PENYUSUN :
NIM : E0015037
KELOMPOK : SATU
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi, Kabupaten Tegal,Jawa Tengah-52416
SEMESTER II
2016
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Amilum
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009). Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum
dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari
produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,
dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering
umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α
1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6 glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik
menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka
dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri
atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yang tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah
C6H11O6dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat
pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β –
maltosa (Poedjiadi,A. 2009). Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan
diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum,
jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi
Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn,
1995). Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah
jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela
rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays
Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne
(Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam
mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan
bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini
disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak
mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat
yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan
tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai pengencer
plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang
disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan
amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau
pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007).
Morfologi:
Tanaman singkong tidak memiliki bunga, termasuk tanaman berkormus karena
memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman
saingkong mempunyai sistem perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan, panjang
akar 30 cm, panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar menggembung
berisi cadangan makanan.
Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna putih kekuning-kuningan,
memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-ruas. Permukaan daun rata, tulang daun
menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun lingkaran, daun berwarna hijau (berklorofil),
tangkai daun berwarna merah, ujung daun lancip, tangkai daun panjang, berwarna
kemerahan.
Bunga berukuran sangat kecil, berwarna putih, kelopak berjumlah 5 buah berwarna
hijau dan berukuran lebih besar dari ukuran bunga, bunga tidak memiliki alat kelamin jantan
maupun betina. Umbi memiliki diameter 2-5cm, panjang 20-60cm, daging umbi berwarna
putih/ kekuning-kuningan, kulit umbi berwarna coklat, dagingnya bergetah.
2. Kentang (Solanum tuberosum L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi/fillum : Magnoliophyta
Kelas/classis : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili/suku : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies/jenis : S. ruberosum
Morfologi:
Tanaman kentang memiliki batang yang berongga dan tidak berkayu, akan tetapi pada
tanaman kentang yang sudah tua pada bagian bawah batang dapat berkayu. Secara umum
batang tanaman kentang bersudut dan bersayap. Sayap pada batang tanaman kentang
memiliki bentuk yang berbeda-beda tergantung pada kultifarnya, yaitu ada yang tampak jelas
dan ada juga yang Tergantung pada kultifarnya, pada batang terdapat sayap berbeda-beda,
yaitu yang tampak jelas dan ada yang kurang jelas.
Tanaman kentang memiliki daun majemuk yang terdiri dari tangkai daun atau rachis,
anak daun primer atau pinnae, dan anak daun sekunder atau folioles yang tumbuh diantara
anak daun primer pada tangkai daun utama. Secara umum daun majemuk tanaman kentang
memiliki tangkai daun yang terdapat tunas ketiak dan dapat berkembang menjadi cabang
tanaman kentang sekunder dengan percabangan simpodial. Bunga pada tanaman kentang
mempunyai bidang simetris atau zigomorf, dengan mahkota bunga atau corolla berwarna
putih, merah jambu, maupun ungu, serta berjenis kelamin dua (bunga sempurna atau
hermaproditus). Bakal buah membesar dan mulai berkembang menjadi buah kentang setelah
penyerbukan selama satu minggu. Buah tanaman kentang mengandung bakal biji berjumlah
500 dan yang dapat berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10 hingga 300 biji.
Morfologi:
Deskripsi Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada
varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang
jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang jagung tegak dan
mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.
permukaan yang halus sampai berbulu. Batang tidak memiliki tangkai.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang
licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter. Warna hijau tua
dengan permukaan yang berbulu.
Bunga betina jagung berupa “tongkol” yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
“rambut”. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum
bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua
floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara
batang dan pelepah daun.
Lalu amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
1. Manihot utilissima
2. Oryza sativa
3. Solanum tuberosum L.
4. Zea mays
4.2 Pembahasan
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi
molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa
yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-
glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis,
Amylum oryzae, dan Amylum Solani. Identifikasi secara kimiawi kandungan amilum
bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam sampel yakni
dengan cara uji iodine. Kondisi larutan setelah ditetesi amilum yaitu terdapat
perubahan warna pada keempatnya dari sebelumnya yang tidak berwarna atau jernih.
Pati jagung berubah menjadi warna biru pekat,menandakan positif amilum. Pati beras
berubah menjadi warna ungu tua,menandakan positif amilum. Pati singkong berubah
menjadi warna biru tua ,menandakan positf amilum dan pati kentang berubah menjadi
warna hijau pekat, menandakan positif amilum. Identifikasi amilum secara
mikroskopis bertujuan agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk yang khas dari
masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih memudahkan
praktikan dalam membuat sediaan farmasi.
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia Poaceae).
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pati jagung berupa butir persegi banyak,
bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga
atau celah dan terdapat lamela. Bentuk dan ukuran granula pati jagung dipengaruhi
oleh sifat biokimia dari khloroplas atau amyloplasnya.
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl
(familia Euphorbiaceae) berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak
butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella
tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit. Ketika sampel ditetesi dengan
larutan iod sampel menunjukkan warna biru tua, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
amilum pada pati singkong yang diamati.
Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (Familia Poaceae)
yang berupa butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat
butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. Ketika pati
beras ditetesi iod menghasilkan ungu tua yang berarti menunjukkan bahwa pati beras
yang diuji positif mengandung pati.
Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari buah Solanum tuberosum (Familia
Solanaceae) yang berupa butir tunggal, tidak beraturan atau bulat telur. Butir
majemuk jarang, terdiri 2-4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit. Lamella
konsentris jelas. . Ketika pati kentang ditetesi iod menghasilkan warna hijau pekat
yang berarti menunjukkan bahwa pati kentang yang diuji positif mengandung pati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian Amilum merupakan salah
satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang ada didalam plastida.
Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus, kemudian diikuti oleh
pembentukan lamella yang semakin banyak.
2. Untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara
mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji secara mikroskopis dapat diamati
perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan secara secara kimiawi yaitu
mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan warna sampel menjadi biru setelah
ditetesi dengan iodine.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Gunawan,D.,Mulyani,S.2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta: Penebar
Swadaya
Poedjiadi.2009.Dasar-dasarBiokimia.Jakarta:Universitas Indonesia Press
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. DepKes RI, Jakarta.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Jilid VI. DepKes RI, Jakarta
http://agroteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kentang/