Anda di halaman 1dari 75

KONSEP LITERASI DIGITAL

UNTUK SMART SCHOOL

Wawan Setiawan
Tahap-Tahap Revolusi
Industri
Era Revolusi Industri 4.0

Era revolusi 4.0 :


•Penggunaan dunia digital,
•Komputerisasi,
•Analisa big data, dan  
•Artificial intelligence (AI).
Strategi Menghadapi Era Digital

Bagaimana Merespon Masa Depan


1. Komitmen peningkatan investasi di
pengembangan digital skills
2. Selalu mencoba dan menerapkan prototype
teknologi terbaru, Learn by doing!
3. Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model
sertifikasi atau pendidikan dalam ranah
peningkatan digital skill
4. Dilakukannya kolaborasi antara dunia industri,
akademisi, dan masyarakat untuk
mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan
skill bagi era digital di masa depan
5. Menyusun kurikulum pendidikan yang telah
memasukan materi terkait human-digital skills
Belajar Berbasis Kehidupan

• Membentuk kemandirian, kreativitas, adaptabilitas, dan agilitas pebelajar.


• Menciptakan ekologi belajar yang mampu menembus batas kehidupan baik
bersifat fisik, psikis, maupun sosial
• Belajar berlangsung dalam situasi yang lebih mengutamakan kemandirian siswa.
• Asesmen belajar berorientasi pada asesmen otentik dan berpikir tingkat tinggi .
KONSEP SMART CITY

Menggabungkan beberapa sistem dari


berbagai bidang pemerintahan seperti
pariwisata, pendidikan, kependudukan,
kesehatan, dan lain-lain maupun non
pemerintahan seperti hotel, restoran,
dan lain-lain yang diwadahi secara
terintegrasi.
KONSEP SMART CITY
ARAH SMART CITY

Pengembangan dan Pengelolaan


kota dengan pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
untuk menghubungkan, memonitor
dan mengendalikan berbagai
sumber daya dengan lebih efektif ,
efisien, pelayanan prima dan
peningkatan kualitas hidup
masyarakat, serta mendukung
pembangunan kota berkelanjutan
TRANSFORMASI KOTA

ADMINISTRATION

CITIZEN INFRASTRUCTURE
KOMPONEN SMART CITY (FUNDAMENTAL )
KOMPONEN SMART CITY

• Pemerintahan
• Masyarakat
• Teknologi
• Manajemen dan Organisasi
• Kebijakan
• Ekonomi
• Infrastruktur
• Lingkungan
ARSITEKTUR SMART CITY

E-Education
6 LEVEL SMART CITY

Level 0 : dasar, baru memulai ke arah smart city


Level 1 : tersedia internet (beberapa).
Level 2 : tersedia MAN + internet (semua).
Level 3 : terjadi pertukaran data dan informasi antar kota.
Level 4 : kota memiliki informasi penting.
Level 5 : integrasi antar kota ke dalam internet
(gabungan level 2, 3, dan 4).
6 DIMENSI SMART CITY
6 Dimensi
dan 28
Karakteristik
Manajemen
Informasi
Smart City

Educational quality
VERTİCAL INITIATIVES
Smart Public Smart
Smart Utilities Smart Health Smart Building
Services Transportation
• Intelligent Utility • Smart Care • Smart Citizen • Energy • Intelligent
Network Management Services Optimization Transportation
• Smart Metering • Connected Health • Smart Tax • Asset Management • Smart Public
• Energy • Smart Medicine Administration • Facility Transportation
Optimization Supply • Smart Customs, Management • Integrated Fare
• Smart Production • Mobile Health Immigration, • Video Surveillance Management
Border • Fleet Optimization
• Demand Planning • Remote Healthcare Management • Recycling and
• Advanced Management Power Generation • Tolling Solutions
• Smart Crime
Distribution Prevention • Automatic Fault • Real-time Adaptive
Management Detection Diagnosis Traffic
Smart • Smart Emergency Management
• Operations Control Response • Supervisory Control
• River Basin and
Education • Audio / Video • Smart Parking
• Smart Financial
Smart Water • Smart Classroom/ Management Distribution • Traveler
Management Shool Management Information
• Wastewater • Performance Man. Systems
Treatment • Asset Management
DIMENSI SMART LIVING

Masyarakat berbudaya, berarti bahwa memiliki kualitas


hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut
bersifat dinamis, yaitu selalu berusaha memperbaiki
dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara
langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari
pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah
jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang
berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang
berkualitas.
Tujuan Knowledge
Pendidikan
Cerdas Total

SDM
Tanggungjawab
UNGGUL
Perilaku Mulia
PENDIDIKAN
SEPANJANG HAYAT
TATA CARA IMPLIKASI
HAKEKAT
PENDIDIKAN
DALAM
KELUARGA
MANAJEMEN
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DI MODEL
MASYARAKAT PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN INFRATSRUKTUR
PERSEKOLAHAN
PENDIDIKAN JENJANG
TINGGI PENDIDIKAN

DASAR
MENENGAH LIFE SKILL

PRASEKOLAH
SISWA
MAHASISWA
ORANG TUA
MASYARAKAT

BUTA AKSARA MASYARAKAT


PENDIDIKAN
PUTUS SEKOLAH

KOMUNITAS
BELAJAR
PELAYANAN PENDIDIKAN

Pendidikan dalam konteks smart city


adalah kebutuhan untuk melibatkan
masyarakat dalam proses perubahan
perilaku untuk menjadi lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas
keseluruhan aspek keberlanjutan.
PILAR PENDIDIKAN
PILAR PENDIDIKAN
PARADIGMA
SMART
EDUCATION
TUNTUTAN TERHADAP PENDIDIKAN

Sistem pendidikan dalam smart city harus lebih


inovatif, kreatif dan maju. Mulai dari standar
kurikulum, hingga fasilitas-fasilitas yang
mendukung adanya inovasi di bidang penelitian
teknologi dan sains. Selain tuntutan masyarakat
yang cerdas, smart city juga dituntut melahirkan
banyak penelitian yang inovatif.
LAYANAN
PENDIDIKAN Informasi

Learning

Transaksi
ARSITEKTUR DATA
FUTURE LEARNING TOPOLOGY

Distributed (Cloud)
Infrastructure Computing
3D Visualisation
Interface and Interaction
Smart Mobile
Tool Technology

Collaborative
Interaction Intelligent
Filtering
LAYANAN SMART EDUCATION
SMARTER FOR EDUCATION
LAYANAN SMART
EDUCATION
TINGKAT KOTA
SMART EDUCATION
Knowledge • SmartEdu didasari oleh
semangat untuk cerdas dan
maju.
• Platform menggambarkan
kegiatan berkelanjutan yang
berhubungan dengan data.
Lifelong
Learning
Skills • Data tidak hanya disimpan
sebagai sejarah masa lalu
tetapi dapat dipakai untuk
analisis kemungkinan
peningkatan kemampuan
pembelajaran.
Dispositions
PLATFORM SMART EDUCATION

Monitoring Umpan Ujian dan


Materi Pelaporan
Supervisi Balik Latihan

Sistem Manajemen
Sistem Manajemen Sekolah
Pembelajaran

Lembaga Sekolah/Luar
Dinas Pendidikan
Sekolah

Smart Education

Smart System Platform


PLATFORM SMART EDUCATION
FLATFORM SMART EDUCATION
KULTUR PENGAJAR
KULTUR
PEMBELAJARAN
PERSONAL LEARNING ENVIRONMENT
Kemampuan Abad 21
Pembelajaran Era Digital
Penguasaan Media Baru
• Sarana atau alat komunikasi yang baru muncul
dan merujuk pada peralatan digital (digital
Devices) yang cara pengoperasiannya
mengandalkan sentuhan ujung jari.
• Bentuk konvergensi antara teknologi komunikasi
digital yang terkomputerisasi serta terhubung
dalam jaringan (daring) internet.
Ragam Media Baru
1. Mikrokomputer – komputer yang berdiri sendiri/laptop
2. Teleteks
3. Videoteks
4. Komunikasi satelit
5. CD Room
6. Alat komunikasi jarak jauh
7. Internet/media online
8. Media sosial : FB, Twitter, Instagram, Path, WA,
Telegram, dsb
Pemahaman Karakteristik Media
Aspek Media Lama Media Baru
(mainstream)
Wujud Cetak dan elektronik Digital, Maya, virtual
Target khalayak Massal Individual
Sifat Kepemilikan Kelompok/perusahaan Individual
Hubungan antarmedia Terpisah Terintegrasi (interkonektivitas)
Sebaran media Tergantung ruang dan waktu Ada di mana-mana
Kegunaan Tunggal Beragam
Distribusi pesan Searah Multiarah
Interaktivitas Rendah Tinggi
Kemerdekaan diri khalayak Rendah Tinggi
Prosisi khalayak Konsumen Konsumen dan produsen
Tanggung jawab etik Pengelola media Pengelola media & Individu
Pesona Media Baru Bagi Anak dan
Remaja
• Informasinya beragam
• Mampu memenuhi rasa ingin tahu
• Menyajikan banyak data dalam berbagai
kemasan menarik
• Menyajikan tautan informasi
• Mudah diakses
• Tersedia setiap saat
• Tidak ada batas ruang dan waktu (borderless)
Literasi Digital
• Bukan kampanye untuk melihat sisi negatif media baru
• Bukan sikap yang menafikkan segi positif media baru
• Bukan upaya persuasi agar masyarakat menjauhi media baru
• Bukan gerakan mengorganisasi masyarakat agar memusuhi atau membenci media
baru
• Bukan gerakan untuk melakukan boikot terhadap media baru

Melainkan
Upaya sadar untuk membantu individu semakin selektif dalam mengakses media
baru, bisa menganalisis, kritis terhadap isinya, mampu mengevaluasi, memiliki
kesanggupan merespon, dan mampu mengoptimalikan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dari media baru untuk hal-hal yang produktif bagi kehidupannya
Tujuan Peningkatan Literasi Digital
Bagi Pendidik

• Meningkatkan pengetahuan mengenai media/sumber informasi yang


berkualitas
• Meningkatkan kemampuan agar dapat membedakan antara realitas media
baru dengan realitas sosial
• Meningkatkan kemampuan untuk bersikap kritis terhadap media baru dan
atau sumber-sumber informasi
• Meningkatkan kemampuan pendampingan bagi anak didik dalam
penggunaan media baru untuk peningkatan kualitas pembelajaran
• Meningkatkan kemampuan pendidik dalam memanfaatkan media baru
untuk kualitas pendidikan yang lebih baik
Perbedaan Dua Generasi
Migran Digital Generasi Digital

 Periode Kelahiran: • Periode Kelahiran


Generasi I di AS tahun
1945-1976 (Baby 1977 (Indonesia: 1990-
Boom) -1990-an an)
 Disebut Migran Digital • Disebut generasi digital
• Sering pula disebut
 Sering pula disebut Generasi Y, Generasi Z
sebagai Generasi X. atau generasi internet
(GEN)
Perbedaan Karakter Dua Generasi
Migran Digital Generasi Digital
• Media baru dianggap hanya
menambah kerumitan kerja • Media baru dianggap memudahkan
kehidupan dan memberikan nilai tambah
• Media baru dianggap milik • Media baru merupakan milik semua orang
kelompok elit
• Media baru tidak sekedar alat, tetapi
• Media baru dipahami hanya merupakan ekspresi kehidupan nyata
sebatas “alat” atau medium • Mereka mampu mengoperasikan alat-alat
• Sebagian besar gagap dalam digital secara otodidak dan instink
mengoperasikan perangkat digital • Media baru dipandang dari sudut
kemanfaatan bagi kehidupan yang lebih baik
• Media baru lebih banyak dipahami
dari perspektif etik dan moral serta • Media baru membuat kehidupan lebih
menyenangkan
dianggap mengancam tata nilai
yang ada • Media baru memfasilitasi mereka
menunjukkan eksistensi diri
• Media baru dianggap menimbulkan • Media baru menawarkan standar moral dan
ancaman bagi kenyamanan diri etik baru di kalangan generasi muda.
• Media baru dianggap
membahayakan bagi generasi
muda
Perbedaan Cara Belajar Dua Generasi
Imigran Digital Generasi Digital
• Belajar dipahami sebagai hal serius dan • Belajar sebagai kegiatan yang
menyenangkan, karena itu bisa dengan
harus dengan cara serius game, dan sebagainya
• Sumber belajar berupa buku • Sumber bacaan tidak terbatas buku/teks
tercetak, tetapi bisa layar komputer, HP, tv,
• Apriori terhadap sumber online film, Play Stasion (PS), MP 3, MP 4.
• Pada waktu yang bersamaan dapat
• Konsentrasi pada satu masalah memperhatikan banyak permasalahan
• Berpikirnya linear • Mengandalkan sumber belajar yang
beragam
• Menitikberatkan kedalaman • Cara berpikirnya cenderung lateral
• Pelit berbagi pengetahuan • Belajar sambil menghibur diri (joyfull
learning)
• Merasa bangga kalau pihak lain tidak • Menitikberatkan keluasan pengetahuan,
memiliki referensi yang sama tetapi cenderung dangkal
• Sangat membuka diri (open) terhadap
• Proses pembelajaran lebih banyak berbagai pandangan/pendapat
menggunakan metode ceramah • Senang berbagi pengetahuan kepada pihak
lain
• Proses pembelajaran lebih senang dengan
cara berbagi
INSTRUMENTAL
INPUT

•Pendidik
•Tenaga Kependidikan
Calon Siswa •Sumber belajar

PENDIDIKAN SDM BERDAYA


RAW INPUT SAING (UNGGUL)
BERKUALITAS

•Sistem pengelolaan SDM yang adaptif terhadap


•Sarana dan fasilitas • era dunia tanpa batas
•Suasana akademik (borderless world);
• kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
• kesadaran hak dan kewajiban
ENVIROMENTAL
asasi manusia; serta
INPUT • kerja sama dan kompetisi
antarbangsa.

ORGANISASI KOKOH,
PRINSIP GOOD GOVERNANCE
Knowledge

KARAKTER
Tanggung Jawab SDM Cerdas Secara Total
UNGGUL

Perilaku Mulia
PROSES PENDIDIKAN
PRODUK UNGGUL
YANG UNGGUL

• Atletis
• High response capacity
• Boundaryless
MANAJEMEN SEKOLAH
• Profesionalism
YANG KOKOH • High capacity building
• Synergy
• Values based
• High leadership capacity
• Cost-effective
• Sekolah- sekolah Indonesia secara umum masih dikelola
secara semi modern. Sekolah perlu didorong agar memiliki
kemampuan respon yang cepat dan akurat terhadap berbagai
permasalahan kekinian yang menghadang sekolah.

• Pimpinan sekolah perlu didukung oleh sistem informasi


manajemen yang komprehensif, sehingga memiliki
kemampuan yang memadai dalam menguasai dan
mengendalikan sekolah secara komprehensif.
• ICT telah masuk kesekolah walaupun dalam kondisi yang berbeda.
Namun ICT yang didistribusikan keseluruh persekolahan tersebut perlu
dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat proses manajemen
dan untuk menfasilitasi layanan pendidikan yang diharapkan.

• Keterbatasan pemanfaatan ICT ini berimplikasi terhadap keterbatasan


kemampuan sekolah dalam meningkatkan layanan pendidikan yang
berkualitas, cepat dan andal, dan daya respond leadership terhadap
berbagai kebutuhan dan tuntutan yang berkembang agar tidak lambat
dan tidak keliru.
Dinas Pendidikan
Harus dapat melakukan memonitoring secara baik
perihal terselenggaranya kurikulum oleh tiap sekolah
melalui Proses Belajar Mengajar (PBM) yang dilakukan
dengan aplikasi digital secara realtime menggunakan
media yang berkoneksi internet.

Sekolah
Sekolah harus didukung untuk mengefektifkan layanan
dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah.
Pimpinan Sekolah
Harus dapat melakukan memonitoring kegiatan Guru/Tenaga
Pendidik dalam Proses Belajar Mengajar dari persiapan
sampai evaluasi. Disamping itu pimpinan dapat melakukan
penilaian dan pengawasan terhadap tenaga pendidik dan
kependidikan.

Tenaga Pendidik dan Tenaga kependidikan


Tenaga Pendidik atau Guru harus senantiasa dapat
meningkatkan kinerja dan kreativitasnya.
Calon Siswa
Bagi Calon siswa harus mendapatkan informasi untuk
pendaftaran sekolah yang terkait, fasilitas untuk penerimaaan
peserta didik baru, dan seleksi yang dilakukan sekolah secara
sistematis dengan sistem pengolahan yang dapat dilakukan
secara realtime atau dengan keputusan sekolah serta Calon
siswa akan mendapatkan informasi hasil seleksi secara relatime
dan langsung kepada calon siswa secara online.
Siswa dan Orang Tua
Bagi Siswa atau orang tua siswa dapat mengupdate
profilnya dan memperoleh informasi terhadap
kebijakan sekolah, sarana dan prasarana yang didapat,
jadwal pengajarannya, hasil belajarnya baik dari tugas,
evaluasi harian, ujian tengah semester, ujian akhir
semester dan ujian nasional atau ujian sekolah.
1. Smart School harus dapat dioperasikan dengan baik oleh sekolah;
2. Komponen Smart School berfungsi secara proporsional dalam proses
manajemen kelembagaan sekolah;
3. Smart School menjadi manajerial instrumen yang efektif bagi
pimpinan sekolah dalam mengelola sekolah secara lebih profesional;
4. Smart School memfasilitasi suasana perubahan karena membantu
menciptakan suasana baru dengan dimanfaatkan IT secara lebih
efektif;
5. Smart School membuka wawasan baru bagi pengelola sekolah dalam
melaksanakan tugasnya terutama guru sebagai pendidik di sekolah.
Tantangan :
1.Perlu penyiapan SDM yang handal untuk mengelola sistem berbasis
ICT;
2.Perlu dukungan infrastruktur dengan spesifikasi yang diperlukan, dan
koneksi jaringan yang stabil;
3.Perlu mendorong kompetensi pimpinan sekolah, guru, tendik dan
siswa untuk memiliki kemampuan menjalankan sistem berbasis ICT;
4. Perlu membuka mindset, komitmen dan motivasi pimpinan sekolah
untuk berubah ke sistem modern terus didorong dan ditingkatkan;
5.Perlu sinergi dengan kebijakan daerah pada berbagai tingkatan untuk
memfasilitasi perubahan manajemen sekolah kearah yang lebih
profesional dan efektif.
Solusi dengan penerapan Smart School :
1.Mendorong Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
mengembangkan kebijakan yang lebih tegas untuk menerapkan Smart
School sebagai sistem modern dalam memperbaiki tata kelola sekolah;
2.Meningkatkan pelatihan kepada semua unsur sekolah pimpinan, guru,
dan staf administrasi;
3.Mendorong guru untuk senantiasa melengkapi dan memperbaharui
bahan-bahan permbelajaran yang baik dan siap dipublikasi;
4.Menerapkan program magang dan pendampingan terutama dalam
mengoperasikan Smart School yang efektif.
5.Melakukan pendampingan terus menerus dalam mengolah data dan
dalam melengkapi data yang belum lengkap.
5. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
pendayagunaan dalam pembelajaran dan administrasi merupakan
salah satu pencapaian target dari Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dengan demikian pengembangan smart school akan
mendukung program utama pendidikan di Indonesia yang bermuara
pada manejemen sekolah yang unggul.
6. TIK sebagai bagian yang penting dalam kegiatan pemerintahan (E-
government) telah diperkuat dengan arahan dan kebijakan TIK
Nasional dengan Rencana Induk TIK bagi setiap Kementerian dan
Kelembagaan Pemerintahan.
• Terbentuknya tim ICT di sekolah yang handal.
• Terjadinya perubahan mind set melek teknologi
• Terbentuknya komunitas sekolah yang tidak gagap teknologi
• Terbentuknya kultur manajemen berbasis keunggulan.
• Terpeliharanya infrastruktur TIK sekolah.
• Terjadinya efisiensi dengan paperless.
• Terjadinya kecepatan layanan.
• Terjadinya transparansi layanan sekolah.
• Terjadinya kecepatan penyelesaian personalan sekolah.
Dengan berpegang teguh kepada keseluruhan prinsip ini maka struktur system
mencakup ini:

I.Tingkat Nasional
Top Executive Officer adalah Kementrian Dikbud.

II. Tingkat Provinsi


Top Executive Officer adalah Gubernur yang membawahi berbagai sector atau
organisasi seperti berikut :
1. Kepala Dinas Pendidikan
2. Wakil Kepala Dinas
3. Beberapa Kepala Bagian sesuai Jenjang dan Jenis
Persekolahan yang ada di wilayah Provinsi.
III. Tingkat Kabupaten/Kota
Top Executive Officer adalah Bupati/ Walikota yang membawahi berbagai sector atau
bidang antara lain Sektor Pendidikan dengan susunan organisasi seperti berikut :
1. Kepala Dinas Pendidikan
2. Wakil Kepala Dinas
3. Beberapa Kepala Bagian sesuai Jenjang dan Jenis
Persekolahan yang ada di wilayah Kabupaten/Kota tersebut

IV. Tingkat Satuan Pendidikan


Susunan organisasi pada tingkat satuan pendidikan atau persekolahan adalah sebagai berikut:
1.Seorang kepala Sekolah yang berfungsi sebagai manajer sistem secara menyeluruh
2.Seorang deputi yang berfungsi sebagai operation manajer dan executor system secara teknis
3.Sejumlah support staf termasuk teknisi ICT untuk membantu menjalankan mesin system dan
memilihara hadware system
4.Kelompok Guru yang berfungsi sebagai manager PBM dalam kelas dan diorganisir berdasarkan
rumpun bidang studi
5.Siswa sebagai peserta didik yang merupakan focus dalam proses pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH

1. Perubahan Mindset.
2. Revitalisasi Infrastruktur.
3. Penyiapan SDM.
4. Perencanaan Program.
5. Implementasi.
6. Maintenan.
PENUTUP

Smart Education :
• memberikan informasi akurat , transparan, dan kuntabel
kepada masyarakat.
• membangun masyarakat belajar yang inovatif.
• membangun kolaborasi antar stakeholder
• menciptakan creative environment (sarana penyaluran
kreativitas)
• menghasilkan keputusan yang tepat dan cepat
berdasarkan data dan informasi yang terintegrasi (SDM,
sarana & prasarana, program, prestasi, dll.)
• memberikan supervisi yang efektif berdasarkan capaian
dan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai