DALAM PERKARA
NOMOR : 71/PDT.G/2023/MS-Cag
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
SAHPUTRA, S.H
YENI FARIDA, S.H
GUGATAN KONVENSI
A. DALAM EKSEPSI
1. Gugatan Penggugat Gugur Dengan Sendirinya Atas Kehendak
Penggugat;
Bahwa, dalam perbaikan surat gugatan harta bersama (gono
gini) seharusnya hanya diperbolehkan selama tidak merubah
materi gugatan, melainkan hanya segi formal dari gugatan seperti
perubahan nomor surat, perubahan atau penambahan alamat,
perbaikan nama, salah ketik dan lain-lain. Bahwa dilihat dari isi
gugatan penggugat dalam perkara ini tertanggal 21 September
2023 bukan lagi termasuk perubahan gugatan karena sudah
dilakukan terhadap pokok gugatan, karena yang di rubah dan
dihilangkan adalah termasuk apa yang didalilkan dan di tuntut
oleh Penggugat.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya posita dan petitum
tambahan dalam gugatan perubahan penggugat terdapat pada posita
angka 4 (empat) yang menyatakan harta bersama antara penggugat
dengan tergugat yaitu bahwa, benar hasil panen sawit seluas ± 10
hektar dari objek gugatan posita dan petitum 2.1 sampai 2,6 gugatan
semula dengan jumlah panen buahnya dalam jangka waktu ± 15
(lima belas) hari rata-rata dan atau dalam sebulan dipanen sebanyak
2 (dua) kali, sejak bulan April 2021 sampai dengan saat ini secara
terus menurus dikuasai oleh tergugat tanpa menyerahkan bagian hak
penggugat, dengan jumlah pendapatan penjualan perbulannya rata-
rata sejumlah Rp.12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dikalikan
selama 29 bulan sejumlah Rp.348,00,000,- (tiga ratus empat puluh
delapan juta rupiah).
10. Bahwa, asal usul objek tersebut adalah pada sekitar tahun 2006
tergugat mengelola 2 (dua) objek milik orang tua tergugat atas nama
Alm. Thantawi yaitu:
1. Tanah/kebun rambutan, dengan luas ± 3 (tiga) H. yang
beralamat Kr. Beeb, Dusun Cot Kumbang, Desa Pante Kuyun,
Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya.
2. Tanah/kebun kelapa sawit, dengan luas ± 2.5 (dua koma lima)
H. yang beralamat Desa Paya Laot, Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya.
- Bahwa dikarenakan objek yang tergugat kelola adalah milik orang
tua tergugat yang merupakan Alm. Thantawi dan tergugat
mempunyai 5 (lima) saudara kandung yang mempunyai hak sama
atas objek tersebut, maka oleh tergugat pada saat tergugat awal
mengelolanya objek tersebut tergugat menyampaikan alasan
tergugat mengelola objek tersebut kepada adik-adik tergugat
adalah karena semasa hidupnya Alm. Thantawi mewasiatkan
bahwa objek tersebut dikelola oleh tergugat dan hasil dari kebun
tersebut akan tergugat berikan sebagian kepada adik-adik
tergugat, yang memilik hak katas objek tersebut;
- Bahwa kemudian sekitar tahun 2013 berdasarkan hasil
kesepakatan antara tergugat dengan adik-adik tergugat membeli
12. Bahwa, terhadap objek sebidang tanah yang terletak di Dusun Cot
Situi, Desa Sapek, Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya, perolehan dari jual
beli sebagaiman disebutkan penggugat pada posita 2.7 dalam
gugatan penggugat tanggal 04 juli 2023, bahwa objek tersebut
tergugat peroleh dengan cara pada sekitar tahun 2013 Penggugat
membeli objek tersebut pada Kak mie (kakak dari Alm. Mantan
suami penggugat) dengan cara penggugat meminta uang pada
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
0
Tergugat untuk membeli objek tersebut, dikarenakan saat itu
tergugat ada uang hasil kebun kelapa sawit milik Alm. Orang tua
tergugat yang tergugat kelola, uang tersebut rencana tergugat akan
melunasi sisa pembelian tanah kosong 9 (Sembilan) H yang dibeli
oleh tergugat bersama adik-adik tergugat, sehingga tergugat
menunda untuk melunasi utang tersebut yang kemudian melalui
penggugat mebeli objek pada posita 2.7 tersebut denga cara 5
(lima) kali bayar, yang pada saat pembelian pertama tergugat
memberikan uang sekitar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah)
dan seterusnya namun tergugat tidak mengetahui harga pasti dari
objek tersebut, tergugat hanya menyampaikan luas objek tersebut
sekita 3 (tiga) pintu kede. Namun baru-baru ini disaat tergugat
mendatangi penjual objek tersebut ternyata objek tersebut tidak
sesuai luasnya sebagaiman disampaikan oleh tergugat
sebelumnya yang jumlah nya hanya 2 (dua) pintu kede dan
ternyata masih ada sisa hutang Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah)
sehingga penjual tidak memberikan kwitansi penjualan objek
tersebut sebelum tergugat melunasi sisa utang jual beli tersebut
sebesar Rp. 1000.000 (satu juta) lagi kepada penjual;
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
1
- 1 (satu) Haktar kebun kelapa sawit milik keluarga tergugat yang uang
perolehan nya dari bantuan BRA sebagai ganti rumah orang tua
tergugat yang dibakar waktu konflik, yang perolehannya tahun 2013;
- Sebidang tanah yang berada Di Dusun Cot Situi, Gampong Sapeek,
Kec. Setia Bakti, Aceh Jaya, yaitu merupakan objek dalam gugatan
penggugat posita angka 2.7;
- Uang senilai Rp. 50.000.000 juta rupiah dan
- Semua utang piutang selama perkawinan menjadi tanggung jawab
tergugat.
Bahwa tergugat memberi kedua objek yang merupakan milik bersama
antara tergugat dengan adik-adik tergugat tersebut berdasarkan
setelah ada musyawarah antara tergugat dengan adik-adik tergugat,
namun penggugat menolaknya, penggugat tetap dengan permintaan
nya yang tidak mungkin tergugat penuhi, hingga upaya tersebut tidak
tercapai;
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
2
sesuai dengan Pasal 180 (1) HIR/pasal 191 (1) R.Bg. syarat syarat
tersebut adalah:
- Adanya Surat Autentik atau tulisan tangan yang menurut
undang undang mempunyai kekuatan bukti;
- Adanya keputusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
pasti sebelumnya yang menguntungkan pihak Penggugat dan
ada hubungannya dengan gugatan yang bersangkutan;
- Adanya gugatan provisional yang dikabulkan;
Dalam sengketa mengenai Bezitrecht, dalam hal diluar itu tidak
boleh putusan serta merta, sesuai surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 03/1978 Tahun 1978.
DALAM REKONVENSI
1. Bahwa Tergugat Konvensi sekarang dalam kedudukannya selaku
Penggugat Rekonvensi akan mengajukan Gugatan Rekonvensi
terhadap Penggugat Konvensi dalam kedudukannya sekarang
selaku Tergugat Rekonvensi;
2. Bahwa segala sesuatu yang dikemukakan dalam eksepsi dan
Konvensi tersebut di atas, mohon agar dianggap dikemukakan
pula dalam Rekonvensi ini;
3. Bahwa terhadap Penggugat Rekonvensi sebelumya bersama-sama
dengan Tergugat Rekonvesi juga mempunyai harta bersama yang
saat ini dalam penguasaan Tergugat Rekonvensi, oleh sebab itu
Penggugat Rekonvensi juga mempunyai hak dari pada harta
tersebut seperti yang diamanatkan dalam pasal 97 Kompilasi
Hukum Islam;
Adapun harta bersama yang dimaksud berupa sebagai berikut :
a. 1 (satu) unit Sepeda Motor Merk Honda Scoppy Tahun 2020 Warna
putih atas nama Penggugat, Bahwa sepeda motor tersebut dibeli
dengan cara kredit uang muka Rp. 4.800.000 (empat juta delapan
ratus ribu rupiah) dan angsuran perbulan Rp. 830.000,- (delapan
ratus tiga puluh ribu rupiah), saat ini sudah lunas. dengan tafsiran
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
3
harga ± Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah). Sepeda Motor
tersebut saat ini dikuasai oleh Penggugat;
b. 1 (satu) Unit sepeda Motor Merk Astrea Grand tahun 90an, milik
Penggugat namun semasa masih bersama Tergugat pernah
memperbaiki sepeda motor tersebut menggunakan uang tergugat
sekitar ± RP.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), saat ini
dikuasai oleh Penggugat;
c. 20 (dua puluh) Mayam Emas London yang tafsiran nilai uang ± Rp.
58.000.000,- (lima puluh delapan juta rupiah) yang dibelikan oleh
Penggugat dari penghasilannya bekerja sabagai perias pengantin dan
Penggugat bekerja menjadi Tuha Puet di Gampong Pante Kuyun
sekitar tahun 2015, bahwa emas tersebut pernah Penggugat
pinjamkan ke Kechik Gampong setempat, yang kemudian sudah di
kembalikan lagi kepada Penggugat, yang sampai saat ini dikuasai
oleh Penggugat;
d. Lemari tempat televisi tahun 2013 dengan nilai ± Rp.
1.100.000,- (satu juta seratus ribu rupiah), lemari tersebut dibeli
oleh tergugat pada saat masih berumah tangga dengan penggugat,
saat ini dikuasai oleh penggugat;
e. 1 (satu) unit Kulkas 1 pintu tahun 2013, dengan nilai ± Rp.
1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah), yang dibelikan oleh
tergugat, saat ini dikuasai oleh penggugat;
f. Kompor gas beserta 1 (satu) tabung gas ukuran 15 kg dan 1 (satu)
ukuran 3 kg, dengan nilai ± Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu
rupiah), dibelikan oleh tergugat saat masih berumah tangga dengan
penggugat sekitar tahun 2015, saat ini dikuasai oleh penggugat.
Bahwa selain harta bersama, juga mempunyai hutang bersama
Yaitu :
a. Hutang dengan Jasmani Rp.30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) pada
tahun 2016, hutang tersebut yang sampai saat ini belum lunas
dengan sisa hutang masih Rp. 30.000.000.- (tiga puluh juta rupiah);
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
4
b. Hutang dengan Sdr.Suhaimi Rp.9.000.000 (Sembilan juta rupiah)
pada tahun 2018, yang sampai saat ini masih terhutang dengan
jumlah Rp. Rp.9.000.000 (Sembilan juta rupiah).
c. Hutang dengan Saputra Rahmat Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua
juta rupiah). Yang sampai saat ini masih terhutang dengan jumlah
Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah).
DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan seluruh gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat
Konvensi;
2. Menyatakan Harta sabagaimana tersebut pada angka 2 posita
Gugatan Tergugat Rekonvensi adalah harta bawaan Penggugat
Rekonvensi/Tergugat Konvensi;
3. Menyatakan Harta dalam poin 3 (tiga) gugatan Penggugat
Rekonvensi /Tergugat konvensi dengan total keseluruhan Rp.
80.700.000,- (delapan puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) adalah
harta bersama;
4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk menyerahkan ½ bagian
harta bersama dalam gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
5
Konvensi poin 3 (tiga) yang menjadi hak penggugat Rekonvensi/
Tergugat Konvensi yaitu Rp. 40.350.000,- (empat puluh juta tiga
ratus lima puluh ribu rupiah);
5. Menghukum Tergugat Rekonvensi dan Penggugat Rekonvensi/
Tergugat Konvensi untuk membayar hutang bersama dalam poin
4 gugatan Penggugat Rekonvensi /Tergugat konvensi, dengan
membebankan biaya masing-masing;
6. Membebankan biaya perkara kepada Tergugat Rekonvensi.
Atau apabila majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang
seadil adilnya.
Hormat kami
Kuasa Hukum Tergugat
SAHPUTRA, SH
1
Eksepsi, jawaban dan gugatan rekonvensi
6