Anda di halaman 1dari 9

Contoh Surat Gugatan Tata Usaha Negara

Kepada Yth:
 
Ketua Pengadilan TUN Jakarta di Jalan Ampera
 
Perihal : Gugatan Pembatalan Surat Keputusan Pemecatan Nomor :
25/5/2013/ Bandung.
Lampiran : Surat Kuasa Khusus
 
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini : 

Nama  : Alwiyansyah Reza


Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Pengayoman Barat No. 88, Bandung
 
Kuasa hukum berdasarkan surat kuasa pada tanggal 20 Mei 2013 :

Nama : Surya Wiyatmoko, S.H


Kewarganegaraan  : Indonesia
Pekerjaan  : Pengacara
Alamat  : Jalan Kebayoran Raya No 31, Jakarta Selatan
 
Yang selanjutnya disebut sebagai Penggugat.
 
Dengan ini mengajukan gugatan terhadap :
 
Lembaga Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Badan
Kepegawaian berkedudukan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Selanjutnya
disebut sebagai Tergugat.
 
Adapun gugatan ini kami ajukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
 
Bahwa pada tanggal 20 Mei 2013 penggugat telah menerima Surat Keputusan
Nomor: 25/5/2013/Bandung, tentang pemecatan secara tidak hormat yang
diterbitkan dan ditandatangani oleh tergugat sesuai dengan pasal 55 Undang-
Undang No. 9 Tahun 2004 bahwa gugatan ini masih dalam jangka waktu (90
Hari) yang telah ditetapkan di dalam Undang-Undang tersebut.
 
Penggugat telah bekerja sebagai PNS di kantor departemen pertanian
selama kurang lebih 2 (dua) tahun lamanya. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
pada tanggal 20 Mei 2013 penggugat menerima Surat Keputusan Nomor:
25/5/2013/Bandung tentang pemecatan secara tidak hormat, dengan alasan
bahwa penggugat tidak memenuhi kewajiban yang telah dilimpahkan kepadanya.
Padahal sebelumnya penggugat telah mengirimkan surat permohonan cuti yang
telah diterima oleh tergugat pada tanggal 7 Mei 2013. Pernyataan tersebut telah
melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik karena melanggar asas
proporsionalitas serta melanggar asas profesionalitas sebagaimana yang diatur
dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari KKN.
 
Pemecatan tersebut tidak memenuhi unsur pemecatan serta melanggar asas
prodesionalias dan asas proporsionalitas pemerintahan yang baik, terlebih pula
penggugat tidak diberi pesangon atas pemecatan yang dilakukan oleh tergugat.
 
Oleh karena itu selaku kuasa hukum sesuai Surat Kuasa tanggal 20 Mei 2013
mengajukan Surat Gugatan ini, dan memohon kepada ketua pengadilan TUN
Jakarta agar memberikan kelonggaran atau penundaan terhadap pelaksanaan
keputusan tata usaha Negara yang sedang di gugat. Serta kami juga meminta
pemberian ganti rugi sebesar Rp. 3.000.000 ,- (Tiga Juta Rupiah) serta
pengembalian nama baik penggugat.
Disamping itu penggugat meminta kepada tergugat agar segera menerbitkan surat
keputusan pengangkatan kembali penggugat sebagai PNS secepatnya.
 
Berdasarkan uraian diatas, kami meminta ketua pengadilan TUN Jakarta agar :
-Memutus / mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;
-Menyatakan batal / tidak sah Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh tergugat
berupa S.K Nomor : 25/5/2013/Bandung;
-Mewajibkan tergugat untuk membayar ganti rugi serta rehabilitasi;
-Mewajibkan tergugat untuk mencabut surat keputusan
nomor : 25/5/2013/Bandung;
-Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara;
-Mewajibkan tergugat untuk segera menerbitkan Surat Keputusan pengangkatan
kembali sesuai pasal 97 ayat (8) & (9) UU No. 5 Tahun 1986.
 
Selanjutnya kepada pemegang kuasa ini kami berikan wewenang penuh untuk
mewakili pemberi kuasa mengahdap dan berbicara di muka persidangan TUN.
Membuat dan menandatangani surat-surat yang diajukan sehubungan dengan
perkara tersebut. Mejawab, membantah hal-hal yang tidak benar, mengajukan
bukti-bukti, serta megajukan permohonan.

 
Jakarta, 20 Mei 2013
 
Kuasa Hukum,  Penggugat,
 

Surya Wiyatmoko, S.H  Alwiyansyah 
Analisis Terhadap Gugatan Pembatalan Surat Keputusan Pemecatan

Nomor : 25/5/2013/ Bandung

Analisis syarat-syarat yang harus dipenuhi pada surat gugatan yaitu sebagai
berikut :

A. Syarat Formil

1. Identitas

Identitas pada surat gugatan telah diatur pada Pasal 56 Undang-Undang


No 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyebutkan bahwa gugatan harus memuat nama,
kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan penggugat atau kuasanya.
Dimana berdasarkan Pasal 57 ayat (1) UU no.5 Tahun 1986 disebutkan bahwa
“Para pihak yang bersengketa masing-masing dapat didampingi atau diwakili oleh
seorang atau beberapa orang kuasa”. Maka dari itu identitas dari kuasa hukum nya
harus dicantumkan juga pada surat gugatan. Selanjutnya terdapat identitas
tergugat yang terdiri dari nama, jabatan, dan tempat kedudukan tergugat.
Surat gugatan ini telah memenuhi unsur identitas sebagaimana yang telah
disebutkan diatas yaitu sebagai berikut :

Identitas penggugat
Nama  : Alwiyansyah Reza
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Pengayoman Barat No. 88, Bandung
 
Identitas kuasa hukum
Nama : Surya Wiyatmoko, S.H
Kewarganegaraan  : Indonesia
Pekerjaan  : Pengacara
Alamat  : Jalan Kebayoran Raya No 31, Jakarta Selatan
 
Identitas tergugat

Lembaga Pemerintah Republik Indonesia, diwakili oleh Badan


Kepegawaian berkedudukan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Mengenai penulisan identitas dirasa sudah lengkap namun terdapat satu


kekurangan yaitu tidak dicantumkannya nomor surat kuasa dari kuasa hukum
yang mendampingi penggugat.

Pada surat gugatan di atas, susunan penulisan nama para pihak sudah
berdasarkan pada ketentuan Bagian I angka 6 Surat Edaran No.2 Tahun 1991,
dimana hal itu terlihat dari pencantuman identitas para pihak, yang terlebih
dahulu mencantumkan identitas penggugat, setelah itu baru disebutkan identitas
kuasa yang mendampingi penggugat, dan kemudian mencantumkan identitas
tergugat.

2. Tenggang waktu mengajukan gugatan

Ketentuan mengenai tenggang waktu ini diatur pada Pasal 55 Undang-


Undang No.5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, disebutkan
bahwa gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara.

Dalam surat gugatan tersebut syarat formil mengenai tenggang waktu


pengajuan gugatan telah dipenuhi sesuai dengan pasal 55 Undang-Undang No.5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Dimana pada tanggal 20
Mei 2013 penggugat telah menerima Surat Keputusan Nomor:
25/5/2013/Bandung, tentang pemecatan secara tidak hormat yang diterbitkan dan
ditandatangani oleh tergugat.
3. Diberi tanggal

Contoh surat gugatan di atas sudah memenuhi salah satu syarat formil
gugatan, yaitu adanya pencantuman tanggal. Hal ini dapat terlihat di bagian atas
halaman pertama surat gugatan, dimana gugatan tersebut dibuat atau diajukan di
Jakarta pada tanggal 20 Mei 2013.

Pemberian tanggal pada surat gugatan bertujuan untuk mengetahui sudah


atau belum daluwarsanya suatu surat gugatan, yaitu dengan membandingkan
tanggal pengajuan gugatan dengan tanggal/kapan suatu Keputusan Tata Usaha
Negara yang digugat itu dikeluarkan atau disampaikan atau diketahui oleh
penggugat. Misalnya pada contoh surat gugatan diatas :

 Objek gugatan : Surat Keputusan Nomor: 25/5/2013/Bandung tentang


pemecatan secara tidak hormat yang diterbitkan oleh Tergugat
 Diketahui dan diterima oleh penggugat pada 20 Mei 2013
 Surat Nomor : 25/5/2013/ prihal Gugatan Pembatalan Surat Keputusan
Pemecatan Bandung
 Tanggal pengajuan gugatan yaitu 25 Mei 2018

Maka dari perbandingan di atas, dapat terlihat bahwa surat gugatan di atas belum
habis tenggang waktu pengajuannya atau belum daluwarsa.

4. Ditandatangani

Contoh surat gugatan tersebut ditandatangani oleh penggugat beserta


kuasa hukumnya hal ini dikarenakan surat gugatan yang oleh Penggugatnya
dikuasakan kepada Kuasanya, maka surat gugatan tersebut ditandatangani oleh
kuasanya tersebut, seperti yang diatur lebih lanjut dalam Surat Ketua Mahkamah
Agung RI Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara Tanggal 24 Maret
1992 Nomor 051/Td.TUN/III/1992, Perihal: Juklak Yang Dirumuskan Dalam
Peningkatan Keterampilan Hakim Peradilan Tata Usaha Negara II Tahun 1991
pada Bagian I angka 2 huruf d, bahwa “ Apabila di dalam 1 (satu) surat gugatan
disebutkan beberapa kuasa sebagai yang mengajukan/membuat surat gugatan,
Maka semua kuasa yang disebut dalam surat gugatan tersebut harus turut serta
menandatangani surat gugatan itu ”.

B. Syarat Materiil

1. Obyek Gugatan

Yang termasuk obyek gugatan pada contoh surat gugatan tersebut yaitu :

a. Surat Keputusan Nomor: 25/5/2013/Bandung, tentang pemecatan secara


tidak hormat yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian berkedudukan di
Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
b. Gugatan Pembatalan Surat Keputusan Pemecatan Nomor : 25/5/2013/
Bandung oleh penggugat.

Objek gugatan pada contoh surat gugatan tersebut merupakan suatu


penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berisikan tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang sifatnya konkret, individual, dan final
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Jika
akibat hukumnya tersebut merugikan kepentingan seseorang atau badan hukum
perdata, Maka oleh karena itulah dapat di gugat di Peradilan Tata Usaha Negara.

Selain itu, objek gugatan pada contoh surat gugatan tersebut dapat
dikatakan sebagai suatu Keputusan Tata Usaha Negara, karena keputusan tersebut
tidak termasuk ke dalam pengecualian yang bukan termasuk ke dalam pengertian
Keputusan Tata Usaha Negara sesuai dengan yang tercantum di dalam Pasal 2
Undang-Undang No.5 Tahun 1986, seperti yang telah diuraikan pada pembahasan
sebelumnya.
2. Posita/Dasar Gugatan

Pada dasarnya penggugat (Alwiyansyah Reza) merupakan seorang PNS di


kantor departemen pertanian yang telah bekerja kurang lebih selama dua tahun.
pada tanggal 7 Mei 2013 penggugat telah mengirimkan surat permohonan cuti
yang telah diterima oleh tergugat. Namun pada tanggal 20 Mei 2013 penggugat
menerima Surat Keputusan Nomor: 25/5/2013/Bandung tentang pemecatan secara
tidak hormat, dengan alasan bahwa penggugat tidak memenuhi kewajiban yang
telah dilimpahkan kepadanya.

Bertitik tolak kepada ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang No.9 Tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.5 Tahun 1986, bahwa alasan-
alasan penggugat untuk menggugat adalah:

Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas pemerintahan yang baik. Pada contoh gugatan tersebut telah melanggar asas
proporsionalitas serta melanggar asas profesionalitas sebagaimana yang diatur
dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari KKN.
Pemecatan yang dijatuhkan kepada penggugat tidak memenuhi unsur pemecatan
serta melanggar asas prodesionalias dan asas proporsionalitas pemerintahan yang
baik, dimana penggugat tidak diberi pesangon atas pemecatan yang dilakukan
oleh tergugat.

3. Petitium

Pada contoh surat gugatan di atas, yang menjadi tuntutan penggugat adalah :

 Memutus / mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;


 Menyatakan batal / tidak sah Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh
tergugat berupa S.K Nomor : 25/5/2013/Bandung;
 Mewajibkan tergugat untuk membayar ganti rugi serta rehabilitasi;
 Mewajibkan tergugat untuk mencabut surat keputusan
nomor : 25/5/2013/Bandung;
 Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara;
 Mewajibkan tergugat untuk segera menerbitkan Surat Keputusan
pengangkatan kembali sesuai pasal 97 ayat (8) & (9) UU No. 5 Tahun
1986.

Kesimpulan

Dari analisis diatas, kita dapat mengetahui mengenai syarat-syarat formil


dan materil dari suatu gugatan. Syarat formil gugatan terdiri atas identitas
(Penggugat/kuasa dan Tergugat), pemberian tanggal, tenggang waktu, dan tanda
tangan. Sedangkan syarat materil gugatan adalah harus adanya objek gugatan,
dasar gugatan, dan Petitum.
Dari analisis contoh surat gugatan mengenai pembatalan surat keputusan
pemecatan nomor : 25/5/2013/ Bandung di atas sudah memenuhi semua syarat-
syarat suatu gugatan, baik formil maupun materil. Oleh karena itu Surat gugatan
tersebut dapat diproses di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Anda mungkin juga menyukai