Anda di halaman 1dari 5

PUTUSAN AKHIR

Nomor Reg ; 20/Pdt.G.S/2021/PN Mjk

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Negeri Mojokerto yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat
pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan wanprestasi antara:

KOPERASI SIMPAN PINJAM CENTRAL ARTHA GRAHA MOJOKERTO,


jalan HOS Cokroaminoto 50 E Kelurahan Balongsari Kecamatan Magersari Kota Mojokerto

…………………………………………….MELAWAN…………………………………………

ISMUNDARI, alamat Dsn.Glatik RT.02 RW.03 desa Watesnegoro Kecamatan Ngoro


Kabupaten Mojokerto.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


 Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat pada pokoknya adalah
sebagaimana tersebut di atas;
 Menimbang, bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam gugatan Penggugat adalah
apakah benar Tergugat selaku Nasabah Penggugat sudah tidak menjalankan kesepakatan
dalam Perjanjian Kredit Hutang Piutang dengan Nomor: 51957/KRD/PA/CAG/II/2020
dengan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Nomor 6 tanggal 17 Februari 2020
dengan jaminan Sertifikat Hak Milik Nomor : 2356, atas sebidang tanah luas: 153 m2
lokasi Desa Watesnegoro Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto An. ISMUNDARI:
 Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara Hakim akan terlebih
dahulu mempertimbangkan formalitas gugatan Penggugat yang pada pokoknya sebagai
berikut:
DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa dalam Jawabannya, Tergugat telah mengajukan eksepsi sebagaimana
yang telah di uraikan dibawah, yang pada pokoknya:
1. EKSEPSI ERROR IN PERSONA GEMIS AANHOEDA NIGHEID
- Bahwa PENGGUGAT dalam menggugat tidak mempunyai hak untuk menggugat
dikarenakan Penggugat tidak bisa melakukan upaya hukum sendiri yang mana dalam
hal ini tidak mempunyai kuasa dari Pimpinan KOPERASI SIMPAN PINJAM
CENTRAL ARTHA GRAHA MOJOKERTO yang berdomisili di Jalan Hos
Cokroaminoto No. 50E – Kota Mojokerto yang mana tidak ada hubungan hukum
dengan TERGUGAT dan hal tersebut dijelaskan sendiri oleh pihak PENGGUGAT
didalam persidan gan di depan hakim pada waktu pembacaan gugatannya “dalam hal
ini subyek hukum Mukhammad Kasiyono adalah berdiri sendiri yang mana tidak
mempunyai kuasa dari pimpinan KOPERASI SIMPAN PINJAM CENTRAL
ARTHA GRAHA MOJOKERTO” sedangkan Gugatan yang diajukan oleh orang
yang tidak berhak atau tidak memiliki hak u n tu k itu, merupakan gugatan yang
mengandung unsur cacat formil error in persona dalam bentuk diskualifikasi in
persona yaitu pihak yang bertin dak sebagai penggugat adalah orang yang tidak
punya syarat untuk itu;
- Bahwa dikarenakan tidak adanya PEMBERI KUASA sdr. Mukhammad Kasiyono
dari Pimpinan KOPERASI SIMPAN PINJAM CENTRAL ARTHA GRAHA
MOJOKERTO secara langsung melainkan hadir sendiri di muka persidangan, maka
Gugatan tersebut menjadikan gugatan cacat formil dan tidak sah berdasarkan
“didalam bukunya Hukum Acara Perdata M Yahya Harahap menjelaskan bahwa
berbagai macam cacat formil yang mungkin melekat pada gugatan”, (hlm 811);
- Bahwa PENGUGAT dalam memasukan TERGUGAT dalam Gugatannya adalah
salah subyek hukum sebab di Kartu Tanda Penduduk (KTP) TERGUGAT
menunjukan NIK : 3516055005770001 atas nama ISMUNDARI sedangakan di
dalam Gugatannya NIK beruba menjadi : 3516011102770001, maka hal itu bisa
juga menjadikan kesalahan pihak dalam menyebutkan gugatannya;
- Bahwa akibat hukum dari kesalahan pihak sesuai dengan keterangan dari M Yahya
Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang, Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, Halaman
113 ; “kekeliruan pihak mengakibatkan gugatan cacat error inpersona (kekeliuran
mengenai orang). Cacat yang menimbulkan kekeliruan itu, berbentuk diskualifikasi
(salah orang yang bertindak sebagai penggugat) dapat juga berbentuk salah pihak
yang ditarik sebagai tergugat (gemis aanhoedarmigheid) atau mungkin juga
