PUTUSAN
NOMOR : 46/G/2021/PTUN.JKT
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat Pertama dengan acara pemeriksaan singkat, telah
memberikan Putusan dalam sengketa perlawanan terhadap Dismissal Prosedur Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta, antara:
Semua Kewarganegaraan Indonesia, Advokat yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kav.
45- 46, Jakarta 12930, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 25 September 2021, untuk
selanjutnya disebut sebagai PELAWAN
MELAWAN
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan Gugatan tertanggal 28 September 2021 yang
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada 28 September 2021
dibawah Register Perkara Nomor: 46/G/2021/PTUN.JKT yang telah diperbaiki dalam
Pemeriksaan Persiapan pada tanggal 2 Oktober 2021 telah mengemukakan alasan yang pada
pokoknya adalah sebagai berikut:
I. OBJEK GUGATAN :
Bahwa yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah Keputusan Tata Usaha
Negara (KTUN) berupa : Surat Keputusan Rektor Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Nomor: 489/PT02/II/UI/2021 Tentang Pemberhentian sementara mahasiswa
bernama Mahangku Mahameru selama 2 (Dua) semester.
II. DASAR HUKUM OBJEK GUGATAN :
1. Bahwa objek sengketa gugatan yang dikeluarkan oleh Tergugat telah memenuhi
ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara untuk menjadi objek sengekta Bahwa Pasal 1 angka 9
Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009, berbunyi: “Keputusan Tata Usaha
Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan/pejabat Tata
Usaha Negara yang berisikan tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang/Badan
Hukum Perdata”.
2. Bahwa objek sengketa dalam perkara ini bersifat konkret karena objek sengketa
tersebut berwujud terttulis dan tidak abstrak.
3. Bahwa objek sengketa bersifat individual karena objek sengketa tersebut tidak
ditujukan untuk umum tetapi ditujukan kepada Penggugat.
4. Bahwa kemudian berdasarkan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 Tentang Administrasi Pemerintahan (AP) mengatur Keputusan Tata Usaha
Negara (yang dapat menjadi objek sengketa Tata Usaha Negara) adalah ketetapan
tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat pemerintahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang AP tersebut diatas terkandung unsur:
1. Ketetapan tertulis
2. Dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Bahwa kemudian didalam Pasal 87 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
AP, berbunyi: “Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan TUN sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang PTUN sebagaimana
telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor
51 Tahun 2019 harus dimaknai sebagai: a. Penetapan tertulis yang juga mencakup
tindakan faktual, b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat TUN dilingkup eksekutif,
yudikatif, dan pemyelenggara negara lainnya, c. Berdasarkan ketentuan perundang-
undangan dan AUPB, d. Bersifat final dalam arti lebih luas, e. Keputusan yang berpotensi
menimbulkan akibat hukum dan/atau, f. Keputusan yang berlaku bagi warga
masyarakat”.
Bahwa akibat diterbitkannya objek sengketa tertanggal 2 Oktober 2021 yang ditujukan
kepada Penggugat, maka Penggugat merasa dirugikan oleh Tergugat, Penggugat telah
diberhentikan sementara sebagai mahasiswa dengan Surat Keputusan Rektor Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Nomor: 489/PT02/II/UI/2021 oleh Tergugat;
Oleh karena itu, tindakan Tergugat sangat merugikan Penggugat sebagaimana Pasal 53
ayat
(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara atau setidak-tidaknya
berpotensi menimbulkan akibat hukum sebagaimana Pasal 87 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 Tentang AP (Administrasi Pemerintah).
V. ALASAN GUGATAN :
Bahwa gugatan ini kami ajukan berdasarkan alasan-alasan yang pada intinya sebagai
berikut:
Bahwa karena hal ini tersebut diatas Penggugat sangat dirugikan dengan Surat Keputusan
Rektor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Nomor: 489/PT02/II/UI/2021 karena
berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tindakan Tergugat
bertentangan dengan Undang-Undang.
PETITUM
Bahwa berdasarkan hal tersebut maka Penggugat berdasarka Pasal 53 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara untuk memutus:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal Surat Keputusan Rektor Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Nomor: 489/PT02/II/UI/2021;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Rektor Nomor:
489/PT02/II/UI/2021;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.
1. Bahwa Tergugat dalam gugatan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 adalah “Badan/Pejabat Tata Usaha
Negara yang mengeluarkan Keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya
atau yang dilimpahkan kepadanya”.
2. Bahwa Tergugat menurut Ketentuan Perundang-undangan adalah Pejabat Tata
Usaha Negara yang memiliki wewenang untuk menerbitkan Objek Sengketa.
Dalil ini terbukti dengan ketentuan-ketentuan peraturan sebagai berikut:
Mahasiswa yang terlibat dalam Aksi Demo akan diberikan sanksi cuti selama
yang diputuskan oleh Kepala Tertinggi Universitas Indonesia.
3. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat kecuali dalil yang
diakui kebenarannya oleh Tergugat.
4. Bahwa dalil-dalil yang dikeluarkan oleh Tergugat dalam pokok perkara
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
5. Bahwa memang benar Tergugat telah mengeluarkan Surat Keputusan Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Nomor: 489/PT02/II/UI/2021 yang
dikeluarkan tanggal 20 September 2021.
6. Bahwa Surat Keputusan Rektor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Nomor: 489/PT02/II/UI/2021 yang dikeluarkan tidak bertentangan dengan hak
konstitusi Penggugat yang tercantum pada Pasal 5 Undang-undang Nomor 9
Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum.
DALAM GUGATAN :
Bahwa karena hal tersebut diatas Penggugat sangat dirugikan dengan Keputusan Tata Usaha
Negara Nomor: 489/PT02/II/UI/2021 bertentangan dengan peraturan Undang-undang Tata
Usaha Negara
Bahwa berdasarkan Pasal 55 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 gugatan ini Penggugat
ajukan dalam tenggang waktu 25 hari sejak Keputusan Nomor 489/PT02/II/UI/2021 diterima.
Bahwa berdasarkan hal tersebut maka Penggugat berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara mohon kepada Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta untuk memutus:
Bahwa karena hal tersebut Tergugat mohon kiranya untuk menolak Gugatan atau setidaknya
tidak dapat diterima, mohon untuk kepada Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memutus:
MENGADILI
Demikianlah diputuskan dalam suatu rapat permusyawaratan majelis yang terdiri dari
sebagai berikut:
Dalam putusan tersebut diucapkan dalam suatu persidangan yang terbuka untuk umum pada
hari Selasa, 20 Desember 2021, masing-masing anggota dibantu oleh DONO, S.H. sebagai
panitera pengganti dan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Tergugat.
Hakim Ketua
Hakim Anggota
Panitera Pengganti