NPM : 19041064
MATKUL : HUKUM ACARA PPHI
PRODI : ILMU HUKUM 2020/2021
ANGKATAN : FH 14 /3A-2019-KAMPUS PRIGEN
JAWABAN TERGUGAT
EKSEPSI
1. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas gugatan a quo Para Penggugat,
maka terhadap gugatan a quo, Tergugat mengajukan eksepsi sebagai bantahan-
bantahan di luar pokok perkara, baik menyangkut : kurang pihakPenggugat-
nya dan gugatan dalam perkara a quo Para Penggugatkabur dan tidak jelas
(obsucur libel); Gugatan a quo Para Penggugat Kurang Pihak;
3. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas dalil Para Penggugat pada Angka
Romawi II.“Sebab-sebab Pemutusan Hubungan Kerja”, angka 3 sampai angka
10 dalam gugatan a quo;
4. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas dalil Para Penggugat pada Angka
Romawi III. “Hak Penggugat Yang belum dipenuhi oleh Tergugat Selama
Proses Pemutusan Hubungan Kerja”, angka 11 sampai angka 16 dalam
gugatan a quo;
5. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas dalil Para Penggugat pada Angka
Romawi IV. “Hak Penggugat Akibat Pemutusan Hubungan Kerja”, angka 17
sampai angka 20 dalam gugatan a quo.
DUPLIK
DALAM KONVENSI
Dalam Eksepsi
Gugatan Tergugat tidak jelas atau tidak terang isinya,dan sistematika atau rumusan dari
gugatan juga tidak runtut.
Bahwa terkait dengan alasan gugatan kurang pihak, menurut Majelis yang dimaksud dengan
gugatan kurang pihak adalah jika dengan adanya pihak-pihak dalam perkara tersebut dapat
menyebabkan penyelesaian perselisihan dalam perkara tersebut tidak dapat diselesaikan
secara tuntas atau menyeluruh. dengan demikian jika faktanya yang mengajukan gugatan
hanyalah 2 ( dua ) orang, tidaklah dapat menyebabkan terhambatnya penyelesaian secara
tuntas perkara ini, dengan demikian gugatan Para Penggugat dalam perkara ini, tidaklah
mengandung unsur kurang pihak.
Bahwa, selajutnya Tergugat beralasan bahwa didalam surat gugatannya Para Penggugat juga
hanya menyebutkan 2 ( dua orang pekerja, yang keduanya secara bersama-sama disebut
sebagai Para Penggugat, dan tidak memberikan penjelasan siapa Penggugat I nya dan siapa
Penggugat II nya. hal tersebut tidaklah substansial dan menentukan, karena yang dimaksud
identitas yang tidak jelas pada pokoknya adalah identitas pihak yang tidak diuraikan secara
cukup lengkap, sehingga akan dapat mengakibatkan sulitnya pemanggilan para pihak dan
pelaksanaan putusan kelak.
Bahwa, terkait dengan alasan berikutnya yaitu gugatan Para Penggugat kabur karena alasan
perselisihan dalam perkara ini bukan tentang pemutusan hubungan kerja, melainkan
merupakan perselisihan tentang perintah mutasi yang ditolak oleh Para Penggugat, eksepsi
dari Tergugat tersebut substansinya telah memasuki materi pokok perkara dalam perkara ini,
yang tidak perlu dipertimbangkan oleh Majelis Hakim dalam eksepsi ini.
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan dari Para Penggugat adalah seperti tersebut
di atas ;
Menimbang, bahwa pokok perkara dalam perkara a quo, adalah berkaitan dengan perselisihan
Pemutusan Hubungan Kerja ;
Menimbang, bahwa dalam surat gugatannya Para Penggugat mendalilkan yang intinya,
sebagai berikut :
1. Bahwa, Para Penggugat adalah pekerja Tergugat yang mana untuk Samsul Bahri telah
mempunyai masa kerja selama 18 tahun 5 bulan dan Sumedi dengan masa kerja
selama 19 tahun 6 bulan, yang menerima upah terakhir bulan Mei 2020 masing-
masing sama yaitu sebesar Rp. 2.319.796,75,- ;
2. Bahwa, menurut Para Penggugat perselisihan dalam perkara ini adalah tentang
pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 164 ayat (3)
Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, dengan alasan
bahwa Para Penggugat dipanggil oleh Tergugat untuk menerima dan menandatangani
Surat Mutasi, namun Para Penggugat menolaknya karena mutasi tersebut dilakukan
pada perusahaan yang tempat dan badan hukumnya berbeda ;
3. Bahwa, kemudian oleh karena Para Penggugat menolak dimutasi dan menolak
tawaran kompensasi berupa uang tali asih sebesar 3 bulan gaji pokok, maka sejak
tanggal. 2 Juni 2020 Para Penggugat dianggap bukan lagi sebagai karyawan Tergugat
dan tidak boleh masuk kerja lagi, serta absensi diblokir tanpa adanya Surat Pemutusan
Hubungan Kerja;
4. Bahwa, atas dasar peristiwa tersebut Para Penggugat melakukan upaya hukum sampai
dengan diajukannya gugatan dalam perkara ini, yang pada pokoknya Para Penggugat
menuntut hak-hak atas pemutusan hubungan kerja tersebut berdasarkan ketentuan
pasal 164 ayat (3), Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan
dan tuntutan-tuntutan lainnya senagaimana diuraikanya dalam surat gugatannya ;
Menimbang, bahwa atas dalil-dalil dan tuntutan dari Para Penggugat tersebut, Tergugat
membantahnya, dengan alasan yang pada pokoknya sebagai berikut :
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 163 HIR Jo. Pasal 1865 KUH Perdata, pada
intinya mengatur bahwa barang siapa mendalilkan sesuatu hak atau tentang adanya suatu
fakta atau sebuah peristiwa, maka untuk menegakkan hak tersebut, atau juga untuk pihak
yang menyangkalnya, maka haruslah dapat membuktikannya didepan pengadilan, oleh
karena Para Penggugat telah mendalilkan fakta atau peristiwa beserta hak yang dapat
ditimbulkannya dan Tergugat juga telah menyangkalnya, maka selanjutnya menjadi
kewajiban bagi para pihak untuk saling membuktikan terhadap dalil-dalilnya, dan Majelis
Hakim akan memberikan putusan yang didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku, yang
disertai dengan bukti-bukti yang relevan dan dianggap cukup ;
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa, dalam Rekonpensi ini semula Tergugat Konpensi disebut Penggugat
Rekonpensi, dan semula Para Penggugat Konpensi disebut : Para Tergugat
Rekonpensi;-
3. Bahwa, fakta yang sebenarnya yang disampaikan dalam rekonpensi ini adalah
perselisihan yang disebabkan adanya mutasi terhadap 5 (lima) orang pekerja, hal ini
sebenarnya bukan merupakan perselisihan pemutusan pekerja.Karena fakta hukumnya
Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi dalam melakukan mutasi sebagai bentuk
perintah kerja yang harus dilakukan dan untuk melakukan hal tersebut sudah melalui
tahapan prosedur sebagaimana yang diatur dalam PKB PT. Sulindo.Kegiatan mutasi
di lingkungan Penggugat Rekonpensi/ Tergugat Konpensi adalah suatu hal yang biasa
dilakukan dan tidak ada suatu maksud dan tujuan untuk melakukan pemutusan
hubungan kerja atau suatu rencana yang mempunyai tujuan buruk bagi para pekerja
cq. Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi. Keberadaan mutasi merupakan
suatu rencana kerja yang terstruktur, yang mempunyai untuk tetap menjaga stabiltas
produksi dan pendapatan juga guna menjamin kesejahteraan para pekerjanya baik
yang di Tuban maupun di Probolinggo ;-
5. Bahwa, sebagaimana ketentuan PKB PT. Sulindo pada Pasal 2 angka 4 (empat)
menjelaskan bahwa berakhirnya hubungan kerja salah satunya adalah Pengunduran
diri dari pekerjaan yang bersangkutan. Padahal fakta hukumnya jelas bahwa
perselisihan antara Tergugat Rekonpensi / Penggugat Konpensi dan Penggugat
Rekonpensi / Tergugat Konpensi karena terkait dengan mutasi. Namun pada akhirnya
Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi menolak dan penolakan tersebut
telah melanggar ketentuan sebagaimana Pasal 6 ayat (6) PKB PT. Sulindo, hingga
akhirnya Tergugat Rekonpensi/ Para Penggugat Konpensiatas kehendaknya sendiri
telah mengudurkan diri.Fakta Hukum tersebut dikuatkan dan dipertegas dengan
ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 61 ayat (1) huruf (d) UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
8. Bahwa salah satu upaya yang pernah ditempuh para pihak adalah melakukan
mediasi yang dimediatori oleh Kepala Dinas Penanaman Modal PTSP dan Tenaga
Kerja Kota Probolinggo dan telah mendapatkan anjuran dengan Nomor 567 / 1034 /
425.117 / 2020 tertanggal 27 Juli 2020. Naman anjuran yang dikeluarkan oleh
Mediator bukanlah sebuah keharusan untuk dapat dilaksanakan oleh para pihak
karena Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi mempunyai hak untuk
menolaknya sebagaimana ketentuan dalam Pasal 13 ayat (2) huruf (d) Undang-
Undang Nomor : 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial. Jadi anjurandengan Nomor 567 / 1034 / 425.117 / 2020 tertanggal 27 Juli
2020 bukanlah sebuah alat untuk memaksa Penggugat Rekonpensi / Tergugat
Konpensi untuk segera memenuhinya.
