Peningkatan Pelayanan
Administrasi Kependudukan
Berbasis Digital
D
esa Triharjo beralamat 1. Kepala Desa bersama
di Jalan Magelang Km. Latar Belakang seluruh aparat desa mem-
12, Krapyak, Triharjo, bahas salah satu misi desa
1. Pelayanan administrasi umum dalam memberikan pe-
Kec. Sleman, Kabupaten kependudukan kepada mas- layanan bagi masyarakat-
Sleman, Daerah Istimewa yarakat desa belum optimal nya dan muncul ide untuk
Yogyakarta 55514. Mempunyai dan cenderung lambat. membuat sistem berbasis
12 pedukuhan serta 113 RT dan
digital.
43 RW. Sawah seluas 228 Ha, 2. Memberikan pelayanan
Bangunan pekarangan 141 Ha, prima adalah menjadi visi 2. Pemerintah desa mendata
tanah kering 0,68 Ha, lainnya 19 dan misi Kepala Desa dalam mitra-mitra dan kebutu-
kerjanya bersama seluruh han anggaran yang bisa
Ha sehingga berjumlah 388,68
perangkat desa bagi mas- dimanfaatkan untuk mere-
Ha.
yarakatnya. alisasikan ide tersebut serta
Memberikan pelayanan prima menunjuk perangkat desa
adalah menjadi visi dan misi 3. Perlu pelayanan cepat, ter- sebagai operator sistem.
Kepala Desa dan mendapatkan ukur, terpercaya, transpar-
3. Tercatat beberapa mitra
dukungan penuh dari seluruh an, dan akuntabel sebagai
setempat yang dapat desa
perangkat desa dan warga bentuk pengabdian desa
jaring sebagai mitra teknis
masyarakat. Pelayanan Prima kepada setiap warganya.
maupun rujukan, antara lain
Kepada Masyarakat terus 4. Pembuatan surat pengantar MMTC dan Dinas Catatan
dikembangkan di desa ini ke kantor desa perlu bisa Sipil dan Kependudukan.
diberikan dengan 4. Pemerintah desa
lebih cepat untuk menjalin kerja sama
memudahkan warga dengan salah satu
memenuhi kebutu- dosen dari (Multi
han administrasinya. Media Training Cen-
ter (MMTC / Pusat
Inovasi Pelatihan Multi Me-
dia) Yogyakarta yang
Membangun sistem
menciptakan software
pelayanan administrasi
SID tidak berbayar dan
umum kependudukan mudah digunakan.
yang cepat bagi warga
5. Pemerintah desa juga
melalui jejaring dengan
bekerja sama dengan Dinas
mitra-mitra lokal.
Meningkatkan Penerimaan
Desa melalui Pengelolaan
Wisata Sejarah
D
esa Batu Lintang, Keca- Banyak turis/wisatawan yang mengarahkan kebijakan
matan Embaloh Hulu, mancanegara tidak mendapat Kabupaten Kapuas Hulu sebagai
Kabupaten Kapuas Hulu, layanan wisata yang nyaman. destinasi wisata dunia.
Provinsi Kalimantan Barat, Banyaknya akademisi Masih terbatasnya penerimaan
bersama Komunitas Masyarakat mengadakan penelitian di PAD, padahal desa memiliki
Adat Rumah Betang Sungai Utik, Rumah Betang Sungai Utik, sejumlah potensi situs sejarah
berhasil menambah pundi-pundi namun masyarakat dan desa dan seni kreatif
Peneriman Asli Desa (PAD) dengan tidak memiliki pengetahuan
mengusung wisata sejarah desa yang memadai tentang sejarah Solusi/Inovasi
dan warisan budaya adat Dayak berkaitan desa dan adat budaya. Meningkatkan Penerimaan Desa
Iban. Banyaknya pengangguran di melalui Pengelolaan Wisata Sejarah
Selain itu, kekayaan khasanah desa akibat larangan membakar
lahan untuk berladang. Proses
budaya dan adat pun dapat lestari
bahkan bekembang sebagai Ada kekayaan potensi seni Tahun 2014 diadakan beberapa
kreatif seperti kerajinan etnik pertemuan warga komunitas
potensi wisata yang mulai dikenal
mulai dari kain tenun, ukiran, Rumah Betang Sungai Utik
luas. Bahkan rasa kepemilikan
kerajinan manik-manik Dayak membahas gagasan dan
masyarakat terhadap budaya pengambilan permufakatan
dan seni tatto tradisional.
leluhur tambah menguat. pengembangan Rumah Betang
Masyarakat kurang peduli
Sungai Utik sebagai destinasi
Latar Belakang terhadap keberadaan situs
sejarah di desa (termasuk rumah wisata.
Kekayaan khasanah budaya
adat), padahal sebagian besar Tahun 2014 menyepakati
dan adat istiadat desa belum
rumah penduduk mengusung penyusunan aturan-aturan
dikembangkan dan dikelola
khas adat Dayak. pengelolaan dan pemanfaatan
aset budaya lokal (hutan adat).
K
ampung Udapi Hilir transmigrasi tahun 1982. kampung untuk menemukan
merupakan salah satu rumusan pengembangan poten-
Kehidupan ekonominya
kampung yang berada si ekonomi kampung.
meningkat ketika pada tahun
dalam wilayah distrik Prafi, 1990-an masuk industri 2. Diskusi-diskusi pemuda mening-
Kabupaten Manokwari, Provinsi perkebunan sawit PTPN dan kat hingga melibatkan maha-
Papua Barat yang warganya adalah pada tahun 1996 dari Asia siswa dari STIH Manokwari
transmigran yang ditempatkan Development Bank (ADB). yang sedang melaksanakan KKN
sejak tahun 1982. Kampung Pada tahun 2005, terjadi dengan Narasumber Kabag Tata
tersebut telah menerima bantuan pelepasan aset dari PTPN kepada Pemerintahan Kampung setda
program dari banyak pihak untuk perusahaan asing dan maraknya Manokwari.
membangun desanya hingga serangan hama penggerek 3. Mengangkat gagasan pendirian
memiliki pemahaman yang luas sehingga kualitas ekonomi BUMDesa ke dalam forum
dalam mengelola sumber-sumber penduduknya pun ikut turun, musyawarah kampung tahun
anggaran pembangunan. Ketika termasuk di Manokwari secara 2016. Pemerintah kampung
menghadapi masa penurunan umum yang berdampak pada menyetujui pendirian Badan
kondisi ekonomi, warga kampung kehidupan ekonomi pedesaan. Usaha Milik Desa (BUMDesa)
mampumengelola berbagai sumber Kampung Udapi Hilir memiliki dengan dasar pertimbangan
anggaran, dari dalam maupun banyak lahan kosong yang tak adanya potensi desa dan masih
luar desa, untuk membiayai usaha didayagukan secara optimal oleh banyaknya lahan pertanian
warga; yang belum dimanfaatkan
BUMDes membangun pabrik
tepung singkong. Adanya peluang pasar untuk secara maksimal.
produk tepung singkong dan 4. BUMDesa membuat peren-
Pada tahun 2016 desa membangun
pengadaan tanaman yang relatif canaan usaha pabrik tepung
BUMDesa dengan unit usaha mudah.
produksi tepung dari singkong. singkong untuk diajukan ke pe-
Desa memahami adanya merintah desa sebagai berikut:
Meski masih dalam proses
berbagai pilihan sumber Rancangan kapasitas produksi
pembangunan pabriknya, gerakan anggaran pembangunan yang singkong rata-rata per pohon
warga menanam pohon singkong dapat dimanfaatkan untuk 5 Kg. Dalam lahan 1 hektar
sudah mulai berjalan. Karena, itu sebesar-besar produktivitas dengan jarak tanam ukuran 2
secara ekonomi dapat dikalkulasi warganya. x 2 m diharapkan dapat dita-
dampak nilai tambahnya terhadap nami sebanyak 2200 – 2300
ekonomi warga. Inovasi pohon, sehingga diproyeksikan
Mengelola sumber anggaran dan mencapai produksi per hek-
Latar Belakang tarnya sebanyak 11.250 kg.
Warga kampungnya merupakan menggaet investor untuk pengem-
Dengan perkiraan harga pasa-
para transmigran yang bermata bangan ekonomi desa.
ran singkong dijual per karung
pencaharian petani, utamanya Proses Rp. 70.000,- dengan kisaran
adalah perkebunan dan tanaman berat 65 kg sehingga harga
sayuran. Warga kampung ini 1. Sejumlah pemuda yang terga-
bung dalam karang taruna, saat ini diperkirakan Rp. 1.076.
telah beberapa kali mengalami
D
esa Sumaja Makmur tinggi, mencapai Rp 1 miliar digunakan untuk pasar getah
(Tolhas), Kecamatan karet dimaksud, dengan
- Desa belum memiliki pasar
Gunung Megang, Kabu- mencermati ulang RPJMDes
getah karet sehingga petani
paten Muara Enim,
kesulitan menjual getah yang - Dalam musyawarah desa
berhasil melakukan revitalisasi hasilnya cukup tinggi disepakati pendanaan kegiatan
Pasar Desa dan menambah suguhan tersebut akan mengambil Dana
- Harga karet relatif rendah dan
pasar dengan pasar tematik yang Desa Tahun Anggaran 2018
masih banyak petani yang
khusus melelang (menjual dan menjualnya kepada tengkulak - Dalam musyawarah selanjutnya
membeli) getah karet. disepakati pasar karet
Sebelum adanya pasar tematik Inovasi ditempatkan di sekitar pasar
ini, para petani karet kesulitan trandisional dengan mengambil
Revitalisasi pasar tradisional dan
mengangkut dan menjual hasil tempat di tengah-tengah
melengkapinya dengan menyuguh-
penennya, sehingga terpaksa jalan rabat beton yang akan
kan pasar tematik yang khusus
menjual karet kepada tengkulak dibangun melingkar di lokasi
melelang getah karet, termasuk pasar tradisional sebagai bagian
dengan harga hutang. Kini, harga
penguatan organisasi dan revitalisasi pasar tersebut
jual karet disana relatif stabil,
sumberdaya manusia (SDM) di
bahkan lebih menjanjikan. Alhasil, - Pemerintah Desa memasukkan
dalamnya revitalisasi pasar dengan
taraf hidup petani karet meningkat,
Desa Tolhas menjadi barometer Proses pasar tematik ini ke dalam
harga karet desa-desa sekitarnya, rencana kerja dan membuat
- Awal digagasnya
pengganggaran yang kemudian
bahkan memperoleh tambahan pengembangan pasar getah
dimasukan kedalam dokumen
Pendapatan Asli Desa (PAD). ini bermula dari masukan
Rencana Kerja Pemerintahan
masyarakat yang melihat
Latar Belakang kendala kesulitan para petani
Desa (RKPDes) sesuai dengan
- Desa Sumaja Makmur (Tolhas) petunjuk permendagri
karet dalam memasarkan
terletak 48 km dari ibukota 114 tahun 2014 tentang
karetnya, sehingga harga karet
Kabupaten Muara Enim dan Pembanguan Desa, termasuk
rendah
merupakan desa transmigran verifikasi lekayakan kegiatan
- Masalah tersebut kemudian tersebut, desain dan Rencana
- Mata pencaharian utama dibahas di beberapa Anggara Biaya (RAB) dan
masyarakatnya adalah musyawarah desa, yang pengesahan RKPDes
berkebun sawit dan karet yang kemudian disambut baik oleh
terbentang luas, sekaligus - Desa melakukan sosialisasi
Pemerintah Desa
menjadi potensi desa terkait rencana pembangunan
- Desa sepakat mengalokasikan pasar karet tersebut, yang
- Desa memiliki pasar tradisional dana untuk merevitalisasi pasar ternyata mendapat tantangan
yang beroperasi setiap hari desa dengan membuat pasar dari sejumlah tengkulak
Kamis dengan penjual dan getah atau tempat penjualan
pembeli lintas desa bahkan - Pemerintah Desa dan
getah tersendiri di samping
kecamatan dengan jumlah masyarakat kemudian
