NIM : 201920050
Kelas : A/V
PUTUSAN
MELAWAN:
DUDUK PERKARA
OBJEK PERKARA
KEWENANGAN MENGADILI
4. Bahwa sejak objek perkara a quo diterbitkan oleh Rektor Universitas Indonesia
pada tanggal 20 September 2021 dalam Surat Keputusan Tata Usaha Negara No :
489/PT02/II/UI/2021, yang dikeluarkan oleh Tergugat;
5. Bahwa Surat Keputusan tersebut baru diketahui oleh Tergugat pda tanggal 22
September 2021 sehingga sesuai ketentuan Undang – Undang No 5 Tahun 1986,
gugatan diajukan masih dalam tenggang waktu untuk menggugat;
6. Bahwa dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor : 489/PT02/II/UI/2021 tanggal
20 September 2021 oleh Tergugat, Kepentingan Penggugat terasa dirugikan;
7. Bahwa gugatan diajukan sebab Mahangku Mahameru merasa dirugikan oleh pihak
universitas sedangkan menurutnya apa yang dilakukan tidak salah (Mahangku
Mahameru tidak sepenuhnya bersalah);
8. Bahwa tindakan Mahangku Mahameru tidak salah dan hal yang wajar, sedangkan
Mahangku Mahameru adalah Mahasiswa yang aktif apalagi Mahangku seorang
aktifis dikampusnya, sudah menjadi salah satu tugasnya apabila mengkritisi dengan
melakukan orasi dikampusnya karena baginya ada yang mengganjal yakni
mengenai kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang yang dirasa tidak pro
Mahasiswa, Mahangku Mahameru menyampaikan itu semua juga karena keluhan
seluruh Mahasiswa;
9. Bahwa Mahangku Mahameru merasa hal tersebut tidak adil jika dihukum seberat
itu hingga menganggu aktfitasnya sebagai mahasiswa yang sebenarnya yakni
belajar dan menggunakan fasilitas dikampusnya, Mahangku Mahameru merasa
tidak adil karna di salahkan atas Kesalahan tersebut dikategorikan telah melakukan
pelanggaran tata tertib kehidupan kampus Universitas Indonesia. Sedangkan
tuduhan itu masih disangkakan kepada Mahangku Mahameru belum menjadi bukti
yang akurat;
10. Bahwa Surat keputusan dari Tergugat ertentangan dengan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku sebagaimana yang ditentukan oleh Pasal 53
ayat (2a) UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004;
TENGGANG WAKTU
11. Bahwa Ketentuan Pasal 3 Ayat (3) UU PTUN mengandung arti bahwa apabila
suatu peraturan perundang-undangan tidak menentukan batas waktu penetapan,
maka badan atau pejabat pemerintah memiliki batas waktu selama 4 bulan sejak
diterimanya permohonan untuk menetapkan KTUN yang dimohon;
14. Bahwa mengingat dalil-dalil dari Tenggugat dalam perkara ini di dukung dan di
dasarkan pada bukti-bukti yang sah dan otentik serta berdasar pula pada fakta-fakta
hukum, maka untuk menghindari kerugian yang lebih besar baik kerugian secara
materiil maupun immaterial yang sementara masih dalam proses hukum, maka
Tenggugat memohon kepada Ketua atau Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara sebelum memeriksa pokok perkaranya terlebih dahulu mengeluarkan suatu
penetapan yang menyatakan mencabut surat gugatan yang menjadi Objek Gugatan
a quo sampai dengan adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
(inkracht van gewijsde) sebagaimana disyaratkan oleh ketentuan Pasal 67 ayat (2)
UU PTUN yang menyatakan bahwa:
Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan keputusan tata usaha
negara itu di tunda selama pemeriksaan berjalan, sampai ada putusan pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
PETITUM
Bahwa, Tergugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat yang
telah diberi meterai cukup serta telah dicocokkan dengan pembandingnya,
masing-masing diberi tanda Bukti T-1 sampai dengan Bukti T-6, sebagai
berikut :
1. T-1 Di dalam surat yang ada pada Penggugat membuktikan bahwa
Tergugat merupakan Rektor dari Universitas Indonesia. (Asli) Fotocopy
Surat Penetapan Nomor : 932/UI/SPR/V/2017.
2. T-2 Surat ini ada pada Tergugat membuktikan menjatuhkan sanksi kepada
Penggugat dengan prosedur hukum yang jelas. Dan tidak bertentangan
dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana yang
ditentukan oleh Pasal 53 ayat (2b) UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9
Tahun 2004 dan Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999. (Asli) Surat Keputusan
Rektor Universitas Nomor : 489/PT02/II/UI/2021 tertanggal 20 September
2021.
3. T-3 ini pada tanggal 1 September 2021 pada jam 09.00 wib ketika orasi
dilakukan. Yang mana dalam hal ini bersama dengan Tergugat, Saksi
mengetahui bahwa telah terjadi pelanggaran tata tertib kampus Universitas
Indonesia yang mana dalam hal ini ketika pelanggaran dilakukan ketika
Penggugat menyampaikan argumentasi tentang kebijakan Pemerintah di
bidang pendidikan yang dirasakan tidak pro Mahasiswa. Saksi Prof. Dr.
Faizul Anami, S.H., M.Hum. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan.
4. T-4 ini menyatakan bahwa surat keputusan Rektor Universitas Nomor :
489/PT02/II/UI/2021 tertanggal 20 September 2021 di buat bersama dan
telah di rapatkan oleh jajaran rektorat terlebih dahulu, sehingga saksi yang
telah dijatuhkan kepada Tergugat tidak cacat hukum dan sesuai dengan
prosedur hukum yang ada. Saksi Dr. Nurcahyani, M.Kom., selaku Wakil
Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Teknologi.
5. T-5 ini saksi menyatakan bahwa ketika orasi dilakukan terjadi kericuhan
berupa terganggunya aktivitas perkuliahan. Saksi Zainal Azhar, B.A.,
M.B.A., selaku Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset.
6. T-6 ini Bahwa Ketetapan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia
Nomor : 005/SK/MWA-UI/2004 tentang tata tertib kehidupan kampus
Universitas Indonesia pada pasal 8 huruf g yang menyatakan warga
Universitas Indonesia dilarang mengganggu aktifitas dan ketentraman
Universitas Indonesia. Dengan demikian terhadap Penggugat dapat di
jatuhkan sanksi akademik. (Asli) Fotocopy Ketetapan Majelis Wali
Amanat Universitas Indonesia Nomor : 005/SK/MWA-UI/2004. (Asli)
Fotocopy Ketetapan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor :
005/SK/MWA-UI/2004.
Menimbang, bahwa yang dijadikan objek perkara dan dimohonkan batal atau
tidak sah oleh Penggugat adalah Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Jl.
Salemba Nomor : 4, Jakarta Pusat dengan Nomor : 489/PT02/II/UI/2021 tertanggal 20
September 2021 tentang penjatuhan sanksi akademik selama 2 (dua) semester, tidak
boleh mengikuti perkuliahan baik praktik maupun teori juga tidak boleh menggunakan
semua fasilitas Mahasiswa di kampus seperti perpustakaan dan laboratorium;
MENGADILI
DALAM PENUNDAAN :
Menolak Permohonan Penundaan surat keputusan objek putusan yang
dimohonkan oleh Penggugat;
DALAM EKSEPSI :
Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA :
a. Mengabulkan Jawaban Tergugat untuk seluruhnya;
b. Menyatakan Batal Surat Gugatan Penggugat Nomor :
15/G.PTUN/OH/2021/PTUN-JKT;
c. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
395.000,- ( tiga ratus sembilan puluh lima ribu rupiah).
Demikian diputus dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta pada hari Rabu, tanggal 2 November 2021 oleh MARIA CINTHIA, S.H., M.H.
sebagai Hakim Ketua Majelis, ASNAWI MANGKU ALAM, S.H.,M.H. dan MOH
RIYANTO, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan tersebut diucapkan
dalam persidangan secara langsung pada hari Selasa, tanggal 9 November 2021, dalam sidang
yang terbuka untuk umum oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh FAHRUDIN, S.H.
Panitera Pengganti Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dengan dihadiri secara langsung oleh
Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat.
FAHRUDIN, S.H.