Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 2

Nama Mahasiswa : Lutvi Wulansari


NIM / Kelas : 858172056 / Kelas C
Nama Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD
Pengembang Soal : Frans Aditia Wiguna, S.Pd, M.Pd

No. Deskripsi Tugas


Sebagai seorang pendidik hendaknya kita mampu menemukan metode yang tepat untuk menarik
minat siswa dalam mengikuti pelajaran, kita harus banyak mengumpulkan informasi tentang bentuk-
bentuk kegiatan belajar yang biasadilakukan oleh siswa SD pada umumnya.

1 Sebutkan contoh kegiatan belajar yang biasa dilakukan siswa SD!


Jawab: Siswa Sekolah Dasar (SD) biasanya terlibat dalam berbagai kegiatan belajar yang mencakup
berbagai mata pelajaran dan keterampilan. Kegiatan belajar di SD berfokus pada pengembangan
keterampilan dasar dan pemahaman konsep-konsep penting yang akan membantu siswa dalam
pendidikan mereka. Berikut contoh kegiatan belajar yang biasa dilakukan siswa SD:
a. Membaca dan Perpustakaan: Siswa didorong untuk membaca buku, cerita pendek, dan buku-
buku referensi. Mereka juga sering mengunjungi perpustakaan sekolah.
b. Diskusi merupakan aktivitas yang efektif untuk mengolah daya kritis dan pemecahan masalah
anak/murid. Dengan berdiskusi membuat anak dituntut untuk berperan aktif dalam
pembelajaran dan menyampaikan opini atau argumen sendiri yang bertujuan membentuk
mental, kemampuan komunikasi dan kepercayaan diri anak..
c. Eksperimen: meliputi ujicoba atau percobaan terhadap suatu konsep, proses, atau reaksi secara
ilmiah dan kemudian mencatat, menganalisis, lalu menyimpulkan hasil yang diperoleh
d. Proyek dan Tugas: Siswa mungkin diberikan tugas atau proyek yang melibatkan penelitian,
presentasi, dan eksperimen.
e. Latihan Soal: Kegiatan yang efektif untuk membuat anak memahami suatu konsep atau materi
dengan lebih optimal.
f. Ujian dan Evaluasi: Siswa diuji secara berkala untuk mengukur pemahaman mereka terhadap
materi pelajaran.
g. Kegiatan di Luar Kelas: Beberapa sekolah SD mungkin mengadakan kunjungan ke museum,
taman, atau tempat-tempat pendidikan lainnya.
h. Ekstrakurikuler dan keterampilan: Siswa juga dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti
klub sains, paduan suara, tari, seperti memasak, menjahit, atau pertanian dan sebagainya
biasanya juga diajarkan di beberapa sekolah SD.
i. Kegiatan Sosial dan Etika: Belajar tentang norma sosial, etika, dan nilai-nilai yang baik.

2 Ada 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri/bervariasi,sebut dan


jelaskan!
Jawab:
a. Visual (Gaya Belajar Visual):
Deskripsi: Siswa dengan gaya belajar visual cenderung memproses informasi dengan lebih baik
melalui gambar, diagram, grafik, dan visualisasi. Mereka lebih suka melihat dan mengamati
informasi daripada mendengarkan atau membaca teks panjang.
Ciri-ciri:
- Cenderung menggambar catatan atau mind map saat belajar.
- Lebih efektif memahami konsep melalui gambar atau ilustrasi.
- Sering menggunakan warna untuk membantu membedakan informasi.
- Tidak suka membaca teks panjang tanpa gambar atau grafik pendukung.
b. Auditori:
Deskripsi: Siswa dengan gaya belajar auditori belajar dengan mendengarkan dan berbicara.
Mereka lebih suka belajar melalui penyampaian lisan dan pembicaraan daripada membaca atau
melihat gambar.
Ciri-ciri:
- Sering berbicara tentang materi pelajaran untuk memahaminya.
- Lebih efektif dalam mendengarkan kuliah atau presentasi.
- Suka menyuarakan ide-ide atau membaca teks secara keras.
- Mudah ingat informasi yang diucapkan atau didengarkan.
c. Kinestetik (Gaya Belajar Kinestetik):
Deskripsi: Siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar dengan cara melakukan atau mencoba
sesuatu secara fisik. Mereka lebih suka belajar melalui pengalaman langsung, bergerak, dan
tindakan fisik.
Ciri-ciri:
- Sering ingin mencoba sendiri konsep atau tugas yang dipelajari.
- Tidak bisa duduk diam dalam waktu lama saat belajar.
- Lebih efektif dalam memahami sesuatu dengan keterlibatan fisik.
- Sering mengaitkan pelajaran dengan pengalaman nyata atau aktivitas fisik.
3 Sebut dan jelaskan berbagai wadah peningkatan profesionalitas guru!
Jawab:
a. Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan: Guru dapat menghadiri pelatihan dan kursus
berkelanjutan yang relevan dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan atau aspek tertentu
dalam pendidikan. Pelatihan ini dapat diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan,
pusat pelatihan, atau lembaga-lembaga pemerintah.
b. Pendidikan Tingkat Lanjut: Menyelesaikan program pendidikan tingkat lanjut seperti magister
atau doktor dalam bidang pendidikan atau mata pelajaran tertentu dapat membantu guru
memperdalam pemahaman mereka dan membuka pintu untuk pengajaran di tingkat perguruan
tinggi atau penelitian.
c. Partisipasi dalam Komunitas Guru: Bergabung dengan komunitas guru atau asosiasi profesi
guru dapat membantu guru berbagi pengalaman, strategi pengajaran, dan sumber daya. Ini juga
memungkinkan mereka terlibat dalam diskusi dan kebijakan pendidikan.
d. Mentoring: Guru yang lebih berpengalaman dapat bertindak sebagai mentor bagi guru-guru
yang lebih muda atau kurang berpengalaman. Ini memberikan kesempatan untuk pertukaran
pengetahuan dan keterampilan.
e. Refleksi dan Evaluasi Diri: Guru dapat secara rutin merefleksikan praktik pengajaran mereka,
mengevaluasi hasil siswa, dan mencari cara untuk memperbaiki metode pengajaran mereka.
f. Partisipasi dalam Penelitian Pendidikan: Guru dapat terlibat dalam penelitian pendidikan untuk
memahami dan mempraktikkan metode pengajaran yang didukung oleh bukti-bukti ilmiah.
g. Kursus Online dan Riset Sendiri: Ada banyak kursus online gratis atau berbayar yang
memungkinkan guru untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam berbagai
bidang pendidikan. Mereka juga dapat melakukan riset sendiri untuk memperdalam
pemahaman mereka tentang topik tertentu.
h. Partisipasi dalam Proyek Kolaboratif: Guru dapat bekerja sama dengan rekan-rekan mereka
dalam proyek-proyek kolaboratif, baik di tingkat sekolah maupun di luar sekolah, untuk
mengembangkan strategi dan sumber daya pembelajaran yang lebih efektif.
i. Menghadiri Konferensi Pendidikan: Menghadiri konferensi pendidikan lokal, nasional, atau
internasional memberi guru kesempatan untuk mendengar pemikiran terbaru dalam pendidikan,
bertemu dengan rekan seprofesi, dan mengembangkan jaringan yang bermanfaat.
j. Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan: Guru yang berminat dalam peran kepemimpinan
dalam pendidikan dapat mengikuti pelatihan kepemimpinan atau mencalonkan diri dalam posisi
kepemimpinan di sekolah atau distrik pendidikan.

4 Sebut dan jelaskan prisip dasar dalam mengembangkan kurikulum!


Jawab:
a. Relevansi: Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat. Ini
berarti bahwa materi pelajaran harus mencerminkan nilai-nilai, kepentingan, dan
kebutuhan siswa, serta mengakomodasi perubahan dalam masyarakat dan dunia kerja.
b. Efektivitas: Tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur harus ditetapkan. Kurikulum
harus mengidentifikasi apa yang diharapkan siswa pelajari dan capai selama proses
pendidikan. Tujuan yang spesifik akan membantu mengarahkan desain pengajaran.
Diharapkan kurikulum dapat mencapai tujuan yang di tetapkan. Semakin lengkap dan
tinggi tingkat pencapaian kuarikulum, semakin efektif implementasi kurikulum.
c. Efisiensi berkenaan dengan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan.
d. Fleksibilitas: Kurikulum perlu cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan kebutuhan
individu dan perkembangan pesat dalam dunia pendidikan dan teknologi. Fleksibilitas juga
memungkinkan pengajaran yang responsif terhadap perubahan.
e. Keseimbangan: Kurikulum harus seimbang, mencakup berbagai aspek pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai. Ini juga mencakup keseimbangan antara mata pelajaran inti
dan mata pelajaran tambahan.
f.
5 Jelaskan prinsip pengembangan silabus menurut BSNP (2006)!
Pada tahun 2006, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Indonesia menerbitkan panduan
prinsip pengembangan silabus sebagai pedoman dalam merancang rencana pembelajaran di
berbagai tingkat pendidikan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Bermakna (Meaningful Education): Silabus harus memberikan pemahaman yang
mendalam dan relevan kepada siswa tentang konsep dan pengetahuan yang diajarkan. Silabus
harus merancang pembelajaran agar materi pembelajaran memiliki makna bagi siswa dan bisa
diaplikasikan dalam konteks kehidupan nyata.
2. Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency-Based Approach): Silabus harus mengacu
pada kompetensi yang diharapkan siswa capai. Hal ini mencakup kemampuan, pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan.
3. Prinsip Pembelajaran Aktif (Active Learning Principles): Silabus harus merancang
pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Ini dapat
mencakup penggunaan berbagai metode pembelajaran yang menggugah keterlibatan siswa,
seperti diskusi, praktikum, eksperimen, dan sebagainya.
4. Fleksibilitas (Flexibility): Silabus harus memiliki fleksibilitas untuk disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan perkembangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Ini
memungkinkan guru untuk menyesuaikan rencana pembelajaran sesuai dengan karakteristik
siswa dan konteks kelas.
5. Sinkronisasi dengan Standar Kompetensi (Alignment with Competency Standards): Silabus
harus disusun dengan memperhatikan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Ini
memastikan bahwa isi silabus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
6. Asesmen dan Evaluasi (Assessment and Evaluation): Silabus harus mencakup rencana
asesmen dan evaluasi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Ini membantu dalam
menilai pencapaian siswa dan mengidentifikasi area di mana mereka perlu meningkat.
7. Konteks Lokal (Local Context): Silabus harus mempertimbangkan konteks lokal dan
kebutuhan siswa di daerah atau sekolah tertentu. Hal ini berarti bahwa silabus dapat
disesuaikan untuk mencerminkan realitas lokal, budaya, dan sumber daya yang ada.
8. Keterpaduan Mata Pelajaran (Integration of Subjects): Silabus harus merancang pembelajaran
dengan pendekatan keterpaduan mata pelajaran, sehingga siswa dapat melihat hubungan antara
berbagai mata pelajaran yang mereka pelajari.
9. Ketepatan Waktu (Timeliness): Silabus harus mengatur urutan dan waktu yang tepat dalam
pembelajaran agar siswa dapat memahami konsep secara bertahap dan efisien.
10. Keterbukaan (Transparency): Silabus harus bersifat terbuka dan dapat diakses oleh semua
pihak yang terkait, termasuk siswa, guru, dan orang tua, sehingga mereka dapat memahami
rencana pembelajaran yang akan diikuti.

Anda mungkin juga menyukai