Abstrak
Pangan merupakan kebutuhan dasar dari manusia selain sandang dan papan. Pangan dibutuhkan
sebagai upaya kelangsungan hidup manusia. Terpenuhinya kebutuhan pangan dari berbagai segi
seperti keamanan, keterjangkauan dan aspek lain sering dikaitkan dengan ketahanan pangan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketahanan
pangan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh rumah tangga petani yang ada di Kabupaten
Klaten dan sampel dari penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam desa mandiri pangan di
Kabupaten Klaten. Responden pada peneitian ini berjumlah 30 orang petani yang berasal dari desa
dengan program mandiri pangan serta desa yang memiliki klinik pertanian yaitu Desa Jambakan
dan Desa Karanglo. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Analisis
ketahanan pangan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pangsa pengeluaran pangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui ada tiga variabel yang mempengaruhi ketahanan
pangan diantaranya adalah tingkat pendapatan, harga beras dan dummy pengetahuan gizi oleh ibu
rumah tangga. Terdapat pula empat variabel yang tidak mempengaruhi ketahanan pangan
diantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga, pendidikan ibu rumah tangga, harga minyak dan
harga tempe.
Kata kunci: pangan, ketahanan pangan, pengeluaran pangan
Abstract
Food is a basic human need besides clothing and shelter. Food is needed as an effort for human
survival. Fulfilling food needs from various aspects such as security, affordability and other aspects is
often associated with food security. The purpose of this study was to determine what factors affect
food security. The population of this study were all farmer households in Klaten Regency and the
sample of this study were farmers who are members of the independent food village in Klaten
Regency. Respondents in this study were 30 farmers who came from villages with independent food
programs and villages that had agricultural clinics, namely Jambakan Village and Karanglo Village.
This research uses multiple linear regression analysis method. Food security analysis in this study
uses a share of food expenditure approach. Based on the research results, it can be seen that there are
three variables that affect food security, including the level of income, rice price and dummy nutrition
knowledge by housewives. There are also four variables that do not affect food security, including the
number of family dependents, the education of housewives, the price of oil and the price of tempe.
Keywords: food, food security, food expenditure
115
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
116
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
Rerata total kecukupan kalori (kkal) tersebut dikarenakan lebih cepat dan
Kabupaten Klaten pada tahun 2016 sederhana dan bisa menjawab tujuan
sebesar 1.951 kkal. Kecukupan kalori penelitian. Penelitian ini merupakan
terbesar adalah beras sebanyak 788,28 penelitian dengan metode deskriptif
kkal atau sebesar 40,39% (Astanto, analitik. Populasi dalam penelitian ini
2016). Tingkat konsumsi pangan adalah semua petani yang ada di
tersebut juga masih menunjukkan Kabupaten Klaten. Sementara itu sampel
dominasi dari konsumsi padi-padian dalam penelitian ini adalah petani pada
terutama beras kemudian diikuti desa yang mengikuti program desa
konsumsi panga hewani dan kacang- mandiri pangan. Data yang digunakan
kacangan. Data yang ada dalam penelitian ini meliputi data primer
mengungkapkan bahwa wilayah dan data sekunder. Data primer
Kabupaten Klaten masih memiliki nilai merupakan data yang dikumpulkan
terendah terhadap asupan kalori dan secara langsung dari hasil wawancara
konsumsi energi. Jika ditinjau dari nilai kepada petani menggunakan kuesioner
reratanya AKE di Kabupaten Klaten yang telah disusun sedemikian rupa.
sudah cukup mendekati batas minimum Responden yang digunakan dalam
namun hal tersebut bukan gambaran penelitian ini berjumlah 30 orang yang
keadaan konsumsi pangan di tingkat berasal dari desa mandiri pangan dan
rumah tangga khususnya rumah tangga desa yang memiliki klinik pertanian yaitu
tani (Amaliyah, H. , Mulya, 2011). Desa Jambakan dan Desa Karanglo. Data
Kabupaten Klaten merupakan salah satu sekunder merupakan data yang berasal
daerah penyangga dengan luas panen dari dinas terkait serta jurnal-jurnal dan
padi sawah seluas 65.629 Ha, dengan buku yang relevan.
produksi sebanyak 359,474 ton pada Pangsa pengeluaran pangan ialah
tahun 2014. Kabupaten Klaten memiliki persentase pengeluaran pangan rumah
lahan pertanian untuk penggunaan lahan tangga terhadap pengeluaran total
sawah 33.220 Ha atau sekitar 50,6% dari rumah tangga. Cara menghitung pangsa
total luas wilayah Kabupaten Klaten pengeluaran pangan rumah tangga,
(BPS, 2014). Berdasarkan uraian digunakan persamaan sebagai berikut
tersebut maka penelitian ini bertujuan (Mulyo et al., 2016):
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja PPP = PP/TP x 100% ………….1)
yang mempengaruhi ketahanan pangan
Keterangan :
di Kabupaten Klaten.
PPP : Pangsa Pengeluaran Pangan (%)
METODE PENELITIAN PP : Pengeluaran Pangan Rumah Tangga
Penelitian yang dilakukan (Rp/tahun)
merupakan rancangan penelitian cross TP : Total Pengeluaran Rumah Tangga
sectional. Hal ini dikarenakan dalam (Rp/tahun).
mengukur variabel independen dan Persentase yang dihasilkan dari
variabel dependen dilakukan dalam perhitungan tersebut kemudian dapat
waktu yang sama. Pemilihan rancangan
117
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
118
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
Rumah tangga dapat dikatakan persentase tersebut lebih kecil dari 60%
tahan pangan jika nilai pangsa sehingga dapat dikategorikan bahwa
pengeluaran pangannya (PPP) kurang rumah tangga petani di Kabupaten
dari 60% namun jika nilai pangsa Klaten berada pada kategori tahan
pengeluaran pangannya lebih dari 60% pangan. Distribusi rumah tangga tani
maka rumah tangga dikatakan tidak berdasarkan pangsa pengeluaran
tahan pangan. Jika dilihat dari pangan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP) Rumah Tangga Tani di Kabupaten
Klaten Tahun 2020.
Rumah Tangga Tani
Pangsa Pengeluaran Pangan
Jumlah Persentase (%)
>Rerata (54,03%) 12 40
≤Rerata (54,03%) 18 60
Jumlah 30 100
Sumber : Analisis Data Primer (2020)
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui Susanti (2015) yang menyatakan bahwa
terdapat 18 (60%) rumah tangga petani masih terdapat rumah tangga yang
di Kabupaten klaten yang memiliki nilai memiliki pangsa pengeluaran pangan
pangsa pengeluaran pangan di bawah yang besar dikarenakan rumah tangga
rerata sedangkan sisanya sebanyak 12 tersebut kebutuhan pangannya lebih
rumah tangga petani atau sebesar 40% besar dari pada pengeluaran lainnya.
memiliki nilai pangsa pengeluaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
pangan di atas nilai rerata. Hal itu Ketahanan Pangan
menununjukkan bahwa sebenarnya Data yang sudah lolos dari uji
sebagian besar rumah tangga petani normalitas dan uji asumsi klasi maka
memiliki pangsa pengeluaran yang dapat dilanjutkan dengan analisis regresi
rendah dan kurang dari 60%. Rumah linear sederhana. Analisis ini digunakan
tangga petani dengan nilai pangsa untuk mengukur dan mengetahui
pengeluaran pangan besar maka identik pengaruh dari variabel independen apa
dengan nilai ketahanan pangan rumah saja terhadap variabel dependennya.
tangga yang rendah. Pengeluaran antara Dalam regresi linear berganda maka
pangan dan non pangan milik rumah digunakan variabel independen lebih
tangga petani harusnya lebih besar dari satu. Hasil analisis faktor-faktor
pengeluaran non pangan sehingga nilai yang mempengaruhi ketahanan pangan
pangsa pangannya akan membaik. Hal tingkat rumah tangga tani dapat dilihat
tersebut senada dengan penelitian pada tabel 2 berikut ini.
119
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
120
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
121
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
penelitian yang menyatakan bahwa ibu terdapat tiga variabel independen yang
dengan pengetahun gizi yang baik akan berpengaruh secara parsial terhadap
lebih cermat dalam memilih makanan variabel pangsa pengeluaran pangan.
dengan pertimbangan nilai gizi dan Variabel tersebut adalah variabel tingkat
kebutuhan gizi rumah tangga (Amaliyah, pendapatan, harga beras dan dummy
H. , Mulya, 2011). Kondisi demikian pengetahuan gizi oleh ibu rumah tangga.
menyebabkan rumah tangga tersebut Sementara itu terdapat empat variabel
lebih sejahtera dengan pangsa independen yang tidak berpengaruh
pengeluaran pangan lebih teratur. Tingkat secara parsial terhadap pangsa
pola konsumsi pangan yang sudah baik pengeluaran pangan. Keempat variabel
perlu dijaga dan dipertahankan dengan tersebut adalah jumlah anggota keluarga,
mempertahankan pemenuhan gizi. Upaya tingkat pendidikan ibu rumah tangga,
tersebut bisa juga dilakukan dengan harga minyak dan harga tempe.
penyuluhan pada ibu-ibu PKK atau ibu Sebaiknya rumah tangga petani dapat
petani di desa yang merupakan orang meningkatkan sisi pendapatan dari
yang menyediakan pangan bagi anggota sektor usahatani maupun luar usahatani
keluarganya dengan begitu ketahanan karena hal tersebut berdampak pada
pangan pada rumah tangga petani dapat ketahana pangan rumah tangga tani.
terjaga (Sugiarto, Ugih; Karyani, Tuti; Sebaiknya petani juga melakukan variasi
Rochdiani, 2018). pangan yang beranekaragam. Hal
Terdapat beberapa variabel tersebut dikarenakan agar petani tidak
independen yang tidak berpengaruh yaitu terlalu bergantung pada komsumsi satu
pendidikan ibu rumah tangga, harga jenis makanan pokok yaitu beras.
minyak, dan harga tempe. Hal tersebut
dikarenakan nilai signifikansi dari masing UCAPAN TERIMAKASIH
masing variabel independen tersebut Ucapan terima kasih diberikan
bernilai lebih dari 0,05. Nilai signifikansi kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
dari variabel pendiidkan ibu rumah tingga Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan
adalah 0,8497 sedangkan Nilai Riset dan Pengembangan, Kementerian
signifikansi dari variabel harga minyak Riset, Teknologi, Badan Riset dan Inovasi
adalah 0,3322 . Nilai signifikansi dari Nasional Republik Indonesia yang telah
variabel harga tempe adalah 0,9362. memberikan dana penelitian dosen
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemula. Tidak lupa Ucapan terima kasih
variabel pendidikan ibu rumah tangga, juga diberikan kepada LPPM Universitas
harga minyak, dan harga tempe tidak Duta Bangsa Surakarta yang telah
berpengaruh terhadap pangsa memberikan izin penelitian.
pengeluaran pangan. DAFTAR PUSTAKA
Agustina Arida, Sofyan, K. F. (2015). Analisis
SIMPULAN Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Berdasarkan penelitian yang telah Berdasarkan Proporsi Pengeluaran
Pangan Dan Konsumsi Energi (Studi
dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
Kasus Pada Rumah Tangga Petani
122
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.13 No.2/Oktober 2020 ISSN 1979-8164 (Print)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica ISSN 2541-593X (Online)
10.31289/agrica.v13i1.3105.g2501
123