Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESMI

IDENTIFIKASI AMILUM SECARA MIKROSKOPIK


DAN SECARA KIMIA

PENYUSUN :

NAMA : ANDI LUKMANA

NIM : E0015037

KELOMPOK : SATU

DOSEN PENGAMPU : 1. Agung Nur Cahyanta S.Si,Apt.

2. Oktariani Pramiastuti, S.SI,Apt

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi, Kabupaten Tegal,Jawa Tengah-52416

Telp.(0283)6197571 Fax.(0283)6198450 Homepage website www.stikesbhamada.ac.id email


stikes_bhamada@yahoo.com

SEMESTER II
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Dapat mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum yang umum
digunakan dalam sediaan farmasi.

1.2 LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang melimpah akan sumber
daya alamnya salah satunya adalah bahan makanan. Kebutuhan manusia akan hidup
itu bergantung dengan apa yang dimakan untuk keberlangsungan hidupnya. Di
Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan
kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari
tumbuhan atau senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah
karbohidrat.
Karbohidrat merupakan segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses
fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil
dari metabolism primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa
polisakarida yaitu amilum. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang
dewasa di seluruh penduduk dunia. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Pati atau
amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan, berbentuk butiran-
butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5-50 nm.
Di alam, pati banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung, biji-bijian
seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung dalam berbagai
jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi. Didalam berbagai produk
pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu
amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang yang
tidak bercabang, sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan
yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan
bervariasi dalam produk pangan, dimana produk pangan yang memiliki kandungan
amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna. Penampang amilum pada
berbagai tanaman tentu berbeda-beda.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Amilum
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009). Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum
dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari
produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,
dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering
umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.
Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α
1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6 glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik
menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka
dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri
atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).

Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yang tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah
C6H11O6dan rumus bangun dari α- D- glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat
pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β –
maltosa (Poedjiadi,A. 2009). Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan
diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum,
jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi
Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn,
1995). Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah
jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela
rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays
Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne
(Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam
mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan
bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini
disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak
mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat
yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan
tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai pengencer
plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang
disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan
amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau
pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007).

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman


1. Singkong (Manihot utilissima)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Bangsa : Manihoteae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima

Morfologi:
Tanaman singkong tidak memiliki bunga, termasuk tanaman berkormus karena
memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman
saingkong mempunyai sistem perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan, panjang
akar 30 cm, panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar menggembung
berisi cadangan makanan.
Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna putih kekuning-kuningan,
memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-ruas. Permukaan daun rata, tulang daun
menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun lingkaran, daun berwarna hijau (berklorofil),
tangkai daun berwarna merah, ujung daun lancip, tangkai daun panjang, berwarna
kemerahan.
Bunga berukuran sangat kecil, berwarna putih, kelopak berjumlah 5 buah berwarna
hijau dan berukuran lebih besar dari ukuran bunga, bunga tidak memiliki alat kelamin jantan
maupun betina. Umbi memiliki diameter 2-5cm, panjang 20-60cm, daging umbi berwarna
putih/ kekuning-kuningan, kulit umbi berwarna coklat, dagingnya bergetah.
2. Kentang (Solanum tuberosum L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi/fillum : Magnoliophyta

Kelas/classis : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili/suku : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies/jenis : S. ruberosum
Morfologi:
Tanaman kentang memiliki batang yang berongga dan tidak berkayu, akan tetapi pada
tanaman kentang yang sudah tua pada bagian bawah batang dapat berkayu. Secara umum
batang tanaman kentang bersudut dan bersayap. Sayap pada batang tanaman kentang
memiliki bentuk yang berbeda-beda tergantung pada kultifarnya, yaitu ada yang tampak jelas
dan ada juga yang Tergantung pada kultifarnya, pada batang terdapat sayap berbeda-beda,
yaitu yang tampak jelas dan ada yang kurang jelas.
Tanaman kentang memiliki daun majemuk yang terdiri dari tangkai daun atau rachis,
anak daun primer atau pinnae, dan anak daun sekunder atau folioles yang tumbuh diantara
anak daun primer pada tangkai daun utama. Secara umum daun majemuk tanaman kentang
memiliki tangkai daun yang terdapat tunas ketiak dan dapat berkembang menjadi cabang
tanaman kentang sekunder dengan percabangan simpodial. Bunga pada tanaman kentang
mempunyai bidang simetris atau zigomorf, dengan mahkota bunga atau corolla berwarna
putih, merah jambu, maupun ungu, serta berjenis kelamin dua (bunga sempurna atau
hermaproditus). Bakal buah membesar dan mulai berkembang menjadi buah kentang setelah
penyerbukan selama satu minggu. Buah tanaman kentang mengandung bakal biji berjumlah
500 dan yang dapat berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10 hingga 300 biji.

3. Jagung (Zea mays)


Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

Morfologi:
Deskripsi Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada
varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang
jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang jagung tegak dan
mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.
permukaan yang halus sampai berbulu. Batang tidak memiliki tangkai.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang
licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter. Warna hijau tua
dengan permukaan yang berbulu.
Bunga betina jagung berupa “tongkol” yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
“rambut”. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum
bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua
floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara
batang dan pelepah daun.

4. Padi (Oryza sativa)


Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Morfologi:
Tanaman padi termasuk tanaman setahun atau semusuim yang berbentuk herba. Tinggi
tanaman mencapai 120 cm. Bagian tanaman secara garis besar terdapat bagian vegetatif dan
generatif. Sistem perakarnya merupakan sistem perakaran serabut (radyx adventica), letak
susunn akarnya tidak dalam kira kira pada kedalaman 30 cm. Karena itu akar banyak
mengambil makanan dari tanah yang berada di atas.
Batang pada Oryza sativa tersusn dalam rangkaian beruaas-ruas (internodus), dan
diantara ruas satu dengan lainnya dipisahkan oleh buku (nodus). Ruas batang didalamnya
beronga rongga dan berbentuk bulat (teres), dari atas kebwah ruas batang semakin pendek
dan ruas paling pendek berada pada bagian batang palin bawah. Daun termasuk daun tunggal
terdiri dari helaian daun (lamina) dan pelepah daun (vagina) yang menyelubungi batang.
Bangun daun berbentuk garis (linearis), pada berbatasan antara daun dan pelepah daun
terdapat lidah daun (ligula). Didalam ketiak daunterdapat kuncup yang tumbuh menjadi
batang. Tulang daun sejajar (rectinervis).
Bunganya, termaksud bunga majemuk dalam karanga bunga malai (panicula).
Tiappanicula terdiri dari kumpulan bunga yang disebut spica, setiap spica terdiri dari
satuatau lebih bunga disebut flosculus. Sumbu utama tempat
melekatnya spicula disebut rachis,sumbu dari spicula disebut rachilla. bunga bisexualis,
flosculus mempunyai 2 sekat kelopak yang besar disebut lemma dan ukuran yang lebih kecil
disebut palea. Dibawahlemma terdapat gluma I dan gluma II. Alat kelaminterdiri dari benang
sari sebanyak 6 buah, tangkai sariny endek dan tipis. Putik mempunyai 2 buah tangkai
dengan epala putik yang berbentuk seperti bulu, letak ovulum seperum dan carpellum 2 buah.
Termasuk kedalam buah cariopsis yang sehari hari disebut biji padi atau bulir, gabah
sebenarnya bukan bijimelainkan buah padi.

2.3 Identifikasi Amilum


1. Amilum Manihot (Pati Singkong)
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl (
familia Euphorbiaceae ).
Pemerian : serbuk sangat halus, putih. Kelarutan : paktis tidak larut dalam air dingin
dan dalam etanol.
Mikroskopik : butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter
5µm sampai 10µm, butir besar bergaris tengah 20µm sampai 35µm, hilus di tengah
berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir
majemuk sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya.
Bahan organik asing : tidak lebih dari sespora sel.
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rata
2. Amilum Kentang ((Solanum tuberosum L.)
Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberosum L.(familia
Solanaceae) Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan :
memenuhi syaratseperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik : butir tunggal,tidak beraturan, atau bulat telur ukuran 30µm
sampai100µm, atau membulat ukuran 10µm sampai 35 µm. Butir majemuk jarang,
terdiridari maajemuk 2 sampai 4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit ,dengan
lamela konsentris jelas terlihat. Amati di bawah cahaya terpolarisasi,tampak bentuk
silang berwarna hitam memotong pada hilus.
3. Jagung (Zea mays)
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia Poaceae )
Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan : memenuhi syarat
seperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik : butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2µm sampai 23µmatau butir
bulat dengan diameter 25µm sampai 32µm. Hilus ditengah berupa rongga yang nyata
atau celah berjumlah 2 sampai 5,tidak ada lamela. Amati di bawah cahaya
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
4. Amilum Oryzae (Pati Beras)
Amylum oryzae Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L.
(Familia Poaceae). Pemerian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan :
memenuhi syarat seperti yang tertera pada Pati Singkong.
Mikroskopik : butir persegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau majemuk
bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus ditengah, tidak terlihat
jelas,tidak ada lamela konsentris. Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak
bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
a. gelas obyek a. Aquades
b. gelas penutup b. Larutan iodium
c. mikroskop c. Pati singkong
d. beker gelas d. Pati kentang
e. pipet tetes e. Pati jagung
f. tabung reaksi f. Pati beras

3.2 Cara Kerja


1. Pemeriksaan Amilum dengan Larutan Iodium

Masukkan 1% semua jenis amilum ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1% larutan iodium ke dalam masing-


masing tabung reaksi yang telah terisi amilum

Amati perubahan warnanya dan catat hasilnya,


lalu dibandingkan dengan literature yang tersedia

2. Pemeriksaan Amilum secara Mikroskopi

Diambil sedikit amilum (secukupnya), diletakkan di atas gelas obyek,


ditetesi dengan sedikit air dan ditutup dengan gelas penutup.

Lalu amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan pembesaran kuat.

Dianalisis bentuk amilum dari masing-masing spesies tanaman


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Reaksi Warna Pati dengan Penambahan Iodium

No. PATI WARNA


AWAL (+) Iodium
1. Beras Putih keruh Ungu tua
2. Jagung Putih pucat Ungu kebiruan
3. Kentang Putih bening Hijau pekat
4. Singkong Putih pucat Biru tua

Tabel 2. Pemeriksaan Amilum secara Mikroskopi

1. Manihot utilissima

2. Oryza sativa
3. Solanum tuberosum L.

4. Zea mays
4.2 Pembahasan
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi
molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa
yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-
glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis,
Amylum oryzae, dan Amylum Solani. Identifikasi secara kimiawi kandungan amilum
bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam sampel yakni
dengan cara uji iodine. Kondisi larutan setelah ditetesi amilum yaitu terdapat
perubahan warna pada keempatnya dari sebelumnya yang tidak berwarna atau jernih.
Pati jagung berubah menjadi warna biru pekat,menandakan positif amilum. Pati beras
berubah menjadi warna ungu tua,menandakan positif amilum. Pati singkong berubah
menjadi warna biru tua ,menandakan positf amilum dan pati kentang berubah menjadi
warna hijau pekat, menandakan positif amilum. Identifikasi amilum secara
mikroskopis bertujuan agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk yang khas dari
masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih memudahkan
praktikan dalam membuat sediaan farmasi.
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia Poaceae).
Berdasarkan hasil praktikum bahwa pati jagung berupa butir persegi banyak,
bersudut, atau butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga
atau celah dan terdapat lamela. Bentuk dan ukuran granula pati jagung dipengaruhi
oleh sifat biokimia dari khloroplas atau amyloplasnya.
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl
(familia Euphorbiaceae) berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak
butir kecil, ada butir pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella
tapi tidak jelas,yang berupa butir majemuk sedikit. Ketika sampel ditetesi dengan
larutan iod sampel menunjukkan warna biru tua, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
amilum pada pati singkong yang diamati.
Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (Familia Poaceae)
yang berupa butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat
butir telur dan hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. Ketika pati
beras ditetesi iod menghasilkan ungu tua yang berarti menunjukkan bahwa pati beras
yang diuji positif mengandung pati.
Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari buah Solanum tuberosum (Familia
Solanaceae) yang berupa butir tunggal, tidak beraturan atau bulat telur. Butir
majemuk jarang, terdiri 2-4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit. Lamella
konsentris jelas. . Ketika pati kentang ditetesi iod menghasilkan warna hijau pekat
yang berarti menunjukkan bahwa pati kentang yang diuji positif mengandung pati.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian Amilum merupakan salah
satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang ada didalam plastida.
Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya hilus, kemudian diikuti oleh
pembentukan lamella yang semakin banyak.
2. Untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara
mikroskopis dan secara kimiawi, untuk uji secara mikroskopis dapat diamati
perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap amilum dan secara secara kimiawi yaitu
mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan warna sampel menjadi biru setelah
ditetesi dengan iodine.
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Gunawan,D.,Mulyani,S.2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta: Penebar
Swadaya
Poedjiadi.2009.Dasar-dasarBiokimia.Jakarta:Universitas Indonesia Press
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Jilid III. DepKes RI, Jakarta.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Jilid VI. DepKes RI, Jakarta
http://agroteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kentang/

Anda mungkin juga menyukai