Kelompok 3
1. Diwa Argapryla (2023230064)
2. Fadia Haya Tabayun (2023230051)
3. Fajrelia Safa’atul Khasanah (2023230002)
4. Febry Amellia (2023230082)
5. Sela Rindiantika (2023230067)
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menerapkan konsep ini
yaitu:
a. Tujuan Pembelajaran: Pertimbangkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dalam setiap mata pelajaran. Identifikasi keterampilan, pengetahuan, dan
pemahaman yang ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar.
b. Relevansi Pengalaman: Pastikan pengalaman yang dipilih relevan dengan konten
dan konsep yang diajarkan dalam mata pelajaran tersebut. Pengalaman harus dapat
memberikan pemahaman yang lebih dalam dan kontekstual bagi siswa.
c. Ketersediaan Sumber Daya: Perhatikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan pengalaman belajar. Ini termasuk fasilitas, peralatan, bahan, dan
waktu yang diperlukan untuk mengorganisir dan melaksanakan pengalaman tersebut.
d. Keselamatan dan Etika: Pastikan pengalaman belajar yang dipilih aman dan sesuai
dengan prinsip-prinsip etika. Pertimbangkan faktor-faktor keamanan dan kesehatan
siswa serta memastikan bahwa pengalaman tidak melanggar nilai-nilai atau norma-
norma etika yang berlaku.
e. Diferensiasi: Setiap siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda.
Pertimbangkan untuk mengadaptasi pengalaman belajar agar sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi belajar individu siswa. Ini dapat melibatkan variasi dalam
pendekatan, tingkat kesulitan, atau jenis tugas yang diberikan.
f. Evaluasi dan Refleksi: Sertakan mekanisme evaluasi dan refleksi dalam
pengalaman belajar. Berikan kesempatan bagi siswa untuk merefleks ika n
pengalaman mereka, mengidentifikasi pembelajaran yang telah terjadi, dan
menghubungkannya dengan konsep atau teori yang relevan.
g. Kolaborasi dan Komunikasi: Fasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara siswa
selama pengalaman belajar. Berikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi
pengalaman, ide, dan pemahaman mereka dengan sesama siswa.
h. Fleksibilitas: Ingatlah bahwa setiap mata pelajaran memiliki keunikan dan
karakteristiknya sendiri. Pertimbangkan untuk mengadaptasi konsep experientia l
learning agar sesuai dengan kebutuhan dan konteks setiap mata pelajaran.
Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi
sekolah?
Jawab:
Sekolah dapat mendukung experiential learning dengan memastikan bahwa guru
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk merancang dan
melaksanakan pengalaman pembelajaran yang efektif. Selain itu, sekolah juga
mendorong peserta didik untuk merenungkan pengalaman mereka dan membuat
hubungan antara pengalaman tersebut dengan konsep atau teori yang dipelajar i.
Selanjutnya, sekolah memberikan dukungan untuk pengalaman belajar di luar kelas,
seperti kunjungan ke lokasi yang terkait dengan topik yang sedang dipelajari atau
kegiatan yang melibatkan komunitas lokal.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan ketika menerapkan konsep
experiential learning di sekolah, antara lain:
- Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang
cukup untuk mendukung pengalaman belajar langsung, seperti dana untuk kunjunga n
lapangan atau peralatan teknologi yang diperlukan.
- Kurikulum yang Padat: Tantangan lain adalah mengintegrasikan pengalama n
belajar langsung ke dalam kurikulum yang sudah padat. Sekolah perlu menemuk a n
cara untuk menyelaraskan pengalaman belajar langsung dengan tujuan pembelajara n
yang telah ditetapkan.
- Evaluasi dan Penilaian: Metode evaluasi dan penilaian tradisional mungkin tidak
selalu cocok untuk mengukur hasil dari experiential learning. Sekolah perlu
mengembangkan metode penilaian yang sesuai untuk mengukur pemahaman dan
keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman belajar langsung.
- Keterlibatan Orang Tua: Tantangan lain adalah melibatkan orang tua dalam
mendukung experiential learning. Sekolah perlu berkomunikasi dengan orang tua dan
menjelaskan manfaat dan tujuan dari pengalaman belajar langsung.