DALAM KONVENSI :
1. Menolak gugatan Para Penggugat Seluruhnya ;-
2.Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam gugatan
perkara a quo ini.-
DALAM REKONPENSI
Menimbang, bahwa atas jawaban dari Tergugat tersebut, Para Penggugat mengajukan replik
secara tertulis pada persidangan tanggal. 22 Oktober 2020 dan kemudian Tergugat
mengajukan duplik tertulisnya pada persidangan tanggal. 5 November 2020 ;
1. Foto copy Akta Nomor : 3, tanggal : 02 Nopember 1999 tentang Pendirian Persero
Terbabatas PT. Sukses Lautan Indonesia, dibuat dihadapan Bambang Prijambodo
Penangsang,SH. Notaris di Bangil –Pasuruan, yang diberi tanda bukti T-2.A;
3. Foto copy Peraturan Perusahaan berupa: Perjanjian Kerja Bersama PT. Sukses Lautan
Indonesia (PKB PT. Sulindo), yang diberi tanda bukti T-4.A;
4. Foto copy, Surat Keputusan Nomor: 001/Skep/ SLD/V/2020 tanggal 30 Mei 2020
tentang Mutasi atas nama Sumedi, yang diberi tanda bukti T-6;
5. Foto copy, Surat Keputusan Nomor: 005/Skep/ SLD/V/2020 tanggal 30 Mei 2020
tentang Mutasi atas nama Samsul Bachri, yang diberi tanda bukti T-7;
KETERANGAN SAKSI
a) Bahwa saksi kenal dengan Para Penggugat dan saksi tahu dengan Tergugat
saksi masih bekerja pada perusahaan Tergugat, saksi tidak ada hubungan
keluarga;
b) Bahwa para Penggugat menolak dimutasi di Tuban di PT. Agung yang masih
satu group dengan Tergugat; para Penggugat dimutasi di bagian Produksi,
upahnya sesuai UMK Tuban, para Penggugat sama sekali tidak melaksanakan
mutasi;
c) Bahwa saksi pernah memanggil para Pengugat sebanyak 2 kali untuk bekerja
dan menjelaskan ketentuan-ketentuan dan fasilitas-fasilitas di Tuban, tapi
tidak ada respon tidak datang para Penggugat inti para Penggugat menolak
dimutasi karena apa saksi tidak tahu pasti;
d) Bahwa para Penggugat sudah tidak bekerja lagi yang bagian es 10 orang yang
akan dimutasi ke Tuban 5 orang tapi tidak mau dan tidak kembali lagi
sekarang bagian es sudah tidak ada yang 5 orang lainnya dikerjakan di bagian
ikan karena sudah sepi permintaan, bahwa Tergugat tidak pernah memPHK;
a) Bahwa saksi kenal dengan Para Penggugat dan saksi tahu dengan Tergugat
saksi masih bekerja pada perusahaan Tergugat, saksi tidak ada hubungan
keluarga;
c) Bahwa saksi pernah dimutasi dari perusahaan Tergugat ke Tuban di PT. BHI,
tapi sekarang sudah kembali lagi di Tergugat; bahwa Tergugat sering
memindahkan karyawannya dari Probolinggo ke Tuban ada 4 orang dan
dikembalikan lagi ke Tergugat di Probolinggo; bahwa ada fasilitas
kepindahanya itu ada Mesnya, transport antar jemput dari Probolinggo ke
Tuban dan sebaliknya dari Tuban ke Probolinggo satu minggu sekali, dan
dapat makan;
d) Bahwa masa kerja saksi dari tahun 2001 dimutasi dan tidak dikurangi masa
kerjanya.
3. Bahwa, selanjutnya pertentangan dalil para pihak yang lain adalah terkait
apakah antara Tergugat dengan PT. Berkat Agung Indonesia adalah masih
dalam satu group perusahaan, pada intinya dapat diketahui bahwa PT. Berkat
Agung Indonesia yang berlokasi di Tuban, baik pemilik dan pengelolanya
(direksinya) adalah sama dengan Perusahaan Tergugat di Probolinggo atau PT.
Sukses Lautan Indonesia, namun walaupun demikian Majelis Hakim
berpendapat bahwa dari bukti-bukti tersebut tidaklah kemudian dapat
disimpulkan kedalam pngertian bahwa perusahaan-perusahaan tersebut satu
group atau tidak, , sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hubungan kedua perusahaan tersebut, berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas,
hanyalah sebatas kesamaan pemilik dan pengelolanya;
4. Bahwa, disisi lain Para Penggugat tetap mendalikan bahwa Para Penggugat
menolak mutasi yang dilakukan oleh Tergugat, karena dengan alasan bahwa
antara perusahaan Tergugat tempat kerja Para Penggugat dengan perusahaan
tempat tujuan Para Penggugat dimutasi, memiliki tempat dan badan hukum
yang berbeda, sehingga menurut Para Penggugat tidaklah dapat dilakukan
mutasi sebagaimana telah diperintahkan atau dilakukan oleh Tergugat.
TERGUGAT
PROVISI: -
EKSEPSI: Tolak
POKOK PERKARA: -
REKONPENSI: -