Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN


UJI ANTIFEEDANT DAN ANTIOVIVOSI

Oleh:
Kelompok 5

1. Fitria Andini (A24170115)


2. Miftah Ma’ruf (A24170167)
3. Detri Hairani (A34160036)
4. Farizd Add’ha (A34160071)
5. Ramadhani Yovita Hapsari (A34160086)
6. Zahra Rahmadiyanti (A34160090)

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Dadang, M.Sc

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama yang sangat merugikan
bagi petani. Hama ini dilaporkan dapat menyerang lebih dari 200 spesies tanaman di antaranya
cabai, kubis, padi, jagung, tomat, buncis, tembakau, terung, kentang, kacang tanah dan kacang
kedelai. Hama S. litura dilaporkan tersebar di Jepang, Cina, India, serta di berbagai negara di
Asia Tenggara. Kehilangan hasil akibat serangan S. litura dapat mencapai 80%, bahkan gagal
panen apabila tidak dikendalikan (Marwoto & Suharsono 2008). Pengendalian terhadap
serangga ini umumnya masih menggunakan insektisida kimia sintetik (Laoh et al. 2003),
sehingga peluang terbentuknya strain-starin baru yang lebih resisten semakin besar. Salah satu
pengendalian alternatif yang dapat dilakukan di antaranya dengan menggunakan insektisida
nabati. Beberapa keunggulan insektisida nabati antara lain memiliki tingkat persistensi yang
rendah sehingga residunya mudah terurai di alam, relatif lebih aman dam dapat menekan
berkembangnya resistensi hama, memiliki tingkat selektivitas tinggi sehingga aman bagi
organisme non-target.
Pestisida nabati biasanya bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga tidak
mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residu cepat hilang.
Oleh karena itu dikatakan pestisida nabati bersifat pukul dan lari, yaitu apabila dipakai akan
membunuh hama secara bertahap dan setelah mati residunya akan cepat menghilang. Biji
mahoni (Swietenia mahagoni) mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai
insektisida adalah senyawa rotenoid yang merupakan racun penghambat metabolisme dan
sistem saraf yang bekerja perlahan. Serangga yang mati diakibatkan karena kelaparan akibat
kelumpuhan pada alat mulutnya (Soenandar 2010).
Tujuan

Praktikum ini bertujuan melihat besar persen penghambatan makan dan persen penghambatan
peneluran pada hama akibat penggunaan pestisida nabati dari ekstrak biji mahoni (Swietenia
mahagoni) dan cabai jawa (Piper retrofractum).

BAHAN DAN METODE


Bahan
Alat yang dibutuhkan adalah cawan petri, gelas ukur, pipet, pinset, gunting, penggaris,
kertas buram, dan label. Bahan yang diperlukan adalah larva Spodoptera litura dan larva
Callosobruchus sp., daun talas, biji kacang hijau, aquades, metanol, tween 80, ekstrak
Sweetenia mahogany dan ekstrak Piper retrotrachum.

Metode

a. Uji Antifeedant
Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian diletakkan di
dalam cawan petri tersebut. Ekstrak Sweetenia mahogany diencerkan dengan metanol dan
tambahan tween 80 dengan konsentrasi sebesar 5%, 2.5%, 1.25%, 0.625%, 0,3125%,
0,15625%. Daun talas di potong persegi dengan masing –masing sisi 4cm lalu direndam selama
10 detik pada larutan yang di buat, masing –masing konsentrasi di masukkan sebanyak 3
potong daun talas. Cawan petri dimasukkan 2 potong daun talas, 1 potong direndam pada
larutan kontrol dan 1 potong direndam pada larutan ekstrak Sweetenia mahogany. Tiap
konsentrasi dibuat tiga ulangan. Larva Spodoptera litura di masukkan pada masing –masing
cawan petri sebanyak sepuluh ekor.
b. Uji Antioviposisi
Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian diletakkan di
dalam cawan petri tersebut. Ekstrak Piper retrotrachum diencerkan dengan metanol dan
tambahan tween 80 dengan konsentrasi sebesar 5%, 2.5%, 1.25%, 0.625%, 0,3125%,
0,15625%. Biji kacang hijau direndam selama 10 detik pada larutan yang di buat. Cawan petri
diberi empat sekat menggunakan kertas buram. Dua sekat untuk kacang hijau yang telah
direndam pada larutan kontrol dan dua sekat untuk kacang hijau yang sudah direndam pada
larutan ekstak Piper retrotrachum. Tiap sekat dimasukkan sepuluh biji kacang hijau. Tiap
konsentrasi dibuat tiga ulangan. Tiga pasang Callosobruchus sp di masukkan pada masing –
masing cawan petri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Tabel 1 Hasil pengamatan luasan daun yang dimakan Spodoptera litura pada 24 JSP

Luasan daun yang dimakan (cm) setelah pengamatan 24 jam


Konsentras Perlakuan Kontrol
i 1 2 3 Jumla Rata- 1 2 3 Jumla Rata-
h rata h rata
0.05 5.8 8 6.4 20.2 6.73 15. 13.2 15. 44 14.6
4 4 7
0.025 8 9.6 12.8 30.4 10.1 13. 14.4 14. 42.4 14.1
3 6 4 3
0.0125 4 3.2 15.3 22.56 7.52 3.2 5.6 13. 22.4 7.46
6 6
0.00625 15. 10.8 10.4 36.48 12.1 14. 9.6 9.9 33.92 11.3
2 8 6 4 2 1
0.003125 15 14 11.5 40.5 13.5 14. 11.6 10 36.15 12.0
5 5 5
0.0015625 14 16 12 42 14 13 15 13 41 13.6
7
Tabel 2 Hasil pengamatan jumlah telur Callosobruchus sp. pada 24 JSP
Jumlah telur setelah pengamatan 24 jam
Konsentrasi
Perlakuan Kontrol
1 2 3 Jumlah Rata- 1 2 3 Jumlah Rata-
rata rata
0.05 0 0 1 1 0.33 2 0 5 7 2.34
0.025 3 6 4 13 4.34 11 9 6 26 8.67
0.0125 10 30 5 45 15 20 10 5 35 11.67
0.00625 6 14 3 23 7.67 16 24 13 53 17.67
0.003125 9 10 13 32 10.67 5 26 23 54 18
0.0015625 29 14 14 57 19 20 11 13 44 14.67

Pembahasan
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya dihasilkan dari tanaman dan
memiliki fungsi dalam pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Pestisida
nabati dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis (Adnyana dkk
2012). Grainge et al. (1985) melaporkan bahwa banyak sekali tumbuhan yang mengandung
zat-zat yang berguna sebagai insektisida, diantaranya zat penghambat makan (antifeedant),
akarisida, zat penolak (repellent), dan zat penghambat pertumbuhan.
Praktikum ini menggunakan pestisida nabati Swietenia mahogani (mahoni) sebagai
feeding inhibition pada serangga Spodoptera litura dan Piper retrofractum (cabai jawa) sebagai
oviposition inhibition pada serangga Callosobruchus chinensis. Tanaman mahoni berasal dari
Famili Meliaceae yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati. Biji mahoni mengandung
senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, dan terpenoid. Selain itu juga terdapat senyawa
sweitenin yang termasuk senyawa limonoid yang bersifat sebagai antifeedant dan penghambat
pertumbuhan (Soenandar 2010).
Tumbuhan lain yang dapat menjadi insektisida nabati adalah Piper retrofractum.
Miyakado et al. (1989) melaporkan bahwa senyawa piperamida seperti piperin dan guininsin
pada buah P. retrofractum bersifat racun kontak terhadap kumbang jantan Callosobruchus
chinensis. Tingkat penghambatan makan Spodoptera litura dengan metode choise pada tingkat
konsentrasi 0.05%, 0.025%, 0.0125%, 0.00625%, 0.003125%, dan 0.0015625% menghasilkan
persentase luas daun yang dimakan sebesar 6.73 cm, 10.13 cm, 7.52cm, 12.16 cm, 13.5 cm,
dan 14 cm. Sedangkan, persentase luas daun yang dimakan untuk kontrol pada konsentrasi
tersebut berturut-turut adalah 14.67 cm, 14.13 cm, 7.46 cm, 11.31 cm 12.05 cm, dan 13.67 cm.
Hipotesis menyatakan tingkat penghambatan makan seharusnya terjadi pada daun yang diberi
perlakuan, tetapi ada konsentrasi maksimum dan minimum pestisida agar menghambat
perilaku makan tersebut. Larva dapat memilih daun yang terkena pestisida dan bebas pestisida.
Daun yang bebas pestisida tentunya lebih banyak dimakan larva. Jadi, tingkat penghambatan
makan daun yang terkena pestisida lebih tinggi dari daun yang bebas pestisida (Dadang dan
Ohsawa 2000).
Percobaan penghambatan peletakan telur diperoleh data bahwa telur ditemukan paling
banyak untuk bagian perlakuan pada konsentrasi 0.0015625% dan paling sedikit pada
konsentrasi 0.05%. sedangkan pada bagian kontrol telur paling banyak ditemukan dalam
konsentrasi 0.003125% dan paling sedikit dalam konsentrasi 0.05%. Asumsi menyatakan
bahwa peletakan telur pada bagian kontrol seharusnya lebih tinggi dibandingkan pada
perlakuan, tetapi ada kisaran konsentrasinya.
SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Adnyana dkk. 2012. Efikasi pestisida nabati minyak atsiri tanaman tropis terhadap mortalitas
ulat bulu gempinis. Jurnal Agroekologi Tropika 1 (1) : 1-11.
Dadang, Ohsawa K. 2000. Penghambatan aktivitas makan Plutella xylostella L. (Lepidoptera :
Yponomeutridae) yang diperlakukan ekstrak biji Swietenia mahagoni Jacq (Meliaceae).
Bul HPT. 12 : 27-32.
Grainge M S. Ahmed, W C Mitchell, J.W. Hylin. 1985. Plant Species Reportedly Possessing
Pest Control Properties. An EWC/UH Database, Resources System. Institut E.W.
Center, Univ. Of Hawaii, Honolulu.
Laoh JH, Puspita F, Hendra. 2003. Kerentanan larva Spodoptera litura F. terhadap virus
nuklear polyhedrosis. Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Riau,
Pekan Baru, Riau. Jurnal Natur Indonesia 5(2): 145-151.
Miyakado, M I. Nakayama, and N. Ohno.1989. Insecticidal Unsaturated Isobutylamides.
Dalam : Arnason, J.T., B. J.R. Philogene, dan P. Morand (eds.). Insecticides of Plant
Origin. Washington DC, US : American Chemical Society. Pp. 173-187.
Marwoto dan Suharsono. 2008. Strategi dan komponen teknologi pengendalian ulat
grayak (Spodoptera litura Fabricius) pada tanaman kedelai. Balai Penelitian
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. Jurnal Litbang Pertanian 27
(4): 131-136.
Soenandar M. Aeni M N dan Raharjo A. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik.
Jakarta (ID) : Agro Media Pustaka.

LAMPIRAN
Luasan daun

rata-rata
konsentrasi kontrol
6,73 14,67
10,13 14,13
7,52 7,46
12,16 11,31
13,5 12,05
14 13,67

Anova: Single Factor


SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 6 64,04 10,67333 9,411107
Column 2 6 73,29 12,215 7,05351

ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 7,130208 1 7,130208 0,866125 0,373952 4,964603
Within Groups 82,32308 10 8,232308

Total 89,45329 11

Jumlah telur

rata-rata
konsentrasi kontrol
0,33 2,34
4,34 8,67
15 11,67
7,67 17,67
10,67 18
19 14,67

Anova: Single Factor


SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 6 57,01 9,501667 47,18646
Column 2 6 73,02 12,17 35,92356

ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 21,36001 1 21,36001 0,514018 0,489811 4,964603
Within Groups 415,5501 10 41,55501

Total 436,9101 11

Anda mungkin juga menyukai