Anda di halaman 1dari 8

Vol.3 No.

7 Desember 2022 7117


……………………………………………………………………………………………………...
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN PESTISIDA PADA PETANI

Oleh
Melda Yenni1), Sugiarto2), Cici Wuni3), Tika Asna Milenia4)
1,2,3,4Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu

Jambi; Jalan Tarmizi Kadir No. 71 Pakuan Baru Jambi


E-mail: meldayenni17@gmail.com, 2mas_sugik32@yahoo.com, 3ciciwuni@gmail.com
1

Abstrak
Petani menggunakan pestisida untuk membasmi hama yang menyerang tanaman mereka, sehingga
pengunaan pestisida saat ini mengalami peningkatan. Saat ini terdapat 3.207 merek dagang pestisida
di Indonesia. Kecamatan Paal Merah merupakan kecamatn di Kota Jambi dengan luas pertanian
paling besar jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Luas pertanian yang juas mmenunjukkan
jumlah petani yang banyak, untuk meningkatkan jumlah produksi maka petani tersebut mengunakan
pestisida. Petani menggunakan pestisda belum sesuai dengan ketntuan yang berlaku sehingga
penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan pestisida oleh
petani. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penlitian
adalah petani yang mengunakan pestisida sebanyak 57 orang petani. Dat dikumpulkan dengan cara
wawancara kepada subyek penelitian menggunakan kuesioner. Data dianalis menggunakan uji chi-
square. Hasil penelitian diketahui 43,9% responden memiliki perilaku kurang baik dalam penggunaan
pestisida, 47,4% responden memiliki pengetahuan kurang baik, 47,4% responden memiliki persepsi
risiko kurang baik dan 36,8% responden tidak menyediakan APD. Hasil bivariate menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan (p=0,013), persepsi risiko (p=0,013) dan ketersediaan sarana (p=0,018)
dengan penggunaan pestisida pada petani. Diharapkan kepada Dinas Pertanian Kota Jambi melakukan
pengawasan dan penyuluhan kepada petani tentang aturan penggunaan pestisida sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida.
Kata Kunci: Penggunaan Pestisdia, Pengetahuan, Persepsi Risiko, Ketersediaan Sarana

PENDAHULUAN Timbulnya keracunan pada petani merupakan


Keracunan pestisida bisa disebabkan oleh akumulasi petani terhada perilaku pengelolaan
pengelolaan pestisida yang kurang biak mulai pestisida yang kurang baik. Risiko keracunan
dari persiapan, pencampuran, pengaplikasian, yang diterima petani dapat diperkecil apabila
penyimpanan, pencampuran, serta pencucian petani memahami betul cara pengelolaan
alat semprot yang tidak sesuai dengan aturan pestisida yang aman. Salah satu faktor yang
pengolahan pestisida (Djojosumarto 2008) memungkinkan petani berperilaku kurang baik
Berdasarkan yang disampaikan Kementerian dalam pengelolaan pestisida yaitu sikap,
Pertanian RI bahwa penyebab terjadinya pengetahuan dan tindakan dalam pengelolaan
keracunan pestisida dikarenakan petani atau dan penanganan pestisida yang masih belum
pekerja yang tidak mengikuti aturan cara dipahami atau masih rendah. Penyebab lain
pemakaian pestisida yang sebenarnya. Salah satu dikarenakan petani menganggap enteng terhadap
penyebab dikarenakan memang petani belum dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan
paham betul dalam pengelolaan penggunaan pestisida dan bahaya pestisida tersebu (P.
pestisida yang baik, melakukan Djojosumarto 2008)
penyemprotannya tidak memperhatikan arah Petani yang memiliki tingkat pengetahuan
angin, sehingga cairan semprot mengenai tinggi akan semakin tinggi pula kemampuan
tubuhnya (Kementerian Pertanian 2011). petani tersebut untuk menilai suatu objek dari

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7118 Vol.3 No.7 Desember 2022
………………………………………………………………………………………………………….
penilaian tersebut inilah yang menjadi landasan HASIL DAN PEMBAHASAN
seorang petani untuk berperilaku atau bertingkah Tabel 1. Karateristik Responden berdasarkan
laku (Notoatmodjo 2010). Di Indonesia masih Usia
banyak petani yang belum mengetahui tentang Variabel Rata- SD Min Maks
tingkat toksisitas dan konsentrasi pestisida yang rata
mereka gunakan sehingga menyebabkan Usia 50,07 10,175 28 68
mereka menggunakan pestisida tersebut tidak Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
sesuai aturannya (P. Djojosumarto 2008). Kelamin
Penelitian Pati (2020) menunjukkan ada Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
hubungan antara pengetahuan dengan Laki-laki 50 87,7
penggunaan pestisida (p=0,030) (Pati 2020). Perempuan 7 12,3
Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa Jumlah 57 100
ada pengaruh antara risiko ancaman yang Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
dirasakan dengan perilaku keselamatan petani Pendidikan
dalam penggunaan pestisida (p-value<0,05). Pendidikan Frekuensi Persentase
Petani yang memiliki persepsi risiko ancaman SD 43 75,4
kurang baik berisiko 5 samapi 6 kali lebih tinggi SMP 13 22,8
berperilaku kurang baik jika dibandingkan SMA 1 1,8
dengan petani yang memiliki persepsi risiko Jumlah 57 100
baik. (Bhandari, G., Atreya, K. & Yang 2018). Rata-rata usia responden adalah 50 tahun
Sedangkan dari penelitian (Kurniawan, M. A. F; dengan usia minimal adalah 28 tahun dan usia
Kurniawan 2020) menunjukkan bahwa semakin maksimal adalah 68 tahun. Sebagian besar
banyak kerentanan yang dirasakan petani dalam responden berjenis kelamin laki-laki sebsar
penggunaan pestisida, semakin tinggi kemauan 87,7%. Latar belakang pendidikan yang dimiliki
petani untuk menggunakan APD dan oleh responden adalah tamtan SD sebesar 75,4%
mengadopsi perilaku aman petani Penggunaan Pestisida
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
METODE PENELITIAN Penggunaan Pestisida
Desain yang digunakan adalah cross Pengunaan Frekuensi Persentase
sectional (potong silang). Populasi penelitian ini pestisida
adalah seluruh petani sayur yang melakukan
Kurang baik 25 43,9
penyemprotan di wilayah kerja Puskesmas Paal
Baik 32 56,1
Merah II yang berjumlah 61 orang dimana
Jumlah 57 100
keseluruhannya dijadikan sampel pada penelitian
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 57
ini. Instrumen penelitian adalah kuesioner.
responden terdapat 25 (43,9%) responden
Kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas
memiliki perilaku penggunaan pestisida kurang
di Puskesmas Paal Merah I, terpilihnya
baik dan 32 (56,1%) responden memiliki perilaku
Puskesmas Paal Merah I sebagai tempat uji
penggunaan pestisida baik.
validitas dikarenakan karakteristik Puskesmas
Paal Merah I yang hampir sama dengan
Puskesmas Paal Merah II. Uji valitidas dilakukan
terhadap 30 orang petani yang ada di Puskesmas
Paal Merah I. Data diolah dengan tahapan
Pengetahuan
editing, coding, scoring, entry data dan
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
selanjutnya dilakukan cleaning.
Pengetahuan

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.7 Desember 2022 7119
……………………………………………………………………………………………………...
Pengetahuan Frekuensi Persentase perilaku penggunaan pestisida kurang baik dan
Kurang Baik 27 47,4 10 (37,0%) responden memiliki perilaku
Baik 30 52,6 penggunaan pestisida baik. dari 30 responden
Jumlah 57 100 yang memiliki pengetahuan baik terdapat 8
Tabel diatas terlihat dari 57 responden (26,7%) responden memiliki perilaku
terdapat 27 (47,4%) responden memiliki penggunaan pestisida kurang baik dan 22
pengetahuan kurang baik dan 30 (52,6%) (73,3%) responden memiliki perilaku
responden memiliki pengetahuan pestisida baik penggunaan pestisida baik. Hasil analisis statistik
Persepsi Risiko diperoleh p = 0,013, hal tersebut menunjukkan
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan ada hubungan yang bermakna antara
Persepsi Risiko pengetahuan dengan penggunaan pestisida pada
Persepsi Risiko Frekuensi Persentase petani.
Kurang Baik 27 47,4 Hubungan Persepsi Risiko dengan
Baik 30 52,6 Penggunaan Pestisida
Jumlah 57 100 Tabel 9. Hubungan Persepsi Risiko dengan
Tabel diatas terlihat dari 57 responden Penggunaan Pestisida
terdapat 27 (47,4%) responden memiliki persepsi
risiko kurang baik dan 30 (52,6%) responden
memiliki persepsi risiko pestisida baik
Ketersediaan APD
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan
Ketersediaan APD
Ketersediaan APD Frekuensi Persentase
Tidak Tersedia 21 36,8 Hasil analisis persepsi risiko dengan
Tersedia 36 63,2 penggunaan pestisida menunjukkan bahwa dari
Jumlah 57 100
27 responden yang memiliki persepsi risiko
Tabel diatas terlihat dari 57 responden
kurang baik terdapat 17 (63,0%) memiliki
terdapat 21 (36,8%) responden menyatakan tidak
perilaku penggunaan pestisida kurang baik dan
tersedianya APD dan 36 (63,2%) responden
10 (37,0%) memiliki perilaku penggunaan
menyatakan sudah tersedianya APD.
pestisida baik. Dari 30 responden yang memiliki
Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan
persepsi risiko baik terdapat 8 (26,7%) memiliki
Pestisida
perilaku penggunaan pestisida kurang baik dan
Tabel 8. Hubungan Pengetahuan dengan
22 (73,3%) memiliki perilaku penggunaan
Penggunaan Pestisida
pestisida baik. Hasil analisis statistik diperoleh p
= 0,013, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara persepsi risiko dengan penggunaan
pestisida pada petani.

Hubungan Ketersediaan APD dengan


Hasil analisis pengetahuan dengan Penggunaan Pestisida
penggunaan pestisida menunjukkan bahwa dari Tabel 10. Hubungan Ketersediaan APD
27 responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan Penggunaan Pestisida
baik terdapat 17 (63,0%) responden memiliki

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7120 Vol.3 No.7 Desember 2022
………………………………………………………………………………………………………….
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Penggunaan Pestisida Total dilakukan menunjukkan pada tahap persiapan
Kurang baik Baik p-value
Pengetahuan sebanyak rata-rata 64,9% responden ada yang
n % n % n %
Kurang Baik 17 63 10 37 27 100 0,013
menyiapkan perlengkapan keamanan saat akan
Baik 8 26,7 22 73,3 30 100
penyemprotan berupa pakaian pelindung, masker
Total 25 43,9 32 56,1 57 100
dan sarung tangan. Pada tahap pencampuran
sebanyak 75,4% responden kadang-kadang
Hasil analisis ketersediaan APD dengan membaca lebel yang ada pada wadah pestisida
penggunaan pestisida menunjukkan bahwa dari untuk menentukan dosis, cara pemakaian, bahaya
21 responden yang tidak tersedia APD terdapat atau akibat yang ditimbulkan dari penggunaan
14 (66,7%) memiliki perilaku penggunaan pestisida tersebut. Selama ini, sebagian besar
pestisida kurang baik dan 7 (33,3%) memiliki responden melakukan pencampuran sesuai
perilaku penggunaan pestisida baik. Dari 36 dengan kemauan dan kebiasaan yang sering
responden yang tersedia APD terdapat 11 mereka lakukan.
(20,6%) memiliki perilaku penggunaan pestisida Petani menetukan dosis yang akan
kurang baik dan 25 (69,4%) memiliki perilaku digunakan disesuaikannya dengan banyak
penggunaan pestisida baik. Hasil analisis statistik sedikitnya hama yang ada pada tanaman. Jika
diperoleh P = 0,018, dapat disimpulkan bahwa hama banyak maka responden memberikan dosis
ada hubungan antara ketersediaan APD dengan yang banyak, jika hama sedikit maka responden
penggunaan pestisida pada petani. memberikan dosis yang sedikit pula. Petani
Pembahasan masih beranggapan bahwa dengan penggunaan
Gambaran Penggunaan Pestisida dosis yang sesuai anjuran tidak akan efektif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dalam mengendalikan organisme pengganggu
dilakukan menunjukkan sebesar 43,9% tanaman (OPT).
responden memiliki perilaku kurang baik dalam Pada tahap pelaksanaannya sebanyak 93%
penggunaan pestisida dan 56,1% responden responden tidak pernah memasang tanda
memiliki perilaku baik dalam penggunaan peringatan bahaya pada area yang akan
pestisida. diaplikasi pestisida. Petani beranggapan hal
Penggunaan pestisida yang tidak sesuai tersebut dikarenakan tidak ada orang yang lewat
dengan pedoman yang dianjuran dapat di area pertanian sehingga tidak memasang tanda
membahayakan petani berupa paparan dalam peringatan, padahal seharusnya tanda peringatan
tubuh petani tersebut. Setelah pestisida masuk ke bahaya harus tetap di pasang denga nada atau
dalam tubuh petani, petani akan merasakan tanda tidaknya orang lewat untuk mengantisipasi hal
dan gejala seperti pusing, badan terasa lelah, yang tidak diinginkan.
nyeri otot, namun petani menganggap enteng Pada tahap penyimpanan 78,9% pestisida
gejala yang muncul di tubuhnya. Dampak yang disimpan tidak pernah memiliki buku
pestisida yang sering tidak terasa langsung, catatan yang memuat berapa banyaknya
mendorong petani untuk tetap menggunakan penggunaan, kapan digunakan dan siapa yang
pestisida dengan cara mereka karena menggunakan serta berapa sisa yang ada, hal
menganggap dampaknya tidak mengganggu tersebut dikarenakan sudah menjadi kebiasaan
aktivitas petani (Dwi Puspitarani 2016). Pola oleh petani yang hanya memperkirakan saja dan
penggunaan pestisida yang tidak sesuai pedoman tidak terdapat tempat khusus untuk penyimpanan
yang menjadi masalah yang bisa menimbulkan pestisida, peletakan atau penyimpanan pestisida
keracunan pestisida bagi petani (P. Djojosumarto di gabungkan dengan penyimpanan alat-alat
2008) rumah tangga lainnya.

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.7 Desember 2022 7121
……………………………………………………………………………………………………...
Pada tahap pemusnahan sebanyak 61,4% Ada hubungan antar pengetahuan dengan
responden menyatakan wadah pestisida yang penggunan pestisida disebabkan responden tidak
mengandung defiolant tidak pernah ditaman mengetahui cara pengelolaan pestisida sehingga
sedalam 50 cm sesuai dengan aturannya. petani tidak menggunakan pestisida dengan
Responden tidak mengetahui bahwa pemusnahan benar. Petani yang kurang mengetahui
wadah pestisida yang mengandung defiolant pemahaman tentang penggunaan pestisida yang
harus ditanam. Wadah yang sudah dipakai dan sebenarnya yang sesuai aturannya seperti
habis hanya diletakan, ditumpuk satu tempat saja. persiapan, pencampuran (bagaimana cara
Selain itu kesibukan responden yang banyak menentukan dosis pestisida yang digunakan),
menyebabkan responden tidak sempat untuk pelaksanaan, penyimpanan dan cara pembuangan
membuat galian tanah sehingga wadah pestisida kemasan pestisida, serta mengapa perlu
hanya dibuang ditempat sampah. digunakan alat pelindung diri, perilaku yang
Untuk itu diharapkan kepada Dinas kurang baik dalam penggunaan pestisida oleh
Pertanian Kota Jambi untuk selalu memberikan petani sangat memungkinkan para petani bias
edukasi kepada petani dengan cara sosialisai, terpapar oleh kandungan zat pada pestisida
demonstrasi, konseling dan penyuluhan kepada tersebut yang menimbulkan gangguan kesehatan
petani tentang cara pengelolaan pestisida baik kepada petani seperti keracunan pestisida
cara penggunaan, penyimpanan dan pembuangan Berdasarkan hasil penelitian juga
sesuai aturan sehingga dapat meningkatkan didapatkan bahwa sebagian besar pengetahuan
pemahaman dan kesadaran petani dalam responden baik namun memiliki perilaku kurang
pengelolaan atau penggunaan pestisida. baik dalam penggunaan pestisida, hal tersebut
Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan dikarenakan responden memiliki kebiasaan
Pestisida buruk dan turun temurun tentang dimana
Berdasarkan hasil analisis bivariate kesadaran yang kurang baik dari responden yang
diketahui bahwa ada hubungan antara beranggapan bahwa dirinya dalam keadaan sehat,
pengtahuan dengan penggunaan pestisida pada padahal dampak yang akan diterima dari
petani (p=0,013). Penelitian Prayitno juga responden tidak langsung dirasakan tetapi setelah
menunjukan bahwa ada hubungan antara beberapa lama terpapar oleh pestisida,
pengetahuan dengan perilaku petani dalam kurangnya dukungan dari keluarga karena
menggunakan pestisda (p=0,000) (Suryani, keluarga juga mempunyai kesadaran yang kurang
Dyah., Pratamasari, R., Suyitno 2020) Penelitian dalam menjaga kesehatan keluarganya. Selain
Suryani, Dyah., Pratamasari, R., Suyitno, 2020 itu, juga disebabkan kebiasaan dan rutinitas
juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara petani dalam penggunaan pestisida sehari-hari.
pengetahuan dengan perilaku petani dalam Menurut (P. Djojosumarto 2008)
penggunaan pestisida (p=0,019). (Matthews G hendaknya seimbang adanya informasi yang
2018), juga menyatakan perilaku petani dalam cukup (pengetahuan baik) dengan perilaku yang
pengunaan pestisida berhubungan dengan baik petani dalam memenuhi syarat-syarat
pengetahuan (p=0,009). keselamatan dalam menggunakan pestisida.
Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku Hubungan Persepsi Risiko dengan
seseorang dipengaruhi oleh tingginya Penggunaan Pestisida
pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo Hasil penelitian diketahui terdapat
2012). Petani yang tidak mengetahui tentang hubungan antara persepsi risiko dengan
pengelolaan pestisiida yang benar akan penggunaan pestisida (p=0,013). Hasil penelitian
mempengaruhi perilakunya dalam pengunaan (Kurniawan, M. A. F; Kurniawan 2020) juga ada
pestisida (P. Djojosumarto 2008) hubungan antara persepsi keparahan (bahaya
pestisida) dengan perilaku aman petani dalam

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7122 Vol.3 No.7 Desember 2022
………………………………………………………………………………………………………….
penggunaan pestisida (p<0,05). Penelitian responden yang memiliki persepsi risiko baik
(Prayitno 2014) juga menghasilkan perilaku akan menggunakan pestisida sesuai dengan
petani dalam pengunaan pestisida berhubungan aturan. Responden beranggapan bahwa
dengan persepsi resiko (p=0,000). Hasil pengunaan pestisda tidak membrikan dampak
penelitian (Ercal N 2001) juga ada hubungan yang serius terhadp kesehatnnya. Selama ini
antara persepsi risiko dengan perilaku aman responden mengunakan pestisida tidak
petani dalam penggunaan pestisida (p<0,05). menimbulkan keracunan sehingga responden
Setiap orang mempunyai persepsi masing- menggunakan pestisida tidak sesuai dengan
masing yang bisa mempengaruhi orang lain dan aturan.
menjadikan orang lain tersebut berperilaku sesuai Untuk itu diharapkan kepada puskesmas
dengan orang yang mempengaruhinya, untuk memberikan stimulus eksternal seperti
khususnya terhadap suatu obyek yang sangat penyediaan informasi melalui poster atau stiker
dikenal atau sudah diketahui oleh seseorang sebagai upaya membuat petani sadar akan bahaya
(Notoatmodjo 2012). konsekuensi dari paparan pestisida sehingga
Petani seringkali mempunyai persepsi yang memunculkan motivasi petani untuk mengadopsi
salah dan meremehkan apa yang akan perilaku aman. Poster dapat dipasang disetiap
dialaminya, petani beranggapan bahwa penyakit rumah petani yang menggunakan pestisida.
dan masalah kesehatan yang disebabkan oleh Hubungan Ketersediaan APD dengan
pestisida yang di mulai dari persiapan, Penggunaan Pestisida
pelaksanaan dan pembuangan pestisida bukanlah Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
suatu masalah yang berarti bagi mereka. Persepsi ada hubungan antara ketersediaan APD dengan
itu muncul salah satunya di picu dari masukan pengunaan pestisida pada petani (p=0,018).
dan kebiasaan turun temurun dikarenakan petani (Hasanah, M., Entianopa., & Listiawaty 2022)
percaya bahwa paparan pestisida tidak memiliki juga menyatakan bahwa perilaku penggunaan
efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan APD pada petani berhubungan dengan
petani. Padahal paparan pestisida sangat ketersediaan APD (p<0,05). Penelitian Tahyudin,
berbahaya bagi manusia yang bisa menyebabkan et al (2020) yang menunjukkan perilaku petani
kanker dan keracunan kronis. dalam pengunaan pestisida kimia dipengaruhi
Berdasarkan pendapat atau persepsi petani oleh ketersediaan sarana prasaran (p<0,05).
itu maka hal yang harus di pertimbangkan Penelitian (A’Yunin, N. Q., Achdiyat & Saridewi
melalui upaya penyuluhan dan kampanye 2020) menunjukkan bahwa ada hubungan antara
penyadaran publik kepada petani mengenai risiko ketersediaan sarana prasarana dengan penerapan
penggunaan pestisida dapat dilakukan sebagai prinsip enam tepat (6T) dalam aplikasi pestisida
opsi intervensi. Sebagai salah satu cara dalam hal (p<0,05).
ini, melalui stimulus eksternal berupa penyediaan Ternyata dari beberapa hasil penelitian
informasi melalui media social, televisi, bulletin, yang diketahui bahwa penggunaan APD dan
poster sebagai upaya membuat petani sadar akan ketersediaan alat atau sarana prasarana sangat
paranya konsekuensi paparan pestisida secara mempengaruhi petani dalam menjaga kesehatan
gencar dan terus menerus (Rezaei R, Seidi M dan keselamatan kerja para petani.
2019) Dengan adanya ketersediaan alat atau
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sarana prasarana pelindung diri merupakan salah
bahwa ada hubungan antara persepsi risiko satu faktor yang berhubungan dengan perilaku
dengan penggunaan pestisida pada petani. seseorang dalam melindungi dirinya dari
Responden yang memiliki persepsi risiko kurang berbagai hal yang mengganggu kesehatannya
baik akan memiliki perilaku penggunaan (Notoatmodjo 2012). Perilaku aman
pestisida kurang baik, begitu sebaliknya pengaplikasian pestisida berhubungan dengan
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.7 Desember 2022 7123
……………………………………………………………………………………………………...
ketersediaan APD. Petani yang memiliki alat DAFTAR PUSTAKA
pelindung diri yang digunakan dalam [1] A’Yunin, N. Q., Achdiyat & Saridewi, T.
pengaplikasian pestisida maka dia akan memiliki R. 2020. “Preferensi Anggota Kelompok
perilaku aman dalam pengaplikasian pestisida Tani Terhadap Penerapan Prinsip Enam
(Kementerian Pertanian 2011). Tepat (6T) Dalam Aplikasi Pestisida.”
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Jurnal Inovasi Penelitian 1(3):253–64.
bahwa ada hubungan antara ketersediaan APD [2] Bhandari, G., Atreya, K. & Yang, X. 2018.
dengan penggunaan pestisida pada petani di “Factors Affecting Pesticide Safety
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah II. Dari Behaviour: The Perceptions Of Nepalese
hasil penelitian itu diketahui, sebagian besar Farmers And Retailers.” Sci Total Environ
responden belum menyediakan alat pelindung 1560– 1571.
diri yang lengkap, dan sebagian sudah [3] Djojosumarto. 2008. Pestisida Dan
menggunakan alat pelindung diri walaupun AplikasinyaNo Title. Jakarta: PT
belum terlalu lengkap, bagi yang telah Agromedia Pustaka.
menyediakan APD, responden memakainya pada [4] Djojosumarto, P. 2008. Pestisida Dan
saat melakukan aktivitas penyemprotan tetapi Aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka.
bagi yang tidak punya mereka tidak [5] Dwi Puspitarani. 2016. “GAMBARAN
menggunakannya PERILAKU PENGGUNAAN
Bagi responden yang tidak menggunakan PESTISIDA DAN GEJALA
APD mereka beranggapan bahwan APD hanya KERACUNAN YANG DITIMBULKAN
akan membuat mereka risih dan tidak nyaman PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR
pada saat penyemprotan dan selain itu, responden DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN
juga beranggapan bahwa pada saat pencampuran BANDUNGAN KABUPATEN
pestisida membutuhkan waktu yang sebentar dan SEMARANG.” Universitas Negeri
tubuh tidak terkena pestisida sehingga hanya Semarang.
dengan mencuci tangan maka responden merasa [6] Ercal N, Gurer-Orhan H. A. BN. 2001.
aman dari pestisida, hal tersebut menyebabkan Toxic Metals and Oxidative Stress Part I:
responden tidak menggunakan APD. Mechanisms Involved in Metal-Induced
Oxidative Damage. Chemistry C Topics in
PENUTUP Medicinal.
Kesimpulan [7] Hasanah, M., Entianopa., & Listiawaty, R.
Berdasarkan hasil penelitian dapat 2022. “Faktor Yang Berhubungan Dengan
disimpulkan bahwa penggunaan pestisda pada Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri
petani berhubungan denga pengetahuan, persepsi (APD) Pada Petani Penyemprot Pestisida
risiko dan ketersediaan APD (p<0,05). Di Puskesmas Paal Merah II.” Jurnal
Saran Inovasi Penelitian 2(9):3039–46.
Peran serta pihak – pihak terkait sangat [8] Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman
diperlukan sekali dalam memotivasi petani agar Pembinaan Penggunaan Pestisida. Jakarta:
selalu menjaga kebersihan diri, menjaga Direktorat Pupuk dan Pestisida
kesehatan guna keselamatan dan kesehatan kerja Kementerian Pertanian.
pata petani. Diharapkan kepada Puskesmas Paal [9] Kurniawan, M. A. F; Kurniawan, B. &.
Merah II untuk memberikan stimulus eksternal Suroto. 2020. “Faktor Penentu Perilaku
seperti penyediaan informasi melalui poster atau Aman Petani Dalam Penggunaan Pestisida
stiker tentang penggunaan pestisida. Poster dapat Berdasarkan Helath Believe Model: Studi
dipasang disetiap rumah petani. Literatur.” . . Jurnal Kesehatan
Masyarakat 8(6):793–803.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7124 Vol.3 No.7 Desember 2022
………………………………………………………………………………………………………….
[10] Matthews G. 2018. “Attitudes and
Behaviours Regarding Use of Crop
Protection Products-a Survey of More than
8500 Smallholders in 26 Countries.” Crop
Protection 27(3):834–46.
[11] Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
[12] Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
[13] Pati, D. .. 2020. “Analisis Risiko Derajat
Kesehatan Petani Pengguna Pestisida.”
Jurnal Kesehatan Primer 5(2):70–77.
[14] Prayitno, W. 2014. “Hubungan
Pengetahuan, Persepsi Dan Perilaku Petani
Dalam Penggunaan Pestisida Pada
Lingkungan Di Kelurahan Maharatu Kota
Pekanbaru.” Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup Universitas Riau 220–37.
[15] Rezaei R, Seidi M, Karbasioun M. 2019.
“Pesticide Exposure Reduction: Extending
the Theory of Planned Behavior to
Understand Iranian Farmers’ Intention to
Apply Personal Protective Equipment.” Saf
Sci 527–537.
[16] Suryani, Dyah., Pratamasari, R., Suyitno,
&. Maretalinia. 2020. “Perilaku Petani Padi
Dalam Penggunaan Pestisida Di Desa
Mandalahurip Kecamatan Jatiwaras
Kabupaten Tasikmalaya.” Window of
Health : Jurnal Kesehatan 3(2):95–103.

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai