Rahmad
Abstrak
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang
unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain.
Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral
yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga
mereka searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin
merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Beberapa tipe
kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik, laisser faire, demokratik, untuk
melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus
memberi perintah atau pengarahan, akan menimbulkan kesulitan, karena setiap akan
melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada
perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja
yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntutkearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. KEPEMIMPINAN
C. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Menurut Rivai dan Veithzal (2012:36) terdapat tiga tipe perilaku dasar
kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga
tipe pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Tipe kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang.
Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas
anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah,
dan bahkan kehedak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih
dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan
bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu
berbuat sesuatu tanpa diperintah.
2. Tipe kepemimpinan kendali bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan
otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan
dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang
dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan.
3. Tipe kepemimpinan demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang
dan menempatkan orang-orang yang dipimpinya sebagai subjek yang
memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga.
Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas,
inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe
pemimpin ini selalu berusaha memanfaatkan setiap orang yang dipimpin.
Kepemimpinan demokratis adalah adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil
keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada
setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Ketiga tipe
kepemimpinan diatas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling
menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya
sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
D. GAYA KEPEMIMPINAN
Teori Path-Goal Evans-House Teori ini dirumuskan oleh Martin G. Evans dan
Robert J. House (Schermerhorn, 1996; 14), yang mencoba membantu dalam
memahami dan meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam situasi yang berbeda.
Teori ini menekankan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapannya akan
imbalan dan valensi, atau daya tarik imbalan itu. Manajer harus mampu memberikan
imbalan dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh bawahan untuk
memperolehnya. Gaya kepemimpinan mempengaruhi imbalan yang tersedia bagi
karyawan, juga persepsi karyawan mengenai jalur untuk memperolehnya. Seorang
manajer yang berorientasi pada karyawan, misalnya akan menawarkan bukan hanya
gaji dan promosi tapi juga dukungan, dorongan, rasa aman, dan rasa hormat.
Manajer dengan tipe ini juga akan peka terhadap perbedaan antar karyawan dan akan
menyesuaikan imbalan menurut orangnya. Evans-House mengidentifikasi empat ( 4 )
gaya kepemimpinan untuk menjelaskan teorinya, yaitu :
1. kepemimpinan direktif, mengarahkan tentang apa yang harus
dilakukan dan bagaimana caranya, menjadwalkan pekerjaan,
mempertahankan standar kinerja, memperjelas peranan pemimpin
dalam kelompok.
2. Kepemimpinan suportif, melakukan berbagai usaha agar pekerjaan
menjadi lebih menyenangkan, memperlakukan anggota dengan adil,
bersahabat, dan mudah bergaul, memperhatikan kesejahteraan
bawahannya.
3. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi, menentukan tujuan-
tujuan yang menantang, mengharap kinerja yang tinggi,
menekankan pentingnya kinerja yang berkelanjutan, optimistik dan
memenuhi standar-standar yang tinggi.
4. Kepemimpinan partisipatif, melibatkan bawahan, meminta saran
bawahan dan menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
E. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah teknik, kemampuan dasar, ataupun cara seorang
pemimpin dalam mempengaruhi dan mengendalikan perilaku para bawahannya
agar mau bekerjasama dalam melaksanakan segala jenis pekerjaan dan tanggung
jawab dengan efektif dan efisien melalui komunikasi untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan atau keberhasilan perusahaan. Kepemimpinan juga diartikan sebagai
kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi
komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan
kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan
mengembangkan budaya organisasi.
DAFTAR PUSTAKA