Anda di halaman 1dari 3

Resume Hukum Dagang Materi Keperentaraan

1. Pengertian Keperantaraan
Keperantaraan (ageny) merupakan hal yang lazim dan semua orang mengerti tujuannya.
Perantara adalah orang yang membawa prinsipalnya mengadakan hubungan kontraktual
dengan pihak ketiga. Artinya, tidak mengikat atas perantara sendiri, melainkan mengikat
atas orang-orang yang diwakilinya. Hukum keperantaraan (agency law) bertujuan
memastikan ada atau tidaknya hubungan keperantaraan. Kemudian setelah dapat dipastikan
hubungan keperantaraan ada atau tidaknya, sangat tergantung jawabannya, barulah hak dan
kewajiban para pihak dapat ditentukan.
2. Terjadinya Hubungan Keperantaraan
Hubungan keperantaraan yang terjadi di dalam dunia bisnis disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah karena :
a. Kewenangan yang diberikan prinsipal kepada perantara, Kewenangan yang diberikan
tersebut, dapat diberikan secara lisan, tertulis, ataupun secara diam-diam.
b. Pengesahan prinsipal atas perikatan yang dibuat perantara
Pengesahan dalam keperantaraan sebenarnya adalah persetujuan (approval) atas
perjanjian yang dilakukan seseorang perantara atau seorang yang mengaku bertindak
sebagai perantara dengan pihak ketiga tanpa izin (kewenangan) dari pihak prinsipal.
c. Ketentuan Undang-undang
Dalam keputusan common law system biasanya disebutkan, bahwa keperantaraan
didasarkan pada perjanjian atau kesepakatan para pihak, namun dalam keadaan tertentu,
undang-undang dapat mewajibkan adanya keperantaraan. Kewenangan yang demikian
ini juga telah ada dan ditetapkan dalam aturan kodifikasi KUHD.
3. Sifat Hubungan Hukum
a. perantara melalui perjanjian perburuhan
b. Perantara melalui perjanjian pemberian kuasa
c. Perjanjian pemberian kuasa
4. Berakhirnya Hubungan Keperantaraan
Hubungan keperantaraan biasanya didasarkan pada perjanjian antara prinsipal dan
perantara. Hubugan ini bisa berakhir ketika ada wewenang perantaranya, namun jika
dilakukan harus mengingat untuk memberitahukan kepada pihak ketiga yang pernah
berhubungan dengan perantara tersebut, karena jika tidak maka prinsipal dapat dimintai
pertanggungjawaban apabila perantara tetap mengadakan kontrak dengan mereka. Apabila
wewenang perantara disertai dengan kepentingan, maka wewenang tidak mungkin ditarik
kembali.
5. Makelar
Makelar adalah seorang perantara yang menghubungkan antara pengusaha dengan pihak
ketiga untuk mengadakan berbagai perjanjian. Berdasarkan Pasal 62 KUHD, makelar
harus mendapat pengangkatan resmi dari pemerintah, dan sebelum melakukan
kegiatannya terlebih dahulu harus bersumpah di Pengadilan Negeri bahwa ia akan
menjalankan kewajibannya dengan baik.
a. Kewajiban Makelar
➢ Mengadakan buku catatan mengenai tindakannya sebagai makelar setiap hari
➢ Siap sedia tiap saat untuk memberikan kutipan atau ikhtisar dari buku-buku itu
kepada pihak-pihak yang bersangkutan. (Pasal 67 KUH Dagang)
b. Hak Makelar
➢ Hak menahan barang (hak retensi), semua upah, ganti ongkos belum dibayar oleh
prinsipalnya
➢ Hak untuk mendapatkan upah dan ganti rugi ongkos yang dikeluarkannya.
6. Komisioner
Menurut Pasal 76 KUHD komisioner adalah seseorang yang menyelenggarakan
perusahaannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan menutup persetujuan atas nama
firma itu sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dengan menerima upah atau
provisi tertentu.
a. Tugas Komisioner
➢ Membeli atau menjualkan barang-barang untuk orang lain
➢ Mencatat semua kejadian melalui perantaraan yang diberikannya
➢ Membuat faktur penjualan dalam hal menjual dan faktur konsinyasi dari penjual
➢ Memikul risiko- risiko yang mungkin terjadi melalui perantaraan yang
dijalankannya
➢ Membiayai semua pengeluaran dan harga beli barang yang dilakukannya
b. Hak Komisioner
➢ Hak mendahului(hak Privilige)
➢ Hak retensi, hak untuk menahan semua barang yang ada di tangan komisioner
dalam hal upah dan mengganti ongkos yang belum dibayar oleh komitmennya
➢ Hal separatis; hak mendahulukan untuk menerima piutang lebih dahulu dari piutang
lainnya, apabila komitmen jatuh pailit.
7. Agen
Yang disebut agen ialah orang yang mempunyai perusahaan untuk memberikan
perantara pada pembuatan persetujuan tertentu, misalnya persetujuan jual beli antara
pihak ketiga dengan seorang prinsipal, dengan siapa ia mempunyai hubungan tetap, atau
juga pekerjaan menurut persetujuan-persetujuan seperti itu di atas nama dan untuk
prinsipalnya itu. Menurut statusnya perantara itu dibedakan menjadi 2 (dua) macam,
sebagai perantara/agen dagang yang kedudukannya sebagai wakil pengusaha dan
perantara dagang yang berdiri sendiri.
a. Perantara/agen dagang sebagai wakil pengusaha, yang tugas dan fungsinya sebagai
bawahan, mempunyai hubungan kerja tetap dengan pengusaha.
b. Perantara/agen dagang yang berdiri sendiri, yaitu perantara/agen yang membuka
usahanya bebas sendiri yang tidak terikat pada satu pengusaha
8. Pedagang Efek dipasar Modal
Salah satu lembaga keperantaraan dalam bidang bisnis yang berkembang dewasa ini adalah
perantara pedagang efek di pasar modal, yang biasanya disebut pialang atau broker. Pasal 1
angka 12 UU No.8 Tahun 1995 mendefinisikan perantara pedagang efek sebagai pihak yang
melakukan kegiatan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Pasar modal
(capital market) adalah suatu pasar di mana dana-dan jangka panjang baik hutang maupun
modal sendiri yang juga disebut sebagai efek-efek yang diperdagangkan. Pasar modal terdiri
atas pasar primer (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar primer
adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai