Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 1

1. Nur Aini Karimah 202310631011002


2. Muhammad Nuzulul Muttaqin 202310631011003
3. Revinda Prabandari 202310631011074
4. Muchammad Islam Fudin 202310631011087
5. Rosyida Ahmad 202310631011229
Kelas : 001-Matematika
MK : Pembelajaran Sosial Emosional
Tugas : 02.01.3-T3-4a Ruang Kolaborasi (Diskusi Kelompok) - LK 3.3

Lembar Kerja 3.3


1. Diskusikan kondisi atau kasus di bawah ini dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas minimal 2
orang atau sesuai pembagian kelompok dalam kelas.
2. Kondisi / Kasus :
o Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran? Berikan alasannya!
Jawaban :
Experiential learning dapat diterapkan di semua mata pelajaran, tetapi tidak secara universal.
Alasannya adalah karena efektivitas penerapan experiential learning sangat bergantung pada konteks
dan tujuan pembelajaran. Mata pelajaran yang lebih berorientasi pada pengalaman praktis, seperti
seni, musik, dan teknik, mungkin lebih mudah menerapkan pendekatan ini. Namun, mata pelajaran
yang lebih berorientasi pada teori atau abstraksi, seperti matematika atau ilmu sosial, mungkin
memerlukan pendekatan yang berbeda untuk memanfaatkan potensi experiential learning. Faktor
lain yang mempengaruhi adalah ketersediaan sumber daya dan lingkungan yang mendukung
pengalaman praktis, serta kemampuan dan kompetensi guru dalam mengimplementasikan
pendekatan ini.

o Apakah manfaat experiential learning?


Jawaban :
Manfaat dari experiential learning meliputi:
a. Peningkatan Pemahaman Konseptual: Melalui pengalaman langsung, siswa dapat lebih
memahami konsep-konsep yang abstrak dengan cara yang lebih konkret dan relevan.
b. Pengembangan Keterampilan Praktis: Siswa belajar cara menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam situasi nyata, yang penting untuk kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
c. Meningkatkan Motivasi Belajar: Pengalaman praktis sering kali lebih menarik dan menghibur
siswa, yang dapat meningkatkan motivasi belajar.
d. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Kolaborasi: Melalui kerja sama dan interaksi dalam
konteks pembelajaran, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial dan kolaborasi.
e. Meningkatkan Kemampuan Kritis dan Problema Solving: Siswa belajar cara menganalisis dan
menyelesaikan masalah dalam konteks nyata, yang penting untuk pemecahan masalah di dunia
kerja.
f. Peningkatan Retensi Informasi: Pengalaman praktis sering kali lebih mudah diingat dibandingkan
dengan pembelajaran teoretis, karena mereka lebih terkait dengan pengalaman nyata.
g. Membantu dalam Pembelajaran Autodidak: Siswa yang belajar secara mandiri dapat menerapkan
pendekatan experiential learning dengan mencari dan mencoba cara praktis untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari.
h. Meningkatkan Keterampilan Adaptasi: Melalui pengalaman praktis, siswa belajar cara
beradaptasi dengan perubahan dan tantangan dalam situasi nyata.

o Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi sekolah?
Jawaban :
Sekolah dapat mendukung experiential learning dengan berbagai cara, termasuk menyediakan
lingkungan yang mendukung pengalaman praktis, memfasilitasi akses ke sumber daya dan peralatan
yang diperlukan, serta mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kurikulum dan pembelajaran
sehari-hari. Selain itu, sekolah juga dapat mengadopsi model pembelajaran yang fleksibel dan
adaptif, yang memungkinkan siswa untuk belajar melalui proyek, kegiatan lapangan, atau simulasi
yang relevan dengan minat dan tujuan mereka. Namun, ada beberapa tantangan bagi sekolah dalam
mendukung experiential learning. Pertama, ada kebutuhan untuk investasi finansial dan sumber daya,
termasuk peralatan, bahan, dan fasilitas yang mendukung pengalaman praktis. Kedua, sekolah perlu
memiliki guru atau instruktur yang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk
mengimplementasikan pendekatan ini secara efektif. Ketiga, ada tantangan dalam menyeimbangkan
pengalaman praktis dengan kebutuhan untuk pembelajaran teoretis dan akademis. Keempat, sekolah
juga perlu menangani masalah logistik dan administratif, seperti perencanaan, koordinasi, dan
evaluasi kinerja siswa dalam konteks pembelajaran praktis. Akhirnya, tantangan lainnya adalah
memastikan bahwa pendekatan experiential learning dapat diakses oleh semua siswa, termasuk
mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau tantangan dalam belajar.

o Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran experiential


learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Jawaban :
Ya, karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi penerapan pembelajaran experiential learning.
Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi penerapan ini termasuk:
a. Kemampuan Intelektual: Siswa dengan kemampuan intelektual yang lebih tinggi mungkin lebih
mudah mengikuti dan mengaplikasikan konsep dalam pengalaman praktis.
b. Motivasi Belajar: Siswa yang lebih termotivasi cenderung lebih aktif dalam pembelajaran praktis
dan lebih cenderung mengambil inisiatif untuk mencari pengalaman baru.
c. Kemampuan Sosial dan Kolaborasi: Siswa yang baik dalam kerja sama dan komunikasi
cenderung lebih efektif dalam pembelajaran praktis yang melibatkan tim.
d. Kemampuan Adaptasi: Siswa yang mudah beradaptasi dengan perubahan dan tantangan
cenderung lebih cepat menyesuaikan diri dengan pengalaman praktis baru.
e. Kemampuan Kritis dan Problema Solving: Siswa yang memiliki kemampuan kritis dan problem-
solving yang baik cenderung lebih efektif dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah dalam
konteks pembelajaran praktis.

Untuk menghadapi kendala ini, sekolah dan guru dapat mengambil beberapa langkah:
a. Penyesuaian Kurikulum: Mengadaptasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan
siswa, termasuk menyediakan pengalaman praktis yang sesuai dengan kemampuan dan minat
mereka.
b. Pendampingan dan Dukungan: Menyediakan pendampingan dan dukungan khusus untuk siswa
yang mungkin memerlukan bantuan tambahan, seperti siswa dengan kebutuhan khusus atau siswa
yang kurang termotivasi.
c. Pengembangan Keterampilan: Mengintegrasikan pembelajaran tentang pengembangan
keterampilan sosial, komunikasi, dan problem-solving ke dalam pembelajaran praktis.
d. Evaluasi dan Umpan Balik: Memberikan umpan balik yang konstruktif dan berkelanjutan kepada
siswa untuk membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta cara untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, sekolah dan guru dapat mengatasi kendala yang terkait
dengan karakteristik peserta didik dan memastikan bahwa pembelajaran experiential learning dapat
diimplementasikan secara efektif untuk semua siswa.

o Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?


Jawaban :
Pada kondisi daring atau online, penerapan experiential learning dapat dilakukan melalui berbagai
cara, termasuk:
a. Simulasi dan Simulasi Virtual: Menggunakan perangkat lunak atau platform online untuk
menciptakan simulasi yang meniru situasi nyata, memungkinkan siswa untuk mengalami dan
belajar dari pengalaman praktis tanpa perlu berada di lokasi fisik.
b. Proyek Kelompok: Melakukan proyek atau tugas kelompok secara online, memungkinkan siswa
untuk berkolaborasi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman praktis melalui media digital.
c. Pembelajaran Berbasis Teknologi: Menggunakan teknologi untuk menciptakan pengalaman
belajar yang interaktif dan menarik, seperti aplikasi pembelajaran, game edukasi, atau platform
belajar online yang menyediakan kegiatan praktis.
d. Kegiatan Lapangan Virtual: Melakukan kegiatan lapangan melalui video konferensi atau
platform online, memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan praktis tanpa perlu
berada di lokasi fisik.
e. Pembelajaran Mandiri: Menggunakan sumber daya online untuk mendukung pembelajaran
mandiri, di mana siswa dapat mencari dan mencoba pengalaman praktis sendiri melalui internet.

Tantangan dalam penerapan experiential learning secara online meliputi keterbatasan akses ke
teknologi, ketergantungan pada koneksi internet yang stabil, dan kurangnya interaksi langsung antara
siswa dan guru. Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk memastikan bahwa semua siswa
memiliki akses yang memadai ke teknologi, mengadopsi strategi pembelajaran yang fleksibel dan
adaptif, dan memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antara siswa.

Anda mungkin juga menyukai