berbentuk plurium litis consortium (kurang pihak dalam gugatan). Bentuk kekeliruan
apapun dalam gugatan sama-sama mempunyai akibat hukum;
 Gugatan dianggap tidak memenuhi syarat formil, oleh karena itu gugatan
diskualifikasi mengandung cacat formil;
 Akibat lebih lanjut, gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard) ;
2. EKSEPSI GUGATAN OBSCUURE LIBEL
- Bahwa GUGATAN PENGGUGAT adalah kabur (Obscuur Libel) itu sendiri terletak
dari ketidak sesuaian isi fakta hukum yang terjadi (fundamentum petendi) dengan
tuntutan (petitum), sebab apabila seseorang membuat Gugatan yang tidak
mempunyai syarat, maka akibatnya adalah gugatan itu disebut sebagai gugatan yang
obscuur libel atau tidak jelas sehingga menyebabkan gugatan “tidak dapat diterima”
hal tersebut dapat diketahui dari adanya rangkaian peristiwa dimana menyebutkan
subjek – subjek hukum lain selain TERGUGAT tetapi tidak memasukannya dalam
tuntutan (petitum);
- Bahwa gugatan Penggugat kabur sebab pihak PENGGUGAT tidak bisa menyebutkan
batas – batas obyek Sertifikat Hak Milik No. 2356 Desa Watesnegoro, Kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto, yaitu dengan batas – batas sebelah Utara, sebelah
Timur, sebelah Selatan dan sebelah Barat di dalam gugatan tidak disebutkan batas -
batasnya milik siapa saja yang berdampingan dengan objek aquo;
- Bahwa Penggugat dalam gugatannya pada point 2 menyebutkan Penggugat
memberikan pinjaman dana kredit sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
namun di terbilang disebutkan (tiga puluh juta rupiah), maka dalam hal ini mana
yang dipaikai atau yang benar antara empat puluh juta rupiah atau tiga puluh juta
rupiah, maka sangat jelas kekaburannya gugatan penggugat;
Maka merujuk pada artikel Arti Gugatan Dikabulkan, Ditolak, dan Tidak Dapat
Diterima, Yahya Harahap (hal. 811), salah satu diantaranya Gugatan mengandung
cacat atau obscuur libel; sehingga layak jika Gugatan yang diajukan oleh Penggugat
dinyatakan Tidak Dapat Diterima (niet ontvankelijke verklaard).
- Menimbang, bahwa setelah Hakim meneliti dan mempelajari dua poin pokok dari
eksepsi Tergugat baik itu tentang Eksepsi Error In Persona Gemis Aanhoed Nigheid
maupun tentang Eksepsi Gugatan Obscuure Libel, Hakim menilai bahwa ke dua
eksepsi tersebut masih perlu pembuktian lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan
bukti-bukti surat maupun saksi-saksi dengan demikian eksepsi a quo telah memasuki
ranah pokok perkara dan oleh karenanya haruslah ditolak;
- Menimbang, bahwa meskipun eksepsi yang diajukan Tergugat ditolak, namun secara
ex officio Hakim Tunggal berhak menilai apakah formalitas surat gugatan Pengugat
telah memenuhi ketentuan hukum acara perdata;
- Menimbang, bahwa setelah Hakim meneliti dan menganalisa keseluruhan berkas
perkara termasuk surat gugatan serta legalitas Kuasa Penggugat sebagai penerima
kuasa dari pimpinan koperasi;
- Menimbang, bahwa setelah Hakim memeriksa perihal Surat Gugatan Penggugat
ditemui fakta hukum bahwa Surat Gugatan lebih dahulu dibuat daripada Surat Kuasa
ditanda tangani. Artinya, Surat Gugatan dibuat dan ditanda tangani oleh Sdr.
MUKHAMAD KASIYONO selaku Penerima Kuasa pada tanggal 1 Oktober 2021
sementara Sdr. ABDUL MAJID selaku Pinpinan Koperasi Simpan Pinjam Centaral
Artha Graha Cabang Mojokerto baru memberikan dan menandatangani Surat Kuasa
pada tanggal 5 Oktober 2021, jadi pada saat Sdr. MUKHAMAD KASIYONO
membuat Surat Gugatan tersebut yang bersangkutan belum memiliki kuasa dari
pimpinan Koperasi atas apa yang dilakukannya, sehingga tindakan Sdr.
MUKHAMAD KASIYONO yang telah membuat Surat Gugatan tersebut tidak
memiliki dasar hukum yang sah yang berakibat kepada Surat Gugatannya juga
dianggap tidak sah karena dibuat oleh pihak yang tidak berwenang;
- Menimbang, bahwa selanjutnhya, mengenai Surat Kuasa Khusus yan g diberikan
ABDUL MAJID selaku Pimpinan Koperasi Simpan Pinjam Central Artha Graha
Cabang Mojokerto kepada MUKHAMAD KASIYONO, Surat Kuasa Khusus
tersebut tidak memenuhi syarat yang digariskan Pasal 123 ayat (1) HIR yang telah
disempurnakan dengan SEMA Nomor 2 Tahun 1959 tanggal 19 Januari 1959,
SEMA Nomor 5 Tahun 1962 tanggal 30 Juli 1962, SEMA Nomor 01 Tahun 1971
tanggal 23 Januari 1971 dan SEMA Nomor 6 Tahun 1994 tanggal 14 Oktober 1964;
- Menimbang, bahwa berdasarkan ke 4 (empat) SEMA tersebut diatas secara garis
besar syarat-syarat dan formalasi Surat Kuasa Khusus adalah:
1. Menyebutkan dengan jelas dan spesifik surat kuasa untuk berperan di pengadilan;
2. Menyebutkan kompetensi relative, pada Pengadilan Negeri mana kuasa itu
dipergunakan mewakili kepentingan pemberi kuasa;
3. Menyebutkan identitas dan kedudukan para pihak (sebagi Penggugat dan
Tergugat);
4. Menyebutkan secara ringkas dan konkret pokok dan objek sengketa yang
diperkarakan antara pihak yang berperkara , paling tidak menyebutkan jenis
masalah perkaranya;
- Menimbang. bahwa syarat sebagaimana dimaksud diatas bersifat kumulatif. Artinya,
bila salah satu syarat tidak terpenuhi mengakibatkan kuasa tidak sah, dengan kata
lain surat kuasa khusus tersebut cacat formil;
- Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Surat Kuasa Khusus yang diberikan Sdr.
ABDUL MAJID selaku Pimpinan Koperasi Simpan Pinjam Central Artha Graha
kepada Mukhammad Kasiyono tidak menguraikan secara singkat mengenai perkara
dan apa yang menjadi pokok sengketa (objek). Artinya. Surat Kuasa tersebut tidak
memenuhi syarat formil Surat Kuasa Khusus sebagaimana yang telah di uraikan
diatas dan ini juga berakibat penerima kuasa tidak sah mewakil pemberi kuasa dalam
perkara aquo dan semua produk yang dibuat selama persidangan otomatis dianggap
tidak sah;
- Menimbang, bahwa oleh karena Surat Kuasa tidak sah yang berakibat kepada
legalitas peneima kuasa juga tidak sah, maka terhadap perkara a quo mengadung
cacat formil, khususnya mengenai keabsahan Surat Kuasa Penggugat maka oleh
karena itu terhadap gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;
- Menimbang, bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor:217 K/Sip/1970
tanggal 12 Desember 1970 menyatakan “Apabila dalam suatu gugatan , ketentuan-
ketentuan acara (formil) terbukti tidak terpenuhi oleh Penggugat, dimana gugatan
tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima, maka mengenai pokok perkara
(materiel), tidak perlu lagi dipertimbangkan”;
- Menimbang, bahwa berlandaskan Yurisprudensi Mahkamah Agung tersebut
diatas, maka Hakim tidak lagi mempertimbangkan pokok perkara dalam perkara a
quo dan kemudian menjatuhkan putusan dengan amar sebagaimana dalam dictum
putusan dibawah ini;
- Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat berada di pihak yang kalah maka
harus dibebani membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini yang
jumlahnya sebagaiman amar putusan dibawah ini;

Memperhatikan ketentuan dalam HIR, RV, Kitab Undang-undang Hukum Perdata


(BW), Yurisprudensi Mahkamah Agung, Undang-Undang dan peraturan-peraturan
lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan (niet ontvankelijk
verklaard);
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 405.000,-
( Empat ratus lima ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan, pada hari RABU tanggal 10 November 2021 oleh LYRA
ANURGIA OKTARINI, S.H, Hakim Tunggal, yang ditunjuk berdasarkan Surat
Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Mojokerto Nomor 20/Pdt.G.S/2021/PN Mjk
tanggal 6 Oktober 2021, putusan mana diucapkan pada persidangan terbuka untuk
umum oleh Hakim tersebut, dengan dibantu oleh : DWIKY GITA RIZKY FAIZAL
FAHMI ,S.H selaku Panitera Pengadilan Negeri Mojokerto dan dengan dihadiri oleh
Kuasa Penggugat dan Tergugat;

Anda mungkin juga menyukai