• ilmu yang mempelajari efek obat terhadap efek biokimiawi dan fisiologi
organ serta mekanisme kerjanya
Farmakodinamik • Sensitivitas atau responsivitas intrinsik tubuh terhadap suatu obat dan
mekanisme dimana efek-efek nanti terjadi è apa yang dilakukan oleh
obat terhadap tubuh
Mekanisme kerja Obat
1. Secara fisika
• Massa fisis, contohnya laktulosa dan biji psyllium akan
mengadsorpsi air jika diberikan secara peroral sehingga volume
akan mengembang dan memicu peristaltik (laksativa/purgativa).
• Osmosis, contohnya adalah laksansia osmotis (natrium sulfat dan
magnesium sulfat), lambat sekali diabsorbsi usus dan secara
osmosis menarik air ke dalam usus sehingga volume usus
bertambah dan memicu peristaltik usus untuk mengeluarkan
isinya. Contoh obat lain yang juga bekerja dengan cara osmosis
adalah diuretik osmosis seperti sorbitol dan manitol.
Secara Fisika
• Adsorbsi, contohnya adalah kaolin dan karbon aktif akan menyerap
racun pada pengobatan diare dan sebagai antidotum.
• Rasa, contohnya adalah gentian (senyawa pahit) akan memacu aliran
asam klorida ke lambung sehingga menambah nafsu makan
• Pengendapan protein, contohnya fenol bersifat denaturasi protein
mikroorganisme sehingga bersifat desinfektan.
• Barrier fisik, contohnya sukralfat, melapisi membran mukosa lambung
sehingga akan melindungi lambung dari serangan pepsin-asam.
• Surfaktan, contohnya sabun pembersih kulit bersifat antiseptik dan
desinfektan.
Secara Kimia
• Aktivitas asam basa, contohnya antasida lambung
(Al(OH)3) yang bersifat basa akan menetralkan
kelebihan asam lambung.
• Pembentukan khelat, contohnya adalah zat-zat
khelasi seperti EDTA/ Etilen Diamin Tetra Acetat dan
dimercaprol yang dapat mengikat logam berat
seperti timbal dan tembaga dalam tubuh sehingga
toksisitasnya berkurang.
• Aktivitas oksidasi dan reduksi, contohnya adalah
kalium permanganat konsentrasi rendah mempunyai
aktivitas oksidasi morfin dan strychnin sehingga
toksisitasnya berkurang.
• Reduktor, contohnya adalah vitamin C
Proses
metabolisme
• Contohnya antibiotika
mengganggu pembentukan
dinding sel kuman, sintesis
protein, dan metabolisme asam
nukleat.
• Secara kompetisi atau saingan,
dalam hal ini dapat dibedakan
dua jenis kompetisi yaitu untuk
reseptor spesifik dan enzym-
enzym.Contoh: Obat- obat
Sulfonamida
Tujuan Farmakodinamik
Melihat efek utama
Penggunaan obat /
Sintesa obat baru obat berbagai kerja
pengobatan yang
yang lebih baik obat pada berbagai
rasional dalam terapi
organ tubuh
dalam
Hubungan
Farmakodinamik struktur &
Mekanisme
kerja obat
aktivitas
Reseptor
Komponen makromolekul fungsional khas sel tubuh atau bagian dalam
organisme tempat terjadinya interaksi kimia dengan obat/ zat kimia
yaitu tempat aktif biologi dan tempat obat terikat
Asam Nukleat
SPESIFITAS DAN SELEKTIFITAS
RESEPTOR
• Obat yang efeknya menyerupai • Obat memiliki efikasi yang rendah • Obat yang menghambat/ blocker
endogen èmenghasilkan respon yang kerja suatu antagonis
• Efek yang timbul merupakan hasil kurang maksimal walaupun • Bila timbul penghambatan dari
perubahan langsung sifat hampir semua reseptor diikatnya aksi suatu agonis spesifik karena
fungsional dari reseptor tempat • Memiliki sifat di antara agonis berkompetisi atau bersaing
terjadi interaksi dengan obat penuh dan antagonis menduduki tempat ikatan agonis
tersebut • Bersifat kompetitif (dapat diatasi
• Obat tersebut dapat dengan peningkatan dosis untuk
menimbulkan respon maksimal dapat efek yg sama) dan
walaupun tidak semua reseptor nonkompetitif (tidak dapat diatasi
diikatè memiliki efikasi yang dengan peningkatan dosis)
tinggi • Obat tidak menimbulkan efek
apa-apa karna ada obat lainnya
è hanya punya afinitas pada
reseptor saja
Agonis dan
Antagonis
EFEK ANTAGONISME
Antagonisme pada reseptor Antagonisme fisiologik
• Interaksi melalui sistem reseptor yang sama • Interaksi pada sistem fisiologik yang sama tetapi
• Terdapat antagonis kompetitif reversible pada reseptor yg berlainan è 2 obat punya
(ditambah dosis untuk dapat efek yg sama) dan efek berlawanan è meniadakan satu sama lain
irreversible (berapapun besar dosis efek akhir è mengakibatkan peningkatan atau penurunan
tetap sama) respons.
• Misal, asetilkolin yang bekerja pada reseptor • Misal, penggunaan antidiabetes (bekerja pada
kolinergik (muskarinik) è sebagai agonis. sistem endokrin) dengan tiazid atau
Sementara, dengan adanya atropine, kuinidin, kortikostreoid (juga bekerja pada sistem
dan antihistamin endokrin) è menurunkan efek antidiabetik
• H1 è sebagai antagonis untuk reseptor yang • Selain itu, penggunaan obat beta bloker dengan
sama verapamil è gagal jantung dan bradikardia
• Selain itu, efek histamin pada reaksi alergi dapat
dicegah dengan pemberian antihistamin
Kimiawi Farmakokinetika