TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.1. Kepemimpinan
inspirasi dan juga solusi sangat vital dalam pencapaian tujuan organisasi.
pihak lain Massi & Dauglas (1975) mengemukakan bahwa seorang pemimpin
memiliki determinan kepemimpinan yang terdiri atas (1) orang, (2) posisi, dan (3)
Kepemimpinan meliputi :
1. Faktor orang
Konsep kepemimpinan memusatkan perhatian pada faktor orangnya terutama
ciri pribadi. Penelitian yang dilakukan Hollander (1963) mengungkapkan ciri
seseorang yang cocok jadi pemimpin yaitu :
a. cenderung sesuai psikologis
b. cenderung memiliki nilai yang baik
c. cenderung memiliki interaksi yang baik
d. cenderung lebih banyak memberikan penjelasan, dan
e. cenderung memimpin dalam menafsirkan sesuatu situasi
7
8
2. Faktor posisi
faktor tersebut pada dasarnya menekankan bahwa seseorang yang menjadi
pemimpin mempunyai gambaran tentang bagaimana dia harus bertindak
dalam posisi tertentu (konsep peranan). di lain pihak, dalam posisi tertentu,
seorang pemimpin membayangkan bagaimana seorang individu bertindak
dalam posisi kepemimpinannya( harapan tentang peranan),
3. Faktor tempat dan situasi
Faktor tersebut menekankan pada situasi yang berbeda, memeruksn
pemimpin yang berbeda, ciri pribadi yang berbeda pula.
dengan para pengikutnya untuk merealisasikan visi. Definisi ini mencakup poin-
1. Proses.
terdiri dari masukan, proses dan keluaran kepemimpinan. Proses dapat juga
memerlukan waktu yang lamanya tegantung pada situasi kualitas pemimpin dan
pengikutnya
2. Pemimpin.
raja atau ratu. Sedangkan pada kepemimpinan bisnis disebut sebagai Direktur
3. Visi.
sistmen yang dipimpinnya. Visi adalah apa yang diimpikan, apa yang ingin
dicapai keadaan di masa yang akan datang. Visi harus sederhana dan idealistik.
Visi harus menarik nilai-nilai, harapan, dan cita-cita para anggota dan para
4. Mempengaruhi.
fikir, pendapat dan sebagainya agar mau dan mampu bergerak ke arah pencapaian
5. Pengikut.
dengan para pengikutnya. Pada masa lalu, interaksi tersebut digambarkan sebagai
interaksi antara penggembala dengan ternak, namun dewasa ini posisi keduanya
6. Merealisasikan visi.
oleh tercapainya visi tersebut. Akan tetapi, visi dapat dijabarkan isinya
10
sekelompok individu untuk mencapai tujuan tertentu yang positif dan bernilai
guna untuk perusahaan. Kepemimpinan harus memiliki visi yang sejalan dengan
sekelompok orang untuk bertindak yang positif dan sejalan dengan visi
tidak benar).
bahwa tidak ada cara terbaik dalam mempengaruhi bawahan kita, tergantung pada
tingkat kesiapan orang yang menjadi bawahan. Kesiapan ini terkait dengan
dimana harus dilakukan, dan apa yang harus dikerjakan. Sedangkan Perilaku
11
(komunikasi dua arah atau banyak arah), tujuan dari perilaku ini adalah
Salah satu Gaya Kepemimpinan yang juga banyak dipakai dalam suatu
penelitian adalah Managerial Grid® yang pertama muncul diawal tahun 1960-an
dan telah diperbaiki serta disempurnakan berulang kali (Blake dan Mouton, dalam
mereka lewat dua faktor: (1) perhatian pda produksi dan (2) perhatian pada orang
(Northouse, 2017).
masalah proses, beban kerja, jumlah penjualan, dan lain-lain. Tidak terbatas pada
pada produk atau layanan yang dihasilkan organisasi, perhatian pada produksi
juga bisa merujuk pada apapun yang berusaha dicapai organsasi. Perhatian pada
sebuah organisasi yang mencoba untuk mewujudkan tujuannya. hal ini mencakup
karyawan, memberi kondisi kerja yang bagus, mempertahankan struktur gaji yang
adil, dan meningkatkan hubungan sosial yang baik (Blake dan Mouton, dalam
Northouse, 2017).
