelayan 3.756 orang. Pemanfaatan jenis ikan segar
dan ikan kering untuk dikonsumsi serta memenuhi kebutuhan pasar memiliki rata-rata
sebesar 32% (Bank Indonesia, 2013). Jumlah ikan yang dihasilkan tersebut akan diolah
menjadi produk ikan kering, berikut jumlah produsen ikan kering yang ada di Provinsi
Bengkulu :
2

Tabel 1. Jumlah Populasi Produsen Ikan Kering di Provinsi Bengkulu

∑Sampel
No Kabupaten / Kota Kecamatan Kelurahan / Desa
(Orang)
1 Kota Bengkulu Kampung Melayu Sumber Jaya 90
Teluk Sepang 2
Teluk Segara Malabro 12
2 Kabupaten Mukomuko Mukomuko Koto Jaya 67
Ipuh Pasar Ipuh 38
Air Rami Air Rami 39
Teramang Jaya Pasar Bantal 39
Sumber : Survei Penelitian, 2020.
Pada Tabel diatas terlihat perbedaan jumlah populasi produsen ikan kering yang ada di
Provinsi Bengkulu, diketahui jumlah dua kelurahan yang memiliki produsen ikan kering
terbanyak terdapat pada Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Koto Jaya. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua kelurahan tersebut mampu memasarkan hasil produk ikan
kering untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam memenuhi kebutuhan pasar untuk
menyampaikan produk ikan kering agar sampai ke konsumen diperlukannya perantara.
Perantara didalam pemasaran disebut dengan lembaga pemasaran (Hasyim, 2012).
Pada proses pemasaran setiap lembaga yang terlibat akan mengeluarkan biaya. Biaya
tersebut berupa biaya pada proses pengolahan dan pemasaran. Produsen ikan kering di
Provinsi Bengkulu sebagai produsen akan mengolah ikan segar menjadi ikan kering agar
memiliki nilai jual. Ikan segar tersebut berupa ikan jenis kerong (Johnius borneensis), ikan
kase (Thryssa dussumieri) dan gleberan (Opisthopterus tardoore). Ketiga jenis ikan dipilih
karena memiliki jumlah produksi paling banyak diantara jenis ikan lainnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pengolahan ikan kering di Provinsi Bengkulu mampu menciptakan
nilai tambah.
Menurut Aramyan (2006) nilai tambah bisa diukur melalui beberapa metode. Metode
tersebut yaitu Economic Value Added (EVA), Metode Hayami, Activity based Costing
(ABC) dan Life Cycle Analysis. (LCA). Metode yang paling banyak digunakan yaitu
metode Hayami, karena metode tersebut mampu menghitung nilai tambah pada proses
pengolahan dan pemasaran. Beberapa penelitian yang menggunakan metode Hayami yaitu
pada penelitian oleh Sumantri dkk (2018) pada komoditi ikan kering di Kota Bengkulu,
Sundari (2017) pada komoditi ikan lele di Tasikmalaya, dan penelitian Hasanah (2015)
pada komoditi pisang di Kabupaten Kebumen. Oleh karena itu, metode tersebut digunakan
pada komoditi ikan kering di Provinsi Bengkulu yang diteliti. Metode Hayami digunakan
3

pada penelitian ini untuk menghitung nilai tambah ikan pada proses pengolahan. dan
pemasaran. Pada proses pengolahan, nilai tambah terjadi karena adanya perubahan bentuk
dari ikan segar menjadi ikan kering. Pada proses pemasaran, nilai tambah terbentuk karena
adanya biaya pemasaran pada setiap lembaga pemasaran dalam menciptakan bentuk,
waktu, tempat dan hak milik. Lembaga pemasaran akan meningkatkan kualitas ikan kering
yang dipasarkan, hal tersebut akan mengakibatkan adanya perbedaan harga jual di setiap
lembaga pemasaran.
Perbedaan harga jual produk ikan kering dari setiap lembaga pemasaran disebut dengan
marjin pemasaran, rendahnya harga yang diterima oleh produsen ikan kering menjadi salah
satu masalah pada proses pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk mempersingkat rantai
pemasaran dan memperkecil nilai marjin pemasaran. Menurut Sudiyono (2002) marjin
pemasaran bertujuan untuk mengetahui perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan
yang diterima produsen. Perbedaan harga terjadi karena adanya biaya yang dikeluarkan
oleh lembaga pemasaran, karena lembaga pemasaran mampu menciptakan nilai tambah
pada proses pemasaran (Saefudin, 1986). Lembaga pemasaran yang terlibat pada proses
pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu yaitu produsen, pengepul, pengecer dan
konsumen. Lembaga pemasaran akan menjual ikan kering dengan harga yang berbeda,
sehingga perbedaan harga ini dapat mempengaruhi harga yang sampai ketangan konsumen.
Harga yang diterima oleh konsumen akan mempengaruhi tingkat efisiensi suatu rantai
yang dilalui pada pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu. Suatu rantai pemasaran
yang terjadi dapat dikatakan efisien jika dapat menyampaikan produk atau jasa ke
konsumen dengan harga yang rendah (Soekartawi, 1985). Beberapa penelitian sebelumnya
yang mengukur tingkat efisiensi rantai pemasaran ada pada penelitian Pratama (2017) pada
komoditi sapi potong di Kalimantan Timur, Santosa (2020) pada komoditi ikan lele di
Kecamatan Puger dan Permata dkk (2020) pada komoditi kelapa di Kabupaten
Pangandaran.
Atas uraian diskusi tersebut maka perlu dilakukan penelitian terhadap komoditi ikan
kering di Provinsi Bengkulu yang berjudul “Analisis Rantai Pemasaran, Nilai Tambah
dan Efisiensi Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ikan kering di Provinsi Bengkulu dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana rantai pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu?
4

2. Bagaimana nilai tambah pada setiap rantai pemasaran ikan kering di Provinsi
Bengkulu?
3. Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran pada setiap rantai pemasaran ikan kering di
Provinsi Bengkulu?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengkaji rantai pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu.
2. Untuk mengkaji nilai tambah pada setiap rantai pemasaran ikan kering di Provinsi
Bengkulu.
3. Untuk mengkaji efisiensi pemasaran pada setiap rantai pemasaran ikan kering di
Provinsi Bengkulu.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi penulis, menambah sumber ilmu pengetahuan dan menjadi syarat program
sarjana.
2. Bagi produsen ikan kering dan lembaga pemasaran, memberikan informasi terhadap
rantai pemasaran, nilai tambah dan efisiensi rantai pemasaran ikan kering di Provinsi
Bengkulu.
3. Bagi pembaca, menambah informasi mengenai rantai pemasaran, nilai tambah dan
efisiensi pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu.
4. Bagi peneliti selanjutnya menjadi sumber referensi untuk penelitian di bidang yang
sama.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan
Ikan ialah salah satu jenis bahan makanan yang mudah dicerna oleh tubuh manusia.
Ikan memiliki kandungan nilai biologis yang mencapai 90% dan protein tinggi serta asam
amino. Untuk dapat memanfaatkan ikan dengan baik, perlu dikenali karakteristik yang
dimiliki oleh ikan. Misal pada struktur tubuh ikan, berat, perbandingan ukuran tubuh ikan,
protein, lemak, sifat fisik, vitamin dan senyawa lain yang dikandung oleh ikan (Adawyah,
2008).
Ikan segar adalah ikan yang baru diperoleh serta belum melalui tahap pengawetan
dan penyimpanan. Selain itu ikan dikatakan segar ketika masih memiliki mutu asli sebelum
terjadi perubahan secara buatan atau alami. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan yang
dilelehkan dari pembekuan dengan sempurna termasuk ikan segar, karena memenuhi
kriteria bermutu sebagaimana ikan yang baru ditangkap (Purnomo, 2002). Tidak hanya
ikan segar, ikan juga dikonsumsi menjadi makanan olahan, salah satunya produk ikan
kering.
Ikan kering merupakan salah satu jenis makanan olahan ikan yang banyak
dikonsumsi oleh penduduk di Indonesia. Ikan kering memiliki rasa yang renyah dan mudah
diperoleh. Ikan kering merupakan ikan yang telah diawetkan karena memiliki kualitas yang
sudah memburuk. Pengawetan harus dilakukan agar dapat mempertahankan kualitas ikan.
Ikan yang diawetkan merupakan salah satu strategi dari industri perikanan. Sekitar 65%
produk bahan makanan ikan kering diawetkan dengan cara penggaraman. Garam yang
diberikan akan memberikan rasa asin pada ikan kering asin. Nilai kesukaan pada ikan
kering asin dapat diukur dengan konsentrasi garam yang diberikan pada ikan dan waktu
tertentu. Untuk lama perendaman terkecil yaitu 4 jam dan terbesar 8 jam (Tahitu, 2014).
Selain keuntungan yang dimiliki oleh ikan, ikan juga mempunyai beberapa
kelemahan ketika dimakan berlebihan. Karena ikan adalah jenis makanan yang mudah
rusak. Penanganan dan perawatan yang tepat dapat dilakukan untuk mempertahankan
kualitas (Warsidi, 2008). Hal tersebut terjadi karena ikan mengandung kadar air yang besar
sehingga dengan cepat rusak dan terurai. Selama 8 jam ikan akan menghasilkan perubahan
yang akan menyebabkan kerusakan atau pembusukan (Adawyah, 2008).
6

2.2 Pengawetan Ikan


Pengawetan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang daya
tahan simpan ikan. Beberapa jenis pengawetan yang dapat dilakukan pada ikan yaitu :
1. Pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan pada ikan untuk memperpanjang
umur simpan ikan. Pembekuan mengubah kandungan cairan pada tubuh ikan menjadi
es. Ikan akan membeku pada saat berada di suhu -0,6oC sampai -2oC. Proses
pembekuan yang terjadi bermula dari air bebas (free water), selanjutnya oleh air terikat
(bound water). Pembekuan juga dapat didefinisikan sebagai menyimpan bahan pangan
dalam keadaan beku. Untuk menghambat reaksi enzimatis dan reaksi kimia penyebab
kerusakan dan kebusukan (Jayanti et al., 2012).
2. Pengalengan adalah bentuk pengolahan dan cara pengawetan ikan yang modern.
Pengalengan tersebut dikemas secara hermatik dan disterilkan. Suatu bahan pangan
yang akan diawetkan akan diletakkan pada suatu wadah, seperti gelas, kaleng atau
alumunium. Hermatik merupakan pengemasan yang dilakukan dengan sangat rapat,
sehingga akan menjaga kadar udara yang ada didalamnya. Tidak hanya udara,
penutupan yang rapat tersebut akan melindungi dari air, kerusakan oksidasi dan
citarawa (Adawyah, 2008).
3. Pengasapan adalah salah satu metode untuk mempertahankan daya tahan produk
pangan yang mengandung protein tinggi. Produk makanan tersebut contohnya ikan,
keju dan daging. Proses pengasapan mampu memberikan daya awet yang tinggi. Serta
memiliki rasa dan aroma yang khas. Adanya kandungan antimikrobial dan antioksidan
mampu memberikan daya awet pada asap cair (Leroi dan Joffraud 2000; Rorvik 2000).
4. Pengeringan merupakan salah satu jenis pengawetan yang menggunakan bahan kimia.
Proses pengeringan diperlukan tidak hanya pada pengawetan tapi sebagai cara yang
diperlukan sebelum bahan diolah lebih lanjut. Dikeringkannya suatu bahan langsung di
bawah sinar matahari merupakan proses pengeringan secara tradisional. Proses tersebut
memerlukan waktu yang lumayan lama. Lokasi yang lapang diperlukan karena bahan
yang dijemur harus ditebarkan dan tidak menumpuk. Cuaca sangat mempengaruhi
proses pengeringan tersebut (Murti, 2010). Pengeringan ikan tanpa digarami (tawar)
atau menggunakan garam adalah metode pengawetan ikan yang paling mudah
dilakukan serta biaya yang kecil dibandingkan yang lainnya. Pengeringan memiliki
pengertian yaitu suatu cara untuk menghilangkan air pada suatu bahan, hingga kadar
air menjadi aman dari kerusakan mikrobiologi (Herudiyanto, 2008).
7

5. Penggaraman adalah proses pengawetan ikan menggunakan garam dan pengeringan,


yang terdiri dari beberapa langkah yaitu :
1. Persiapan alat untuk melakukan pengolahan seperti pisau, baskom, waring, air dan
garam.
2. Pemilihan ikan berdasarkan ukuran, jenis dan kesegarannya.
3. Pembelahan ikan untuk membersihkan bagian dalam pada ikan, kemudian ikan
dicuci bersih menggunakan air.
4. Penggaraman ikan dilakukan didalam ember yang didalamnya sudah ada air,
kemudian ditaburkan garam.
5. Pencucian ikan setelah proses penggaraman selesai. Ikan dicuci dengan air bersih
kemudian tiriskan menggunakan keranjang.
6. Ikan yang telah melalui tahap diatas selanjutnya dijemur. Penjemuran dilakukan di
bawah sinar matahari langsung. Penjemuran tidak ditempat yang terkotori oleh
debu atau sampah. Agar ikan tidak terkontaminasi dengan kotoran. Ikan setiap 2
jam dibalik, agar kering merata. Lama pengeringan tergantung pada keadaan cuaca
(Djarijah, 1995).
2.3 Pemasaran
Pemasaran memiliki definisi yaitu suatu proses penyaluran barang yang terjadi
didalam suatu pasar. Pada proses pemasaran, barang akan mengalir dari produsen hingga
ke konsumen terakhir. Pemasaran yang telah terjadi melalui guna bentuk dalam proses
mengolah suatu produk. Untuk guna tempat yaitu adanya proses pada pengangkutan atau
perubahan tempat. Terakhir yaitu guna waktu dengan melewati proses penyimpanan
(Sudiyono, 2002).
Pemasaran merupakan kegiatan memindahkan suatu produk atau jasa dari produsen
ke konsumen akhir. Ada beberapa hal yang menjadi titik catatan dalam pemasaran. Hal
yang pertama yaitu suatu kegiatan jasa, suatu fungsi pada kegiatan pemasaran. Fungsi
tersebut memiliki tujuan untuk mengubah produk berdasarkan bentuk, tempat, waktu dan
kepemilikan. Hal kedua yaitu produsen. Produsen yang menjual produk itu sendiri. Hal
terakhir yang ketiga yaitu konsumen. Suatu pemasaran memiliki tujuan akhir untuk
menyampaikan produk ke konsumen (Anindita, 2004).
2.4 Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran memiliki makna yaitu suatu rangkaian proses menyalurkan barang.
Rantai pemasaran melibatkan lembaga-lembaga pemasaran. Barang disalurkan dari
8

produsen hingga ke konsumen, dimana sepanjang rantai terjadi penambahan nilai suatu
produk (Kotler, 2014).
Perekonomian yang sudah maju, produsen tidak menjual produk atau jasanya
langsung ke konsumen. Produsen melibatkan beberapa pedagang besar ataupun kecil
dalam proses penyaluran produk atau jasa. Lembaga pemasaran yang terlibat mempunyai
hak untuk menjual lagi produk ke konsumen. Mereka dikenal dengan pedagang perantara
(Radiosunu, 2001).
Lembaga pemasaran akan memenuhi keperluan dan keinginan konsumen dengan cara
melakukan fungsi suatu pemasaran dengan maksimal. Konsumen akan memberikan nilai
timbal balik untuk lembaga pemasaran melalui besar kecilnya nilai marjin pemasaran.
Timbal balik yang akan diperoleh oleh lembaga pemasaran adalah marjin suatu pemasaran.
Lembaga pemasaran tersebut sudah digolongkan berdasarkan penguasaan terhadap
komoditi yang akan dijual (Kamaludddin, 2008).
Produk dari produsen akan sampai ke pasar dibantu oleh perantara pemasaran.
Gabungan beberapa perantara pemasaran disebut dengan lembaga pemasaran. Dapat
diketahui bahwa rantai pemasaran merupakan beberapa pihak yang memiliki keterikatan
dari yang satu dan yang lainnya. Untuk menyediakan suatu produk atau jasa dalam
memenuhi keinginan konsumen (Kotler, 2012). Jenis-jenis rantai pemasaran terbagi
menjadi 5 untuk barang yang dikonsumsi, yaitu :
a. Produsen – Konsumen
Pola rantai pemasaran ini merupakan pola terpendek, yang hanya melibatkan dua
lembaga pemasaran yaitu produsen dan konsumen.
b. Produsen – Pengecer – Konsumen
Pola diatas menyalurkan produk atau jasa melibatkan tiga lembaga pemasaran.
Produsen akan menyalurkan ke pengecer, kemudian pengecer menyampaikan kepada
konsumen.
c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Pola ini melibatkan empat lembaga pemasaran, produk atau jasa dari produsen akan
disalurkan ke pedagang besar, kemudian menyalurkan ke pengecer, hingga terakhir
pengecer menyampaikan ke konsumen.
d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Pola tersebut sama dengan pola diatas, melibatkan empat lembaga pemasaran.
Produsen menyalurkan ke agen, agen menyalurkan ke pengecer dan terakhir disalurkan
ke konsumen.
9

e. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen


Pola tersebut merupakan pola yang panjang, karena melibatkan lima lembaga
pemasaran. Produsen menyalurkan ke agen, kemudian pedagang besar, lalu pengecer
dan terakhir konsumen.
2.5 Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah suatu perbedaan pada harga yang dibayarkan oleh
konsumen. Perbedaan harga yang diterima konsumen berbeda dengan harga yang diterima
oleh produsen. Komponen yang menyebabkan perbedaan harga ini ialah biaya. Biaya
tersebut digunakan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang menjalankan fungsinya
(Sudiyono, 2002).
Menurut Hasyim (1994) marjin pemasaran adalah perbedaan pada harga dari
berbagai tingkatan dalam pemasaran. Marjin pemasaran pada bidang pertanian dapat
dimaksudkan dengan tingkatan harga yang diperoleh oleh produsen akan berbeda dengan
harga yang diberikan oleh konsumen atau pedagang serta pengecer.
2.6 Efisiensi Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terjadi baik secara sosial maupun
manajerial. Perorangan atau kelompok akan memperoleh terhadap apa yang sedang mereka
cari serta butuhkan. Melalui cara menciptakan suatu produk yang memiliki nilai oleh pihak
yang lainnya (Kotler, 2000).
Suatu pemasaran akan dianggap efisien jika telah menyampaikan suatu produk ke
konsumen dengan harga yang murah atau rendah. Serta sama rata dalam memberikan
bagian kepada pihak yang terlibat didalam pemasaran. Sama rata dari semua harga yang
diberikan dari konsumen (Mubyarto, 2002).
Efisiensi pemasaran adalah ratio antara input dan output dalam proses pemasaran.
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada lembaga pemasaran merupakan input, sedangkan
output merupakan kepuasan yang diberikan oleh konsumen. Memperkecil biaya input dan
tidak mengurangi kepuasan konsumen mampu menaikkan tingkat efisiensi. Apabila
memperkecil input dapat mengurangi kepuasan konsumen, berarti efisiensi menurun
(Soekartawi 1985). Pemasaran yang efisien menurut Mubyarto (1989) harus memenuhi
dua ketentuan yaitu:
a. Mampu menghantarkan hasil dari tangan produsen ke konsumen dengan biaya yang
rendah.
b. Mampu memberikan pembagian yang sama rata oleh setiap pihak yang termasuk
kedalam proses pemasaran, dari setiap harga yang diberikan oleh konsumen.
10

2.7 Nilai Tambah


Nilai tambah adalah adanya perubahan yang terjadi pada produk karena melalui tahap
pengangkutan, pengolahan, serta penyimpanan pada suatu proses produksi yang terjadi.
Rantai pemasaran adalah suatu sistem pada agribisnis yang memberikan hubungan antara
produsen dengan konsumen. Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi harus
memberikan keuntungan kepada produsen yang ada pada proses produksi. Serta harus
melengkapi kebutuhan dan keinginan pada konsumen akhir (Heriansyah, 2004).
Suatu aktivitas dikatakan memiliki nilai tambah bila memenuhi beberapa keadaan
yaitu suatu kegiatan yang menciptakan suatu perubahan, perubahan yang telah terjadi tidak
mampu dicapai pada kegiatan yang sebelumnya, karena adanya aktivitas tersebut
memungkinkan untuk melakukan suatu kegiatan yang lain. Diketahui suatu biaya yang
bernilai tambah merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan yang
bernilai dengan efisien (Nafarin, 2007).
Menurut Aramyan (2006), ada beberapa cara yang bisa digunakan dalam pengukuran
kinerja manajemen rantai pemasaran. Metode tersebut yaitu Economic Value Added
(EVA), metode Hayami, Activity Based Costing (ABC) dan Life Cycle Analysis (LCA)
1. Life Cycle Analysis (LCA)
Life Cycle Assessment dikenal juga sebagai Life Cycle Analysis. LCA
merupakan suatu penyelidikan dan evaluasi terhadap dampak lingkungan pada produk
atau jasa. Penyelidikan atau evaluasi tersebut terjadi karena keberadaan produk atau
jasa itu sendiri. Melalui LCA suatu dampak lingkungan dapat dihitung dari awal proses
pengambilan bahan baku hingga proses untuk menciptakan suatu produk. Hingga
terakhir sampai menjadi suatu limbah (Curran, 1996). Menurut Tapia (2008) Life cycle
Analysis dapat digunakan untuk mengetahui suatu dampak yang terjadi pada suatu
produk maupun fungsi yang diharapkan pada produk.
2. Economic Value Added. (EVA)
Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu cara untuk menghitung
nilai tambah. Metode ini menghitung nilai tambah yang diberikan manajemen kepada
pemilik saham pada tahun tertentu. EVA akan menghitung nilai tambah dengan
mengurangkan biaya pada modal yang telah digunakan (Brigham, 2001).
3. Metode Hayami
Metode Hayami ialah nilai tambah yang menyatukan nilai tambah untuk proses
mengolah dan memasarkan suatu produk. Metode Hayami lebih baik digunakan karena
dapat digunakan pada rantai pemasaran. pada rantai pemasaran, proses menyalurkan
11

produk akan menciptakan nilai tambah. Metode ini dapat mengetahui nilai tambah,
nilai keluaran dan produktifitas pada produksi. Metode tersebut juga dapat mengetahui
pula timbal balik pada setiap yang memiliki faktor produksi (seperti modal, tenaga
kerja, dan keuntungan perusahaan) (Hayami et al., 1987).
4. Activity based Costing
Activity Based Costing merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghitung nilai tambah yang memperhatikan biaya suatu kegiatan atau aktivitas.
Sistem biaya yang ditentukan tergantung dengan aktivitas yang dilakukan. Biaya
aktivitas merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan karena adanya suatu aktivitas pada
suatu perusahaan (Abdullah, 2012).
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah salah satu penelitian yang sebelumnya pernah diteliti
oleh para peneliti lain. Penelitian terdahulu tersebut menjadi salah satu acuan untuk
melaksanakan penelitian. Peneliti memaparkan penelitian sebelumnya untuk menjadi
referensi. Penelitian terdahulu diperlukan sebagai pembanding dengan penelitian yang
diteliti dan memiliki keterkaitan. Penelitian sebelumnya dapat memberikan gambaran
untuk penelitian yang dilaksanakan. Peneliti mencantumkan hasil dari penelitian
sebelumnya yang telah terpublikasi melalui jurnal, tesis dan lainnya. Adapun penelitian
yang memiliki keterikatan dengan penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
12

Tabel 2. Penelitian Sebelumnya


No Penulis Komoditi Metode Hasil
1 Sumantri dkk (2018) Ikan kering 1. Metode nilai tambah Rantai pemasaran utama ikan kering terdiri dari empat rantai
Hayami pemasaran utama, yaitu:
2. Marjin pemasaran 1. Produsen ke konsumen di Kota Bengkulu.
3. Efisiensi pemasaran 2. Produsen ke pedagang pengumpul dan ke konsumen
3. Produsen ke pedagang pengepul, ke pengecer dan konsumen.
4. Produsen ke pedagang pengepul, ke pedagang antar kota dan
ke konsumen luar kota.
Marjin pemasaran tertinggi terdapat pada rantai pemasaran 1
diikuti oleh rantai pemasaran 2 dan 3.
2 Sundari (2017) Ikan 1. Analisis deskriptif Nilai tambah yang diperoleh produk abon ikan sebagai berikut :
2. Metode nilai tambah 1. Abon ikan jenis lele memperoleh rasio nilai tambah yaitu
Hayami. 25,53 %, nilai tambah Rp14.295,00, atau memiliki niai
sebesar 0,35.
2. Abon ikan jenis patin memiliki Rasio nilai tambah sebesar
29,04 %, nilai tambah Rp18.295,00. Atau memiliki nilai
sebesar 0,35.
3 Nurhayati (2016) Ayam 1. Metode LCA Nilai tambah hijau Metode Hayami pada rantai pasok setiap
2. Nilai tambah hijau peternak, dan pengolahan sebesar Rp65.837.800 ; Rp 10.034.500;
diukur dengan metode dan Rp 30.608.600.
Hayami 1. Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh 20.000 ekor ayam
ras adalah berupa eutrifikasi (58.400 M2UES), asidifikasi
(17.100 M2UES).
2. Pelaku rantai pasok menimbulkan suatu pengaruh berupa
nilai asidifikasi sebesar (12.400 M2UES), eutrofikasi (42.200
M2UES)
3. Tingkatan pengolahan adalah eutrifikasi (25.000 M2UES),
asidifikasi (7 410 M2UES)
13

Lanjutan Tabel 2.

No Penulis Komoditi Metode Hasil


4 Herdianti (2018) Tepung 1. Metode studi kasus 1. Biaya untuk satu produksi sebesar Rp3.007.536,22
Tapioka (case study) pemasukan Rp4.200.000 , pendapatan Rp1.192.463,78 dan
2. Nilai tambah yang nilai R/C tepung tapioka sebesar 1,39 yang berarti
digunakan metode pendapatan Rp 0,39 berarti usaha untung.
Hayami (1987) 2. Besarnya nilai tambah untuk tepung tapioka Rp662. Nilai
pada produk ini adalah nilai tambah pada proses mengolah
satu kg ubi kayu.
5 Permata dkk (2020) Kelapa 1. Snowball sampling Pemasaran keripik memperoleh dua rantai pemasaran yaitu agen,
2. Efisiensi pemasaran pedagang dan pengecer. Biaya pada rantai pemasaran satu
sebesar Rp2.250,00/kg. Pada rantai pemasaran kedua
Rp550,75/kg dan pengecer Rp1.023,648/kg. nilai marjin
pemasaran paling tinggi terdapat pada rantai I selanjutnya diikuti
oleh rantai pemasaran II dan III. Pemasaran keripik kelapa
dikategorikan efisien.
6 Pratama (2017) Sapi 1. Analisis deskriptif Terdapat empat tipe pemasaran. Pemasaran langsung tipe I,
2. Marjin pemasaran pemasaran perantara pemasaran tipe II dan III dan pemasaran
3. Efisiensi pemasaran berjangka panjang untuk jenis pemasaran IV. Hasil perhitungan
efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa setiap jenis pemasaran
sapi potong pada ternak “Tirto Sari” dinilai efisien, berkisar 0 -
33%. Perhitungan marjin pemasaran jenis pemasaran yang paling
efisien adalah pemasaran tipe I yang menunjukkan nilai marjin
pemasaran terendah , diikuti tipe II, tipe III dan tipe IV.
7 Muhammad (2018) Beras 1. Rantai pemasaran Terdapat dua rantai pemasaran. Rantai pemasaran 1 (petani-
menggunakan pengepul tingkat desa - pengepul besar – pengecer - konsumen)
Snowball Sampling dan rantai 2 (pengepul tingkat petani – desa - konsumen). Hasil
2. Efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa pasar di wilayah studi cenderung monopoli
karena tidak ada satupun pelaku yang mengendalikan konsumen,
harga, produk, dan transaksi. Rantai pemasaran efisien.
14

Lanjutan Tabel 2.

No Penulis Komoditi Metode Hasil

8 Indraswari (2015) Belimbing 1. Analisis datda Hasil ada tiga rantai pemasaran pemasaran. Pola satu
deskriptif memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp14.000. Pola dua
2. Marjin pemasaran diperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 4.000. Untuk Pola tiga
3. Farmer share dengan marjin nol dan bagi hasil 100% dan persentase efisiensi
4. Efisiensi pemasaran berdasarkan biaya dan keuntungan diperoleh nol persen.
9 Hasanah dkk (2015) Pisang 1. Analisis deskriptif Ukuran pisang tidak mempengaruhi nilai tambah. Agroindustri
2. Metode nilai tambah pengusaha sale pisang dapat memperoleh nilai tambah lebih
Hayami tinggi dari pada produsen sale. Sale pisang yang dibeli mampu
3. Analisis regresi dan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi daripada membuat
OLS sendiri. Faktpr-faktor yang mempengaruhi adalah jumlah modal,
bahan baku dan teknik pembuatan sale.
10 Okpara (2019) Kopi 1. Analisis Marjin Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pemasaran pada
Pemasaran transportasi sekitar 51%. Marjin pemasaran rata-rata untuk
2. Analisis Efisiensi pemasar adalah 22,88%, sedangkan efisiensi pemasaran adalah
Pemasaran 5.77%. Enam variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi pemasaran responden yaitu jenis kelamin,
pengalaman pemasaran, tingkat pendidikan, ukuran rumah
tangga, serikat pekerja keanggotaan dan usia responden.
11 Santosa (2020) Lele 1. Analisis marjin Hasil penelitian terdapat 3 pola rantai pemasaran ikan lele
pemasaran dumbo. Pemasaran paling efisien terdapat pada rantai pemasaran
2. Efisiensi pemasaran satu dengan nilai marjin sebesar Rp3000 /kg dan nilai Farmer’s
3. Farmer share share yaitu 82,86%. Pemasaran ikan lele termasuk efisien, karena
nilai efisiensi pemasaran pada rantai pemasaran 1, rantai
pemasaran 2, serta rantai pemasaran 3 memperoleh nilai farmer’s
share < 50%.
15

Penelitian terdahulu diatas memiliki berbagai macam jenis komoditi dan metode
yang digunakan. Berdasarkan 11 penelitian yang sudah dijabarkan, penelitian tersebut
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada metode yang digunakan
dalam menentukan rantai pemasaran, nilai tambah, marjin pemasaran dan efisiensi
pemasaran. Rantai pemasaran ditentukan melalui teknik snowball sampling, marjin
pemasaran diukur melalui rumus marjin pemasaran. Penentuan rantai pemasaran yang
paling efisien dianalisis menggunakan rumus efisiensi pemasaran menurut Soekartawi
(2002). Pengukuran nilai tambah menggunakan metode Hayami. Metode tersebut banyak
digunakan oleh peneliti sebelumnya karena mampu menghitung nilai tambah pada proses
pengolahan dan pemasaran pada setiap rantai pemasaran. Pada penelitian tersebut juga
menggunakan metode Hayami, karena untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah pada
proses pengolahan dan pemasaran terhadap ikan kering di Provinsi Bengkulu.
Perbedaan pada penelitian tersebut terletak pada jenis komoditi yang diteliti. Pada
penelitian sebelumnya jenis komoditi yang diteliti yaitu sapi, beras, jagung, pisang, bebek,
belimbing dan kelapa. Komoditi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu ikan kering, karena
ikan kering adalah salah satu potensi perairan yang dimiliki oleh Provinsi Bengkulu. Ikan
kering juga merupakan salah satu penghasilan bagi masyarakat sekitar pesisir. Komoditi
ikan kering tersebut sama dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sumantri dkk
(2018). Namun, perbedaan terletak pada lokasi penelitian. Penelitian ini di Provinsi
Bengkulu, sedangkan penelitian sebelumnya di Kota Bengkulu. Pada penelitian Nurhayati
(2006), perbedaan juga terletak pada alat analisis yang digunakan untuk pengukuran nilai
tambah menggunakan metode LCA dan metode Hayami. Metode LCA tersebut untuk
mengukur dampak aspek lingkungan pada agroindustri ayam ras pedaging. Metode
Hayami digunakan pada pengukuran nilai tambah hijau dengan pertimbangan bahwa
dampak suatu lingkungan sebagai salah satu faktor biaya. Adanya perbedaan inilah,
mampu menciptakan keunikan pada penelitian tersebut untuk dilaksanakan.
2.9 Kerangka Pemikiran
Ikan segar merupakan ikan yang belum diolah sama sekali. Ikan tersebut masih
dalam keadaan segar dari tangan nelayan. Ikan memiliki kelemahan yaitu mudah
membusuk. Proses pengawetan mampu menambah umur simpan pada ikan. Ikan segar
yang diolah menjadi ikan kering mampu menghasilkan nilai tambah.
Nilai tambah yang dialami pada ikan yaitu karena adanya proses pengolahan.
Pengolahan tersebut berupa perubahan dari ikan segar menjadi ikan kering. Tidak hanya
pada proses pengolahan, nilai tambah juga akan terjadi karena adanya proses pemasaran.
16

Biaya tersebut dapat dihitung menggunakan analisis nilai tambah metode Hayami seperti
yang digunakan oleh peneliti Sumantri dkk (2018) pada komoditi ikan kering di Kota
Bengkulu, Sundari (2017) pada komoditi ikan lele di Tasikmalaya dan Hasanah (2015)
pada komoditi pisang di Kabupaten Kebumen. Setelah melalui proses pengolahan menjadi
ikan kering, produk tersebut akan dipasarkan.
Ikan kering dipasarkan dari tangan produsen (produsen ikan kering) hingga
ketangan konsumen. Pemasaran ini akan mengkaitkan beberapa lembaga pemasaran
sehingga terbentuk suatu rantai pemasaran. Rantai pemasaran melibatkan beberapa pihak
lembaga yang meliputi produsen, agen, pedagang, pengecer dan konsumen akhir (Kotler,
2012).
Lembaga pemasaran produsen akan menyalurkan produk ikan kering kepada
lembaga lain yang terlibat pada rantai pemasaran yang dilalui. Pada proses penyaluran
barang tersebut setiap lembaga akan memberikan harga yang berbeda-beda. Perbedaan
harga terjadi karena adanya proses pemasaran yang mengeluarkan biaya untuk
menciptakan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan hak milik (Hasyim, 2012). Biaya
pemasaran tersebut dikeluarkan karena dibutuhkan pada saat memasarkan produk antar
lembaga, untuk sampai ke konsumen. Biaya pemasaran yang dikeluarkan mampu
menciptakan nilai tambah pada kegiatan pemasaran pada setiap lembaga yang terlibat.
Nilai tambah inilah yang dimaksud dengan nilai tambah pada proses pemasaran.
Perbedaan harga yang terjadi pada lembaga terkait disebut dengan marjin
pemasaran. Perbedaan harga pada setiap lembaga akan mempengaruhi harga yang sampai
ke konsumen. Perbedaan harga kemudian diukur melalui rumus efisiensi pemasaran
menurut Soekartawi (2002), rantai pemasaran dinyatakan efisien apabila memiliki nilai
efisiensi pemasaran <50%, dan tidak efisien apabila nilai efisiensi pemasaran ≥50%. Untuk
mengetahui kinerja pemasaran pada produk ikan kering dilakukan pengukuran kinerja
pemasaran melalui analisis modifikasi antara nilai tambah dan efisiensi pemasaran yang
memiliki krieria pengambilan keputusan yaitu poor, sufficient, deficient dan excellent.
17

Ikan Segar

Ikan Kering

Rantai Pemasaran

Lembaga Pemasaran

Nilai Tambah Marjin Pemasaran

Metode Hayami Efisiensi Rantai Pemasaran


pemasaranPemasaran
EP < 50% EP ≥ 50%
Tabel Kinerja Pemasaran
Efisien Tidak Efisien
EP
≥50% <50%
NT

<0 Poor Sufficient

≥0 Deficient Excellent

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :
: Garis Hubungan
NT : Nilai Tambah
EP : Efisiensi Pemasaran
18

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penentuan lokasi pada penelitian tersebut menggunakan teknik cluster sampling.
Cluster sampling adalah teknik sampling daerah yang digunakan pada penentuan suatu
sampel apabila obyek yang akan diteliti dalam jumlah besar misalnya pada suatu negara,
provinsi atau kabupaten (Sugiyono, 2013).
Penelitian tersebut dilakukan di Provinsi Bengkulu. Selanjutnya, daerah penelitian
ditentukan dengan cara cluster sampling berdasarkan sentra yang memproduksi ikan kering
yang dibagi menjadi beberapa klaster. Klaster Kota Bengkulu terdapat di Kecamatan
Kampung Melayu pada Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Teluk Sepang. Serta
Kecamatan Teluk Segara di Kelurahan Malabero. Klaster Kabupaten Mukomuko pada
Kecamatan Ipuh (Desa Pasar Ipuh), Kecamatan Mukomuko (Kelurahan Koto Jaya),
Kecamatan Air Rami (Desa Air Rami), dan Kecamatan Teramang Jaya (Desa Pasar
Bantal). Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu Kelurahan Koto Jaya dan Kelurahan
Sumber Jaya, karena memiliki jumlah produsen ikan kering paling banyak diantara klaster
yang lain.
3.2 Metode Penentuan dan Pengambilan Sampel (Responden)
Penentuan sampel pada penelitian ikan kering di Provinsi Bengkulu ini dilakukan
dengan cara sampling jenuh atau dikenal dengan istilah sensus. Sensus merupakan metode
penentuan sampel yang seluruh populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2002).
Pada penelitian tersebut sampel dipilih secara sensus, yang telah dilakukan pada survei
awal berdasarkan jumlah populasi terbanyak. Lokasi penelitian berdasarkan klaster terbagi
menjadi dua klaster. Untuk Kabupaten Mukomuko populasi terbanyak ada pada Kelurahan
Koto Jaya dan Kota Bengkulu di Kelurahan Sumber Jaya. Pada survei awal telah diketahui
jumlah populasi untuk penelitian ikan kering di Provinsi Bengkulu, yaitu :
Tabel 3. Jumlah populasi produsen ikan kering di Provinsi Bengkulu

No Kabupaten / Kota Kecamatan Kelurahan / Desa ∑Sampel


(Orang)
1 Kota Bengkulu Kampung Melayu Sumber Jaya 90
Teluk Sepang 2
Teluk Segara Malabero 12
2 Kabupaten Mukomuko Mukomuko Koto Jaya 67
Ipuh Pasar Ipuh 38
Air Rami Air Rami 39
Teramang Jaya Pasar Bantal 39
Sumber : Survei awal penelitian, 2020.
19

Berdasarkan jumlah populasi produsen ikan kering di Provinsi Bengkulu pada


survei awal, yang dijadikan sampel yaitu jumlah populasi paling banyak yang terdapat
pada Kelurahan Koto Jaya 67 orang dan Kelurahan Sumber Jaya 90 orang. Total sampel
yang akan diambil berjumlah 157 orang dengan metode sensus yaitu seluruh sampel
dijadikan responden.
Metode snowball sampling digunakan untuk menentukan lembaga-lembaga
pemasaran. Metode bola salju adalah suatu cara menentukan sampel yang awalnya kecil
semakin lama menjadi besar, mengibaratkan sebagai bola salju yang digelindingkan
(Sugiyono, 2013). Pada teknik snowball sampling peneliti akan mencari informasi terkait
lembaga pemasaran yang ada di Provinsi Bengkulu. Pada survei awal diketahui terdapat 16
lembaga pemasaran. Kelurahan Sumber Jaya berjumlah 13 lembaga pemasaran dan
Kelurahan Koto Jaya 3 lembaga pemasaran.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data di penelitian ini yaitu terdiri pada data sekunder dan data
primer.
1. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang terpecaya atau
bersangkutan dengan penelitian. Data yang digunakan biasanya dari web, buku, jurnal
dan lainnya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan sudah
diolah pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi (Sudaryono, 2014).
2. Data primer merupakan data yang didapatkan dengan cara turun kelapangan. Data
primer diperoleh dari responden atau orang yang bersangkutan dengan penelitian
secara terstruktur dengan responden yang ditentukan. Pengumpulan data tersebut bisa
melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode
data kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif untuk menentukan rantai pemasaran
pada produk ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan. Metode kuantitatif untuk analisis
marjin pemasaran, marjin keuntungan, efisiensi pemasaran dan nilai tambah produk ikan
kering menggunakan metode Hayami.
1. Menghitung marjin pemasaran, menggunakan data harga pada tingkat produsen dan
harga di tingkat lembaga pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu. Perhitungan
marjin pemasaran dilakukan pada setiap lembaga pemasaran. Rumus yang digunakan
yaitu (Kohl, 2002) :
20

Diketahui : : Marjin pemasaran pada tingkat i


: Harga jual pasar pada tingkat i
: Harga beli pasar pada tingkat i
2. Marjin keuntungan merupakan keuntungan yang diperoleh pada setiap lembaga
pemasaran. Marjin kauntungan dihitung dengan jumlah biaya pada setiap lembaga
pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu. Dirumuskan sebagai berikut (Kohl,
2002):

Diketahui : : Keuntungan lembaga pemasaran di tingkat ke i


: Biaya lembaga pemasaran di tingkat i
: Harga jual pasar pada tingkat i
: Harga beli pasar pada tingkat i
3. Nilai Tambah Hayami
Nilai tambah Hayami ialah metode menghitung nilai tambah pada proses
pengolahan dan pemasaran. Metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Metode Pengukuran nilai tambah Hayami.
No Variabel Satuan Notasi
1 Output, Input, Harga
Output. Kg A
Bahan baku. Kg B.
Tenaga kerja. HOK C.
Faktor konversi. D = A/B.
Koefisien tenaga kerja HOK/Kg E = C/B.
Harga output Rp/Kg F.
Upah tenaga kerja Rp/HOK G.
2 Penerimaan dan keuntungan
Harga bahan baku Rp/Kg H
Harga input lainnya Rp/Kg I
Nilai output Rp/Kg J = DxF
Nilai tambah Rp/Kg K=J–I–H
Rasio nilai tambah % L = K/J x 100%
Pendapatan tenaga kerja Rp/Kg M=ExG
Pangsa tenaga kerja % N = M/K x 100%
Keuntungan Rp/Kg O=K–M
Tingkat keuntungan % P = O/J x 100%
3 Balas jasa pemiliki faktor produksi
Marjin Rp/Kg Q=J–H
a. Pendapatan tenaga kerja % R% = M/Qx100%
b. Sumbangan input lain % S% = I/Qx100%
c. Keuntungan % T% = O/Qx100%
Sumber : Hayami (1987).
21

Kriteria pengambilan keputusan :


1. Nilai Tambah (NT) ≥0 berarti produk ikan kering memberikan nilai tambah positif.
2. Nilai Tambah (NT) <0 berarti produk ikan kering memberikan nilai tambah negatif.
4. Efisiensi Pemasaran
Menurut Soekartawi (2002), rumus yang dapat digunakan untuk menghitung
efisiensi pemasaran pada setiap rantai pemasaran yaitu :

Keterangan : EP = Tingkat efisiensi pemasaran (%)


Be = Biaya pemasaran (Rp)
He = Harga beli konsumen (Rp)
Kriteria pengambilan keputusan :
1. EP < 50% = Efisien
2. EP ≥ 50% = Tidak Efisien
5. Kinerja Pemasaran
Kinerja pemasaran pada suatu produk dapat diketahui melalui modifikasi antara
nilai tambah dan efisiensi pemasaran. Modifikasi tersebut dilakukan pada setiap rantai
pemasaran yang terjadi pada suatu produk untuk memperoleh suatu kriteria keputusan.
Tabel krtiteria keputusan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Modifikasi Nilai Tambah dan Efisiensi Pemasaran

EP
≥ 50% <50%
NT

<0 Poor Sufficient

≥0 Deficient Excellent

Kriteria pengambilan keputusan :


1. Poor apabila ikan kering tidak memiliki nilai tambah (NT<0) dan saluran
pemasaran tidak efisien (EP≥50%).
2. Sufficient apabila ikan kering tidak memiliki nilai tambah (NT<0) dan saluran
pemasaran yang dilalui efisien (EP<50%).
22

3. Deficient apabila ikan kering memiliki nilai tambah (NT≥0) dan saluran pemasaran
yang dilalui tidak efisien (EP≥50%).
4. Excellent apabila ikan kering memiliki nilai tambah (NT≥0) dan saluran pemasaran
yang dilalui efisien (EP<0).
3.5 Definisi Konsep dan Pengukuran Variabel
Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas terhadap yang diteliti, maka adanya
definisi konsep dan pengukuran sebagai berikut :
1. Ikan kering merupakan ikan segar yang telah melalui tahap pengolahan. Pengolahan
tersebut berupa proses pengawetan dengan cara pengeringan dan penggaraman, agar
ikan dapat bertahan lebih lama. Spesies ikan kering pada penelitian tersebut terbagi
menjadi tiga jenis ikan yaitu ikan kering jenis kerong (Johnius borneensis), ikan kase
(Thryssa dussumieri) dan ikan gleberan (Opisthopterus tardoore) (Kg).
2. Pemasaran merupakan proses pengaliran suatu produk ikan kering yang terbagi
menjadi tiga jenis yaitu ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan yang dipasarkan
oleh produsen agar sampai ke tangan konsumen akhir.
3. Rantai pemasaran adalah rantai yang terbentuk akibat adanya proses pemasaran yang
dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terbagi menjadi empat pola rantai pemasaran.
4. Lembaga pemasaran adalah lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran ikan kering.
Lembaga pemasaran tersebut yaitu produsen, pengepul, pengecer dan konsumen.
5. Marjin pemasaran adalah perbedaan harga jual ikan kering yang terjadi pada setiap
lembaga pemasaran produsen, pengepul, pengecer dan konsumen (Rp/Kg).
6. Marjin keuntungan adalah keuntungan yang diterima oleh lembaga pemasaran yang
menjual ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan (Rp/Kg).
7. Harga jual ikan kering pada tingkat produsen ikan kering adalah harga jual yang
diterima oleh produsen pada setiap proses penjualan (Rp/Kg).
8. Harga beli lembaga pemasaran adalah harga beli ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan yang dibayarkan kepada lembaga pada proses pemasaran (Rp/Kg).
9. Harga jual lembaga pemasaran adalah harga jual ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan yang diterima oleh setiap lembaga pemasaran dalam proses penjualan
(Rp/Kg).
10. Nilai tambah pada proses pengolahan ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan
adalah nilai tambah yang tercipta karena adanya perubahan bentuk dari ikan segar
menjadi ikan kering (Rp/Kg).
23

11. Biaya pemasaran merupakan biaya transportasi, plastik, karung, tali dan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran pada kegiatan pemasaran ikan kering jenis
kerong, kase dan gleberan.
12. Efisiensi pemasaran adalah nilai antara biaya pemasaran dan harga jual oleh lembaga
pemasaran pada setiap rantai pemasaran yang dilalui (%).
13. Kinerja pemasaran pada produk ikan kering akan dianalisis melalui modifikasi nilai
tambah dan efisiensi pemasaran yang dikategorikan pada kriteria keputusan poor,
sufficient, deficient dan excellent.
24

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian


Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang terletak dibagian barat
pegunungan Bukit Barisan, yang memiliki luas 1.991.993 hektar. Provinsi Bengkulu
terletak pada garis lintang 2°16´ - 3°31’ LS dan garis bujur 101°1´ -103°41’ BT. Provinsi
Bengkulu berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat
2. Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Lampung
3. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
4. Sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.
Provinsi Bengkulu langsung berbatasan dengan Samudra Indonesia dengan garis pantai
kurang lebih 525 kilometer. Memiliki bagian timur dengan dataran tinggi yang subur,
bagian barat dataran rendah dan dari utara ke selatan daerah bergelombang.
Provinsi Bengkulu memiliki 10 kabupaten/kota 7 diantaranya memiliki wilayah pesisir
yaitu kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Tengah, Seluma, Kota Bengkulu,
Bengkulu Selatan dan Kaur. Berikut luas Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.
Tabel 6. Luas Daerah Menurut Kabupaten/kota

No Kabupaten/kota Luas Darat (km2) Luas Laut (km2)


1 Bengkulu Selatan 1.186,10 307.7
2 Rejang Lebong 1.639,98 0.0
3 Bengkulu Utara 4.324,60 1.495,93
4 Kaur 2.369,05 606.0
5 Seluma 2.400,44 422.7
6 Mukomuko 4.036,70 862.2
7 Lebong 1.921,82 0.0
8 Kepahiang 665,00 0.0
9 Bengkulu Tengah 1.223,94 387.6
10 Kota Bengkulu 151,70 622,27
Total 19.919,33 12,335.2
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu Dalam Angka, 2020.
Berdasarkan luas wilayah Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu, wilayah
darat paling luas terdapat pada Kabupaten Bengkulu Utara dan paling kecil Kabupaten
Kepahiang. Diketahui tujuh dari sepuluh Kabupten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu
memiliki wilayah perairan. Wilayah perairan tersebut mampu memberikan nilai ekonomi
terhadap hasil laut. Kabupaten/kota yang dipilih sebagai lokasi penelitian yaitu pada Kota
Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko.
25

4.2 Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko


Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko merupakan Kabupaten/Kota yang terletak
di Provinsi Bengkulu. Kedua Kabupaten/Kota tersebut memiliki potensi yang baik di
bidang penangkapan ikan, karena terletak di wilayah pesisir. Adapun batasan wilayah dari
kedua Kabupaten/Kota tersebut yaitu :
Tabel 7.Batasan Wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko

No Batas Wilayah Kota Bengkulu Kabupaten Mukomuko


1 Sebelah Utara Kabupaten Bengkulu Utara Kecamatan Air Manjunto
2 Sebelah Selatan Kabupaten Seluma Kecamatan Air Dikit
3 Sebelah Barat Samudra Hindia Kecamatan Teras Terunjam
4 Sebelah Timur Kabupaten Bengkulu Tengah Samudera Indonesia
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu Dalam Angka, 2020.
Berdasarkan batasan wilayah diketahui batasan wilayah pada Kota Bengkulu dan
Kabupaten Mukomuko. Kota Bengkulu bagian Selatan berbatasan dengan Bengkulu Utara,
sebelah Selatan dengan Kabupaten Seluma, sebelah Barat dengan Samudra Hindia dan
Timur dengan Kabupaten Bengkulu Tengah. Untuk Kabupaten Mukomuko bagian Utara
berbatasan dengan kecamatan Air Manjunto, bagian Selatan dengan Kecamatan Air Dikit,
bagian Barat dengan Kecamatan Teras Terunjam dan Bagian Timur dengan Samudra
Indonesia.
Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko terdiri dari beberapa Kecamatan dan
Kelurahan. Daftar nama Kecamatan dan Kelurahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Table 8. Daftar Kecamatan/Kelurahan Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko

Kota Bengkulu Kabupaten Mukomuko


No
Kecamatan Kelurahan Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Gading Cempaka Permai, Lingkar V Koto  Lalang Luas, Lubuk Cabau,
Cempaka Barat, Lingkar Timur, Pondok Panjang
Padang Nangka, Timur  Pondok Tengah, Rasno
Indah, Jembatan Kecil,  Sungai Lintang, Sungai Rengas,
Jalan Gedang, Padang Talang Petai,
Harapan, Panorama,  Talang Sakti dan Talang
Dusun Besar dan Sido Sepakat
Mulyo
2 Kampung Kandang Mas, Muara Dua, Teras Karang Jaya,
Melayu Padang Serai, Sumber Terunjam Mekar Jaya,
Jaya, Teluk Sepang dan Pondok Kopi,
Kandang Setia Budi,
Talang Kuning,
Teras Terunjam,
Terutung dan
Tunggal Jaya
26

Lanjutan Tabel. 8

Kota Bengkulu Kabupaten Mukomuko


No
Kecamatan Kelurahan Kecamatan Kelurahan
3 Muara Bentiring Permai, Air Dikit Dusun Baru, V Koto,
Bangka Hulu Beringin Raya, Rawa Pondok Lunangdan
Makmur, Sari Bulan
Kandang Limun,
Pematang Gubernur
Bentiring
4 Ratu Agung Kebun Beler, Kebun Penarik Bukit Makmur, Bumi Mulya,
Kenanga, Lubuk Mukti, Maju Makmur,
Lempuing, Marga Mukti, Marga Mulya
Sawah Lebar Baru, Sakti, Mekar Mulya, Penarik,
Nusa Indah, Sendang Mulya, Sidodadi,
Tanah Patah, Sido Mulyo.
Kebun Tebeng dan
Sawah Lebar
5 Ratu Samban Belakang Pondok, Pondok Air Berau, Air Bikuk,
Kebun Dahri, Suguh Air Hitam,
Penggantungan, Bumi Mekar Jaya,
Anggut Atas, Karya Mulya,
Anggut Dalam, Lubuk Bento,
Kebun Geran dan Pondok Kandang,
Anggut Bawah, Pondok Suguh,
Penurunan dan Padang Sinar Laut,
Jati Teluk Bakung dan
Tunggang
6 Selebar Pagar Dewa Pekan Selagan Aur Cina,
Sabtu Raya Lubuk Bangko,
Betungan Lubuk Sahung,
Bumi Ayu Pondok Baru,
Sukarami Sungai Gading,
Sumur Dewa Sungai Ipuh
7 Sungai Serut Kampung Kota Koto Jaya
Kelawi/Klawi Mukomuko
Pasar Bengkulu
Semarang
Suka Merindu
Tanjung Agung
Tanjung Jaya
8 Teluk Kampung Teramang
Kelawi/Klawi Jaya,
Pasar Bengkulu XIV Koto,
Semarang Lubuk
Suka Merindu Pinang,
Surabaya Sungai
Tanjung Agung Rumbai
9 Singaran Pati Dusun Besar
Jembatan Kecil
Lingkar Timur
Padang Nangka
Panorama
Timur Indah
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu Dalam Angka, 2020.
27

Berdasarkan daftar kecamatan diketahui pada lokasi penelitian di Kota Bengkulu


terletak pada Kecamatan Kampung Melayu Kelurahan Sumber Jaya, sedangkan di
Kabupaten Mukomuko terletak pada Kecamatan Mukomuko Kelurahan Koto Jaya. Dua
Kelurahan tersebut memiliki potensi yang baik di bidang pengolahan ikan kering. Keadaan
daerah dua kelurahan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
4.3 Batas Wilayah
Kelurahan sumber jaya adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan
Kampung Melayu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Kelurahan ini terletak sekitar 20
km dari pusat Kota Bengkulu. Jarak Kelurahan Sumber Jaya ke Kecamatan sekitar 1,5 Km.
Kecamatan Mukomuko memiliki luas 227,00 km2 atau 5,62 persen dari luas Kabupaten
Mukomuko. Kelurahan tersebut berbatasan dengan wilayah yang ada disekitarnya dan
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Batas Wilayah Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Koto Jaya

No Batas Wilayah Kel. Sumber Jaya Kel. Koto Jaya


1 Sebelah Utara Kel. Kandang Mas Kel. Pasar Mukomuko
2 Sebelah Selatan Kel. Padang Seri Kel. Air Dikit
3 Sebelah Barat Kel. Betungan Samudra Hindia
4 Sebelah Timur Samudra Indonesia Kel. Sungai Selagan
Sumber : Profil Kelurahan, 2020.
Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Koto Jaya berbatasan dengan kelurahan
yang ada di Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko lainnya. Kelurahan Sumber Jaya
merupakan dataran rendah dan dikelilingi oleh laut dengan luas wilayah sekitar 6,80 km2 .
Kelurahan Sumber Jaya terletak sekitar 20 km dari pusat Kota Bengkulu. Kelurahan Koto
Jaya memiliki luas wilayah yaitu 11,4 km2, jarak kelurahan tersebut menuju ke pusat kota
yaitu mencapai 3 km.
4.4 Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelurahan Sumber Jaya memiliki penduduk yang berjumlah 8864 jiwa yang terdiri
dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan, sedangkan Kelurahan Koto Jaya berjumlah
2513 penduduk. Keterangan jumlah penduduk di Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan
Koto Jaya tersebut berdasarkan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dapat dilihat pada
Tabel 10.
28

Tabel 10.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kel. Sumber Jaya Kel. Koto Jaya


No Jenis kelamin (%) (%)
(Jiwa) (Jiwa)
1 Perempuan 4279 48 1271 51
2 Laki-laki 4585 52 1242 49
Total 8864 100 2513 100
Sumber : Profil Kelurahan, 2020.
Berdasarkan jenis kelamin, diketahui penduduk di kedua kelurahan terdiri dari jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Pada Kelurahan Sumber Jaya jumlah penduduk jenis
kelamin perempuan yaitu 4279 jiwa (48%) dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 4585 jiwa
(52%). Untuk Kelurahan Koto Jaya jumlah penduduk jenis kelamin perempuan yaitu 1271
jiwa (51%) dan jenis kelamin laki-laki 1242 jiwa (49%). Jumlah dari kedua kelurahan
tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan
Sumber Jaya lebih dominan laki-laki, sedangkan Kelurahan Sumber Jaya perempuan.
4.5 Kependudukan Berdasarkan Usia
Kelurahan Sumber Jaya dan Koto Jaya berdasarkan usia terdiri dari 16 kategori,
mulai dari usia 0 tahun sampai dengan lebih dari >75 tahun. Jumlah penduduk di kedua
kelurahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia.

Usia Kel. Sumber Jaya Kel. Koto Jaya


No (%) (%)
(Tahun) (Jiwa) (Jiwa)
1 0-4 641 7 231 9
2 5-9 927 10 307 12
3 10-14 925 10 239 10
4 15-20 874 10 220 9
5 21-24 740 8 219 9
6 25-29 688 8 207 8
7 30-34 746 8 220 9
8 35-39 762 9 180 7
9 40-44 719 8 187 7
10 45-49 550 6 145 6
11 50-54 463 5 134 5
12 55-59 332 4 87 3
13 60-64 203 2 60 2
14 65-69 119 1 37 1
15 70-74 66 1 15 1
16 >75 89 1 26 1
Total 8864 100 2513 100
Sumber : Profil Kelurahan, 2020.
29

Berdasarkan usia diketahui jumlah penduduk berdasarkan usia dalam tahun terbagi
menjadi 16 kategori, mulai dari usia 0 tahun sampai dengan >75 tahun. Kelurahan Sumber
Jaya memiliki jumlah penduudk terbanyak yaitu pada usia 5-9 tahun dengan jumlah 927
jiwa (10%), sedangkan yang paling sedikit pada usia 70-74 yaitu 66 jiwa (1%). Kelurahan
Koto Jaya jumlah penduduk terbanyak terdapat pada usia 5-9 tahun yaitu 307 jiwa (12%),
dan yang paling sedikit yaitu pada usia 70-74 dengan jumlah 15 jiwa (1%). Jumlah
penduduk berdasarkan usia yang dimiliki oleh Kelurahan Sumber Jaya dan Koto Jaya
memiliki kesamaan, yaitu jumlah terbanyak pada usia 5-9 tahun dan sedikit pada usia70-74
tahun.
4.6 Kependudukan Berdasarkan Pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Sumber Jaya dan
Kelurahan Koto Jaya terbagi menjadi tujuh kategori. Kategori tersebut mulai dari belum
sekolah sampai dengan tingkat pendidikan tamat perguruan tinggi (Strata I,II dan III).
Jumlah tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tingkat Kelurahan Sumber Kelurahan Koto


No % %
Pendidikan Jaya (Jiwa) Jaya (Jiwa)
1 Belum Sekolah 2848 32.1 565 22.5
2 Tidak tamat SD 1054 12.0 337 13.4
3 Tamat SD 1539 17.9 451 17.9
4 Tamat SMP 1324 14.9 362 14.4
5 Tamat SMA 1737 19.6 539 21.4
6 Tamat Diploma
76 0.9 55 2.2
I,II dan III
8 Perguruan
216 2.4 198 7.9
Tinggi S1
9 Perguruan
15 0.2 6 0.2
Tinggi S2
10 Perguruan 1 0.1 0 0.0
Tinggi S3
Total 8864 100 8864 100
Sumber : Profil Kelurahan, 2020.
Berdasarkan tingkat pendidikan diketahui jumlah penduduk dari Kelurahan Sumber
Jaya dan Kelurahan Koto Jaya terbagi menjadi sepuluh kategori pendidikan. Pada
Kelurahan Sumber Jaya jumlah penduduk tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan tamat
SMA yaitu 1737 jiwa (19.6%) setelah jumlah penduduk yang belum sekolah dengan
jumlah 2848 jiwa (32.1%). Kelurahan Koto Jaya terdapat pada tingkat tamat SMA 539
30

jiwa (21.4%) setelah yang belum sekolah yaitu 565 jiwa (22.5%). Jumlah penduduk
terendah di Kelurahan Sumber Jaya dan Koto Jaya terdapat pada tingkat pendidikan tamat
perguruan tinggi strata (I, II dan III) di Kelurahan Sumber Jaya terdapat pada strata III
yaitu hanya 1 jiwa, sedangkan Kelurahan Koto Jaya 0 jiwa.
4.7 Kependudukan Berdasarkan Pekerjaan
Jumlah penduduk di Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Koto Jaya berdasarkan
jenis pekerjaan terbagi menjadi beberapa jenis pekerjaan. Jenis tersebut mulai dari petani,
pedagang, nelayan, PNS, POLRI, buruh, peternak, supir hingga belum memiliki pekerjaan.
Jumlah penduduk tersebut dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan.

Kel. Sumber Kel. Koto


No Jenis Pekerjaan Jaya % Jaya %
(Jiwa) (Jiwa)
1 Belum Bekerja 3191 36.0 608 24.2
2 Aparatur Pejabat Negara 138 1.6 120 4.8
3 Tenaga Pengajar 14 0.2 12 0.5
4 Wiraswasta 1523 17.2 416 16.6
5 Pertanian dan Peternakan 253 2.9 39 1.6
6 Nelayan 755 8.5 239 9.5
7 Agama dan Kepercayaan 1 0.0 0 0.0
8 Pelajar dan Mahasiswa 1123 12.7 588 23.4
9 Tenaga Kesehatan 10 0.1 10 0.4
10 Pensiunan 12 0.1 16 1.0
11 Pekerja Lainnya 1844 20.8 456 18.1
Total 8864 100 2513 100
Sumber : Profil Kelurahan, 2020.
Berdasarkan jenis pekerjaan diketahui jumlah penduduk di Kelurahan Sumber Jaya
pada jenis pekerjaan setelah yang belum bekerja yaitu pekerjaan lainnya dengan jumlah
penduduk 1844 jiwa (20.8%) dan wirswasta 1523 jiwa (17.2%). Kelurahan Koto Jaya
paling banyak yaitu pada jenis pekerjaan pelajar 588 jiwa (23.4%) dan nelayan yaitu 239
jiwa (9.5%) setelah yang belum memiliki pekerjaan.
4.8 Kependuduk Berdasarkan Agama
Jumlah penduduk berdasarkan kepercayaan pada Kelurahan Sumber Jaya dan
Kelurahan Koto Jaya terbagi menjadi 6 kepercayaan. Agama tersebut yaitu islam, kristen,
hindu, budha, katholik dan konghucu. Untuk mengetahui jumlah penduduk yang memiliki
kepercayaan agama tersebut yaitu dapat dilihat pada Tabel 14 sebagai berikut.
31

Tabel 14.Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Kel. Sumber Jaya % Kel. Koto Jaya %


1 Islam 8366 94.4 2503 99.6
2 Kristen 429 4.8 9 0.4
3 Katholik 48 0.5 1 0.0
4 Hindu 3 0.0 0 0.0
5 Budha 18 0.2 0 0.0
6 Konghucu 0 0.0 0 0.0
Total 8864 100 2513 100
Sumber : Profil Kelurahan, 2020.
Berdasarkan Tabel diketahui jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sumber Jaya
dan Kabupaten Koto Jaya berdasarkan jenis kepercayaan atau agama. Kepercayaan
tersebut terbagi menjadi agama islam, Kristen, katholik, hindu, budha dan konghucu.
Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan agama di Kelurahan Sumber Jaya dan Koto Jaya
memiliki kesamaan yaitu terdapat pada kepercayaan agama islam. Dapat diketahui bahwa
penduduk di kedua kelurahan tersebut lebih dominan beragama islam, sedangkan
penduduk paling sedikit di Kelurahan Sumber Jaya setelah agama konghucu yang 0 jiwa
yaitu agama hindu, dengan jumlah 3 jiwa. Untuk Kelurahan Koto Jaya jumlah penduduk
paling sedikit setelah kepercayaan yang memiliki 0 jiwa yaitu agama katholik yang hanya
1 jiwa.
4.9 Keadaan Wilayah Perairan
Keadaan wilayah perairan merupakan suatu keadaan yang harus diperhatikan .
Kelurahan Sumber Jaya dan Koto Jaya memiliki keadaan perairan yang baik, hal ini
terbukti pada data survai yang menunjukkan bahwa jumlah produsen terbanyak di Provinsi
Bengkulu terdapat pada kedua kelurahan tersebut. Kelurahan Sumber Jaya memiliki
kekayaan perairan yang baik, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk sekitar
yaitu sebagai produsen ikan kering. Tidak hanya produsen ikan kering, di Kelurahan
Sumber Jaya masyarakat sekitar juga berdagang untuk memasarkan produk agar sampai
ketangan konsumen.
Kelurahan Koto Jaya memiliki keadaan perairan yang baik pula, masyarakat di
Kelurahan tersebut memiliki sebagian besar usaha sebagai produsen ikan kering. Ikan
kering di Kelurahan Koto Jaya mendapatkan input dari para nelayan di kelurahan tersebut.
4.10 Proses Pengolahan Ikan Kering
Proses pengolahan ikan kering di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui beberapa
tahap. Tahap tersebut mulai dari pembersihan bahan baku ikan kering hingga proses
pengeringan menjadi ikan kering. Proses tersebut dilakukan oleh para produsen yang ada
di Provinsi Bengkulu. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
32

1. Pembersihan merupakan tahap awal yang dilakukan dengan cara mencuci ikan segar
yang langsung dari tangan nelayan. Pembersihan tersebut dilakukan untuk
membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh ikan segar.
2. Pembelahan merupakan proses yang bertujuan untuk membersihkan bagian kotoran
yang ada pada tubuh ikan. Kotoran tersebut berupa isi perut ikan yang tidak dibutuhkan
dalam proses pengolahan yang dibuang hingga bersih.
3. Pencucian merupakan porses yang dilakukan setelah melalui proses pembelahan.
Proses tersebut dilakukan untuk membersihkan tubuh ikan kembali agar tidak ada
kotoran yang menempel.
4. Penggaraman merupakan proses yang dilakukan pada ikan yang sudah dicuci bersih.
Garam tersebut ditaburi pada tubuh ikan secara merata hingga seluruhnya terkena
garam.
5. Penjemuran merupakan proses terakhir yang dilakukan pada pengolahan ikan kering.
Tahap penjemuran tersebut dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada
tubuh ikan . Ikan tersebut dijemur secara langsung di bawah sinar matahari setelah
melalui tahap-tahap pengolahan lainnya. Penjemuran tersebut dilakukan 2 sampai
dengan 3 hari, hingga ikan kering dalam keadaan benar-benar kering.
33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
suatu usaha. Usia berdampak kepada fisik seseorang, orang yang memiliki usia lebih tua
tentunya memiliki fisik yang lebih lemah dibandingkan usia lebih muda. Usia produktif
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu 15-60 tahun. Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh data usia dari responden sebagai berikut :
Tabel 15.Karakteristik Usia Responden

Karakteristik Usia Rata-rata


No Orang Persen (%)
(Tahun) (Tahun)
1 19-39 72 42
2 40-60 94 54 42,19
3 61-81 7 4
Total 173 100
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Pada hasil Tabel 14 menunjukkan karakteristik usia responden produsen ikan
kering dan responden yang menjalankan proses pemasaran (pengepul, pedagang dan
pengecer) terbagi menjadi tiga kategori usia. Responden memiliki rata-rata usia yaitu 42
tahun yang berjumlah 94 orang (54%) usia tersebut merupakan usia produktif seseorang
dalam melakukan suatu pekerjaan. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat menurut Badan
Pusat Statistika (2018) yang menyatakan bahwa usia produktif seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan adalah usia 15 sampai dengan 64 tahun. Pada usia tersebut seseorang
memiliki kemampuan berkerja lebih maksimal dan semangat yang tinggi untuk melakukan
suatu usaha karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Usia produktif juga akan
membuat seseorang berhati-hati sebelum melakukan sesuatu pada suatu usaha.
5.2 Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi pola pikir dan kinerja
pada seseorang. Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan lebih tinggi dan lama
akan menunjukkan tingkat pengetahuan dan pemahamannya lebih baik dalam melakukan
suatu pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
34

Tabel 16.Karakteristik Pendidikan Formal Responden

Karakteristik Pendidikan Formal Persen Rata-rata


No Orang
(Tahun) (%) (Tahun)
1 Tidak Sekolah 2 1
2 SD 73 42
3 SMP 72 42 8,07
4 SMA 25 14
5 S1 1 1
Total 173 100
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Hasil pada Tabel 15 diketahui tingkat pendidikan formal responden memiliki
variasi. Variasi tersebut dari tingkat yang tidak sekolah, SD, SMP, SMA sampai dengan
perguruan tinggi S1. Rata-rata pendidikan responden yaitu 8 tahun, terdapat pada tingkat
pendidikan SMP yaitu sebanyak 72 orang (42%). Dari hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan responden produsen ikan kering dan para pelaku
lembaga pemasaran dikategorikan masih rendah. Menurut Risqina (2011) pendidikan akan
mempengaruhi pola pikir seseorang dalam mengambil keputusan, pengatur manajemen
serta mengelola suatu usaha. Pendidikan yang tinggi dapat membantu seseorang dalam
mengembangkan suatu usaha menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Tingkat
pendidikan tersebut masih tergolong rendah karena dipengaruhi oleh keterbatasan ekonomi
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
5.3 Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan pada suatu
usaha. Pengalaman usaha tersebut dapat diukur melalui berapa lama responden dalam
menjalankan usahanya. Semakin lama seseorang menjalankan suatu usaha maka akan
semakin banyak pula pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman yang dimilikinya
tersebut akan menjadi sebuah keterampilan dan pengetahuan dalam menjalankan suatu
usaha. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 17.Karakteristik Pengalaman Usaha Responden

Karakteristik Pengalaman Usaha Persen Rata-rata


No Orang
(Tahun) (%) (Tahun)
1 1-15 110 64
2 16-30 57 33 13,5
3 31-45 6 3
Total 173 100
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Hasil Tabel 16 diketahui pengalaman usaha responden produsen ikan kering dan
lembaga pada proses pemasaran di Provinsi Bengkulu yaitu berkisar 1 sampai dengan 45
tahun. Rata-rata pengalaman usaha yaitu 13,5 tahun, yang berada pada rentang 1 sampai
35

dengan 15 tahun dengan jumlah 110 orang atau sebesar 64%. Dari hasil penelitian
berdasarkan pengalaman usaha, responden memiliki pengalaman yang cukup baik dalam
mengolah usahanya. Dengan pengalaman usaha yang tergolong cukup lama, diharapkan
para responden mampu mengatasi setiap masalah yang hadir dalam pengolahan usahanya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Handoko (2000) yang menyatakan bahwa
pengalaman usaha merupakan faktor yang akan memberikan pengaruh terhadap
kemampuan seseorang dalam menjalankan suatu usaha.
5.4 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin pada hasil penelitian tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 18.Karakteristik Jenis Kelamin Responden

No Karakteristik Jenis Kelamin Orang Persen (%)


1 Perempuan 136 79
2 Laki-laki 37 21
Total 173 100
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Pada hasil Tabel 17 diketahui jenis kelamin responden yang berjenis kelamin
perempuan yaitu terdapat 136 orang atau sebesar 79%. Jumlah tersebut lebih besar
dibandingkan dengan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki yang hanya
berjumlah 37 orang atau 21%. Hal tersebut terjadi, karena pada pengolahan ikan kering
dominan dilakukan oleh para ibu rumah tangga, karena pekerjaan tersebut tidak terlalu
berat dan dibantu dengan tenaga kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Sayogyo (1983) yang menyatakan bahwa ibu rumah tangga yang melakukan
pekerjaan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan membantu suami.
Sedangkan responden yang berperan menjalankan proses pemasaran meliputi pengepul,
pedagang dan pengecer dominan dilakukan oleh laki-laki.
5.5 Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran merupakan suatu proses yang dilalui lembaga pemasaran untuk
menyalurkan suatu produk dari produsen hingga konsumen. Rantai pemasaran pada
penelitian ikan kering di Provinsi Bengkulu terdapat empat pola rantai pemasaran. Rantai
pemasaran paling pendek terdapat pada pola rantai pemasaran I yaitu dari produsen ikan
kering langsung ke konsumen. Pola rantai pemasaran yang paling panjang terdapat pada
pola IV yaitu dari produsen ikan kering kemudian pengepul, lalu ke pengecer dan terakhir
pengecer menyampaikan ke konsumen akhir. Menurut Kotler (2012) rantai pemasaran
36

akan melibatkan beberapa pihak lembaga pemasaran yang meliputi produsen, agen,
pedagang, pengecer dan konsumen akhir. Pelaku pola rantai pemasaran ikan kering di
Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Pelaku Pola Rantai Pemasaran

No Keterangan Pelaku (Jiwa) Persen (%)


1 Pola I 43 14
2 Pola II 157 52
3 Pola III 72 24
4 Pola IV 30 10
Total 302 100
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Pada Tabel 18 diketahui jumlah pelaku pemasaran ikan kering di Provinsi
Bengkulu pada pola rantai pemasaran I, II, III dan IV. Pada rantai pemasaran pola I
diketahui jumlah pelaku atau produsen ikan kering yang menggunakan pola tersebut
terdapat 43 responden. Pola I merupakan pola yang paling pendek, produk ikan kering
jenis kerong, kase dan gleberan langsung disalurkan dari produsen ke konsumen akhir.
Menurut Hanafiah (2006) mengemukakan bahwa panjang pendeknya suatu rantai
pemasaran dipengaruhi oleh perantara pemasaran yang terlibat dari produsen hingga
konsumen. Pada rantai pemasaran pola II jumlah pelaku pemasaran yaitu 157 orang atau
seluruh dari jumlah produsen ikan kering. Hal ini terjadi karena produsen ikan kering dapat
menyalurkan produk ikan kering kepada pengepul dalam jumlah yang lebih besar. Selain
menyalurkan ke pengepul, produsen juga menyalurkan ke konsumen yang langsung datang
kelokasi. Namun tidak dalam jumlah yang besar, pola tersebut merupakan rantai
pemasaran pola I.
Pada rantai pemasaran pola III diketahui jumlah pelaku pemasaran yaitu 72 orang.
Rantai pemasaran tersebut melibatkan lembaga pemasaran produsen ikan kering, pengecer
dan konsumen akhir. Produsen ikan kering selain menyalurkan ke konsumen dan pengepul,
produsen juga menyalurkan ke pengecer untuk disalurkan ke konsumen akhir. Pola IV
merupakan rantai pemasaran yang paling panjang, karena melibatkan lembaga pemasaran
produsen ikan kering, pengepul, pengecer dan konsumen akhir. Jumlah pelaku pemasaran
pada pola tersebut yaitu 30 orang. Pola rantai pemasaran produk ikan kering jenis kerong,
kase dan gleberan dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut.
37

Produsen

100%
11,5% 57% 31%
Konsumen Pengepul Pengecer

28% 72%

Konsumen Pengecer

100%

Konsumen

Gambar 2. Rantai Pemasaran di Provinsi Bengkulu


Keterangan :
: Garis Hubungan
38

5.6 Rantai Pemasaran I (Produsen Ikan Kering – Konsumen)

Produsen Ikan Kering

Konsumen

Gambar 3. Rantai Pemasaran Pola I


Keterangan :
: Garis Hubungan
Rantai pemasaran pola I merupakan rantai pemasaran yang paling pendek, karena
hanya melibatkan dua lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran tersebut yaitu produsen
ikan kering dan konsumen akhir. Nilai lembaga pemasaran yang menggunakan pola
tersebut dalam melakukan proses pemasaran produk ikan kering yaitu sebesar 14% atau 43
pelaku. Lemabga tersebut memasarkan produk ikan kering sebesar 11,5% dari total yang
diberikan produsen. Produsen ikan kering merupakan lembaga pemasaran yang melakukan
perubahan bentuk pada proses pengolahan untuk menciptakan nilai tambah. Nilai tambah
tersebut berupa perubahan ikan segar menjadi produk olahan ikan kering. Ikan kering
tersebut terbagi menjadi tiga jenis yaitu ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan.
Setelah menjadi ikan kering produk tersebut langsung dipasarkan oleh produsen ikan
kering ke konsumen akhir untuk dikonsumsi. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sumantri dkk (2018) yang menyatakan bahwa rantai
pemasaran pola I pada produk ikan kering di Kota Bengkulu melibatkan dua lembaga
pemasaran yaitu produsen ikan kering dan konsumen akhir. Penelitian tersebut memiliki
kesamaan yaitu melibatkan produsen dan konsumen akhir, karena produsen menciptakan
suatu produk ikan kering pada proses pengolahan yang merubah ikan segar menjadi ikan
kering, kemudian di pasarkan kepada konsumen akhir langsung tanpa melalui perantara
lembaga pemasaran lainnya.
39

5.7 Rantai Pemasaran II (Produsen Ikan Kering – Pengepul – Konsumen)

Produsen Ikan Kering

Pengepul

Konsumen

Gambar 4. Rantai Pemasaran Pola II


Keterangan :
: Garis Hubungan
Rantai pemasaran pola II yaitu dari produsen ikan kering kemudian pengepul dan
konsumen akhir. Rantai pemasaran tersebut melibatkan tiga lembaga pemasaran. Lembaga
pemasaran tersebut yang pertama yaitu dari produsen ikan kering yang telah mengubah
ikan segar menjadi ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan. Nilai lembaga pemasaran
yang menggunakan pola tersebut dalam proses pemasaran produk ikan kering yaitu sebesar
52% atau 157 pelaku dan memasarkan produk ikan kering sebesar 28%. Ikan kering
tersebut selanjutnya disalurkan ke lembaga pemasaran pengepul. Pengepul membeli ikan
kering kepada produsen secara langsung ke lokasi sehingga mengeluarkan biaya
pemasaran yang akan mengakibatkan perubahan harga jual yang diberikan produsen dan
pengepul. Kemudian pengepul akan menyalurkan kembali produk ikan kering tersebut
kepada konsumen akhir untuk dikonsumsi. Hasil penelitian yang sama diteliti oleh Adhim
(2018) terkait rantai pemasaran perikanan tangkap yang menyatakan bahwa salah satu pola
rantai pemasaran pada perikanan tangkap tersebut melibatkan tiga lembaga pemasaran
yaitu produsen, pengepul dan konsumen akhir. Persamaan lembaga pemasaran yang
terlibat tersebut sama, karena pada proses menyampaikan suatu produk lembaga
tersebutlah yang berperan pada daerah penelitian yang dilakukan.
40

5.8 Rantai Pemasaran III (Produsen Ikan Kering – Pengecer – Konsumen)

Produsen Ikan Kering

Pengecer

Konsumen

Gambar 5. Rantai Pemasaran Pola III


Keterangan :
: Garis Hubungan
Rantai pemasaran pola III yaitu hanya melibatkan tiga lembaga pemasaran.
Lembaga pemasaran tersebut terdiri dari produsen ikan kering, kemudian pedagang
pengecer dan konsumen akhir. Nilai lembaga pemasaran yang menggunakan pola tersebut
dalam memasarkan produk ikan kering yaitu sebesar 24% atau 72 pelaku dan memasarkan
produk ikan kering sebesar 31%. Produsen ikan kering akan memasarkan produk ikan
kering jenis kerong, kase dan gleberan kepada pedagang pengecer langsung tidak melalui
perantara lembaga pemasaran lainnya seperti pengepul. Pedagang pengecer akan membeli
produk olahan ikan kering kelokasi produsen langsung, sehingga akan mengeluarkan biaya
dalam proses pemasaran. Setelah dipasarkan kepada lembaga pemasaran pedagang
pengecer, produk ikan kering tersebut selanjutnya langsung disalurkan kembali oleh
lembaga pemasaran pengecer ke konsumen akhir untuk di konsumsi. Hasil penelitian rantai
pemasaran pola III tersebut memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Suparmin (2013) yang menyatakan bahwa pola rantai pemasaran yang dilalui pada
penelitian tersebut memiliki kesamaan yaitu melibatkan tiga lembaga pemasaran antara
lain produsen, pengecer dan konsumen akhir. Persamaan ini terjadi karena lembaga
pemasaran tersebutlah yang berperan dalam menyampaikan suatu produk ke konsumen
akhir.
41

5.9 Rantai Pemasaran IV (Produsen – Pengepul – Pengecer – Konsumen)

Produsen Ikan Kering

Pengepul

Pengecer

Konsumen

Gambar 6. Rantai Pemasaran Pola IV


Keterangan :
: Garis Hubungan
Rantai pemasaran pola IV merupakan rantai pemasaran yang paling banyak
melibatkan lembaga pemasaran dari rantai pemasaran pola I, II dan III. Lembaga
pemasaran tersebut yaitu produsen ikan kering, kemudian disalurkan kepada pengepul,
selanjutnya pengepul menyalurkan ke pedagang pengecer dan terakhir yaitu konsumen
akhir. Nilai lembaga pemasaran yang menggunakan pola tersebut dalam proses pemasaran
yaitu sebesar 10% atau 30 pelaku dan memasarkan produk ikan kering sebesar 72%.
Produsen ikan kering akan menjual jenis ikan kering kerong, kase dan gleberan kepada
lembaga pemasaran pengepul. Lembaga pemasaran pengepul tersebut langsung datang ke
lokasi produsen untuk melakukan transaksi pembelian ikan kering. Selanjutnya pengepul
akan memasarkan kembali ikan kering kepada pedagang pengecer, pedagang pengecer
pada rantai pemasaran ini tidak membeli langsung kepada produsen namun melalui
perantara pengepul. Melalui perantara tersebut pedagang pengecer lebih mudah membeli
jenis ikan kering, karena tidak harus kelokasi produsen langsung dan mengeluarkan biaya
pemasaran yang besar. Setelah melalui pedagang pengecer selanjutnya ikan kering jenis
kerong, kase dan gleberan tersebut disalurkan ke konsumen akhir yang akan
mengkonsumsi ikan kering yang sudah dipasarkan melalui pedagang pengecer. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suparmin (2013) yang
mengemukakan bahwa rantai pemasaran akan semakin panjang apabila melibatkan
lembaga pemasaran yang semakin banyak. Hal ini terjadi karena lembaga pemasaran
tersebut akan menyalurkan produk dari satu lembaga ke lembaga yang lain, sehingga
semakin banyak lembaga yang terlibat pada proses pemasaran. Rantai pemasaran pada
penelitian tersebut merupakan rantai pemasaran yang paling panjang pada proses
pemasaran produk ikan kering di Provinsi Bengkulu.
42

5.10 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan


Biaya pemasaran adalah biaya yang digunakan selama proses pemasaran terjadi,
hingga produk sampai ke tangan konsumen. Biaya pemasaran tersebut berupa biaya
transportasi, pengemasan dan tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap lembaga
pemasaran. Marjin pemasaran ialah perbedaan harga yang terjadi pada setiap lembaga
pemasaran dalam memasarkan produk.
5.11 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Ikan Kerong di
Provinsi Bengkulu
Ikan kering jenis kerong di Provinsi Bengkulu memiliki empat pola rantai
pemasaran, lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran ikan kering jenis
kerong yaitu produsen, pengepul, pengecer dan konsumen akhir. Biaya pemasaran ikan
kering kerong yaitu mencakup biaya transportasi, biaya pengemasan dan upah tenaga kerja
yang dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Biaya pemasaran dan marjin pemasaran ikan kering jenis Kerong

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
1 Produsen
Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) 3517 3517 3517 3517
Biaya Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1251 1251 1251 1251
Biaya input lainnya :
• Garam (Rp/Kg) 301.1 301.1 301.1 301.1
• Es (Rp/Kg) 18.1 18.1 18.1 18.1
Total Biaya (Rp/Kg) : 5087 5087 5087 5087
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 22000 19273 19273 19273
2 Pengepul
Harga Beli Ikan Kering
(Rp/Kg) 19273 19273
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 489 489
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 588 588
Total Biaya (Rp) 1077 1077
Harga Jual Ikan Kering
(Rp/Kg) 25000 23000
Marjin (Rp/Kg) 5727 3727
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 4650 2650
3 Pengecer
Harga Beli Ikan Kering
(Rp/Kg) 19273 23000
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 224 159
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 954 764
Total Biaya (Rp) 1177 924
43

Lanjutan Tabel. 20

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
Harga Jual Ikan Kering
(Rp/Kg) 24000 27000
Marjin (Rp/Kg) 4727 4000
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 3550 3076
4 Konsumen
Harga Beli Ikan Kering
(Rp/Kg) 22000 25000 24000 27000
Total Biaya Pemasaran
(Rp/Kg) 0 1077 1177 2001
Total Marjin Pemasaran
(Rp/Kg) 0 5727 4727 7727
Total Marjin Keuntungan
(Rp/Kg) 6739 4650 3550 5726
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Berdasarkan proses pemasaran ikan kering jenis kerong di Provinsi Bengkulu
terdapat 4 pola rantai pemasaran. Pada rantai pemasaran I diketahui tidak adanya biaya
pemasaran, karena konsumen akhir langsung ke lokasi produsen untuk membeli produk
olahan ikan kering jenis kerong. Hal ini sejalan dengan pendapat yang di kemukakan oleh
Hansen (2004) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran merupakan biaya yang
diperlukan pada proses memasarkan dan mendistribusi suatu produk. Pada rantai
pemasaran tersebut juga tidak terdapat nilai tambah pada proses pemasaran, karena
produsen hanya menciptakan nilai tambah pada proses pengolahan atau perubahan bentuk
ikan segar menjadi ikan kering. Marjin keuntungan pada pola I yaitu Rp6.739.
Pada rantai pemasaran pola II, diketahui rantai pemasaran tersebut memiliki biaya
pemasaran karena adanya lembaga pemasaran yang berperan dalam pemasaran. Diketahui
lembaga pemasaran pada rantai pemasaran tersebut yaitu lembaga produsen, pengepul dan
konsumen akhir. Pengepul akan membeli produk ikan kering langsung kepada produsen
sehingga adanya biaya pemasaran. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pengepul
tersebut merupakan biaya transportasi dan kemasan jenis karung yang digunakan pada saat
membeli ikan dari produsen. Biaya pemasaran tersebut sebesar Rp489 untuk per kilogram
ikan kering. Biaya pemasaran selanjutnya yaitu biaya tenaga kerja karena tenaga kerja
dibutuhkan dalam proses pemasaran, biaya tersebut sebesar Rp588, sehingga total biaya
pemasaran pada rantai II yaitu sebesar Rp1.077. Harga beli ikan kering jenis kerong yang
dilakukan oleh pengepul yaitu Rp19.273, kemudian pengepul menjual ke konsumen akhir
dengan harga Rp25.000 sehingga marjin pemasaran yang terjadi sebesar Rp5.727. Nilai
marjin keuntungan pada lembaga pemasaran tersebut yaitu sebesar Rp4.650. Hasil
44

penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2015) yang
memiliki nilai marjin keuntungan yaitu sebesar Rp6.325. Nilai tersebut memiliki
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan, karena pada penelitian ini memiliki nilai
marjin pemasaran lebih kecil dan harga output yang berbeda. Marjin keuntungan tersebut
merupakan nilai dari harga jual yang telah dikurangi harga beli dan biaya pemasaran. Nilai
tambah pada proses pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari adanya perubahan
bentuk, waktu, tempat dan hak milik. Pada rantai pemasaran tersebut mengubah bentuk
kemasan dari karung yang diterima oleh pengepul dari produsen, pada saat dijual diubah
menggunakan kantong plastik. Waktu yang digunakan pada proses pemasaran, serta
perubahan tempat dari tangan produsen ke tangan pengepul dan konsumen akhir.
Biaya pemasaran dan marjin pemasaran selanjutnya terdapat pada rantai pemasaran
pola III, pada rantai pemasaran tersebut lembaga pemasaran yang terlibat yaitu produsen,
pengecer dan konsumen akhir. Pengecer melakukan proses pembelian ikan kering jenis
kerong langsung kepada produsen. Pengecer harus mengeluarkan biaya pemasaran, biaya
pemasaran yang dikeluarkan yaitu berupa biaya transportasi, biaya kemasan dan tenaga
kerja. Total biaya transportasi dan kemasan jenis karung yaitu sebesar Rp224 dan biaya
tenaga kerja Rp954 sehingga total biaya pemasaran keseluruhan yang terbentuk pada rantai
pemasaran pola III yaitu sebesar Rp1.177. Harga beli ikan kering jenis kerong pada rantai
pemasaran tersebut yaitu Rp19.273, sedangkan pengecer menjual kepada konsumen yaitu
sebesar Rp24.000. Marjin pemasaran pada rantai pemasaran pola III tersebut yaitu
Rp4.727. Nilai Marjin keuntungan sama dengan nilai tambah pada rantai pemasaran pola
III yang memiliki nilai sebesar Rp3.550. Keuntungan tersebut diperoleh dari harga jual
yang dikurangi dengan harga beli dan total biaya pemasaran. Nilai tambah pada proses
pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari adanya perubahan bentuk, waktu, tempat
dan hak milik. Yang mana bentuk pada rantai tersebut mengubah bentuk kemasan dari
karung yang diterima oleh pengecer, pada saat dijual menggunakan kantong plastik. Waktu
yang digunakan pada proses pemasaran, serta perubahan tempat dan hak milik dari tangan
produsen ke tangan pengecer dan konsumen akhir. Karena nilai marjin keuntungan pada
rantai pemasaran pola III positif hal ini menunjukkan bahwa rantai pemasaran tersebut
mampu memberikan keuntungan.
Biaya pemasaran dan marjin pemasaran selanjutnya yaitu terdapat pada rantai
pemasaran pola IV yaitu lembaga pemasaran yang terlibat produsen, pengepul, pengecer
dan konsumen. Pengepul memiliki total biaya pemasaran sebesar Rp1.077, marjin
pemasaran yaitu sebesar Rp3.727, pengurangan dari harga beli Rp19.273 dan harga jual
45

Rp23.000. Setelah itu pengepul akan menyalurkan lagi kepada lembaga pemasaran
pengecer dengan harga jual sebesar Rp23.000 dan pengecer menjual kepada konsumen
akhir sebesar Rp27.000. Marjin pemasaran yang dimliki oleh pengecer yaitu sebesar
Rp4.000, sehingga marjin keuntungan yang dimiliki oleh rantai pemasaran tersebut yaitu
sebesar Rp5.726. Marjin keuntungan atau nilai tambah pada proses pemasaran di rantai
pemasaran IV tersebut memiliki nilai marjin keuntungan yang paling besar dibandingkan
rantai pemasaran pola I, II dan III, karena banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat.
Pada dasarnya setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran akan
mengambil keuntungan, hal inilah yang mengakibatkan besarnya keuntungan yang
diperoleh pada rantai pemasaran yang paling panjang. Hasil penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2017) yang menyatakan nilai marjin
pemasaran terbesar akan terjadi pada rantai yang melibatkan lembaga pemasaran paling
banyak. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2017) marjin pemasaran terbesar
melibatkan lembaga pemasaran nelayan, TPI Maros, pedagang pengecer dan konsumen.
Perbedaan lembaga pemasaran yang terlibat pula terjadi karena adanya perbedaan
komoditi, dan nelayan merupakan produsen. Nilai tambah pada proses pemasaran,
merupakan nilai yang tercipta dari adanya perubahan bentuk, waktu, tempat dan hak milik.
Pada rantai pemasaran pola IV tersebut mengubah bentuk kemasan dari karung yang
diterima oleh pengepul dan pengecer, pada saat dijual menggunakan kantong plastik.
Waktu yang digunakan pada proses pemasaran, serta perubahan tempat dari tangan
produsen ke tangan pengepul, pengecer dan konsumen akhir.
5.12 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Ikan Kase di
Provinsi Bengkulu
Ikan kering jenis kase di Provinsi Bengkulu memiliki empat pola rantai pemasaran.
Pola rantai pemasaran terpendek terdapat pada pola rantai pemasaran I yang hanya
melibatkan dua lembaga pemasaran dan rantai pemasaran terpanjang terdapat pada rantai
pemasaran pola IV yang melibatkan empat lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran yang
terlibat pada proses pemasaran ikan kering jenis kase tersebut yaitu produsen, pengepul,
pengecer dan konsumen akhir. Biaya pemasaran pada rantai pemasaran ikan kering jenis
kase di Provinsi Bengkulu yaitu mencakup biaya transportasi, pengemasan dan tenaga
kerja. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 21.
46

Tabel 21. Biaya pemasaran dan marjin pemasaran ikan kering jenis Kase.

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
1 Produsen
Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) 2714 2714 2714 2714
Biaya Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1012 1012 1012 1012
Biaya input lainnya :
• Garam (Rp/Kg) 252.8 252.8 252.8 252.8
• Es (Rp/Kg) 15.2 15.2 15.2 15.2
Total Biaya (Rp/Kg) : 3994 3994 3994 3994
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 16000 13945 13945 13945
2 Pengepul
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 13945 13945
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 489 489
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 588 588
Total Biaya (Rp) 1077 1077
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 18000 17000
Marjin (Rp/Kg) 4055 3055
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 2978 1978
3 Pengecer
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 13945 17000
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 224 159
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 954 764
Total Biaya (Rp) 1177 924
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 17000 20000
Marjin (Rp/Kg) 3055 3000
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 1878 2076
4 Konsumen
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 16000 18000 17000 20000
Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 0 1077 1177 2001
Total Marjin Pemasaran (Rp/Kg) 0 4055 3055 6055
Total Marjin Keuntungan
(Rp/Kg) 4018 2978 1878 4054
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Pada pola rantai pemasaran I diketahui tidak terdapat biaya pemasaran, hal ini
terjadi karena konsumen langsung membeli ke lokasi produsen, sehingga lembaga
pemasaran produsen tidak mengeluarkan biaya. Pada rantai pemasaran pola I tersebut
tidak terdapat nilai tambah pada proses pemasaran, karena produsen hanya menciptakan
nilai tambah pada proses pengolahan perubahan ikan segar menjadi ikan kering.
Biaya pemasaran pada rantai pemasaran pola II tersebut meliputi biaya transportasi,
kemasan dan tenaga kerja pada proses pemasaran lembaga pengepul. Sama halnya dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Soekartawi (2002) yang menyatakan bahwa biaya
47

pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan pada proses pemasaran meliputi biaya
transportasi dalam proses pengangkutan, kemasan dan upah tenaga kerja. Biaya pemasaran
pada lembaga pemasaran pengepul yaitu sebesar Rp489 pengepul membeli ikan kering
kepada produsen dengan harga Rp13.945 kemudian menjualnya kepada konsumen akhir
dengan harga Rp18.000. Perbedaan harga jual tersebut akan mengakibatkan adanya selisih
harga yang diketahui sebagai marjin pemasaran, yaitu sebesar Rp4.055. Nilai tambah
pemasaran atau marjin keuntungan yang diperoleh pada rantai pemasaran tersebut yaitu
Rp2.978, sehingga rantai pemasaran tersebut layak untuk dilakukan karena memiliki nilai
keuntungan yang positif.
Pada rantai pemasaran pola III, lembaga pemasaran yang terlibat yaitu produsen,
pengecer dan konsumen. Produsen akan mnejualan produk ikan kering jenis kase kepada
pengecer dengan harga Rp13.945. Pengecer membeli produk ikan kering jenis kase ini
dilakukan secara langsung kepada produsen, sehingga pengecer harus mengeluarkan total
biaya pemasaran dan tenaga kerja sehingga total biaya pemasaran yaitu sebesar Rp1.177.
Harga jual yang diberikan pengecer kepada konsumen yaitu sebesar Rp17.000, dengan
harga beli dari produsen sebesar Rp13.945. Marjin pemasaran pada rantai pemasaran III
yaitu sebesar Rp3.055. Nilai tambah pada proses pemasaran atau nilai marjin keuntungan
pada rantai pemasaran tersebut yaitu sebesar Rp1.878. Nilai tambah pada proses
pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari adanya perubahan bentuk, waktu, tempat
dan hak milik. Yang mana bentuk pada rantai tersebut mengubah bentuk kemasan dari
karung yang diterima oleh pengecer, pada saat dijual menggunakan kantong plastik. Waktu
yang digunakan pada proses pemasaran, serta perubahan tempat dari tangan produsen ke
tangan pengecer.
Biaya pemasaran pada rantai IV merupakan biaya yang paling besar karena banyak
melibatkan lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran tersebut yaitu produsen, pengepul,
pengecer dan konsumen. Produsen menjualkan produk ikan kering ke pengepul dengan
harga Rp13.945 dan pengepul menjual kepada lembaga pemasaran selanjutnya yaitu
pengecer Rp17.000. Biaya pemasaran yang dikeluarkan pengepul sebesar Rp1.077.
Pengecer menerima harga beli dari pengepul dengan harga Rp17.000 dan menjual kepada
konsumen seharga Rp20.000. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pengecer yaitu
sebesar Rp924 dengan marjin pemasaran Rp3.000. Total biaya pemasaran pada rantai
pemasaran IV tersebut yaitu Rp2.001. Total marjin pemasaran yaitu Rp6.055, marjin
pemasaran rantai IV merupakan marjin yang paling besar diantara rantai lainnya. Hal ini
terjadi karena banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat, yang setiap lembaga akan
48

memberikan harga jual yang berbeda dari harga beli karena adanya penambahan dari biaya
pemasaran untuk mendapatkan keuntungan. Nilai marjin keuntungan atau nilai tambah
pada proses pemasaran yaitu sebesar Rp4.054. Hasil penelitian tersebut memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumantri dkk (2018) yang diketahui rantai
pemasaran yang memiliki nilai marjin keuntungan paling besar terdapat pada rantai
pemasaran yang paling panjang. Rantai pemasaran tersebut yaitu melibatkan lembaga
pemasaran produsen ikan kering, pengepul, pengecer dan konsumen. Nilai tambah pada
proses pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari adanya perubahan bentuk, waktu,
tempat dan hak milik. Pada rantai tersebut mengubah bentuk kemasan dari karung yang
diterima oleh pengepul dan pengecer, pada saat dijual menggunakan kantong plastik.
5.13 Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran dan Marjin Keuntungan Ikan Gleberan
di Provinsi Bengkulu
Ikan kering jenis gleberan di Provinsi Bengkulu memiliki empat rantai pemasaran.
Pola rantai pemasaran terpendek terdapat pada pola rantai pemasaran I yang hanya
melibatkan dua lembaga pemasaran dan rantai pemasaran terpanjang terdapat pada rantai
pemasaran pola IV yang melibatkan empat lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran yang
terlibat yaitu produsen, pengepul, pengecer dan konsumen akhir. Biaya pemasaran ikan
kering gleberan yaitu mencakup biaya transportasi, pengemasan dan tenaga kerja yang
dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Biaya pemasaran dan marjin pemasaran ikan kering jenis Gleberan.

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
1 Produsen
Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) 4498 4498 4498 4498
Biaya Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1155 1155 1155 1155
Biaya input lainnya :
• Garam (Rp/Kg) 150.2 150.2 150.2 150.2
• Es (Rp/Kg) 15.8 15.8 15.8 15.8
Total Biaya (Rp/Kg) : 5818 5818 5818 5818
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 30000 26554 26554 26554
2 Pengepul
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 26554 26554
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 489 489
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 588 588
Total Biaya (Rp) 1077 1077
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 36000 34000
Marjin (Rp/Kg) 9446 7446
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 8369 6369
49

Lanjutan Tabel. 22

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
3 Pengecer
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 26554 34000
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 224 159
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 954 764
Total Biaya (Rp) 1177 924
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 34000 38000
Marjin (Rp/Kg) 7446 4000
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 6269 3076
4 Konsumen
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 30000 36000 34000 38000
Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 0 1077 1177 2001
Total Marjin Pemasaran
(Rp/Kg) 0 9446 7446 11446
Total Marjin Keuntungan
(Rp/Kg) 12.545 8369 6269 9445
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Berdasarkan biaya pemasaran dan marjin pemasaran pada produk olahan ikan
kering jenis gleberan di Provinsi Bengkulu. Terdapat 4 pola rantai pemasaran. Pada rantai
pemasaran pola I diketahui tidak terdapat biaya pemasaran, hal ini terjadi karena konsumen
langsung membeli produk ikan kering kepada produsen. Sehingga lembaga pemasaran
produsen tidak mengeluarkan biaya pada proses pemasaran. Marjin keuntungan pola I
yaitu sebesar Rp12.545.
Biaya pemasaran pada rantai pemasaran pola II dikeluarkan oleh pengepul yaitu
sebesar Rp1.077, pengepul membeli ikan kering jenis gleberan kepada produsen dengan
harga Rp26.554 kemudian menjualnya kepada konsumen akhir dengan harga Rp36.000.
Perbedaan harga jual tersebut akan mengakibatkan adanya selisih harga yang diketahui
sebagai marjin pemasaran, marjin pemasaran tersebut yaitu sebesar Rp9.446. Lembaga
pemasaran pengepul memiliki nilai marjin pemasaran yang besar hal ini terjadi karena
pengepul mengeluarkan biaya pemasaran yang lebih besar, sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Drakel (2010) yang menyatakan bahwa pengepul memiliki nilai marjin
pemasaran yang besar karena pengepul melakukan fungsi pemasaran atau kegiatan yang
lebih banyak yang akan meningkatkan biaya pemasaran dan memperbesar margin
pemasaran. Besar kecilnya marjin pemasaran yang tercipta pada sebuah rantai pemasaran
ditentukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat. Hal ini sejalan dengan pendapat
Limbong dan Sitorus (1987) yang menyatakan bahwa besar kecilnya marjin pemasaran
50

dipengaruhi oleh pengeluaran pada proses pemasaran serta keuntungan yang diambil pada
setiap lembaga yang terlibat. Marjin keuntungan atau nilai tambah pada proses pemasaran
yang diperoleh pada rantai pemasaran tersebut yaitu Rp8.369, sehingga rantai pemasaran
tersebut layak untuk dilakukan karena memiliki nilai keuntungan yang positif. Nilai
tambah pada proses pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari adanya perubahan
bentuk, waktu, tempat dan hak milik. Pada rantai pemasaran tersebut mengubah bentuk
kemasan dari karung yang diterima oleh pengepul, pada saat dijual menggunakan kantong
plastik. Waktu yang digunakan pada proses pemasaran, serta perubahan tempat dari tangan
produsen ke tangan pengepul dan konsumen akhir.
Biaya pemasaran selanjutnya yaitu pada rantai pemasaran pola III, lembaga
pemasaran yang terlibat yaitu produsen, pengecer dan konsumen. Pengecer akan membeli
produk ikan kering jenis gleberan secara langsung kepada produsen, sehingga pengecer
harus mengeluarkan total biaya pemasaran dan tenaga kerja sebesar Rp1.177. Harga jual
yang diberikan pengecer kepada konsumen yaitu sebesar Rp34.000, dengan harga beli dari
produsen sebesar Rp26.554. Hal ini berarti marjin pemasaran pada rantai pemasaran III
yaitu sebesar Rp7.446. Nilai marjin keuntungan pada rantai pemasaran pola III yaitu
sebesar Rp6.269. Nilai tambah pada proses pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari
adanya perubahan bentuk, waktu, tempat dan hak milik.
Biaya pemasaran pada rantai IV merupakan biaya yang paling besar karena yang
paling banyak melibatkan lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran tersebut yaitu
produsen, pengepul, pengecer dan konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Ningsih
(2011) yang menyatakan bahwa besarnya biaya pemasaran tergantung dari panjang
pendeknya rantai pemasaran. Produsen menjualkan produk ikan kering jenis gleberan
kepada pengepul dengan harga Rp26.554 dan pengepul menjual kepada lembaga
pemasaran selanjutnya yaitu pengecer Rp34.000. Biaya pemasaran yang dikeluarkan
pengepul sebesar Rp1.077. Pengecer menerima harga beli dari pengepul dengan harga
Rp34.000 dan menjual kepada konsumen seharga Rp38.000. Biaya pemasaran yang
dikeluarkan oleh pengecer yaitu sebesar Rp924 dengan marjin pemasaran Rp4.000. Total
biaya pemasaran pada rantai pemasaran IV tersebut yaitu Rp2.001. Total marjin pemasaran
yaitu Rp11.446, marjin pemasaran tersebut merupakan marjin yang paling besar diantara
rantai pemasaran yang lainnya pada produk ikan kering gleberan di Provinsi Bengkulu. Hal
ini terjadi karena banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat, yang setiap lembaga akan
memberikan harga jual yang berbeda dari harga beli karena adanya penambahan dari biaya
pemasaran untuk mendapatkan keuntungan. Marjin keuntungan atau nilai tambah pada
51

proses pemasaran yang diperoleh dari rantai pemasaran IV tersebut juga merupakan marjin
keuntungan yang paling besar. Nilai tersebut sebesar Rp9.445, karena setiap lembaga
pemasaran yang terlibat pada rantai tersebut akan mengambil keuntungan dari harga jual,
sehingga total marjin keuntungan akan lebih besar dibandingkan dengan rantai pemasaran
yang hanya melibatkan lebih sedikit lembaga pemasaran.
Nilai tambah pada proses pemasaran, merupakan nilai yang tercipta dari adanya
perubahan bentuk, waktu, tempat dan hak milik. Pada rantai pemasaran tersebut mengubah
bentuk kemasan dari karung yang diterima oleh pengepul dan pengecer, pada saat dijual
menggunakan kantong plastik. Waktu yang digunakan pada proses pemasaran, serta
perubahan tempat dari tangan produsen ke tangan pengepul, pengecer dan konsumen akhir.
5.14 Nilai Tambah Ikan Kering
Nilai tambah adalah adanya suatu perubahan yang terjadi pada produk karena
melalui tahap pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, serta perpindahan pada suatu
proses produksi yang terjadi. Analisis nilai tambah pada komoditi ikan segar di Provinsi
Bengkulu akan memberikan nilai yang lebih baik apabila telah diolah menjadi produk ikan
kering, dibandingkan dengan ikan segar yang langsung dijual. Ikan kering tersebut terbagi
menjadi tiga jenis yaitu ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan. Setiap jenis ikan akan
diolah menjadi produk ikan kering, yang dibantu dengan bahan baku dan input lainnya.
Bahan baku berupa ikan segar, serta input lainnnya yaitu garam dan es batu. Nilai tambah
tersebut dianalisis melalui metode analisis nilai tambah Hayami yang diukur melalui
pengadaan bahan baku ikan segar hingga menjadi produk ikan kering yang siap untuk
dipasarkan. Perhitungan nilai tambah akan diukur melalui satuan per kilogram bahan baku
ikan segar. Analisis nilai tambah dapat menunjukkan seberapa besar nilai balas jasa yang
diberikan terhadap marjin atau nilai output yang dikurangi bahan baku ikan kering yang
diolah. Harga output akan mempengaruhi besarnya nilai tambah pada produk ikan kering.
Pada proses pemasaran akan terlihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan pada
setiap rantai pemasaran. Rantai pemasaran pada ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan terbagi menjadi empat rantai pemasaran. Rantai pemasaran pola I melibatkan
produsen ikan kering dan konsumen, sehingga nilai tambah yang diciptakan hanya nilai
tambah pada proses pengolahan. Rantai pemasaran pola II, III dan IV melibatkan lembaga
pemasaran produsen, pengepul, pengecer dan konsumen sehingga mampu menciptakan
nilai tambah pada proses pemasaran. Nilai tambah proses pengolahan dan pemasaran pada
setiap produk ikan kering di Provinsi Bengkulu akan dijabarkan sebagai berikut.
52

5.15 Nilai Tambah Ikan Kering Jenis Kerong


Nilai tambah ikan kering jenis kerong merupakan nilai tambah yang tercipta karena
adanya proses pengolahan dan pemasaran. Nilai tambah proses pengolahan terjadi pada
lembaga produsen ikan kering, sedangkan nilai tambah pada proses pemasaran terjadi pada
setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran yang terbagi menjadi
empat pola rantai pemasaran. Nilai tambah proses pengolahan dan pemasaran akan
dijabarkan pada Tabel 23.
Tabel 23. Nilai Tambah Ikan Kerong

Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Output, input, harga
1 Output Kg 24.63
Bahan Baku Kg 73.90
Tenaga Kerja HOK 2.77
Faktor Konversi 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0.04
Harga Output Rp/Kg 22000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK 25000
Penerimaan dan keuntungan (Produsen)
2 Harga Bahan baku Rp/Kg 3518
Harga input lainnya Rp/Kg 319
Nilai Output Rp/Kg 7332
Nilai Tambah Rp/Kg 3496
Rasio Nilai Tambah % 48
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 886
Pangsa Tenaga Kerja % 25
Keuntungan Rp/Kg 2609
Tingkat Keuntungan % 36
Balas jasa Pemilik faktor produksi (Produsen)
3 Marjin Rp/Kg 3815
Pendapatan Tenaga
Kerja % 23
Sumbangan input lain % 8
Keuntungan % 68
Penerimaan dan keuntungan (Pengepul)
4 Harga Bahan baku Rp/Kg 19273 19273
Harga input lainnya Rp/Kg 1077 1077
Nilai Output Rp/Kg 25000 23000
Nilai Tambah Rp/Kg 4650 2650
Rasio Nilai Tambah % 19 12.2
53

Lanjutan Tabel. 23

Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 549 547
Pangsa Tenaga Kerja % 11 20
Keuntungan Rp/Kg 4252 2254
Tingkat Keuntungan % 17 10
Balas jasa (Pengepul)
5 Marjin Rp/Kg 5727 3727
Pendapatan Tenaga
Kerja % 10 15
Sumbangan input lain % 16 25
Keuntungan % 74 60
Penerimaan dan keuntungan (Pengecer)
6 Harga Bahan baku Rp/Kg 19273 23000
Harga input lainnya Rp/Kg 1177 924
Nilai Output Rp/Kg 24000 27000
Nilai Tambah Rp/Kg 3550 3076
Rasio Nilai Tambah % 15 11.5
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 2100 2386
Pangsa Tenaga Kerja % 59 77
Keuntungan Rp/Kg 1484 715
Tingkat Keuntungan % 6 3
Balas jasa (Pengecer)
7 Marjin Rp/Kg 4727 4000
Pendapatan Tenaga
Kerja % 44 60
Sumbangan input lain % 24 22
Keuntungan % 31 18
Total Nilai Tambah Rp/Kg 3496 8146 7046 9222
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Jenis ikan yang pertama yaitu produk ikan kering jenis kerong, diketahui pada jenis
ikan tersebut tercipta nilai tambah pada proses pengolahan dan pemasaran. Nilai tambah
proses pengolahan terjadi pada rantai pemasaran pola I yang diciptakan oleh produsen ikan
kering. Diketahui ikan jenis kerong menggunakan bahan baku ikan segar sebesar 78.22 Kg
untuk menjadi sebesar 26.07 Kg produk ikan kering jenis kerong, serta tenaga kerja dengan
nilai HOK 2.77. Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja selama sehari yaitu sebesar
Rp25.000. Upah tersebut dibayarkan dalam proses pengolahan ikan segar mencakup proses
pembelahan, pembersihan isi kotoran dan penggaraman. Nilai faktor konversi yang
terdapat pada ikan jenis kerong yaitu sebesar 0,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
54

setiap pertambahan 1 kilogram ikan segar jenis kerong dapat menghasilkan 0,33 persen
produk olahan ikan kering jenis kerong. Harga jual produk ikan kerong pada rantai
pemasaran pola I yang dilakukan oleh produsen yaitu Rp22.000. Sumbangan input lain
pada produk ikan kering jenis kerong yaitu sebesar Rp319. Sumbangan input lain
merupakan biaya dari garam dan es batu. Nilai tambah pada produk ikan kering jenis
kerong tersebut merupakan penjumlahan dari nilai output yang dikurangi input lainnya dan
bahan baku ikan segar. Nilai tambah ikan kering jenis kerong pada rantai pemasaran pola I
memperoleh nilai sebesar Rp3.496. Rasio nilai tambah pada ikan kering jenis kerong
tersebut yaitu sebesar 48%. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sumantri dkk (2018) yang menyatakan bahwa ikan kering di Kota
Bengkulu mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp2.296. Nilai tambah tersebut
memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan, karena penelitian yang dilakukan
oleh Sumantri dkk (2018) tidak membedakan nilai tambah berdasarkan jenis ikan. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai tambah pada penelitian tersebut memiliki nilai NT ≥0 (positif),
berarti ikan kering jenis kerong di Provinsi Bengkulu mampu menciptakan nilai tambah.
Pendapatan tenaga kerja merupakan nilai dari koefisien tenaga kerja dikali dengan
upah tenaga kerja. Pendapatan tenaga kerja tersebut merupakan pendapatan yang diperoleh
oleh tenaga kerja dalam pengolahan 1 kg bahan baku ikan kering jenis kerong. Pendapatan
tenaga kerja tersebut dalam mengolah ikan kering yaitu sebesar Rp886, sehingga bagian
yang diperoleh tenaga kerja dalam usaha ini yaitu sebesar 25%. Pada analisis tingkat
keuntungan, diketahui keuntungan yang diperoleh pada produk ikan kering jenis kerong
yaitu sebesar Rp2.609, keuntungan tersebut diperoleh dari hasil nilai tambah dikurangi
pendapatan tenaga kerja. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan bersih yang
diperoleh pada produk ikan kering jenis kerong, karena nilai tambah telah dikurangi oleh
pendapatan tenaga kerja. Tingkat keuntungan pada ikan kerong yaitu sebesar 36%. Marjin
pada analisis nilai tambah ikan kering jenis kerong tersebut merupakan nilai output
dikurang dengan harga bahan baku yang memperoleh nilai Rp3.815. Besarnya margin akan
didistribusikan pada pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain dan keuntungan. Balas
jasa terbesar terdapat pada keuntungan pemiliki usaha sebesar 68%, balas jasa pendapatan
tenaga kerja sebesar 23% dan sumbangan input lain sebesar 8%.
Hasil penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian oleh Arianti (2019)
yang menyatakan bahwa nilai balas jasa terbesar terdapat pada keuntungan pemilik usaha,
karena nilai tambah yang diciptakan pada ikan kering tersebut mampu memberikan
keuntungan lebih besar kepada produsen dibandingkan tenaga kerja dan sumbangan input
55

lainnya. Keuntungan pemilik usaha memperoleh nilai tersebut karena nilai output lebih
besar dibandingkan dengan nilai harga bahan baku.
Nilai tambah proses pemasaran diketahui terjadi pada setiap rantai pemasaran,
rantai pemasaran pola I memiliki nilai tambah hanya pada proses pengolahan karena tidak
adanya lembaga perantara diantara produsen dan konsumen dalam menyampaikan produk
ikan kering jenis kerong. Rantai pemasaran pola II diketahui lembaga pemasaran yang
menciptakan nilai tambah yaitu lembaga pengepul dengan nilai sebesar Rp4.650, nilai
tersebut diperoleh dari nilai output dikurangi oleh nilai bahan baku atau harga beli dari
produsen dan input lainnya berupa tenaga kerja, transportasi dan kemasan. Total nilai
tambah pada rantai pemasaran pola II yaitu sebesar Rp 8.146, nilai tersebut merupakan
nilai tambah dari proses pengolahan dan proses pemasaran pada rantai pemasaran pola II.
Nilai tambah pada proses pemasaran pola III diketahui lembaga perantara yang
terlibat diantara produsen ikan kering dan konsumen yaitu lembaga pemasaran pengecer.
Pengecer mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp3.550 pada proses pemasaran,
sehingga total nilai tambah pada rantai pemasaran tersebut sebesar Rp7.046. nilai tambah
tersebut merupakan total nilai tambah dari proses pengolahan yang diciptakan oleh
produsen ikan kering dan lembaga pemasaran pengecer.
Pada rantai pemasaran pola IV nilai tambah proses pemasaran tercipta oleh
lembaga pemasaran pengepul dan pengecer. Diketahui nilai tambah pada lembaga
pemasaran pengepul yaitu sebesar Rp2.650, sedangkan nilai tambah pada lembaga
pemasaran pengecer yaitu Rp3.076. Total nilai tambah yang tercipta pada rantai pemasaran
pola IV merupakan jumlah nilai tambah dari proses pengolahan yang dilakukan produsen
ikan kering serta lembaga pemasaran pengepul dan pengecer dengan nilai yaitu sebesar
Rp9.222. Hasil nilai tambah pada proses pemasaran tersebut memiliki perbedaan pada
setiap rantai pemasaran, hal ini terjadi karena besarnya nilai tambah yang diperoleh
tergantung dengan harga output yang diberikan kepada konsumen di setiap lembaga
pemasaran. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumantri dkk
(2018) yang menyatakan bahwa nilai tambah pada proses pemasaran memiliki nilai yang
dipengaruhi dengan harga jual yang diterima oleh konsumen.
5.16 Nilai Tambah Ikan Kering Jenis Kase
Nilai tambah ikan kering jenis kase merupakan nilai tambah yang tercipta karena
adanya proses pengolahan dan proses pemasaran. Nilai tambah proses pengolahan terjadi
pada rantai pemasaran pola I yang diciptakan oleh lembaga produsen ikan kering, dalam
menciptakan ikan segar menjadi ikan kering. Sedangkan nilai tambah pada proses
56

pemasaran terjadi pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran.
Lembaga pemasaran tersebut yaitu ppengepul dan pengecer. Rantai pemasaran pada ikan
kering jenis kase terbagi menjadi empat pola. Nilai tambah proses pengolahan dan
pemasaran akan dijabarkan pada Tabel 24.
Tabel 24. Nilai Tambah Ikan Kase

Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Output, input, harga
1 Output Kg 31.12
Bahan Baku Kg 93.39
Tenaga Kerja HOK 2.83
Faktor Konversi 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0.03
Harga Output Rp/Kg 16000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg 2714
Harga input lainnya Rp/Kg 268
Nilai Output Rp/Kg 5332
Nilai Tambah Rp/Kg 2350
Rasio Nilai Tambah % 44
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 759
Pangsa Tenaga Kerja % 32
Keuntungan Rp/Kg 1591
Tingkat Keuntungan % 30
Balas jasa Pemilik faktor produksi
3 Marjin Rp/Kg 2618
Pendapatan Tenaga Kerja % 29
Sumbangan input lain % 10
Keuntungan % 61
Penerimaan dan keuntungan (Pengepul)
4 Harga Bahan baku Rp/Kg 13945 13945
Harga input lainnya Rp/Kg 1077 1077
Nilai Output Rp/Kg 18000 17000
Nilai Tambah Rp/Kg 2978 1978
Rasio Nilai Tambah % 17 12.5
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 586 583
Pangsa Tenaga Kerja % 19 27
Keuntungan Rp/Kg 2543 1546
Tingkat Keuntungan % 14 9
Balas jasa (Pengepul)
5 Marjin Rp/Kg 4055 3055
Pendapatan Tenaga Kerja % 14 19
57

Lanjutan Tabel. 24
Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Sumbangan input lain % 23 30
Keuntungan % 63 51
Penerimaan dan keuntungan (Pengecer)
6 Harga Bahan baku Rp/Kg 13945 17000
Harga input lainnya Rp/Kg 1177 924
Nilai Output Rp/Kg 17000 20000
Nilai Tambah Rp/Kg 1878 2076
Rasio Nilai Tambah % 11 10.5
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 1458 875
Pangsa Tenaga Kerja % 76 42
Keuntungan Rp/Kg 454 1226
Tingkat Keuntungan % 3 6
Balas jasa (Pengecer)
7 Marjin Rp/Kg 3055 3000
Pendapatan Tenaga
Kerja % 48 29
Sumbangan input lain % 37 30
Keuntungan % 15 41
Total Nilai Tambah Rp/Kg 2350 5328 4228 6404
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Pada rantai pemasaran pola I diketahui nilai tambah yang terjadi merupakan nilai
tambah pada proses pengolahan. Nilai tambah ini diciptakan oleh lembaga pemasaran
produsen ikan kering jenis kase. Ikan kering jenis kase diketahui menggunakan bahan baku
ikan segar sebanyak 93.39 Kg untuk menjadi produk ikan kering sebesar 31.12 Kg, serta
tenaga kerja dengan nilai HOK 2.83. Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja selama
satu hari yaitu sebesar Rp25.000. Upah tersebut dibayarkan dalam proses pengolahan ikan
segar mencakup proses pembelahan, pembersihan isi kotoran dan penggaraman. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Maflahah (2020) terhadap komoditi rengginang, memiliki
nilai upah tenaga kerja yang sama yaitu Rp25.000. Upah tersebut merupakan upah yang
dibayarkan selama satu hari yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang telah melakukan
kegiatan dalam pengolahan. Nilai faktor konversi yang terdapat pada ikan jenis kase yaitu
sebesar 0,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertambahan 1 kilogram ikan segar
jenis kase dapat menghasilkan 0,33 persen produk olahan ikan kering jenis kase. Harga
jual produk ikan kase yaitu Rp16.000. Sumbangan input lain pada produk ikan kering jenis
kase yaitu sebesar Rp268. Sumbangan input lain merupakan biaya dari garam dan es batu.
Nilai tambah pada produk ikan kering jenis kase tersebut merupakan penjumlahan dari
58

nilai output yang dikurangi input lainnya dan bahan baku. Sesuai dengan pendapat
Budhisatyarino (2008) yang menyatakan bahwa nilai tambah merupakan pengurangan dari
nilai output dengan input lainnya yang digunakan pada proses pengolahan. Nilai tambah
proses pengolahan ikan kering jenis kase tersebut memperoleh nilai sebesar Rp2.350.
Rasio nilai tambah pada ikan kering jenis kase tersebut yaitu sebesar 44%, nilai tersebut
menunjukkan dari nilai tambah Rp2.350 per kg terdapat 44% nilai tambah. Berdasarkan
hasil tersebut berarti nilai tambah pada ikan kering jenis kase memiliki nilai positif,
sehingga usaha pengolahan ikan kering jenis kase tersebut memberikan nilai tambah
terhadap produsen ikan kering.
Pendapatan tenaga kerja merupakan nilai dari koefisien tenaga kerja dikali dengan
upah tenaga kerja. Pendapatan tenaga kerja tersebut merupakan pendapatan yang diperoleh
oleh tenaga kerja dalam pengolahan 1 kg bahan baku ikan kering jenis kase. Pendapatan
tenaga kerja tersebut dalam mengolah ikan kering yaitu sebesar Rp759, sehingga bagian
yang diperoleh tenaga kerja dalam usaha ini yaitu 32%. Selanjutnya yaitu analisis tingkat
keuntungan. Keuntungan yang diperoleh pada produk ikan kering jenis kase yaitu sebesar
Rp906, keuntungan tersebut diperoleh dari hasil nilai tambah dikurangin pendapatan
tenaga kerja. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan bersih yang diperoleh pada
produk ikan kering jenis kase karena nilai tambah telah dikurangi oleh pendapatan tenaga
kerja. Tingkat keuntungan pada ikan kase memiliki nilai yaitu sebesar 30%. Marjin pada
analisis nilai tambah ikan kering jenis kase tersebut merupakan nilai output dikurang
dengan harga bahan baku dan memperoleh nilai Rp2.618. Besarnya margin tersebut akan
didistribusikan pada pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain dan keuntungan. Balas
jasa terbesar terdapat pada balas jasa keuntungan pemilik usaha 61%, selanjutnya
pendapatan tenaga kerja yaitu 29% dan sumbangan input lain 10%.
Nilai tambah pada proses pemasaran ikan kering jenis kase di Provinsi Bengkulu
diketahui terjadi pada setiap rantai pemasaran yang terlibat. Rantai pemasaran pola I
memiliki nilai tambah hanya pada proses pengolahan karena tidak adanya lembaga
perantara diantara produsen dan konsumen dalam menyampaikan produk ikan kering. Pada
rantai pemasaran pola II diketahui lembaga pemasaran yang menciptakan nilai tambah
yaitu pengepul sebesar Rp2.978, nilai tersebut diperoleh dari nilai output dikurangi oleh
nilai bahan baku atau harga beli dari produsen dan input lainnya berupa tenaga kerja,
transportasi dan kemasan. Total nilai tambah yang diperoleh pada rantai pemasaran pola II
yaitu sebesar Rp5.328, nilai tersebut merupakan total dari nilai tambah proses pengolahan
dan pemasaran yang diciptakan pengepul.
59

Pada rantai pemasaran pola III diketahui lembaga perantara yang terlibat diantara
produsen ikan kering dan konsumen yaitu pengecer. Pengecer mampu menciptakan nilai
tambah sebesar Rp1.878. Total nilai tambah pada rantai pemasaran tersebut yatu sebesar
Rp4.228. Pada rantai pemasaran pola IV nilai tambah tercipta oleh lembaga pemasaran
pengepul dan pengecer. Diketahui nilai tambah yang diciptakan oleh pengepul yaitu
sebesar Rp1.978 dan lembaga pengecer Rp2.076, sehingga total nilai tambah pada rantai
pemasaran IV tersebut yaitu Rp6.404. Total nilai tambah tersebut merupakan nilai tambah
pada proses pengolahan dan pemasaran.
5.17 Nilai Tambah Ikan Kering Jenis Gleberan
Nilai tambah ikan kering jenis gleberan merupakan nilai tambah yang tercipta karena
adanya proses pengolahan dan pemasaran. Nilai tambah proses pengolahan terjadi pada
lembaga produsen ikan kering, sedangkan nilai tambah pada proses pemasaran terjadi pada
setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran yang terbagi menjadi
empat pola rantai pemasaran. Nilai tambah proses pengolahan dan pemasaran akan
dijabarkan pada Tabel 25.
Tabel 25. Nilai Tambah Ikan Gleberan

Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Output, input, harga
1 Output Kg 31.69
Bahan Baku Kg 95.08
Tenaga Kerja HOK 2.50
Faktor Konversi 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0.03
Harga Output Rp/Kg 30000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg 4497
Harga input lainnya Rp/Kg 166
Nilai Output Rp/Kg 9999
Nilai Tambah Rp/Kg 5336
Rasio Nilai Tambah % 53
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 657
Pangsa Tenaga Kerja % 12
Keuntungan Rp/Kg 4679
Tingkat Keuntungan % 47
60

Lanjutan Tabel. 25
Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Balas jasa Pemilik faktor produksi
3 Marjin Rp/Kg 5502
Pendapatan Tenaga
Kerja % 12
Sumbangan input
lain % 3
Keuntungan % 85
Penerimaan dan keuntungan (Pengepul)
4 Harga Bahan baku Rp/Kg 26554 26554
Harga input lainnya Rp/Kg 1077 1077
Nilai Output Rp/Kg 36000 34000
Nilai Tambah Rp/Kg 8369 6369
Rasio Nilai Tambah % 24 19
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 567 565
Pangsa Tenaga Kerja % 7 9
Keuntungan Rp/Kg 7953 5955
Tingkat Keuntungan % 22 18
5 Marjin Rp/Kg 9446 7446
Pendapatan Tenaga
Kerja % 6 8
Sumbangan input
lain % 10 12
Keuntungan % 84 80
Penerimaan dan keuntungan (Pengecer)
6 Harga Bahan baku Rp/Kg 26554 34000
Harga input lainnya Rp/Kg 1177 924
Nilai Output Rp/Kg 34000 38000
Nilai Tambah Rp/Kg 6269 3076
Rasio Nilai Tambah % 19 8
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg 1458 1346
Pangsa Tenaga Kerja % 23 43
Keuntungan Rp/Kg 4845 1755
Tingkat Keuntungan % 14 5
Balas jasa (Pengecer)
7 Marjin Rp/Kg 7446 4000
Pendapatan Tenaga
Kerja % 20 34
Sumbangan input
lain % 15 22
Keuntungan % 65 44
Total Nilai Tambah Rp/Kg 5336 13705 11605 14781
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
61

Nilai tambah pada proses pengolahan terjadi pada rantai pemasaran pola I yang
dilakukan oleh produsen ikan kering. Ikan kering jenis gleberan diketahui menggunakan
bahan baku ikan segar sebesar 95.08 Kg untuk menjadi sebesar 31.69 Kg produk ikan
kering jenis gleberan, serta nilai tenaga kerja yaitu 2.50, nillai tersebut merupakan HOK
tenaga kerja. Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja selama sehari yaitu sebesar
Rp25.000. Upah tersebut dibayarkan dalam proses pengolahan ikan segar mencakup proses
pembelahan, pembersihan isi kotoran dan penggaraman. Nilai faktor konversi yang
terdapat pada ikan jenis gleberan yaitu sebesar 0,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 kilogram ikan segar jenis gleberan dapat menghasilkan 0,33 persen
produk olahan ikan kering jenis gleberan. Harga jual produk ikan gleberan yang diberikan
produsen yaitu Rp30.000. Sumbangan input lain pada produk ikan kering jenis gleberan
yaitu sebesar Rp166. Sumbangan input lain merupakan biaya dari garam, es batu dan
penyusutan alat. Nilai tambah pada produk ikan kering jenis gleberan tersebut merupakan
penjumlahan dari nilai output yang dikurangi input lainnya dan bahan baku. Nilai tambah
proses pengolahan ikan kering jenis gleberan tersebut memperoleh nilai sebesar Rp5.336.
Rasio nilai tambah pada ikan kering jenis gleberan tersebut yaitu sebesar 53%. Nilai
tambah ikan gleberan merupakan nilai tambah yang paling besar dibandingkan ikan kering
jenis kerong dan kase, hal ini terjadi karena nilai output yang dimiliki oleh ikan gleberan
lebih besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arianti (2019) yang
menyatakan bahwa nilai output, harga bahan baku dan input lainnya akan mempengaruhi
besarnya nilai tambah.
Pendapatan tenaga kerja merupakan nilai dari koefisien tenaga kerja dikali dengan
upah tenaga kerja. Pendapatan tenaga kerja tersebut merupakan pendapatan yang diperoleh
oleh tenaga kerja dalam pengolahan 1 kg bahan baku ikan kering jenis gleberan.
Pendapatan tenaga kerja tersebut yaitu sebesar Rp657, sehingga bagian yang diperoleh
tenaga kerja yaitu 12%. Keuntungan yang diperoleh pada produk ikan kering jenis
gleberan yaitu sebesar Rp4.679, keuntungan tersebut diperoleh dari hasil nilai tambah
dikurangin pendapatan tenaga kerja. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan bersih
yang diperoleh pada produk ikan kering jenis gleberan karena nilai tambah telah dikurangi
oleh pendapatan tenaga kerja. Tingkat keuntungan pada ikan gleberan yaitu sebesar 47%.
Marjin pada analisis nilai tambah ikan kering jenis gleberan tersebut merupakan nilai
output dikurang dengan harga bahan baku dan memperoleh nilai Rp5.502. Besarnya
margin tersebut akan didistribusikan pada pendapatan tenaga kerja, sumbangan input lain
dan keuntungan. Balas jasa terbesar terdapat pada keuntungan pemilik usaha sebesar 85%,
62

selanjutnya yaitu balas jasa pendapatan tenaga kerja sebesar 12% dan sumbangan input
lain sebesar 3%. Urutan persen dari balas jasa tersebut sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Novia (2013) pada komoditi beras. Keuntungan memiliki nilai balas jasa
yang paling besar, diikuti oleh pendapatan tenaga kerja dan sumbangan input lainnya. Hal
ini terjadi karena keuntungan merupakan nilai yang diperoleh dari perbandingan nilai
keuntungan dan marjin. Marjin tersebut merupakan perbandingan nilai output dan harga
bahan baku yang memiliki nilai lebih kecil dari nilai output.
Nilai tambah rantai pemasaran pola I diketahui memiliki nilai tambah hanya pada
proses pengolahan karena tidak adanya lembaga perantara diantara produsen dan
konsumen dalam menyampaikan produk ikan kering. Rantai pemasaran pola II diketahui
mampu menciptakan nilai tambah pada proses pemasaran yang dilakukan oleh pengepul
sebesar Rp8.369, nilai tersebut diperoleh dari nilai output dikurangi oleh nilai bahan baku
atau harga beli dari produsen dan input lainnya berupa tenaga kerja, transportasi dan
kemasan. Total nilai tambah pada rantai pemasaran pola II yaitu Rp13.705. Pada rantai
pemasaran pola III lembaga yang terlibat diantara produsen ikan kering dan konsumen
yaitu pengecer. Pengecer mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp6.269, sehingga
total nilai tambah pada rantai pemasaran terssebut yaitu sebesar Rp11.605.
Rantai pemasaran pola IV merupakan lembaga pemasaran yang paling banyak
melibatkan lembaga pemasaran, lembaga tersebut pengepul dan pengecer. Pada proses
pemasaran nilai tambah yang tercipta oleh lembaga pemasaran pengepul yaitu sebesar
Rp6.369 sedangkan pengecer menciptakan nilai tambah sebesar Rp3.076. Total nilai
tambah pada pola IV tersebut yaitu Rp14.781. Hasil nilai tambah pada proses pemasaran
tersebut memiliki perbedaan di setiap rantai pemasaran, hal ini terjadi karena besarnya
nilai tambah yang diperoleh tergantung dengan harga output yang diberikan kepada
konsumen.
5.18 Nilai Tambah Rantai Pemasaran
Nilai tambah pada rantai pemasaran merupakan nilai tambah yang terjadi pada
setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses memasarkan produk ikan kering jenis
kerong, kase dan gleberan. Nilai tambah tersebut dilakukan oleh lembaga pemasaran
produsen, pengepul dan pengecer. Pada rantai pemasaran I produsen mampu menciptakan
nilai tambah pada proses pengolahan tidak pada proses pemasaran, karena konsumen
langsung menuju lokasi produsen untuk membeli produk ikan kering. Nilai tambah pada
proses pemasaran terjadi pada rantai pemasaran II, III dan IV yang dilakukan oleh lembaga
pemasaran pengepul dan pengecer. Nilai tambah pada setiap rantai pemasaran yang
63

diciptakan oleh lembaga pemasaran menunjukkan nilai yang berbeda-beda, hal ini terjadi
karena tergantung pada harga output yang diberikan lembaga pemasaran kepada
konsumen. Harga output dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan pada proses
pemasaran. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hasyim (2012) yang
menyatakan bahwa perbedaan harga terjadi karena adanya proses pemasaran yang
mengeluarkan biaya untuk menciptakan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan hak milik.
Total nilai tambah pada setiap rantai pemasaran ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Nilai Tambah Proses Pemasaran

Jenis Ikan
Pola Rantai
No Kerong Kase Gleberan Kriteria
Pemasaran
(Rp) (Rp) (Rp)
1 I 3.496 2.350 5.336 NT Positif
2 II 8.146 5.328 13.705 NT Positif
3 III 7.046 4.228 11.605 NT Positif
4 IV 9.222 6.404 14.781 NT Positif
Total 27.908 18.309 45.427
Rata-rata 6.977 4.577 11.457
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Keterangan : NT (Nilai Tambah)
Hasil analisis nilai tambah pada setiap rantai pemasaran dapat dilihat pada Tabel
23. Rantai pemasaran pola I pada produk ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan
diketahui memiliki nilai tambah pada proses pengolahan. Nilai tambah proses pengolahan
pada produk ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan bertutur-turut yaitu sebesar
Rp3.496, Rp2.350 dan Rp5.336. Pada rantai pemasaran pola II lembaga pemasaran yang
terlibat yaitu produsen, pengepul dan konsumen. Nilai tambah pada pola II tersebut
diciptakan oleh lembaga pemasaran pengepul. Nilai tambah ikan kering jenis kerong, kase
dan gleberan memiliki nilai berturut-turut yaitu Rp8.146, Rp5.328 dan Rp13.705. Nilai
tersebut merupakan nilai tambah total dari proses pengolahan yang diciptakan oleh
produsen ikan kering dan lembaga pemasaran pengepul.
Pada rantai pemasaran pola III diketahui nilai tambah proses pemasaran pada ikan
kering jenis kerong, kase dan gleberan berturut-turut yaitu Rp7.046, Rp4.228, Rp11.605.
Pada rantai pemasaran pola IV nilai tambah dilakukan oleh lembaga pemasaran produsen,
pengepul dan pengecer. Nilai tambah tersebut memiliki nilai berturut-turut yaitu Rp9.222,
Rp6.404 dan Rp14.781. Nilai tambah pada proses pemasaran, merupakan nilai yang
tercipta dari adanya perubahan bentuk, waktu, tempat dan hak milik. Sesuai dengan
pendapat Janvier (2012) yang mengemukakan bahwa peran lembaga pemasaran pada
64

proses pemasaran untuk menambah nilai tambah pada produk dengan cara memindahkan
atau melakukan perubahan. Perubahan bentuk yaitu perubahan kemasan dari karung yang
diterima oleh pengepul dan pengecer, pada saat dijual menggunakan kantong plastik.
Perubahan waktu yaitu waktu yang digunakan pada proses pemasaran. Serta perubahan
tempat dan hak milik dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.
5.19 Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
tingkat efisien pada rantai pemasaran yang dilalui, dengan membandingkan total biaya dan
nilai suatu produk yang dipasarkan. Panjang pendeknya suatu rantai pemasaran tentu akan
mempengaruhi nilai efisiensi pemasaran. Rantai pemasaran dapat dikatakan efisien apabila
nilai dari biaya pemasaran lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan (Abidin
dkk, 2017). Berikut nilai efisiensi pemasaran pada setiap rantai pemasaran ikan kering
jenis kerong, kase dan gleberan di Provinsi Bengkulu :
Tabel 27. Efisiensi Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu

Jenis Ikan
Pola Rantai
No Kerong Kase Gleberan
Pemasaran Kriteria
(%) (%) (%)
1 I 0,0 0,0 0,0 Efisien
2 II 4,3 6,0 3,0 Efisien
3 III 4,9 6,9 3,5 Efisien
4 IV 7,4 10,1 5,3 Efisien
Total 16,62 22.91 11.72
Rata-rata 4,16 5.73 2.93
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Berdasarkan nilai efisiensi pemasaran pada setiap rantai ikan kering yang ada di
Provinsi Bengkulu, rantai pemasaran ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan di
Provinsi Bengkulu terdapat 4 rantai pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat yaitu
produsen, pengepul, pengecer dan konsumen akhir.
Pada ikan kering jenis kerong diketahui terdapat 4 rantai pemasaran yang dilalui
oleh produk ikan kerong tersebut dan semua rantai dinyatakan efisien, karena memiliki
nilai EP <50%. Nilai EP pada rantai pola I yaitu 0% karena produsen tidak mengeluarkan
biaya pada proses pemasaran, pada rantai II terdapat biaya pemasaran, karena pengepul
membeli langsung ke lokasi produsen sehingga memiliki nilai EP 4,3%. Untuk rantai
pemasaran III juga terdapat biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran
pengecer, sehingga memperoleh nilai EP 4,9%. Rantai pemasaran terakhir memiliki nilai
EP 7,4%, merupakan nilai paling besar, karena melibatkan banyak lembaga pemasaran
65

yang mengeluarkan biaya pemasaran pada setiap proses pemasaran. Namun semua rantai
pemasaran masih dalam kategori efisien. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pemasaran
yang dikeluarkan pada proses pemasaran di setiap rantai pemasaran lebih kecil
dibandingkan dengan nilai produk atau harga jual yang dipasarkan. Hasil penelitian
tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abidin dkk (2017) yang
menyatakan rantai pemasaran dapat dikatakan efisien apabila nilai dari biaya pemasaran
lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan. Hal ini terjadi karena biaya
pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan pada proses pemasaran, apabila memiliki
nilai lebih besar daripada harga produk maka rantai pemasaran yang dilalui pada suatu
produk tersebut tidak efisien.
Ikan kering selanjutnya yaitu jenis kase, pada ikan kering kase juga terdapat 4
rantai pemasaran dengan nilai efisiensi pemasaran dari rantai I, II< III dan IV yaitu 0%,
6,0%; 6,9% dan 10,1%. Nilai efisiensi yang paling kecil terdapat rantai pemasaram pola I,
karena pada rantai tersebut tidak adanya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh produsen.
Pada rantai pemasaran II biaya pemasaran dikeluarkan oleh pengepul, sehingga terdapat
nilai efisiensi lebih besar dibandingkan dengan rantai pemasaran I. Pada rantai pemasaran
III yaitu terdapat biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pengecer untuk memasarkan
produk ikan kering kase dengan nilai EP 6,9%. Namun nilai EP terbesar terdapat pada
rantai pemasarana pola IV, karena pada rantai ini banyaknya lembaga pemasaran yang
terlibat sehingga setiap lembaga akan mengeluarkan biaya dalam proses pemasaran. nilai
efisiensi pemasaran pada rantai pemasaran pola IV yaitu 10,1%.
Nilai efisiensi pemasaran terakhir terdapat pada ikan kering jenis gleberan, ikan
kering gleberan tersebut juga melalui 4 rantai pemasaran. Rantai pemasaran memiliki nilai
EP 0%, karena produsen tidak mengeluarkan biaya dalam proses pemasaran. Pada rantai
pemasaran II lembaga yang terlibat yaitu produsen, pengepul dan konsumen. Pengepul
mengeluarkan biaya pemasaran sehingga memperoleh nilai EP sebesar 3,0%, sedangkan
pada rantai III lembaga yang terlibat yaitu produsen, pengecer dan konsumen. Pengecer
mengeluarkan biaya dalam proses pemasaran sehingga nilai EP yang dimiliki rantai
pemasaran III tersebut yaitu 3,5%. Rantai pemasaran terakhir terakhir terdapat pada pola
IV yang melibatkan lembaga pemasaran paling banyak, sehingga biaya pemasaran yang
dikeluarkan juga besar. Namun nilai EP yang diperoleh masih dalam kategori efisien yaitu
5,3%.
66

Nilai efisiensi pemasaran yang dimiliki setiap rantai pada produk ikan kering di
Provinsi Bengkulu jenis kerong, kase dan gleberan seluruhnya memiliki nilai EP <50%.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap rantai yang dilalui produk ikan kering tersebut efisien,
rantai pemasaran paling efisien terdapat pada pola I, selanjutnya II, III dan terakhir yaitu
IV. Nilai efisiensi pemasaran <50% tersebut memiliki hasil yang sama terhadap penelitian
yang pernah dilakukan oleh Sudana (2019) dengan judul “Analisis Efisiensi Pemasaran
Ikan Teri Segar Hasil Tangkapan Nelayan di Desa Sanggalangit Kabupaten Buleleng”.
Nilai efisiensi pada penelitian tersebut juga memiliki nilai EP<50% pada rantai pemasaran
yang lebih pendek. Hal ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan karena
biaya pemasaran yang terbentuk pada rantai pemasaran yang dilalui tidak lebih besar
daripada nilai suatu produk yang dipasarkan, oleh sebab itu dapat dikatakan efisien.
5.20 Kinerja Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu
Kinerja pemasaran akan dianalisis melalui modifikasi nilai tambah dan efisiensi
rantai pemasaran pada setiap produk ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan di
Provinsi Bengkulu. Analisis tersebut dilakukan untuk mengambil kriteria keputusan yang
diperoleh dari hasil nilai kedua analisis. Diketahui pada setiap ikan kering jenis kerong,
kase dan gleberan telah dianalisis melalui analisis nilai tambah Hayami dan efisiensi
pemasaran. Pada analisis nilai tambah diperoleh keputusan yaitu memiliki nilai tambah
(NT≥0) atau tidak menghasilkan nilai tambah (NT<0), sedangkan pada analisis efisisiensi
pemasaran yaitu rantai pemasaran yang dilalui dalam kategori efisien (EP≥50%) atau tidak
efisien (EP<50%).
5.21 Kinerja Pemasaran Ikan Kerong di Provinsi Bengkulu
Kinerja pemasaran ikan kerong di Provinsi Bengkulu dimodifikasi melalui nilai
tambah dan efisiensi rantai pemasaran. Rantai pemasaran pada ikan kering di Provinsi
Bengkulu terbagi menjadi empat pola rantai pemasaran. Rantai pemasaran pola I yaitu
lembaga produsen ikan kering dan konsumen akhir. Pola II yaitu produsen ikan kering,
pengepul dan konsumen akhir. Rantai pemasaran pola III yaitu produsen ikan kering,
pengecer dan konsumen akhir. Pola IV yaitu rantai pemasaran paling panjang karena
melibatkan empat lembaga pemasaran produsen ikan kering, pengepul, pengecer dan
konsumen akhir. Setiap rantai pemasaran yang dilalui oleh produk ikan kering jenis kerong
tersebut akan memiliki suatu keputusan kriteria dari nilai rata-rata nilai tambah dan
efisiensi rantai pemasaran yang dapat dilihat pada Tabel 28.
67

Tabel 28. Kinerja Pemasaran Ikan Kerong Pada Setiap Rantai Pemasaran
Efisiensi Pemasaran (%) Keterangan
Nilai Tambah (Rp) ≥50% <50%
<0
Excellent
≥0 (6.977;4,1)
Sumber : Data Primer Diolah, 2021.

Berdasarkan kinerja pemasaran melalui modifikasi nilai tambah dan efisiensi


pemasaran diketahui bahwa ikan kering jenis kerong memiliki nilai tambah pada proses
pengolahan dan pemasaran. Pada proses pemasaran nilai tambah tercipta pada empat pola
rantai pemasaran memiliki nilai NT ≥0, kemudian rentang nilai tambah dihitung menjadi
dua kelas. Pada analisis efisiensi rantai pemasaran ikan kering jenis kerong yang melalui
empat pola rantai pemasaran memiliki nilai analisis EP <50%. Rata-rata nilai tambah pada
empat rantai pemasaran yaitu Rp6.977 atau NT ≥0, sedangkan rata-rata nilai efisiensi
pemasaran pada empat rantai pemasaran ikan kering jenis kase yaitu 4.1%. Melalui analisis
modifikasi nilai tambah dan efisiensi rantai pemasaran produk ikan kering jenis kerong
dapat diperoleh kriteria keputusan yaitu dalam keadaan “Excellent”.
5.22 Kinerja Pemasaran Ikan Kase di Provinsi Bengkulu
Kinerja Pemasaran pada ikan kering dimodifikasi melalui nilai tambah dan efisiensi
pemasaran ikan kering jenis kase di Provinsi Bengkulu. Rantai pemasaran pada ikan kering
di Provinsi Bengkulu terbagi menjadi empat pola rantai pemasaran. Lembaga pemasaran
tersebut yaitu produsen, pengepul, pengecer dan konsumen. Rantai pemasaran pola I yaitu
lembaga produsen ikan kering dan konsumen akhir. Pola II yaitu produsen ikan kering,
pengepul dan konsumen akhir. Rantai pemasaran pola III yaitu produsen ikan kering,
pengecer dan konsumen akhir. Pola IV yaitu rantai pemasaran paling panjang karena
melibatkan empat lembaga pemasaran produsen ikan kering, pengepul, pengecer dan
konsumen akhir. Setiap rantai pemasaran yang dilalui oleh ikan jenis kase tersebut akan
memiliki suatu keputusan kriteria keputusan dalam melakukan nilai tambah dan efisiensi
pemasaran. Hasil modifikasi nilai tambah dan efisiensi pemasaran tersebut dapat dilihat
pada Tabel 29.
Tabel 29. Kinerja Pemasaran Ikan Kase Pada Setiap Rantai Pemasaran

Efisiensi Pemasaran (%) Keterangan


Nilai Tambah (Rp) ≥50% <50%
<0
Excellent
≥0 (4.577;5.7)
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
68

Berdasarkan kinerja pemasaran melalui modifikasi nilai tambah dan efisiensi


pemasaran diketahui bahwa ikan kering jenis kase memiliki nilai tambah pada proses
pengolahan dan pemasaran. Pada proses pemasaran nilai tambah tercipta pada empat pola
rantai pemasaran memiliki nilai NT ≥0, kemudian rentang nilai tambah dihitung menjadi
dua kelas. Pada analisis efisiensi rantai pemasaran ikan kering jenis kase yang melalui
empat pola rantai pemasaran memiliki nilai analisis EP <50%. Rata-rata nilai tambah pada
empat rantai pemasaran yaitu Rp4.577 atau NT ≥0, sedangkan rata-rata nilai efisiensi
pemasaran pada empat rantai pemasaran ikan kering jenis kase yaitu 5,7%. Melalui analisis
modifikasi nilai tambah dan efisiensi rantai pemasaran produk ikan kering jenis kase dapat
diperoleh kriteria keputusan yaitu dalam keadaan “Excellent”.
5.23 Kinerja Pemasaran Ikan Gleberan di Provinsi Bengkulu
Kinerja Pemasaran pada ikan kering dimodifikasi melalui nilai tambah dan efisiensi
pemasaran ikan kering jenis gleberan di Provinsi Bengkulu. Rantai pemasaran pada ikan
kering di Provinsi Bengkulu terbagi menjadi empat pola rantai pemasaran. Lembaga
pemasaran tersebut yaitu produsen, pengepul, pengecer dan konsumen. Rantai pemasaran
pola I yaitu lembaga produsen ikan kering dan konsumen akhir. Pola II yaitu produsen ikan
kering, pengepul dan konsumen akhir. Rantai pemasaran pola III yaitu produsen ikan
kering, pengecer dan konsumen akhir. Pola IV yaitu rantai pemasaran paling panjang
karena melibatkan empat lembaga pemasaran produsen ikan kering, pengepul, pengecer
dan konsumen akhir. Setiap rantai pemasaran yang dilalui oleh ikan jenis gleberan tersebut
akan memiliki suatu keputusan kriteria keputusan dalam melakukan nilai tambah dan
efisiensi pemasaran. Hasil modifikasi nilai tambah dan efisiensi pemasaran tersebut dapat
dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Kinerja Pemasaran Ikan Gleberan Pada Setiap Rantai Pemasaran

Efisiensi Pemasaran (%) Keterangan


Nilai Tambah (Rp) ≥50% <50%
<0
Excellent
≥0 (11.356;2,9)
Sumber : Data Primer Diolah (2021).
Berdasarkan kinerja pemasaran nilai tambah dan efisiensi pemasaran diketahui
bahwa ikan kering jenis gleberan memiliki nilai tambah pada proses pengolahan dan
pemasaran. Pada proses pemasaran nilai tambah tercipta pada empat pola rantai pemasaran
memiliki nilai NT ≥0, kemudian rentang nilai tambah dihitung menjadi dua kelas. Pada
analisis efisiensi rantai pemasaran ikan kering jenis gleberan yang melalui empat pola
69

rantai pemasaran memiliki nilai analisis EP <50%. Rata-rata nilai tambah pada empat
rantai pemasaran yaitu Rp11.356 atau NT ≥0, sedangkan rata-rata nilai efisiensi pemasaran
pada empat rantai pemasaran ikan kering jenis gleberan yaitu 2,9%. Melalui analisis
modifikasi nilai tambah dan efisiensi rantai pemasaran produk ikan kering jenis gleberan
dapat diperoleh kriteria keputusan yaitu dalam keadaan “Excellent”.
Berdasarkan hasil kinerja pemasaran pada ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan di Provinsi Bengkulu termasuk kedalam kategori “Excellent” selanjutnya akan
dikategorikan lagi secara rinci melalui tabel kinerja pemasaran modifikasi nilai tambah dan
efisiensi pemasaran “Excellent” yang terbagi menjadi kriteria keputusan Lowest, Lower,
Higher dan Highest. Hasil kinerja pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu tersebut
dapat dilihat pada Tabel 31.
Table 31. Kinerja Pemasaran Kategori Excellent Ikan Kering di Provinsi Bengkulu

Efisiensi Pemasaran (%) Keterangan


Jenis Ikan
Nilai Tambah (Rp) I (5,06 – 10,2) II (0 – 5,05)
I (2.350 – 8.653) (6.977;4,1)
Kerong Lower
II (8.654 – 14.867)
I (2.350 – 8.653) (4.577;5.7)
Kase Lowest
II (8.654 – 14.867)
I (2.350 – 8.653)
Gleberan Highest
II (8.654 – 14.867) (11.356;2,9)
Sumber : Data Primer Diolah (2021).

Berdasarkan tabel 31 diketahui kriteria keputusan yang diperoleh melalui


modifikasi nilai tambah dan efisiensi pemasaran kategori “Excellent” ikan kering di
Provinsi Bengkulu jenis kerong, kase dan gleberan. Kriteria tersebut terbagi menjadi
Lowest, Lower, Higher dan Highest. Pada ikan kering kerong diketahui kriteria yang
diperoleh yaitu “Lower” hal ini terjadi karena ikan kering kerong memiliki nilai tambah
sebesar Rp6.977 dan efisiensi pemasaran 4,1% sehingga masuk pada kriteria tersebut. Ikan
kering selanjutnya yaitu ikan kase yang masuk ke kriteria “Lower”. Ikan kase tersebut
memiliki kriteria yang paling rendah, karena diketahui nilai tambah yang dimiliki ikan
kase paling kecil diantara dua jenis ikan lainnya. Ikan kase memperoleh kriteria “Lowest”
karena memiliki nilai tambah Rp4.577 dan efisiensi pemasaran 5.7%. Ikan selanjutnya
yaitu ikan gleberan, ikan gleberan merupakan ikan yang memiliki kategori paling baik
yaitu “Highest” dengan nilai tambah Rp11.356 dan efisiensi pemasaran 2.9%.
70

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa produk ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan di Provinsi Bengkulu memiliki empat pola rantai pemasaran. Ikan kering tersebut
dipasarkan oleh produsen ikan kering yang melibatkan lembaga pemasaran lainnya. Pola
rantai pemasaran tersebut yaitu :
1. Produsen Ikan Kering – Konsumen
2. Produsen Ikan Kering – Pengecer – Konsumen
3. Produsen Ikan Kering – Pengepul – Konsumen
4. Produsen Ikan Kering – Pengepul – Pengecer – Konsumen
Lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran ikan kering tersebut akan
memasarkan produk ikan kering yang telah melalui tahap pengolahan yang dilakukan oleh
produsen ikan kering. Pengolahan ini disebut dengan nilai tambah pada proses pengolahan.
Nilai tambah pada produk ikan kering di Provinsi Bengkulu memperoleh nilai NT≥0
(positif), yang berarti produk ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan di Provinsi
Bengkulu mampu menciptakan nilai tambah. Nilai tambah pada produk ikan kering jenis
Kerong, Kase dan Gleberan memiliki nilai berturut-turut yaitu Rp3.496, Rp2.350 dan
Rp5.336.
Produsen ikan kering memasarkan ikan kering ke lembaga pemasaran lainnya agar
sampai ke konsumen akhir. Lembaga pemasaran yang terlibat pada rantai pemasaran
mengeluarkan biaya pemasaran. Biaya pemasaran ini meliputi biaya transportasi, plastik
dan tenaga kerja. Biaya pemasaran akan mempengaruhi tingkat efisiensi rantai pemasaran
yang dilalui oleh produk ikan kering. Analisis efisiensi pemasaran yang terdapat pada
empat pola rantai pemasaran dikategorikan efisien, karena memiliki nilai biaya pemasaran
yang tidak lebih besar dari harga jual produk ikan kering. Nilai efisiensi paling kecil
terdapat pada rantai pemasaran yang paling pendek, sedangkan semakin panjang rantai
pemasaran maka nilai efisiensi pemasaran akan semakin besar. Walaupun hal tersebut
terjadi namun rantai pemasaran yang dilalui oleh produk ikan kering masih dalam kategori
efisien, karena bisa mempertahankan biaya pemasaran yang tidak melebihi harga jual
produk ikan kering ke konsumen akhir.
Nilai efisiensi pemasaran dan nilai tambah produk ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan di Provinsi Bengkulu tersebut dimodifikasi untuk mengetahui kinerja pemasaran
pada produk ikan kering, sehingga dikategorikan pada kriteria keputusan “Excellent”.
Kemudian kriteria “Excellent” tersebut dirincikan pada suatu tabel kinerja pemasaran yang
terbagi menjadi lowest, lower, higher dan highest. Ikan kering jenis kerong, kase dan
gleberan memiliki kriteria berturut-turut yaitu Lower, Lowest dan Highest.
71

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang berjudul “Analisis Rantai Pemasaran, Nilai Tambah dan Efisiensi
Pemasaran Ikan Kering di Provinsi Bengkulu” dapat diperoleh kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Rantai pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu terbagi empat rantai pemasaran
yaitu 1) Produsen-Konsumen; 2) Produsen-Pengepul-Konsumen; 3) Produsen-
Pengecer-Konsumen dan 4) Produsen-Pengepul-Pengecer-Konsumen
2. Nilai tambah rantai pemasaran ikan kering di Provinsi Bengkulu pada jenis ikan
kerong, kase dan gleberan bernilai NT≥0 (positif). Nilai tambah pada rantai pemasaran
ikan kering kerong berturut-turut yaitu Rp3.496 (Rantai pemasaran I), Rp8.146 (Rantai
pemasaran II), Rp7.046 (Rantai pemasaran III) dan Rp9.222 (Rantai pemasaran IV).
Ikan kering kase yaitu Rp2.350 (Rantai pemasaran I), Rp5.328 (Rantai pemasaran II),
Rp4.228 (Rantai pemasaran III) dan Rp6.404 (Rantai pemasaran IV). Ikan kering
gleberan memiliki nilai tambah pemasaran yaitu Rp5336 (Rantai pemasaran I),
Rp13.705 (Rantai pemasaran II), Rp11.605 (Rantai pemasaran III) dan Rp14.781
(Rantai pemasaran IV).
3. Efisiensi pemasaran pada setiap rantai pemasaran jenis ikan kerong, kase dan gleberan
bernilai EP<50% yang berarti efisien. Kinerja pemasaran dimodifikasi antara nilai
tambah dan efisiensi pemasaran pada ikan kering jenis kerong, kase dan gleberan yaitu
memiliki kriteria keputusan Excellent.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terdapat saran sebagai berikut :
1. Produsen ikan kering di Provinsi Bengkulu diharapkan dapat melalui rantai pemasaran
yang dikategorikan efisien.
2. Produsen ikan kering di Provinsi Bengkulu diharapkan dapat meningkatkan nilai
tambah pada ikan kering jenis kase yang memiliki nilai tambah paling kecil,
dibandingkan dengan dua jenis ikan kering lainnya yaitu ikan kering jenis kerong dan
gleberan.
3. Lembaga pemasaran diharapkan dapat menjaga keadaan rantai pemasaran yang efisien,
dengan tetap memperhatikan biaya pemasaran dan harga jual ikan kering agar tetap
dalam kategori efisien.
72

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. Dkk. 2017. Pemasaran Hasil Perikanan. Malang: UBPress.


Adawyah,R. 2008. Pengolahan Dan Pengawetan Ikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Adhim, Assafrul Ali. Etty Soesilowatty, 2018. Analisis Pola Rantai Distribusi Alternatif
Perikanan Tangkap di Kabupaten Kendal. Economics Development Analysis
Journal. 7(4). 2252-6965.
Anindita, R. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Surabaya: Papyrus.
Aramyan. L., C.J.M Ondersteijn., Olaf van Kooten., dan Alfons Oude Lansink. 2006.
Performance Indicators in Agri-Food Production Chains. Quantifyingthe Agri-food
Supply Chain. Ondersteijn. C.J.M.. Wijnands. J.H.M.. Huime.R.B.M.. dan Van
Kooten, O (Eds). Spinger: Nelherlands.
Arbi, Muhammad. 2018. Analisis Rantai pemasaran Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran
Beras Semi Organik Di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. JSEP. 11(1).
2356-2382.
Arianti, Yoesti Silvana, Lestari Rahayu Waluyati, 2019. Analisis Nilai Tambah Dan
Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Merah Di Kabupaten Madiun. Jurnal
Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis. 3(2). 256-266
Badan Pusat Statistik, 2018. Provinsi Bengkulu Dalam Angka. Bengkulu. BPS Provinsi
Bengkulu.
Band Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran edisi 2. BPFE. Yogyakarta: ALFABETA.
Bank Indonesia, 2013. Pola Pembiayaan Umkm Usaha Pengolahan Ikan Kering Kota
Bengkulu. Bengkulu: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.
Brigham, F. Eugene, HPUsten Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan
Buku.Jakarta: Erlangga.
Budhisatyarino, T. 2008. Seminar Nasional Dinamika Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan : Tantangan dan Peluang Bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani; Nilai
Tambah Diversifikasi Hasil Usahatani Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng.
Bogor. Pusat Analisis Sosial ekonomi.
Curran, Mary Ann. 1996. Environmental LifeCycle Assessment. New York: McGraw-Hill.
Dahuri, R. (2015a). Industri Bioteknologi Kelautan Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi
Baru Indonesia. Dipetik Agustus, 2015 dari
http://rokhmindahuri.info/2012/10/09/industri-bioteknologi-kelautan-sebagai
mesin-pertumbuhan-ekonomi-baru-indonesia-2/.
Djarijah, A.S. 1995. Ikan Asin. Yogyakarta: Kanisius.
73

Drakel, Arman, 2010. Kajian Marjin Pemasaran KOPRA di Kecamatan Oba di Kota
Tidore Kepulauan. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 3(1). 45-52.
Dunia, Firdaus Ahmad., Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Indraswari, Sagung Dwiyanti. 2015. Rantai pemasaran Pemasaran Belimbing Organik
(Averrhoa carambola L.) pada Kelompok Tani Sekar Sari Subak Mambal, Desa
Mambal, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. E-Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. 4(5). 2301-6523.
Hanafiah, A.M, Saefuddin, A.M. 2006. Tataniaga Hasil Perikanan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Handoko, T. Hani. 200. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.
Hasanah, Uswatun, Mayshuri, Djuwari. 2015. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Sale
Pisang Di Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmu Pertanian. 3(18). 141–149.
Hasyim, A.I. 2012. Tataniaga Pertanian. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Hasyim, Ali. I. 1994. Tataniaga Pertanian. Buku Ajar. Fakultas Pertanian Bandar
Lampung: Universitas Lampung.
Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. 1987. Agricultural Marketing and
Processing in Upland Java. A Perspective from a Sunda Village. Bogor: The
CPGRT Centre.
Herudiyanto, M.S. 2008. Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan. Bandung: Widya
Padjadjaran.
Herdiyanti, Yus Rusman, Muhamad Nurdin Yusuf. 2016. Analisis Nilai Tambah
Agroindustri Tepung Tapioka Di Desa Negaratengah Kecamatan Cineam
Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Agroinfo Galuh. 2(2):
81-86.
Heriansyah, 2004. Prospek Pengembangan Agribisnis Ikan Asap di Kecamatan Sinjai
Timur Kabupaten Sinjai. Tesis. Tidak dipublikasikan.
Janvier, JAM. 2012. A New Introduction to Supply Chains and Supply Chain
Management: Definitions and Theories Perspective. Journal International Business
Research. 5(1): 194-207
74

Jayanti. S., M. Ilza dan Desmelati. 2012. Pengaruh Penggunaan Minuman Berkarbonasi
Untuk Menghambat Kemunduran Mutu Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
pada Suhu Kamar. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan. 17(2). 71-87.
Kamaludddin, 2008. Lembaga dan Rantai pemasaran Pemasaran. www.jurnalistik.co.id.
Di Akses pada tanggal 20 januari 2012.
Kohls, Richard L., and Joseph N. Uhl. 2002. Marketing of Agricultural Products. New
York: MacMillan Publishing Company.
Kotler, Philip. (2000). Marketing Management. Edisi Milenium, International Edition.
New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Kotler, Philip, and Gary Amstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13. jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Kotler, P., & Armstrong, G. (2014). Principles of Marketing, 15th Edition. London:
Pearson Education Limited.
Limbong WH dan Sitorus P. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor Press.
Maflahah, Iffan, Asfan, Vina IStiana, 2020. Analisis Nilai Tambah pada Pengolahan Beras
Ketan Menjadi Rengginang. Journal Of Science and Technology. 13(10. 67-70.
Mubyarto, 1993. Dua Puluh Tahun Penelitian Pedesaan. Yogyakarta: Aditya Media.
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Mubyarto, 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi ke 3. PT. Pustaka LP3ES.
Murti, M. R. 2010. Performansi Pengering Ikan Aliran Alami memanfaatkan Energi
Kombinasi Kolektor Surya dan Tungku Biomassa. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Cakram. 4(2). 93-98.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3.Salemba Empat: Jakarta.
Ningsih, K. 2011. Analisis Saluran dan Margin Pemasaran Petani Jambu Air Camplong
(Syzygium aqueum). Madura: Fakultas Pertanian Universitas Islam.
Novia, Wikw, Wan Abbas Zakaria, Dyah Aring Hepiana Lestari, 2013. Analisis Nilai
Tambah dan Kelayakan Pengembangan Agroindustri Beras Siger. JIIA. 1(3). 210-
217.
Nurhayati. 2016. Kinerja Rantai Pasok Dan Nilai Tambah Dengan Internalisasi Aspek
Lingkungan Pada Agroindustri Ayam Ras Pedaging. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian. 26 (3). 311-320.
75

Leroi, Joffraud JJ. 2000. Salt and smoke simultaneously effect chemical and sensory
quality of cold-smoked salmon during 5o Cstorage predicted using factorial design.
Journal of Food Protection. 6(3). 1222-1227.
Okpara, Michael. 2019. Efficiency Analyses Of Cocoa Marketing In a Abia State Nigerian.
Nigerian Agricultural Journal. 50(1). 58-65.
Pratama, Riansyah Comdeca Surya , Koesnoto Supranianondo. 2017. Analysis Of
Marketing Efficiency Of Beef Cattle On “Tirto Sari” Livestock At Sub District Of
Samboja, District Of Kutai Kartanegara, East Kalimantan. International Journal of
Environmental & Agriculture Research (IJOEAR). 12(3). 2454-1850.
Purnomo, S. (2002). Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Rahardi, F. I. Satyawibawa dan R. N. Setyowati. 2000. Agribisnis Peternakan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Rahim, Diah Retno Dwi Hastuti, dan Nasrun Rusli, 2017. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Margin Pemasaran Kepiting Segar. Prosiding Simposium Nasional
Krustasea. 187-197.
Risqina, Finna. 2011. Partisipasi Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.
Rorvik, LM. 2000. Listeria monocytogenes in the smoked salmon industry. International.
Journal of Food Microbiology. 6(2). 183-190.
Saefuddin AM, Hanafiah AM. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan. Jakarta: UI. Press.
Santosa, Teguh hari. 2020. Marketing Analysis Of Lele Dumbo Fish (Clarias Gariepinus)
In Mojomulyo Village, Puger Districts. Jurnal Agribest. 4(1). 2581-1339.
Sayogyo, Pudjiwati. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa.
Jakarta: CV. Rajawali (YYIS).
Soekartawi, A. Soeharjo., J.l. Dillon., J.B. Hardaker.. 1985. Ilmu Usahatani dan Penelitian
Untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta: UI-Press.
Soekartawi, 2002. Agribisnis – Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudana , I Wayan, 2019. Anallisis Efisiensi Pemasaran Ikan Teri Segar Hasil Tangkapan
Nelayan di Desa Sanggalangit Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi.
11(2). 2599-1426.
Sudaryono, 2014. Aplikasi Statistik Untuk Penelitian. Jakarta: PT. Lentera Ilmu Cendikia.
Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang:
UMM Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
76

Sumantri, Bambang, Agus Purwoko, Sriyoto, Ketut Sukiyono, dan Eko Sumartono. 2018.
Economic Value A Dried Fish Business Development in Bengkulu City. Journal of
Agricultural Research, 1(2). 123 – 133.
Sundari, Ristina Siti, Andri Kusmayadi, Dona Setia Umbara. 2017. Komparasi Nilai
Tambah Agroindustri Abon Ikan Lele Dan Ikan Patin Di Tasikmalaya. Jurnal
Pertanian Agros. 1 (19). 45-54.
Suparmin, Novira Kusrini, Eva Dolorosa, 2013. Analisis Distribusi Pemasaran Ikan Air
Tawar Hasil Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Di Kota Pontianak.
Jurnal Eksos. 9(2). 70-79.
Tahitu, J.M.,2014. Pengaruh Konsentrasi Garam Dan Waktu Perendaman Terhadap Cita
Rasa Ikan Kawalinya ( Selar Leptolepis ) Asin Kering. Biopendix. 1(1). 65–70.
Tapia, M. et al. 2008. Enviromental, Financial and Quality Assesment of Drinking Water
Processes at Waternet. Journal of Cleaner Production. 16: 401-409
Permatasari, Dewi, Budi Setia, Sudrajat. 2020. Efisiensi Pemasaran Keripik Kelapa (Studi
Kasus Pada PT. Dinaya Sambiana Loemintoe Di Dusun Cikoranji Desa Cimindi
Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo
Galuh. 1(7). 219–229.
Warsidi, E. 2008. Bagaimana Mengolah dan Mengawetkan Ikan. Bekasi: Mitra Utama.
Wijayanto, Dian, 2015. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Ikan Teri di Kabupaten
Konawe Utara. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia. 2(2). 250-262.
77

L
A
M
P
I
R
A
N
78

PRODUSEN IKAN KERING

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS RANTAI PEMASARAN, NILAI TAMBAH DAN EFISIENSI


PEMASARAN IKAN KERING DI PROVINSI BENGKULU

No. Responden
Hari/Tanggal
Nama Enumerator
Alamat
No.HP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
79

DAFTAR PER TANYAAN

I. Identitas Responden Industri Rumah Tangga Ikan Kering di Provinsi Bengkulu


1. Nama : ...........................
2. Umur : ........................... Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*)
4. Pendidikan Formal : ........................... Tahun
5. Pendidikan Non Formal :
a. Penyuluhan pengolahan ikan kering : ..............Hari / Minggu /
Bulan
b. Pertemuan kelompok pengolah ikan kering : ..............Hari / Minggu /
Bulan
6. Pengalaman Usaha : ........................... Tahun
7. Pekerjaan
a. Pokok :
b. Sampingan :
8. Jumlah Tanggungan Keluarga : ........................... Orang
II. Input Pengolahan Ikan Kering
1. Bagaimana cara Bapak/Ibu memperoleh bahan baku (ikan segar)?
a. Menangkap Sendiri (sebagai nelayan)
b. Membeli
c. Menangkap dan Membeli
2. Jika menangkap sendiri, berapa jumlah ikan yang diperoleh?
Jumlah (Kg) Hari ke
No Jenis Ikan
1 2 3 4 5 6
1 Kerong
2 Kase
3 Gleberan
4 Lainnya
3. Apakah hasil tangkapan tersebut diolah semuanya?
a. Ya b. Tidak
4. Jika tidak, mengapa? Sebutkan .............................................................
80

5. Jika membeli, dari mana? Sebutkan ...........................................................


6. Berapa jumlah ikan segar yang dibeli?
Jumlah (Kg) Hari ke
No Jenis Ikan
1 2 3 4 5 6
1 Kerong
2 Kase
3 Gleberan
4 Lainnya
Harga ikan segar
Jumlah (Rp/Kg) Hari ke
No Jenis Ikan
1 2 3 4 5 6
1 Kerong
2 Kase
3 Gleberan
4 Lainnya
Input lain yang digunakan
Hari ke
No. Bahan
1 2 3 4 5 6
Jumlah atau Volume (Unit/Kg)
1 Garam
2 Es batu
3 Air
4 Bahan Bakar
5 Plastik
7 Karung
8 Lainnya .....
81

Harga (Rp/unit)
1 Garam
2 Es batu
3 Air
4 Bahan Bakar
5 Plastik
6 Tali
7 Karung
8 Lainnya .....

7. Biaya penggunaan alat-alat pengolahan ikan kering :


a. Biaya Tetap Biaya Penyusutan Alat
Harga Umur Harga
Jumlah
No Jenis Awal Ekonomis Akhir
(Unit)
(Rp) (Tahun) (Rp)
1 Tempat Penjemuran
a. Waring
b. Bambu/Kayu
c. Paku
d. Lainnya….
2 Ember
3 Baskom
4 Pisau
5 Timbangan
6 Terpal
7 Kalkulator
8 Keranjang

III. Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Ikan Kering


1. Bagaimana sistem upah yang diterapkan dalam usaha pengolahan ikan kering ini?
a. Harian b. Borongan c. Lainnya ................................
82

2. Biaya tenaga kerja dalam usaha pengolahan ikan kering:


Pria Wanita
Dalam
Dalam Keluarga Luar Keluarga Luar Keluarga
No Jenis Kegiatan Keluarga
Upah Upah Upah Upah
∑ org ∑ org ∑ org ∑ org
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Sortasi Ikan
Pembersihan
Pembelahan
Penjemuran
Penggaraman
Pengangkutan
IV. Sistem Pemasaran Usaha Pengolahan Ikan Kering
1. Dimana Bapak/Ibu melakukan transaksi penjualan ikan kering?
a. Di rumah
b. Di pasar (dalam/luar daerah)
c. Di tempat pengepul
2. Bagaimana sistem pembayaran?................................................................
3. Jika dijual ke pasar/pengepul, berapa biaya transportasi yang digunakan?
a. Ke pasar, berapa? Sebutkan, Rp.........................
b. Ke tempat pengepul, berapa? Sebutkan, Rp ..........................
4. Jumlah produk ikan kering yang dijual :
Dijual ke -
No Jenis Ikan Konsumen Pengepul Pengecer
Kg Rp Kg Rp Kg Rp
1 Kerong
2 Kase
3 Gleberan
4 Lainnya
5. Bagaimana bapak/ibu memasarkan ikan kering tersebut?
a. Bebas menjual pada siapapun
b. Sudah memiliki langganan
83

c. Memiliki perjanjian penjualan


d. Lainnya………………..

6. Bagaimana potensi persaingan dalam memasarkan ikan kering tersebut?


a. Sangat tinggi
b. Tinggi
c. Rendah
d. Sangat rendah
7. Factor apa saja yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya kualitas produk?(jawaban
boleh lebih dari satu) :
a. Penggaraman
b. Penyinaran cahaya matahari
c. Tingkat kekeringan ikan
d. Lainnya…………….
8. Apakah terdapat keterikatan dengan lembaga tersebut dalam penjualan hasil produksi ?
Jika Ya, dalam hal apa ? ………………………………………
9. Bagaimana menentukan harga jual ? Jika menggunakan informasi pasar, darimana
diperolehnya ?.....................................................................................
10. Sebelum dijual apakah dilakukan penyortiran?
a. Ya
b. Tidak*
11. Apakah Anda memberikan nilai tambah (melakukan pengolahan) pada komoditas yang
dijual?..................................................................................
12. Apakah lembaga pemasaran yang menerima hasil produksi dari anda menetapkan
standarisasi ? Sebutkan :…………………………………………..
13. Sumber modal dalam kegiatan pemasaran :
a. Modal sendiri
b. Mendapat bantuan Besarnya modal :...................................................
c. Jika mendapat bantuan, darimana …………………………....................
84

14. Biaya pemasaran lainnya yang dikeluarkan


Hari ke
No bahan
1 2 3 4 5 6
Biaya Pengangkutan
1 Transposrtasi
2 Bensin
3 Lainnya
Biaya Pengemasan
1 Plastik
2 Kayu
3 Karet Gelang
Biaya Penyimpanan
1. Sewa Gedung
2 Listrik
3 Lainnya
Biaya Bongkar muat
Gerobak
1
dorong
2 ………………
3 Lainnya ……

Biaya Penjemuran
1 Waring
2 Bambu/kayu
3
4
5 Lainnya ……..
Biaya Retribusi
Pungutan
1
daerah
Biaya Lainnya
1 …………
85

15. Berapa tingkat kemudahan bapak/ibu dalam menjual ikan kering tersebut?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat sulit
16. Menurut bapak/ibu apa saja yang menjadi standar ikan kering yang baik ? (Jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Warna ………….
b. Tektur ………….
c. Tingkat kekeringan ikan …………….
d. Lainnya………….
86

PENGECER/PENGEPUL/lainnya

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS RANTAI PEMASARAN, NILAI TAMBAH DAN EFISIENSI


PEMASARAN IKAN KERING DI PROVINSI BENGKULU

No. Responden
Hari/Tanggal
Nama Enumerator
Alamat
No.HP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
87

KUESIONER PENELITIAN PEMASARAN IKAN KERING

A. Karakteristik Pedagang ikan kering


Hari /tanggal wawancara
No sampel
Nama responden
Alamat
Desa / kelurahan
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
No. telepon / Hp
1. Jenis Kelamin : L/ P*
2. Umur : ……. tahun
3. Pendidikan terakhir :SD/SMP/SMA/Perguruan tinggi/lainnya: ..... (th)
4. Status pernikahan : Menikah/ Belum menikah*
5. Pekerjaan Utama :
6. Pekerjaan Sampingan :
7. Jumlah tanggungan keluarga :
B. Kegiatan Pemasaran
1. Tahun mulai beroperasi :
2. Apakah Anda menjual jenis komoditas lainnya? Ya/ Tidak*
3. Apakah Anda melakukan kegiatan pembelian? Ya/ Tidak* Jika Ya
No Sumber Jenis Harga Harga Sistem
Pembelian Ikan Beli (Rp) Jual (Rp) pembayaran
1 Kerong
2 Kase
3 Gleberan
4 Lainnya

4. Kegiatan pembelian dilakukan setiap : ……


88

a. Hari
b. Minggu
c. Bulan sekali
5. Apakah Anda memiliki standarisasi dalam membeli ikan kering dari pengrajin?
Ya/Tidak* Jika Ya, terdiri dari berapa kelas produk?
a. Ukuran
b. Warna
c. Jenis
d. Tingkat kekeringan
e. Lainnya
6. Bagaimana sifat pembelian produk yang dilakukan? Borongan/Bertahap*
7. Bagaimana sistem upah yang diterapkan dalam usaha pengolahan ikan kering ini?
b. Harian
c. Borongan
d. Lainnya ................................
8. Kegiatan dan biaya Tenaga kerja apa saja yang anda lakukan?
Pria Wanita
Jenis TKDK TKLK TKDK TKLK
No
Kegiatan ∑ Upah ∑ Upah ∑ Upah ∑ Upah
org (Rp) org (Rp) org (Rp) org (Rp)
1 Sortasi,
Pengemasan,
Pengangkutan,
Bongkar muat
2 Lainnya

9. Apakah Anda melakukan kegiatan penjualan? Ya/Tidak* Jika Ya:


No Penjualan Jenis Harga Harga Sistem
ke - Ikan Beli (Rp) Jual (Rp) pembayaran
1 Kerong
2 Kase
3 Gleberan
4 Lainnya
89

10. Mengapa anda menjual ke pedagang tersebut ?


a. Karena sudah langganan
b. Masih ada hubungan keluarga
c. Tetangga dekat rumah
d. lainnya ………………..
11. Berapa waktu yang diperlukan sampai ikan kering terjual habis?
12. Dimana anda melakukan kegiatan penjualan ?
13. Biaya pemasaran
No Keterangan Jumlah Harga (Rp)
1 Transportasi
2 Karung
3 Plastik
4 Lainnya
17. Siapa yang menentukan harga jual di pengepul/pengecer ?
a. Pengrajin
b. Pengepul
c. Pedagang
d. Pengecer
e. Lainnya
18. Bagaimana menentukan harga jual?
a. Harga pasar
b. Mengikuti harga tetangga
c. Lainnya …………
19. Sumber modal : Sendiri/Bantuan/Pinjaman*
a. Modal Sendiri
b. Mendapat Bantuan
c. Pinjaman
90

20. Apakah terdapat kesulitan dalam pembelian ikan kering?


No Keterangan YA TIDAK
1 Kadar air tinggi
2 Ukuran tidak seragam
3 Warna tidak menarik
4
5 Lainnya
21. Apakah terdapat kesulitan dalam penjualan ikan kering?
No Keterangan YA TIDAK
1 Variasi jenis ikan sedikit
2 Pasokan ikan sedikit
3 Kualitas mulai memburuk
4 Permintaan konsumen
terhadap ikan baru
5 Lainnya
91

Lampiran 1. Identitas Responden


Jenis Pendidikan (Tahun) Pengalaman Usaha Pekerjaan
No Nama Usia Alamat Jumlah
Kelamin (Tahun)
Formal Non formal Pokok Sampingan tanggungan
1 Laili 40 P 12 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 5
2 Hamsah 34 L 9 Sumber Jaya 1 Pengrajin Ikan Kering 3
3 Repmi 54 L 9 Sumber Jaya 16 Pengrajin Ikan Kering 3
4 Nurhayati 38 P 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 2
5 Asmarni 30 P 9 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 4
6 Yanti 43 P 6 Sumber Jaya 25 Pengrajin Ikan Kering 4
7 Marni 50 P 6 Sumber Jaya 23 Pengrajin Ikan Kering 2
8 Siti Rohmah 43 P 0 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 5
9 Muriana 68 P 6 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 3
10 Sugiarti 32 P 6 Sumber Jaya 4 Pengrajin Ikan Kering 2
11 Miranda 35 P 9 Sumber Jaya 12 Pengrajin Ikan Kering 2
12 Lika 43 P 9 Sumber Jaya 11 Pengrajin Ikan Kering 4
13 Rosdiana 40 P 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 3
14 Tiana Widayanti 28 P 12 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 0
15 Elvi 48 P 12 Sumber Jaya 2 Pengrajin Ikan Kering 3
16 Santi 35 P 9 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 2
17 Kusmodi 34 L 9 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 1
18 Yusnaedi 62 L 6 Sumber Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering Jual es kelapa 0
19 Karlina 36 p 9 Sumber Jaya 13 Pengrajin Ikan Kering 3
20 Beti 57 P 9 Sumber Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 6
21 Savinatun 49 P 9 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 2
22 Nihira 58 P 6 Sumber Jaya 25 Pengrajin Ikan Kering 0
23 Sarma 43 P 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 1
24 Yarni 42 P 6 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 4
25 Ismawati 30 P 9 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
26 Anisa 25 P 9 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 1
27 Amriana 26 P 9 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 1
28 Hasurya 38 P 9 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 4
29 Maniajuni 43 P 9 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 0
30 Maharani 41 P 12 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 3
31 Fatamawati 62 p 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 1
32 Dasim 49 L 9 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
33 Fatimah 58 P 6 Sumber Jaya 1 Pengrajin Ikan Kering 2
34 Triani 45 P 6 Sumber Jaya 25 Pengrajin Ikan Kering 1
35 Adila 36 p 9 Sumber Jaya 1 Pengrajin Ikan Kering 4
36 Evilastriati 36 P 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
37 Suciati 32 p 6 Sumber Jaya 2 Pengrajin Ikan Kering 2
38 Beta Apreni 42 p 12 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 5
39 Isnawati 30 p 6 Sumber Jaya 3 Pengrajin Ikan Kering 2
40 Savinaton 35 p 6 Sumber Jaya 4 Pengrajin Ikan Kering 5
41 Suryani 37 p 9 Sumber Jaya 12 Pengrajin Ikan Kering 1
42 Nursia 55 p 9 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 3
43 Kasmi 55 p 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 1
92

Lanjutan lampiran 1. Identitas Responden

Jenis Pendidikan (Tahun) Pengalaman Usaha Pekerjaan


No Nama Usia Alamat Jumlah
Kelamin (Tahun)
Formal Non formal Pokok Sampingan tanggungan
44 Risnawati 44 p 6 Sumber Jaya 13 Pengrajin Ikan Kering 3
45 Ali Subur 44 L 6 Sumber Jaya 25 Pengrajin Ikan Kering Pedagang 1
46 Tri Wahyuni 35 p 12 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 1
47 Triani 46 p 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
48 Sarifudin 38 L 6 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 2
49 Samsia 43 P 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 3
50 Nurhayani 44 p 6 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 1
51 Aldi 40 L 12 Sumber Jaya 25 Nelayan Pengrajin Ikan Kering 0
52 Tincerian 40 p 12 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering warung 2
53 Mardiana 48 P 9 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 5
54 Sudirman 36 L 9 Sumber Jaya 8 Pengrajin Ikan Kering 2
55 Miryana 41 P 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering warung 3
56 Jentiana Panjaitan 45 p 9 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 1
57 Mayani 50 p 6 Sumber Jaya 6 Pengrajin Ikan Kering 4
58 Nurbani 56 p 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 0
59 Samsudin 48 L 9 Sumber Jaya 18 Pengrajin Ikan Kering 3
60 Meri 30 P 9 Sumber Jaya 7 Pengrajin Ikan Kering 2
61 Mirnawati 42 P 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 5
62 Yansar 42 L 9 Sumber Jaya 2 Pengrajin Ikan Kering 5
63 Kartini 56 P 6 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 3
64 Nihro 45 p 6 Sumber Jaya 3 Pengrajin Ikan Kering 0
65 Tiniani 40 p 6 Sumber Jaya 7 Pengrajin Ikan Kering 3
66 Siti andani 41 p 12 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 4
67 Kamise 39 L 9 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 2
68 Aslama 38 P 6 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 2
69 Anis Irwan 56 L 9 Sumber Jaya 10 Dagang Pengrajin Ikan Kering 1
70 ratnawati 48 P 8 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 7
71 Zumawati 48 p 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
72 Tamrin 69 L 12 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 3
73 Hardiono 36 L 9 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 0
74 Susi Susanti 36 p 9 Sumber Jaya 3 Pengrajin Ikan Kering 2
75 Indah 47 P 12 Sumber Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 2
76 Supian 48 L 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
77 Amiratim 44 L 12 Sumber Jaya 18 Pengrajin Ikan Kering 2
78 Etik 44 P 9 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
79 Subhan 32 L 6 Sumber Jaya 2 Pengrajin Ikan Kering 1
80 Mislawi 44 L 6 Sumber Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
81 Armadi 39 L 9 Sumber Jaya 5 Nelayan Pengrajin Ikan Kering 3
82 Hamzah 48 L 12 Sumber Jaya 21 Pengrajin Ikan Kering warung 1
83 Farida 40 p 9 Sumber Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 2
84 Aslidiana m 49 p 6 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 1
85 Mardian wahyuni 30 p 12 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 4
86 Suhatiah 47 p 6 Sumber Jaya 13 Pengrajin Ikan Kering 5
93

Lanjutan lampiran 1. Identitas Responden


Jenis Pendidikan (Tahun) Pengalaman Usaha Pekerjaan Jumlah
Nama Usia Alamat
No Kelamin Formal Non formal (Tahun) Pokok Sampingan tanggungan
87 Siti harna 70 p 6 Sumber Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 2
88 Reni 39 p 6 Sumber Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 1
89 Khusni 45 p 6 Sumber Jaya 23 Nelayan Pengrajin Ikan Kering 2
90 Afrizal 36 L 6 Sumber Jaya 6 Nelayan Pengrajin Ikan Kering 3
91 Sariati 32 P 6 Koto Jaya 7 Pengrajin Ikan Kering 4
92 Manaupik 60 P 6 Koto Jaya 35 Pengrajin Ikan Kering 0
93 Esmawati 50 P 3 Koto Jaya 16 Pengrajin Ikan Kering 3
94 Liberti 58 P 9 Koto Jaya 23 Pengrajin Ikan Kering 4
95 Arini 35 P 12 Koto Jaya 1 Pengrajin Ikan Kering 2
96 Eca 32 P 9 Koto Jaya 13 Pengrajin Ikan Kering 3
97 Diosa 42 P 9 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 0
98 Barlian 52 P 6 Koto Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 7
99 Faridawati 57 P 6 Koto Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 3
100 Sion 34 L 6 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 3
101 Desi 42 P 9 Koto Jaya 23 Pengrajin Ikan Kering 3
102 Elmayudaini 40 P 6 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 4
103 Ilen 38 P 9 Koto Jaya 11 Pengrajin Ikan Kering 2
104 Eliza 50 P 9 Koto Jaya 19 Pengrajin Ikan Kering 5
105 Desi Anggriani 40 P 9 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 2
106 Santi 36 P 9 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 5
107 Fitriani 32 P 9 Koto Jaya 13 Pengrajin Ikan Kering 5
108 Eva 38 P 6 Koto Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 2
109 Renda 27 P 9 Koto Jaya 1 Pengrajin Ikan Kering 2
110 Anis 49 P 6 Koto Jaya 35 Pengrajin Ikan Kering 6
111 Susilawati 36 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
112 Nurbaiti 60 P 6 Koto Jaya 43 Pengrajin Ikan Kering 0
113 Rusli Tamril 80 L 6 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 0
114 Sisi 35 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
115 Ramli 32 L 9 Koto Jaya 2 Pengrajin Ikan Kering 3
116 Widya Suliani 30 P 9 Koto Jaya 9 Pengrajin Ikan Kering 2
117 Anita 35 P 6 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
118 Ernimawati 45 P 9 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 4
119 Naumi 35 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
120 Ichi Ramadhani 30 P 6 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
121 Elvina 39 P 9 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 4
122 Rika Candra P 26 P 12 Koto Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 1
123 Wati 28 P 12 Koto Jaya 2 Pengrajin Ikan Kering 2
124 Syafni Rifson 43 L 6 Koto Jaya 20 Nelayan Pengrajin Ikan Kering 4
125 Tiara 39 P 12 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 3
126 Salinanti 50 P 6 Koto Jaya 23 Pengrajin Ikan Kering 1
127 Mariam 57 P 6 Koto Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 2
128 Gusnida 30 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 6
129 Supriani 36 P 9 Koto Jaya 23 Pengrajin Ikan Kering 3

Lanjutan lampiran 1. Identitas Responden


94

Jenis Pendidikan (Tahun) Pengalaman Usaha Pekerjaan Jumlah


No Nama Usia Alamat
Kelamin Formal Non formal (Tahun) Pokok Sampingan tanggungan
130 Titi 40 P 6 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 0
131 Desi Gustinova 42 P 9 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 2
132 Salim 70 L 6 Koto Jaya 35 Pengrajin Ikan Kering 4
133 Mira Susanti 33 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
134 Julpa Astuti 46 P 9 Koto Jaya 21 Pengrajin Ikan Kering 2
135 Evitamalasari 29 P 9 Koto Jaya 8 Pengrajin Ikan Kering 2
136 Asmaria 56 P 6 Koto Jaya 35 Pengrajin Ikan Kering 2
137 Yelni 28 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 2
138 Rapinati 50 P 6 Koto Jaya 23 Pengrajin Ikan Kering 4
139 Bastari 57 P 9 Koto Jaya 37 Pengrajin Ikan Kering 3
140 Kasmiliati 42 P 6 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 4
141 Neni 33 P 9 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 3
142 Fitri Ayu 30 P 9 Koto Jaya 7 Pengrajin Ikan Kering 1
143 Fatmawati 53 P 6 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 4
144 Rahma Eka 50 P 0 Koto Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 3
145 Roslaini 55 P 6 Koto Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 2
146 Murniati 40 P 9 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 3
147 Anis 51 P 6 Koto Jaya 20 Pengrajin Ikan Kering 4
148 Ildaniyati 26 P 6 Koto Jaya 4 Pengrajin Ikan Kering 2
149 Idarmi 40 P 5 Koto Jaya 10 Pengrajin Ikan Kering 6
150 Mariyati 43 P 6 Koto Jaya 15 Pengrajin Ikan Kering 5
151 Idel N 42 P 9 Koto Jaya 22 Pengrajin Ikan Kering 2
152 Mariyani 45 P 6 Koto Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 2
153 Yeni 37 P 12 Koto Jaya 16 Pengrajin Ikan Kering 3
154 Mardiyani 50 P 6 Koto Jaya 30 Pengrajin Ikan Kering 3
155 Fitri 29 P 9 Koto Jaya 7 Pengrajin Ikan Kering 3
156 Sihas 30 P 9 Koto Jaya 5 Pengrajin Ikan Kering 4
157 Sinta 26 P 12 Koto Jaya 3 Pengrajin Ikan Kering 2
158 Asrul 40 L 9 Sumber Jaya 17 Pengepul 5
159 Aldi 38 L 6 Sumber Jaya 11 Pengepul 4
160 Ujang 55 L 9 Sumber Jaya 5 Pengepul 3
161 Wahyudi 52 L 9 Sumber Jaya 20 Pengepul 4
162 Ikel 19 L 12 Sumber Jaya 1 Pengepul 0
163 Revi 41 L 9 Sumber Jaya 1 Pengepul 2
164 Waldari 25 P 12 Sumber Jaya 20 Pengepul 5
165 Setiawan 32 L 9 Sumber Jaya 20 Pengepul 0
166 Janofo 29 L 16 Koto Jaya 1 Pengepul 1
167 Ratmaliyati 38 P 12 Koto Jaya 5 Pengepul 2
168 Irma 39 P 12 Koto Jaya 3 Pengepul 1
169 Deri Suryani 37 P 9 Sumber Jaya 7 Pengecer 2
170 Dani 45 L 9 Sumber Jaya 2 Pengecer 2
171 Sartuni 48 P 6 Sumber Jaya 20 Pengecer 5
172 Rosita 55 P 12 Sumber Jaya 18 Pengecer 4
173 Hari 40 L 9 Sumber Jaya 5 Pengecer 2
Total 7299 1397 2348 453
Rata-rata 42.1908 8.07514 13.57225434 2.61849711
95

Lampiran 2. Input Kerong


No Bahan Baku Garam Es Batu
No
Responden Kg Rp Kg Rp Kg Rp
1 1 178.33 4000 39.6667 5000 66.1111 500
2 2 136.67 5000 30 5000 50 500
3 10 103.33 4000 23.3333 5000 38.8889 500
4 13 77.67 5000 17.6667 5000 29.4444 500
5 20 60.83 3833 13.5 5000 22.5 500
6 21 37.50 4667 8.83333 5000 14.7222 500
7 23 50.33 4000 11 5000 18.3333 500
8 28 32.33 2000 7 5000 11.6667 500
9 29 62.00 3000 14 5000 23.3333 500
10 30 35.17 3000 7.83333 5000 13.0556 500
11 31 31.50 3000 7.5 5000 12.5 500
12 33 25.50 2667 6.43333 5000 10.7222 500
13 34 38.83 3250 8.83333 5000 14.7222 500
14 35 223.33 3000 50 5000 83.3333 500
15 36 11.00 2500 2.6 5000 4.33333 500
16 39 69.50 3000 14.9667 5000 24.9444 500
17 40 71.67 3500 15.6667 5000 26.1111 500
18 43 75.67 2000 17 5000 28.3333 500
19 44 43.33 4000 10 5000 16.6667 500
20 45 263.33 3833 56.6667 5000 94.4444 500
21 46 43.33 3000 10 5000 16.6667 500
22 47 41.67 3667 9.66667 5000 16.1111 500
23 49 39.17 4000 9.16667 5000 15.2778 500
24 53 43.33 3833 10 5000 16.6667 500
25 56 52.00 3000 12 5000 20 500
26 59 42.83 4000 10.1667 5000 16.9444 500
27 64 161.67 3000 35 5000 58.3333 500
28 65 57.00 4000 13 5000 21.6667 500
29 69 43.00 3333 9.66667 5000 16.1111 500
30 70 67.67 4000 15.6667 5000 26.1111 500
31 73 14.17 5000 3.5 5000 5.83333 500
32 86 51.67 3000 11.6667 5000 19.4444 500
33 89 153.33 3000 36 5000 60 500
Total 2438.67 116083 548 165000 913.333 16500
Rata-rata 73.90 3517.68 16.6061 5000 27.6768 500
96

Lampiran 3. Output Kerong


No Output Ikan Kerong Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 59.4 18000 1000000
2 2 45.6 18000 1000000
3 10 34.4 20000 972222.22
4 13 25.9 20000 588888.89
5 20 20.3 20000 88888.889
6 21 12.5 18000 294444.44
7 23 16.8 18000 366666.67
8 28 10.8 18000 122222.22
9 29 20.7 18000 466666.67
10 30 11.7 20000 261111.11
11 31 10.5 20000 250000
12 33 8.5 18000 136020
13 34 12.9 18000 265000
14 35 74.4 20000 1066666.6
15 36 3.7 20000 86666.667
16 39 23.2 20000 498888.89
17 40 23.9 20000 522222.22
18 43 25.2 20000 566666.67
19 44 14.4 20000 333333.33
20 45 87.8 18000 1239998.4
21 46 14.4 20000 416666.67
22 47 13.9 18000 100000
23 49 13.1 18000 229166.67
24 53 14.4 18000 25000
25 56 17.3 20000 500000
26 59 14.3 20000 254166.67
27 64 53.9 20000 1050000
28 65 19.0 20000 433333.33
29 69 14.3 20000 322222.22
30 70 22.6 20000 522222.22
31 73 4.7 20000 175000
32 86 17.2 20000 388888.89
33 89 51.1 20000 983333.33
Total 812.889 636000 15526574
Rata-rata 24.633 19272.727 470502.24
97

Lanjutan lamapiran 3. Jual ke Pengepul dan Pengecer


No Output Ikan Kerong Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 43.4 18000 1000000
2 2 45.6 18000 1000000
3 10 24.4 20000 972222.22
4 13 25.9 20000 588888.89
5 20 20.3 20000 88888.889
6 21 12.5 18000 294444.44
7 23 16.8 18000 366666.67
8 28 10.8 18000 122222.22
9 29 20.7 18000 466666.67
10 30 11.7 20000 261111.11
11 31 10.5 20000 250000
12 33 8.5 18000 136020
13 34 12.9 18000 265000
14 35 44.4 20000 1066666.6
15 36 3.7 20000 86666.667
16 39 15.2 20000 498888.89
17 40 18.9 20000 522222.22
18 43 20.2 20000 566666.67
19 44 14.4 20000 333333.33
20 45 67.8 18000 1239998.4
21 46 14.4 20000 416666.67
22 47 13.9 18000 100000
23 49 13.1 18000 229166.67
24 53 14.4 18000 25000
25 56 17.3 20000 500000
26 59 14.3 20000 254166.67
27 64 35.9 20000 1050000
28 65 19.0 20000 433333.33
29 69 14.3 20000 322222.22
30 70 15.6 20000 522222.22
31 73 4.7 20000 175000
32 86 17.2 20000 388888.89
33 89 51.1 20000 983333.33
Total 693.9 636000 15526574
Rata-rata 21.0 19273 470502.24
98

Lanjutan lampiran 3. Jual ke Konsumen

No No Output Ikan Kerong Total


Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 16 22000 352000
2 10 10 22000 220000
3 35 30 22000 660000
4 39 8 22000 176000
5 40 5 22000 110000
6 43 5 22000 110000
7 45 20 22000 440000
8 64 18 22000 396000
9 70 7 22000 154000
Total 119 176000 2464000
Rata-rata 13.22222222 22000 308000
99

Lampiran 4. Tenaga Kerja Kerong

TKDK TKLK
No Jenis Periode Wanita Wanita
Responden Kegiatan Produksi Rata-rata
No Total Total Total (Rp)
Orang JK HK HOK Upah (Rp) Orang JK HK HOK Upah (Rp) (Rp)
Biaya Biaya
(Rp) (Rp)
a b k l m n=(k*l*m/8) o p=(k*o) t u v w=(t*u*v/8) x y=(t*x)
1 1 1 7 6 1 5.25 25000 175000 3 6 1 2.25 25000 75000 250000 125000
2 2 1 5 6 1 3.75 25000 125000 2 6 1 1.5 25000 50000 175000 87500
3 10 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
4 13 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
5 20 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
6 21 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
7 23 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
8 28 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
9 29 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
10 30 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
11 31 Pembersihan, 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
12 33 Penggaraman, 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
13 34 Pembelahan, 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
14 35 Penjemuran, 1 0 0 0 0 0 0 5 6 1 3.75 25000 125000 125000 62500
15 36 Sortasi 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
16 39 1 0 0 0 0 0 0 3 6 1 2.25 25000 75000 75000 37500
17 40 1 0 0 0 0 0 0 4 6 1 3 25000 100000 100000 50000
18 43 1 0 0 0 0 0 0 4 6 1 3 25000 100000 100000 50000
19 44 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
20 45 1 2 6 1 1.5 25000 50000 3 6 1 2.25 25000 75000 125000 62500
21 46 1 1 6 1 0.75 25000 25000 0 0 0 0 0 0 25000 12500
22 47 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
23 49 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
24 53 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
25 56 1 0 0 0 0 0 0 3 6 1 2.25 25000 75000 75000 37500
26 59 1 0 0 0 0 0 0 4 6 1 3 25000 100000 100000 50000
27 64 1 1 6 1 0.75 25000 25000 3 6 1 2.25 25000 75000 100000 50000
28 65 1 1 6 1 0.75 25000 25000 4 6 1 3 25000 100000 125000 62500
29 69 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
30 70 1 1 6 1 0.75 25000 25000 3 6 1 2.25 25000 75000 100000 50000
31 73 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 86 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
33 89 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
34 Total 33 58 150 25 43.5 625000 1450000 64 126 21 48 525000 1600000 3050000 1525000
35 Rata-rata 1 1.75758 4.54545 0.75758 1.31818 18939.394 43939.3939 1.93939 3.81818 0.63636 1.45455 15909.091 48484.8485 92424.24 46212.12121
100

Lampiran 5. Input Kase


No Bahan Baku Garam Es Batu
No
Responden Kg Rp Kg Rp Kg Rp
1 1 68.3333 2916.67 13.6667 5000 22.7778 500
2 2 116.667 2833.33 23.3333 5000 38.8889 500
3 4 50 2916.67 10 5000 16.6667 500
4 5 67.5 2916.67 13.5 5000 22.5 500
5 6 63.3333 2916.67 12.6667 5000 21.1111 500
6 9 60.8333 2833.33 12.1667 5000 20.2778 500
7 15 40 2833.33 8 5000 13.3333 500
8 16 81.8333 2833.33 16.3667 5000 27.2778 500
9 17 60 2916.67 12 5000 20 500
10 18 113.333 2916.67 22.6667 5000 37.7778 500
11 22 43.3333 3000 8.66667 5000 14.4444 500
12 26 46.6667 2833.33 9.33333 5000 15.5556 500
13 27 48.3333 3166.67 9.66667 5000 16.1111 500
14 30 18.3333 3000 3.66667 5000 6.11111 500
15 31 20.8333 3000 4.16667 5000 6.94444 500
16 34 45 3000 9 5000 15 500
17 41 73.3333 3000 14.6667 5000 24.4444 500
18 43 46.6667 3000 9.33333 5000 15.5556 500
19 44 36.6667 3083.33 7.33333 5000 12.2222 500
20 48 105 2916.67 21 5000 35 500
21 49 40.8333 3250 8.16667 5000 13.6111 500
22 50 221.667 2583.33 44.3333 5000 73.8889 500
23 51 42.5 2833.33 8.5 5000 14.1667 500
24 52 483.333 3000 96.6667 5000 161.111 500
25 56 120 3000 24 5000 40 500
26 60 200 2750 40 5000 66.6667 500
27 61 100 2750 20 5000 33.3333 500
28 62 101.667 2750 20.3333 5000 33.8889 500
29 67 68.3333 2750 13.6667 5000 22.7778 500
30 68 100 2750 20 5000 33.3333 500
31 71 140 2750 28 5000 46.6667 500
32 76 93.3333 2833.33 18.6667 5000 31.1111 500
33 77 79.1667 2833.33 15.8333 5000 26.3889 500
34 78 59.1667 2916.67 11.8333 5000 19.7222 500
35 79 50 2916.67 10 5000 16.6667 500
36 80 45.8333 2916.67 9.16667 5000 15.2778 500
37 82 74.1667 2833.33 14.8333 5000 24.7222 500
38 83 287.5 2833.33 57.5 5000 95.8333 500
39 86 43.3333 2750 8.66667 5000 14.4444 500
40 88 75 2833.33 15 5000 25 500
41 89 170 2916.67 34 5000 56.6667 500
42 90 351.667 2833.33 70.3333 5000 117.222 500
43 91 50 2833.33 0 0 0 0
44 92 98.3333 2750 0 0 0 0
45 93 225 2833.33 0 0 0 0
46 94 105.833 2750 0 0 0 0
47 95 72.5 2750 0 0 0 0
101

Lanjutan Lampiran 5. Input Kase


No Bahan Baku Garam Es Batu
No
Responden Kg Rp Kg Rp Kg Rp
48 96 50 2750 0 0 0 0
49 97 66.3333 2833.33 0 0 0 0
50 98 95.8333 2833.33 0 0 0 0
51 99 45 2916.67 0 0 0 0
52 100 34.1667 2916.67 0 0 0 0
53 101 26.6667 2833.33 0 0 0 0
54 102 150.833 2750 0 0 0 0
55 103 136.667 2666.67 0 0 0 0
56 104 100 2666.67 0 0 0 0
57 105 135 2583.33 0 0 0 0
58 106 379.167 2583.33 0 0 0 0
59 107 24.1667 2583.33 0 0 0 0
60 108 80 2583.33 0 0 0 0
61 109 24.1667 2583.33 0 0 0 0
62 110 100 2500 0 0 0 0
63 111 46.8333 2500 0 0 0 0
64 112 200 2583.33 0 0 0 0
65 113 32.5 2583.33 0 0 0 0
66 114 100 2750 0 0 0 0
67 115 142.5 2583.33 0 0 0 0
68 116 55.8333 2666.67 0 0 0 0
69 117 67.5 2666.67 0 0 0 0
70 118 72.5 2500 0 0 0 0
71 119 50 2583.33 0 0 0 0
72 120 55 2583.33 0 0 0 0
73 121 65 2500 0 0 0 0
74 122 65 2500 0 0 0 0
75 123 118.333 2500 0 0 0 0
76 124 68.3333 2500 0 0 0 0
77 125 107.5 2500 0 0 0 0
78 126 155.833 2500 0 0 0 0
79 127 131.667 2500 0 0 0 0
80 128 37.5 2583.33 0 0 0 0
81 129 302.5 2583.33 0 0 0 0
82 130 110 2583.33 0 0 0 0
83 131 80 2583.33 0 0 0 0
84 132 45 2583.33 0 0 0 0
85 133 125 2583.33 0 0 0 0
86 134 67.5 2583.33 0 0 0 0
87 135 52.5 2583.33 0 0 0 0
88 136 65 2583.33 0 0 0 0
89 137 55 2583.33 0 0 0 0
90 138 60 2583.33 0 0 0 0
91 139 79.3333 2500 0 0 0 0
92 140 99.1667 2500 0 0 0 0
93 141 60.8333 2500 0 0 0 0
Lanjutan lampiran 5. Input Kase
102

No Bahan Baku Garam Es Batu


No
Responden Kg Rp Kg Rp Kg Rp
95 143 205.667 2500 0 0 0 0
96 144 65 2500 0 0 0 0
97 145 125 2500 0 0 0 0
98 146 42.5 2500 0 0 0 0
99 147 169.167 2500 0 0 0 0
100 148 32.5 2500 0 0 0 0
101 149 38.3333 2500 0 0 0 0
102 150 63.3333 2500 0 0 0 0
103 151 34.1667 2500 0 0 0 0
104 152 35 2500 0 0 0 0
105 153 153.333 2500 0 0 0 0
106 154 14.1667 2500 0 0 0 0
107 155 32.5 2666.67 0 0 0 0
108 156 106.667 2666.67 0 0 0 0
109 157 47.3333 2666.67 0 0 0 0
Total 10179 295833 830.7 210000 1384.5 21000
Rata-rata 93.3853 2714.07 7.6211 1926.61 12.7018 192.661
103

Lampiran 6. Output Kase


No Output Ikan Kase Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 22.8 14000 318889
2 2 38.9 14000 544444
3 4 16.7 14000 233333
4 5 22.5 14000 315000
5 6 21.1 14000 295556
6 9 20.3 14000 283889
7 15 13.3 14000 186667
8 16 27.3 14000 381889
9 17 20.0 14000 280000
10 18 37.8 14000 528889
11 22 14.4 13000 187778
12 26 15.6 13000 202222
13 27 16.1 13000 209444
14 30 6.1 13000 79444
15 31 6.9 14000 97222
16 34 15.0 14000 210000
17 41 24.4 14000 342222
18 43 15.6 14000 217778
19 44 12.2 14000 171111
20 48 35.0 14000 490000
21 49 13.6 14000 190556
22 50 73.9 14000 1034444
23 51 14.2 14000 198333
24 52 161.1 14000 2255556
25 56 40.0 14000 560000
26 60 66.7 14000 933333
27 61 33.3 14000 466667
28 62 33.9 14000 474444
29 67 22.8 14000 318889
30 68 33.3 14000 466667
31 71 46.7 14000 653333
32 76 31.1 14000 435556
33 77 26.4 14000 369444
34 78 19.7 14000 276111
35 79 16.7 14000 233333
36 80 15.3 14000 213889
37 82 24.7 14000 346111
38 83 95.8 14000 1341667
39 86 14.4 14000 202222
40 88 25.0 14000 350000
41 89 56.7 14000 793333
42 90 117.2 14000 1641111
43 91 16.7 14000 233333
44 92 32.8 14000 458889
45 93 75.0 13000 975000
46 94 35.3 13000 458611
47 95 24.2 14000 338333
104

Lanjutan lampiran 6. Output Kase


No Output Ikan Kase Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
48 96 16.7 14000 233333
49 97 22.1 14000 309556
50 98 31.9 14000 447222
51 99 15.0 14000 210000
52 100 11.4 14000 159444
53 101 8.9 14000 124444
54 102 50.3 14000 703889
55 103 45.6 14000 637778
56 104 33.3 14000 466667
57 105 45.0 14000 630000
58 106 126.4 14000 1769444
59 107 8.1 14000 112778
60 108 26.7 14000 373333
61 109 8.1 14000 112778
62 110 33.3 14000 466667
63 111 15.6 14000 218556
64 112 66.7 14000 933333
65 113 10.8 14000 151667
66 114 33.3 14000 466667
67 115 47.5 14000 665000
68 116 18.6 14000 260556
69 117 22.5 14000 315000
70 118 24.2 14000 338333
71 119 16.7 14000 233333
72 120 18.3 14000 256667
73 121 21.7 14000 303333
74 122 21.7 14000 303333
75 123 39.4 14000 552222
76 124 22.8 14000 318889
77 125 35.8 14000 501667
78 126 51.9 14000 727222
79 127 43.9 14000 614444
80 128 12.5 14000 175000
81 129 100.8 14000 1411667
82 130 36.7 14000 513333
83 131 26.7 14000 373333
84 132 15.0 14000 210000
85 133 41.7 14000 583333
86 134 22.5 14000 315000
87 135 17.5 14000 245000
88 136 21.7 14000 303333
89 137 18.3 14000 256667
90 138 20.0 14000 280000
91 139 26.4 14000 370222
92 140 33.1 14000 462778
93 141 20.3 14000 283889
94 142 29.2 14000 408333
105

Lanjutan lampiran 6. Output Kase

No Output Ikan Kase Total


No
Responden Kg Rp/Kg Rp
95 143 68.6 14000 959778
96 144 21.7 14000 303333
97 145 41.7 14000 583333
98 146 14.2 14000 198333
99 147 56.4 14000 789444
100 148 10.8 14000 151667
101 149 12.8 14000 178889
102 150 21.1 14000 295556
103 151 11.4 14000 159444
104 152 11.7 14000 163333
105 153 51.1 14000 715556
106 154 4.7 14000 66111
107 155 10.8 14000 151667
108 156 35.6 14000 497778
109 157 15.8 14000 220889
Total 3393.0 1520000 47339500
Rata-rata 31.1 13944.95 434307
106

Lanjutan lampiran 6. Jual ke Pengepul dan Pengecer


No Output Ikan Kase Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 17.8 14000 248889
2 2 28.9 14000 404444
3 4 16.7 14000 233333
4 5 22.5 14000 315000
5 6 21.1 14000 295556
6 9 20.3 14000 283889
7 15 13.3 14000 186667
8 16 22.3 14000 311889
9 17 20.0 14000 280000
10 18 32.8 14000 458889
11 22 14.4 13000 187778
12 26 15.6 13000 202222
13 27 16.1 13000 209444
14 30 6.1 13000 79444
15 31 6.9 14000 97222
16 34 15.0 14000 210000
17 41 24.4 14000 342222
18 43 15.6 14000 217778
19 44 12.2 14000 171111
20 48 35.0 14000 490000
21 49 13.6 14000 190556
22 50 53.9 14000 754444
23 51 14.2 14000 198333
24 52 141.1 14000 1975556
25 56 30.0 14000 420000
26 60 51.7 14000 723333
27 61 28.3 14000 396667
28 62 28.9 14000 404444
29 67 22.8 14000 318889
30 68 28.3 14000 396667
31 71 36.7 14000 513333
32 76 26.1 14000 365556
33 77 21.4 14000 299444
34 78 19.7 14000 276111
35 79 16.7 14000 233333
36 80 15.3 14000 213889
37 82 24.7 14000 346111
38 83 85.8 14000 1201667
39 86 14.4 14000 202222
40 88 25.0 14000 350000
41 89 46.7 14000 653333
42 90 117.2 14000 1641111
43 91 16.7 14000 233333
44 92 32.8 14000 458889
45 93 75.0 13000 975000
46 94 35.3 13000 458611
47 95 24.2 14000 338333
107

Lanjutan lampiran 6. Jual ke Pengepul & Pengecere


No Output Ikan Kase Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
48 96 16.7 14000 233333
49 97 22.1 14000 309556
50 98 31.9 14000 447222
51 99 15.0 14000 210000
52 100 11.4 14000 159444
53 101 8.9 14000 124444
54 102 35.3 14000 493889
55 103 45.6 14000 637778
56 104 33.3 14000 466667
57 105 45.0 14000 630000
58 106 126.4 14000 1769444
59 107 8.1 14000 112778
60 108 26.7 14000 373333
61 109 8.1 14000 112778
62 110 33.3 14000 466667
63 111 15.6 14000 218556
64 112 56.7 14000 793333
65 113 10.8 14000 151667
66 114 33.3 14000 466667
67 115 47.5 14000 665000
68 116 18.6 14000 260556
69 117 22.5 14000 315000
70 118 24.2 14000 338333
71 119 16.7 14000 233333
72 120 18.3 14000 256667
73 121 21.7 14000 303333
74 122 21.7 14000 303333
75 123 39.4 14000 552222
76 124 22.8 14000 318889
77 125 35.8 14000 501667
78 126 36.9 14000 517222
79 127 43.9 14000 614444
80 128 12.5 14000 175000
81 129 100.8 14000 1411667
82 130 36.7 14000 513333
83 131 26.7 14000 373333
84 132 15.0 14000 210000
85 133 41.7 14000 583333
86 134 22.5 14000 315000
87 135 17.5 14000 245000
88 136 21.7 14000 303333
89 137 18.3 14000 256667
90 138 20.0 14000 280000
91 139 26.4 14000 370222
92 140 33.1 14000 462778
93 141 20.3 14000 283889
94 142 29.2 14000 408333
108

Lanjutan lampiran 6. Jual ke Pengepul & Pengecer

No Output Ikan Kase Total


No
Responden Kg Rp/Kg Rp
95 143 58.6 14000 819778
96 144 21.7 14000 303333
97 145 41.7 14000 583333
98 146 14.2 14000 198333
99 147 46.4 14000 649444
100 148 10.8 14000 151667
101 149 12.8 14000 178889
102 150 21.1 14000 295556
103 151 11.4 14000 159444
104 152 11.7 14000 163333
105 153 46.1 14000 645556
106 154 4.7 14000 66111
107 155 10.8 14000 151667
108 156 30.6 14000 427778
109 157 15.8 14000 220889
Total 3393.0 1520000 44329500
Rata-rata 31.1 13945 406693
109

Lanjutan lampiran 6. Jual ke Konsumen

No Output Ikan Kase Total


No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 5 16000 80000
2 2 10 16000 160000
3 16 5 16000 80000
4 18 5 16000 80000
5 41 5 16000 80000
6 50 20 16000 320000
7 52 20 16000 320000
8 56 10 16000 160000
9 60 15 16000 240000
10 61 5 16000 80000
11 62 5 16000 80000
12 68 5 16000 80000
13 71 10 16000 160000
14 76 5 16000 80000
15 77 5 16000 80000
16 83 10 16000 160000
17 89 10 16000 160000
18 102 15 16000 240000
19 112 10 16000 160000
20 126 15 16000 240000
21 143 10 16000 160000
22 147 10 16000 160000
23 153 5 16000 80000
24 156 5 16000 80000
Total 200 336000 3200000
Rata-rata 9.52381 16000 152381
110

Lampiran 7. Tenaga Kerja Kase


TKDK TKLK
No Jenis Periode Wanita Wanita
No Responden Kegiatan Produksi Rata-rata
Total (Rp)
Orang JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya Orang JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp)
(Rp) (Rp)
a b k l m n=(k*l*m/8) o p=(k*o) q r s t=(q*r*s/8) u v=(t*u)
1 1 1 2 6 1 1.5 25000 50000 1 6 1 0.75 25000 25000 75000 37500
2 2 1 4 6 1 3 25000 100000 1 6 1 0.75 25000 25000 125000 62500
3 4 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
4 5 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
5 6 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
6 9 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
7 15 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
8 16 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
9 17 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
10 18 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
11 22 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
12 26 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
13 27 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
14 30 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
15 31 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
16 34 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
17 41 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
18 43 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
19 44 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
20 48 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
21 49 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
22 50 1 5 6 1 3.75 25000 125000 3 6 1 2.25 25000 75000 200000 100000
23 51 1 0 0 0 0 25000 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
24 52 1 10 6 1 7.5 25000 250000 3 6 1 2.25 25000 75000 325000 162500
25 56 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
26 60 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
27 61 1 2 6 1 1.5 25000 50000 3 6 1 2.25 25000 75000 125000 62500
28 62 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
29 67 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
30 68 1 0 0 0 0 0 0 4 6 1 3 25000 100000 100000 50000
31 71 1 4 6 1 3 25000 100000 3 6 1 2.25 25000 75000 175000 87500
32 76 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
33 77 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
34 78 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
35 79 1 0 0 0 0 0 0 3 6 1 2.25 25000 75000 75000 37500
36 80 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
37 82 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
38 83 1 8 6 1 6 25000 200000 5 6 1 3.75 25000 125000 325000 162500
39 86 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
40 88 1 0 0 0 0 0 0 3 6 1 2.25 25000 75000 75000 37500
41 89 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
42 90 1 6 6 1 4.5 25000 150000 4 6 1 3 25000 100000 250000 125000
43 91 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
44 92 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
45 93 1 6 6 1 4.5 25000 150000 3 6 1 2.25 25000 75000 225000 112500
111

Lanjutan lampiran 7. Tenaga Kerja Kase


TKDK TKLK
No Jenis Periode Wanita Wanita
No Responden Kegiatan Produksi Rata-rata
Total (Rp)
Orang JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya Orang JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp)
(Rp) (Rp)
a b k l m n=(k*l*m/8) o p=(k*o) q r s t=(q*r*s/8) u v=(t*u)
46 94 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
47 95 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
48 96 Pembersihan, 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
49 97 Pengemasan, 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
50 98 Pembelahan, 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
51 99 Penjemuran, 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
52 100 Sortasi 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
53 101 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
54 102 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
55 103 1 4 6 1 3 25000 100000 6 1 0 0 0 100000 50000
56 104 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
57 105 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
58 106 1 8 6 1 6 25000 200000 2 6 1 1.5 25000 50000 250000 125000
59 107 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
60 108 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
61 109 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
62 110 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
63 111 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
64 112 1 4 6 1 3 25000 100000 3 6 1 2.25 25000 75000 175000 87500
65 113 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
66 114 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
67 115 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
68 116 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
69 117 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
70 118 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
71 119 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
72 120 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
73 121 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
74 122 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
75 123 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
76 124 1 2 6 1 1.5 25000 50000 1 6 1 0.75 25000 25000 75000 37500
77 125 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
78 126 1 6 6 1 4.5 25000 150000 2 6 1 1.5 25000 50000 200000 100000
79 127 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
80 128 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
81 129 1 8 6 1 6 25000 200000 2 6 1 1.5 25000 50000 250000 125000
82 130 1 4 6 1 3 25000 100000 6 1 0 0 0 100000 50000
83 131 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
84 132 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
85 133 1 4 6 1 3 25000 100000 1 6 1 0.75 25000 25000 125000 62500
86 134 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
87 135 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
88 136 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
89 137 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
90 138 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
112

Lanjutan lampiran 7. Tenaga Kerja Kase


TKDK TKLK
No Jenis Periode Wanita Wanita
No Responden Kegiatan Produksi Total Rata-rata
Upah
Orang JK HK HOK Total Biaya Orang JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) (Rp)
(Rp)
(Rp) (Rp)
a b k l m n=(k*l*m/8) o p=(k*o) q r s t=(q*r*s/8) u v=(t*u)
91 139 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
92 140 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
93 141 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
94 142 1 2 6 1 1.5 25000 50000 1 6 1 0.75 25000 25000 75000 37500
95 143 1 6 6 1 4.5 25000 150000 2 6 1 1.5 25000 50000 200000 100000
96 144 1 3 6 1 2.25 25000 75000 6 1 0 0 0 75000 37500
97 145 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
98 146 1 1 6 1 0.75 25000 25000 1 6 1 0.75 25000 25000 50000 25000
99 147 1 4 6 1 3 25000 100000 4 6 1 3 25000 100000 200000 100000
100 148 1 1 6 1 0.75 25000 25000 1 6 1 0.75 25000 25000 50000 25000
101 149 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
102 150 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 1 0 0 0 50000 25000
103 151 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
104 152 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
105 153 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
106 154 1 0 0 0 0 0 0 1 6 1 0.75 25000 25000 25000 12500
107 155 1 1 6 1 0.75 25000 25000 1 6 1 0.75 25000 25000 50000 25000
108 156 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
109 157 1 1 6 1 0.75 25000 25000 6 1 0 0 0 25000 12500
Total 109 270 594 99 202.5 2500000 6750000 142 654 109 106.5 1650000 3550000 10300000 5150000
Rata-rata 1 2.47706 5.4495 0.9083 1.85779817 22935.78 61926.606 2.15152 6 1 0.9770642 15137.61 32568.81 94495.41 47247.70642
113

Lampiran 8. Input Gleberan


No Bahan Baku Garam Es Batu
No
Responden Kg Rp Kg Rp Kg Rp
1 1 183.333 4166.67 64.1667 5000 61.1111 500
2 3 19.1667 3833.33 6.70833 5000 6.38889 500
3 4 80 4166.67 28 5000 26.6667 500
4 5 68.3333 5000 23.9167 5000 22.7778 500
5 6 205 5000 71.75 5000 68.3333 500
6 7 123.333 5000 43.1667 5000 41.1111 500
7 8 80 5000 28 5000 26.6667 500
8 9 96.6667 5000 33.8333 5000 32.2222 500
9 11 51.6667 4000 18.0833 5000 17.2222 500
10 12 74.1667 4166.67 25.9583 5000 24.7222 500
11 13 44.1667 4333.33 15.4583 5000 14.7222 500
12 14 133.333 4666.67 46.6667 5000 44.4444 500
13 15 60 3833.33 21 5000 20 500
14 16 68.3333 3833.33 23.9167 5000 22.7778 500
15 17 30 4333.33 10.5 5000 10 500
16 18 77.5 4166.67 27.125 5000 25.8333 500
17 19 45 4333.33 15.75 5000 15 500
18 21 51.6667 4666.67 18.0833 5000 17.2222 500
19 22 180 4500 63 5000 60 500
20 23 46.6667 4666.67 16.3333 5000 15.5556 500
21 24 63.3333 5000 22.1667 5000 21.1111 500
22 25 103.333 4666.67 36.1667 5000 34.4444 500
23 26 85 4166.67 29.75 5000 28.3333 500
24 27 63.3333 4166.67 22.1667 5000 21.1111 500
25 28 15.3333 4500 5.36667 5000 5.11111 500
26 29 45.8333 5000 16.0417 5000 15.2778 500
27 30 47.5 5000 16.625 5000 15.8333 500
28 31 24.1667 4833.33 8.45833 5000 8.05556 500
29 32 46.6667 4833.33 16.3333 5000 15.5556 500
30 34 38.3333 5083.33 13.4167 5000 12.7778 500
31 35 256.667 4833.33 89.8333 5000 85.5556 500
32 36 18.6667 4333.33 6.53333 5000 6.22222 500
33 37 40 4250 14 5000 13.3333 500
34 38 41.6667 4833.33 14.5833 5000 13.8889 500
35 41 51.6667 4500 18.0833 5000 17.2222 500
36 42 101.667 4166.67 35.5833 5000 33.8889 500
37 43 13.3333 3500 4.66667 5000 4.44444 500
38 44 86.6667 4000 30.3333 5000 28.8889 500
39 45 118.333 3500 41.4167 5000 39.4444 500
40 46 50 4000 17.5 5000 16.6667 500
41 48 86.6667 4000 30.3333 5000 28.8889 500
42 49 77.5 4500 27.125 5000 25.8333 500
43 51 40.8333 5000 14.2917 5000 13.6111 500
44 52 358.333 5000 125.417 5000 119.444 500
45 54 46.6667 4833.33 16.3333 5000 15.5556 500
46 55 49.1667 4333.33 17.2083 5000 16.3889 500
47 57 116.667 4500 40.8333 5000 38.8889 500
114

Lanjutan lampiran 8. Input Gleberan

No Bahan Baku Garam Es Batu


No
Responden Kg Rp Kg Rp Kg Rp
48 58 65.8333 4166.67 23.0417 5000 21.9444 500
49 59 241.667 4000 84.5833 5000 80.5556 500
50 61 100 4666.67 35 5000 33.3333 500
51 63 300 4833.33 105 5000 100 500
52 64 125 4166.67 43.75 5000 41.6667 500
53 65 112.5 4333.33 39.375 5000 37.5 500
54 66 100 4166.67 35 5000 33.3333 500
55 67 63.3333 4000 22.1667 5000 21.1111 500
56 69 45 4000 15.75 5000 15 500
57 70 116.667 4000 40.8333 5000 38.8889 500
58 71 216.667 4333.33 75.8333 5000 72.2222 500
59 72 109.167 5666.67 38.2083 5000 36.3889 500
60 74 80 4333.33 28 5000 26.6667 500
61 75 163.333 4833.33 57.1667 5000 54.4444 500
62 78 57.5 4333.33 20.125 5000 19.1667 500
63 80 58.3333 4500 20.4167 5000 19.4444 500
64 81 101.667 5000 35.5833 5000 33.8889 500
65 83 354.667 5000 124.133 5000 118.222 500
66 84 70 5000 24.5 5000 23.3333 500
67 85 30 5000 10.5 5000 10 500
68 86 41.6667 5000 14.5833 5000 13.8889 500
69 87 16 4833.33 5.6 5000 5.33333 500
70 88 118.333 3750 41.4167 5000 39.4444 500
71 89 230 4750 80.5 5000 76.6667 500
72 90 196.667 4333.33 68.8333 5000 65.5556 500
73 92 88.3333 4833.33 30.9167 5000 29.4444 500
74 154 28.3333 5000 9.91667 5000 9.44444 500
Total 7036.33 332833 2462.72 370000 2345.44 37000
Rata-Rata 95.0856 4497.75 33.28 5000 31.6952 500
115

Lampiran 9. Output Gleberan


No Output Ikan Gleberan Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 61.1 25000 1527778
2 3 6.4 25000 159722.2
3 4 26.7 25000 666666.7
4 5 22.8 25000 569444.4
5 6 68.3 25000 1708333
6 7 41.1 25000 1027778
7 8 26.7 25000 666666.7
8 9 32.2 23000 741111.1
9 11 17.2 25000 430555.6
10 12 24.7 25000 618055.6
11 13 14.7 23000 338611.1
12 14 44.4 30000 1333333
13 15 20.0 30000 600000
14 16 22.8 25000 569444.4
15 17 10.0 30000 300000
16 18 25.8 30000 775000
17 19 15.0 30000 450000
18 21 17.2 25000 430555.6
19 22 60.0 22000 1320000
20 23 15.6 22000 342222.2
21 24 21.1 25000 527777.8
22 25 34.4 25000 861111.1
23 26 28.3 30000 850000
24 27 21.1 30000 633333.3
25 28 5.1 30000 153333.3
26 29 15.3 30000 458333.3
27 30 15.8 30000 475000
28 31 8.1 30000 241666.7
29 32 15.6 30000 466666.7
30 34 12.8 30000 383333.3
31 35 85.6 25000 2138889
32 36 6.2 25000 155555.6
33 37 13.3 30000 400000
34 38 13.9 30000 416666.7
35 41 17.2 30000 516666.7
36 42 33.9 30000 1016667
37 43 4.4 30000 133333.3
38 44 28.9 30000 866666.7
39 45 39.4 30000 1183333
40 46 16.7 30000 500000
41 48 28.9 30000 866666.7
42 49 25.8 30000 775000
43 51 13.6 30000 408333.3
44 52 119.4 30000 3583333
45 54 15.6 30000 466666.7
46 55 16.4 30000 491666.7
47 57 38.9 25000 972222.2
116

Lanjutan lampiran 9. Output Gleberan

No Output Ikan Gleberan Total


No
Responden Kg Rp/Kg Rp
48 58 21.9 25000 548611.1
49 59 80.6 25000 2013889
50 61 33.3 25000 833333.3
51 63 100.0 25000 2500000
52 64 41.7 20000 833333.3
53 65 37.5 25000 937500
54 66 33.3 25000 833333.3
55 67 21.1 25000 527777.8
56 69 15.0 25000 375000
57 70 38.9 25000 972222.2
58 71 72.2 25000 1805556
59 72 36.4 30000 1091667
60 74 26.7 30000 800000
61 75 54.4 30000 1633333
62 78 19.2 25000 479166.7
63 80 19.4 20000 388888.9
64 81 33.9 20000 677777.8
65 83 118.2 25000 2955556
66 84 23.3 25000 583333.3
67 85 10.0 25000 250000
68 86 13.9 25000 347222.2
69 87 5.3 25000 133333.3
70 88 39.4 25000 986111.1
71 89 76.7 25000 1916667
72 90 65.6 20000 1311111
73 92 29.4 20000 588888.9
74 154 9.4 25000 236111.1
Total 2345.4 1965000 61077222
Rata-Rata 31.7 26554.054 825367.9
117

Lanjutan lampiran 9. Jual ke Pengepul & Pengecer


No Output Ikan Gleberan Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 50.1 25000 1252778
2 3 6.4 25000 159722.2
3 4 21.7 25000 541666.7
4 5 17.8 25000 444444.4
5 6 50.3 25000 1258333
6 7 41.1 25000 1027778
7 8 26.7 25000 666666.7
8 9 32.2 23000 741111.1
9 11 17.2 25000 430555.6
10 12 24.7 25000 618055.6
11 13 14.7 23000 338611.1
12 14 44.4 30000 1333333
13 15 20.0 30000 600000
14 16 22.8 25000 569444.4
15 17 10.0 30000 300000
16 18 20.8 30000 625000
17 19 15.0 30000 450000
18 21 17.2 25000 430555.6
19 22 45.0 22000 990000
20 23 15.6 22000 342222.2
21 24 21.1 25000 527777.8
22 25 29.4 25000 736111.1
23 26 20.3 30000 610000
24 27 21.1 30000 633333.3
25 28 5.1 30000 153333.3
26 29 15.3 30000 458333.3
27 30 15.8 30000 475000
28 31 8.1 30000 241666.7
29 32 15.6 30000 466666.7
30 34 12.8 30000 383333.3
31 35 85.6 25000 2138889
32 36 6.2 25000 155555.6
33 37 13.3 30000 400000
34 38 13.9 30000 416666.7
35 41 17.2 30000 516666.7
36 42 33.9 30000 1016667
37 43 4.4 30000 133333.3
38 44 28.9 30000 866666.7
39 45 39.4 30000 1183333
40 46 16.7 30000 500000
41 48 28.9 30000 866666.7
42 49 25.8 30000 775000
43 51 13.6 30000 408333.3
44 52 119.4 30000 3583333
45 54 15.6 30000 466666.7
46 55 16.4 30000 491666.7
47 57 38.9 25000 972222.2
118

Lanjutan lampiran 9. Jual ke Pengepul & Pengecer


No Output Ikan Gleberan Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
48 58 21.9 25000 548611.1
49 59 70.6 25000 1763889
50 61 33.3 25000 833333.3
51 63 100.0 25000 2500000
52 64 41.7 20000 833333.3
53 65 37.5 25000 937500
54 66 33.3 25000 833333.3
55 67 21.1 25000 527777.8
56 69 15.0 25000 375000
57 70 38.9 25000 972222.2
58 71 72.2 25000 1805556
59 72 36.4 30000 1091667
60 74 26.7 30000 800000
61 75 44.4 30000 1333333
62 78 19.2 25000 479166.7
63 80 19.4 20000 388888.9
64 81 33.9 20000 677777.8
65 83 118.2 25000 2955556
66 84 23.3 25000 583333.3
67 85 10.0 25000 250000
68 86 13.9 25000 347222.2
69 87 5.3 25000 133333.3
70 88 30.4 25000 761111.1
71 89 70.7 25000 1766667
72 90 55.6 20000 1111111
73 92 24.4 20000 488888.9
74 154 9.4 25000 236111.1
Total 2345.4 1965000 58032222
Rata-Rata 31.7 26554.054 784219.2
119

Lanjutan lampiran 9. Jual ke Konsumen


No Output Ikan Gleberan Total
No
Responden Kg Rp/Kg Rp
1 1 11 30000 330000
2 4 5 30000 150000
3 5 5 30000 150000
4 6 18 30000 540000
5 18 5 30000 150000
6 22 15 30000 450000
7 25 5 30000 150000
8 26 8 30000 240000
9 59 10 30000 300000
10 75 10 30000 300000
11 88 9 30000 270000
12 89 6 30000 180000
13 90 10 30000 300000
14 92 5 30000 150000
Total 122 390000 3510000
Rata-Rata 8.7142857 30000 270000
120

Lampiran 10. Tenaga Kerja Gleberan


TKDK TKLK
No Jenis Periode Wanita Wanita
No Responden Kegiatan Produksi Rata-rata
Total (Rp)
Orang JK HK HOK Upah (Rp) Orang JK HK HOK Upah (Rp) (Rp)
Total Biaya Total Biaya
(Rp) (Rp)
a b k l m n=(k*l*m/8) o p=(k*o) q r s t=(q*r*s/8) u v=(t*u)
1 1 1 6 6 1 4.5 25000 150000 4 6 1 3 25000 100000 250000 125000
2 3 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
3 4 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
4 5 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
5 6 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
6 7 1 4 6 1 3 25000 100000 4 6 1 3 25000 100000 200000 100000
7 8 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
8 9 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
9 11 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
10 12 1 2 6 1 1.5 25000 50000 3 6 1 2.25 25000 75000 125000 62500
11 13 1 4 6 1 3 25000 100000 0 0 0 0 0 0 100000 50000
12 14 1 4 6 1 3 25000 100000 0 0 0 0 0 0 100000 50000
13 15 1 2 6 1 1.5 25000 50000 3 6 1 2.25 25000 75000 125000 62500
14 16 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
15 17 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
16 18 1 0 0 0 0 0 0 4 6 1 3 25000 100000 100000 50000
17 19 1 5 6 1 3.75 25000 125000 0 0 0 0 0 0 125000 62500
18 21 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
19 22 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
20 23 1 4 6 1 3 25000 100000 2 6 1 1.5 25000 50000 150000 75000
21 24 Pembersihan, 1 4 6 1 3 25000 100000 0 0 0 0 0 0 100000 50000
22 25 Pengemasan, 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
23 26 Pembelahan, 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
24 27 Penjemuran, 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
25 28 Sortasi 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
26 29 1 0 0 0 0 0 0 4 6 1 3 25000 100000 100000 50000
27 30 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
28 31 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
29 32 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
30 34 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
31 35 1 3 6 1 2.25 25000 75000 7 6 1 5.25 25000 175000 250000 125000
32 36 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
33 37 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
34 38 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
35 41 1 0 0 0 0 0 0 2 6 1 1.5 25000 50000 50000 25000
36 42 1 4 6 1 3 25000 100000 0 0 0 0 0 0 100000 50000
37 43 1 3 6 1 2.25 25000 75000 4 6 1 3 25000 100000 175000 87500
38 44 1 3 6 1 2.25 25000 75000 4 6 1 3 25000 100000 175000 87500
39 45 1 3 6 1 2.25 25000 75000 3 6 1 2.25 25000 75000 150000 75000
40 46 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
41 48 1 0 0 0 0 0 0 1 6 1 0.75 25000 25000 25000 12500
42 49 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
43 51 1 0 0 0 0 0 0 3 6 1 2.25 25000 75000 75000 37500
44 52 1 0 0 0 0 0 0 3 6 1 2.25 25000 75000 75000 37500
45 54 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
46 55 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
47 57 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
121

Lanjutan lampiran 10. Tenaga Kerja Gleberan


TKDK TKLK
No Jenis Periode Wanita Wanita
No Responden Kegiatan Produksi Total Total Rata-rata
Orang JK HK HOK Upah (Rp) Biaya Orang JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
a b k l m n=(k*l*m/8) o p=(k*o) q r s t=(q*r*s/8) u v=(t*u)
48 58 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
49 59 1 0 0 0 0 0 0 6 6 1 4.5 25000 150000 150000 75000
50 61 1 4 6 1 3 25000 100000 4 6 1 3 25000 100000 200000 100000
51 63 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 6 1 4.5 25000 150000 200000 100000
52 64 1 1 6 1 0.75 25000 25000 2 6 1 1.5 25000 50000 75000 37500
53 65 1 1 6 1 0.75 25000 25000 4 6 1 3 25000 100000 125000 62500
54 66 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
55 67 1 2 6 1 1.5 25000 50000 2 6 1 1.5 25000 50000 100000 50000
56 69 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
57 70 Pembersihan, 1 3 6 1 2.25 25000 75000 4 6 1 3 25000 100000 175000 87500
58 71 Pengemasan, 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
59 72 Pembelahan, 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
60 74 Penjemuran, 1 3 6 1 2.25 25000 75000 3 6 1 2.25 25000 75000 150000 75000
61 75 Sortasi 1 3 6 1 2.25 25000 75000 3 6 1 2.25 25000 75000 150000 75000
62 78 1 4 6 1 3 25000 100000 0 0 0 0 0 0 100000 50000
63 80 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
64 81 1 3 6 1 2.25 25000 75000 1 6 1 0.75 25000 25000 100000 50000
65 83 1 2 6 1 1.5 25000 50000 4 6 1 3 25000 100000 150000 75000
66 84 1 2 6 1 1.5 25000 50000 1 6 1 0.75 25000 25000 75000 37500
67 85 1 2 6 1 1.5 25000 50000 1 6 1 0.75 25000 25000 75000 37500
68 86 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
69 87 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
70 88 1 2 6 1 1.5 25000 50000 6 6 1 4.5 25000 150000 200000 100000
71 89 1 2 6 1 1.5 25000 50000 0 0 0 0 0 0 50000 25000
72 90 1 4 6 1 3 25000 100000 3 6 1 2.25 25000 75000 175000 87500
73 92 1 3 6 1 2.25 25000 75000 2 6 1 1.5 25000 50000 125000 62500
74 154 1 3 6 1 2.25 25000 75000 0 0 0 0 0 0 75000 37500
Total 74 180 402 67 135 1675000 4500000 145 300 50 108.75 1250000 3625000 8125000 4062500
Rata-Rata 1 2.43243 5.43243 0.90541 1.82432 22635.14 60810.8108 1.95946 4.05405 0.67568 1.46959 16891.89 48986.4865 109797.3 54898.64865
122

Lampiran 10. Nilai Tambah Ikan Kerong

Satuan
No Variabel Notasi Hasil
Output, input, harga
1 Output Kg A 24.63
Bahan Baku Kg B 73.90
Tenaga Kerja HOK C 2.77
Faktor Konversi D=A/B 0.33
Koefisien Tenaga
Kerja HOK/Kg E=C/B 0.04
Harga Output Rp/Kg F 22000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK G 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg H 3518
Harga input lainnya Rp/Kg I 319
Nilai Output Rp/Kg J=DXF 7332
Nilai Tambah Rp/Kg K=J-I-H 3496
Rasio Nilai Tambah % L=K/JX100% 48
Pendapatan Tenaga
Kerja Rp/Kg M=EXG 886
Pangsa Tenaga Kerja % N=M/KX100% 25
Keuntungan Rp/Kg O=K-M 2609
Tingkat Keuntungan % P=O/JX100% 36
Balas jasa pemilik faktor
produksi
3 Marjin Rp/Kg Q=J-H 3815
Pendapatan Tenaga
Kerja % R%=M/QX100% 23
Sumbangan input lain % S%=I/QX100% 8
Keuntungan % T%=O/QX100% 68
123

Lampiran 11. Nilai Tambah Ikan Kase

Satuan
No Variabel Notasi Hasil
Output, input, harga
1 Output Kg A 31.12
Bahan Baku Kg B 93.39
Tenaga Kerja HOK C 2.83
Faktor Konversi D=A/B 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg E=C/B 0.03
Harga Output Rp/Kg F 16000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK G 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg H 2714
Harga input lainnya Rp/Kg I 268
Nilai Output Rp/Kg J=DXF 5332
Nilai Tambah Rp/Kg K=J-I-H 2350
Rasio Nilai Tambah % L=K/JX100% 44
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg M=EXG 759
Pangsa Tenaga Kerja % N=M/KX100% 32
Keuntungan Rp/Kg O=K-M 1591
Tingkat Keuntungan % P=O/JX100% 30
Balas jasa pemilik faktor
produksi
3 Marjin Rp/Kg Q=J-H 2618
Pendapatan Tenaga Kerja % R%=M/QX100% 29
Sumbangan input lain % S%=I/QX100% 10
Keuntungan % T%=O/QX100% 61
124

Lampiran 12. Nilai Tambah Ikan Gleberan

Satuan
No Variabel Notasi Hasil
Output, input, harga
1 Output Kg A 31.69
Bahan Baku Kg B 95.08
Tenaga Kerja HOK C 2.5
Faktor Konversi D=A/B 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg E=C/B 0.03
Harga Output Rp/Kg F 30000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK G 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg H 4497
Harga input lainnya Rp/Kg I 166
Nilai Output Rp/Kg J=DXF 9999
Nilai Tambah Rp/Kg K=J-I-H 5336
Rasio Nilai Tambah % L=K/JX100% 53
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg M=EXG 657
Pangsa Tenaga Kerja % N=M/KX100% 12
Keuntungan Rp/Kg O=K-M 4679
Tingkat Keuntungan % P=O/JX100% 47
Balas jasa oemilik faktor
produksi
3 Marjin Rp/Kg Q=J-H 5502
Pendapatan Tenaga Kerja % R%=M/QX100% 12
Sumbangan input lain % S%=I/QX100% 3
Keuntungan % T%=O/QX100% 85
125

Lampiran 14. Pelaku Pemasaran

Total
No Nama Dijual ke Pengepul Dijual ke Pengecer Dijual ke Konsumen
Pola I Pola II Pola III Pola IV
a b c d e f=e g=c h=d i=c,d,e
1 Laili 1 1 1 1 1 1 1
2 Hamsah 1 1 1 1 1 1 1
3 Repmi 1 1
4 Nurhayati 1 1 1 1 1 1 1
5 Asmarni 1 1 1 1 1 1 1
6 Yanti 1 1 1 1 1 1 1
7 Marni 1 1 1 1
8 Siti Rohmah 1 1
9 Muriana 1 1
10 Sugiarti 1 1 1 1 1 1 1
11 Miranda 1 1
12 Lika 1 1 1 1
13 Rosdiana 1 1
14 Tiana Widayanti 1 1
15 Elvi 1 1 1 1
16 Santi 1 1 1 1 1 1 1
17 Kusmodi 1 1
18 Yusnaedi 1 1 1 1 1 1 1
19 Karlina 1 1
20 Beti 1 1 1 1
21 Savinatun 1 1
22 Nihira 1 1 1 1 1 1 1
23 Sarma 1 1
24 Yarni 1 1
25 Ismawati 1 1 1 1 1 1 1
26 Anisa 1 1 1 1
27 Amriana 1 1 1 1
28 Hasurya 1 1 1 1
29 Maniajuni 1 1 1 1
30 Maharani 1 1
31 Fatamawati 1 1
32 Dasim 1 1
33 Fatimah 1 1
34 Triani 1 1
35 Adila 1 1 1 1 1 1 1
36 Evilastriati 1 1
37 Suciati 1 1
38 Beta Apreni 1 1 1 1
39 Isnawati 1 1 1 1 1 1 1
40 Savinaton 1 1 1 1
126

Lanjutan lampiran 14. Pelaku Pemasaran

Total
No Nama Dijual ke Pengepul Dijual ke Pengecer Dijual ke Konsumen
Pola I Pola II Pola III Pola IV
a b c d e f=e g=c h=d i=c,d,e
41 Suryani 1 1 1 1 1 1 1
42 Nursia 1 1
43 Kasmi 1 1 1 1 1 1 1
44 Risnawati 1 1
45 Ali Subur simatupang 1 1 1 1 1 1 1
46 Tri Wahyuni 1 1
47 Triani 1 1
48 Sarifudin 1 1 1 1
49 Samsia 1 1 1 1
50 Nurhayani 1 1 1 1 1 1 1
51 Aldi 1 1
52 Tincerian 1 1 1 1
53 Mardiana 1 1
54 Sudirman 1 1
55 Miryana 1 1 1 1 1 1 1
56 Jentiana Panjaitan 1 1
57 Mayani 1 1
58 Nurbani 1 1
59 Samsudin 1 1 1 1 1 1 1
60 Meri 1 1 1 1 1 1 1
61 Mirnawati 1 1 1 1
62 Yansar 1 1 1 1 1 1 1
63 Kartini 1 1 1 1
64 Nihro 1 1 1 1
65 Tiniani 1 1 1 1
66 Siti andani 1 1 1 1
67 Kamise 1 1 1 1
68 Aslama 1 1 1 1
69 Anis Irwan 1 1 1 1
70 ratnawati 1 1 1 1 1 1 1
71 Zumawati 1 1 1 1 1 1 1
72 Tamrin 1 1 1 1
73 Hardiono 1 1
74 Susi Susanti 1 1
75 Indah 1 1 1 1
76 Supian 1 1 1 1
77 Amiratim 1 1 1 1 1 1 1
78 Etik 1 1 1 1
79 Subhan 1 1
80 Mislawi 1 1
127

Lanjutan lampiran 14. Pelaku Pemasaran

Total
No Nama Dijual ke Pengepul Dijual ke Pengecer Dijual ke Konsumen
Pola I Pola II Pola III Pola IV
a b c d e f=e g=c h=d i=c,d,e
81 Armadi 1 1
82 Hamzah 1 1
83 Farida 1 1 1 1 1 1 1
84 Aslidiana m 1 1 1 1
85 Mardian wahyuni 1 1
86 Suhatiah 1 1
87 Siti harna 1 1
88 Reni 1 1 1 1 1 1 1
89 Khusni 1 1 1 1 1 1 1
90 Afrizal 1 1 1 1 1 1 1
91 Sariati 1 1
92 Manaupik 1 1
93 Esmawati 1 1 1 1 1 1 1
94 Liberti 1 1
95 Arini 1 1
96 Eca 1 1
97 Diosa 1 1
98 Barlian 1 1
99 Faridawati 1 1 1 1
100 Sion 1 1 1 1
101 Desi 1 1 1 1
102 Elmayudaini 1 1
103 Ilen 1 1 1 1 1 1 1
104 Eliza 1 1 1 1
105 Desi Anggriani 1 1 1 1
106 Santi 1 1
107 Fitriani 1 1 1 1
108 Eva 1 1 1 1
109 Renda 1 1
110 Anis 1 1
111 Susilawati 1 1
112 Nurbaiti 1 1 1 1 1 1 1
113 Rusli Tamril 1 1 1 1
114 Sisi 1 1
115 Ramli 1 1
116 Widya Suliani 1 1
117 Anita 1 1
118 Ernimawati 1 1
119 Naumi 1 1
120 Ichi Ramadhani 1 1
128

Lanjutan lampiran 14. Pelaku Pemasaran

Total
No Nama Dijual ke Pengepul Dijual ke Pengecer Dijual ke Konsumen
Pola I Pola II Pola III Pola IV
a b c d e f=e g=c h=d i=c,d,e
121 Elvina 1 1
122 Rika Candra P 1 1 1 1
123 Wati 1 1 1 1
124 Syafni Rifson 1 1 1 1
125 Tiara 1 1 1 1
126 Salinanti 1 1 1 1
127 Mariam 1 1
128 Gusnida 1 1
129 Supriani 1 1
130 Titi 1 1
131 Desi Gustinova 1 1
132 Salim 1 1
133 Mira Susanti 1 1 1 1
134 Julpa Astuti 1 1 1 1
135 Evitamalasari 1 1 1 1
136 Asmaria 1 1 1 1
137 Yelni 1 1 1 1
138 Rapinati 1 1
139 Bastari 1 1 1 1
140 Kasmiliati 1 1 1 1
141 Neni 1 1 1 1
142 Fitri Ayu 1 1
143 Fatmawati 1 1 1 1
144 Rahma Eka 1 1
145 Roslaini 1 1
146 Murniati 1 1
147 Anis 1 1 1 1
148 Ildaniyati 1 1
149 Idarmi 1 1
150 Mariyati 1 1
151 Idel N 1 1
152 Mariyani 1 1
153 Yeni 1 1 1 1
154 Mardiyani 1 1 1 1
155 Fitri 1 1 1 1
156 Sihas 1 1 1 1
157 Sinta 1 1 1 1
Total 157 72 43 43 158 72 30
129

Lampiran 15. Kegiatan Pemasaran Pengepul

Jenis Ikan
No Sumber Kerong Gleberan
Responden Harga beli Harga Jual Harga Jual
Pembelian
Jumlah (Kg) Harga beli (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Jumlah (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
ke- Pengecer ke- Konsumen ke- Pengecer ke- Konsumen
1 Pengrajin 50 19,273 23,000 25,000 40 26,554 34,000 36,000
2 Pengrajin 50 19,273 23,000 25,000 50 26,554 34,000 36,000
3 Pengrajin 50 19,273 23,000 25,000 35 26,554 34,000 36,000
4 Pengrajin 35 19,273 23,000 25,000 40 26,554 34,000 36,000
5 Pengrajin 40 19,273 23,000 25,000 45 26,554 34,000 36,000
6 Pengrajin 75 19,273 23,000 25,000 50 26,554 34,000 36,000
7 Pengrajin 40 19,273 23,000 25,000 75 26,554 34,000 36,000
8 Pengrajin 70 19,273 23,000 25,000 75 26,554 34,000 36,000
9 Pengrajin 50 19,273 23,000 25,000 50 26,554 34,000 36,000
10 Pengrajin 75 19,273 23,000 25,000 50 26,554 34,000 36,000
11 Pengrajin 75 19,273 23,000 25,000 50 26,554 34,000 36,000
Total 610 212000 253000 275000 560 292094 374000 396000
Rata-rata 55.45454545 19272.72727 23000 25000 50.90909091 26554 34000 36000

Lanjutan lampiran 15. Kegiatan Pemasaran Pengepul

Jenis Ikan
No Sumber Kase
Total Ikan (Kg)
Responden Jumlah Harga Jual
Pembelian
(Kg) Harga beli (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg) (Rp/Kg)
ke- Pengecer ke- Konsumen
1 Pengrajin 50 13,945 17,000 18,000 140
2 Pengrajin 50 13,945 17,000 18,000 150
3 Pengrajin 45 13,945 17,000 18,000 130
4 Pengrajin 45 13,945 17,000 18,000 120
5 Pengrajin 40 13,945 17,000 18,000 125
6 Pengrajin 40 13,945 17,000 18,000 165
7 Pengrajin 40 13,945 17,000 18,000 155
8 Pengrajin 50 13,945 17,000 18,000 195
9 Pengrajin 40 13,945 17,000 18,000 140
10 Pengrajin 40 13,945 17,000 18,000 165
11 Pengrajin 50 13,945 17,000 18,000 175
Total 490 153394.4954 187000 198000 1660
Rata-rata 44.54545455 13944.95413 17000 18000 150.9090909
130

Lampiran 16. Kegiatan Pemasaran Pengecer

Jenis Ikan
No Sumber Kerong Gleberan Kase Total Ikan
Responden Harga beli Harga Jual Jumlah Harga beli Harga Jual Jumlah Harga beli Harga Jual (Rp)
Pembelian
Jumlah (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)

12 Pengepul 35 23,000 27,000 35 34,000 38,000 50 17,000 20,000 120


13 Pengepul 35 23,000 27,000 25 34,000 38,000 35 17,000 20,000 95
14 Pengepul 35 23,000 27,000 35 34,000 38,000 40 17,000 20,000 110
15 Pengepul 40 23,000 27,000 30 34,000 38,000 40 17,000 20,000 110
16 Pengepul 30 23,000 27,000 35 34,000 38,000 40 17,000 20,000 105
Total 175 115000 135000 160 170000 190000 205 85000 100000 540
Rata-rata 35 23000 27000 32 34000 38000 41 17000 20000 108

Lanjutan lampiran 16. Kegiatan Pemasaran Pengecer

Jenis Ikan
No Sumber Kerong Gleberan Kase Total Ikan
Responden Harga beli Harga Jual Jumlah Harga beli Harga Jual Jumlah Harga beli Harga Jual (Rp)
Pembelian
Jumlah (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
12 Pengrajin 35 19,273 24,000 20 26,554 34,000 25 13,945 17,000 80
13 Pengrajin 25 19,273 24,000 25 26,554 34,000 30 13,945 17,000 80
14 Pengrajin 20 19,273 24,000 25 26,554 34,000 25 13,945 17,000 70
15 Pengrajin 25 19,273 24,000 30 26,554 34,000 35 13,945 17,000 90
16 Pengrajin 30 19,273 24,000 25 26,554 34,000 35 13,945 17,000 90
Total 135 96365 120000 125 132770 170000 150 69724.77064 85000 410
Rata-rata 27 19273 24000 25 26554 34000 30 13944.95413 17000 82
131

Lampiran 17. HOK Pengepul

Pria
No
Jenis Kegiatan TKDK TKLK
Responden
∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) ∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp)
1 0 6 1 0 50000 50000 1 6 1 0.75 50000 50000
2 0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0
3 0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000
4 0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0
5 0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0
6 1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 0 0
7 Sortasi 1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 0 0
8 Pembersihan 0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0
9 Pengemasan 0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000
10 Penjualan 1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 50000 0
11 Pengangkutan 0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0
12 Bongkar Muat 0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000
13 0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000
14 1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 0 0
15 1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 0 0
16 0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000
Total 5 96 16 3.75 300000 300000 6 96 16 4.5 350000 300000
Rata-rata 0.3125 6 1 0.234 18750 18750 0.375 6 1 0.28125 21875 18750
132

Lanjutan lampiran 17. HOK Pengepul

Wanita
Total
TKDK TKLK
∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) ∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) (Rp)
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 25000
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 1 6 1 0.75 50000 50000 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
1 6 1 0.75 50000 50000 0 6 1 0 0 0 25000
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
0 6 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 12500
2 96 16 1.5 100000 100000 2 96 16 1.5 100000 100000
200000
0.125 6 1 0.09375 6250 6250 0.125 6 1 0.09375 6250 6250
133

Lampiran 18. HOK Pengecer

Pria
No
Jenis Kegiatan TKDK TKLK
Responden
∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) ∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp)
12 Sortasi, Pembersihan, 0 0 0 0 50000 0 1 6 1 0.75 50000 50000
13 Pengemasan, 0 0 0 0 50000 0 1 6 1 0.75 50000 50000
14 Penjualan, Pengangkutan 1 6 1 0.75 50000 50000 0 0 0 0 50000 0
15 dan Bongkar muat 1 6 1 0.75 50000 50000 0 0 0 0 50000 0
16 0 0 0 0 50000 0 2 6 1 1.5 50000 100000
Total 2 12 2 1.5 250000 100000 4 18 3 3 250000 200000
Rata-rata 0.4 2.4 0.4 0.3 50000 20000 0.8 3.6 0.6 0.6 50000 40000

Lanjutan lampiran 18. HOK Pengecer

Wanita
No Total
Jenis Kegiatan TKDK TKLK
Responden
∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) ∑ Org JK HK HOK Upah (Rp) Total Biaya (Rp) (Rp)
12 Sortasi, Pembersihan, 0 0 0 0 50000 0 0 0 0 0 0 0 12500
13 Pengemasan, 1 6 1 0.75 50000 50000 0 0 0 0 0 0 25000
14 Penjualan, Pengangkutan 0 0 0 0 50000 0 0 0 0 0 0 0 12500
15 dan Bongkar muat 0 0 0 0 50000 0 0 0 0 0 0 0 12500
16 0 0 0 0 50000 0 0 0 0 0 0 0 25000
Total 1 6 1 0.75 250000 50000 0 0 0 0 0 0
87500
Rata-rata 0.2 1.2 0.2 0.15 50000 10000 0 0 0 0 0 0
134

Lampiran 19. Biaya Pemasaran Pengepul

Biaya Pengangkutan Biaya Pengemasan


Total
No Transportasi Plastik Karung Tali
Responden Jumlah Harga Total Biaya Harga Total Biaya Harga Total Biaya Harga Total Biaya
(Lt) (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) (Rp)
1 2.0 10000 20000 2 2500 5000 13 3000 39000 2 1000 2000 16500
2 1.0 10000 10000 2 2500 5000 13 3000 39000 2 1000 2000 14000
3 1.0 10000 10000 2 2500 5000 11 3000 33000 1 1000 1000 12250
4 2.0 10000 20000 2 2500 5000 11 3000 33000 1 1000 1000 14750
5 2.0 10000 20000 2 2500 5000 8 3000 24000 1 1000 1000 12500
6 1.0 10000 10000 2 2500 5000 11 3000 33000 1 1000 1000 12250
7 1.0 10000 10000 2 2500 5000 11 3000 33000 1 1000 1000 12250
8 1.0 10000 10000 1 2500 2500 12 3000 36000 1 1000 1000 12375
9 2.0 10000 20000 2 2500 5000 19 3000 57000 2 1000 2000 21000
10 2.0 10000 20000 1 2500 2500 16 3000 48000 2 1000 2000 18125
11 2.0 10000 20000 1 2500 2500 19 3000 57000 2 1000 2000 20375
Total 17.0 110000.0 170000.0 19.0 27500.0 47500.0 144.0 33000.0 432000.0 16.0 11000.0 16000.0
166375
Rata-rata 1.5 10000.0 15454.5 1.7 2500.0 4318.2 13.1 3000.0 39272.7 1.5 1000.0 1454.5
135

Lampiran 20. Biaya Pemasaran Pengecer Beli ke Pengepul

Biaya Pengangkutan Biaya Pengemasan


Total
Transportasi Plastik Karung
No Responden
Jumlah Harga Total Biaya Harga Total Biaya Harga Total Biaya
(Lt) (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) (Rp)
12 1.5 10000 15000 2 2500 5000 5 3000 15000 11666.66667
13 1.0 10000 10000 3 2500 7500 7 3000 21000 8750
14 1.5 10000 15000 3 2500 7500 10 3000 30000 11250
15 1.5 10000 15000 2 2500 5000 9 3000 27000 10000
16 2.0 10000 20000 2 2500 5000 6 3000 18000 12500
Total 7.5 50000.0 75000.0 12.0 12500.0 30000.0 37.0 15000.0 111000.0
54166.66667
Rata-rata 1.5 10000 15000 2.4 2500 6000 7.4 3000 22200

Lanjutan lampiran 20. Biaya Pemasaran Pengecer Beli ke Pengrajin

Biaya Pengangkutan Biaya Pengemasan


Total
Transportasi Plastik Karung
No Responden
Jumlah Harga Total Biaya Harga Total Biaya Harga Total Biaya
(Lt) (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) (Rp) (Rp)
12 2.0 10000 20000 2 2500 5000 4 3000 12000 12333.33333
13 3.0 10000 30000 2 2500 5000 6 3000 18000 17500
14 3.0 10000 30000 2 2500 5000 6 3000 18000 17500
15 3.0 10000 30000 1 2500 2500 8 3000 24000 16250
16 2.0 10000 20000 2 2500 5000 5 3000 15000 12500
Total 13.0 50000.0 130000.0 9.0 12500.0 22500.0 29.0 15000.0 87000.0
76083.33333
Rata-rata 2.6 10000 26000 1.8 2500 4500 5.8 3000 17400
136

Lampiran 21. Marjin Pemasaran Ikan Kerong

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
1 Produsen
Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) 3517 3517 3517 3517
Biaya Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1251 1251 1251 1251
Biaya input lainnya :
• Garam (Rp/Kg) 301.1 301.1 301.1 301.1
• Es (Rp/Kg) 18.1 18.1 18.1 18.1
Total Biaya (Rp/Kg) : 5087 5087 5087 5087
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 22000 19273 19273 19273
2 Pengepul
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 19273 19273
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 489 489
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 588 588
Total Biaya (Rp) 1077 1077
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 25000 23000
Marjin (Rp/Kg) 5727 3727
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 4650 2650
3 Pengecer
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 19273 23000
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 224 159
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 954 764
Total Biaya (Rp) 1177 924
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 24000 27000
Marjin (Rp/Kg) 4727 4000
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 3550 3076
4 Konsumen
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 22000 25000 24000 27000
Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 0 1077 1177 2001
Total Marjin Pemasaran (Rp/Kg) 0 5727 4727 7727
Total Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 6739 4650 3550 5726
Efisiensi Pemasaran (%) 0 4.3 4.9 7.4
137

Lanjutan lampiran 21. Marjin Pemasaran Ikan Kase

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
1 Produsen
Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) 2714 2714 2714 2714
Biaya Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1012 1012 1012 1012
Biaya input lainnya :
• Garam (Rp/Kg) 252.8 252.8 252.8 252.8
• Es (Rp/Kg) 15.2 15.2 15.2 15.2
Total Biaya (Rp/Kg) : 3994 3994 3994 3994
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 16000 13945 13945 13945
2 Pengepul
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 13945 13945
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 489 489
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 588 588
Total Biaya (Rp) 1077 1077
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 18000 17000
Marjin (Rp/Kg) 4055 3055
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 2978 1978
3 Pengecer
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 13945 17000
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 224 159
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 954 764
Total Biaya (Rp) 1177 924
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 17000 20000
Marjin (Rp/Kg) 3055 3000
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 1878 2076
4 Konsumen
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 16000 18000 17000 20000
Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 0 1077 1177 2001
Total Marjin Pemasaran (Rp/Kg) 0 4055 3055 6055
Total Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 4018 2978 1878 4054
Efisiensi Pemasaran (%) 0 6.0 6.9 10.0
138

Lanjutan lampiran 21. Marjin Pemasaran Ikan Gleberan

Rantai Pemasaran
No Keterangan
I II III IV
1 Produsen
Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) 4498 4498 4498 4498
Biaya Tenaga Kerja (Rp/Kg) 1155 1155 1155 1155
Biaya input lainnya :
• Garam (Rp/Kg) 150.2 150.2 150.2 150.2
• Es (Rp/Kg) 15.8 15.8 15.8 15.8
Total Biaya (Rp/Kg) : 5818 5818 5818 5818
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 30000 26554 26554 26554
2 Pengepul
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 26554 26554
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 489 489
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 588 588
Total Biaya (Rp) 1077 1077
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 36000 34000
Marjin (Rp/Kg) 9446 7446
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 8369 6369
3 Pengecer
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 26554 34000
Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 224 159
Tenaga Kerja (Rp/Kg) 954 764
Total Biaya (Rp) 1177 924
Harga Jual Ikan Kering (Rp/Kg) 34000 38000
Marjin (Rp/Kg) 7446 4000
Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 6269 3076
4 Konsumen
Harga Beli Ikan Kering (Rp/Kg) 30000 36000 34000 38000
Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 0 1077 1177 2001
Total Marjin Pemasaran (Rp/Kg) 0 9446 7446 11446
Total Marjin Keuntungan (Rp/Kg) 12545 8369 6269 9445
Efisiensi Pemasaran (%) 0 3.0 3.5 5.3
139

Lampiran 22. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi Pemasaran Ikan Kerong


No Saluran Biaya Pemasaran (Rp) Harga Jual (Rp) EPs (%)
1 I 0 22000 0.0
2 II 1077 25000 4.3
3 III 1177 24000 4.9
4 IV 2001 27000 7.4
Total 4255.159293 98000 16.62
Rata-rata 1063.789823 24500 4.16

Efisiensi Pemasaran Ikan Kase


No Saluran Biaya Pemasaran (Rp) Harga Jual (Rp) EPs (%)
1 I 0 16000 0.0
2 II 1077 18000 6.0
3 III 1177 17000 6.9
4 IV 2001 20000 10.0
Total 4255.159293 71000 22.91
Rata-rata 1063.789823 17750 5.73

Efisiensi Pemasaran Ikan Gleberan


No Saluran Biaya Pemasaran (Rp) Harga Jual (Rp) EPs (%)
1 I 0 30000 0.0
2 II 1077 36000 3.0
3 III 1177 34000 3.5
4 IV 2001 38000 5.3
Total 4255.159293 138000 11.72
Rata-rata 1063.789823 34500 2.93
140

Lampiran 23. Nilai Tambah Rantai Pemasaran Ikan Kerong

No Variabel Satuan Rantai Pemasaran


I II III IV
Output, input, harga
1 Output Kg 24.63
Bahan Baku Kg 73.90
Tenaga Kerja HOK 2.77
Faktor Konversi 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0.04
Harga Output Rp/Kg 22000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK 25000
Penerimaan dan keuntungan (Produsen)
2 Harga Bahan baku Rp/Kg 3518
Harga input lainnya Rp/Kg 319
Nilai Output Rp/Kg 7332
Nilai Tambah Rp/Kg 3496
Rasio Nilai Tambah % 48
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 886
Pangsa Tenaga Kerja % 25
Keuntungan Rp/Kg 2609
Tingkat Keuntungan % 36
Balas jasa Pemilik faktor produksi (Produsen)
3 Marjin Rp/Kg 3815
Pendapatan Tenaga Kerja % 23
Sumbangan input lain % 8
Keuntungan % 68
Penerimaan dan keuntungan (Pengepul)
4 Harga Bahan baku Rp/Kg 19273 19273
Harga input lainnya Rp/Kg 1077 1077
Nilai Output Rp/Kg 25000 23000
Nilai Tambah Rp/Kg 4650 2650
Rasio Nilai Tambah % 19 12.2
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 549 547
Pangsa Tenaga Kerja % 11 20
Keuntungan Rp/Kg 4252 2254
Tingkat Keuntungan % 17 10
Balas jasa (Pengepul)
5 Marjin Rp/Kg 5727 3727
Pendapatan Tenaga Kerja % 10 15
Sumbangan input lain % 16 25
Keuntungan % 74 60
Penerimaan dan keuntungan (Pengecer)
6 Harga Bahan baku Rp/Kg 19273 23000
Harga input lainnya Rp/Kg 1177 924
Nilai Output Rp/Kg 24000 27000
Nilai Tambah Rp/Kg 3550 3076
Rasio Nilai Tambah % 15 11.5
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 2100 2386
Pangsa Tenaga Kerja % 59 77
Keuntungan Rp/Kg 1484 715
Tingkat Keuntungan % 6 3
Balas jasa (Pengecer)
7 Marjin Rp/Kg 4727 4000
Pendapatan Tenaga Kerja % 44 60
Sumbangan input lain % 24 22
Keuntungan % 31 18
Total Nilai Tambah Rp/Kg 3496 8146 7046 9222
141

Lanjutan lampiran 23. Nilai Tambah Rantai Pemasaran Ikan Kase

No Variabel Satuan Rantai Pemasaran


I II III IV
Output, input, harga
1 Output Kg 31.12
Bahan Baku Kg 93.39
Tenaga Kerja HOK 2.83
Faktor Konversi 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0.03
Harga Output Rp/Kg 16000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg 2714
Harga input lainnya Rp/Kg 268
Nilai Output Rp/Kg 5332
Nilai Tambah Rp/Kg 2350
Rasio Nilai Tambah % 44
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 759
Pangsa Tenaga Kerja % 32
Keuntungan Rp/Kg 1591
Tingkat Keuntungan % 30
Balas jasa Pemilik faktor produksi
3 Marjin Rp/Kg 2618
Pendapatan Tenaga Kerja % 29
Sumbangan input lain % 10
Keuntungan % 61
Penerimaan dan keuntungan (Pengepul)
4 Harga Bahan baku Rp/Kg 13945 13945
Harga input lainnya Rp/Kg 1077 1077
Nilai Output Rp/Kg 18000 17000
Nilai Tambah Rp/Kg 2978 1978
Rasio Nilai Tambah % 17 12.5
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 586 583
Pangsa Tenaga Kerja % 19 27
Keuntungan Rp/Kg 2543 1546
Tingkat Keuntungan % 14 9
Balas jasa (Pengepul)
5 Marjin Rp/Kg 4055 3055
Pendapatan Tenaga Kerja % 14 19
Sumbangan input lain % 23 30
Keuntungan % 63 51
Penerimaan dan keuntungan (Pengecer)
6 Harga Bahan baku Rp/Kg 13945 17000
Harga input lainnya Rp/Kg 1177 924
Nilai Output Rp/Kg 17000 20000
Nilai Tambah Rp/Kg 1878 2076
Rasio Nilai Tambah % 11 10.5
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 1458 875
Pangsa Tenaga Kerja % 76 42
Keuntungan Rp/Kg 454 1226
Tingkat Keuntungan % 3 6
Balas jasa (Pengecer)
7 Marjin Rp/Kg 3055 3000
Pendapatan Tenaga Kerja % 48 29
Sumbangan input lain % 37 30
Keuntungan % 15 41
Total Nilai Tambah Rp/Kg 2350 5328 4228 6404
142

Lanjutan lampiran 23. Nilai Tambah Rantai Pemasaran Ikan Gleberan

Rantai Pemasaran
No Variabel Satuan
I II III IV
Output, input, harga
1 Output Kg 31.69
Bahan Baku Kg 95.08
Tenaga Kerja HOK 2.50
Faktor Konversi 0.33
Koefisien Tenaga Kerja HOK/Kg 0.03
Harga Output Rp/Kg 30000
Upah Tenaga Kerja Rp/HOK 25000
Penerimaan dan keuntungan
2 Harga Bahan baku Rp/Kg 4497
Harga input lainnya Rp/Kg 166
Nilai Output Rp/Kg 9999
Nilai Tambah Rp/Kg 5336
Rasio Nilai Tambah % 53
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 657
Pangsa Tenaga Kerja % 12
Keuntungan Rp/Kg 4679
Tingkat Keuntungan % 47
Balas jasa Pemilik faktor produksi
3 Marjin Rp/Kg 5502
Pendapatan Tenaga Kerja % 12
Sumbangan input lain % 3
Keuntungan % 85
Penerimaan dan keuntungan (Pengepul)
4 Harga Bahan baku Rp/Kg 26554 26554
Harga input lainnya Rp/Kg 1077 1077
Nilai Output Rp/Kg 36000 34000
Nilai Tambah Rp/Kg 8369 6369
Rasio Nilai Tambah % 24 19
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 567 565
Pangsa Tenaga Kerja % 7 9
Keuntungan Rp/Kg 7953 5955
Tingkat Keuntungan % 22 18
Balas jasa (Pengepul)
5 Marjin Rp/Kg 9446 7446
Pendapatan Tenaga Kerja % 6 8
Sumbangan input lain % 10 12
Keuntungan % 84 80
Penerimaan dan keuntungan (Pengecer)
6 Harga Bahan baku Rp/Kg 26554 34000
Harga input lainnya Rp/Kg 1177 924
Nilai Output Rp/Kg 34000 38000
Nilai Tambah Rp/Kg 6269 3076
Rasio Nilai Tambah % 19 8
Pendapatan Tenaga Kerja Rp/Kg 1458 1346
Pangsa Tenaga Kerja % 23 43
Keuntungan Rp/Kg 4845 1755
Tingkat Keuntungan % 14 5
Balas jasa (Pengecer)
7 Marjin Rp/Kg 7446 4000
Pendapatan Tenaga Kerja % 20 34
Sumbangan input lain % 15 22
Keuntungan % 65 44
Total Nilai Tambah Rp/Kg 5336 13705 11605 14781
143

Lampiran 24. Poto Kegiatan Penelitian

Wawancara Pengrajin Ikan Kering Wawancara Pedagang Ikan Kering

ProsesPembersihan Ikan Kering Proses Penjemuran Ikan Kering

Keadaan Toko Pedagang Ikan Kering Ikan Kering Kase

Ikan Kering Gleberan


Ikan Kering Kerong
144

Anda mungkin juga menyukai