pasar desa
pedagang mencapai 400 orang melakukan musyawarah dengan
- Desa melakukan proses mengundang para tengkulak
- Pasar menjual berbagai perencanan sesuai dengan dan menjelaskan maksud
kebutuhan primer harian, aturan hingga keluar usulan pembangunan pasar getah
karet tersebut untuk kemajuan pendapatan dan pembiayaan, secara menyeluruh, termasuk
dan kesejahteraan masyarakat hingga pada administrasi dan kebersihan, ketertiban dan
semua, termasuk para petani kepengurusan dengan tupoksi kenyamanan
karet dan desa masing-masing. 4. Revitalisasi pasar dengan
- Pemerintah Desa menjalankan pasar tematik dapat menjadi
pembangunan pasar tersebut, Hasil bagian dari peningkatan fungsi
prasarana yang dibangun
sekaligus penguatan oraganisasi - Pasar tradisional menjadi lebih
(dalam hal ini jalan rabat beton
pelaku pasar tertata dengan tambahan rabat
beton di pasar tradisional)
- Pemerintah Desa, perwakilan
masyarakat, pelaku pasar dan - Desa memiliki pasar tematik, Rekomendasi
pedagang, bertemu untuk yang khusus menjual-membeli
mendiskusikan pengelolaan getah karet Peran serta masyarakat dalam
pasar tersebut ke depan - Desa memiliki tambahan PAD mendukung kegiatan harus
dengan tujuan utama untuk sebesar Rp 900.000/minggu selaras dengan Pemerintah Desa,
memaksimalkan fungsi pasar, masyarakat yang mengusulkan
- Harga karet terkendali dan
infrastruktur dan bangunan penghasilan petani karet relatif diakomodir oleh Pemerintah Desa
pelengkap lain di sekitarnya. stabil dan dibahas dalam musyawarah
Musyawarah menyepakati tiga desa sehingga masalah dapat
hal, yakni kebersihan, berjualan Pembelajaran terselesaikan dengan mufakat.
secara teratur dan tidak
1. Proses pengalian gagasan
semrawut, serta bersaing harga Kontak Informasi
dengan mencermati potensi
secara sehat. dan masalah dilakukan pada Camat Gunung Megang
- Pemerintah Desa menetapkan awal sebelum menyepakati (Kurniawan,M.Si ) : HP
kebersihan lingkungan pasar pelaksanaan kegiatan, sangat :081379680872
merupakan syarat mutlak membantu meyelesaikan Kades Sumaja Makmur
untuk meningkatkan daya permasalahan desa dan (Parimin ) : HP :
saing pasar tradisional dan masyarakat yang mendesak 082286226589
menghilangkan kesan kumuh, 2. Revitalisasi pasar desa tematik
dengan menetapkan tim dapat menjadi referensi bagi
desa-desa yang memiliki copyrights: TPID Gunung Megang
pemeliharan pasar
potensi yang sama atau potensi
- Pengelolaan pasar desa oleh yang lain Kontributor: Riva Riyanti (TA PP
Bumdes Sumaja Makmur yang 3. Revitalisasi pasar desa Kab.Muara Enim)
telah diatur di peraturan desa sedapat mungkin dilakukan
dan AD/ART, baik dari segi
J
enis celengan di pasaran sebagai efek samping
sangat beragam. Mulai industrialisasi. APBDesa
dari yang terbuat dari Pada tahun 1999-an ada seorang
tanah, kaleng dan kertas penduduk yang kreatif berupaya Proses
semuanya ada. Desa Biru mendaur ulang cones menjadi 1. Pada tahun 1999-an, seorang
Kecamatan Majalaya Kabupaten celengan sederhana, kemudian warga belajar mendaur ulang
Bandung dikenal salah satu pada 2003-an memroduksi cones menjadi celengan, dan
penghasil celengan yang terbuat celengan cones secara masal; berhasil, sehingga pada 2000-
dari kertas. Kertas yang dipakai Bertambahnya pengrajin an memroduksinya sevara
adalah kertas bekas penggulung celengan cones, sehingga masal.
kain berbentuk silinder yang terbentuk Kelompok Usaha 2. Pasaran celengan cones
disebut “cones”. Awalnya cones Bersama (KUB); produksi Desa Biru pada tahun
dibiarkan menumpuk di gudang- Posisi KUB yang semakin 2003- telah menjangkau
gudang pabrik. Ada kalanya progresif perlu diperkuat dengan beberapa daerah seperti
hadirnya peran pemerintah desa Sumatera, Kalimantan, Batam,
di rumah penduduk. Di tangan
agar hubungan produksi antara Sulawesi, Jakarta, Jawa Timur,
penduduk yang kreatif, di tahun
perusahaan tekstil dengan Jawa Tengah, Ternate, dan Bali.
1999-an cones-cones bekas KUB berkelanjutan karena ada
dimanfaatkan menjadi barang 3. Kebutuhan pasar yang terus
jaminan stok cones sebagai
bernilai ekonomi tinggi. Meski meningkat, maka penularan
bahan baku produk celengan.
sekadar “celengen”, kini cones pengetahuan dan keterampilan
Terbentuknya kerjasama antara membuat celengan cones
bekas mampu mengangkat KUB dengan perusahaan yang meluas ke warga lainnya.
penerimaan penduduk yang terfasilitasi karena dibuatnya
sebelumnya menganggur 4. Banyak muda-mudi tertarik
Perdes No.6 tahun 2016 tentang
karena tidak tertampung bekerja dan bergabung dalam usaha
Pengelolaan Limbah/Eks
di pabrik tekstil, maupun mereka Produksi Perusahaan. membuat celengan cones.
yang berpendapatan pas-pasan. 5. Komunikasi dan koordinasi yang
Inovasi berjalan baik antar pengrajin,
Latar Belakang mendorong para pegiat
Menguatkan industri rumahan
Sejak 1930-an banyak berdiri kerajinan celengan membentuk
celengan kertas yang telah kelompok pengrajin yang dalam
pabrik di Kabupaten Bandung,
termasuk beberapa diantaranya melembaga menjadi KUB dengan perkembangannya disebut
di desa Biru. menerbitkan Peraturan Desa No. 6 Kelompok Usaha Bersama
Banyak sisa cones yang tidak
Tahun 2016 Tentang Pengelolaan “Caraka Putra”.
dimanfaatkan menjadi barang Limbah/Eks Produksi Perusahaan. 6. Untuk menguatkan jalinan KUB-
berguna. Pelaku perusahaan, pada tahun 2016
Adanya tantangan kemiskinan, Kelompok Usaha Bersama Pemerintah Desa Biru atas hasil
pengangguran dan pendapatan Pemerintah Desa musyawarah desa menerbitkan
rumah tangga yang rendah Perdes No. 6 Tahun 2016
K
elompok Cipta Karya di Desa Bukian bertopografi berbukit
Desa Bukian, Kecamatan dan memiliki banyak terdapat
Payangan Kabupaten sumber mata air, tapi airnya sering kebutuhan material berikut
Gianyar, menciptakan mesin kali keruh, apalagi di saat musim estimasi anggarannya.
kincir air yang ramah lingkungan. hujan. Karenanya, warga kesulitan 3. Berbekal modal swadaya,
Cipta mesin ini dimaksudkan untuk mendapatkan air minum yang kelompok Cipta Karya memulai
menjalankan rekayasa
memudahkan akses masyarakat higienis.
mesin kincir air yang ramah
terhadap air. Meski letaknya di Lokasi mata air jauh dari lingkungan dan berbiaya murah.
lereng bukit dan banyak sumber pemukiman penduduk desa. untuk Rekayasa ini berhasil.
mata air, ternyata akses dan menjangkaunya, warga harus 4. Pada tahun 2015 atas dasar
distribusi air bisa dibilang lemah. berjalan kaki cukup jauh (sekitar musyawarah pembangunan
Selain untuk mandi cuci kakus 3 - 5 km) naik turun pegunungan desa, air bersih menjadi
(MCK), bagi masyarakat Bukian, dengan waktu tempuh tidak terima program prioritas Desa.
air banyak dimanfaatkan untuk Musyawarah desa juga
satu atau dua jam. menyepakati pengelolaan air
memenuhi kebutuhan pertanian, Tidak ada kelompok masyarakat bersih diserahkan kepada Desa.
peternakan, usaha loundry, hingga yang terorganisir mengelola sumber 5. Musyawarah desa menyepakati
usaha warung. mata air, sehingga aksesibilitas konsolidasi anggaran yang
Bermodal tekad, solidaritas warga terhadapnya semakin baik. bersumber dari swadaya
dan pengetahuan, pada tahun masyarakat dan bantuan
Kemampuan swadaya masyarakat program Pamsimas
2008 sekelompok warga yang
untuk mengoptimalkan daya senilai Rp. 500 juta, untuk
mengatasnamakan “Kelompok
dukung mesin kincir air hingga mengembangkan PAM Desa
Cipta Karya” merancang mesin yang dikelola oleh BUMDesa.
menjangkau pemukiman warga
kincir air. Mesin ini dirancang 6. BUMDesa membangun dan
terbatas.
sebagai alat untuk meningkatkan mengembangkan instalasi air
kualitas air yang biasanya keruh, Proses melalui pipanisasi sehingga
apalagi di musim hujan. Dalam 1. Sekelompok masyarakat yang distribusi air dapat menjangkau
perkembangannya, pada tahun dimotori oleh Wayan Budiana rumah-rumah penduduk.
2015 berdsarkan musyawarah pada tahun 2008 mengorganisir 7. Secara berkala BUMDesa
desa, pengelolaan mesin kincir air ide menciptakan teknologi menyampaikan laporan progres
kincir air hingga pada tahun pengelolaan PAM Desa baik
bersih tersebut diserahkan pada
2010 masyarakat bersepakat kepada pemerintah desa
lembaga PAM Desa. oleh PAM membentuk kelompok yang maupun kepada publik.
Desa, kemudian ditindaklanjuti dinamai “Cipta Karya”
dengan pemasangan instalasi pipa 2. Kelompok Cipta Karya Pendanaan
untuk mendistribusikan air bersih melakukan serangkaian Dana swadaya Kelompok Cipta
hingga menjangkau rumah-rumah pertemuan untuk membahas Karya untuk mengembangkan
penduduk. rancangan teknis (disain mesin) Mesin Kincir Angin
sampai dengan rancangan
Bantuan Program Pamsimas 6. Menciptakan multiplayer dalam berfikir dan berkreasi, maka
untuk PAM Desa Bukian (2015). effect di bidang ekonomi, yaitu teknologi yang bernilai tinggi dapat
ditandai dengan tumbuhnya terlahir darinya.
Hasil usaha masyarakat. Sumber
1. Masyarakat tidak terganggu mata pencaharian masyarakat Rekomendasi
yang semula banyak bergerak
karena mesin dirancang dengan Pemerintah desa dan masyarakat
teknologi sederhana tapi ramah di sektor pertanian sekarang
sudah tumbuh mata sumber perlu menjaga sumber daya alam
lingkungan diantaranya tidak secara berkelanjutan
menimbulkan bising, tidak baru seperti usaha loundry, dan
peternakan. Sektor pertanian agar sumber mata air tetap
menghasilkan limbah, biaya mengalirkan air kehidupannya.
operasional murah dan dapat juga lebih bergairah karena
impact jangka panjangnya pasokan air lebih terjamin. BUMDesa sangat perlu untuk
adalah menggerakkan 7. Desa Bukian mendapatkan terus mengembangkan
perekonomian masyarakat. apresiasi tingkat nasional profesionalismenya dalam
2. Sejak tahun 2015, penerima sebagai desa terbaik untuk menjalakan usaha PAM Desa
manfaat air bersih bertambah lomba cipta karya teknologi agar keuntungan sosial dan
drastis dari 30 KK menjadi 269 tepat guna pada tahun 2017. ekonomi dapat berjalan dengan
KK. baik, tidak menggantungkan
Pembelajaran
3. Untuk mendapatkan air pada penyertaan modal
bersih ini, masyarakat desa Karya sebuah teknologi berasal APBDesa terus-menerus.
tidak dituntut mengeluarkan dari kemauan seseorang untuk Pemerintah Kabupaten perlu
anggaran tinggi karena harga mengimajinasikan cara mencari memberikan perlindungan
premi yang disepakati bersama “hak paten” atas temuan
jalan keluar atas kesulitan yang
dalam musyawarah desa dan penciptaan mesin kincir
berkisar Rp. 3 ribu s/d Rp. 10 dihadapinya. Kreativitas kolektif
akan semakin menghasilkan air ramah lingkungan Desa
ribu /KK, tergantung kapasitas
Bukian.Tujuannya, untuk
pemakaiannya. perubahan dalam skala luas.
meminimalisasi praktik akuisisi
4. Keuangan pembangunan yang Pemerintah desa yang responsif atau klaim penemuan oleh pihak
dikelola pemerintah desa tidak pada gagasan baru dan potensial lain yang cenderung merugikan
terbebani karena tidak ada
untuk perubahan desa yang lebih Desa Bukian, (khususnya Wayan
tuntutan dana yang tinggi untuk
operasional dan perawatan baik akan semakin menumbuhkan Budi selaku penemu) sebagai
mesin. Biaya operasional mesin kreativitas warganya untuk bekerja inisiator sekaligus pencipta
hanya sebesar Rp. 120 ribu per lebih baik untuk kemajuan dan teknologi kincir air tersebut.
bulan ( atau Rp. 180 ribu per kemandirian desanya.
1,5 bulan). Rinciannya, hanya Kontak Informasi
Tak selamanya teknologi mem-
untuk membeli pelumas (tapi
biaya ini belum memasukkan butuhkan biaya yang mahal.
I Made Junartha, Kepala Desa
nilai penyusutan mesin). Teknologi yang mahal juga belum
Bukian: 085738344447 dan Wayan
5. PAM Desa sebagai unit usaha tentu menghasilkan manfaat yang Budi: 081339673385
BUMDesa mampu meraup laba besar bagi penggunanya. Tapi
Rp. 2,5 Juta s/d Rp. 3 Juta per ketika seseorang bermurah diri Copyrights: TPID Payangan
bulan.
.
D
esa Sukaratu, Kecamatan Latar Belakang Kerjasama multistakeholder untuk
Cikeusal Kabupaten Adanya mandat visi dan misi pengembangan ruang terbuka
Serang, Provinsi Banten kepala desa terpilih, yaitu publik untuk meningkatkan edukasi
merupakan salah satu pembangunan ruang publik sosial, pertanian dan demokratisasi
desa yang memantapkan diri untuk pengembangan pertanian desa.
membranding desa wisata. dan musyawarah desa;
Proses
Modalitas utamanya budaya Desa tidak memiliki lahan
Banten. Untuk mewujudkan yang berstatus milik desa yang Menyelenggarakan musyawarah
hal tersebut dibuatlah ruang representatif untuk dibuat antarpemangku kepentingan
terbuka publik, berupa taman taman terbuka. Yang ada desa untuk merumuskan konsep
hamparan sawah milik warga; ruang terbuka publik dan
desa yang diberi nama “Mahkota
permufakatan kerjasama yang
Ratu”. Taman Mahkota Ratu Tradisi budaya lokal desa mulai
diberitaacarakan dan diketahui
merupakan taman tematik dengan punah, ketiadaan wadah sosial
oleh BPD dan Kepala Desa;
konsep ethnic agro-culture. Pada untuk ekspresi kreativitas warga
di bidang seni dan budaya; Permufakatan sharing profit
perkembangannya, taman desa antarpihak yang meliputi:
ini bernuansa agrowisata. Taman Stigma negatif lahan pertanian
Pengurus sebesar 40%, PADes
digunakan, untuk; (1) musyawarah sebagai ruang publik yang
sebesar 10%, BUMDes sebesar
kelembagaan desa (PKK, rendah nilai edukasi dan
27%, Kas BUMDes 11%, Pemilik
Karang Taruna, RT dan RW); (2) estetikanya, walaupun sebagian
Lahan 1 sebesar 2%, Pemilik
besar warga menggantungkan
musyawarah terkait pertanian, (3) Lahan 2 sebesar 5% dan CSR
hidupnya dari sektor pertanian.
musyawarah lainnya ang bersifat sebesar sebesar 5%
Posyandu
Lansia
D
esa Baramban Kecamatan - Pendataan kader lansia. Banyak yang sec
membutuhkan tidak efektif. peserta lansia yang aktif.
Piani Kabupaten Tapin
Desa tidak memiliki anggaran - Merancang program layanan
berdasarkan data
yang cukup dan berkelanjutan kader lansia untuk satu tahun
kependudukan, jumlah untuk membiayai program
warga usia lanjut tergolong tinggi anggaran. Diantara programnya,
posyandu, khususnya sebelum Go House Lansia, Happy Birth
yaitu 20-an persen dari total 900- tahun 2015 karena tidak Day Lansia, dan Senam Lansia.
an jiwa. Usia lanjut adalah umur di ada dukungan anggaran dari
mana seseorang menua dan rentan pemerintah. - Penentuan wilayah layanan
terhadap sakit dan menyakit. kader lansia berbasis RT.
Tidak tersedia tenaga medis
Karena itu, kelompok lansia menjadi yang secara berkelanjutan dapat - Sosialisasi program layanan
perhatian Posyandu desa ini, di mendampingi posyandu dalam lansia, biasanya melalui
samping mengurus kelompok usia mengurus kelompok lansia. kegiatan arisan ibu-ibu rumah
tangga.
balita dan anak. Posyandu lansia Secara umum penduduk kurang
ini sebenarnya mulai dirintis tahun memberikan perhatian pada - Membuat pertemuan rutinan
2012-an, hanya berjalan efektif kualitas kesehatan kelompok lansia dan merancang strategi
sejak desa menerima suntikan lansia. pendanaan program kegiatan
layanan lansia (diantaranya
Dana Desa. Dimungkinkan, karena
ketiadaan anggaran menjadikan Inovasi menggalang: swadaya
masyarakat peduli lansia,
Posyandu lansia sebelum 2015 Merevitalisasi peran posyandu yang mengajukan proposal CSR pada
tidak berjalan baik. semula fokus pada pemeliharaan perusahaan tambang batu
kualitas kesehatan kelompok ibu bara dan berpartisipasi dalam
Latar Belakang
anak dan balita, berkembang perencanaan dan penganggaran
Menurut data resmi desa ada
untuk mengurus kualitas kesehatan pembangunan desa, sehingga
sekitar 20-an persen penduduk
kelompok lansia. mendapat dukungan APBDesa.
berusia lanjut. Secara kualitas
kesehatan kelompok ini rentan Proses
terkena sakit dan penyakit.
Ada 3 tahapan yang dilakukan yaitu:
Akses kepada fasilitas kesehatan