Anda di halaman 1dari 13

2.1.

GAMBARAN UMUM SITUASI SANITASI KOTA

A. Sub Sektor Persampahan


Gambaran Umum:
Lembaga utama yang menangani sub-sektor persampahan adalah Seksi
Persampahan dan UPTD Pengelolaan Sampah pada Diskimtaru Kota
Tegal.
Pelibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah belum
optimal.
Gambaran Fungsi Pengelolan Sub-sektor Persampahan :
Fungsi pengelolaan persampahan yang belum ditangani oleh seluruh
pihak adalah:
1. Penyediaan sarana daur ulang sampah
2. Pengelolaan daur ulang sampah
3. Monitoring dan evaluasi terhadap dampak praktik pengelolaan sampah
yang berjalan di Kota Tegal.
Gambaran Kebijakan Pengelolaan Sampah:

Kebijakan Pemerintah Kota Tegal yang diarahkan untuk pengelolaan


sampah adalah Perda No. 26 tahun 1981 tentang Penyelenggaraan
Kebersihan Kota dan Pengumpulan serta Pembuangan Sampah-Sampah /
Kotoran-Kotoran, yang telah diubah terakhir kali melalui Perda No. 6 tahun
1995. Perda Penyelenggaraan Kebersihan yang berlaku saat ini sudah
memuat sejumlah point positif yang memungkinkan terjadinya kerjasama
yang efektif antara Dinas Permukiman dan Tata Ruang (Diskimtaru)
sebagai

lembaga

penanggungjawab

layanan

persampahan

dengan

Kelurahan. Namun demikian pola pengelolaan sampah yang tertuang di


dalamnya belum selaras dengan ketentuan pengelolaan sampah yang

diatur dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.


Saat ini sudah terdapat kebijakan lain yang mewajibkan penyediaan sarana
penampungan dan pengelolaan sampah di rumah tinggal, yaitu Perda No.
11 tahun 1987 tentang Bangunan yang mewajibkan penyediaan sarana

pengolahan sampah di setiap bangunan termasuk rumah tinggal.


Kondisi penegakkan hukum / aturan masih belum optimal.

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

Gambaran Kapasitas Layanan Pengelolaan Persampahan


Cakupan Layanan UPTD Pengolahan Sampah saat ini baru sebesar 60%
atau baru melayani 147.836 jiwa penduduk Kota Tegal. Saat ini Diskimtaru
dan UPTD Pengolahan Sampah masih menghadapi masalah terkait :
Sarana dan prasarana pengolahan sampah yang sudah dalam kondisi
tidak memadai, terutama TPA.
Belum efektifnya pola pemungutan retribusi sampah yang berjalan selama
ini.
Gambaran Koordinasi dalam Pengelolaan Sampah
1. Koordinasi antar SKPD, dan juga antara SKPD dengan masyarakat dan
swasta

dalam

tahap

perencanaan,

implementasi

maupun

monev

pengelolaan sampah belum optimal dan masih menemui beberapa


kendala.
2. Masalah utama:
Belum terbentuknya pemahaman yang baik tentang potensi masalah
lingkungan yang besar bagi Kota Tegal sebagai akibat dari over
kapasitas TPA Muarareja dan habisnya masa sewa TPA pada tahun
2010.
Belum optimalnya sosialisasi tentang hasil monitoring dan evaluasi
terhadap praktik pengelolaan lingkungan di Kota Tegal terkait hal
pengelolaan sampah yang sudah dijalankan selama ini.
Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal untuk
turut serta mengusulkan rencana program pengelolaan sampah dalam
daftar

usulan

kegiatan

prioritas

yang

dihasilkan

pada

proses

musrenbang kelurahan dan kecamatan.


Permasalahan persampahan di tingkat masyarakat
1. Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih kurang
2. Prilaku masyarakat Kota Tegal membuang sampah di sungai atau badan
saluran masih banyak terlihat
3. Kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi kebersihan masih rendah
4. Terdapat beberapa masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan
persampahan
5. Pada saat ini rumah tangga yang berasal dari permukiman yang berada
diluar jalan protokol belum ditangani secara baik, dan masih ditangani

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

secara individual.
Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah
1. Minimnya

sistem

perencanaan

persampahan

termasuk

data

base

persampahan
2. Pihak Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Permukiman dan Tata Ruang
Kota Tegal mengalami kesulitan menempatkan TPS (baik permanen
maupun kontainer)
3. Status lahan TPA yang masih sewa dengan masa akhir pemakaian Tahun
2010
4. Pemerintah Kota Tegal belum memiliki TPA sanitary landfil

Permasalahan persampahan ditingkat swasta


Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat
dijual kembali bukan secara langsung mendaur ulang sampah tersebut.

Gambar 2.4. Pengelolaan Persampahan di Kota Tegal

Sub sektor Persampahan


Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun
(SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi.
Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan
persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD,
permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari
penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kota Tegal terdapat
3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Zona 1, merupakan area yang harus terlayani dengan system tidak langsung
yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke
Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat 15 kelurahan

dalam zona ini. Dalam peta diberi warna biru muda.


Zona 2, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage)
dalam jangka waktu menengah dengan system layanan langsung dari
sumber ke TPA. Terdapat 3 (tiga) kelurahan dalam zona ini; Debong Tengah,

Debong Kidul dan Kejambon. Dalam peta diberi warna biru tua.
Zona 3, merupakan area padat dan kawasan bisnis (Central Business
District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system langsung ke TPA
dalam jangka waktu pendek. Zona ini mencakup 9 kelurahan; Pekauman,
Bandung, Tegalsari, Mintaragen, Slerok, Mangkukusuman, Panggung,
Kraton, Randugunting. Dalam peta diberi warna merah hati.

Gambar 2.8

Peta

Wilayah

Prioritas

Pengembangan

Pengelolaan

Persampahan Kota Tegal berdasarkan Data Penduduk Tahun


2008

3.2.2. Sub Sektor Persampahan

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan subsektor Persampahan di Kota Tegal terdiri dari isu teknis operasional maupun non
teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan
persampahan dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis
adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspekaspek lain dalam pengelolaan persampahan. Adapun isu-isu strategis dalam
pengelolaan persampahan di Kota Tegal adalah sebagai berikut:
1)

Isu teknis operasional layanan pengelolaan persampahan


Terbatasnya fasilitas pengumpulan sampah (TPS, Kontainer dan Transfer
depo) di lokasi-lokasi strategis akibat keterbatasan lahan penempatan
fasilitas tersebut. Hal tersebut juga disebabkan oleh adanya penolakan
dari warga masyarakat dalam penempatan fasilitas pengumpulan
sampah.
Keterbatasan

armada

pengangkutan

serta

lemahnya

manajemen

pengangkutan sampah menyebabkan tertumpuknya sampah di TPS dan


kontainer yang menimbulkan polusi bau dan lingkungan di sekitar TPS
dan kontainer.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muarareja belum layak secara teknis,
karena masih menggunakan sistem open dumping. Selain itu, masa
pakai/sewa lahan TPA akan segera berakhir pada tahun 2010, sehingga
Pemerintah Kota Tegal harus segera mencari lokasi alternatif penempatan
TPA skala kota maupun regional sebelum masa pakai/sewa TPA
Muarareja berakhir.
Partisipasi masyarakat dalam pengumpulan sampah dari rumah tangga
ke TPS/kontainer sudah berjalan di beberapa kelurahan di wilayah Tegal
Timur, Tegal Barat dan sebagian Margadana. Program reduksi sampah
oleh masyarakat melalui komposting skala rumah tangga juga telah
dilakukan di beberapa kelurahan di wilayah Tegal Timur, Tegal Barat dan
sebagian Margadana melalui stimulan komposter (pilot project).
Belum dioperasikannya komposting skala kota di TPA Muarareja
menyebabkan program reduksi sampah melalui program 3R belum
berjalan optimal.

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

2)

Isu kebijakan daerah dan kelembagaan


Telah mulai dilakukannya program pemicuan pengolahan kompos skala
rumah tangga di beberapa wilayah percontohan dalam rangka memicu
minat untuk mengurangi sampah di lingkungan rumah tangga (reducing).
Sudah adanya lembaga pelaksana teknis (operator) yaitu UPTD
Pengolahan Sampah di Diskimtaru, yang bertanggung jawab secara
khusus untuk memberikan layanan pengolahan sampah di TPA
Muarareja.
Perda No. 26 tahun 1981 jo Perda No. 6 tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kebersihan Kota dan Pengumpulan serta Pembuangan
Sampah-Sampah / Kotoran-Kotoran belum sepenuhnya sejalan dengan
upaya Pemerintah Kota Tegal untuk mendorong pengelolaan sampah
dengan prinsip 3R di Kota Tegal. Perda ini pun belum sepenuhnya sejalan
dengan arah pola pengelolaan sampah yang diatur dalam UU No. 18
tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Saat ini Pemerintah Kota Tegal masih mengalami kesulitan untuk
menemukan skema kelembagaan pengelolaan sampah regional yang
tepat dan realistis guna pemecahan masalah sampah Kota Tegal karena
habisnya masa kontrak TPA Muarareja.

3)

Isu keuangan
Keterbatasan kemampuan pendanaan APBD kota Tegal mengakibatkan
anggaran yang dialokasiakan untuk pengelolaan persampahan terbatas
sehingga dalam penganggaran menganut sistem prioritas
Keterbatasan pendanaan disebabkan belum tercantumnya aspek sanitasi
belum sepenuhnya menjadi program prioritas dalam dokumen dokumen
perencanaan kota yang ada

4)

Isu komunikasi
Media yang digunakan untuk sosialisasi dan promosi persampahan
kurang menarik

5)

Isu keterlibatan pelaku bisnis


Sudah ada beberapa usaha pengepul dan pengolah sampah yang cukup
potensial dalam mendukung program Reduce, Re-use dan Recycle (3 R)
yang diperkenalkan Pemerintah.

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

6)

Isu peran serta masyarakat


Partisipasi warga dalam pengangkutan sampah dari rumah ke TPS sudah
cukup tinggi dan dilakukan secara swadaya.
Adanya upaya oleh masyarakat untuk mereduksi sampah skala rumah
tangga dengan cara komposting memalui pilot project (Tegal Timur dan
Tegal Barat)

4.1.2 Sub Sektor Persampahan


Tujuan:
Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui
peningkatan

kualitas

dan

kuantitas

pengelolaan

sampah

yang

berwawasan lingkungan untuk seluruh kota di atas Standar Pelayanan


Minimum/SPM.
Sasaran:
1.

Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan persampahan dari


67% menjadi 80% pada akhir tahun 2014.

2.

Mengurangi timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari


pada tahun 2014.

3.

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah


dengan sistem 3R (reduce, reuse dan recycle) skala rumah tangga
dari 1% menjadi 5% pada tahun 2014.

4.2.1

Sub Sektor Persampahan


1. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan persampahan dari 67%
menjadi 80% pada akhir tahun 2014, adalah:
Mengoptimalkan pemanfaatan sarana & prasarana persampahan.
Meningkatkan cakupan pelayan untuk MBR.
Menyediakan sarana & prasarana pengelolaan persampahan skala
kota.
Meningkatkan kinerja operator layanan persampahan skala kota.
Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan persampahan.
Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan persampahan.
Menyiapkan pengelolaan TPA regional.

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

2. Mengurangi timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari pada


tahun 2014, adalah:
Mengoptimalkan kondisi pengelolaan TPA Muarareja.
Mengoptimalkan kondisi pengelolaan komposting skala kota di
Muarareja.
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
dengan sistem 3R (reduce, reuse dan recycle) skala rumah tangga dari
1% menjadi 5% pada tahun 2014, adalah:
Meningkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilan

stakeholder

pengelolaan sampah dengan konsep 3 R.


Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep 3 R.
Mendorong partisipasi masyarakat mereplikasikan komposter rumah
tangga.
Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat menggunakan
komposting komunal di 16 TPS secara bertahap.
Mengoptimalkan dan memperluas program stimulus komposter rumah
tangga.
5.1.2. Sub sector Persampahan
No
Strategi
Program
Kegiatan
Sasaran I: Meningkatnya efektifitas layanan pengelolaan persampahan dari 67% menjadi 80% pada
akhir tahun 2014.
1
Mengoptimalkan
pemanfaatan Program Pengembangan
1. Menyusun pedoman
sarana
&
prasarana kinerja pengelolaan
manajemen asset
persampahan
persampahan
persampahan.
2. Mengevaluasi kinerja
sarpras.
3. O&P sarpras.
2
Meningkatkan
ketersediaan Program Pengembangan
1. Pengadaan dumptruck.
sarana & prasarana pengelolaan kinerja pengelolaan
2. Pengadaan TPS u/ setiap
persampahan skala kota
persampahan
kelurahan.
3. Pengadaan container
4. Pengadaan Armroll truck
5. Pengadaan Transfer depo
3
Optimalisasi pemanfaatan TPA Program Pengembangan
1. Perpanjangan sewa lahan
Muarareja
kinerja pengelolaan
TPA Muarareja hingga
persampahan
tahun 2012.
2. Pembangunan TPA skala
kota (transfer station)
Muarareja

Strategi Sanitasi Kota Tegal

II -

No
4

Strategi
Meningkatkan kinerja operator
layanan persampahan skala
kota.

Program
Program Peningkatan
Efektivitas Organisasi
Pemerintah Daerah.

1.

2.
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur

1.

2.

Peningkatan Kerjasama
Pelayanan Publik

1.

2.

3.
4.
5

Mengoptimalkan daya dukung


kebijakan
pengelolaan
persampahan

Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan

1.

2.
3.
6

Mendorong minat swasta dalam


layanan pengelolaan
persampahan

Program Peningkatan
Promosi dan Kerjasama
Investasi

Program Peningkatan iklim


investasi dan realisasi
investasi

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.

Strategi Sanitasi Kota Tegal

Kegiatan
Kajian Analisis Beban
Kerja dan Analisis
Tupoksi pada KLH, dan
Diskimtaru UPT
Pengolahan Sampah
(Pasca PP No. 41 tahun
2007).
Pembentukan Unit
Pengaduan Masalah
Pengelolaan Sampah.
Analisis Jabatan (pada
unit KLH, Diskimtaru, dan
UPT Pengolahan
Sampah).
Pendidikan dan Pelatihan
Teknis Tugas dan Fungsi
bagi PNS Daerah tentang
Pengelolaan Sampah
(KLH, Diskimtaru, dan
UPT Pengolahan
Sampah)
Sosialisasi dan
Pembinaan tentang
Sistem Pengelolaan
Sampah Skala Kota
kepada RT, RW, Lurah,
Camat, PKK, Kader
Kesehatan, dan
Organisasi Masyarakat.
Kerjasama Layanan
Pengolahan Sampah
dengan Organisasi
Masyarakat.
Pembenahan Kerjasama
Pemungutan Retribusi
Kebersihan.
Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Layanan.
Penyusunan Kebijakan
Manajemen Pengelolaan
Sampah (Revisi Perda
No. 6 tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan
Kebersihan Kota).
Sosialisasi Kebijakan
Pengelolaan
Persampahan.
Koordinasi Kerjasama
Permasalahan Aturan
Pengolahan Sampah
Pameran dan temu bisnis
sanitas.
Temu bisnis (gathering).
Event bersama
Informasi tentang
sosialisasi.
Penyusunan proposal
Peningkatan intensitas
koordinasi antara Pemkot
dengan pelaku bisnis.
Penyusunan pedoman
(Juklak dan Juknis)
tentang keterlibatan
pelaku bisnis dalam

II -

No

Strategi

Menyiapkan pengelolaan TPA


regional

Program

Advokasi Kerjasama
Pengelolaan Sampah
Regional

Program Kajian Pengelolaan


Sampah Regional

Program Perencanaan
Pembangunan Daerah

Program Fasilitasi Kerjasama


Antar Daerah dalam
Penyediaan Pelayanan
Publik

Program Penyiapan
Kesepakatan Kerjasama
Pengelolaan Sampah

Strategi Sanitasi Kota Tegal

Kegiatan
pembangunan sanitasi.
3. Penyediaan Pusat
Informasi tentang sanitasi
oleh pelaku bisnis dan
pemerintah
4. Pemberian penghargaan
(Sanitation Award) bagi
pelaku bisnis yang peduli
sanitasi
1. Advokasi kerjasama
pengelolaan sampah
antar daerah kepada
DPRD.
2. Advokasi kerjasama
pengelolaan sampah
antar daerah kepada
Pemprov Jateng, dan
Departemen PU.
3. Advokasi kerjasama
pengelolaan sampah
antar daerah kepada
Pemerintah Kab / Kota
calon mitra.
1. Kajian manfaat dan biaya
pengelolaan sampah
regional.
2. Kajian kelembagaan
pengelolaan sampah
regional
Penyusunan Rancangan
RKPD (Pencantuman
rencana kerja sama
pengelolaan sampah regional
ke dalam prioritas RKPD
Kota Tegal).
1. Pembentukan Tim
Koordinasi Kerja Sama
Daerah (TKKSD).
2. Penyusunan dokumen
rencana kerjasama.
3. Pengajuan Surat
Penawaran Kerjasama
Pengelolaan Sampah
Regional yang ditujukan
Bupati / Walikota mitra
dengan tembusan kepada
Gubernur Jateng, Menteri
Dalam Negeri,
Departemen PU,
Kementerian LH, dan
DPRD Kota Tega
1. Pembahasan rencana
kerjasama daerah.
2. Drafting naskah
kesepakatan / Perjanjian
Kerjasama.
3. Penandatangan naskah
kesepakatan / perjanjian
kerjasama

II -

No
Strategi
Program
Kegiatan
Sasaran II: Berkurangnya timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari pada tahun 2014
melalui composting skala kota
1

Optimalisasi pengelolaan
composting skala kota di TPA
Muarareja

Pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan

1. Pengadaan komposter &


mesin pencacah u/
komposting skala kota.
2. Pengadaan incinerator
Sasaran III: Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R
skala rumah tangga dari 1% menjadi 5% pada tahun 2014
1
Meningkatkan pengetahuan dan
Program Peningkatan
Pelatihan tentang
ketrampilan stakeholder dalam
kapasitas aparatur
pengelolaan sampah dengan
pengelolaan sampah dengan
pemerintahan desa .
konsep 3 R
konsep 3 R
Program Peningkatan
kapasitas kelembagaan
perencanaan pembangunan
daerah

Peningkatan kemampuan
teknis aparat perencana
pengelolaan sampah

Penguatan rencana
sosialisasi dan kerangka
acuan untuk meningkatkan
pemahaman, kimitraan daan
komitmen dalam
melaksanakan 3 R.

1. Pertemuan rutin SKPD


dan para stekholders
(Focus Group Discussion
-FGD) terkait
implementasi 3 R.
2. Publikasi website dan
jaringan media massa
Pemkot; iklan layanan
masyarakat; rubrik Tanya
Jawab di media massa
dan talk show radio &
televisi; oleh para
pengambil kebijakan /
tokoh kunci
1. Penyuluhan tentang
kualitas lingkungan sehat
perumahan .
2. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam
pelestarian lingkungan
perumahan.
1. Pelatihan tentang
pengelolaan sampah
dengan konsep 3 R untuk
kader, karang taruna dan
tokoh masyarakat.
2. Fasilitasi jaringan
kerjasama dalam
pengelolaan 3 R
Pelatihan ketrampilan usaha
pertanian bagi perempuan

Program Pemberdayaan
komunitas perumahan.

Program Peningkatan
partisipasi masyarakat dalam
membangun desa

Program Peningkatan peran


perempuan di perdesaan
2

Mendorong pengelolaan
sampah berbasis masyarakat
menggunakan komposting
komunal di 16 TPS secara
bertahap
Optimalisasi dan perluasan
program stimulus Komposter
skala rumah tangga

Strategi Sanitasi Kota Tegal

Program composting
komunal.

Proyek percontohan (pilot


project) pengelolaan sampah
melalui komposting komunal
di 16 TPS

Peningkatan pemahaman
manfaat pelaksanaan 3 R,
dan memperkuat kemitraan
dan komitmen
mendukungnya.

1. Publikasi berbagai hasil


praktek terbaik dan kisah
sukses dari para
stekeholders (individu dan
kelompok masyarakat)
dalam menjalankan 3 R.
2. Pemberian Stimulan
komposter rumah tangga

II -

No

Strategi

Program

Program Pengembangan
lembaga ekonomi perdesaan.

Program Peningkatan peran


perempuan di perdesaan

Strategi Sanitasi Kota Tegal

Kegiatan
(pemberian komposter
tingkat rumah tangga)
1. Peningkatan peran aktif
masyarakat dalam
pengelolaan sampah
rumah tangga.
2. Pertemuan stekeholders
untuk optimalisasi
ketrampilan, aliansi dan
kemitraan untuk
pemasaran produk 3 R
Pelatihan ketrampilan usaha
pertanian bagi perempuan

II -

Anda mungkin juga menyukai