Anda di halaman 1dari 14

BIOFARMASETIKA

KRISTAL OBAT

KELOMPOK IV

ATYMUTMAIN (O1A116182)
AFIFAH AGRI ARYANA (O1A117002)
NELISA (O1A117036)
NI LUH WIRANI (O1A117037)
NI PUTU AYU KUMARASARI (O1A117038)
NURAENUN RASYID (O1A117043)
NURLIA ANAS (O1A117049)
Perbandingan formulasi obat dalam dari bentuk kristal
menjadi bentuk amorf dilihat dari kelarutannya.

Jurnal
Bentuk Bentuk pembanding
kristal obat amorf obat bentuk kristal dan
bentuk amorf
Kristal merupakan benda padat yang terbentuk dari komposisi
atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul dengan susunan berulang dan
jarak yang teratur dalam tiga dimensi.
Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris
yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang
rapat. Ditinjau dari struktur atom penyusunnya, benda padat dibedakan
menjadi tiga yaitu kristal tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal)
dan amorf.

Salah satu jenis narkoba


bentuk kristal
Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal
, akan tetapi pola susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul
yang dimiliki tidak teratur. Amorf terbentuk karena proses kristalisai
yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat
menempati lokasi kisinya, benda seperti gelas, plastik dan aspal
memiliki struktur yang identik dengan amorf. Gambar susunan dua
dimensional simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal
dan amorf
Kelebihan co amorf

formulasi obat co-amorf terdiri dari dua


molekul obat kecil. Formulasi ini diperkenalkan
sebagai alternatif untuk mengatasi kelarutan yang
terbatas dan untuk menstabilkan keadaan amorf, serta
diantisipasi untuk terapi kombinasi (Lobmann, 2013).
Sistem co-amorf dikarakterisasi oleh
penggunaan komponen berat molekul rendah yang
dicampur menjadi fase tunggal co-amorf yang
homogen, baik molekul aktif dengan eksipien (yaitu
bukan polimer, siklodekstrin atau silika mesopori)
atau dua obat aktif senyawa
Latar belakang
Sifat kelarutan pada API (Active Pharmaceutical Ingredients)
menjadi masalah penting dalam perkembangan dan formulasi obat. Banyak
cara dilakukan untuk memperbaiki kelarutan. Salah satu metode yang dapat
dilakukan dengan perubahan bentuk obat dari Kristal menjadi amorf, akan
tetapi bentuk tersebut memiliki sifat yang metastabil

Kristal

Amorf Kelarutan yang lebih


baik
KESIMPULAN
Formulasi Co-amorf dapat menjadi solusi untuk
meningkatkan kelarutan obat agar memiliki efek
teurapeutik sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam formulasi ini, perlu diperhatikan zat aktif,
kombinasi, eksipien, metode stabilitas, dan efek
disolusi yang dicapai. Dengan demikian, akan
Meningkatkan pencapaian biaovailabilitas, efikasi
terapeutik dan stabilitas produk.
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai