Anda di halaman 1dari 2

Banda aceh, September 2022

Kepada Yth :
Ketua Pengadilan Negeri Banda Aceh
Cq Majelis Hakim yang mengadili Perkara Aquo

Perihal : Nota Pra Peradilan

Dalam rangka menyelenggarakan stabilitas politik , penegakan hukum termasuk merupakan unsur yang
terpenting dan penegakan hukum wajib untuk adanya transparansi dalam hal melakukan penyelidikan maupun
penyidikan dalam hal menemukan pelaku tindak pidana dan tidak membeda-bedakan orang baik seseorang tersebut
beragama islam dan lain sebagainya.
Apabila penegakan hukum tidak ada transparansi maka tidak semua pihak akan merasa senang, bukan saja
pihak penyidik yang perlu mengetahui namun pihak-pihak lainnya seperti pihak pengacara/kuasa hukum dan pihak
keluarga korban pun harus mengetahui transparansi (keterbukaan ) perkara tersebut. Menyangkut perkara yang
menimpa nasib klien kami atas nama : Tamikha, dalam hal penghentian penyelidikan dan penyidikannya yang telah
dihentikan oleh Polda Aceh . Dalam hal penghentian penyelidikan dan penyidikannya pihak polda hanya memberikan
keterangan dan atau menyampaikan yang bahwasanya perkara tersebut dihentikan oleh karena tidak ditemukannnya
peristiwa pidana namun pihak penyidik polda Aceh tidak ada penyampaian kronologis yang selengkapnya seperti :
1. Tidak adanya diberikan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) terhadap diri korban ke Pihak keluarga dan atau kuasa
hukumnya dalam hal penghentian penyelidikan dan penghentian penyidikan perkara Tamikha tersebut;
2. Dan tidak adanya uraian selengkapnya terhadap diri klien kami atas nama TAMIKHA menyangkut penembakan atas
dirinya yang menyebabkan Sdra. TAMIKHA meninggal dunia;
Bahwa didalam Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan kekuatan
dalam tindakan kepolisian didalam Bab VI : “Tembakan peringatan” :
pasal 15
(1) Dalam hal tindakan pelaku kejahatan atau tersangka dapat menimbulkan bahaya ancaman luka parah atau kematian
terhadap anggota Polri atau masyarakat atau dapat membahayakan keselamatan umum dan tidak bersifat segera,
dapat dilakukan tembakan peringatan;
(2) Tembakan peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pertimbangan yang aman, beralasan
dan masuk akal untuk menghentikan tindakan pelaku kejahatan atau tersangka, serta tidak menimbulkan ancaman
atau bahaya bagi orang-orang sekitarnya;
(3) Tembakan peringatan hanya dilepaskan ke udara atau ke tanah dengan kehati-hatian yang tinggi apabila alternatif
lain sudah dilakukan tidak berhasil dengan tujuan sebagai berikut :
a. Untuk menurunkan moril pelaku kejahatan atau tersangka yang akan menyerang anggota Polri atau masyarakat;
b. Untuk memberikan peringatan sebelum tembakan diarahkan kepada pelaku kejahatan atau tersangka;
(4) Tembakan peringatan tidak diperlukan ketika menangani bahaya ancaman yang dapat menimbulkan luka parah atau
kematian bersifat segera, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan tembakan peringatan;
Menyangkut persoalan penembakan terhadap klien kami yang menyebabkan kematian atas dirinya.

Bahwa dalam hal ini pihak penyidik Polda Aceh dalam hal melakukan penyelidikan dan penyidikan perkara klien kami
atas nama : TAMIKhA , tidak ada memberikan penjelasan yang akurat dan terperinci serta mendetil menyangkut
penembakan klien kami atas nama : TAMIKHA tersebut sehingga penghentian perkara klien kami atas nama : TAMIKHA
masih lah kabur (Obscuur libelli), dan sampai saat ini menurut kami Tim Kuasa hukum.
Bahwa perihal penembakan terhadap seseorang termasuk hal yang sangat penting diperiksa secara adil, Arif dan
bijaksana karena sudah menyangkut nyawa manusia dalam hal ini nyawa klien kami : TAMIKHA, oleh karena telah ada

1|Page
batasan-batasan dalam hal melakukan sebelum terjadinya penembakan ke seseorang yang dianggap pelaku kejahatan
atau tersangka harus lah ada tembakan peringatan.

Sampai sejauh ini Kami dari Tim Kuasa Hukum Sdra. TAMIKHA belum mendapatkan kepuasan terhadap penghentian
penyelidikan dan atau penyidikan perkara aquo menyangkut penjelasan yang selengkapnya dari pihak Polda Aceh atas
penembakan yang telah menimpa diri klien kami Sdra.TAMIKHA sehingga menyebabkan klien kami meninggal dunia.

Bahwa Pihak penyidik dalam hal melakukan penembakan atas diri seseorang yang telah dianggap oleh penyidik yang
bersangkutan sebagai pelaku kejahatan atau tersangka, tidak boleh sembarangan melakukan penembakan atas diri
seseorang tersebut oleh karena jangan sampai penyidik melanggar HAM (Hak Azasi Manusia) dalam hal ini sesuai
dengan peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan kekuatan
dalam tindakan kepolisian yang telah diatuar di dalam BAB VI “ Tembakan Peringatan “, didalam pasal 15;

Seharusnya Pihak Penyidik Polda Aceh Cq Penyidik yang bersangkutan yang menanagani perkara Atas Nama : TAMIKHA
lebih terbuka terhadap penghentian penyelidikan dan atau penghentian penyidikan perkara penembakan klien kami
Sdra. TAMIKHA sehingga klien kami Atas nama : TAMIKHA meninggal dunia;

Demikian Nota Pra Pradilan ini kami sampaikan ,

Hormat Kami,
Kuasa Hukum ,

SAFARUDDIN, SH

YUDHISTIRA MAULANA, SH

MUZAKIR, SH

MUHAMAMAD ZUBIR, SH

MILA KESUMA, SH

JAMALUDDIN, SH

SAHPUTRA, SH.

HERMANSYAH MANURUNG, SH.

RINI SANTIA, SH.

MUHAMMAD WAHYUDI, SH

2|Page

Anda mungkin juga menyukai