12
perhatian untuk individu dalam satu model yang memiliki dua sumbu yang
maksimal. Dengan memetakan nilai dari setiap sumbu itu, beragam gaya
(1.9); manajemen yang lemah (1.1), manajemen di persimpangan jalan (5.5), dan
formulasi yang terbentuk ketika itu. Meskipun demikian, relevansi dari teori-teori
13
motivasi hingga kini masih sesuai, baik untuk kehidupan sehari-hari, maupun
dalam hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari dua
komponen, yaitu arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan
perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja). Motivasi meliputi perasaan
uni, fikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan bagian hubungan internal
dan eksternal organisasi. Selain itu, motivasi dapat pula diartikan sebagai
(Wirawan, 2014).
dalam mewujudkan tujuan mereka. Sumber motivasi ada tiga faktor, yaitu: (1)
kemungkinan untuk berkembang, (2) jenis pekerjaan, dan (3) apakah mereka
dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Di
samping itu terdapat beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja,
yakni rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif,
pekerjaannya lebih baik dan juga berprestasi. Atas dasar itulah, bahwa motivasi
itu perlu ada campur tangan dari manajemen perusahaan (Gibson, dkk, 2012).
Manajemen perlu melakukan campur tangan dalam bentuk program yang sesuai
ingin karir, dsb. Tantangan lain yang harus dipertimbangkan oleh manajemen
adalah adanya sikap karyawan yang berbeda terhadap program apapun yang
dibuat, ada yang tertarik (termotivasi) dan ada juga yang tidak tertarik (Aamodt,
2010).
kerja adalah penggerak seseorang untuk bertindak yang lebih baik, dimana sumber
penggerak tersebut bisa dari dalam diri sendiri, maupun dari luar. Terkait dengan
motivasi dalam bekerja, maka motivator tersebut adalah sesuatu yang dianggap
ditanggapi positif oleh karyawan. Dilain pihak, perusahaan juga harus melihat
bahwasanya program motivasi tidak hanya berfokus pada sisi keuangan saja.
15
kesamaan tertentu. Begitu juga dalam pendekatan program motivasi, sulit untuk
motivasi.
teorinya bahwa orang yang memiliki harga diri yang tinggi (high in selfesteem)
harga diri yang rendah (low in self-esteem). Orang yang memiliki harga diri yang
b. Sumber Motivasi
eksternal (extrinsic motivation). Orang yang tertarik pada sumber internal adalah
tertantang untuk berbuat seperti itu. Mereka ini tidak begitu memperdulikan faktor
eskternal, sepanjang mereka merasa puas, maka mereka menikmatinya. Hal ini
mereka yang pada dasarnya tidak begitu merasa puas dengan pekerjaannya,
namun ada hal yang mereka cari (penghargaan) atau mereka hindari (hukuman).
c. Kebutuhan
kebutuhan kekuasaan. Secara teoritis, mereka yang tinggi terhadap ketiga bentuk
kebutuhan maka mereka termotivasi untuk berprestasi. Orang yang tinggi dalam
yang bisa mereka raih. Mereka yang tinggi dalam kebutuhan berafiliasi (need for
affiliation) termotivasi karena mereka bisa membantu orang lain atau bisa
Sedangkan mereka yang tinggi dalam kebutuhan kekuasaan (need for power)
orang lain.
No. 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
tingkat capaian Sasaran Kerja Pegawai atau tingkat capaian hasil kerja (output)
17
yang sudah direncanakan dan disepakati antara Pejabat Penilai dengan Pegawai
merupakan proses penilaian secara sistematis yang telah dilakukan oleh pejabat
penilai pada sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Sedangkan Prestasi
Kerja PNS adalah hasil dari kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan
organisasi sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja. Dalam
hal penilaian ini yang dimaksud dengan Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana
kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS dan Perilaku kerja adalah
setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak
perundang-undangan.
hasil kerja yang telah disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang
Pegawai Negeri Sipil. Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja
Negeri Sipil yang dinilai (Peraturan Kepala BKN No. 34 tahun 2011).
diperlukan parameter penilaian sebagai ukuran dan standar penilaian hasil kerja
yang nyata dan terukur dari tingkat capaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP), maka
18
dari itu penilaian prestasi kerja secara sistemik menggabungkan antara penetapan
individu Pegawai Negeri Sipil, untuk memberi petunjuk bagi manajemen dalam
rangka mengevaluasi kinerja unit dan kinerja organisasi. Hasil dari penilaian
1) Bidang Pekerjaan.
rekrutmen, seleksi dan penempatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan, sesuai
3) Bidang Pengembangan.
Pegawai Negeri Sipil yang berhubungan dengan polakarier dan program diklat
organisasi.
4) Bidang Penghargaan.
kenaikan gaji dan tunjangan prestasi kerja, promosi atau kompensasi lainnya
No 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil adalah
sebagai berikut:
a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP), yaitu rencana kerja dan target yang akan
pekerjaan
anggaran
b. Perilaku Kerja, yaitu sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak
meliputi:
20
curang
regulasi
antara realisasi dengan target dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan dapat
disertai biaya. Hasil ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi realisasi output dari
target output yang telah direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang
semakin baik atau sebaliknya semakin rendah realisasi output dari target output
yang telah direncanakan, menunjukkan tingkat prestasi kerja yang semakin buruk.
Guna mengukur apakah output yang dihasilkan berkualitas atau tidak dengan
jangan hanya bersifat seremoni, tetapi harus dipakai sebagai fokus perbaikan
Sebagai proses yang berkelanjutan, proses penilaian prestasi kerja bersifat siklus
2. 2. Penelitian Terdahulu
Karyawan (Studi pada PT. Ivo Mas Tunggal, Sei Rokan). Peningkatan kinerja
karyawan akan memberikan manfaat bagi perusahaan agar dapat bertahan dalam
Tunggal Sei Rokan untuk membina karyawan dalam mencapai tujuan dan
sumber daya yang ada. Metode yang telah dikaji dalam penelitian ini adalah
karyawan secara parsial dan secara simultan. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis secara parsial dan simulan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja
hubungan suatu variabel dengan variabel lainya. Populasi dalam penelitian ini
adalah Bapak/Ibu karyawan PT Ivo Mas Tunggal Sei Rokan dengan jumlah
Pengumpulan data kuesioner, metode analisis yaitu uji instrument (uji validitas
dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda menggunakan
SPSS 18.0 for Windows. Hasil penelitian ini dengan analisis regresi baik secara
kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan yang berarti jika gaya
meningkat
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Tujuan dalam penelitian ini yang pertama adalah Pengaruh motivasi kerja
terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara
terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara
kepuasan kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II
rumus analisis regresi berganda, adjusted R Square atau koefisien determinasi, uji
f dan uji t, dengan bantuan sistem komputerisasi (Program Komputer SPSS versi
signifikan terhadap prestasi kerja dengan nilai sebesar 0.000, kepuasan kerja
memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja dengan nilai sebesar 0,008.
Motivasi Kerja terhadap Kinerja pegawai (Studi Kasus pada BPBD Kota
Gaya Kepemimpinan
(X1)
Kinerja Pegawai/
Prestasi Kerja
(Y)
Motivasi Kerja
(X2)
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Konseptual
25
organisasi, dalam hal ini adalah BPBD Kota Pematangsiantar. Namun, hasil studi
pendahuluan, melalui wawancara dengan Kepala BPBD, kinerja PNS BPBD Kota
dengan Kepala BPBD. Hasil observasi penulis melihat karyawan kurang inisiatif
dalam bekerja, selalu menunggu perintah dalam bekerja dan juga tidak banyak
berkaitan dengan hal ini, Kepala BPBD menyatakan bahwa kinerja yang fluktuatif
yang baik antara anggota unit organisasi dan staf dalam organisasi, kurang
lancarnya komunikasi antara pimpinan dan staf. Kepala BPBD sebagai pemimpin
pegawai masih banyak yang tidak inisiatif dalam bertindak, selalu diarahkan,
seperti menemukan pegawai kehilangan arah, tidak ada yang mereka ingin capai
penelitian dengan Kerangka Konseptual yang ada pada gambar 2.2. di atas.
H1.1; Ada pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan (X1) secara positif dan
H1.2; Ada pengaruh variabel Motivasi Kerja (X2) secara positif dan signifikan
H1.3; Ada hubungan Gaya Kepemimpinan (X1) dan Variabel Motivasi kerja