Anda di halaman 1dari 5

TOPIK 3 – RUANG KOLABORASI

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


Nama Kelompok :
• Nada siahaan
• Ahmad Sina Reza
• Chaterine Christina Limbong
• Miranda Sitohang
• Syafira Mustaqilla
Bidang Studi : Seni Budaya

Lembar Kerja 3.3


1. Diskusikan kondisi atau kasus di bawah ini dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri
atas minimal 2 orang atau sesuai pembagian kelompok dalam kelas.
2. Kondisi / Kasus :
o Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran?
Berikan alasannya!
Jawab :
Experiential learning, atau pembelajaran berbasis pengalaman, merupakan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan pengalaman langsung, refleksi, dan
aplikasi konsep dalam situasi dunia nyata. Meskipun experiential learning
dapat menjadi pendekatan yang sangat efektif dalam banyak konteks
pembelajaran, tidak semua mata pelajaran memungkinkan penerapan yang
sama dalam skala yang serupa.
beberapa pertimbangan mengenai apakah experiential learning dapat
diterapkan di semua mata pelajaran:
1. Konteks Pembelajaran: Experiential learning cenderung lebih mudah
diterapkan dalam mata pelajaran yang memungkinkan pengalaman
langsung dan interaksi dengan materi. Mata pelajaran seperti sains,
seni, studi sosial, dan matematika seringkali lebih mendukung
penerapan experiential learning karena konsep-konsep dalam mata
pelajaran tersebut dapat diilustrasikan melalui eksperimen, proyek
seni, penelitian lapangan, atau permainan simulasi.
2. Ketersediaan Sumber Daya: Penerapan experiential learning juga
tergantung pada ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan, seperti
waktu, ruang, peralatan, dan keamanan. Mata pelajaran yang
membutuhkan peralatan khusus, akses ke lapangan, atau pengawasan
yang intensif mungkin memiliki batasan dalam menerapkan
experiential learning.
3. Kemampuan Siswa: Tingkat kematangan dan kemampuan siswa juga
menjadi pertimbangan dalam penerapan experiential learning. Siswa
yang lebih muda atau dengan tingkat kemampuan yang lebih rendah
mungkin memerlukan lebih banyak bimbingan dan struktur dalam
pengalaman langsung, sementara siswa yang lebih tua atau dengan
tingkat kemampuan yang lebih tinggi mungkin dapat mengambil lebih
banyak tanggung jawab dalam pengalaman pembelajaran.

o Apakah manfaat experiential learning?


Jawab :
Beberapa manfaat utama dari experiential learning :
• Peningkatan Keterlibatan Siswa: Melalui pengalaman langsung dan
interaktif, siswa menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran. Mereka
memiliki kesempatan untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
memperkuat pemahaman dan pengalaman mereka.
• Pemahaman yang Mendalam: Experiential learning memungkinkan
siswa untuk mengalami konsep-konsep pembelajaran secara langsung
dalam konteks dunia nyata. Ini membantu mereka memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam dan terintegrasi tentang materi
pelajaran.
• Pengembangan Keterampilan Praktis: Melalui experiential learning,
siswa dapat mengembangkan keterampilan praktis yang diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari atau karier di masa depan. Ini termasuk
keterampilan seperti pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi,
kepemimpinan, dan keterampilan berpikir kritis.
• Memotivasi Belajar: Pengalaman langsung yang menarik dan relevan
membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Ini dapat
meningkatkan motivasi intrinsik siswa untuk belajar dan
mengeksplorasi konsep lebih lanjut.
• Peningkatan Retensi dan Pengingatan: Melalui pengalaman langsung,
siswa memiliki kesempatan untuk melibatkan lebih banyak indera
mereka, yang dapat meningkatkan retensi dan pengingatan informasi.
Pengalaman yang kuat dan berkesan cenderung lebih mudah diingat
oleh siswa.
o Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja
tantangan bagi sekolah?
Jawab :
Sekolah dapat mendukung experiential learning dengan berbagai cara,
termasuk:
1. Merancang Kurikulum yang Relevan: Sekolah dapat merancang
kurikulum yang mencakup pengalaman langsung, proyek berbasis
pengalaman, dan kegiatan praktis yang relevan dengan materi
pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep
yang dipelajari dalam konteks dunia nyata.
2. Menggunakan Teknologi dan Sumber Daya Luar: Sekolah dapat
memanfaatkan teknologi, kunjungan lapangan, pembicara tamu, dan
kolaborasi dengan komunitas lokal untuk memberikan pengalaman
belajar yang mendalam dan beragam bagi siswa.
3. Mendorong Kolaborasi dan Diskusi: Sekolah dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi kolaborasi siswa, diskusi
kelompok, dan pertukaran ide. Ini dapat dilakukan melalui proyek
kelompok, diskusi kelas, atau platform online untuk berbagi ide.

❖ tantangan yang mungkin dihadapi oleh sekolah dalam


mendukung pendekatan ini:
1. Ketersediaan Sumber Daya: Tantangan utama adalah ketersediaan sumber
daya, termasuk waktu, dana, dan peralatan yang diperlukan untuk
mendukung experiential learning. Sumber daya ini mungkin terbatas di
beberapa sekolah.
2. Pengelolaan Kelas dan Waktu: Merencanakan dan melaksanakan
pengalaman belajar yang berbasis pengalaman dapat memerlukan
pengelolaan kelas yang lebih intensif dan pengaturan waktu yang cermat.
Ini bisa menjadi tantangan bagi guru yang memiliki banyak tuntutan
kurikulum.
3. Menyesuaikan dengan Kurikulum yang Ada: Mengintegrasikan
experiential learning dengan kurikulum yang ada bisa menjadi tantangan,
terutama jika ada tekanan untuk menutupi materi pelajaran yang luas
dalam waktu yang terbatas.

o Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan


pembelajaran experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi
kendala tersebut?
Jawab :
Ya, karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran
experiential learning. Beberapa karakteristik peserta didik yang mungkin
memengaruhi penerapan experiential learning meliputi:
✓ Tingkat Kematangan: Siswa dengan tingkat kematangan yang berbeda
mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran
experiential. Beberapa siswa mungkin lebih mandiri dan dapat
mengambil inisiatif dalam pengalaman belajar, sementara yang lain
mungkin memerlukan lebih banyak bimbingan dan dukungan.
✓ Gaya Belajar: Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Beberapa siswa mungkin lebih suka pembelajaran praktis dan
langsung, sementara yang lain mungkin lebih suka pembelajaran
visual, auditori, atau kinestetik. Guru perlu memperhatikan gaya
belajar siswa untuk merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai.
✓ Kemampuan Kognitif: Kemampuan kognitif dan pemahaman siswa
akan mempengaruhi sejauh mana mereka dapat memanfaatkan
pengalaman belajar yang diberikan. Siswa dengan kemampuan kognitif
yang lebih tinggi mungkin dapat menangani pengalaman belajar yang
lebih kompleks, sementara yang lain mungkin memerlukan adaptasi
atau dukungan tambahan.
✓ Minat dan Motivasi: Minat dan motivasi siswa terhadap subjek tertentu
atau jenis pengalaman belajar dapat memengaruhi sejauh mana mereka
terlibat dan menerima pembelajaran experiential. Guru perlu mencari
cara untuk membangun koneksi antara materi pembelajaran dan minat
siswa untuk meningkatkan keterlibatan mereka.
✓ Keterampilan Sosial dan Kolaboratif: Pembelajaran experiential sering
kali melibatkan kerjasama dan kolaborasi antara siswa. Siswa dengan
keterampilan sosial dan kolaboratif yang baik mungkin lebih sukses
dalam pengalaman belajar ini daripada mereka yang lebih cenderung
bekerja sendiri.
Cara menghadapi kendala tersebut yaitu dengan cara Diferensiasi
Instruksi maksudnya adakah Menyesuaikan pengalaman belajar dengan
kebutuhan dan preferensi individu siswa. Ini dapat dilakukan dengan
memberikan pilihan dalam jenis kegiatan, tingkat kompleksitas, atau
metode evaluasi. Melakukan Bimbingan dan Dukungan, Memberikan
bimbingan dan dukungan tambahan kepada siswa yang membutuhkannya,
baik melalui diskusi individu, sesi tutoring, atau tim pengajar yang lebih
kecil. Kemudian melakukan Kolaborasi dengan Rekan Kerja,
Berkolaborasi dengan rekan kerja untuk merancang dan melaksanakan
pengalaman pembelajaran yang mencakup berbagai gaya belajar dan
tingkat keterampilan siswa. Dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kendala yang
mungkin muncul, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung dan bermakna bagi semua siswa.
o Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?
Jawab :
Penerapan experiential learning dalam kondisi daring atau pembelajaran
online mungkin memerlukan beberapa penyesuaian, tetapi masih
memungkinkan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam
dan bermakna kepada siswa.
beberapa cara penerapan experiential learning dalam kondisi daring:
1. Simulasi Interaktif: Guru dapat menggunakan simulasi interaktif,
permainan daring, atau simulasi virtual untuk memberikan
pengalaman langsung kepada siswa. Ini bisa berupa simulasi
laboratorium sains, permainan peran sejarah, atau simulasi situasi
kehidupan nyata dalam berbagai mata pelajaran.
2. Proyek Berbasis Pengalaman: Guru dapat menugaskan proyek
berbasis pengalaman yang memungkinkan siswa untuk menerapkan
konsep yang dipelajari dalam konteks dunia nyata. Ini bisa mencakup
penelitian lapangan virtual, pembuatan proyek seni digital, atau
proyek penulisan yang berfokus pada masalah-masalah dunia nyata.
3. Kolaborasi dan Diskusi Online: Guru dapat menggunakan platform
pembelajaran daring untuk mendorong kolaborasi dan diskusi antara
siswa. Ini bisa berupa forum diskusi, grup diskusi, atau proyek
kolaboratif yang memungkinkan siswa untuk berbagi ide, pengalaman,
dan pengetahuan mereka.
4. Pembelajaran Berbasis Kasus: Guru dapat menggunakan studi kasus
atau skenario dunia nyata sebagai dasar untuk pembelajaran. Ini
memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang
dipelajari dalam konteks situasi yang nyata dan relevan.
5. Kegiatan Praktis dengan Bahan Daring: Guru dapat menyediakan
bahan-bahan praktis dalam format daring, seperti video tutorial,
simulasi, atau instruksi langkah demi langkah. Ini memungkinkan
siswa untuk mengikuti langkah-langkah praktis dalam pembelajaran
dari rumah mereka.
6. Refleksi dan Pemetaan Konsep: Penting untuk memasukkan waktu
untuk refleksi dan pemetaan konsep dalam pembelajaran online. Guru
dapat menyediakan waktu untuk siswa merenungkan pengalaman
pembelajaran mereka, membuat koneksi dengan konsep-konsep yang
dipelajari, dan mempertimbangkan implikasi dari apa yang mereka
pelajari dalam konteks kehidupan mereka.

Anda mungkin juga menyukai