Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI DESA

PAWINDAN KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN

ANALYSIS OF RICE FARMERS HOUSEHOLD RESILENCE ANALYSIS IN


PAWINDAN VILLAGE, CIAMIS DISTRICT, CIAMIS REGENCY

MELA RAHMAWATI1*, TRISNA INSAN NOOR2, MUHAMAD NURDIN YUSUF1


1
Fakultas Pertanian, Universitas Galuh
2
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
*E-mail: melarahmaw5@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia saat ini menghadapi tantangan dalam meghadapi kebutuhan pangan. Pangan merupakan
kebutuhan pokok penduduk yang ketersediaannya harus cukup serta berkelanjutan. Sektor pertanian
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi maupun pendapatan rumah tangga petani.Penelitian
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Struktur Pendapatan rumah tangga petani di Desa
Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, (2) Struktur Pengeluaran rumah tangga petani di
Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, (3) Ketahanan Pangan rumah tangga petani
padi di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.Penelitian ini menggunakan metode
survey terhadap 37 orag petani padi sawah yang ditentukan secara acak sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Total rata-rata pendapatan rumah tangga petani di Desa Pawindan Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis sebesar Rp 3.228,000 dari total pendapatan tersebut pendapatan Petani
sebagai kepala keluarga sebesar 75,95 persen yang terdiri dari pendapatan usahatani sebesar 13,93,
non padi sebesar 0.41 persen dan non pertanian sebesar 61,01 persen, serta pendapatan anggota
keluarga sebesar 24,05 persen yang terdiri dari pendapatan pertanian sebesar 7,22 persen dan non
pertanian sebesar 16,80 dari total pendapatan rumah tangga petani. (2) Total rata-rata pengeluaran
rumah tangga petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis sebesar Rp
2.958,500/Bulan. Dari pengeluaran tersebut dialokasikan untuk kebutuhan pangan sebesar 40% dan
untuk kebutuhan nonpangan sebesar 60% dari total pengeluaran rumah tangga. (3) Tingkat ketahanan
pangan rumah tangga petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dilihat dari
indikator tingkat subsistensi pangan tergolong rendah, indikator aksesibilitas rumah tangga tergolong
tinggi, dan indikator pangsa pengeluaran pangan tergolong rendah. Dengan demikian maka secara
umum tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis tergolong Tinggi

Kata Kunci: Struktur Pendapatan, Struktur Pengeluaran, Ketahanan Pangan, Rumah Tangga Petani.

ABSTRACT
The research was carried out with the aim of knowing: (1) Structure of household income of farmers
in Pawindan Village, Ciamis District, Ciamis Regency, (2) Structure of household expenditure of
farmers in Pawindan Village, Ciamis District, Ciamis Regency, (3) Food Security of rice farmer
households in the Village Pawindan, Ciamis District, Ciamis Regency. This research used a survey
method. Sampling was carried out by simple random sampling with a sample of 37 lowland rice
farmers. The results showed: (1) The total household income of farmers in Pawindan Village, Ciamis
District, Ciamis Regency was Rp. 3.228,000 of the total income the farmer's income as the head of the
family 75,95 percent consisting of farm income of 13,93, non-rice income of 0.41 percent and non-
agricultural by 61,01 percent, and income of family members of 24.05 percent consisting of
agricultural income of 7,22 percent and non-agricultural income. agriculture is 16,80percent of the
total household income of farmers. (2) The average household expenditure of farmers in Pawindan
Village, Ciamis District, Ciamis Regency is Rp. 2.958,500/ month. Of this expenditure is allocated for
food needs by 40% and for nonfood needs amounting to 60% of total household expenditure, (3) The
level of household food security in Pawindan Village, Ciamis District, Ciamis Regency, seen from the

777
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

indicator of the level of food subsistence is low, the power indicator household purchases are
classified as high, and the indicator for the share of food expenditure is classified as high.

Keywords: Income Structure, Expenditure Structure, Food Security, Farmers Household

PENDAHULUAN tersedia dalam jumlah yang cukup dan


Indonesia saat ini merupakan negara tersedia setiap saat secara berkelanjutan.
dengan jumlah penduduk yang cukup besar Komoditas pangan pokok di Indonesia
yang saat ini menghadapi tantangan dalam sebagian besar adalah dari padi. Laporan
memenuhi kebutuhan pangan penduduknya BPS (2019) menunjukkan bahwa produksi
yang sangat kompleks. Hal itu menjadikan padi pada tingkat nasional periode Januari
pangan sebagai isu sentral dalam hingga September 2018 tercatat sebanyak
kehidupan berbangsa dan bernegara, 49,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)
sehingga perkara ketahanan pangan dengan kecenderungan meningkat.
seharusnya dijadikan prioritas. Provinsi Jawa Barat berada pada urutan ke
(Wicaksono, 2012). 3 di Indonesia sebagai daerah penghasil
Pangan merupakan kebutuhan pokok padi. Namun, dengan jumlah produksi
untuk hidup bagi setiap manusia yang serta ketersediaan pangan yang cukup
ketersediannya harus cukup, baik dari besar tersebut belum tentu menjamin
jumlah dan mutu yang sehat serta aman ketahanan pangan pada tingkat wilayah
secara berkelanjutan. Ketahanan pangan (regional) serta menjamin ketahanan
termasuk dalam suatu kondisi terpenuhinya pangan pada tingkat rumah tangga.
pangan yang cukup bagi masyarakat dari Kecamatan Ciamis merupakan Kecamatan
segi kualitas maupun kuantitas. Dalam yang berada di Ibu Kota Kabupaten. Oleh
penelitian (Hanani, 2012) terdapat sebab itu, Kecamatan Ciamis memiliki
beberapa aspek yang dapat mempengaruhi wilayah sektor pertanian terbagi di
terhadap ketahanan pangan, yaitu : berbagai Desa dengan luas lahan panen
Ketersediaan (food avaibility), Keamanan berjumlah 1,901 hektar dengan komoditas
Pangan (food safety), Akses Pangan (food utama sektor pertanian padi sawah (BPS,
access), dan Kualitas Pangan (food 2019). Desa Pawindan memiliki luas lahan
quality). Keempat aspek tersebut panen pertanian sebesar 58,22 hektar yang
mengindikasikan bahwa pangan harus menjadikan Desa Pawindan sebagai daerah
yang memiliki luas lahan panen paling

778
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

sempit di Kecamatan Ciamis (BPS, 2019). Berdasarkan uraian tersebut, maka


Kondisi tersebut menjadikan Desa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
Pawindan memiliki permasalahan dalam (1) Struktur pendapatan rumah tangga
jumlah produksi padi yang dihasilkan. petani padi di Desa Pawindan Kecamatan
Luas lahan panen yang terbatas Ciamis Kabupaten Ciamis. (2) Struktur
mempengaruhi terhadap jumlah produksi pengeluaran rumah tangga petani padi di
padi yang dihasilkan. Hal ini sejalan dalam Desa Pawindan Kecamatan Ciamis
penelitian Hayati (2018), bahwa luas panen Kabupaten Ciamis. (3) Tingkat ketahanan
memiliki pengaruh yang signifikan pangan rumah tangga petani padi di Desa
terhadap produksi padi. Umumnya petani Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten
di Desa Pawindan merupakan petani
berlahan sempit, sehingga return yang METODE PENELITIAN
diperoleh juga kecil yang pada akhirnya Penelitian dilaksanakan dengan
berdampak terhadap kehidupan rumah menggunakan metode survai. Singarimbun
tangga petani. Hal ini menunjukan bahwa (1995), mengungkapkan bahwa metode
hasil produksi merupakan penentu survai yaitu metode yang mengambil
pendapatan petani yang berpengaruh pada sampel dari populasi dan menggunakan
perilaku petani dalam mewujudkan kuesioner untuk alat pengumpulan data
ketahanan pangan rumah tangga. Namun pokok. Populasi penelitian sebanyak 230
demikian, dengan keterbatasan lahan yang petani, dan menentukan sampel penelitian
dimiliki akan berbanding lurus dengan dengan menggunakan rumus Slovin
hasil panen yang diperoleh. Artinya, dengan error margin 15% sehingga ukuran
semakin sempit lahan pertanian maka sampel sebanyak 37 petani. Data yang
semakin kecil pula hasil produksi yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh. Keadaan ini menjadikan petani diperoleh melalui hasil wawancara dengan
senantiasa berjuang untuk mewujudkan petani dan data sekunder yang diperoleh
ketahanan pangan keluarganya. Guna dari instansi terkait juga berbagai literatur.
mencapai tujuan tersebut banyak petani Variabel-variabel dalam penelitian
mencari alternatif lain untuk menambah ini adalah:
pendapatan yaitu dengan menjadi buruh 1. Rumah tangga petani padi adalah
tani atau buruh harian lepas disamping semua orang yang berada di dalam satu
pekerjaan utama mereka sebagai unit rumah tangga, baik berasal dari

779
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

satu atau lebih keluarga yang sumber 3. Struktur pengeluaran rumah tangga
pendapatan utamanya berasal dari merupakan penyusun biaya yang
usaha tani padi Efisiensi teknis dikeluarkan untuk konsumsi semua
merujuk pada hubungan input dan anggota rumah tangga, meliputi :
output, bagaimana petani memilih a. Pengeluaran pangan, adalah
kombinasi input yang digunakan pengeluaran yang dikeluarkan
melalui kemampuan manajerial petani. untuk rumah tangga untuk
2. Struktur Pendapatan rumah tangga kebutuhan pangan, seperti :
adalah penyusun pendapatan yang karbohidrat, protein, sayur-sayuran,
menunjukan dari mana saja sumber kacang-kacangan, buah-buahan,
pendapatan rumah tangga minyak dan lemak, bahan
diperolehbaik dari kepala rumah tangga minuman, bumbu-bumbuan,
dan seluruh anggota keluarga, yang tembakau dan sirihyang dinyatakan
meliputi : dalam satuan rupiah per bulan.
a. Pendapatan yang berasal usaha tani b. Pengeluaran non pangan, adalah
(on farm) adalah pendapatan yang pengeluaran yang dikeluarkan
diperoleh petani dari pengasilan rumah tangga untuk kebutuhan
utama nya yaitu usaha tani padi diluar pangan,seperti : pendidikan,
yang dinyatakan dalam satuan transfortasi, komunikasi,
rupiah per kapita per bulan. perlengkapan pribadi, kesehatan,
b. Pendapatan diluar usaha tani (off perbaikan rumah, pajak dan
farm) adalah pendapatan yang pengeluaran lainnya (social,
diperoleh petani dari luar usaha tani sumbangan, hajatan, dll) yang
padi tetapi masih di sektor dinyatakan dalam satuan rupiah per
pertanian yang dinyatakan dalam bulan.
satuan rupiah per bulan. 4. Ketahanan pangan diartikan sebagai
c. Pendapatan luar sektor pertanian terpenuhinya pangan dengan
(non farm) adalah pendapatan yang ketersediaan yang cukup, tersedia
diperoleh petani dari luar sektor setiap saat disemua daerah, mudah
pertanian yang dinyatakan dalam memperoleh, aman dikonsumsi dan
satuan rupiah per bulan harga yang terjangkau, yang diukur
melalui :

780
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

a. Ketersediaan, adalah proporsi P on-farm = Pendapatan utama rumah


pangan pokok yang dihasilkan tangga dari hasil pertanian (Rp/bulan)
sendiri terhadap kebutuhan P off-farm = Pendapatan rumah tangga dari
pangan pokok keluarga. kegiatan sektor pertanian (Rp/bulan)
b. Akses Pangan, adalah kemudahan P non-farm = Pendapatan rumah tangga
rumah tangga dalam memperoleh dari sektor luar pertanian (Rp/bulan)
pangan yang diukur dengan daya (2) Untuk mengukur total pengeluaran
beli terhadap pangan. rumah tangga digunakan rumus
c. Kualitas pangan, adalah kondisi sebagai berikut (Amaliyah, 2011):
rumah tangga petani yang memiliki TP = Pp + Pn
pengeluaran untuk pangan yang Dimana :
lebih beragam yang diukur oleh TP = Total pengeluaran rumah tangga
pangsa pengeluaran pangan rumah petani (Rp/bulan)
tangga. Pp = Pengeluaran pangan (Rp/bulan)
Pn = Pengeluaran non pangan (Rp/bulan)
5. Tingkat Ketahanan Pangan rumah
(3) Indikator Ketahanan Pangan
tangga merupakan penjumlahan ketiga
Rumah Tangga :
indikator ketahanan pangan yaitu
a. Indikator Ketersediaan Pangan
ketersediaan pangan, aksesibilitas
Rumah Tangga Petani
pangan, dan kualitas/keamanan pangan.
Dalam pengukuran ketersediaan pangan
Berdasarkan indikator tersebut, maka
mengacu pada kondisi yang cukup dan tersedia
tingkat ketahanan pangan rumah
dalam jumlah yang bisa mencukupi konsumsi
tangga dikategorikan menjadi :Rendah,
pangan rumah tangga..
Sedang, dan Tinggi. Ketersediaan pangan dihitung dengan
(1) Untuk mengetahui Struktur pendapatan menggunakan rumus sebagai berikut
rumah tangga petani padi sawah (Yusuf, dkk., 2018) :
menggunakan rumus Manullang, dkk., TSP = PUB/KSB
2017) : Dimana :
P = P on-farm padi + P off-farm + P non-
TSP : Tingkat Subsistensi Pangan
farm
Dimana : PUB : Produksi dari usahatani sendiri

Prt = Pendapatan rumah tangga (Rp/bulan) setara beras


KSB : Kebutuhan setara beras

781
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

b. Indikator Aksesibilitas rumah tangga dengan pangsa pegeluaran


Keterjangkauan Rumah Tangga yang rendah mengindikasikan rumah
Petani tangga tersebut memiliki ketahanan pangan
Indikator keterjangkauan pangan pada yang tinggi.
tingkat rumah tangga petani dalam Pangsa pengeluaran pangan dihitung
pengukuran ketahanan pangan pada tingkat
menggunakan rumus sebagai berikut
rumah tangga diukur dari kemudahan suatu
(Arifin dkk., 2010) :
rumah tangga dalam memperoleh pangan
yang diukur dengan daya beli. Daya beli
petani terhadap pangan dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
(Yusuf, dkk., 2018) :
DBPP = TP / (TE-BU) Dimana :
PPP : Pangsa pengeluaran untuk pangan
Dimana :
(%)
DBPP : Daya beli rumah tanga petani
HASIL DAN PEMBAHASAN
TP : Total pendapatan rumah tangga
Struktur Pendapatan Rumah Tanga
petani (Rp/kapita/bulan) dari seluruh
Petani Padi
sumber
Struktur pendapatan merupakan
TE : Total pengeluaran rumah tangga
penyusun pendapatan yang menunjukan
petani (Rp/kapita/bulan)
dari mana saja sumber pendapatan rumah
BU : Biaya usaha tani
tangga diperoleh baik dari kepala rumah
c. Indikator Kualitas Keamanan
tangga dan seluruh anggota keluarga
Pangan Rumah Tangga Petani
selama periode waktu tertentu. Dalam
Kualitas/keamanan pangan dilihat dengan
sumber pendapatan keluarga, anggota
pangsa pengeluaran pangan, yang
keluarga seperti istri, anak yang sudah
merupakan rasio pengeluaran untuk
dewasa ikut terlibat dalam mencari
berbelanja pangan dan pengeluaran total
penghasilan. Seperti menjadi buruh tani,
rumah tangga dalam sebulan. Rumah
karyawan toko, berdagang, guru, perangkat
tangga yang memiliki pangsa pegeluaran
desa, PNS, dan sebagainya. Sektor
pangan yang tinggi mengindikasikan
pertanian sudah sulit mendapatkan
rumah tangga tersebut tingkat
kesempatan kerja dan kecenderungan
ketahanannya yang rendah, sebaliknya jika

782
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

generasi muda untuk lebih memilih luar sektor pertanian dapat dilihat pada
pekerjaan diluar sektor pertanian untuk Tabel 1.
menambah pendapatan
Struktur sumber pendapatan petani dan
anggota keluarga dari sektor pertanian dan

Tabel 1. Struktur Pendapatan rata-rata Petani (Kepala Keluarga) dan Anggota Keluarga Dari
Sektor Pertanian dan Non Pertanian
No Uraian Sumber Pendapatan Nilai (Rp) Presentase (%)
1 Petani (Kepala Keluarga)
- Usahatani Padi 449.243 13,93
- Non Padi 13.378 0,41
- Non Pertanian 1.988,919 61,01
Total Pendapatan (Rp/Bulan) 2.451,531 75,95

2 Anggota Keluarga (Istri, anak0


- Pertanian 233.333 7,22
- Non Pertanian 542.973 16,80
Jumlah Pendapatan 776.306 24,05
Total Pendapatan 3.227,837 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2020

Struktur Pengeluaran Rumah Tangga


Petani Padi
Struktur pengeluaran rumah tangga
terdiri atas pengeluaran pangan dan
pengeluaran non pangan, keduanya
berhubungan erat dengan tingkat Gambar 1. menunjukan bahwa pengeluaran
pendapatan, artinya semakin besar untuk kebutuhan non pangan lebih besar
pendapatan bertendensi untuk dibandingkan dengan pengeluaran untuk
meningkatkan pengeluaran pangan dan non pangan yaitu sebesar 60% untuk
pangan rumah tangga (Yusuf, 2018). Rata- pengeluaran nonpangan dan 40% untuk
rata total pengeluaran pangan petani dapat pengeluaran pangan. Hal tersebut
dilihat pada Gambar 1. menunjukan bahwa pendapatan petani
sudah cukup tinggi. Petani dengan
pendapatan yang cukup tinggi cenderung
membelanjakan pendapatannya untuk

783
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

kebutuhan non pangan. Dan sebagian Tabel 14 menunjukan bahwa dilihat


pangan yang dikonsumsi oleh rumah dari kecukupan ketersediaan pangan dalam
tangga di Desa Pawindan Kecamatan rumah tangga di dominasi mengalami
Ciamis Kabupaten Ciamis yang terkesan defisit pangan yang ditunjukan oleh nilai
seadanya yaitu memanfaatkan dari hasil TSP<1. Hal ini berarti bahwa petani tidak
produksi sendiri, sehingga pengeluaran mampu mencukupi kebutuhan pangan
pangan rumah tangga dapat ditekan dan rumah tangganya. Kurangnya ketersediaan
pendapatannya dapat digunakan untuk pangan dalam rumah tangga menandakan
memenuhi kebutuhan non pangan. bahwa tingkat ketahanan pangan rumah
Tingkat Ketahanan Pangan Rumah tangga tergolong rendah.
Tangga Petani Padi b. Indikator Aksesibiltas Rumah Tangga
a. Indikator Ketersediaan Pangan Ruma Terhadap Pangan
Tangga Aksesibilitas rumah tangga terhadap
Kecukupan ketersediaan pangan rumah pangan dilihat dari kemudahan rumah
tangga dilihat dari ketersediaan pangan tangga dalam mendapatkan pangan yang
pokok (beras) yang dihasilkan sendiri diukur melalui daya beli rumah tangga,
terhadap kebutuhan pokok keluarga yang semakin tinggi daya beli petani menjadikan
dihitung dengan cara membandingkan tingkat ketahanan pangan menjadi lebih
proporsi pangan pokok yang dihasilkan baik. (Yusuf, 2018). Sebaran rumah tangga
sendiri terhadap kebutuhan pangan pokok berdasarkan aksesibilitas terhadap pangan
keluarga. (Yusuf, 2018). Sebaran rumah dapat dilihat pada Tabel 3.
tangga berdasarkan kecukupan Tabel 3. Sebaran Rumah Tangga
ketersediaan pangan dapat dilihat pada Berdasarkan Indikator Aksesibilitas
Tabel 2. Pangan
Tabel 2. Sebaran Rumah Tangga Tingkat Daya Jumlah Persentase
Berdasarkan Kecukupam Ketersediaan Beli (Orang) (%)
Pangan Rendah(<1) 15 40,55
Kecukupan Jumlah Persentase Sedang (=1) 2 5,40
Ketersediaan (Orang) (%) Tinggi (>1) 20 54,05
Defisit (TSP <1 ) 32 86,49 Jumlah 37 100,00
Subsisten (TSP = 1 ) 0 0 Sumber : Analisis Data Primer, 2020
Surplus (TSP > 1 ) 5 13,51
Jumlah 37 100,00 Tabel 3. menunjukan bahwa berdasarkan
Sumber : Analisis Data Primer, 2020
indikator daya beli, rumah tangga petani di
Desa Pawindan Kecamatan Ciamis

784
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

Kabupaten Ciamis di dominasi mempunyai Tabel 16 menunjukan bahwa dilihat dari


daya beli yang tinggi (>1), Tingginya daya pangsa pengeluaran pangan, rata-rata
beli rumah tangga petani di Desa Pawindan rumah tangga petani di Desa Pawindan
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
disebabkan rata-rata petani mempunyai berada pada kategori rendah yaitu sebesar
pekerjaan sampingan selain berusaha tani 83,80 persen, artinya kualitas pangan yang
untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran dikonsumsi oleh keluarga petani sudah
rumah tanga serta memiliki kemampuan cukup beragam yang meliputi sumber
untuk menyisihkan pendapatannya untuk Karbohidrat (beras), sayuran, serta sumber
ditabung, sehingga meskipun pendapatan protein hewani (daging).
yang diperoleh dari hasil usahatani kecil, d. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah
petani masih mampu untuk membiayai Tangga Petani
usahataninya. Dilihat dari indikator tingkat
c. Indikator Kualitas Keamanan Pangan subsistensi pangan tergolong rendah yaitu
Rumah Tangga Petani sebesar 86,49 persen hal tersebut terjadi
Kualitas pangan rumah tangga dalam karena dominasi rumah tangga petani tidak
penelitian ini dilihat dari pangsa mampu untuk mencukupi kebutuhan
pengeluaran untuk pangan, sebab pangsa pangan keluarganya dari hasil produksi
pengeluaran pangan dapat dijakdikan usahataninya sendiri, sehingga sebagian
sebagai salah satu ukuran tingkat petani harus membeli beras untuk
ketahanan pangan. Sebaran rumah tangga mencukupi kebutuhan pangan keluarganya,
berdasarkan kualitas keamanan pangan sebagian lagi petani ada yang menjual
dapat dilihat pada Tabel 4. sebagian hasil produksi padi yang
Tabel 4. Sebaran Rumah Tangga dihasilkan daripada menyimpan untuk
Berdasarkan Indikator Kualitas Keamanan cadangan pangan rumah tangga. Dilihat
Pangan Rumah Tangga dari Indikator aksesibilitas rumah tangga
Kategori Jumlah Persentase yang diukur mealui daya beli tergolong
(Skor) (Orang) (%)
tinggi yaitu sebesar 54,05 persen hal
Rendah 31 83,80
Sedang 3 8,10 tersebut disebabkan dominasi petani di
Tinggi 3 8,10 daerah penelitian mempunyai pekerjaan
Jumlah 37 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2020 sampingan diluar sektor pertanian,
sehingga meskipun pendapatan yang

785
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

diterima petani dari hasil usahatani belum KESIMPULAN DAN SARAN


bisa mencukupi kebutuhan keluaarga, Kesimpulan
masih ada pendapatan lain diluar sektor Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
pertanian yang dapat menambah
telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
pendapatan rumah tangga, sehingga petani
sebagai berikut :
dapat mencukupi pengeluaran rumah
tangga dan membiayai usahatani untuk 1. Total rata-rata pendapatan rumah
musim tanam berikutnya. Dan jika dilihat tangga petani di Desa Pawindan
dari indikator pangsa pengeluaran pangan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
tergolong rendah yaitu sebesar 83,80 sebesar Rp 3.228,000 dari total
persen yang artinya kualitas pangan yang pendapatan tersebut pendapatan Petani
dikonsumsi oleh keluarga petani sudah sebagai kepala keluarga sebesar 75,95
cukup beragam, sehingga pendapatan yang persen yang terdiri dari pendapatan
diperoleh dapat tercukupi untuk kebutuhan usahatani sebesar 13,93, non padi
pangan dan dapat dialokasikan untuk sebesar 0.41 persen dan non pertanian
pemenuhan kebutuhan lain diluar pangan sebesar 61,01 persen, serta pendapatan
(sektor sekunder). Dengan demikian maka anggota keluarga sebesar 24,05 persen
dapat disimpilkan bahwa secara umum yang terdiri dari pendapatan pertanian
ketahanan pangan rumah tangga petani di sebesar 7,22 persen dan non pertanian
Desa Pawindan Kecamatan Ciamis sebesar 16,80 dari total pendapatan
kabupaten Ciamis tergolong tinggi. Hal rumah tangga petani.
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. 2. Total rata-rata pengeluaran rumah
tangga petani di Desa Pawindan
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
sebesar Rp 2.958,500/Bulan. Dari
pengeluaran tersebut dialokasikan
untuk kebutuhan pangan sebesar 40%
dan untuk kebutuhan nonpangan
sebesar 60% dari total pengeluaran
Sumber : Analisis Data Primer, 2020
rumah tangga.
3. Tingkat ketahanan pangan rumah
tangga petani di Desa Pawindan

786
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis petani dan status gizi rumah tangga
dilihat dari indikator tingkat subsistensi yang belum terungkap dalam penelitian
pangan tergolong rendah, indikator ini.
aksesibilitas rumah tangga tergolong
tinggi, dan indikator pangsa DAFTAR PUSTAKA
pengeluaran pangan tergolong rendah. Amaliyah, H., Handayani, M.S. 2011.
Analisis Hubungan Proporsi
Dengan demikian maka secara umum
Pengeluaran dan Konsumsi Pangan
tingkat ketahanan pangan rumah Dengan Ketahanan Pangan Rumah
Tangga Petani Padi di Kabupaten
tangga petani di Desa Pawindan
Klaten. Jurnal SEPA, 7(2): 110-118.
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Arifin., Suratiyah, K., Pinjung, N.S. 2010.
Analisis Ketahanan Pangan Rumah
tergolong Tinggi.
Tangga Petani di Kabupaten Pinrang
Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian. :137-143.
Saran
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018.
Berdasarkan pada kesimpulan, maka dapat Data Perkembangan Produksi Padi
di Indonesia.
disarankan hal-hal sebagai berikut :
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
1. Petani diharapkan dapat 2018. Data Jumlah Produksi Padi
Sawah di Kabupaten Ciamis.
mempertahankan lahan pertanian yang
Hanani, N. 2012. Strategi Pencapaian
ada agar luas lahan tersebut tidak Ketahanan Pangan Keluarga.Jurnal
Sosial Ekonomi Pertanian.1(1): 1-9.
semakin menipis sehingga petani dapat
Hayati, N., Y. Pengaruh Tenaga Kerja
meningkatkan jumlah produksi yang Luas Panen dan Pupuk Terhadap
Produksi Padi di Jawa Tengah.
dihasilkan sehingga dapat menjadi
[Skripsi]. Universitas
sumber pendapatan. Muhammadiyah Surakarta. Jawa
Tengah.Badan Pusat Statistik
2. Pemerintah daerah sebaiknya memberi
Indonesia. 2018. Luas Panen,
dukungan pada rumah tangga petani Produksi dan Produktivitas Padi
Sawah Provinsi Jawa Barat 2014-
dalam meningkatkan pendapatan dan
2018. Jakarta.
pengetahuan tentang usahatani. Manullang, E.N., Noor, I.T., Pardian, P.,
Syamsiah, N, 2017. Analisis
Misalnya, dengan memberikan
Pendapatan dan Tingkat
pelatihan dan penyuluhan keterampilan Kesejahteraan Rumah Tangga Petani
Kedelai di Kecamatan Jatiwaras
serta bantuan modal kepada rumah
Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
tangga petani padi. Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh,
4(3) : 464-471.
3. Diperlukan penelitian lanjutan terkait
distribusi pendapatan rumah tangga

787
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 3, September 2020 : 777-788

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Yusuf, M.N, Sulistyowaty, L., Sendjaja,


Penelitian Survei. LP3S. Jakarta. P.T, Carsono, N. 2018. Food
Wicaksono, Arditya. 2012. Optimalisasi Security Analysis of Household
Kepemimpinan Nasional dalam Paddy Farmer in Flooding Area.
Melaksanakan Kebijakan Distribusi Journal Economics and Sustainable
Pangan Dapat Mewujudkan Development, 9(8): 88
Ketahanan Nasional. Jurnal
Agriekonomika, 1(1): 36-46.

788

Anda mungkin juga menyukai