1. Asas Legalitas
Asas legalitas diatur dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi
“tiada suatu perbuatan yang boleh dihukum, melainkan atas kekuatan ketentuan
pidana dalam undangundang yang ada terlebih dahulu dari perbuatan itu. Asas
legalitas (the principle of legality) yaitu asas yang menentukan bahwa tiap-tiap
peristiwa pidana (delik/ tindak pidana ) harus diatur terlebih dahulu oleh suatu
aturan undang-undang atau setidak-tidaknya oleh suatu aturan hukum yang telah
ada atau berlaku sebelum orang itu melakukan perbuatan. Setiap orang yang
melakukan delik diancam dengan pidana dan harus mempertanggungjawabkan
secara hukum perbuatannya itu.
a. Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana (dihukum) apabila perbuatan
tersebut tidak diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan
sebelumnya/terlebih dahulu, jadi harus ada aturan yang mengaturnya
sebelum orang tersebut melakukan perbuatan;
1
Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana, memahami Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban
Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan, Mahakarya Rangkang Offset, Yogyakarta, hlm.13.
boleh menggunakan analogi; dan
3. Teori material tak terbatas yang merujuk pada putusan Hoge Raad
tanggal 5 desember 1921 mengemukakan bahwa perubahan undang-
undang adalah meliputi semua undang-undang dalam arti luas dan
perubahan undangundang yang meliputi perasaan hukum pembuat
undangundang maupun perubahan yang dikarenakan oleh perubahan jaman
(keadaan karena waktu tertentu)
1. Asas Teritorial
4
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Op.Cit., hlm.91
terotorial. Jadi apabila pencurian dilarang di wilayah Indonesia, dan si X yang
berada di Indonesia melakukan pencurian di wilayah Indonesia, maka telah
terpenuhi ketentuan Pasal 2 KUHP.
5
Ibid. hlm.101
kepadanya.
3. Asas Perlindungan (Asas Nasional Pasif)