Anda di halaman 1dari 6

RECOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DESA

Review Kuliah

POLITEKNIK STIA-LAN JAKARTA

Pemateri : Menteri Desa, Pembangun Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Drs. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd

SDGs Desa Outlook 2022 : Prospek BUMDES dalam Menghidupkan Perekonomian


Desa

Presiden Jokowi membangun Indonesia dari pinggiran 46 ribu desa di Indonesia.


UU no 6 tentang desa menjadi penegasan komitmen bersama bangsa indonesia yang
menunjukkan bukti kehadiran negara dalam menjaga kekayaan lokal desa serta langkah
strategis pembangunan desa-desa dari pinggiran Indonesia. Apabila semua desa di Indonesia
makmur dan sejahtera, maka indonesia juga akan sejahtera. Strategi pembangunan desa sama
dengan strategi pembangunan mikro yang jauh lebih aplikatif. Kebijakan presiden untuk
membangun indonesia dr pinggiran, dengan oengucuran dana desa sebanyak 72 triliun, 2021
tahun 2022 terdapat refocusing karena kondisi covid 19.

Melokalkan SDGs Global Ke SDGs Desa Upaya Percepatan Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan
1. Implementasi SDGs Global di Indonesia dituangkan dalam Perpres 59/2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
2. Merujuk Perpres 59/2017, maka disusun SDGs Desa
3. SDGs Desa berkontribusi sebesar 74% terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
SDGs Desa
 SDGs Desa adalah pembangunan total atas desa.
 Seluruh aspek pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh warga desa tanpa ada
yang terlewat (no one left behind.
 Pembangunan desa mengarah pada 18 tujuan pembangunan berkelanjutan.
 Generasi mendatang tetap menjadi bagian dari pelaksanaan dan pemanfaatan
pembangunan
Latar Belakang Kehadiran Kebijakan SDGs Desa
Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2019, bahwa:
 Dana desa harus dirasakan seluruh warga desa, terutama golongan terbawah
 Dampak pembangunan desa harus lebih dirasakan, melalui pembangunan desa yang
lebih terfokus"

Pembangunan daerah tertinggal dan daerah transmigrasi terus berusaha


memastikan agar dana desa yang disalurkan ke desa dapat disalurkan langsung oleh warga
desa terutama bagi warga desa lapisan terbawah. Jalan kebijakan pembangunan desa harus
lebih fokus mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh desa, memperhatikan sistem sosial
budaya yang sudah eksis puluhan tahun di desa serta sesuai dengan kebutuhan warga desa.
Dana desa belum bisa dirasakan oleh kelas menangah ke bawah, jadi saya diperintahkam oleh
presiden untuk seluruh dana dapat digunakam dengan baik dan mempergunakan dengan baik
sesuai dengan kondisi dan potensi desa yang didsarkan oleh kebutuhan desa dan data real
yang di desa.

Saya mengarahkan percepatan arah terpadu tujuan pembangunan berkelanjutan


yang kemudian kitan kita singkat SDGS desa ingin menunjukkan dunia bahwa hal yang
globalpun dapat dilakukan oleh desa sesuai dengan program pembangunan total desa, 18 sgds
desa yang menjadi indikator percepatan pembangunan desa meliputi Kewargaan,
kewilayahan, kelembagaan desa.

Buku Trilogy sgds desa karya ilham iskandar adalah untuk ;

 Perecepatan tujuan pembangunan nasional


 Pengukuran, logis dan realistis/validatif
 Pelaksanaan/implementasi uji petik dari konsep dan monitoring pelaksanaan
implementasi pembangunan

Penggunaan diksi dalam sgds ini benar populer, 18 sgds desa tersebut ialah:

1. Desa Tanpa Kemiskinan


2. Desa Tanpa Kelaparan
3. Desa Sehat Dan Sejahtera
4. Pendidikan Desa Berkualitas
5. Keterlibatan Perempuan Desa
6. Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi
7. Desa Berenergi Bersih Dan Terbarukan
8. Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata
9. Infrastruktur Dan Inovasi Desa Sesuai Kebutuhan
10. Desa Tanpa Kesenjangan
11. Kawasan Permukiman Desa Aman Dan Nyaman
12. Konsumsi Dan Produksi Desa Sadar Lingkungan
13. Desa Tanggap Perubahan Iklim
14. Desa Peduli Lingkungan Laut
15. Desa Peduli Lingkungan Darat
16. Desa Damai Berkeadilaan
17. Kemitraan Untuk Pembangunan Desa
18. Kelembagaan Desa Dinamis Dan Budaya Desa Adaptif
Data Desa: Dari Desa, Oleh Desa, Untuk Desa
A. Permendesa PDTT No 21/2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pasal 20
(1) Desa merupakan pemilik data dasar SDGs Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (3) dan data SDGs Desa hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19.
(2) Kepala Desa berkewajiban mengelola data SDGs Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan cara:
a. menetapkan data dasar di Sistem Informasi Desa dengan membubuhkan
tanda tangan elektronik pada Sistem Informasi Desa;
b. merawat dan melindungi data SDGs Desa;
c. melakukan pemutakhiran data SDGs Desa; dan
d. menetapkan data SDGs Desa hasil pemutakhiran dengan membubuhkan
tanda tangan elektronik pada Sistem Informasi Desa.
B. Data SDGs Desa milik Desa
 Membudayakan data
a. Pengumpulan data
b. Updating data
c. Penggunaan data
 Demokratisasi melalui data
a. Warga desa mengetahui kondisi desanya sendiri: potensi, masalah,
rekomendasi pembangunan dan pemberdayaan
b. Dialog musyawarah desa berbasis data
c. Peningkatan partisipasi masyarakat

Pembangunan desa benar benar harus sesuai dengan data yang tervalidasi
dengan kondisi realnya. Setelah data terkumpul menghasilkan rekomendasi rinci, perlu
mendapatkan verivikasi dan telaah terhadap basis data IT. Misalanya ketika data yang
diolah ternyata masih mebdapati desa yang angka kemiskinan yang tinggi maka
rekomendasi adalah pemusatan dan pemfokusan dana desa untuk oembangunan
kesejahteraan dan pemebebasan rakyat miskin desa.

Jika ada warga desa wafat maka segera perbaikan data sehingga menghasilkan
data yang valid sama halnya dengan warga desa yang pindah, dan bencana lain yang
menyebabkan perubahan wilayah maka perlu dilakukan update informasi dengan tujuan
pemuktahiran data di lapangan. Hal ini dilakukan demi menghindari selisih data. Wujud
dari kegiatan adalah konfirmasi dan pendataan.

BUM DESA

Terkait dengan bidang ekonomi adalah badan usaha milik desa, yang berjumlah
51 ribu lebih. Sebagai lembaga ekonomi desa bumdesa yang dibangun oleh kesatuan
desa dengan tujuan adalah menyerap dan stabilisasi atas unit usaha desa serta
memberikan ruang yang luas demi peningkatan umkm desa. Bumdesa adalah untuk
mwningkatkan dan menggerakkan ekonomi desa dan menjadi sumber pendapatan
ekonomi desa.

Bumdesa dalam UU Cipta Kerja:

 Badan hukum yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa


 Guna mengelola usaha, memanfaatkan aset
 Mengembangkan investasi dan produktivitas
 Menyediakan jasa pelayanan
 Menyediakan jenis usaha lainnya
 Untuk sebesar-besarnya kesejahteraaan masyarakat desa
Jangan senantiasa memikirkan tentang profit, karena prinsip untuk
meningkatkan kesejahteraan desa, Bisa aja tidak meningkatkan prifit namun lebih ke
pendampingan dan mengawasi pendapatan asli desa. Bumdesa juga tidak harus
mempunyai unit usaha. Pertengahan tahun 2020 eksistensi bumdesa belum terlalu terasa,
Posisi bumdesa bersama adalah sebuah badan hukum atau berfungsi sebagai investment
company. Namun perlu diingat bahwa bumdesa bukan penurun sejahtera desa. Bumdesa
dapat menggunankan dana desa untuk mempunyai pengelolaan ketahanan pangan desa
misalnya pengelolaan hewan ternak dan hasil hewani lainnya. Dengan kerja keras
kordinasi antar pemangku kebijakan desa dapat mewujudkan pembangunan desa yang
berkelanjutan.

Pemulihan Ekonomi Desa Melalui Bumdes Wisata


1. PP No 11/2021 tentang Badan Usaha Milik Desa; lebih memudahkan menjalin kerja
sama bisnis dengan pihak lain, juga berkaitan dengan regulasi turunan UU Cipta
Kerja lainnya, yaitu:
a. PP 5/2021: penggunaan sumber daya air, pemanfaatan bagian jalan tol dan non
tol
b. PP 19/2021: kepemilikan bangunan dan lahan
c. PP 23/2021: penggunaan kawasan hutan, usaha pengolahan hasil hutan,
pengolahan kayu bulat skala kecil
d. PP 29/2021: pengeloalan pasar rakyat
e. PP 30/2021: kerja sama uji tipe kendaraan bermotor, penyelenggaraan terminal
2. Padat Karya Tunai Desa (PKTD) Ekonomi Produktif: desa menambah modal
Bumdes, selanjutnya Bumdes mengelola wisata desa dengan padat karya perawatan
lokasi wisata, investasi usaha kepada warga di lokasi wisata, hingga pembayaran
honor menurut skema PKTD
Pertanyaan
1. Bagaimana pengelolaan dana desa yang efektif dan efisien mengingat dana desa
yang begitu besar?
2. Mengapa pembangunan tidak mulai dari bawah?
3. Ada beberapa desa yang saat ini masih belum terbuka, misalnya suku badui.
Sehingga bagaimana peran pemerintah dalam membantu mengawal program sgds
ini?
4. Merujuk pembangunan desa yang terpadu, seberapa besar presentase yang
dibutuhkan indonesia terkait pembangunan masyarakat khususnya dengan
masayarakat yang terdiri atau suku agama status sosial dll?
5. Seberapa besar yang bisa menyentuh kalangan lapisan bawah masyarakat?
6. Bagaimana kolaborasi bumdes pada program SMK?
7. Bagaimana jika terdapat perbedaan data antara kementerian dan lembaga? Misalnya
dalam bantuan dana bansos?
8. Bagaiamana peran serta masyarakat untuk ikut serta dalam pembangun bumdes ini?
9. Bagaimana kepala daerah membuat BumDes menjadi menarik untuk anak muda
10. Sebenarnya apa yang telah dipaparkan oleh Menteri adalah tujuan kita bersama. Jadi
saya berharap program ini dapat menjadi prioritas nasional dalam mewujudkan
pembangunan desa yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai