Anda di halaman 1dari 9

Tugas Hukum Dagang

Kelompok 4

Anggota Kelompok :
Ni Kadek Putri Yanti (1904551495)
Dewa Gede Rama Mahadewa (1904551497)
Ida Ayu Nanda Parameswari (1904551498)
Pande Kadek Krisdhananjaya (1904551499)
Diah Ayu Nurainy (1904551500)

Fakultas Hukum
Universitas Udayana
Tahun 2020
Agen Perantara diluar perusahaan
Agen adalah perantara perdagangan yang atas nama suatu perusahaan tertentu
untuk menjualkan barang/jasanya. Agen menjual barang/jasa tersebut dengan harga
berdasarkan kesepakatan antara dirinya dan produsen. Di sana agen mendapatkan
keuntungan berdasar komisi atau pendapatan lain sesuai kesepakatan.

Berikut beberapa agen diluar perushaan :


1. Makelar
a. Pengertian
Makelar adalah pedagang perantara dalam jual beli baik benda bergerak
maupun benda tidak bergerak yang diikat oleh pejabat yang berwenang
dan terlebih dahulu harus mengangkat sumpah di Pengadilan Negeri
sebelum diperbolehkan melakukan pekerjaannya. Upah dari seorang
Makelar yang jujur disebut provisi. Seorang perantara yang
menghubungkan pengusaha dengan pihak ketiga untuk mengadakan
perjanjian
b. Dasar Hukum
Mengenai makelar ini diatur dalam Buku I pasal 62 - 72 K.U.H.D.
Menurut pengerti an UU adalah seorang perantara yang menghubungkan
pengusaha dengan pihak ketiga untuk mengadakan perjanjian.
Dalam pasal 64 K.U.H.D disebutkan contoh beberapa macam perjanjian
misalnya : perjanjian jual beli barang dagang, surat-surat berharga,
asuransi, pengangkutan dengan kapal dan lain-lain.
c. Tugas/Kewajiban
Adapun kewajiban seorang makelar meliputi antara lain:
1. Membuat dokumen mengenai transaksi-transaksi yang telah dibuat
oleh pihak ketiga
2. Memberikan copi atau foto copy dari catatan-catatan tentang transksi
jika pihak III membutuhkan
3. Membuat buku catatan mengenai tindakannya sebagai makelar.Setiap
hari catatan itu disalin dalam buku harian dengan keterangan yang
jelas, misalnya :
 Saat terjadinya perjanjian dan penyerahan
 Jenis serta banyaknya benda
 Harga benda
 Klausula perjanjian serta syarat-syarat yang
dijanjikan.
4. Siap sedia setiap saat untuk memberi kutipan dari buku-buku kepada
pihak-pihak yang bersangkutan terutama mengenai pembicaraan dan
tindakan yang dilakukan dalam hubungan dengan transaksi yang
diadakan (pasal 68 K.U.H.D)
5. Menyimpan monster (contoh barang) sampai penyerahan barang itu
dilakukan (pasal 69 K.U.H.D).
6. Menjamin kebenaran tanda tangan dari penjual dalam perdagangan
surat wesel atau surat-surat berharga lainnya yang tercantum dalam
surat-surat tersebut

Berakhirnya tugas makelar dapat terjadi antara lain :


1. Karena dicabut ijinya oleh pengadilan atas permohonan pihak yang
pernah dirugikan oleh makelar
2. Karena makelar jatuh failed (kewajiban lebih besar daripada harta
yang dimiliki berdasarkan penetapan dari pengadilan) diatur dalam
pasal 62,64,66 KUHDagang :
d. Hak
Dalam pasal 68 K.U.H.D disebutkan bahwa pembukuan seorang makelar
mempunyai kekuatanm pembuktian khusus dan sempurna. Dan sebagai
seorang yang diangkat pemerintah makelar mernpunyai hak retentie yaitu
hak penahanan. Misalnya hak untuk menahan barang apabila harga
barang belum dibayar.
Seorang makelar yang tidak memenuhi kewajibannya dapat dikenakan
sanksi sebagai mana tercantum dalam pasal 71 sampai dengan 73
K.U.H.D. yang meliputi : sehersing/pemecatan dan penggantian kerugian
kepada kliennya.
 Pasal 71 K.U.H.D menegaskan bahwa apabila seorang makelar
membuat pelanggaran terhadap kewajiban yang ditetapkan
menurut UU, la oleh Pengadilan Negeri ditempat tinggalnya atau
atas permintaan kliennya dapat di schor atau dicabut jabatannya.
 Pasal 72 K.U.H.D : dalam hal ini yang bersangkutan jatuh pailit
maka ia dapat di schor dati Jabatannya yang oleh Pengadilan
Negeri (PN) dapat dilanjutkan dengan pemecatan.
 Pasal 73 K.U.H.D. : seorang makelar yang telah dilepas dari
jabatannya sekati-kati tidak boleh diangkat kembali dalam jabatan
itu
e. Ciri-ciri Makelar
- Hubungan hukum pemberian kuasa
- Hak komisi dan retensi
- Aturan dalam KUHD
- Resiko ditanggung prinsipasi
- Menyimpan contoh barang, membuat pembukuan
- Pengangkatan diangkat dan disumpah
- Sifat hubungan hukum tidak tetap

2. Komisioner
a. Pengertian
Komisioner adalah perantara dagang yang tidak perlu mengangkat
sumpah di muka Pengadilan dan dapat membuat perjanjian-perjanjian
atas namanya sendiri dengan mendapatkan upah tertentu yang disebut
provisi atau komisi. Menurut pasal 76 K.U.H.D, maka seorang
komisioner dirumuskan sebagai orang yang melakukan tindak
perusahaan untuk mengadakan persetujuan atas perintah dan perhitungan
orang lain yang disebut komiten, akan tetapi persetujuan itu tidak
dilakuakn atas komitennya, melainkan atas namanya sendiri atau
firmanya dan dengan ini, menerima upah yang disebut provisi atau
komisi.
Apabila seorang komisioner mengadakan pernbelian atau penjualan maka
ia sendiri yang terikat pada perjanjian tersebut dan ia yang berhak
menagih uang penjualan. Komiten dalam hal ini tidak mempunyai hak
menagih sama sekali, walaupun hal itu dilakukan atas perintah dan untuk
kepentingan komitennya.
b. Dasar Hukum
- Pasal 76 K.U.H.D
c. Tugas/Kewajiban
 Menerima, menyimpan dan mengasuransikan barang-barang milik
prinsipalnya.
 Membayar ongkos-ongkos pengurusan barang-barang tersebut diatas.
 Membeli atau menjual barang-barang tersebut yang telah ditentukan
batas harga terendah dan tertinggi oleh prinsipalnya.
 Menagih pendapatan penjual dan mengirimkan perhitungan kepada
prinsipalnya.
 Membayar “netto proven” yaitu pendapatan kotor setelah dipotong
ongkos dan komosi pada prinsipalnya.

d. Hak
 Memepunyai hak privilege (didahulukan) untyuk menuntut uang yang
telah dibayarlebih dahulu, bunga-bunga dan provisi.
 Mempunyai hak menuntut terhadap perikatan yang sedang berjalan
baik atas barang-barang yang telah dikirimkan oleh pemberi kuasa
untuk dijual atau untuk disimpan maupun yang telah dibeli dan
diterima olehnya atas tanggungan pemberi kuasa.
 Memepunyai hak retensi, yaitu hak untuk menahan barang bila provisi
dab biaya-biaya lain belum dibayar.

e. Ciri-Ciri Komisioner
- Hubungan hukum pemberian kuasa khusus
- Resiko ditanggung komisioner
- Bertindak atas nama sendiri
- Aturan dalam KUHD, KUHPerdata
- Sifat hubungan hukum tidak tetap
- Hak berupa komisi, retensi, privillege
- Pengangkatan tidak ada

3. Ekpeditur
a. Pengertian
Ekspeditur adalah seseorang yang pekerjaannya menyelenggarakan
pengangkutan barang-barang dagangan dan barang-barang lain di darat
atau di perairan.
b. Dasar Hukum
- Pasal 86 - Pasal 89 KUHD.
c. Tugas / Kewajiban
 Membuat catatan-catatan dalam register harian secara berturut-turut
tentang sifat dan jumlah barang-barang atau barang-barang dagangan
yang harus diangkut, dan bila diminta, juga tentang nilainya.
 Menjamin pengiriman dengan rapi dan secepatnya atas barang-barang
dagangan dan barang-barang yang telah diterimanya untuk itu, dengan
mengindahkan segala sarana yang dapat diambilnya untuk menjamin
pengiriman yang baik.
 Menanggung kerusakan atau kehilangan barang-barang dagangan dan
barang-barang sesudah pengirimannya yang disebabkan oleh
kesalahan atau keteledorannya.
 Menanggung ekspeditur perantara yang digunakannya

d. Hak
Memperoleh upah sebagai bayaran atas usahanya.

4. Perusahaan Bank
1. Pengertian
Perusahaan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidur rakyat banyak. Dari pengertian tersebut
dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan

2. Dasar Hukum
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998
3. Tugas/Kewajiban
 Menyerahkan dokumen sebagai berikut:
1. salinan anggaran dasar dan/atau akta pendirian bank.
2. salinan dokumen perizinan bank.
3. surat keterangan tingkat kesehatan bank.
4. surat pernyataan dari Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham
bank
 Membayar kontribusi kepesertaan.
 Membayar premi penjaminan

4. Hak
Membeli penempatan deposito nasabah menggunakan mata uang
alternatif dengan nilai tukar mata uang yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perbedaan Makelar dengan Komisiner


Makelar “broker” adalah seorang yang pekerjaannya adalah bertindak
sebagai perantara dalam suatu transaksi bisnis antara pihak - pihak yang
tersangkut. Seorang makelar tidak mempunyai wewenang untuk bertindak untuk
dan atas nama salah satu pihak dalam transaksi tadi.
Sedangkan apabila terjadi dimana seseorang ingin melaksanakan jual beli
baik barang-barang maupun jasa-jasa melalui seorang perantara, dengan
memberikan kuasa kepada perantara tadi untuk bertindak atas namanya, tapi atas
tanggung jawab sendiri, dengan menerima komisi atas jasa-jasanya, maka
perantara tadilah yang dikenal dengan sebutan komisioner.

Permasalahan :
1. Bagaimanakah Hubungan hukum perdagang perantara terhadap pengusaha
dan pihak ketiga?
2. Mengapa perlu adanya makelar dalam agen perniagaan?

Pembahasan :
1. Hubungan hukum Principal, Makelar, dan Pihak ketiga
Keterangan : Principal adalah Pemberi Kuasa
 Principal menunjuk makelar melalui suatu perjanjian pemberian
kuasa. Dalam perjanjian tersebut akan ditentukan mengenai
kekuasaan-kekuasaan makelar.
 Makelar kemudian mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga, di mana perbuatan hukum ini hanya sebagai pelaksana amanat
dari pemberi kuasa.
 Dengan dilakukannya perbuatan hukum antara makelar dengan pihak
ketiga, maka timbul perikatan atau hubungan hukum antara principal
dengan pihak ketiga.
 Makelar dalam melaksanakan tugasnya, bertindak untuk dan atas
nama principal. Sehingga dalam hal ini, makelar hanya sebagai
perantara.
Sifat hubungan hukum
1. Hubungan principal-makelar bersifat sementara atau tidak tetap.
2. Makelar bertindak untuk kepentingan dan atas nama principal.
3. Makelar bukan para pihak (sehingga tidak dapat dituntuk sebagai
tergugat, namun hanya sebagai turut tergugat).
4. Makelar berhak atas upah atau provisi dari principal.

2. Perlu adanya Makelar


Makelar merupakan profesi yang banyak menfaatnya untuk masyarakat
terutama bagi para produsen, konsumen, dan bagi makelar sendiri. Profesi
ini dibutuhkan oleh masyarakat sebagaimana profesi-profesi yang lain,
karena ada sebagian masyarakat yang sibuk, sehingga tidak bisa mencari
sendiri barang yang dibutuhkan, maka dia memerlukan makelar untuk
mencarikannya. Sebaliknya, sebagian masyarakat yang lain, ada yang
mempunyai barang dagangan, tetapi dia tidak tahu cara menjualnya, maka ia
membutuhkan makelar untuk memasarkan dan menjualkan barang
dagangannya sebagai agen perniagaan

Anda mungkin juga menyukai