Anda di halaman 1dari 9

NAMA : FIRZATUL RIMA FITRIANA (KELOMPOK TERGUGAT)

NPM : 19041064
MATKUL : HUKUM ACARA PPHI
PRODI : ILMU HUKUM 2020/2021
ANGKATAN : FH 14 /3A-2019-KAMPUS PRIGEN

JAWABAN TERGUGAT

 EKSEPSI

1. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas gugatan a quo Para Penggugat,
maka terhadap gugatan a quo, Tergugat mengajukan eksepsi sebagai bantahan-
bantahan di luar pokok perkara, baik menyangkut : kurang pihakPenggugat-
nya dan gugatan dalam perkara a quo Para Penggugatkabur dan tidak jelas
(obsucur libel); Gugatan a quo Para Penggugat Kurang Pihak;

2. Bahwa, syarat gugatan perselisihan hubungan industrial di Pengadilan


Hubungan Indusrial, salah satunya melampirkan anjuran mediator atau bentuk
dokumen lainnya yang merupakan hasil telah dilakukan tripartit (mediasi,
konsiliasi dan arbitrase);

3. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas dalil Para Penggugat pada Angka
Romawi II.“Sebab-sebab Pemutusan Hubungan Kerja”, angka 3 sampai angka
10 dalam gugatan a quo;

4. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas dalil Para Penggugat pada Angka
Romawi III. “Hak Penggugat Yang belum dipenuhi oleh Tergugat Selama
Proses Pemutusan Hubungan Kerja”, angka 11 sampai angka 16 dalam
gugatan a quo;

5. Bahwa, Tergugat menolak keras dan tegas dalil Para Penggugat pada Angka
Romawi IV. “Hak Penggugat Akibat Pemutusan Hubungan Kerja”, angka 17
sampai angka 20 dalam gugatan a quo.

DUPLIK

DALAM KONVENSI

Dalam Eksepsi

Gugatan Tergugat tidak jelas atau tidak terang isinya,dan sistematika atau rumusan dari
gugatan juga tidak runtut.

Bahwa terkait dengan alasan gugatan kurang pihak, menurut Majelis yang dimaksud dengan
gugatan kurang pihak adalah jika dengan adanya pihak-pihak dalam perkara tersebut dapat
menyebabkan penyelesaian perselisihan dalam perkara tersebut tidak dapat diselesaikan
secara tuntas atau menyeluruh. dengan demikian jika faktanya yang mengajukan gugatan
hanyalah 2 ( dua ) orang, tidaklah dapat menyebabkan terhambatnya penyelesaian secara
tuntas perkara ini, dengan demikian gugatan Para Penggugat dalam perkara ini, tidaklah
mengandung unsur kurang pihak.

Bahwa, selajutnya Tergugat beralasan bahwa didalam surat gugatannya Para Penggugat juga
hanya menyebutkan 2 ( dua orang pekerja, yang keduanya secara bersama-sama disebut
sebagai Para Penggugat, dan tidak memberikan penjelasan siapa Penggugat I nya dan siapa
Penggugat II nya. hal tersebut tidaklah substansial dan menentukan, karena yang dimaksud
identitas yang tidak jelas pada pokoknya adalah identitas pihak yang tidak diuraikan secara
cukup lengkap, sehingga akan dapat mengakibatkan sulitnya pemanggilan para pihak dan
pelaksanaan putusan kelak.

Bahwa, terkait dengan alasan berikutnya yaitu gugatan Para Penggugat kabur karena alasan
perselisihan dalam perkara ini bukan tentang pemutusan hubungan kerja, melainkan
merupakan perselisihan tentang perintah mutasi yang ditolak oleh Para Penggugat, eksepsi
dari Tergugat tersebut substansinya telah memasuki materi pokok perkara dalam perkara ini,
yang tidak perlu dipertimbangkan oleh Majelis Hakim dalam eksepsi ini.

DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan dari Para Penggugat adalah seperti tersebut
di atas ;
Menimbang, bahwa pokok perkara dalam perkara a quo, adalah berkaitan dengan perselisihan
Pemutusan Hubungan Kerja ;
Menimbang, bahwa dalam surat gugatannya Para Penggugat mendalilkan yang intinya,
sebagai berikut :

1. Bahwa, Para Penggugat adalah pekerja Tergugat yang mana untuk Samsul Bahri telah
mempunyai masa kerja selama 18 tahun 5 bulan dan Sumedi dengan masa kerja
selama 19 tahun 6 bulan, yang menerima upah terakhir bulan Mei 2020 masing-
masing sama yaitu sebesar Rp. 2.319.796,75,- ;
2. Bahwa, menurut Para Penggugat perselisihan dalam perkara ini adalah tentang
pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 164 ayat (3)
Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, dengan alasan
bahwa Para Penggugat dipanggil oleh Tergugat untuk menerima dan menandatangani
Surat Mutasi, namun Para Penggugat menolaknya karena mutasi tersebut dilakukan
pada perusahaan yang tempat dan badan hukumnya berbeda ;
3. Bahwa, kemudian oleh karena Para Penggugat menolak dimutasi dan menolak
tawaran kompensasi berupa uang tali asih sebesar 3 bulan gaji pokok, maka sejak
tanggal. 2 Juni 2020 Para Penggugat dianggap bukan lagi sebagai karyawan Tergugat
dan tidak boleh masuk kerja lagi, serta absensi diblokir tanpa adanya Surat Pemutusan
Hubungan Kerja;
4. Bahwa, atas dasar peristiwa tersebut Para Penggugat melakukan upaya hukum sampai
dengan diajukannya gugatan dalam perkara ini, yang pada pokoknya Para Penggugat
menuntut hak-hak atas pemutusan hubungan kerja tersebut berdasarkan ketentuan
pasal 164 ayat (3), Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan
dan tuntutan-tuntutan lainnya senagaimana diuraikanya dalam surat gugatannya ;
Menimbang, bahwa atas dalil-dalil dan tuntutan dari Para Penggugat tersebut, Tergugat
membantahnya, dengan alasan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa, menurut Tergugat dalam penyelesaian perselisihan gubungan industrial


Tergugat dengan Para Penggugat terikat dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) PT. Sukses Lautan Indonesia (Sulindo), yang telah mendapatkan
pengesahan ;
2. Bahwa, Para Penggugat adalah pekerja Tergugat yang telah mempunyai masa kerja
dan segala kewajiban normatif telah dipenuhi oleh Tergugat sesuai dengan PKB
tersebut. Para Penggugat telah menolak perintah kerja dari Tergugat berupa mutasi
yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan pasal. 6, PKB PT. Sulindo, tetapi Para
Penggugat melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan menurut PKB, yaitu hadir
ditempat kerja PT. Sulindo, agar dianggap masuk kerja padahal sudah ada perintah
mutasi ;
3. Bahwa, Tergugat menolak dalil-dalil Para Penggugat tentang sebab-sebab pemutusan
hubungan kerja, karena menurut Turgugat bukan perselisihan pemutusan hubungan
kerja sebagaimana diatur pada pasal. 164 ayat (3), Undang-Undang Nomor. 13 Tahun
2003, tentang Ketenagakerjaan, namun karena Para Penggugat menolak terhadap
mutasi, yang telah diatur didalam pasal. 6 PKB PT. Sulindo, yang akibat hukumnya
sesuai dengan ketentuan pasal. 61 ayat (1), Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003
tersebut, dan menurut PKB PT. Sulindo menolak mutasi merupakan salah satu bentuk
mengundurkan diri ;
4. Bahwa, berdasarkan hal tersebut diatas, maka Tergugat menolak tuntutan hak Para
Penggugat akibat pemutusan hubungan kerja, karena Tergugat beranggapan bahwa
mutasi tersebut sesuatu yang wajar dan tidak ada unsur diskriminasi dengan pekerja
lainnya. Tergugat tidak melakukan efisiensi, karena mutasi yang dilakukan adalah
untuk mensejahterakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pekerjanya,
selain itu menurut Tergugat perusahaan tempat tujuan mutasi yang berada di Desa
Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban adalah baik pemilik maupun
pengelola (direkturnya) sama dan satu kesatuan dengan PT. Sulindo atau dalam satu
group, dimana tentang mutasi tersebut diatur pada pasal. 6 ayat (5) PKB PT. Sulindo,
sehingga apabila Para Penggugat menolak mutasi, maka dianggap telah
mengundurkan diri, dengan demikian Tergugat menolak gugatan Para Penggugat ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 163 HIR Jo. Pasal 1865 KUH Perdata, pada
intinya mengatur bahwa barang siapa mendalilkan sesuatu hak atau tentang adanya suatu
fakta atau sebuah peristiwa, maka untuk menegakkan hak tersebut, atau juga untuk pihak
yang menyangkalnya, maka haruslah dapat membuktikannya didepan pengadilan, oleh
karena Para Penggugat telah mendalilkan fakta atau peristiwa beserta hak yang dapat
ditimbulkannya dan Tergugat juga telah menyangkalnya, maka selanjutnya menjadi
kewajiban bagi para pihak untuk saling membuktikan terhadap dalil-dalilnya, dan Majelis
Hakim akan memberikan putusan yang didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku, yang
disertai dengan bukti-bukti yang relevan dan dianggap cukup ;

DALAM REKONPENSI
1. Bahwa, dalam Rekonpensi ini semula Tergugat Konpensi disebut Penggugat
Rekonpensi, dan semula Para Penggugat Konpensi disebut : Para Tergugat
Rekonpensi;-

2. Bahwa, Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi mohon agar dalil-dali yang


terurai dalam Konpensi terulang kembali dalam Rekonpesi ini yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan ;-

3. Bahwa, fakta yang sebenarnya yang disampaikan dalam rekonpensi ini adalah
perselisihan yang disebabkan adanya mutasi terhadap 5 (lima) orang pekerja, hal ini
sebenarnya bukan merupakan perselisihan pemutusan pekerja.Karena fakta hukumnya
Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi dalam melakukan mutasi sebagai bentuk
perintah kerja yang harus dilakukan dan untuk melakukan hal tersebut sudah melalui
tahapan prosedur sebagaimana yang diatur dalam PKB PT. Sulindo.Kegiatan mutasi
di lingkungan Penggugat Rekonpensi/ Tergugat Konpensi adalah suatu hal yang biasa
dilakukan dan tidak ada suatu maksud dan tujuan untuk melakukan pemutusan
hubungan kerja atau suatu rencana yang mempunyai tujuan buruk bagi para pekerja
cq. Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi. Keberadaan mutasi merupakan
suatu rencana kerja yang terstruktur, yang mempunyai untuk tetap menjaga stabiltas
produksi dan pendapatan juga guna menjamin kesejahteraan para pekerjanya baik
yang di Tuban maupun di Probolinggo ;-

4. Bahwa, mutasi yang dilakukan oleh Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi


terhadap Para Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi tidak hanya dilakukan
sekali ini saja bagi Para Penggugat, melainkan pernah dilakukan kepada Para
Pekerjaan lainnya. Apabila dianggap pelaksanaan tugas mutasi tersebut selesai atau
dibagian atau tempat awal Pekerja bekerja akan akan ditarik kembali ke ke tempat
semula. Keadan ini tetap akan diberlakukan Para Penggugat Rekonpensi/ Para
Penggugat Rekonpensi. Apabila Para Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat
Konpensi menolak atas mutasi yang diperintahkan Penggugat Rekonpensi / Tergugat
Konpensi, maka Para Tergugat Rekonpensi dianggap mengundurkan diri karena
menolak mutasi dengan mendapatkan haknya berupa talih asih sebesar 1 (satu) kali
gaji yang besarnya biasa dibayar kepada Para Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat
Konpensi ;-

5. Bahwa, sebagaimana ketentuan PKB PT. Sulindo pada Pasal 2 angka 4 (empat)
menjelaskan bahwa berakhirnya hubungan kerja salah satunya adalah Pengunduran
diri dari pekerjaan yang bersangkutan. Padahal fakta hukumnya jelas bahwa
perselisihan antara Tergugat Rekonpensi / Penggugat Konpensi dan Penggugat
Rekonpensi / Tergugat Konpensi karena terkait dengan mutasi. Namun pada akhirnya
Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi menolak dan penolakan tersebut
telah melanggar ketentuan sebagaimana Pasal 6 ayat (6) PKB PT. Sulindo, hingga
akhirnya Tergugat Rekonpensi/ Para Penggugat Konpensiatas kehendaknya sendiri
telah mengudurkan diri.Fakta Hukum tersebut dikuatkan dan dipertegas dengan
ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 61 ayat (1) huruf (d) UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

6. Bahwa, sebelumnya hubungan kerja antara Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat


Konpensi dan juga Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi berlangsung dengan
baik dan harmonis, namun sejak Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi
membuat dan menandatangi surat Mutasi ataupun panggilan untuk bekerja Tergugat
Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi,maka terjadilah perselisihan ini hingga
sekarang diajukan gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial. Padahal Penggugat
Rekonpensi / Tergugat Konpensi melakukan mutasi tersebut telah mempunyai
landasan hukum atau dasar hukumnya yang jelas yaitu Pasal 6 PKB PT. Sulindo.
Namun apa yang dilakukan oleh Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi
dianggap oleh Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi Upaya Pemutusan
Hubungan Kerja dengan alasan efisensi. Padahal apa yang dilakukan oleh Penggugat
Rekonpensi / Tergugat Konpensi jelas dan berdasarkan ketentuan yang ada ;

7. Bahwa, Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi melakukan gugatan ke


Pengadilan Hubungan Industrial adalah upaya yang mengada-ngada dan terkesan
memaksakan, karena pada saat Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi
mengajukan Mutasi kepada Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Konpensi mereka
menolaknya. Kemudian Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi berusaha dan
beritikad baik dengan memberikan hak-haknya Tergugat Rekonpensi / Para
Penggugat Konpensi sebagaimana mestinya, akan tetapi itikad baik dari Pihak
Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi tetap ditolaknya :

8. Bahwa salah satu upaya yang pernah ditempuh para pihak adalah melakukan
mediasi yang dimediatori oleh Kepala Dinas Penanaman Modal PTSP dan Tenaga
Kerja Kota Probolinggo dan telah mendapatkan anjuran dengan Nomor 567 / 1034 /
425.117 / 2020 tertanggal 27 Juli 2020. Naman anjuran yang dikeluarkan oleh
Mediator bukanlah sebuah keharusan untuk dapat dilaksanakan oleh para pihak
karena Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi mempunyai hak untuk
menolaknya sebagaimana ketentuan dalam Pasal 13 ayat (2) huruf (d) Undang-
Undang Nomor : 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial. Jadi anjurandengan Nomor 567 / 1034 / 425.117 / 2020 tertanggal 27 Juli
2020 bukanlah sebuah alat untuk memaksa Penggugat Rekonpensi / Tergugat
Konpensi untuk segera memenuhinya.

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Mendasarkan dalil-dali Jawaban Pertama Tergugat tersebut di atas, maka Tergugat


Konpensi / Penggugat Rekonpensi mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
memutus perkara a quo untuk memberikan PUTUSAN :

DALAM KONVENSI :
1. Menolak gugatan Para Penggugat Seluruhnya ;-
2.Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam gugatan
perkara a quo ini.-

DALAM REKONPENSI

1. Menerima dan/atau Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi / Tergugat


Konpensi seluruhnya ;-
2. Menyatakan sah pelaksanaan perintah mutasi yang dilakukan Penggugat
Rekonpensi / Tergugat Konpensi terhadap Para Tergugat Rekonpensi / Penggugat
Rekonpensi
3. Menyatakan Para Tergugat Rekonpensi / Para Penggugat Rekonpensi telah
mengundurkan diri atas kemauannya sendiri atas pekerjaan yang diberikan Penggugat
Rekonpensi / Tergugat Konpensi.
4. Menyatakan Penggugat Rekonpensi tidak diwajibkan membayar hak upah selama
Para Tergugat Penggugat tidak bekerja dan tidak melaksanakan mutasi ;-
5. Menghukum Penggugat Rekonpensi / Tergugat Konpensi untuk memberi talih asih
sebesar 1 (satu) bulan gaji yang biasa diterima dari Para Tergugat Rekonpensi / Para
Penggugat Konpensi ;-

DALAM KONVENSI DAN REKOPENSI

Menghukum Para Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi untuk membayar segala


biaya yang timbul dalam gugatan perkara a quo ini.-
Atau : Apabila Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya cq.
Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo berpendapat lain mohon putusan
yang seadil-adilnya.-

Menimbang, bahwa atas jawaban dari Tergugat tersebut, Para Penggugat mengajukan replik
secara tertulis pada persidangan tanggal. 22 Oktober 2020 dan kemudian Tergugat
mengajukan duplik tertulisnya pada persidangan tanggal. 5 November 2020 ;

Menimbang, bahwa kemudian untuk menguatkan dalil gugatannya di persidangan Para


Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti surat, yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-10,
yang telah dibubuhi dengan materai yang cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya.

BUKTI SURAT TERGUGAT

1. Foto copy Akta Nomor : 3, tanggal : 02 Nopember 1999 tentang Pendirian Persero
Terbabatas PT. Sukses Lautan Indonesia, dibuat dihadapan Bambang Prijambodo
Penangsang,SH. Notaris di Bangil –Pasuruan, yang diberi tanda bukti T-2.A;

2. Foto copy, Putusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI Nomor : 0-42555


HT.0101 TH. 2000, tanggal 29 Februari 2000, yang diberi tanda bukti T-2.B;

3. Foto copy Peraturan Perusahaan berupa: Perjanjian Kerja Bersama PT. Sukses Lautan
Indonesia (PKB PT. Sulindo), yang diberi tanda bukti T-4.A;

4. Foto copy, Surat Keputusan Nomor: 001/Skep/ SLD/V/2020 tanggal 30 Mei 2020
tentang Mutasi atas nama Sumedi, yang diberi tanda bukti T-6;
5. Foto copy, Surat Keputusan Nomor: 005/Skep/ SLD/V/2020 tanggal 30 Mei 2020
tentang Mutasi atas nama Samsul Bachri, yang diberi tanda bukti T-7;

KETERANGAN SAKSI

1. Saksi 1: ISNAINI MADYASTUTI

a) Bahwa saksi kenal dengan Para Penggugat dan saksi tahu dengan Tergugat
saksi masih bekerja pada perusahaan Tergugat, saksi tidak ada hubungan
keluarga;

b) Bahwa para Penggugat menolak dimutasi di Tuban di PT. Agung yang masih
satu group dengan Tergugat; para Penggugat dimutasi di bagian Produksi,
upahnya sesuai UMK Tuban, para Penggugat sama sekali tidak melaksanakan
mutasi;

c) Bahwa saksi pernah memanggil para Pengugat sebanyak 2 kali untuk bekerja
dan menjelaskan ketentuan-ketentuan dan fasilitas-fasilitas di Tuban, tapi
tidak ada respon tidak datang para Penggugat inti para Penggugat menolak
dimutasi karena apa saksi tidak tahu pasti;

d) Bahwa para Penggugat sudah tidak bekerja lagi yang bagian es 10 orang yang
akan dimutasi ke Tuban 5 orang tapi tidak mau dan tidak kembali lagi
sekarang bagian es sudah tidak ada yang 5 orang lainnya dikerjakan di bagian
ikan karena sudah sepi permintaan, bahwa Tergugat tidak pernah memPHK;

