Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muh Fadly Ashfari

Nim : B011201306

a. Pengertian tentang Jawaban Tergugat


Berdasarkan Pasal 74 UU Peradilan TUN, pemeriksaan sengketa dimulai dengan membacakan isi
gugatan dan surat yang memuat jawaban oleh Hakim Ketua Sidang. Yang dimaksud dengan
jawaban tergugat adalah jawaban yang disusun oleh pihak tergugat untuk menyanggah gugatan
yang diajukan oleh penggugat. Tentang bagaimana wujud dan isi dari suatu jawaban, UU
Peradilan TUN tidak mengatur secara tegas.
Pada prakteknya, Jawaban Tergugat memuat hal-hal yang pada pokonya sebagai berikut : a.
IdentitasTergugatdanataukuasahukumnya b. Positayangterdiridari:
1) Eksepsi (apabila dipandang perlu menyampikan eksepsi)
Berdasarkan Pasal 77 UU Peradilan TUN, Eksepsi yang disampaikan Tergugat dapat mencakup 3
hal :
a) Eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan yang dapat
diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada eksepsi tentang kewenangan
absolut Pengadilan apabila Hakim mengetahui hal itu, ia karena jabatannya wajib menyatakan
bahwa Pangadilan tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan.
b) Eksepsi tentang kewenangan relatif Pengadilan, yang diajukan sebelum disampaikan jawaban
atas pokok sengketa, dan eksepsi tersebut harus diputus oleh Hakim sebelum pokok sengketa
diperiksa.
c) Eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan Pengadilan hanya dapat diputus bersama
dengan pokok sengketa.
2) Jawaban atas Pokok Perkara/Pokok Sengketa.
Berdasarkan Pasal 53 ayat (2) UU Peradilan TUN, terdapat 2 hal
sebagai alasan seseorang atau badan hukum perdata mengajukan gugatan, oleh karena itu
jawaban Tergugat dalam Pokok Perkara/Pokok Sengketa adalah bantahan terhadap hal-hal
tersebut, yaitu :
a) Penerbitan obyek sengketa (atau tidak diterbitkannya obyek sengketa) telah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Penerbitan obyek sengketa (atau tidak diterbitkannya objek sengketa) tidak melanggar Asas-
Asas Umum Pemerintahan Yang Baik.

3) Tanggapan atas Permohonan Penundaan Pelaksaan Objek Sengketa


Apabila dalam gugatannya Penggugat memohon agar Majelis Hakim meunda pelaksanaan obyek
sengketa sampai dengan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap, dan hal tersebut belum
diberi penetapan oleh Ketua Pengadilandalam dismissal proses atau Majelis Hakim dalam
pemeriksaan perkara, maka Tergugat dapat menanggapi permohonan tersebut sekaligus dalam
Jawaban. Tangapan tersebut mengacu pada Pasal 67 ayat (2) UU Peradilan TUN yang pada
intinya bahwa Permohonan tersebut tidak layak dikabulkan karena :
a) tidak terdapat keadaan yang sangat mendesak yang
mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu tetap dilaksanakan;
b) terdapat kepentingan umum dalam rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakannya
keputusan tersebut.

UU Peratun tidak mengatur tentang bagaimana bentuk dan formalitas jawaban tergugat atas
gugatan penggugat sebagaimana halnya formalitas gugatan penggugat3. Namun meskipun tidak
diatur bagaimana bentuk formalitas jawaban tergugat paling tidak jawaban tergugat harus
memuat juga nama jabatan dan tempat kedudukan tergugat, nama pihak penggugat
(kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan penggugat atau kuasanya), dasar jawaban atau
eksepsi serta hal-hal yang diminta pihak tergugat untuk diputuskan oleh pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai