Anda di halaman 1dari 16

EKSEPSI, JAWABAN DAN GUGATAN REKONVENSI

DALAM PERKARA
NOMOR : 71/PDT.G/2023/MS-Cag

Calang, 02 Oktober 2023

Kepada Yang Mulia


Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara
Nomor : 71/PDT.G/2023/MS-Cag
Di –
Calang

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :

SAHPUTRA, S.H
YENI FARIDA, S.H

Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, pekerjaan sebagai advokat


pada kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), beralamat di Jl. Cot
Bak U No. 19 Batoh, Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Telp/Fax (0651) 31289,
email: yayasanadvokasirakyataceh@gmail.com dalam hal ini bertindak baik
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk dan atas nama
pemberi kuasa.

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 24 Juli 2023 yang telah


diregister oleh Panitera Mahkamah Syar’iah Calang. Bertindak untuk atas
nama, karena itu mewakili kepentingan hukum dari :
Dafit Arsyat, Kewarganegaraan Indonesia, Umur 48 Tahun, Jenis Kelamin
Laki-laki, Agama Islam, Pekerjaan Petani/Pekebun, beralamat Desa Pante
Kuyun, Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya.
Untuk selanjutnya disebut----------------------------------------------TERGUGAT

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 1


Berdasarkan surat gugatan penggugat sebagaimana telah didaftarkan oleh
kepaniteraan Mahkamah Syariyah Calang, izinkanlah Tergugat untuk
mengajukan Eksepsi dan Jawaban dalam perkara Nomor :
71/PDT.G/2023/MS-Cag sebagaimana terdapat di bawah ini.

GUGATAN KONVENSI

A. DALAM EKSEPSI
1. Gugatan Penggugat Gugur Dengan Sendirinya Atas Kehendak
Penggugat;
Bahwa, dalam perbaikan surat gugatan harta bersama (gono
gini) seharusnya hanya diperbolehkan selama tidak merubah
materi gugatan, melainkan hanya segi formal dari gugatan seperti
perubahan nomor surat, perubahan atau penambahan alamat,
perbaikan nama, salah ketik dan lain-lain. Bahwa dilihat dari isi
gugatan penggugat dalam perkara ini tertanggal 21 September
2023 bukan lagi termasuk perubahan gugatan karena sudah
dilakukan terhadap pokok gugatan, karena yang di rubah dan
dihilangkan adalah termasuk apa yang didalilkan dan di tuntut
oleh Penggugat.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya posita dan petitum
tambahan dalam gugatan perubahan penggugat terdapat pada posita
angka 4 (empat) yang menyatakan harta bersama antara penggugat
dengan tergugat yaitu bahwa, benar hasil panen sawit seluas ± 10
hektar dari objek gugatan posita dan petitum 2.1 sampai 2,6 gugatan
semula dengan jumlah panen buahnya dalam jangka waktu ± 15
(lima belas) hari rata-rata dan atau dalam sebulan dipanen sebanyak
2 (dua) kali, sejak bulan April 2021 sampai dengan saat ini secara
terus menurus dikuasai oleh tergugat tanpa menyerahkan bagian hak
penggugat, dengan jumlah pendapatan penjualan perbulannya rata-
rata sejumlah Rp.12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dikalikan
selama 29 bulan sejumlah Rp.348,00,000,- (tiga ratus empat puluh
delapan juta rupiah).

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 2


Hal tersebut jelas merugikan kepentingan Tergugat dalam
melakukan pembelaan terutama dalam memberikan eksepsi dan
jawaban. Oleh sebab itu berdasarkan uraian tersebut di atas
sudah cukup bagi majelis hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini untuk menolak gugatan Penggugat sebagai
konsekwensi dari adanya perubahan gugatan yang menurut
ketentuan tidak membolehkan perubahan gugatan selain hanya
yang bersifat redaksional semata, sehingga Penggugat telah
melampaui batas yang dibenarkan, sesuai dengan Yuriprudensi
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1043 K/Sip/1971
tanggal 3 Desember 1974 hanya mengizinkan perubahan gugatan
terhadap hal-hal yang tidak prinsip saja, tidak dibenarkan
mengubah gugatan yang mengakibatkan terjadi perubahan pada
posita sehingga mengakibatkan Tergugat atau Kuasanya merasa
dirugikan haknya untuk membela diri, dan berdasarkan
Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 434 K/Pdt/1970, Tanggal
11 Maret 1971 perubahan gugatan dapat dikabulkan asalkan
tidak melampaui batas-batas materi pokok yang dapat
menimbulkan kerugian pada hak pembelaan Tergugat, dan hal
tersebut telah sesuai pula dengan Pasal 127 Rv (Reglemant of de
Rechtsvordering) yang menyatakan Penggugat berhak mengubah
atau mengurangi tuntutannya sampai saat perkara diputus tanpa
boleh mengubah atau menambah pokok gugatan, oleh karena itu
harus ditolak.

2. Gugatan Penggugat Terhadap Tergugat Adalah Salah Alamat.


Bahwa, Tergugat bukanlah merupakan pihak yang
menguasai atau pemilik sah objek sebagaimana dimaksud
Penggugat dalam gugatannya tanggal 04 juli 2023 pada Posita
angka 2.1, berupa sebidang tanah/lahan sawit dengan SHM atas
nama NAZARUDIN yang terletak di Dusun laksana, Gampong
Sapek, Kec. Setia bakti, Kab. Aceh Jaya, seluas ± 11.660M.

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 3


(sebelas ribu enam ratus enam puluh) meter, dengan berisikan
tanaman sawit yang telah dalam usia produksi/panen.
Dengan batas-batas tanah/kebun sawit :
- Sebelah utara berbatasan dengan Tanah kebun atas
nama Dafit Arsyat/Tergugat.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Tanah Pak Din;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Tanah kebun atas
nama Karmila;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan.
------ Objek tersebut diperoleh dengan cara jual beli dan jika
ditafsirkan harga Tanah/Kebun Sawit tersebut sekarang
berharga sejumlah ± Rp. 110.000.000.- (seratus sepuluh
juta rupiah).
----- SHM tersebut berada dalam kekuasaan Tergugat.
Bahwa objek yang disebut Penggugat tersebut bukan merupaka
harta Milik Tergugat dan Tergugat tidak menguasai objek yang
dimaksud, bahwa tergugat menguasai beberapa tanah/lahan
sawit milik keluarga tergugat yang mempunyai SHM baik atas
nama Tergugat maupun atas nama orang lain, namun tergugat
tidak menguasai ataupun memiliki objek dengan SHM atas nama
NAZARUDIN tersebut.
Bahwa, dengan salah dan kelirunya Penggugat dalam
menentukan subjek Tergugat dan objek gugatan sehingga secara
materil sudah salah karena gugatan Penggugat dibuat asal-asalan
dan tidak berdasar, maka gugatan Pengugat salah alamat. Oleh
karenanya, gugatan harus ditolak atau dinyatakan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard);

3. Penggugat Tidak Mempunyai Kedudukan Sebagai Penggugat


(Eksepsi Disqualifikatoir);
Bahwa, gugatan Penggugat tidak/kurang memenuhi syarat
formil surat gugatan, sebagaimana dalam perubahan surat
gugatan yang di bacakan atau diserahkan pada tanggal 21

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 4


september 2023, yang menyerahkan atau membacakan surat
perubahan gugatan bukanlah Arnilawati Binti Arsyat TT sebagai
Penggugat tapi pihak ketiga. Kalaupun Arnilawati Binti Arsyat TT
selaku Penggugat sudah memberikan kuasa kepada seseorang
maka haruslah dibuktikan dengan adanya surat kuasa yang
disebut atau dicantumkan dalam surat gugatan/perubahan surat
gugatan apakah termasuk surat kuasa khusus atau surat kuasa
insidentil sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Karena tidak jelasnya kedudukan antara Penggugat dan Penerima
Kuasa dalam perkara a quo maka gugatan yang demikian
tidak/kurang memenuhi syarat formil suatu gugatan. Dengan
tidak terpenuhinya syarat formil dalam surat gugatan maka
gugatan haruslah dinyatakan batal demi hukum dan atau tidak
dapat diterima;
Bahwa, dengan tidak terpenuhinya syarat formil dalam
gugatan a quo, dengan alasan Penggugat dan atau Kuasa
Penggugat tidak mempunyai hak dan kualitas, sehingga
penggugat dan atau kuasa penggugat tidak mempunyai “legitima
persona standi in judicio”, maka gugatan haruslah dinyatakan
tidak dapat diterima (Niet Ont Vankelijk Verklaard);

4. Gugatan Penggugat kabur (obscuur libel).


Bahwa, untuk tidak diulangi kembali segala apa yang telah
diajukan dalam eksepsi di atas, dianggap telah terurai dalam
eksepsi obscuur libel ini. Bahwa gugatan yang diajukan oleh
Penggugat sangat kabur (obscuur libel), sebab sebagai berikut:
Bahwa, Penggugat dalam dalil gugatannya, ternyata tidak
ditulis/dicantumkan tahun perolehan dan perolehan objek dalam
gugatan tidak menyebutkan perolehan jual beli antara siapa
dengan siapa, sehingga gugatannya tidak jelas.
Bahwa, Karena Penggugat dalam mengajukan gugatannya
hanya berdasarkan rekaan dan dugaan belaka sehingga salah dan
keliru dalam menentukan objek sengketa.

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 5


Bahwa dengan demikian sebagaimana dalil tersebut jelaslah
gugatan Penggugat adalah kabur (obscuur libel) sebagaimana
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang
menyebutkan “Gugatan yang tidak sempurna, karena tidak
menyebutkan dengan jelas apa-apa yang dituntut, harus
dinyatakan tidak dapat diterima”. Putusan tanggal 21 November
1970 Nomor : 492.K/Sip/1970. Oleh karenanya, gugatan kabur itu
harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard);

Bahwa, Kepada penggugat. Bahkan apabila dicermati lebih dalam


petitum gugatan penggugat tidak jelas karena penggugat
menguraikan kembali apa yang telah diuraikan sebelumnya didalam
gugatan kemudian diuraikan lagi didalam petitum. Seharusnya,
pengugat mencabut dulu gugatannya setelah disempurnakan baru
kemudian didaftarkan lagi setelah dilakukan perbaikan agar lebih
mudah difahami oleh semua pihak.

Berdasarkan dalil-dalil yang kami kemukakan di atas,


mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini untuk dapat memutuskan dengan amar sebagai
berikut :
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar ongkos/biaya perkara.

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa pada prinsipnya Tergugat menolak semua dalil-dalil yang


dikemukakan oleh Penggugat sebagaimana yang terdapat dalam
surat gugatannya tertanggal 04 juli 2023 maupun gugatan
perubahan tertanggal 21 september 2023 kecuali yang secara
tegas-tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat sepanjang tidak
merugikan kepentingan Tergugat;

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 6


2. Bahwa dalil-dalil yang telah kami sampaikan dalam eksepsi
mohon kiranya dijadikan pertimbangan pula dalam pokok perkara
ini;

3. Bahwa benar, tergugat pernah melangsungkan pernikahan secara


agama dengan penggugat, namun pernikahan antara tergugat
dengan penggugat tidaklah dilakukan secara ketentuan undang-
undang yang berlaku dikarenakan perkawinan tersebut secara siri
yang tidak dicatat di kantor urusan agama (KUA) sebagaimana
seharusnya perintah undang-undang perkawinan;

4. Bahwa dalam melangsungkan perkawinan secara siri antara


tergugat dengan penggugat kemudian pada tahun 2016 rumah
tangga tergugat dengan penggugat sudah tidak harmonis lagi,
hingga pada sekitar tahun 2021 tergugat tidak sanggup lagi
menghadapi penggugat sebagai istri hingga akhirnya tergugat
pergi dari rumah;

5. Bahwa benar dalam melangsungkan pernikahan antara tergugat


dengan penggugat tidak dikaruniai anak;

6. Bahwa tergugat tidak mengetahui perihal Itsbat nikah yang


dilakukan oleh penggugat di Mahkamah Syariah Calang pada awal
tahun 2023, dikarenakan kondisi tergugat saat itu tidak
memugkinkan berhadir, hingga akhirnya tergugat mengetahui
sudah terjadi Itsbat nikah tersebut dikabulkan oleh Mahkamah
Syariah Calang;

7. Bahwa tidak benar selama pernikahan antara tergugat dengan


penggugat memiliki harta dalam perkawinan atau harta bersama
sebagaimana disebut penggugat dalam gugatannya pada Posita 2
halaman 2 gugatan tanggal 04 juli 2023;

8. Bahwa objek sebagaimana dimaksud Penggugat dalam gugatan


penggugat yang pada umumnya menyebutkan sebidang

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 7


tanah/lahan sawit yang diperoleh dengan cara jual beli tersebut
adalah objek yang dikelola oleh tergugat, maka objek tersebut
bukanlah merupakan milik sah tergugat, melainkan tergugat
hanya pengelola objek milik keluarga tergugat yang merupakan
warisan dari orang tua tergugat, yang sampai saat ini masih milik
tergugat bersama dengan adik-adik tergugat yang belum
dibagikan atau Faraid;

9. Bahwa, terhadap objek tersebut dikelola oleh tergugat atas dasar


kesepakatan antara tergugat dengan adik-adik tergugat untuk
dikelola oleh tergugat yang hasilnya akan dibagi dengan adik-adik
tergugat;

10. Bahwa, asal usul objek tersebut adalah pada sekitar tahun 2006
tergugat mengelola 2 (dua) objek milik orang tua tergugat atas nama
Alm. Thantawi yaitu:
1. Tanah/kebun rambutan, dengan luas ± 3 (tiga) H. yang
beralamat Kr. Beeb, Dusun Cot Kumbang, Desa Pante Kuyun,
Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya.
2. Tanah/kebun kelapa sawit, dengan luas ± 2.5 (dua koma lima)
H. yang beralamat Desa Paya Laot, Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya.
- Bahwa dikarenakan objek yang tergugat kelola adalah milik orang
tua tergugat yang merupakan Alm. Thantawi dan tergugat
mempunyai 5 (lima) saudara kandung yang mempunyai hak sama
atas objek tersebut, maka oleh tergugat pada saat tergugat awal
mengelolanya objek tersebut tergugat menyampaikan alasan
tergugat mengelola objek tersebut kepada adik-adik tergugat
adalah karena semasa hidupnya Alm. Thantawi mewasiatkan
bahwa objek tersebut dikelola oleh tergugat dan hasil dari kebun
tersebut akan tergugat berikan sebagian kepada adik-adik
tergugat, yang memilik hak katas objek tersebut;
- Bahwa kemudian sekitar tahun 2013 berdasarkan hasil
kesepakatan antara tergugat dengan adik-adik tergugat membeli

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 8


lahan kosong yang luas sekitar 9 (sembilan) H. pada Sdr. Tarmizi
dengan harga Rp. 45.000.000 (empat puluh lima juta rupiah), yang
mana pada waktu jual beli tersebut tidak lunas sehingga masih
sisa hutang samapai saat ini berjumlah sekitar Rp.12.500.000
rupiah;
- Bahwa, hasil dari tergugat kelola kebun kelapa sawit milik orang
tua tergugat pada poin 2 tersebut, tahun sekitar 2009 sudah mulai
ada hasil, sehingga pada tahun 2015 terhadap hasil panen
tersebut tergugat dan para adik-adik tergugat sepakat membeli 1
(satu) H lagi lahan kosong di lokasi berdekatan dengan lahan 9
(sembilan) H tersebut, hingga total keseluruhan lahan perolehan
dari hasil mengelola objek milik orang tua tergugat adalah 10
(sepuluh) H;
- Bahwa, pada sekitar tahun 2015 terhadap sebagian tanah kosong
tersebut mulai ditanami kelapa sawit oleh tergugat, yaitu 4 (empat)
H. yang perolehan bibit kelapa sawit tersebut dari bantuan
pemerintah;
- Bahwa, tanaman kelapa sawit baru ditanam sekitar 4 (empat) H
tersebut kemudian mati total akibat hama;
- Bahwa, kemudian sekitar tahun 2016 berdasarkan kesepakatan
antara tergugat dengan adik-adik tergugat mulai menanam
kembali kelapa sawit di lahan sekitar 4 (empat) H yang sudah mati
total tersebut, dengan perolehan uang untuk membeli bibit dan
biaya tanam hingga biaya perawatan kelapa sawit tersebut adalah
dari hasil tergugat kelola kebun kelapa sawit milik orang tua
tergugat;
- Bahwa, terhadap tanah kebun kelapa sawit 9 (Sembilan) H
tersebut pada tahun 2018 berdasarkan kesepakatan tergugat
dengan adik-adik tergugat dijual 2 (dua) H dengan luas ± 20.000
M, dengan nilai sekitar ± Rp. 25.000.000 juta, yang uang
perolehan dari hasil jual tanah tersebut berdasarkan hasil
kesepakatan tergugat dengan para adik-adik tergugat sepakat

Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi 9


diperuntukan untuk kebutuhan pengelolaan lahan kebun kelapa
sawit 4 (empat) H tersebut. Hingga saat itu sisa tanah objek
perolehan dari orang tua tergugat adalah 8 (delapan) H, yang
sudah ditanami kelapa sawit 4 (empat) H dan 4 (empat) H lagi
masih kosong;
- Bahwa sekitar tahun 2020 kebun kelapa sawit milik Alm.
Thantawi yang tergugat kelola berdasarkan kesepakatan antara
tergugat dan adik-adik tergugat sepakat untuk dijual yang
kemudian uang hasil jual kebun kelapa sawit milik Alm. Thantawi
tersebut dibagi sama antara tergugat dengan Para adik-adik
tergugat;
- Bahwa, sekitar tahun 2022 tergugat mebuka lahan sawit sekitar 1
(satu) H dilahan tanah 8 (delapan) H tersebut, yang biaya garap
dan bibit dari hasil kebun kelapa sawit 4 (empat) H milik tergugat
bersama adik-adik tergugat tersebut.

11. Bahwa, penggugat mengatahui dan Penggugat mengakuinya


dalam musyawarah gampong dan juga disaat mediasi dilakukan
oleh mediator dalam perkara ini, bahwa tanah lahan yang menjadi
objek dalam perkara ini ada milik bersama antara tergugat
bersama adik-adik tergugat yang perolehannya dari hasil tergugat
mengelola kebun kelapa sawit dan kebun rambutan milik orang
tua tergugat dan atas objek tersebut tergugat masih
bertanggungjawab kepada adik-adik tergugat karena objek
tersebut belum pernah dibagikan atau Faraid;

12. Bahwa, terhadap objek sebidang tanah yang terletak di Dusun Cot
Situi, Desa Sapek, Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya, perolehan dari jual
beli sebagaiman disebutkan penggugat pada posita 2.7 dalam
gugatan penggugat tanggal 04 juli 2023, bahwa objek tersebut
tergugat peroleh dengan cara pada sekitar tahun 2013 Penggugat
membeli objek tersebut pada Kak mie (kakak dari Alm. Mantan
suami penggugat) dengan cara penggugat meminta uang pada

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
0
Tergugat untuk membeli objek tersebut, dikarenakan saat itu
tergugat ada uang hasil kebun kelapa sawit milik Alm. Orang tua
tergugat yang tergugat kelola, uang tersebut rencana tergugat akan
melunasi sisa pembelian tanah kosong 9 (Sembilan) H yang dibeli
oleh tergugat bersama adik-adik tergugat, sehingga tergugat
menunda untuk melunasi utang tersebut yang kemudian melalui
penggugat mebeli objek pada posita 2.7 tersebut denga cara 5
(lima) kali bayar, yang pada saat pembelian pertama tergugat
memberikan uang sekitar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah)
dan seterusnya namun tergugat tidak mengetahui harga pasti dari
objek tersebut, tergugat hanya menyampaikan luas objek tersebut
sekita 3 (tiga) pintu kede. Namun baru-baru ini disaat tergugat
mendatangi penjual objek tersebut ternyata objek tersebut tidak
sesuai luasnya sebagaiman disampaikan oleh tergugat
sebelumnya yang jumlah nya hanya 2 (dua) pintu kede dan
ternyata masih ada sisa hutang Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah)
sehingga penjual tidak memberikan kwitansi penjualan objek
tersebut sebelum tergugat melunasi sisa utang jual beli tersebut
sebesar Rp. 1000.000 (satu juta) lagi kepada penjual;

13. Bahwa, benar perkara ini pernah diupayakan penyelesaian tingkat


gampong (gampong pante kuyun) tempat tinggal tergugat dan
penggugat saat masih tinggal bersama, bukan gampong tempat lokasi
objek berada, yang mana pihak gampong pante kuyun tidak
mengetahui pasti asal muasal objek dalam perkara ini, bahwa, dalam
upaya penyelesaian ditingkat gampong tersebut tergugat punya itikat
baik untuk memberi sebagian objek dalam penguasaan tergugat
kepada penggugat dan memberi senilai uang kepada penggugat,
namun penggugat menolaknya.
Adapun hal-hal yang tergugat tawarkan dalam upayan penyelesai itu
adalah sebagai berikut:

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
1
- 1 (satu) Haktar kebun kelapa sawit milik keluarga tergugat yang uang
perolehan nya dari bantuan BRA sebagai ganti rumah orang tua
tergugat yang dibakar waktu konflik, yang perolehannya tahun 2013;
- Sebidang tanah yang berada Di Dusun Cot Situi, Gampong Sapeek,
Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya, yaitu merupakan objek dalam gugatan
penggugat posita angka 2.7;
- Uang senilai Rp. 50.000.000 juta rupiah dan
- Semua utang piutang selama perkawinan menjadi tanggung jawab
tergugat.
Bahwa tergugat memberi kedua objek yang merupakan milik bersama
antara tergugat dengan adik-adik tergugat tersebut berdasarkan
setelah ada musyawarah antara tergugat dengan adik-adik tergugat,
namun penggugat menolaknya, penggugat tetap dengan permintaan
nya yang tidak mungkin tergugat penuhi, hingga upaya tersebut tidak
tercapai;

14. Bahwa terhadap permohonan sita jaminan (conservatoir Beslag)


yang dimohonkan oleh Penggugat sebagaimana petitum
gugatannya pada poin 7 (tujuh) merupakan hal yang mengada-
ngada dan sangat bertentangan dengan Surat Edaran Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor: MA/Pemb/1953 tanggal 17 Mei
1971 yang pada intinya telah menyatakan: “Permohonan sita
jaminan harus ditolak karena tidak adanya alat bukti yang dapat
mendukung permasalahan yang mendesak dari gugatan
Penggugat”;

15. Bahwa terhadap dalil tuntutan putusan serta merta (Uitvoerbaar


Bij Voorad) yang dimohonkan Penggugat sebagaimana dalil
gugatannya pada poin 9 (Sembilan) sama sekali tidak beralasan,
karena tidak memenuhi syarat- syarat yang diperlukan untuk
dapat menyatakan agar putusan dapat dijalankan terlebih dahulu,

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
2
sesuai dengan Pasal 180 (1) HIR/pasal 191 (1) R.Bg. syarat syarat
tersebut adalah:
- Adanya Surat Autentik atau tulisan tangan yang menurut
undang undang mempunyai kekuatan bukti;
- Adanya keputusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
pasti sebelumnya yang menguntungkan pihak Penggugat dan
ada hubungannya dengan gugatan yang bersangkutan;
- Adanya gugatan provisional yang dikabulkan;
Dalam sengketa mengenai Bezitrecht, dalam hal diluar itu tidak
boleh putusan serta merta, sesuai surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 03/1978 Tahun 1978.

DALAM REKONVENSI
1. Bahwa Tergugat Konvensi sekarang dalam kedudukannya selaku
Penggugat Rekonvensi akan mengajukan Gugatan Rekonvensi
terhadap Penggugat Konvensi dalam kedudukannya sekarang
selaku Tergugat Rekonvensi;
2. Bahwa segala sesuatu yang dikemukakan dalam eksepsi dan
Konvensi tersebut di atas, mohon agar dianggap dikemukakan
pula dalam Rekonvensi ini;
3. Bahwa terhadap Penggugat Rekonvensi sebelumya bersama-sama
dengan Tergugat Rekonvesi juga mempunyai harta bersama yang
saat ini dalam penguasaan Tergugat Rekonvensi, oleh sebab itu
Penggugat Rekonvensi juga mempunyai hak dari pada harta
tersebut seperti yang diamanatkan dalam pasal 97 Kompilasi
Hukum Islam;
Adapun harta bersama yang dimaksud berupa sebagai berikut :
a. 1 (satu) unit Sepeda Motor Merk Honda Scoppy Tahun 2020 Warna
putih atas nama Penggugat, Bahwa sepeda motor tersebut dibeli
dengan cara kredit uang muka Rp. 4.800.000 (empat juta delapan
ratus ribu rupiah) dan angsuran perbulan Rp. 830.000,- (delapan
ratus tiga puluh ribu rupiah), saat ini sudah lunas. dengan tafsiran

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
3
harga ± Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah). Sepeda Motor
tersebut saat ini dikuasai oleh Penggugat;
b. 1 (satu) Unit sepeda Motor Merk Astrea Grand tahun 90an, milik
Penggugat namun semasa masih bersama Tergugat pernah
memperbaiki sepeda motor tersebut menggunakan uang tergugat
sekitar ± RP.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), saat ini
dikuasai oleh Penggugat;
c. 20 (dua puluh) Mayam Emas London yang tafsiran nilai uang ± Rp.
58.000.000,- (lima puluh delapan juta rupiah) yang dibelikan oleh
Penggugat dari penghasilannya bekerja sabagai perias pengantin dan
Penggugat bekerja menjadi Tuha Puet di Gampong Pante Kuyun
sekitar tahun 2015, bahwa emas tersebut pernah Penggugat
pinjamkan ke Kechik Gampong setempat, yang kemudian sudah di
kembalikan lagi kepada Penggugat, yang sampai saat ini dikuasai
oleh Penggugat;
d. Lemari tempat televisi tahun 2013 dengan nilai ± Rp.
1.100.000,- (satu juta seratus ribu rupiah), lemari tersebut dibeli
oleh tergugat pada saat masih berumah tangga dengan penggugat,
saat ini dikuasai oleh penggugat;
e. 1 (satu) unit Kulkas 1 pintu tahun 2013, dengan nilai ± Rp.
1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah), yang dibelikan oleh
tergugat, saat ini dikuasai oleh penggugat;
f. Kompor gas beserta 1 (satu) tabung gas ukuran 15 kg dan 1 (satu)
ukuran 3 kg, dengan nilai ± Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu
rupiah), dibelikan oleh tergugat saat masih berumah tangga dengan
penggugat sekitar tahun 2015, saat ini dikuasai oleh penggugat.
Bahwa selain harta bersama, juga mempunyai hutang bersama
Yaitu :
a. Hutang dengan Jasmani Rp.30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) pada
tahun 2016, hutang tersebut yang sampai saat ini belum lunas
dengan sisa hutang masih Rp. 30.000.000.- (tiga puluh juta rupiah);

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
4
b. Hutang dengan Sdr.Suhaimi Rp.9.000.000 (Sembilan juta rupiah)
pada tahun 2018, yang sampai saat ini masih terhutang dengan
jumlah Rp. Rp.9.000.000 (Sembilan juta rupiah).
c. Hutang dengan Saputra Rahmat Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua
juta rupiah). Yang sampai saat ini masih terhutang dengan jumlah
Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah).

Maka berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi/


Tergugat Konvensi mohon dengan hormat kiranya Majelis Hakim
Mahkamah Syariah Calang berkenan memberikan putusan sebagai
berikut:
DALAM KONVENSI
Dalam Eksepsi
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar ongkos/biaya perkara.

DALAM POKOK PERKARA


1. Menerima Jawaban Tergugat untuk seluruhnya;
2. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat
Konvensi;
2. Menyatakan Harta sabagaimana tersebut pada angka 2 posita
Gugatan Tergugat Rekonvensi adalah harta bawaan Penggugat
Rekonvensi/Tergugat Konvensi;
3. Menyatakan Harta dalam poin 3 (tiga) gugatan Penggugat
Rekonvensi /Tergugat konvensi dengan total keseluruhan Rp.
80.700.000,- (delapan puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) adalah
harta bersama;
4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk menyerahkan ½ bagian
harta bersama dalam gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
5
Konvensi poin 3 (tiga) yang menjadi hak penggugat Rekonvensi/
Tergugat Konvensi yaitu Rp. 40.350.000,- (empat puluh juta tiga
ratus lima puluh ribu rupiah);
5. Menghukum Tergugat Rekonvensi dan Penggugat Rekonvensi/
Tergugat Konvensi untuk membayar hutang bersama dalam poin
4 gugatan Penggugat Rekonvensi /Tergugat konvensi, dengan
membebankan biaya masing-masing;
6. Membebankan biaya perkara kepada Tergugat Rekonvensi.
Atau apabila majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang
seadil adilnya.

Demikianlah Eksepsi dan Jawaban serta Gugatan Rekonvensi ini kami


sampaikan, atas perhatian Majelis Hakim Yang Mulia kami ucapkan
terimakasih.

Hormat kami
Kuasa Hukum Tergugat

SAHPUTRA, SH

YENI FARIDA, S.H

1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
6

Anda mungkin juga menyukai