Anda di halaman 1dari 4

Kepemimpinan/leadership merupakan sebuah proses ketika seseorang memengaruhi sekelompok

individu untuk mencapai sebuah tujuan bersama (Northouse, 2007).

Berdasarkan tipenya, leadership dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu

kepemimpinan transaksional (transactional leadership) yang menggunakan hadiah/reward dan


hukuman/punishment sebagai sarana untuk memotivasi orang lain dan

kepemimpinan transformasional (transformational leadership) yang menginsipirasi followers untuk


bertransformasi dengan motivasi internal.

Transformational leadership merupakan sebuah gaya kepemimpinan partisipatif yang meningkatkan


moral, motivasi internal, dan performa followers sehingga menghasilkan perubahan mindset dan
perilaku followers serta efektivitas organisasi.

Menurut Bass (1990), terdapat empat komponen yang membentuk sebuah gaya transformational
leadership:

(i) idealized/charismatic influence, yaitu leader memiliki visi dan misi yang sejalan dengan
organisasi, pendirian kokoh, serta berkomitmen dan konsisten pada setiap keputusan
sehingga followers dengan sukarela mengikuti leader;
(ii) inspirational motivation, yaitu menetapkan standar yang tinggi sekaligus mendorong
pencapaiannya;
(iii) intellectual stimulation, yaitu mendorong followers untuk memiliki budaya belajar dan
selalu mengembangkan ide; serta
(iv) individualized consideration, yaitu kemampuan leader untuk memahami perbedaan setiap
followers dan memfasilitasi pengembangannya.

Kompetensi Transformational Leader

Untuk dapat melakukan transformasi dalam sebuah organisasi, seorang leader tentunya harus memiliki
beberapa kompetensi dasar yang kemudian dapat dikelompokkan ke dalam klaster inner, others, dan
outer atau dikenal dengan The Triple Focus (Goleman dan Senge, 2014).

Pembagian ke dalam tiga klaster ini menunjukkan bahwa sebuah transformasi harus diawali dari dalam
diri leader terlebih dahulu (inner/leading self); kemudian ke orang lain di dalam organisasi, yaitu dalam
hal ini followers (others/leading people); dan yang terakhir adalah transformasi organisasi itu sendiri
(outer/leading organization).

Inner focus diperlukan agar leader sadar nilai, perasaan, dan intuisi diri sendiri (intrapersonal) serta
memahami cara mengelolanya dengan baik.

Others focus menuntut leader untuk mampu membaca, memahami, dan mengelola hubungan
interpersonal dengan baik. Hubungan dengan orang lain memiliki seni tersendiri yang harus dimiliki
oleh setiap leader.
Sedangkan, outer focus menuntut leader untuk memahami kekuatan dan sistem yang lebih luas.
Leader dituntut untuk mampu menavigasi dan menentukan strategi terbaik yang dituju.

Berdasarkan rujukan dari penelitian terdahulu mengenai kompetensi yang harus dimiliki seorang leader
dan penelitian mengenai skill yang harus dimiliki leader masa depan, terdapat sembilan kompetensi
transformational leadership.

Kompetensi tersebut dibagi dalam tiga klaster

(i) inner/leading self yaitu kompetensi breakthrough, agility, kecerdasan emosional (emotional
intelligence);
(ii) others/leading people yaitu kompetensi kecerdasan sosial (social intelligence), kemampuan
berkomunikasi (communication skill), kemampuan memengaruhi orang lain (influence
others); dan
(iii) outer/leading organization yaitu kompetensi memiliki visi (visionary), pemecahan masalah
(problem solving), dan pengambilan keputusan (decision making).

Bass (1997) menjelaskan terdapat sembilan faktor yang menggambarkan pemimpin transformasional
dan transaksional. Lima faktor pertama diterapkan untuk kepemimpinan transformasional dan empat
faktor terakhir untuk kepemimpinan transaksional. Lima faktor pertama tersebut adalah Faktor 1 dan 2:
Idealized Influence (Kharisma – sifat dan perilaku) Idealized influence didefinisikan sebagai respek reaksi
pengikut kepada pemimpin begitu juga perilaku pemimpin. Pemimpin mampu menanamkan nilai,
respek atau penghormatan, dan kebanggaan untuk mengartikulasikan visi. Dengan demikian, pengikut
akan berusaha bekerja keras melebihi yang sudah berjalan selama ini. Para pengikut akan menghormati,
mengagumi, dan percaya kepada pemimpinnya. Selain itu, pemimpin akan bertindak sebagai roles
model dan mendemonstrasikan standar etika dan moral yang tinggi. Faktor 3: Motivasi Inspirasional
Motivasi inspirasional menggambarkan kemampuan pemimpin memotivasi dan menginspirasi pengikut
dan kolega dengan menumbuhkan kepercayaan, mengisi dan mendorong antusiasme dan semangat
dalam kelompok. Melalui proses inspirasional, pengikut dimotivasi untuk lebih komitmen kepada tujuan
dan visi bersama dalam mendukung pertumbuhan organisasi mendatang. Pemimpin tipe ini membuat
simbol, metafora, dan pernyataan emosi yang sederhana untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman terhadap tujuan yang diinginkan. Faktor 4: Stimulasi intelektual. Pemimpin membantu
pengikut berpikir kembali secara rasional untuk mempelajari situasi. Ia mendorong pengikut untuk
kreatif dan inovatif, memunculkan dan mendorong ide-ide baru, memikirkan permasalahan lama
dengan pendekatan baru dan memperhatikan usaha ekstra untuk pekerjaan mereka. Akibatnya, para
pengikut dapat mengembangkan sendiri untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan memecahkan
masalah dengan pemikiran lebih independen agar sesuai dengan perubahan lingkungan organisasi.
Fakor 5: Individualized Consideration Pemimpin memperhatikan kebutuhan para pengikut dan menugasi
dengan proyek-proyek yang menantang sehingga para pengikut tersebut tumbuh secara personal.
Pemimpin juga akan memberikan perhatian khusus agar para pengikut berkembang dan berprestasi. Ia
akan bertindak sebagai pelatih, penasehat, mentor, guru, dan fasilitator.

K o m p e t e n s i m e r u j u k k e p a d a karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan


motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa
seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Wibowo (2010: 111-121)
menjelaskan bahwa kompetensi berhubungan dengan apa yang dilakukan orang ditempat kerja pada
berbagai tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mengindentifikasi karakteristik,
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh individual yang memungkinkan menjalankan tugas
dan tanggung jawab secara efektif sehingga mencapai standar

kualitas profesional dalam bekerja dan mencakup semua aspek catatan menajemen kinerja,
keterampilan dan pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, aplikasi dan pengembangan.

Menurut strata kompetensi, ada 3 jenis kompetensi yaitu: (1) Core competencies. Merupakan
kompetensi inti yang dihubungkan dengan strategi organisasi sehingga harus dimiliki oleh semua
karyawan dalam organisasi;

(2) Managerial competencies. Kompetensi yang mencerminkan aktivitas manajerial dan kinerja yang
diperlukan dalam peran tertentu;

(3) Functional competencies. Kompetensi yang menjelaskan tentang kemampuan peran tertentu yang
diperlukan dan biasanya dihubungkan dengan keterampilan profesional atau teknis.

(4)Konsep yang sama dengan menekankan pada kemampuan individual sebagai seorang pemimpin
juga disampaikan oleh Josh Bersin (2007: 10) dengan mengatakan bahwa,
(5) Leadership competencies are those which are used to assess an individual’s ability and skills to be a leader or manager. Menurutnya, ada
(6) 4 kategori kompetensi kepemimpinan yaitu:
(7) (1) Execution (results); (2) Energy (passion and hard work); (3) Energize (ability to inspire others); and (4) Edge (ability to make tough
decisions).

(8)
(9)Kompetensi berkait dengan karakteristik individual yang potensial dari seorang pemimpin.
Michael Zwell (2000: 18-138) mengemukakan kompetensi
(10) as the enduring traits and characteristics that determine performance, sedangkan kompetensi kepemimpinan mencakup: (1)
Visionary leadership; (2) Strategic thinking;
(11) (3) Entrepreneurial orientation; (4) Change Management; (5) Building organizational commitment; (6) Establishing focus.

(12)
(13) Menurut Joko N.H(2005: 51 -58), kompetensi tingkat manajer memerlukan aspek
kompetensi sebagai berikut: (1) Flexibility; kemampuan mengubah struktur managerial; (2)
Change implementation;
(14) k e m am p u a n m e n g i m p l e m e n t a s i k a n perubahan; (3) Interpersonal
understanding; kemampuan untuk memahami nilai dari berbagai tipe individu; (4)
Empowering ; kemampuan untuk melakukan pemberdayaan terhadap Sumber Daya Manusia.

Anda mungkin juga menyukai