Anda di halaman 1dari 2

REPLIK

DALAM EKSEPSI
1. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat yang tidak memiliki
dasar sama sekali;
2. Bahwa gugatan yang diajukan Penggugat telah memenuhi syarat-syarat formil, pihak
tergugatlah yang tidak cermat dalam mempelajari isi dan maksud gugatan Penggugat.

3. Bahwa dalil ke 2 dalam eksepsi jawaban gugatan yang dinyatakan oleh pihak tergugat
sangatlah tidak benar apabila Penggugat tidak memiliki kualitas sebagai penggugat
karena sebenarnya, Penggugat telah bekerja menjadi ASN yang berarti Penggugat
dirasa telah memiliki kompetensi dalam bidang tersebut dan telah diatur secara jelas
pula dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha
Negara (“UU 9/2004”), yaitu: “Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
direhabilitasi.”

DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya dan memohon pula apa yang
terurai dalam gugatan maupun eksepsi mengenai hal itu tetap dianggap diulang
kembali dalam replik ini;
2. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil jawaban Tergugat selama hal
tersebut bertentangan dengan dalil-dalil Penggugat serta tidak diakui secara tegas
tentang kebenarannya;
3. Bahwa berdasarkan hal – hal yang telah Penggugat sampaikan dalam surat gugatan,
maka jelas sekali apa yang telah dilakukan oleh Tergugat dengan menerbitkan objek
gugatan telah melanggar hak – hak yang dimiliki oleh Penggugat sebagaimana yang
disebutkan di dalam Pasal 28 D ayat (2), Pasal 28 E (1), Pasal 27 (2) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang hak memperoleh pekerjaan;
Pasal 28 D ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang hak
perlakuan yang sama dihadapan hukum; kemudian keputusan yang dikeluarkan oleh
pihak tergugat juga sangat merugikan pihak Penggugat, karena mengandung
ketidakvermatan hukum, dimana surat keputusan yang dikeluarkan setelah terbitnya
Undang- Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dan ditetapkan atau objek sengketa
diterbitkan setelah Undang-Undang No. 8 Tahun 2014 Jo. PP 32 Tahun 1979 dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku, sehingga pemberlakuannya tidak dapat diterapkan
untuk saat ini
4. Bahwa berdasarkan uraian alasan Penggugat sebagaimana tersebut diatas, maka
Penggugat memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini agar kiranya berkenan untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut:
5. Menolak eksepsi dari Tergugat untuk seluruhnya dalam pokok perkara;
6. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagaimana dalam petitum Penggugat.

Anda mungkin juga menyukai