net/publication/354403144
CITATIONS READS
0 1,008
1 author:
Rahmadhani Fitri
Universitas Pembangunan Panca Budi
20 PUBLICATIONS 32 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Limbah bola lampu merupakan satu indikator penyebab pencemaran dan rusaknya lingkungan, pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah bola lampu dan belum adanya
metode penanganan yang efesie merupakan satu permasalahan yang saat ini dihadapi oleh pemerintah, terutama limbah non organik yang termasuk limbah berbahaya dan tidak dapat
terurai. Limbah bola lampu termasuk ke dalam golongan limbah anorganik/B3, walaupun produksi limbah bola lampu masih kecil tetapi limbah tersebut mempunyai potensi besar dalam
pencemaran lingkungan, sehingga perlu dikaji upaya konservasi lingkungan dari limbah tersebut View project
All content following this page was uploaded by Rahmadhani Fitri on 07 September 2021.
EDITOR
MHD. FURQAN
DASAR
PENGOLAHAN LIMBAH
RAHMADHANI FITRI, ST. M.SI
EDITOR
MHD. FURQAN
1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000 (Seratus Juta Rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 (Satu Miliar Rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (Empat Miliar Rupiah).
Dasar Pengelolaan Limbah
Karya:
Rahmadhani Firti. ST, M.Si
Editor:
Mhd. Furqan
Diterbitkan Oleh:
CV. Pusdikra Mitra Jaya
Jln. Williem Iskandar No – 2K/22 Medan
Tlpn. (061) 8008 - 8209 (0813-6106-0465)
Email: cvpusdikramitrajaya@gmail.com
ISBN: 9786236853245
________________________________________________Dasar Pengelolaan Limbah
KATA PENGANTAR
Penulis
|i
Dasar Pengelolaan Limbah _______________________________________________
Editor
| ii
_______________________________________________Dasar Pengelolaan Limbah
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
KATA PENGANTAR EDITOR .......................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ v
DAFTAR TABEl ............................................................................ vi
BAB I PENGERTIAN AIR BERSIH ................................................... 1
A. Pengertian Air Bersih dan Air Minum ........................................ 1
1. Air Bersih ........................................................................... 1
2. Air Minum ......................................................................... 1
B. Sumber Air Baku ..................................................................... 1
1. Air Hujan ........................................................................... 4
2. Air Permukaan ................................................................... 5
3. Air Tanah ........................................................................... 6
4. Mata Air ............................................................................ 7
C. Standart Kualitas Air Minum .................................................... 7
D. Syarat Penyediaan Air Bersih/Minum ......................................... 8
1. Syarat Kuantitatif ................................................................ 8
2. Syarat Kualitatif .................................................................. 9
2.1. Parameter Fisik ........................................................... 9
2.2. Parameter Kimia ......................................................... 10
2.3. Parameter Biologis ..................................................... 12
E. Syarat Kontinuitas .................................................................. 12
| iii
Dasar Pengelolaan Limbah _______________________________________________
| iv
_______________________________________________Dasar Pengelolaan Limbah
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Pengelohan Air Bersih Secara Konvensional .. 14
Gambar 2.2. Intake Tower ............................................................ 17
Gambar 2.3. Shore Intake ............................................................. 17
Gambar 2.4. Intake Crib ................................................................ 18
Gambar 2.5. Siphon Well Intake .................................................... 18
Gambar 2.6. Floating Intake .......................................................... 19
Gambar 2.7. Jar Test ..................................................................... 26
Gambar 2.8. Jet Injection Sistem Pengadukan Cepat ...................... 27
Gambar 2.9. Mechanical Mixer ...................................................... 28
Gambar 2.10. In-Line Mechanical Mixer ......................................... 28
Gambar 2.11. Pengadukan Hidrolis Denga Terjunan ..................... 29
Gambar 2.12. Diffusion Flash Mixer ............................................... 29
Gambar 2.13. Lintasan Pengendapan ............................................ 33
Gambar 2.14. Rectangular Clarifer ................................................. 35
Gambar 2.15. Arah Pengendapan pada Plate Settler ...................... 36
Gambar 2.16. Aliran Air dalam Bak Pengedap ............................... 37
Gambar 2.17. Rapid Sand Filter ..................................................... 38
Gambar 2.18. Slow Sand Filter dengan Bak Pengendap .................. 39
|v
Dasar Pengelolaan Limbah _______________________________________________
DAFTAR TABLE
Halaman
Tabel 1.1. Kriteria Mutu Air ........................................................... 2
Tabel 2.2. Standar air munim ........................................................ 8
Tabel 2.3. Alternatif Pengelahan Air Beberapa Parameter ................. 15
Tabel 2.4. Harga Faktor Bentuk (β) .............................................. 20
Tabel 2.5. Kriteria Desain intake ..................................................... 22
Tabel 2.6. Kriteria Desain Bak Pengendap Rectangular .................... 23
Tabel 2.7. Kriteria Desain Flokulator ........................................... 32
Tabel 2.8. Kriteria Desain Bak Pengendap Rectangular ............... 37
Tabel 2.9. Kriteria Desain Unit Saringan Pasir Media Filter Pasir 39
Tabel 2.10. Karakteristik Pasir ...................................................... 40
Tabel 2.11. Perbandingan Beberapa Metode Desinfeksi ............. 45
Tabel 2.11. Penggunaan Bahan Kimia Netralisasi ........................ 50
Tabel 2.13. Koefisien Hazen-William (C) ......................................... 52
Tabel 2.14 Nilai k dari Beberapa kontruksi Pipa .............................. 53
| vi
________________________________________________Dasar Pengelolaan Limbah
BAB I
PENGERTIAN AIR BERSIH
A. Pengertian Air Bersih dan Air Minum
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan
akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagi batasan, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi
kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis
sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan
Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990). Persyaratan tersebut juga
memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air bersih dari
instalasi air bersih sampai pada konsumen.
2. Air Minum
Air minum didefinisikan air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-
syarat kesehatan yang dapat diminum (Kepmenkes RI No
907/MENKES/SK/VII/2002).
Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, PP. No 82 Th.
2004 dan Keputusan Menkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002, yang
membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas
setiap parameter fisik, kimia, dan radiologi maksimum yang diperbolehkan.
|1
Dasar Pengelolaan Limbah________________________________________________
air tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu agar bisa diolah menjadi
air minum yang layak untuk dikonsumsi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2004 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air, air diklasifikasikan menurut mutunya ke dalam empat kelas, yaitu :
a. Kelas 1, air yang peruntukkannya dapat digunakan un tuk air baku air
minum, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas 2, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukkan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
c. Kelas 3, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertamanan, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas 4, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi
pertamanan, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Sedangkan kriteria mutu air yang dimaksud untuk setiap kelas air di atas
dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Kriteria Mutu Air
KELAS
PARAMETER SATUAN KETERANGAN
I II III IV
FISIKA
Temperatur o
C devia devia devia devias Deviasi temperatur dari keadaan
si 3 si 3 si 3 i5 alamiahnya
Residu Terlarut mg/ L 1000 1000 1000 2000
Residu mg/L 50 50 400 400 Bagi pengolahan air minum
Tersuspensi secara konvesional, residu
tersuspensi 5000 mg/ L
KIMIA ANORGANIK
pH 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila secara alamiah di luar
rentang tersebut, maka
ditentukan berdasarkan kondisi
alamiah
BOD mg/L 2 3 6 12
COD Mg/L 10 25 50 100
DO Mg/L 6 4 3 0 Angka batas minimum
Total Fosfat Mg/L 0,2 0,2 1 5
sebagai P
NO3 sebagai N Mg/L 10 10 20 20
NH3 –N Mg/L 0,5 (-) (-) (-)
2|
________________________________________________Dasar Pengelolaan Limbah
|3
Dasar Pengelolaan Limbah________________________________________________
1. Air Hujan
Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas
dari air hujan adalah sebagai berikut :
a. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat
mineral.
b. Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih
c. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di
udara seperti NH3. CO2 agresif ataupun SO2. Adanya konsentrasi SO2
yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan
menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain)
Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah
hujan. Sehingga air hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena
jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air
hujan tidak dapat diambil secara terus-menerus karena tergantung pada
musimnya. Pada musim kemarau kemungkinan air akan menurun karena
tidak ada penambahan air hujan.
4|