2. Saksi 2: SANDI AL AZHAR

a) Bahwa saksi kenal dengan Para Penggugat dan saksi tahu dengan Tergugat
saksi masih bekerja pada perusahaan Tergugat, saksi tidak ada hubungan
keluarga;

b) Bahwa saksi tidak tahu mutasinya Para Penggugat;

c) Bahwa saksi pernah dimutasi dari perusahaan Tergugat ke Tuban di PT. BHI,
tapi sekarang sudah kembali lagi di Tergugat; bahwa Tergugat sering
memindahkan karyawannya dari Probolinggo ke Tuban ada 4 orang dan
dikembalikan lagi ke Tergugat di Probolinggo; bahwa ada fasilitas
kepindahanya itu ada Mesnya, transport antar jemput dari Probolinggo ke
Tuban dan sebaliknya dari Tuban ke Probolinggo satu minggu sekali, dan
dapat makan;

d) Bahwa masa kerja saksi dari tahun 2001 dimutasi dan tidak dikurangi masa
kerjanya.

 PERTIMBANGAN HUKUM JUDEC FACTIE


PERTIMBANGAN HUKUM
1. Bahwa, berdasarkan bukti P-1 atau T-4A, tentang Perjanjian Kerja Bersama
pada perusahaan Tergugat, khususnya pada pasal. 6, telah diatur dengan jelas
bahwa pada dasarnya mutasi dapat dilakukan oleh Tergugat baik pada bagian-
bagian yang ada dalam perusahaan Tergugat atau menurut PKB dan dapat pula
dilakukan dalam beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu group.
dengan demikian dalil Tergugat yang menyatakan bahwa mutasi kerja seperti
tersebut diatas dan/atau yang terjadi pula kepada Para Penggugat, sudah
menjadi kebiasaan pada perusahaan Tergugat;

2. Bahwa, selanjutnya terkait dengan latar belakang dilakukannya mutasi


tersebut, Tergugat menerangkan bahwa mutasi tersebut dilakukan oleh
Tergugat karena pada bagian produksi, yang memproduksi es di perusahaan
Tergugat di Probolinggo yang merupakan tempat kerja dari Para Penggugat
sudah tutup, karena menurut Tergugat yang dikuatkan dengan keterangan
saksinya yaitu Isnaini Madyastuti, menerangkan bahwa pada bagian produksi
es tersebut sudah tutup karena sepi permintaan atau tidak ada permintaan es
lagi, dengan demikian dalil Tergugat yang menerangkan bahwa sebenarnya
Tergugat tidak berniat memutus hubungan kerja dari Para Penggugat;

3. Bahwa, selanjutnya pertentangan dalil para pihak yang lain adalah terkait
apakah antara Tergugat dengan PT. Berkat Agung Indonesia adalah masih
dalam satu group perusahaan, pada intinya dapat diketahui bahwa PT. Berkat
Agung Indonesia yang berlokasi di Tuban, baik pemilik dan pengelolanya
(direksinya) adalah sama dengan Perusahaan Tergugat di Probolinggo atau PT.
Sukses Lautan Indonesia, namun walaupun demikian Majelis Hakim
berpendapat bahwa dari bukti-bukti tersebut tidaklah kemudian dapat
disimpulkan kedalam pngertian bahwa perusahaan-perusahaan tersebut satu
group atau tidak, , sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hubungan kedua perusahaan tersebut, berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas,
hanyalah sebatas kesamaan pemilik dan pengelolanya;

4. Bahwa, disisi lain Para Penggugat tetap mendalikan bahwa Para Penggugat
menolak mutasi yang dilakukan oleh Tergugat, karena dengan alasan bahwa
antara perusahaan Tergugat tempat kerja Para Penggugat dengan perusahaan
tempat tujuan Para Penggugat dimutasi, memiliki tempat dan badan hukum
yang berbeda, sehingga menurut Para Penggugat tidaklah dapat dilakukan
mutasi sebagaimana telah diperintahkan atau dilakukan oleh Tergugat.

PUTUSAN JUDEC FACTIE

TERGUGAT

 PROVISI: -

 EKSEPSI: Tolak

 POKOK PERKARA: -
 REKONPENSI: -

Anda mungkin juga menyukai