Anda di halaman 1dari 40

Farmakodinamik

• ilmu yang mempelajari efek obat terhadap efek biokimiawi dan fisiologi
organ serta mekanisme kerjanya
Farmakodinamik • Sensitivitas atau responsivitas intrinsik tubuh terhadap suatu obat dan
mekanisme dimana efek-efek nanti terjadi è apa yang dilakukan oleh
obat terhadap tubuh
Mekanisme kerja Obat

• Mekanisme kerja obat dapat melalui


perantara reseptor dan tanpa melibatkan
reseptor
• Mekanisme aksi obat yang diperantarai
reseptor adalah berdasarkan teori
pendudukan reseptor (Receptor Occupancy)
yaitu obat baru dapat menghasilkan efek
farmakologi jika terjadi ikatan komplek
antara obat dan reseptor
Mekanisme Kerja Obat
Interaksi Obat+Reseptor

Perubahan biokimia dan fisiologi

Efek (respon obat)


Mekanisme kerja obat tanpa melibatkan
reseptor

1. Secara fisika
• Massa fisis, contohnya laktulosa dan biji psyllium akan
mengadsorpsi air jika diberikan secara peroral sehingga volume
akan mengembang dan memicu peristaltik (laksativa/purgativa).
• Osmosis, contohnya adalah laksansia osmotis (natrium sulfat dan
magnesium sulfat), lambat sekali diabsorbsi usus dan secara
osmosis menarik air ke dalam usus sehingga volume usus
bertambah dan memicu peristaltik usus untuk mengeluarkan
isinya. Contoh obat lain yang juga bekerja dengan cara osmosis
adalah diuretik osmosis seperti sorbitol dan manitol.
Secara Fisika
• Adsorbsi, contohnya adalah kaolin dan karbon aktif akan menyerap
racun pada pengobatan diare dan sebagai antidotum.
• Rasa, contohnya adalah gentian (senyawa pahit) akan memacu aliran
asam klorida ke lambung sehingga menambah nafsu makan
• Pengendapan protein, contohnya fenol bersifat denaturasi protein
mikroorganisme sehingga bersifat desinfektan.
• Barrier fisik, contohnya sukralfat, melapisi membran mukosa lambung
sehingga akan melindungi lambung dari serangan pepsin-asam.
• Surfaktan, contohnya sabun pembersih kulit bersifat antiseptik dan
desinfektan.
Secara Kimia
• Aktivitas asam basa, contohnya antasida lambung
(Al(OH)3) yang bersifat basa akan menetralkan
kelebihan asam lambung.
• Pembentukan khelat, contohnya adalah zat-zat
khelasi seperti EDTA/ Etilen Diamin Tetra Acetat dan
dimercaprol yang dapat mengikat logam berat
seperti timbal dan tembaga dalam tubuh sehingga
toksisitasnya berkurang.
• Aktivitas oksidasi dan reduksi, contohnya adalah
kalium permanganat konsentrasi rendah mempunyai
aktivitas oksidasi morfin dan strychnin sehingga
toksisitasnya berkurang.
• Reduktor, contohnya adalah vitamin C
Proses
metabolisme

• Contohnya antibiotika
mengganggu pembentukan
dinding sel kuman, sintesis
protein, dan metabolisme asam
nukleat.
• Secara kompetisi atau saingan,
dalam hal ini dapat dibedakan
dua jenis kompetisi yaitu untuk
reseptor spesifik dan enzym-
enzym.Contoh: Obat- obat
Sulfonamida
Tujuan Farmakodinamik
Melihat efek utama
Penggunaan obat /
Sintesa obat baru obat berbagai kerja
pengobatan yang
yang lebih baik obat pada berbagai
rasional dalam terapi
organ tubuh

Mengetahui interaksi Mengetahui sifat


obat dengan sel è keseluruhan efek è
reaksi kimia obat dan spektrum efek dan
reaksi sel tubuh respon yang terjadi
Hubungan
antara dosis –
Hal penting respon obat

dalam
Hubungan
Farmakodinamik struktur &
Mekanisme
kerja obat
aktivitas
Reseptor
Komponen makromolekul fungsional khas sel tubuh atau bagian dalam
organisme tempat terjadinya interaksi kimia dengan obat/ zat kimia
yaitu tempat aktif biologi dan tempat obat terikat

Sifatnya spesifik è setiap obat mempunyai


reseptor masing-masing

letak reseptor : membran sel


(intra atau estraseluler)

Intensitas efek yang ditimbulkan setara dengan jumlah


reseptor yang dicapai atau jumlah reseptor yang
berintegrasi dengan obat
Reseptor Obat
• Afinitas obat terhadap reseptor dan efek
yang dihasilkan ditentukan oleh struktur
kimia obat
• Perubahan molekul obat akan mengubah
sifat farmakologis obat
• Kerja obat ditentukan oleh lokasi dan
kapasitas reseptor
• Lokasi kerja obat tidak ditentukan oleh
distribusi obat tetapi oleh distribusi
reseptor
• •Jika reseptor tersebar luas, efek obat luas
Protein
Komponen
Reseptor
Enzim Metabolik

Asam Nukleat
SPESIFITAS DAN SELEKTIFITAS
RESEPTOR

nonspesifik Spesifik nonselektif Spesifik selektif

satu obat hanya Satu obat hanya


satu obat mempengaruhi satu mempengaruhi satu
mempengaruhi jenis reseptor,tetapi reseptor yang ada di
beberapa reseptor reseptor ini terdapat satu organ
pada berbagai organ
Jenis Reseptor Obat
• Agonist (ligand) - gated channel/ kanal ion
- Terdiri dari 1 sub unit protein yang membentuk pori sentral dan
langsung terhubung dengan kanal ion
- contohnya, reseptor GABA (Cl-), reseptor nikotinik (Na+), reseptor
hidroksitriptamin
Jenis Reseptor
Obat
G-protein coupled receptor
• Reseptor yang mengikat
system efektor yaitu protein
G, berikatan dengan second
messeger (ion Ca2+, cAMP,
IP3)
• contohnya: reseptor
adrenergic (alfa, beta),
reseptor asetilkolin
muskarinik, reseptor histamin
Intracelullar
receptor
• Terdapat dalam inti sel,
mengatur transkripsi
Jenis Reseptor Obat sintesis protein
• Hormon tiroid (T3 & T4)
è pertumbuhan,
perkembangan,
pemeliharaan jaringan
tubuh
Kinase – linked
receptor • Reseptor permukaan yang punya aktivitas
tirosin kinase dan ada di membran
• contohnya, reseptor insulin, sitokin
Interaksi Obat dan Reseptor
EFEK RESEPTOR OBAT
• Obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptor pada sel
(bekerja pada molekul spesifik)
• Molekul protein dalam keadaan normal diaktivasi oleh hormone dan
neurotransmitter merupakan reseptor untuk ligand regulator
endogen
• Ikatan reseptor : ion, hydrogen, hidrofobik, van der waals, kovalen
1. Obat + reseptor è efek – ligand/ obat endogen = agonis
2. Obat + reseptor è efek < ligan/ obat endogen = agonis parsial
3. Obat + reseptor è reseptor inaktif = inverse agonist
4. Obat + reseptor è efek X ligand/ obat endogen = antagonis
INTERAKSI OBAT
DENGAN
RESEPTOR
• Afinitas : kemampuan untuk
mengikat reseptor
• Aktivitas instrinsik (efikasi) :
kemampuan obat untuk
menimbulkan suatu efek
Efek yang ditimbulkan
Agonis Penuh Agonis Parsial Antagonis

• Obat yang efeknya menyerupai • Obat memiliki efikasi yang rendah • Obat yang menghambat/ blocker
endogen èmenghasilkan respon yang kerja suatu antagonis
• Efek yang timbul merupakan hasil kurang maksimal walaupun • Bila timbul penghambatan dari
perubahan langsung sifat hampir semua reseptor diikatnya aksi suatu agonis spesifik karena
fungsional dari reseptor tempat • Memiliki sifat di antara agonis berkompetisi atau bersaing
terjadi interaksi dengan obat penuh dan antagonis menduduki tempat ikatan agonis
tersebut • Bersifat kompetitif (dapat diatasi
• Obat tersebut dapat dengan peningkatan dosis untuk
menimbulkan respon maksimal dapat efek yg sama) dan
walaupun tidak semua reseptor nonkompetitif (tidak dapat diatasi
diikatè memiliki efikasi yang dengan peningkatan dosis)
tinggi • Obat tidak menimbulkan efek
apa-apa karna ada obat lainnya
è hanya punya afinitas pada
reseptor saja
Agonis dan
Antagonis
EFEK ANTAGONISME
Antagonisme pada reseptor Antagonisme fisiologik

• Interaksi melalui sistem reseptor yang sama • Interaksi pada sistem fisiologik yang sama tetapi
• Terdapat antagonis kompetitif reversible pada reseptor yg berlainan è 2 obat punya
(ditambah dosis untuk dapat efek yg sama) dan efek berlawanan è meniadakan satu sama lain
irreversible (berapapun besar dosis efek akhir è mengakibatkan peningkatan atau penurunan
tetap sama) respons.
• Misal, asetilkolin yang bekerja pada reseptor • Misal, penggunaan antidiabetes (bekerja pada
kolinergik (muskarinik) è sebagai agonis. sistem endokrin) dengan tiazid atau
Sementara, dengan adanya atropine, kuinidin, kortikostreoid (juga bekerja pada sistem
dan antihistamin endokrin) è menurunkan efek antidiabetik
• H1 è sebagai antagonis untuk reseptor yang • Selain itu, penggunaan obat beta bloker dengan
sama verapamil è gagal jantung dan bradikardia
• Selain itu, efek histamin pada reaksi alergi dapat
dicegah dengan pemberian antihistamin
Kimiawi Farmakokinetika

• Senyawa bereaksi • Keadaan dengan


secara kimia dengan obat-obat
EFEK zat berkhasiat è
teraktivasi
antagonisme secara
efektif mengurangi
ANTAGONISM • dua obat bergabung
sehingga efek obat
konsentrasi obat
aktif pada tempat
LAINNYA yang aktif menjadi kerjanya
hilang.
• Contohnya,
inaktifasi logam-
logam berat
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

• Interaksi pada • Interaksi fisiologis • Perubahan


tingkat reseptor (antagonis fisiologis) keseimbangan
(antagonis pada è bekerja pada cairan dan elektrolit
reseptor) organ yang sama, : berpengaruh pada
reseptor berbeda obat jantung,
transmisi
neuromuscular dan
ginjal
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

Reseptor Agonis Antagonis

•Histamin •Histamin •Simetidin,


H2 ranitidine,
nizatidine
Interaksi pada tingkat reseptor (antagonis pada reseptor)
Interaksi
Farmakodinamik

Obat A Obat B Efek


Antidiabetik Betabloker Efek obat A
meningkat

Interaksi fisiologis (antagonis fisiologis) èbekerja pada organ yang


sama, reseptor berbeda
Interaksi Farmakodinamik

Obat A Obat B Efek

• Antihipertensi • AINS • Retensi air


dan garam
oleh B èefek
obat A
menurun
INTERAKSI SECARA FARMAKODINAMIK
Efek Terapeutik

Terapi substitusi, yaitu


Terapi simptomatis, yaitu
pengobatan dengan cara
pengobatan untuk
menggantikan zat- zat
Terapi kausal: menghilangkan atau
yang seharusnya dibuat
Pengobatan dengan meringankan gejala
oleh organ tubuh yang
meniadakan atau penyakit, sedangkan
sakit , misalnya insulin
memusnahkan penyebab penyebabnya yang lebih
pada penderita diabetes,
penyakitnya, misalnya mendalam tidak
oralit pada penderita
sulfonamid, antibiotika, dipengaruhi, misalnya
diare, tiroksin pada
obat malaria dan pemberian analgetik
penderita hipotiroid,
sebagainya. pada reumatik atau sakit
estrogen pada hipofungsi
kepala, obat hipertensi
ovarium dimasa
dan obat jantung.
klimakterium wanita.

EFEK UTAMA YANG DIMAKSUD ALASAN OBAT DIRESEPKAN


EFEK SAMPING/ EFEK
SEKUNDER
• Merupakan efek fisiologis yang tidak
berkaitan dengan efek obat yang diinginkan
• Adanya interaksi yang rumit antara obat
dengan sistem biologis tubuh, antar individu
bervariasi.
• Dapat diprediksikan dan mungkin berbahaya
atau kemungkinan berbahaya
Efek Toksik

• Suatu obat dapat diidentifikasi melalui


pemantauan batas terapetik obat tersebut dalam
plasma
• Jika kadar obat melebihi batas terapetik, maka
efek toksik kemungkinan besar akan terjadi akibat
dosis yang berlebih atau penumpukan obat.
RESISTENSI BAKTERI
• Hilangnya efektifitas antibiotika terhadap bakteri
• Keadaan dimana bakteri telah menjadi kebal terhadap
obat è obat tidak dapat bekerja pada kuman – kuman
tertentu yang memiliki daya tahan lebih kuat.
Jenis resistensi bakteri:
• Resistensi bawaan ( primer ) yang secara alamiah sudah
terdapat pada kuman. Contoh : enzim yang dapat
menguraikan antibiotic
• Resistensi yang dapat diperoleh (sekunder)
TOLERANSI
SPESIFISITAS SELEKTIFITAS

• Suatu obat dikatakan • Dikatakan kerja obat


spesifik →bila kerja obat selektif →bila
terbatas pada satu jenis menghasilkan satu efek
reseptor pada dosis rendah dan
efek lain baru timbul pada
dosis yang lebih besar.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai