Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN (PTN306)


UJI PENGHAMBATAN MAKAN (ANTIFEEDANT) DAN
PENOLAKAN PENELURAN (ANTIOVIPOSITION)

Kelompok 4

Lisaana Sidqin ‘Aliya A24170048


Muhammad Ilham Fadila A24160125
Nur Rahayu Ningsih A34160010
Tia Nofitri A34160035
Zhuhri Azzhuhri A34160069
Nahla Hening Astisiwi A34160085

Dosen
Prof. Dr. Ir. Dadang, M. Sc

Asisten Praktikum
Mahfud Arif Julianto A34150002
Sri Riski Maryani A34150075

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam pengendalian biologi, penelitian dan kajian mengenai agens hayati


(virus, bakteri, cendawan dan serangga) dan biopestisida telah banyak
dilakukan. Namun demikian, agens hayati dan biopestisida sebagai salah satu
alternatif sarana pengendalian OPT pada tanaman masih dirasakan kurang atau
belum secara optimal dalam penerapannya (Direktorat Perlindungan Hortikultura
2012). Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
petugas perlindungan dan petani dalam usaha  pengembangan dan
pemanfaatannya, serta kurangnya sarana prasarana untuk eksplorasi, identifikasi,
maupun pengawasan mutu agens hayati.
Salah satu metode pengendalian hama secara biologis adalah dengan
menggunakan biopestisida. Pengendalian dengan metode biopestisida sebenarnya
telah lama digunakan sejak pertanian ada di dunia untuk pertama kali. Para petani
telah terbiasa untuk menggunakan bahan bahan yang ada di alam sebagai
biopestisida untuk menangkal serangan hama dan penyakit. Baru baru ini
penggunaan biopestisida kembali marak digunakan kembali setelah
diberlakukannya pembatasan produk produk pestisida kimia sintetis oleh
Kementerian Pertanian (Arif 2015). Biopestisida diperoleh dengan cara
mengekstrak bagian bagian tanaman dan mengambil cairan yang dihasilkan dari
aktivitas metabolit sekunder yang terdapat di dalam tanaman tersebut. Dikutip dari
Dadang dan Prijono (2008) terdapat 4 jenis aktivitas biologi metabolit sekunder
tumbuhan antara lain antifeedant atau penghambatan aktivitas makan,
antioviposition atau penolakan peneluran, aktivitas pengatur pertumbuhan
serangga, dan aktivitas mortalitas.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan menguji keefektifan insektisida nabati Swietenia


mahogani sebagai feeding inhibition dan Piper retrofractum sebagai oviposition
inhibition.
BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Februari 2019 pukul 07.15


sampai 10.00 di Laboratorium Pendidikan Proteksi Tanaman, Proteksi Tanaman,
Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu gunting, cawan petri, label, pipet,bulb, gelas
ukur, dan pinset. Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu larva instar 3
Spodoptera litura (Lepidotera: Noctuidae) masing-masing 10 ekor per cawan,
Callosobruchus sp. (Coleoptera: Bruchidae) masing-masing perbagian cawan
petri 6 ekor (3 pasang), daun talas ukuran 4 cm x4 cm sebanyak 2 lembar
percawan, kacang hijau sebanyak 10 biji perbagian cawan petri, kertas buram,
ekstrak insektisida nabati Swietenia mahogani dan Piper retrofractum.

Metode

Disiapkan kosentrasi yang akan digunakan untuk percobaan dengan metode


pencelupan yaitu 5%, 2.5%, 1.25%, 0.625%, dan 0.3125% untuk masing-masing
percobaan antifeedant dan antivoposisi. Larutan perlakuan terdiri atas air, esktrak
insektisida nabati, tween 80, dan methanol. Sedangkan untuk larutan kontrol tediri
atas air, tween 80, dan metanol, dengan jumlah larutan yang siap untuk dicobakan
yaitu 10 ml. Kemudian kertas saring yang sesuai ukuran cawan petri dipotong dan
dimasukan ke dalam cawan petri. Daun talas dipotong dengan ukuran 4 cm x 4 cm
sebanyak dua untuk masing-masing cawan. Selanjutnya daun direndam di dalam
perlakuan dengan kosentrasi 5% antifeedant dengan ektrak insektisida nabati S.
mahagoni dan perlakuan kontrol selama 1 menit. Lalu dikering anginkan dan
dimasukkan ke dalam cawan petri bersama dengan 10 ekor S. litura dan diberi
label serta diamati jumlah serangga yang mati dengan perlakuan waktu yang telah
ditentukan.
Percobaan antivoposisi mengunakan metode yang sama tetapi dengan
ekstrak insektisida P. retrofractum dan serangga Callosobruchus sp. Satu cawan
petri terlebih dahulu dibagi menjadi 4 bagian yang terpisah oleh sekat yang dibuat
dengan kertas buram. Masing-masing bagian ditandai apakah itu perlakuan atau
kontrol, jadi dalam 1 cawan petri ada 2 bagian kontrol dan 2 bagian perlakuan.
Lalu diambil 20 biji kacang hijau dan direndam dengan kosentrasi 2.5% untuk
bagian perlakuan yang masing-masing ruang 10 biji dan 20 biji kacang hijau
untuk bagian kontrol yang masing-masing ruang 10 biji. Lalu dimasukkan 3
pasang Callosobruchus sp. kedalam masing-masing bagian baik kontrol maupun
perlakuan. Kemudian diamati jumlah telur pada kontrol dan perlakuan setelah 24
jam.
HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Hasil pengamatan luasan daun yang dimakan Spodoptera litura pada 24 JSP
Luasan daun yang dimakan (cm) setelah pengamatan 24 jam

Konsentras Perlakuan Kontrol


i (%)
1 2 3 Jumla X̄ 1 2 3 Jumla X̄
h h

5. 8. 6. 6. 15. 13. 15. 14.


0.05 20.2 44.0
8 0 4 7 4 2 4 7

8. 9. 12. 10. 13. 14. 14. 14.


0.025 30.4 42.4
0 6 8 1 6 4 4 1

4. 3. 15. 7. 3. 5. 13. 7.
0.0125 22.5 22.4
0 2 3 5 2 6 6 5

15. 10. 10. 12. 14. 9. 9. 11.


0.00625 36.4 33.9
2 8 4 1 4 6 9 3

15. 14. 11. 13. 14. 11. 10. 12.


0.003125 40.5 36.1
0 0 5 5 5 6 0 0

14. 16. 12. 14. 13. 15. 13. 13.


0.0015625 42.0 41.0
0 0 0 0 0 0 0 7

Tabel 2 Analisis varians luas daun yang termakan


Sumber variansi JK DB RK F hitung Nilai P F tabel
Antar-kelompok 7.130208 1 7.130208 0.866125 0.373952 4.964603
Dalam-kelompok 82.32308 10 8.232308
Jumlah 89.45329 11
Keputusan: Fhitung < Ftabel maka terima H0

Tabel 3 Hasil pengamatan jumlah telur Callosobruchus sp. pada 24 JSP


Jumlah telur setelah pengamatan 24 jam

Konsentras Perlakuan Kontrol


i (%)
1 2 3 Jumla X̄ 1 2 3 Jumla X̄
h h

0.05 0 0 1 1 0. 2 0 5 7 2.
3 3
0.025 3 6 4 13 4. 11 9 6 26 8.
3 6
0.0125 10 30 5 45 15. 20 10 5 35 11.
0 6
0.00625 6 14 3 23 7. 16 24 13 53 17.
6 6
0.003125 9 10 13 32 10. 5 26 23 54 18.
6 0
0.0015625 29 14 14 57 19. 20 11 13 44 14.
0 6

Tabel 4 Analisis varians jumlah telur yang terhitung


Sumber variansi JK DB RK F hitung Nilai P F tabel
Antar-kelompok 21.36001 1 21.36001 0.514018 0.489811 4.964603
Dalam-kelompok 415.5501 10 41.55501
Jumlah 436.9101 11
Keputusan: Fhitung < Ftabel maka terima H0
Pembahasan

Ekstrak Swietenia mahagoni yang diberikan pada daun talas menyebabkan


kecenderungan penurunan luas daun yang dimakan larva Spodoptera litura
dengan pola terpaut konsentrasi. Serangga dapat mengenali senyawa-senyawa
asing dalam makanannya walaupun dalam konsentrasi rendah dan akan merespons
atas kehadiran senyawa tersebut dalam makanannya (Khaidir dan Hendrival
2013). Larva S. litura cenderung lebih memilih memakan lembaran daun yang
tidak diberi ekstrak insektisida nabati. Aktivitas antioviposisi Callosobruchus sp.
memiliki kolerasi dengan aktivitas penolak makan terhadap tanaman inang dan
rangsangan makanan yang ditimbulkan. Serangga berinteraksi dengan tanaman
inang untuk tujuan peletakan telur, mendapatkan makanan, dan tempat berlindung
dengan adanya pengaruh kandungan senyawa sekunder tanaman tersebut.
Senyawa metabolit sekunder berupa flavanoid yang terkandung dalam tanaman
bersifat menolak atau menutupi sinyal penarik yang terdapat dalam tanaman inang
(Susanti et al. 2015). Sehingga jumlah telur yang terdapat pada bagian cawan petri
yang tidak diberi perlakuan pencelupan dengan ekstrak Piper retrofractum
cenderung lebih banyak.
Hasil pengamatan pada 24 jam setelah perlakuan (JPS) menunjukkan rata-
rata luasan daun talas yang dimakan oleh Spodoptera litura pada perlakuan
ekstrak Swietenia mahagoni terbesar pada konsentrasi 0.0015625 yaitu sebesar 14
cm2 dan rata-rata luasan daun termakan yang terkecil adalah pada konsentrasi 0.05
dengan luas 6.73 cm2. Sementara itu, rata-rata luasan daun talas yang dimakan
oleh S. litura pada perlakuan kontrol terbesar pada konsentrasi 0.05 yaitu sebesar
14.67 cm2 dan rata-rata luasan daun termakan yang terkecil adalah pada
konsentrasi 0.0125 dengan luas 7.46 cm2. Hasil pengamatan jumlah telur
Callosobruchus sp. pada 24 jam setelah perlakuan (JPS) menunjukkan bahwa
perlakuan pencelupan daun pada ekstrak Piper retrofractum didapatkan telur
paling banyak pada konsentrasi 0.0015625 dengan rata-rata jumlah telur sebanyak
19 dan jumlah telur paling sedikit pada konsentrasi 0.05 dengan rata-rata jumlah
telur sebanyak 0.33. Perlakuan kontrol menunjukkan jumlah telur terbanyak pada
konsentrasi 0.003125 dengan jumlah rata-rata telur sebanyak 18 dan jumlah telur
paling sedikit pada konsentrasi 0.05 dengan rata-rata jumlah telur sebanyak 2.34.
Dari analisis varians luas daun yang termakan oleh S. litura dalam
pengujian antifeedant diperoleh nilai F tabel sebesar 4.964603 dan hasil F hitung
sebesar 0,866125. Dengan membandingkan F tabel dan F hitung maka diperoleh
keputusan terima H0 karena nilai F tabel lebih besar dari F hitung yang berarti
rata-rata luasan daun (cm) yang dimakan oleh S. litura setelah pengamatan 24 jam
adalah sama. Sama halnya dengan analisi varians jumlah telur Callosobruchus sp.
yang menunjukkan nilai F tabel lebih besar dari nilai F hitung yang berarti rata-
rata jumlah telur yang dihasilkan Callosobruchus sp. setelah 24 jam pengamatan
dalam pengujian antioviposisi adalah sama.
SIMPULAN

Penggunaan ekstrak biji mahoni Swietenia mahagoni dapat menghambat


aktivitas makan larva Spodoptera litura hal tersebut terlihat dari tingkat konsumsi
yang rendah dibanding dengan tanpa perlakuan. Konsentrasi ekstrak insektisida
nabati S. mahogani yang paling efektif dalam menghambat makan serangga uji
adalah pada 0.0125%. Penggunaan ekstrak Piper retrofractum dapat menghambat
peletakkan telur Callosobruchus sp. dengan konsentrasi paling efektif adalah pada
0.05%.

DAFTAR PUSTAKA

[DITLIN HORTIKULTURA] Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2012.


Memasyarakatkan Pengembangan Pestisida Nabati Sebagai Alternatif
Pengendalian OPT. Jakarta, ID.
Arif A. 2015. Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida lingkungan.
JF FIK UINAM 3(4): 134 – 143.
Dadang D, Prijono. 2008. Insektisida Nabati: Prinsip, Pemanfaatan, dan
Pengembangan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Khaidir, Hendrival. 2013. Pengujian penghambatan aktivitas makan dari ekstrak
daun Lantana camara L. (Verbenaceae) terhadap larva Plutella xylostella L.
(Lepidoptera: Yponomeutidae). Jurnal Floratek. 8(1): 35 – 44.
Susanti D, Widyastuti R, Sulistyo A. 2015. Aktivitas Antifeedant dan
antioviposisi ekstrak daun tithonia terhadap kutu kebul. Jurnal Agrosains.
17(2): 33 – 38.

Anda mungkin juga menyukai