Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
a. Asas legalitas
b. Asas nasionalitas
1. Asas nasionalitas aktif
2. Asas nasionalitas fasif
c. Asas teretorialitas atau wilayah
Ilmu pengetahuan tentang hukum pidana dapat dikenal beberapa asas yang
sangat penting untuk diketahui, karena dengan asas yang ada itu dapat membuat
suatu hubungan dan susunan agar hukum pidana yang berlaku dapat di
pergunakan secara sistimatis, kritis dan harmonis.
A. Asas Legalitas
- Ketentuan pidana itu harus lebih dahulu dari perbuatan itu ; dengan kata lain,
ketentuan pidana itu harus sudah berlaku ketika perbuatan itu dilakukan.
1
Zaenal Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ( Jakarta:PT.
RajaGrafindo, 2014), hlm.137
Asas legalitas dapat dijumpai dalam sumber-sumber hukum internasional, 2
seperti :
2. Perjanjian Eropa untuk melindungi hak manusia dan kebebasan asasi 1950
(perjanjian New York) pasal 15 ayat 1.
1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu
terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang
2
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana. (Jakarta; Ghalia Indonesia,1982),
3
Mahrus Ali. Dasar-Dasar Hukum Pidana. ( Jakarta: Sinar Grafika Offset,2015), hlm.2
Tidak ada perbuatan pidana tanpa pidana menurut undang-undang.
Dasar perumusan asas legalitas itu sebagai realisasi dari teorinya yang
dikenal dengan nama “ Theorie Van Psychologische Zwang ” yang menganjurkan
agar dalam menentukan perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam peraturan,
bukan saja tentang macam pidana yang dicantumkan.
c. Dimensi organisasi
B. Asas Nasionalitas
1. Salah satu kejahatan yang tersebut dalam bab I dan II buku III dan dalam
pasal-pasal 160,161,240,279,450, dan 451 KUHP; dan
Pasal 5 ayat 1 ke-1 menentukan sejumlah pasal yang jika dilakukan oleh
orang Indonesia diluar negeri maka berlakulah hukum pidana di Indonesia.
Kejahatan-kejahatan itu tercantum didalam bab I dan II buku kedua KUHP
(kejahatan terhadap keamanan Negara dan kejahatan terhadap martabat presiden
dan wakil presiden dan pasal 160,161,240,279,450 dan 451).
Tetapi ada sedikit pembahasan, yang termuat dalam pasal 6 KUHP, yang
menentukan, bahwa hukuman mati tidak boleh dijatuhkan oleh pengadilan di
Indonesia apabila kejahatan yang bersangkutan, menurut hukum pidana Negara
asing yang bersangkutan, tidak diancam dengan hukuman mati.
Asas ini menentukan bahwa hukum pidana suatu Negara (Juga Indonesia)
berlaku terhadap perbuatan-pebuatan yang dialkuan diluar negeri, jika karena itu
kepentingan tertentu terutama kepentingan Negara dilanggar di luar wilayah
kekuasaan Negara itu.5
Asas ini tercantum dalam pasal 4 ayat 1,2 dan 4 KUHP, kemudian
diperluas dengan undang-undang Nomor 4 tahun 1976 tentang kejahatan
penerbangan juga oleh pasal 3 undang-undang Nomor 7 (drt) tahun 1995 tentang
tindak pidana ekonomi.
5
Ishaq, pengantar hukum indonesia, (jakarta:PT. raja grafindo persada, 2016), hlm.141
Berlakunya undang-undang hukum pidana dari suatu Negara menurut asas
ini disandarkan kepada kepentingan hukum (Rechtbelang) menurut Simons :
Rechtgoed yang dilanggarnya. Dengan demikian apabila kepentingan hukum dari
suatu Negara yang menganut asas ini dilanggar oleh seseorang, baik oleh warga
Negara ataupun oleh orang asing dan pelanggaran yang dilakukukan baik diluar
maupun didalam Negara yang menganut asas tadi, Undang-undang hak pidana
Negara itu dapat diperlakukan terhadap di pelanggar tadi.6
Pasal 4 KUHP yang mengandung asas nasionalitas pasif, berbunyi sebagai berikut
:
Ke-2 : Suatu kejahatan tentang mata uang, materai atau merek yang
6
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana (Jakarta;Renika Cipta,1993)
yang paling tua. Logis kalau ketentuan-ketentuan hukum suatu Negara berlaku
diwilayahnya sendiri.7
7
Ishaq, pengantar hukum indonesia, (jakarta:PT. raja grafindo persada, 2016), hlm.139
8
KUHP (Kitab Undang-Udang Hukum Pindana)
9
Schaffmeiter, Keijzer, Sutorius, Hukum Pidana (Yogyakarta; Liberty,1995)
Batas wilayah Negara menurut hukum Internasional meliputi daratan atau
pulau-pulau yang mendapat pengakuan, parairan laut sepanjang pantai sejauh 3
mill dan udara diatas daratan termasuk perairan laut. Wilayah perairan laut
Indonesia yang semla berdasarkan Tractaat dan S. 1939-442 tidak lagi sesuai
dengan keadaan geografis Indonesi, untuk keperluan itu dikeluarkan peraturan
tersendiri.
KESIMPULAN
1. Asas Legalitas
a. Nasionalitas Aktif
b. Nasionalitas Pasif
3. Asas Territorialitas
DAFTAR PUSTAKA