Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TENTANG TANAMAN OBAT


Tugas Mata Pelajaran Farma Kognosi

Disusun Oleh : Desti Apriliyani


Kelas : x Farmasi
Nis : 0038239841
Program Studi Farmasi

SMK KESPAM BATUJAJAR


2019
Alamat, : Jl.Raya Batujajar 180Q. Kode Pos, : 40561
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang
memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan
fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia
memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman
tanaman obat tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang
manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk
kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat – obatan dari
bahan kimia, baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih sering
memberikan resep untuk membeli obat – obatan kimia di apotek atau pun
karena mudah didapatkan di toko atau warung terdekat, sehingga membuat
masyarakat kurang mengetahui kelebihan tersendiri yang dimiliki tanaman
herbal ketimbang obat - obatan kimia yang biasa mereka konsumsi, bahkan
terkadang masyarakat saat membeli obat tidak begitu tahu kandungan obat
yang diresepkan oleh dokter.

Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian dari tumbuhan obat.
 Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat
 Untuk mengeahui manfaat dari tanaman obat

Rumusan Masalah
 Apa yang di maksud tumbuhan obat ?
 Apa manfaat dari tumbuhan obat ?
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian tanaman Obat


Pengertian Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki
fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan
ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri
mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit
tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki
kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek
mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara
diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep
kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja
ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh
masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan
penyakit.
Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-
produk obat herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari
tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat
adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang digunakan menjadi bahan
obat tradisional atau obat herbal, bagian tanaman yang dipakai untuk bahan
pemula bahan baku obat.
Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak
tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat
tradisional yang terdiri dari tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat
untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat. Di mana
khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian oleh masyarakat.
Jenis-jenis Tanaman Obat
Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang
bermanfaat untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat
bisa mengusahakan sendiri untuk mencoba menanam tanaman tersebut di
pekarangan. Contohnya seperti jenis tanaman sayur-sayuran, tanaman
obat-obatan dan tanaman buah-buahan yang bisa secara langsung beguna
bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Ketika membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan
apotik hidup yang dapatikembangkan pada lahan-lahan pekarangan rumah
atau dalam mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus
diperuntukkan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk dikonsumsi,
seperti sayur, buah-buahan atautanaman yang berkhasiat obat-obatan,
tanaman ini perlu pengelolaan yang baik supaya memberikan hasil yang
baik pula, baik itu untuk sendiri ataupun yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk dijadikan sebagai obat-obatan.
Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di
manfaatkan didalam tanaman herbal :

1. Greges Otot (Equisetum debile Roxb.)

Nama Lokal : Bibitungan, tata-ropongan (Sunda); lorogan haji, petungan,;


sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan (Jawa); Sodlisoan
(Madura); rumput betung, sendep-sendep (Sumatera).
Uraian : Tanaman ini dapat tumbuh ditempat terbuka atau sedikit ternaungi,
berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang banyak
digenangi air, sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau
di rawa-rawa. Herba ini dapat ditemukan dari 300-2.700 meter dpl.
Tanaman pakuan yang tumbuh tegak atau tumbuh ke atas diantara
tumbuhan lain, tinggi sekitar 1 meter. Pangkal kadang merayap, ujung
berjuntai, batang agak lemas, berongga dengan diameter 2-10 mm,
bergaris-garis, beruas panjang. Daun keluar di atas buku, tersusun
berkarang, kecil, lancip, berbentuk sisik dan merupakan sebuah kelopak
tipis. Kantong spora terletak di ujung batang, berupa bulir, panjang 1-2,5 cm
bentuknya lonjong dengan ujung yang tajam. Daun spora berbentuk perisai
segi enam, bertangkai, di tengah-tengah berangkai dan susunannya
berkeliling. Perbanyakan dilakukan dengan spora.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit : Radang mata
merah, radang saluran air mata, menghambat pembentukan selaput pada
mata, influenza, demam, diare, radang usus, hepatitis, kencing berdarah,
berak darah, darah haid banyak, kencing kurang lancar, bengkak, tulang
patah, rematik, wasir.
Komposisi : Kandungan kimia : asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam
malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, kalium, natrium,
thiaminase dan saponin.

2. herba ephedra
Ma Huang (Ephedra sinica Stapf. Dan spesies famili Phedraceae lainya)
merupakan obat cina kuno , yang kini digunakan diseluruh dunia. Tanaman
ini merupakan sumber asli efedrin, berkhasiat sebagai dekongestan dan
bronkodilator. Secara tradisional, tanaman ini digunukan untuk mengobai
asma dan hidung tersumbat, dalam bentuk tetes hidung. Pseudoefedrin kini
lebih banyak digunakan untuk pernapasan tersumbat karenan memiliki sifat
meransang sistem saraf pusat (SSP) yang lebih kecil. Tanaman ini memiliki
tangkai hijau ramping, yangmemisah menjadi cabang-cabang sekitar 20
tumpukan dengan panjang sekitar 15 cm, dan ujung daun melipat tajam ke
belakang. Ini adalah bagian yang berkhasiat sebagai obat. Daunya
berkurang pada bagian pelepah disekitar batang.
Kandungan kimia : Alkaloid, hingga 3%, tetapi sangat bervariasi; alkaloid
utamanya adalah (-)-efedrin, bersama kandungan lain termasuk (+)-
pseudoefedrin, noreefedrin, maokonin, transtorin dan senyawa efedradin A-
D. Komponen lain adalah turunan katekin, dan senyawa diterpen, termasuk
efedranin A dan mahuanin A, telah diisolasi dari spesies Ephedralainnya.
Efek farmakologis Dan khasiat Klinis : Ephedra telah lama digunakan di
Cina sejak zaman kuno untuk asma dan hay fever, sebagai bronkodilator,
simpatomimetik, stimulan SSP dan jantung. Herbalis juga menggunakan
tanaman ini untuk mengobati enuresis, alergi, narkolepsi dan gangguan
lain, dan dalam ekstrak juga teramati adanya aktivitas antiradang. Efedrin
digunakan dalam bentuk eliksir dan tetes hidung, dan memiliki kegunaan
tambahan sebagai pemercepat frekuensi jantung dalam pengobatan
beberapa tipe bradikardia. Pseudoefedrin, yakni isomer-D efedrin yang
diperoleh melalui sintesis kimia, biasanya merupakan senyawa pilihan
untuk isolat sediaan alkaloid. Efeddin dan pseudoefedrin merupakan subjek
dalam monografi Farmakope Eropa (Eur.Ph.), meskipun herbanya tidak
dibahas. Herba efedra digunakan sebagai obat anti alerg; hal ini didukung
oleh buk i bahwa senyawa ini menginduksi imunoglobulin A dalam koyo
Payer dan memblok aktivasi komplemen memlalui jalur klasik maupun
alternatif.
Toksikologi : Tanaman ini sering disalahgunakan sebagai obat
pelangsing, tetapi hal ini dapat berbahaya jika digunakan dalam dosis tinggi
untuk jangka panjang. Sebagai contoh, peristiwa hipertensi dan
kardiovaskular lain, serta suatu kasus hepatitis yang semakin memburuk,
pernah ditemukan. Absorbsi efedrin dan pseudoefedrin melambat setelah
ingesti herba ini dibandingkan isolat sediaan alkaloid sehingga harus
dihindari untuk pasien hipertensi. Herba ini biasanya tidak dipertimbangkan
menyebabkan hipertensi karena komponen lain seperti afedradin,
mahuanin dan maokonin, yang sebetulnya bersifat hipotensif. Namun,
penggunaan herba ini harus dihindari dalam kasus tirotoksikosis, glaukoma
sudut-tertutup, dan retensi urine. Dosis terapetik herba ini diperkirakan 30
mg alkaloid, dihitung sebagai efedrin.

3. Sambiloto

Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari


famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga
dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand,
serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis memiliki 28
spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya
adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun sambiloto banyak
mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton
diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali
diisolasi oleh Gorter pada tahun1911. Andrographolide memiliki sifat
melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari
efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat
dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama
dikenal memiliki khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem
pengobatan India kuno yang mencantumkan sambiloto sebagai herba
medis, dimana sambiloto disebut dengan nama Kalmegh pada Ayurveda.
Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan
pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni
Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent
kinase).
4. Sosor Bebek

Deskripsi Tanaman : Sosor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.) Per) Terna


tahunan berasal dari madagaskar ,tersebar didaerah tropic.Tinggi +- 1
m,dipelihara di pekarangan rumah atau tumbuh liar ditepi jurang ,pinggir
jalan dan tempat-tempat yang tanahnya berbatu-batu,daerah panas dan
kering .Tumbuh sampai +- 1000 m diatas permukaan laut.
Nama lokal : Buntiris,Jampe,Jukut kawasa,tere,ceker itik (sunda);Suru
bebek, sosor bebek, teres, tuju dengen (Jawa ) ; Didingin beueu (Aceh
),mamala (Halmahera), Rau kufiri (ternate); kabi-kabi (tidore),dau ancar
bebek,daun ghemet (Madura); lou di sheng gen (china).
Manfaat dan khasiat Tanaman
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bufadienolides yang terdapat pada
sosor bebek bersifat antitumor. Selain befadienolides sosor bebek atau
Kalanchoe pinnata Pers, merupakan tanaman terna tahunan yang dapat
berkembangbiak dengan cara menanam daunya. Daun yang cukup tebal
ini selain banyak mengandung airjuga menyimpan berbagai bahan kimia
yang bermanfaat bagi kesehatan. Sosor bebek yang mempunyai rasa
sedikit asam, lunak, dan dingin ini juga mengandung zat asam lemon, zat
asam apel, vitaminC, alkaloid, flavonoid, quercetin-3-diarabinoside,
kaempferol-3-glocoside. Kandungan kimia tersebut membuat sosor bebek
bisa digunakan untuk berbagai pengobatan.
Sosor bebek selain antitumor juga mempunyai sifat antiradang
menghentikan perdarahan, mengurangi pembengkakan dan mempercepat
penyembuhan luka.
Berikut beberapa ramuan praktis sosor bebek :
Untuk pengobatan luar :
Luka
daun sosot bebek secukukupnya diparut atau ditumbuk. Tambahkan sedikit
air dan balurkan pada bagian tubuh yg luka. Ganti setiap tiga jam sekali.
Perut mulas : beberapa helai daun dadap serep ditumbuk dengan beberapa
lembar daun sosor bebek. Beri sedikit air, Kemudian borehkan ramuan
tersebut pada perut.
Menurunkan demam
Lumatkan daun sosor bebek lalu balurkan pada dahi.Gunakan dua kali
sehari.
Bisul atau memar
hancurkan 30-60 gram daun sosor bebek kemudian peras. Tambahkan
madu dan diminum. Sisa daun ditempelkan pada bagian yang sakit.
Radang telinga luar :lumatkan 5-10 daun sosor bebek, peras. Airnya
gunakan sebagai obat kumur.
5. Patikan Kebo

Nama ilmiah : Euphorbia hirta L.


Nama daerah : patikan kebo, patikan jawa, kukon-kukon (Jawa); gendong
anak, gelang susu (Jakarta); nanangkaan (Sunda); sumo ibi, isu gibi,
sosononga (Maluku).
Nama asing : da fei yang cao (Cina).
Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis : Patikan kebo mempunyai
rasa agak pahit, asam, bersifat sejuk, dan sedikit beracun. Beberapa bahan
kimia yang terkandung dalam patikan kebo, di antaranya myricyl alcohol
taraxerol, friedlin, β-amyrin, β-sitosterol, β-eufol, euforbol, triterpenoid eufol,
tirukalol, eufosterol, hentriacontane, flavonoida, tanin, dan elagic acid pada
bunga. Efek farmakologis patikan kebo di antaranya antiimflamasi, peluruh
air seni, dan menghilangkan gatal (antipruritic).
Bagian yang Digunakan dan Pemanfaatannya Seluruh bagian tumbuhan
patikan kebo segar atau kering dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit berikut
Abses paru dan bronkhitis kronis
Cuci bersih 1 genggam tumbuhan patikan kebo, lalu tumbuk sampai halus.
Tambahkan air, lalu peras campuran sampai dihasilkan ½ mangkuk air
perasan. Minum air hasil perasan sekaligus satu kali sehari.
Asma
Cuci bersih 1 genggam daun patikan kebo kering, lalu rebus dengan 2—3
gelas air. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari masing-masing
½ gelas pada pagi dan sore hari.
Disentri
Cuci bersih 15—24 g patikan kebo dan gula pasir (bila berdarah) atau
gulaenau (bila berlendir) secukupnya. Tambahkan air secukupnya, lalu tim.
Minum air yang dihasilkan sekaligus satu kali sehari.
Melancarkan kencing
Rebus 30—60 g tumbuhan patikan kebo segar dengan air secukupnya, lalu
minum hasil rebusannya dua kali sehari. 5. Radang kelenjar susu atau
payudara Cuci bersih 1 genggam daun patikan kebo dan 2 sendok kedelai,
lalu rebus dengan 3—5 gelas air sampai mendidih. Minum air rebusannya
dua kali sehari masing-masing 1 cangkir.
Thypus abdominalis
Rebus 30—150 g herba patikan kebo segar dengan air secukupnya, lalu
minum hasil rebusannya tiga kali sehari.

6. Herba papermint

Mentha piperita L., secara umum dikenal sebagai peppermint (The


Romanian Mint Rubbing Association, 2012). Mint atau yang dikenal dengan
nama “Pudina” untuk beberapa daerah, digunakan sebagai ekstrak dan
pengobatan tradisional rumah tangga yang popular untuk meredakan batuk
dan pilek. Jenis tanaman mint ini terdiri dari 40 spesies dari tumbuh-
tumbuhan herbal hijau yang sebagian besar terdistribusi di belahan bumi
utara seperti Eropa, Amerika, Jepang, China, Brazil dan Formosa.
Walaupun demikian, permintaan pasar untuk minyak permen (peppermint
oil) dan menthol didapatkan dari pengembangan tiga spesies yang telah
diterima dan diakui oleh kualitas standar penggunaan dan pasar
internasional, yaitu Mentha arvensis Linn. Var. Piperascens malinvaud,
Mentha piperita Linn var. piperita, Mentha spicata Linn (Multi Commodity
Exchange of India Ltd., 2004). Kata “Mentha” pertama kali berasal dari
bahasa Latin Minthe. Beberapa botaniawan menyebut sebagai “Mentha”.
Namun demikian, nama tersebut kemungkinan juga berasal dari bahasa
Hindu kuno manth atau mante yang berarti “to rub” atau menggosok yang
diguanakan untuk menyatakan tanaman atau herba sebagai obat gosok
(Sastrohamidjojo, 2004).
Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) adalah
menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi
(73,7-85,8%) (Hadipoentyanti, 2012; Padalia et al, 2013). Selain itu,
kandungan monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene,
flavonoid, karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukan dari
minyak daun mint (Mentha piperita L.) (Liest, 1998 cit Patil et al, 2012).
Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang),
antispasmodic (antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi
keringat). Minyak Mentha piperita L. mempunyai sifat mudah menguap,
tidak berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa
dingin menyegarkan. Minyak ini diperoleh dengan cara menyuling ternanya
(batang dan daun), sehingga minyak yang sudah diisolasi mentholnya
disebut dementholized oil (DMO) (Hadipoentyanti, 2012).
Daun mint (Mentha piperita L.) banyak dimanfaatkan dalam industri
farmasi, rokok, makanan antara lain untuk pembuatan pasta gigi, minyak
angin, balsam, kembang gula dan lain-lain (Hadipoentyanti, 2012).
Berdasarkan penggunaannya sebagai bumbu, mint (Mentha piperita L.)
dapat digunakan untuk bumbu daging, ikan, saus, sup, masakan rebus,
cuka, minuman teh, tembakau, dan minuman anggur. Ujung daun yang
segar dari seluruh jenis mint juga digunakan dalam minum-minuman, buah,
saus apel, es krim, jeli, salad, dan sayur. Sedangkan, dalam dunia
kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap
yaitu menthol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi,
mouthwashes, pasta gigi, dsb. Daun mint (Mentha piperita L.) digunakan
oleh para herbalis sebagai antiseptik, antipruritik, dan obat karminatif.
Sedangkan ekstrak tanamannya memiliki kandungan radioprotektif,
antioksidan, antikarsinogenik, antialergik, antispasmodik. Selain itu, aroma
dari peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas,
bahkan peppermint tea juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis,
dan inflamasi pada mukosa oral dan tenggorokan.

