Anda di halaman 1dari 7

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Rahmad

Fakultas Pasca Sarjana

Abstrak

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang
unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain.
Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral
yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga
mereka searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin
merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Beberapa tipe
kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik, laisser faire, demokratik, untuk
melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus
memberi perintah atau pengarahan, akan menimbulkan kesulitan, karena setiap akan
melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada
perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja
yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntutkearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Kata kunci: berbasis karakter, model kepemimpinan, peningkatan kualitas, gaya


kepemimpinan, motivasi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-


aktivitas tugas dari orangorang dalam kelompok. Kepemimpinan berarti melibatkan
orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang dipimpin (Sunarto, 2005). Menurut
Kartono (2010), pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan
kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga dapat memunculkan
beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe kharismatik, paternalistik,
militeristik, otokratis, laissez faire, populis, administratif dan demokratis. Dalam
kenyataannya yang dihadapi dan permasalahan dari beberapa tife kepemimpinan ini
memiliki kelemahan di dalam menjalankannya terutama di Perguruan Tinggi.
Sebagaimana diketahui bahwa Pemimpin harus selalu dapat memotivasi anggota
organisasi perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau
setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan
menimbulkan kesulitan. Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus
dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan
pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit
diwujudkan. Oleh karena itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi
pengarahan atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu
digunakan untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran
akan perlunya setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan
mutu kinerjanya masing-masing secara individual maupun bersama-sama sebagai
kelompok ataupun sebagai organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

B. KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan faktor yang menetukan dalam suatu organisasi atau


perusahaan. Berhasil tidaknya dalam mencapai suatu tujuan akan dipengaruhi oleh
seorang pemimpin. Sosok pemimpin dalam perusahaan dapat menjadi efektif
apabila pemimpin tersebut mampu mengelola perusahaan dan mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dalam memcapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi pemerintahan memiliki peranan yang sangat
penting dalam rangka mencapai tujuan khususnya pelayanan kepada masyarakat.
erikut ini dikemukakan definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli.
Teori Path-Goal Evans-House Teori ini dirumuskan oleh Martin G. Evans dan
Robert J. House (Schermerhorn, 1996; 14), yang mencoba membantu dalam
memahami dan meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam situasi yang berbeda.
Teori ini menekankan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapannya akan
imbalan dan valensi, atau daya tarik imbalan itu. Manajer harus mampu memberikan
imbalan dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh bawahan untuk
memperolehnya.
Gaya kepemimpinan mempengaruhi imbalan yang tersedia bagi karyawan, juga
persepsi karyawan mengenai jalur untuk memperolehnya. Seorang manajer yang
berorientasi pada karyawan, misalnya akan menawarkan bukan hanya gaji dan
promosi tapi juga dukungan, dorongan, rasa aman, dan rasa hormat. Manajer dengan
tipe ini juga akan peka terhadap perbedaan antar karyawan dan akan menyesuaikan
imbalan menurut orangnya. Kepemimpinan partisipatif, melibatkan bawahan,
meminta saran bawahan dan menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Hasibuan (2010:170) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut
Veithzal Rivai (2011:64) kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin
untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memancing tumbuhnya perasaan
positif dalam diri orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang di
inginkan.
Pemimpin dalam menentukan gaya kepemimpinannya harus mampu
menyesuaikan dengan situasi, kondisi pada waktu dan tempat tertentu. Pemimpin-
pemimpin yang berhasil adalah mereka yang bisa menyesuaikan perilaku dirinya
sesuai dengan tuntutan dari keunikan lingkungannya. Kepemimpinan yang efektif atau
tidak efektif itu sangat tergantung akan gaya perilaku yang disesuaikan dengan situasi
tertentu (Grensing, 2008).
Dengan demikian dapat diambil pengertian secara garis besar bahwa
kepemimpinan adalah teknik, kemampuan dasar, ataupun cara seorang pemimpin
dalam mempengaruhi dan mengendalikan perilaku para bawahannya agar mau
bekerjasama dalam melaksanakan segala jenis pekerjaan dan tanggung jawab
dengan efektif dan efisien melalui komunikasi untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan atau keberhasilan perusahaan.

C. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Menurut Rivai dan Veithzal (2012:36) terdapat tiga tipe perilaku dasar
kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga
tipe pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Tipe kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang.
Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas
anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah,
dan bahkan kehedak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih
dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan
bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu
berbuat sesuatu tanpa diperintah.
2. Tipe kepemimpinan kendali bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan
otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan
dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang
dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan.
3. Tipe kepemimpinan demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang
dan menempatkan orang-orang yang dipimpinya sebagai subjek yang
memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga.
Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas,
inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe
pemimpin ini selalu berusaha memanfaatkan setiap orang yang dipimpin.
Kepemimpinan demokratis adalah adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil
keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada
setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Ketiga tipe
kepemimpinan diatas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling
menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya
sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.

D. GAYA KEPEMIMPINAN

Teori Path-Goal Evans-House Teori ini dirumuskan oleh Martin G. Evans dan
Robert J. House (Schermerhorn, 1996; 14), yang mencoba membantu dalam
memahami dan meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam situasi yang berbeda.
Teori ini menekankan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapannya akan
imbalan dan valensi, atau daya tarik imbalan itu. Manajer harus mampu memberikan
imbalan dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh bawahan untuk
memperolehnya. Gaya kepemimpinan mempengaruhi imbalan yang tersedia bagi
karyawan, juga persepsi karyawan mengenai jalur untuk memperolehnya. Seorang
manajer yang berorientasi pada karyawan, misalnya akan menawarkan bukan hanya
gaji dan promosi tapi juga dukungan, dorongan, rasa aman, dan rasa hormat.
Manajer dengan tipe ini juga akan peka terhadap perbedaan antar karyawan dan akan
menyesuaikan imbalan menurut orangnya. Evans-House mengidentifikasi empat ( 4 )
gaya kepemimpinan untuk menjelaskan teorinya, yaitu :
1. kepemimpinan direktif, mengarahkan tentang apa yang harus
dilakukan dan bagaimana caranya, menjadwalkan pekerjaan,
mempertahankan standar kinerja, memperjelas peranan pemimpin
dalam kelompok.
2. Kepemimpinan suportif, melakukan berbagai usaha agar pekerjaan
menjadi lebih menyenangkan, memperlakukan anggota dengan adil,
bersahabat, dan mudah bergaul, memperhatikan kesejahteraan
bawahannya.
3. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi, menentukan tujuan-
tujuan yang menantang, mengharap kinerja yang tinggi,
menekankan pentingnya kinerja yang berkelanjutan, optimistik dan
memenuhi standar-standar yang tinggi.
4. Kepemimpinan partisipatif, melibatkan bawahan, meminta saran
bawahan dan menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP

E. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah teknik, kemampuan dasar, ataupun cara seorang
pemimpin dalam mempengaruhi dan mengendalikan perilaku para bawahannya
agar mau bekerjasama dalam melaksanakan segala jenis pekerjaan dan tanggung
jawab dengan efektif dan efisien melalui komunikasi untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan atau keberhasilan perusahaan. Kepemimpinan juga diartikan sebagai
kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi
komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan
kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan
mengembangkan budaya organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Moleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Anda mungkin juga menyukai