Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

HUKUM HAK ASASI MANUSIA

OLEH:

TJOKORDA ISTRI AGUNG ADINTYA DEVI

Kelas A / Reguler Pagi

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
Permasalahan :
1. Apakah orang yang datang ke TPS kemudian tidak mengenakan pakaian adat tersebut
melanggar HAM khususnya hukum religius?
2. Masyarakat yang terlambat datang ke TPS jika tidak diberikan kesempatan oleh pihak
TPS untuk mencoblos, apakah pihak TPS tersebut melanggar HAM?

Jawaban :

1. Bali memiliki adat istiadat yang kental, begitu pula dengan masyarakat di Bali yang
masih teguh untuk melestarikan budayanya, seperti menggunakan pakaian adat Bali pada
hari-hari tertentu atau perayaan hari-hari besar lainnya. Contohnya dapat kita lihat pada
saat PEMILU hari Rabu 17 April 2019 , masyarakat Bali mayoritas datang ke TPS
dengan menggunakan pakaian adat runtuk melakukan pencoblosan. Bahkan panitia
kegiatan PEMILU juga hamper seluruhnya menggunakan pakaian adat. Hal tersebut
sudah menjadi budaya dalam masyarakat, walaupun tidak ada aturan yang mengikat
mengenai orang yang datang ke TPS harus menggunakan pakaian adat.

Menurut pandangan kelompok kami, terhadap kasus seperti diatas mengenai orang yang
datang ke tps harus mengenakan pakaian adat sebagaiamana masyarakat di Bali adalah
melanggar HAM. Sesuai dengan ketentuan

a. UDHR yang menentukan pada Article 19 : Everyone has the right to freedom of
opinion and expression; this right includes freedom to hold opinions without
interference and to seek, receive and impart information and ideas through any
media and regardless of frontiers. (Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat
dan berekspresi; hak ini termasuk kebebasan untuk memiliki pendapat tanpa campur
tangan dan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan ide melalui
media apa pun dan tanpa memandang batas.)
b. Pasal 6 ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan
bahwa : Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam
masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyrarakat,
dan pemerintah.
c. Pasal 28 E ayat (2) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa : Setiap orang berhak atas
kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
d. ICCPR yang menyatakan pada Article 1 bagian 1 : All peoples have the right of self-
determination. By virtue of that right they freely determine their political status and
freely pursue their economic, social and cultural development. (setiap orang berhak
untuk menentukan nasib sendiri. Berdasarkan hak tersebut mereka bebas untuk
mengejar kemajuan ekonomi, sosial dan budaya mereka.
e. Article 18 ICCPR pada bagian 1 enyatakan bahwa : Everyone shall have the right to
freedom of thought, conscience and religion. This right shall include freedom to have
or to adopt a religion or belief of his choice, and freedom, either individually or in
community with others and in public or private, to manifest his religion or belief in
worship, observance, practice and teaching. (setiap orang berhak atas kebebasan
berfikir, keyakinan dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menetapkan
agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri dan kebebasan, baik secara sendiri
maupun bersama-sama dengan orang lain, baik ditempat umumatau tertutup untuk
menjalankan agama dan kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, pentaatan,
pengalaman dan pengajaran.)

Berdasarkan ketentuan dari pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap orang
memiliki hak atas kebebasan berekspresi, jika dikaitkan dalam kasus diatas, kebebasan
berekspersi dalam beberapa pengaturan diatas dapat diimplementasikan dalam hal
kebebasan menggunakan pakaian apapun yang masih sesuai dengan norma-norma
kesusilaan dan kesponan di Indonesia, walaupun itu bukan pakaian adat. Sehingga
mewajibkan orang yang datang ke TPS untuk menggunakan pakaian adat merupakan
pelanggaran HAM, sesuai dengan ketentuan undang-undang diatas.

2. Dalam Peraturan KPU (PKPU) Pasal 46 menyatakan bahwa:


(1) Pada pukul 13.00 waktu setempat, ketua KPPS mengumumkan yang diperbolehkan
memberikan suara hanya Pemilih yang:
a sedang menunggu gilirannya untuk memberikan suara dan telah dicatat
kehadirannya dalam formulir Model C7.DPT- KPU, Model C7.DPTb-KPU dan
Model C7.DPK- KPU; atau
b telah hadir dan sedang dalam antrean untuk mencatatkan kehadirannya dalam
formulir Model C7.DPT-KPU, Model C7.DPTb-KPU dan Model C7.DPK-KPU.
(2) Setelah seluruh Pemilih selesai memberikan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa Pemungutan Suara
telah selesai dan akan segera dilanjutkan rapat Penghitungan Suara di TPS. 

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa jika pemilih datang
diatas pukul 13:00 maka pemilih tersebut dianggap sudah terlambat untuk melakukan
pencoblosan. Akan tetapi jika dia sudah datang sebelum pukul 13:00 namun belum
mendapat giliran mencoblos dalam artian masih dalam keadaan mengantre maka dia
berhak untuk mencoblos. Jadi berdasarkan kasus tersebut, apabila orang yang datang
ke tps di atas pukul 13:00 maka orang tersebut dinyatakan tidak berhak untuk
mencoblos dan itu tidak melanggar ham dari orang tersebut walaupun dalam pasal

Pasal 23 Ayat 1 UU HAM menentukan : Setiap orang bebas untuk memilih dan
mempunyai keyakinan politiknya. Akan tetapi hak untuk memilih dan mempunyai
keyakinan politik, yang di implementasikan melalui pemilu tersebut memiliki aturan yang
harus dipatuhi seperti peraturan kpu.

Anda mungkin juga menyukai