7. Bandotan

Bandotan merupakan tanaman yang bukan asli berasal dari


Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Tropis dan didatangkan
kepulau Jawa sebelum tahun 1860. Tanaman ini mampu menghasilkan biji
sebanyak 40.000 per Individu per tahun, Jadi sangat tidak mengherankan
apa bila tanaman ini mampu menyebar hampir keseluruh pelosok
nusantara.
Tanaman bandotan atau babandotan seringkali dimanfaat oleh para
peternak kambing untuk pakan. Namun, dibalik aromanya yang memang
hampir mirip dengan kambing, ternyata tanaman yang kita anggap gulma
ini menyimpan beragam manfaat. Dan berikut penulis ulas beberapa
manfaat tanaman bandotan untuk kesehatan sekaligus cara mengolah
daun bandotan sebagai obat, jadi selain tahu akan manfaatnya, kalian bisa
langsung memprakteknya. Siapa tahu, salah satu dari kalian atau pun yang
punya saudara sedang butuh solusi tentang obat herbal untuk penyakit
sehingga tidak menguras kantong.
Kandungan kimia Herba Bandotan
Herba ( bagian diatas tanah ) mengandung organacid, asam amino,
minyak asiri kumarin, tanin, sulfur, potassium chlorida, friedelin, stig-
masterol. Sedangkan akarnya mengandung minyak asiri, kumarin dan
alkaloid.
Dan bagian yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah herba (
bagian diatas tanah ) serta akarnya.
Manfaat dan cara mengolah bandotan sebagai obat :
Luka berdarah, bisul, eksim
Cara mengolah tanaman bandotan sebagai obat luka berdarah, bisul
dan eksim adalah dengan mencuci herba bandotan sampai bersih, setelah
itu tumbuk sampai halus dan tempelkan pada area yang sakit kemudian
diperban. Ganti perban sebanyak 2-3 sehari. Lakukan tips ini sampai
sembuh
Obat herbal untuk sakit Bengkak karna keseleo
Cara mengolah tanaman bandotan untuk mengatasi bengkak karna
keseleo ialah dengan mencampurkan nasi yang sudah basi satu kepal, 1/2
sendok teh garam serta siapkan juga satu gengam daun dan batang
tanaman bandotan, jangan lupa untuk mencuci herba bandotan terlebih
dahulu. Kemudian tumbuk semua bahan tersebut sampai menjadi bubur
kental. Oleskan pada bagian yang sakit dan dibalut dan biarkan selama 1-
2 jam. Lakukan tips ini 2-3 kali dalam sehari.
Obat herbal untuk mengatasi pendarahan rahim, bisul serta bengkak karna
memar
Cara mengolah tanaman bandotan untuk mengatasi pendarahan
rahim ialah dengan merebus 10-15 gram herba bandotan dengan dua gelas
air. Setelah mendidih, biarkan saja sampai airnya hanya tersisa satu gelas.
Setelah dingin saring air tersebut lalu di minum sekaligus. Lakukan hal ini
sebanyak 2-3 kali sehari.
Obat herbal sakit tenggorokan
Cara mengatasi sakit tenggorokan secara mudah menggunakan
daun bandotan ialah dengan mencuci 30-60 gram daun bandotan, tumbuk
sampai halus lalu peras dan saring airnya. Jangan lupa untuk
menambahkan gula batu secukupnya kemudian aduk sampai rata.
Kemudian di minum. Lakukan tips ini 3 kali dalam sehari.
Obat herbal untuk mengatasi perut kembung
Cara mengobati perut kembung dengan mudah menggunakan
tanaman bandotan ialah dengan mengumpulkan satu buah tumbuhan
bandotan lalu cuci sampai bersih. Potong-potong seperlunya kemudian
direbus menggunakan 3 gelas air dan biarkan air rebusan tersebut sampai
hanya menyisakan 1 gelas saja. Dinginkan lalu saring dan airnya siap
diminum sekaligus. Lakukan cara ini sebanyak 3 kali dalam sehari sampai
sembuh.
Obat herbal untuk perawatan rambut.
Bukan hanya lidah buaya saja yang mempunyai efek luar biasa jika
dikaitkan dengan kesehatan rambut. Namun tanaman bandotan juga
mempunyai khasiat untuk merawat rambut anda. Cara mengolah daun
bandotan untuk menjaga kesehatan rambut ialah dengan mencuci daun
dan batang bandotan sampai bersih lalu tumbuk sampai halus. Kemudian
Oleskan pada rambut secara menyeluruh. Tutup rambut anda
menggunakan kain dan diamkan selama 2-3 jam. Dan langkah terakhir
tentu dengan membilasnya dengan air hangat cuci rambut anda sampai
benar-benar bersih. Lakukan perawatan ini sebanyak 1 atau dua minggu
sekali
Obat herbal untuk sakit malaria.
Cara menyembuhkan penyakit malaria secara mudah dan alami
adalah dengan menggunakan tanaman bandotan. Cara mengolah daun
bandotan sebagai obat malaria terbilang sangat mudah dan tentu ramah di
dompet. Anda hanya perlu menyiapkan 10-15 gram herba bandotan yang
sudah kering. Rebus menggunakan 3 gelas air lalu biarkan sampai satu
gelas saja. Dinginkan dan saring airnya lalu di minum sekaligus. Lakukan
tips ini sebanyak 2x sehari.
Efek samping tanaman bandotan.
Efek samping mengkonsumsi ramuan dari daun bandotan adalah dapat
menyebabkan keguguran. Untuk itu, sangat tidak disarankan oleh para ibu
hamil.

8. Herba Timi

Herba timi atau Thymus vulgaris adalah salah satu jenis tanaman
yang sudah lama digunakan sebagai anti batuk. Efek utama sebagai
pengeluar dahak atau ekspektoran dan anti pasmodik. Hal tersebut berkaitn
dengan kandungan Minyak Atsiri (timol dan karvakrol), serta flavonoid yang
dikandung oleh herba timi. Pemberian minyak thimi secara oral dan intra
muscular pada hewan coba, memperlihatkan stimulasi saluran pernapasan.
Penggunaan sirup dengan ekstrak thimi selama 5 hari, terbukti
memberikan efek yang sama dengan obat bromheksin. Zat aktif yang
terdapat pada minyak timi adalah senyawa phenol dengan komponen
utamanya terdiri dari thymol sebesar 30-70% dan carvacrol 70%.[2] Selain
zat itu, senyawa thymol methyl eter, p-cymene, terpinene, linalool, dan juga
mengandung senyawa golongan flavonoid yaitu Circineol, 8-
methoxycircineol, thymonin dan eriodyctol.
Timi memiliki ukuran daun 4–12 mm untuk panjang dan lebar sampai
3mm, memiliki tangkai daun yang sangat pendek. Daun berbentuk lonjong
sampai bulat telur. Kelopak berwarna hijau, sering disertai bintik-bintik
ungu, dan berbentuk tubular. Setelah berbunga, tabung kelopak ditutup
oleh mahkota yang panjang dan berambut kaku. Mahkota bunga biasanya
berwarna kecoklatan dalam keadaan kering dan sedikit berbibir dua.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan dapat saya tarik
kesimpulan :
 Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan
penyakit.
 Bagian dari tumbuh tumbuhan yang paling sering dijadikan obat
adalah daun. Namun akar juga terkadang digunakan dalam
pembuatan obat tradisional.
 Cara pengolahan obat tradisional masih sederhana, yaitu sengan
cara ditumbuk dan direbus
 Dalam penggunaan tanaman obat tradisional tetap membutuhkan
dosis yang tepat.
 Penggunaan tanaman obat tradisional harus mempunyai ketepatan
waktu penggunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan obat
tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
 Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih
lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan
menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara
tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi
tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya,
bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit,
mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.

Anda mungkin juga menyukai