Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PROTEKSI TANAMAN

Pengukuran Intensitas Penyakit Tanaman

Miftah Ma’ruf / A24170167

Dosen:
Hagia Sophia Khairani, SP, M.Si

Asisten:
1. Putri Chairunnisa A34160002
2. Tia Nofitri A34160035

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit pada tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas tanaman. Penyakit pada tanaman dapat dikendalikan dengan cepat
apabila mengetahui gejala penyakitnya. Gejala penyakit merupakan indikasi bahwa
tanaman terserang patogen, untuk mengetahui serangan patogen yang menyerang
tanaman di lapangan perlu dilakukan penelitian deteksi dan identifikasi pathogen
(Gustina et al. 2016). Penyakit tanaman dapat dapat dikelola dengan berbagai cara
seperti penghindaran, eksklusi patogen, eradikasi patogen, perlindungan tanaman,
tanaman resisten dan terapi tanaman sakit. Penyakit tanaman terjadi diawali dengan
terjadinya kontak antara tanaman yang rentan dan patogen pada waktu yang tepat
dengan lingkungan yang mendukung perkembanngan patogen. Penyakit tanaman
digolongkan dalam dua kategori yaitu monosiklik dan polisiklik tergantung pada
banyaknya infeksi yang terjadi dalam satu siklus tanaman. Penyakit monosiklik dapat
mengakibatkan kehilangan hasil sangat tinggi atau bahkan mematikan tanaman hanya
dengan satu siklus infeksi per musim tanam sedangkan penyakit polisiklik dapat
mengakibatkan kerugian tanaman dengan beberapa kali siklus infeksi permusim tanam
(Nurhayati 2011).
Metode pengukuran tingkat keparahan penyakit secara umum dalam bidang
fitopatologi dilakukan dengan cara skoring dan standar diagram. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk mengaktualisasikan tingkat kehilangan hasil dari yang bersifat
kualitatif menjadi kuantitatif seperti persentase dari 0 sampai 100 %.penilaian penyakit
atau fitopatometri adalah pengukuran penyakit penentuan nilai x, yaitu bagian tanaman
yang sakit untuk perhitungan epidemiologi tanaman yang terserang (X) dipakai sebagai
pengganti persentase serangan. Untuk menggambarkan keparahan penyakit biasanya
dibuat dengan cara membagi kisaran antara bagian yang terkena penyakit sampai
terkena seluruhnya menjadi sejumlah kategori serangan atau kelas-kelas serangan
berdasarkan kriteria tingkat keparahan penyakit (Tim Pengajar 2013).
Hubungan antara intensitas penyakit dan keparahan atau kerugian penyakit
pada level pertanaman digunakan untuk menghindari dan memutuskan fluktuasi
produktivitas tanaman dan penjualan produksi. Pengetahuan tentang kualitas dan
kuantitas tanaman dapat menjadi asset besar dalam pemasaran. Pengembangan
pengelolaan penyakit yang tepat sangat diperlukan untuk memperkirakan terjadinya
penyakit persatuan waktu dalam populasi tertentu serta mengukur intensitas penyakit
secara kualitatif dan kuantitatif sehingga suatu perkiraan perkembangan penyakit dapat
dikendalikan dengan cepat dan tepat (Nurhayati 2011)

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengukur intensitas penyakit tanaman dengan peubah
insidensi penyakit dan saveritas penyakit pada tanaman contoh.

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat
Praktikum pengukuran penyakit dan perhitungan penyakit dilaksanakan di
Laboratorium Pendidikan 4 pada hari kamis 21 Februari 2019.
Metode
Mahasiswa pada setiap kelas praktikum dibagi menjadi 5 kelompok kecil.
Setiap keplompok kecil mengamati 2 set yang terdiri atas 10 daun tetrafoliet kacang
tanah sakit dan 10 daun rumput gajah sakit dengan berbagai berat gejala, kemudian
melakukan pengukuran insidensi dan saveritas penyakit menggunakan rumus dan
pedoman pada buku panduan praktiku. Setiap kelompok kecil dijadikan sebagai
ulangan, sehingga satu kelas praktikum memiliki data pengamatan kelas dengan 5
ulangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Pengamatan Perhitungan Insidensi Penyakit dan Saveritas Penyakit Bercak
Cercospora pada Kacang Tanah
Kelompok Insidensi Penyakit (%) Saveritas Penyakit (%)
1 100 39,4
2 100 42,67
3 100 45
4 100 46,87
5 100 40,92
Rata-rata 100 42,97

Tabel 2. Pengamatan Perhitungan Saveritas Penyakit Bercak Belah Ketupat pada


Rumput Gajah
Kelompok Insidensi Penyakit (%) Saveritas Penyakit (%)
1 98 37,98
2 100 40,374
3 96 46,94
4 98 42,13
5 100 43,18
Rata-rata 98,4 42,19

Pembahasan
Pengamatan pengukuran penyakit yang di lakukan setiap kelompok memiliki
cara pandang yang berbeda dalam menentukan luas gejala penyakit dan skoring
sehingga data hasil yang didapatkan tidak seragam seluruh kelompok. Mengingat tidak
adanya resep langsung dalam mengukur penyakit maka seorang pengamat harus
memiliki strategi umum dalam menganalisanya yaitu pengetahuan tentang tanaman
sakit dan tanaman sehat. Perbedaan hasil yang didapatkan diakibatkan oleh cara
pandang yang berbeda yang dilakukan oleh setiap kelompok karena pengukuran
penyakit pada tanaman memerlukan penelaahan mendalam mengenai perkembangan
penyakit pada tanaman dilapangan mengenai tingkat keparahan serangannya.
Pengukuran penyakit tanaman di lapangan dimaksudkan untuk mengukur seberapa
besar tingkat kerusakan penyakit dilapangan karena akan mempengaruhi produksi dan
produktivitas tanaman serta tingkat perkembangan patogen (Tim Pengajar 2013).
Intensitas penyakit merupakan proporsi individual inang yang terkena penyakit
tanpa memperdulikan tingkat keparahannya sedangkan saveritas penyakit atau tingkat
keparahan penyakit merupakan proporsi permukaan inang terinfeksi terhadap total
permukaan inang yang teramati. Besarnya penyakit digolongkan kedalam serangan
ringan, sedang dan berat yang dinyatakan dalam skala skoring. Semakin tinggi skoring
penyakit maka tingkat keparahan penyakit tanaman semakin tinggi. Cepat lambatrnya
bergantung pada jenis penyakit dan jenis tanaman yang terserang, penyakit bercak daun
akibat Cercospora arachidicola dan Pyricularia oryzae dapat mengurangi hasil hingga
50%. Serangan bercak daun dapat menurunkan jumlah polong dan bulir, jumlah biji,
dan bobot biji pertanaman (Jusfah 1985).
Pengukuran intensitas penyakit memberikan manfaat yang besar bagi petani
untuk mengantisipasi pengendalian penyakit sesuai tingkat keparahan penyakit dan
upaya pengendalian dini penyakit agar biaya yang digunakan tidak berlebih kurang
hasil oleh penyakit ini. Skoring terhadap penyakit tanaman beguna untuk
membandingkan fakta yang terjadi pada tanaman diagram skor secara subjektif (Jusfah
1985).
SIMPULAN
Tanaman yang terkena penyakit dapat diduga dengan cara mengamati tingkat
penyakit yang menyerang tanaman dengan peubah insidensi penyakit dan saveritas
penyakit. Intensitas penyakit dinyatakan dalam kejadian penyakit dan keparahan
penyakit. Intensitas penyakit dinyatakan dalam kejadian penyakit akibat serangan
pathogen yang dapat menyebabkan tanaman mati dan tidak berproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Gustina M, Ratih S, Nurdin M, Suharjo R. 2016. Inventarisasi patogen di pertanaman
nanas (Ananas comosus L.) varietas queen di Desa Astomulyo, Kecamatan
Punggur Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Agrotek Tropika. 4(3):205-210.
Jusfah J. 1985. Pengaruh Cercospora personata Terhadap Hasil Kacang Tanah.
Jakarta (ID): Kongres Nasional VIII PFI.
Nurhayati. 2011. Epidemiologi Penyakit Tumbuhan. Palembang (ID): Universitas
Sriwijaya.
Tim Pengajar. 2013. Epidemiologi Penyakit Tumbuhan (S1). Malang(ID): Universitas
Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai