Anda di halaman 1dari 130

Sering kita mendengar berita tentang tawuran antar pelajar, baik pelajar dalam satu sekolah

maupun pelajar antar sekolah. Perkelaian tersebut juga sering dilakukan secara terbuka di luar
sekolah tidak hanya dengan tangan kosong bahkan sudah menggunakan senjata sehingga
sangat membahayakan dan mengganggu ketenangan masyarakat di sekitarnya. Juga masih
segar dalam ingatan kita bagaimana pelaksanaan ujian nasional dikotori dengan upaya-upaya
tidak jujur demi kelulusam siswa baik dilakukan oleh pimpinan sekolah, guru, maupun siswa
sendiri. Sementara juga banyak para pemuda yang terjerat minuman keras dan narkoba serta
terjerumus dengan geng motor dsb. Sungguh suatu gambaran buram dunia pendidikan yang
sangat memprihatinkan yang menunjukkan menurunnya karakter bangsa khususnya pada
generasi muda. Dengan kenyataan tersebut diperlukan pendidikan karakter yang dapat
diterapkan di sekolah-sekolah. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter tidak dapat berdiri
sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajan-pelajaran yang ada dengan memasukkan nilai-nilai
karakter dan budaya. Pendidikan karakter efektif jika dilakukan dengan pembiasaan nilai
moral luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan (habit) yang
sesuai dengan karakter kebangsaan. Beberapa karakter yang dapat diterapkan di sekolah dan
di dalam kelas adalah sebagai berikut:
1. Religius ; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
Pelaksanan di sekolah:

Merayakan hari-hari besar keagamaan.

Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.

Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

Pelaksanaan di dalam kelas::

Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.

Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.

2. Jujur; Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Pelaksanan di sekolah:

Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.

Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.

Menyediakan kantin kejujuran.

Menyediakan kotak saran dan pengaduan.

Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.

Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.

Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala.

Larangan menyontek.

3. Toleransi; Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Pelaksanan di sekolah:

Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan
kemampuan khas.

Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku,


agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.

Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.

Bekerja dalam kelompok yang berbeda.

4. Disiplin; Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
Pelaksanan di sekolah:

Memiliki catatan kehadiran.

Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.

Memiliki tata tertib sekolah.

Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.

Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib
sekolah.

Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK).

Pelaksanaan di dalam kelas:

Membiasakan hadir tepat waktu.

Membiasakan mematuhi aturan.

Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK).

Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).

5. Kerja Keras; Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi


berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanan di sekolah:

Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.

Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.

Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.

Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.

Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.

Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.

6. Kreatif; Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
Pelaksanan di sekolah:

Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.

Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik
maupun modifikasi.

7. Mandiri; Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Pelaksanan di sekolah:

Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja mandiri.

8. Demokratis; Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
Pelaksanan di sekolah:

Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.

Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.

Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.

Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.

Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.

Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.

9. Rasa Ingin Tahu; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
Pelaksanan di sekolah:

Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik)
untuk berekspresi bagi warga sekolah.

Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu


pengetahuan, teknologi, dan budaya.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.

Eksplorasi lingkungan secara terprogram.

Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).

10. Semangat Kebangsaan; Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Pelaksanan di sekolah:

Melakukan upacara rutin sekolah.

Melakukan upacara hari-hari besar nasional.

Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.

Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.

Mengikuti lomba pada hari besar nasional.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.

Mendiskusikan hari-hari besar nasional.

11. Cinta Tanah Air; Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
Pelaksanan di sekolah:

Menggunakan produk buatan dalam negeri.

Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan
budaya Indonesia.

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta
Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia

Menggunakan produk buatan dalam negeri.

12. Menghargai Prestasi; Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
Pelaksanan di sekolah:

Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.

Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.

Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.

Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.

13. Bersahabat/ Komunikatif; Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,


bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Pelaksanan di sekolah:

Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.

Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.

Saling menghargai dan menjaga kehormatan.

Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.

Pembelajaran yang dialogis.

Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.

Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.

14. Cinta Damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya
Pelaksanan di sekolah:

Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.

Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.

Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender.

Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Menciptakan suasana kelas yang damai.

Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.

Pembelajaran yang tidak bias gender.

Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.

15. Gemar Membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Pelaksanan di sekolah:

Program wajib baca.

Frekuensi kunjungan perpustakaan.

Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.

Frekuensi kunjungan perpustakaan.

Saling tukar bacaan.

Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.

16. Peduli Lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
Pelaksanan di sekolah:

Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.

Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.

Menyediakan kamar mandi dan air bersih.

Pembiasaan hemat energi.

Membuat biopori di area sekolah.

Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.

Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.

Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.

Penanganan limbah hasil praktik (SMK).

Menyediakan peralatan kebersihan.

Membuat tandon penyimpanan air.

Memrogramkan cinta bersih lingkungan.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Memelihara lingkungan kelas.

Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.

Pembiasaan hemat energi.

Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap
ruangan apabila selesai digunakan (SMK).

17. Peduli Sosial; Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
Pelaksanan di sekolah:

Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.

Melakukan aksi sosial.

Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Berempati kepada sesama teman kelas.

Melakukan aksi sosial.

Membangun kerukunan warga kelas.

18. Tanggung jawab; Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanan di sekolah:

Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.

Melakukan tugas tanpa disuruh.

Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.

Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

Pelaksanaan di dalam kelas:

Pelaksanaan tugas piket secara teratur.

Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.

Mengajukan usul pemecahan masalah.

Label: Guru
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
159 komentar:

LheLhe Iss NyNy II mengatakan...


Menurut saya, di sekolah tsb masih sangat sulit untuk menerapkan hal-hal tersebut.
Entah karena muridnya yang susah diatur atau minimnya anggota guru kedisiplinan di
sekolah.
Tapi seharusnya, murid-murid juga bisa menyadari berbagai peraturan di sekolah
karena semua ini telah disediakan oleh sekolah dan harus bisa melaksanakannya.
Jangan hanya bisa merusak fasilitas sekolah.
Pemecahan masalah yang harusnya diberikan itu adalah datang pada kesadaran
masing-masing, entah guru juga murid.
Dan saya juga bisa mengusulkan, agar sekolah tsb memberikan peraturan yang lebih
ketat seperti adanya sekolah-sekolah SWASTA yang ada di Surabaya.
(Leny Aprianti- XII Animasi C)
20 November 2011 21.32
Fikri Prenk mengatakan...
komentar saya tidak terlalu panjang
penerapan pendidikan berkarakter sangatlah baik, sebab kebanyakan dari sekarang
pendidikan menerapkan sistem militer, tpi itu sangatlah bermanfaat bagi siswa dan
guru. disamping itu juga dalam penerapan pendidikan, guru dan murid haruslah saling
bekerja sama dan saling berkomunikasi. meskipun kebanyakan siswa masih terdapat
bersifat jelek atau buruk, tpi semua itu bisa berubah menjadi baik apabila guru bisa
menerapkan penerapan pendidikan berkarakter dan juga berkomunikasi yang baik,
sehingga siswa tidak bosan dengan guru. pendidikan berkarakter bisa ditanamkan
mulai dari remaja agar kelak ketika sudah dewasa, dapat menanamkan kepada anakanak kita. lewat blog ini saya pun belajar sedikit demi sedikit untuk menanamkannya
pada diri saya. meskipun kadang sedikit ada masalah yang membuat saya tidak
disiplin, melanggar aturan dll. lewat pendidikan ini saya pun belajar bagaimana bisa
menghargai guru, giat belajar, tidak melanggar aturan, disiplin.
Ahmad Fikri Alhimsah
XII Animasi B
20 November 2011 22.20
David Stefanus mengatakan...
Menurut pendapat saya siswa sekolah yang seperti itu bukan karena mereka tidak
dapat diatur maupun karna kurangnya rasa disiplin.Namun karena belum adanya
kegiatan sekolah yang cukup untuk menampung bakat mereka.sehingga mereka

melampiaskannya pada orang lain melalui hal-hal yang negatif.Jadi bukan hanya
karna mereka kurang disiplin atau hal-hal yang disebutkan diatas, tetapi mereka juga
perlu penampung bakat untuk mereka.
David Stefanus
(XII Animasi B)
20 November 2011 23.23
polytheis mengatakan...
menurut saya untuk menjadikan generasi muda memiliki karakter yang baik dan
benar, tidak usah panjang dan lebar seperti apa yang ibu guru elok jelaskan di atas.
hanya dengan menjalankan nilai-nilai etik ketimuran kita dan berpikir kritis dalam
kehidupan sehari-hari.
untuk generasi muda agar melakukan hal seperti itu, pendidik seharusnya mampu
menjelaskan dengan logis apa maksud,tujuan dan mengapa nilai-nilai tersebut di
implementasikan.
dengan kata lain tawuran, penyalah gunaan nazpa, itu terjadi bukan karena kurangnya
kesadaran pelaku melainkan pendidik yang tidak mampu menimbulkan kesadaran
anak didiknya.
Kurniawan Windu
XII Animasi C
21 November 2011 05.02
Kagamine Ingrid Utsukushiidesu mengatakan...
Menurut saya, setiap sekolah pasti memiliki berbagai macam peraturan dan ingin
siswa dan siswinya menaati peraturan itu. Banyak yang berfikir apabila siswa diberi
sanksi atas pelanggaran yg dilakukannya, mereka akan jera. Tapi pada kenyataannya,
tanpa adanya kesadaran dari diri masing2, peraturan dan sanksi sebanyak apapun
takkan ada gunanya.
Namun, apabila guru dapat ikut menaati peraturan itu. Kesadaran diri pada siswa
siswi akan timbul sedikit demi sedikit. Harus ada yang memberikan contoh yang baik.
Jadi mereka tidak akan merasa hanya mereka saja yang diberi peraturan. Namun
semua yang berada di sekolah itu ikut melaksanakannya. Intinya guru harus bisa
menyadarkan siswa siswi. Bukan hanya lewat perkataan, namun sikap dan tingkah
laku guru bisa menjadi panutan buat siswa siswinya. Dan pada akhirnya pendidikan
berkarakter di sekolah itu dapat terwujud.
INGRID MELYANA
XII ANIMASI A
21 November 2011 07.21
qiqie gokiel mengatakan...

menurut saya tindakan tersebut terjadi karena kurang adanya kedekatan dari guru
maupun orang tua murid dan mungkin pengaruh lingkungan. tapi orang tua murid
tidak seharusnya menyalahkan sekolah jika anaknya melakukan hal negativ.
mungkin dengan adanya pelajaran tambahan yang bisa mengerti psikologis siswa,
karakter siswa, dan menerapkan perilaku positif yang bisa bermanfaat, dapat
mengurangi tindakan tercela sesuai gambaran di atas.
jadi kesimpulannya guru dan orang tua wali murid harus bisa saling bekerjasama agar
lebih mengerti kepribadian siswa, sehingga pembelajaran positif mudah di cerna oleh
siswa dan dapat di terapkan sehingga membuat siswa memiliki prestasi bagus, tidak
melakukan hal yang tercela dan berguna bagi bangsa dan lingkungannya.
KIKI ELFANDARI
XII Animasi C
21 November 2011 16.58
Abul A'la mengatakan...
Komentar saya, di sekolahan tsb cukup sulit untuk menerapkan dan menjalankan
peraturan atau hal-hal tersebut.
Mungkin itu dikarenakan siswa-siswanya yang sulit diatur, kurangnya kesadaran dari
siswa, dan kalau bisa semua
guru juga harus mematuhi peraturan tersebut dan bisa menjadi contoh bagi semua
siswanya.
Dan semua peraturan dari sekolah hendaknya dipatuhi oleh smua warga sekolah
(Guru, Siswa, Dan semua staf-staf yang ada di sekolah)
Usulan saya, hendaklah sekolah menerapkan peraturan dengan sungguh-sungguh dan
memperketat semua peraturan tersebut, dan tentusaja
semua peraturan tersebut harus dan wajib dipatuhi oleh semua warga sekolah dan bila
ada yang melanggar wajib dikenakan sangsi yang telah ditetapkan.
Abul A'la Alwadudi
XII MM-A (04)
21 November 2011 19.25
aji ahmad latif mengatakan...
Menurut saya, di sekolah tsb belum adanya peraturan yang bisa membuat efek jera
kepada siswa. Sehingga membuat siswa mengulangi perbuatannya lagi. Untuk itu
sekolah tsb harus membuat peraturan otoriter atau juga disebut pendidikan
kemiliteran. Agar membuat siswa di siplin dan untuk membentuk karakter siswa. Tapi
stiap siswa ada juga yang sulit untuk di atur walapun di didik dengan system otoriter.
Untuk mengatasi itu guru harus pendekatan kepada siswa untuk menuntun siswa
agar menjadi lebih baek.
aji ahmad L
XII MM-A (17)

21 November 2011 23.30


azizah.blogspot.com mengatakan...
Di jaman yang canggih pada saat ini telah banyak mengubah cara pandang dan
perilaku remaja masa kini. Tidak hanya itu, lingkungan pergaulan pun berpengaruh
besar terhadap cerminan sikap remaja. Untuk menerapkan pendidikan karakter tidak
cukup hanya di sekolah. Namun, sejak dini di lingkungan keluarga diharapkan telah
mengajarkan akhlak terpuji serta menanamkan iman. Tidak hanya itu, orang tua
haruslah sering berkomunkiasi dan memberi banyak perhatian dengan anak agar
setiap permasalahan yang dihadapi anak dapat dicari jalan keluarnya bersama. Jika
sudah seperti itu, insya allah di lingkungan pendidikan pun anak telah mempunyai
bekal untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan mudah bagi
guru untuk mengajarkan dan menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Namun,
agar pendidikan karakter di rumah dapat bersinerji dengan pendidikan karakter di
sekolah maka perlu adanya komunikasi dan kerja sama antara pihak sekolah, orang
tua, dan siswa serta masyarakat sebagai stakeholder.
SELAMAT BERJUANG PARA GURU ^_^
NURUL AZIZAH
XII Animasi C /14
22 November 2011 02.50
merakz (ibnu) mengatakan...
Menurut saya siswa mempunyai sifat yang berbeda,begitu juga dengan cara guru
untuk mengarahkan muridnya agar bisa menjadi siswa yang berkualitas. Dengan cara
mengetahui sifat dan karakter siswa masing-masing akan lebih mudah untuk
menjalankan proses perubahan karakter siswa disekolah. memang sulit untuk
mengetahui karakter siswa masing-masing,agar bisa mudah mengetahui karakter
siswa masing-masing guru juga harus melakukan pendekatan kepada wali / orang tua
murid. Dengan begitu proses perubahan karakter disekolah akan berjalan lancar dan
sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.

ACHMAD IBNU CHAJAR


XII Animasi B/02
22 November 2011 04.36
Lia Anggraeni mengatakan...
Pendidikan karakter sangatlah baik, tetapi itu semua tidak dapat berjalan apabila siswa
dan guru tidak saling bekerjasama. untuk membangun pendidikan karakter siswa
harus menyadari bahwa itu untuk masa depannya. mengapa ada siswa yang terkadang
berbuat negativ karena kurangnya tempat atau wadah untuk menampung bakat

mereka. seharusnya siswa guru dan orang tua ada pendeketan atau komunikasi agar
semua pendidikan berkarakter dapat berjalan dan mengetahui sifat karakter siswa.
semua itu juga kembali lagi kepada mereka yang menjalankannya.
Catharina Aprilia A.
XII Animasi B / 14
22 November 2011 05.11
THE NF mengatakan...
Menurut pendapat saya perilaku yang disebut diatas sangat penting namun apakah
semua murid bisa melakukannya?menurut saya tidak dengan tanpa dorongan dari
guru dan kesadaran masing-masing karena di indonesia ini kebudayaan anak remaja
sudah tidak baik dikarenakan faktor pergaulan yang bebas dan mengakibatkan
perilaku yang jelek, jadi kita semua harus ikut berpatisipasi/saling bekerja sama untuk
menerapkan perilaku seperti yang tertera diatas dan yang pasti indonesia masih tercap
sebagai jam karet/kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab apalagi korupsi sudah
menyebarluas dengan demikianlah kita semua harus bekerja ekstra keras untuk
menunjukkan perilaku yang baik dan layak dicontoh oleh semua orang.
NAMA :NURUL FIDAYAT
KELAS:XII ANIMASI C
NO :15
22 November 2011 05.34
website mengatakan...
Menurut saya per cuma kalau Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah. karena
setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda dan setiap karakter itu bisa di ubah
dengan cara membuat pengaruh yang baik di dalam kelas maupun luar kelas bahkan
kalau bisa luar sekolah. Dan untuk mewujudkan semua itu harus ada contoh
katakanlah yang di contohkan itu adalah guru. Guru adalah contoh bagi semua murid
di sekolah kalau seandainya guru itu masih belum bisa mentaati peraturan sekolah lalu
untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sedangkan Guru kita saja
masih belum bisa menerapkan hal-hal yang berbau ATURAN. Jadi kesadaran itu
sangatlah penting bahkan lebih penting dari permata. Dan jika ingin Menerapan
Pendidikan Karakter di Sekolah kita semua harus sadar dan menyadari.
Abidin Arridho Ajitama
XII Multimedia A / 03
22 November 2011 06.00
Adhityo Dragneel mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

22 November 2011 06.06


abidinajitama mengatakan...
Menurut saya per cuma kalau Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah. karena
setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda dan setiap karakter itu bisa di ubah
dengan cara membuat pengaruh yang baik di dalam kelas maupun luar kelas bahkan
kalau bisa luar sekolah. Dan untuk mewujudkan semua itu harus ada contoh
katakanlah yang di contohkan itu adalah guru. Guru adalah contoh bagi semua murid
di sekolah kalau seandainya guru itu masih belum bisa mentaati peraturan sekolah lalu
untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sedangkan Guru kita saja
masih belum bisa menerapkan hal-hal yang berbau ATURAN. Jadi kesadaran itu
sangatlah penting bahkan lebih penting dari permata. Dan jika ingin Menerapan
Pendidikan Karakter di Sekolah kita semua harus sadar dan menyadari.
Abidin Arridho Ajitama
XII Multimedia A / 03
22 November 2011 06.11
Adhityo Dragneel mengatakan...
Iya bu,
sekarang itu ujian sekolah sudah gak jujur lagi.
murid sama gurunya sama sama gak bener.
percuma anak yang belajar sama les ke sana kesini biar bisa paham dengan
pelajarannya, eh taunya nanti UNAS di kasih contekan.
Komunikatif,suasana sekolah, bahasa yang santun saling menghargai mungkin sudah
ada/sudah dipakai. Tinggal bagaimana individu tersebut memanfaatkannya untuk
mendapatkan teman yang baru.
Menghargai Prestasi,sudah menjadi budaya indonesia warga indonesia susah untuk
diajak menghargai barang buatan orang lain. Sebagian besar mungkin hanya
mementingkan hasil akhirnya saja, bukan bagaimana hasil akhir itu terbentuk.
Gemar Membaca, mungkin siswa agak sedikit malas untuk datang ke perpustakaan
karena bukunya kurang lengkap atau tempat dan pelayanannya juga ga enak.
atau mungkin koleksi genre bukunya juga terlalu sedikit (kalau diperbanyak, pake
uang siapa -_-). Karena sekarang dengan adanya internet, mungkin siswa lebih gemar
untuk mencari ilmu lewat internet karena dibumbui dengan gambar gambar dan
banyak referensi.
22 November 2011 06.15
JandisaSH mengatakan...

menurut pendapat saya masih susah siswa-siswi untuk menerapkan karakter-karakter


yang baik dan menaati peraturan-peraturan yang di terapkan di sekolah, karena
karakter-karakter siswa-siswi berbeda-beda, adapun karakter-karakter seperti di atas
masih jarang terlihat di lingkungan sekolah hanya beberapa. Tapi kita sebagai siswasiswi wajib mempunyai karakter-karakter seperti itu dan menaati peraturan-peraturan
yang di buat sekolah, tapi peraturan yang di buat di sekolah di anggap remeh. salah
satu contoh karakter siswa antarlain merusak fasilitas sekolah. itu contoh karakter
siswa-siswi. padahal sekolah memberikan fasilitas untuk dinikmati bukan di rusak
kalo fasilitas kurang memuaskan siswa-siswi mengeluh. maka dari itu kita sebagai
siswa-siswi da guru harus berkerja sama agar karakter-karakter yang bermoral baik itu
tercipta
Signo Anggelo Bagaskara
XII - ANIMASI - C
25
22 November 2011 06.59
Alfina Tery mengatakan...
Perwujudan karakter itu tidak dapat dipaksakan . semua siswa-siswi memliki berbagai
karakter masing-masing yang berbeda.
Murid selalu melihat contoh dari bapak ibu guru nya.
-Setiap murid selalu diingatkan bahwa tiap doa dibacakan siswa-siswi dimohon untuk
berhenti untuk berdoa.
tetapi salah seorang guru masih ada yang tidak menghargai saat pembacaan doa.
sehingga pada saat pembacaan doa tidak berheneti sejenak.
dan seharusnya sikap disiplin dan aturan tidak di berlakukan hanya untuk murid saja
tetapi untuk guru juga..
-tiap hari jumat murid disuruh untuk mendorong motor / mematikan mesin kendaraan
bermotor dari pintu gerbang hingga ke parkiran.
tapi masih sering terlihat bapak/ibu guru yang tidak mematikan mesin dan tidak turun
dari motor.
Padahal peraturan itu diwajibkan untuk seluruh warga sekolah tersebut untuk sehari
mengurangi polusi, tapi apa? masih belumm...terlaksana dengan baik.
Sekolah kurang bersikap lebih disiplin dalam menegakkan peraturan dan kurangnya
komunikasi dengan murid.
Saran : Sebaiknya sekolah menciptakan suasana yang sedikit lebih berbeda , dari segi
ke indahan taman belakang bengkel mesin . dan kesadaran bapak ibu guru serta murid
untuk melaksanakan peraturan dengan baik. Serta menjaga fasilitas sekolah.
Alfina H Tery
XII ANIMASI A 01
22 November 2011 16.38
lungki mengatakan...

menurut pendapat saya segala peraturan yang diberikan kepada siswa juga sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial dan kepribadiannya, maka guru juga harus
tanggap dalam pengembangan yang di alami pada muridnya. karena hal-hal seperti
yang di bahas di atas haruslah juga menjadi keprihatinan yang di pahami oleh guruguru,saat murid melakukan suatu kesalahan atau kecerobohan yang membuatnya
melanggar aturan,guru haruslah menjadi penopang dan pembimbing yang baik agar
murid tersebut tidak melakukan hal-hal yang lebih parah/buruk yang membuat semua
di rugikan. jadi peran guru sangatlah penting bagi pelaksanaan peraturan,terkadang
murid memberitahu/melapor itu di karenakan murid tersebut mengalami suatu
masalah,sebagai guru haruslah peduli. agar para murid merasa lebih di perhatikan dan
dapat menjauhi hal-hal seperti tawuran,narkoba,merokok,minum minuman keras,dll.
dan juga sebagai guru harus menjadi panutan jadi peraturan yang di berikan untuk
siswa harus juga di laksanakan oleh para guru agar tidak terjadi kecemburuan sosial
kepada para guru. semoga komentar saya ini dapat membangun pengertian lebih antar
guru dan siswa, terima kasih.
Lungki saputro
XII-Animasi-A
18
22 November 2011 17.01
Faris syaifuddin mengatakan...
assalamu'alaikum wr.wb
menurut sya... untuk di jaman seperti sekarang ini mungkin sangat susah untuk
menjadi seseorang yang Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Dll
seperti di artikel atas... mungkin pendidikan karakter harus di tanamkan dari sejak
kecil.. di tmpatkan di lingkungan yang tepat agar bisa mendapat karakter diri yang
bagus.. lingkungan memang sangat berpengaruh besar dalam karakter seorang
manusia ..mungkin karakter orang tua sendiri juga berpengaruh terhadap karakter
anak
terimakasih
Wassalamua'alaikum wr.wb
Faris syaifuddin
XII MM B
22 November 2011 22.07
Pungky Octaviani mengatakan...
Menurut pendapat saya , pembentukan karakter seperti yang telah dibuat diatas akan
sia-sia jika tidak ada keinginan dan kesadaran dari siswa-siswinya . Pembentukan
karakter itu sangat susah karena kita memiliki karakter yang berbeda-beda , apalagi

untuk siswa-siswi yang memiliki kepribadian buruk seperti : tawuran , tidak jujur ,
narkoba , minuman keras , terlibat geng motor dll , mungkin hanya beberapa anak saja
yang mau melakukan pembentukan karakter yang telah dibuat oleh sekolah . Jika
sekolah menginginkan siswa-siswinya agar memiliki karakter yang baik harus ada
contoh sehari-hari juga dari pihak guru dan karyawan yang lain . Dan guru juga harus
melakukan pendekatan kepada siswa-siswi serta wali murid agar lebih mengetahui
tentang sifat dan karakter siswa-siswinya . Demikian komentar dari saya .
Assalamualaikum Wr.Wb
Pungky Octaviani
XII Multimedia D / O4
23 November 2011 03.08
ICONIA SELAMANYA mengatakan...
pendidikan karakter sangat penting bagi siswa karena dapat membentuk pribadi yang
lebih baik. tapi itu semua kembali lagi pada murid, guru dan orang tua. jika tidak ada
kerjasama diantara ketiganya tidak akan pernah terwujud, karena karakter siswa itu
berbeda-beda, jadi harus diarahkan secara perlahan. guru dan orang tua juga harus
bekerjasama dalam pembentukan karakter siswa agar ada keseimbangan dalam
pendidikan kepribadian, baik dari pihak sekolah maupun dari rumah.
Georgina Hilma
XII Animasi B/ 25
23 November 2011 05.09
maldi winarto mengatakan...
Menurut pandangan saya : Pembentukan Karakter ini tergantung dari pelajar itu
sendiri , apakah dia mampu berpikir kedepan demi kebaikannya , atau malah
sebaliknya . tapi sebagian pelajar saat ini , mereka kurang bisa menghargai dirinya
dan peraturan" yang itu juga demi kebaikan sendiri , jadi intinya , kita perlu
membenahi diri masing" dan bangkitkan kesadaran kita sendiri" demi kebaikan kita
juga kedepannya .
Maldi W
XII - Animasi A
No. 19
23 November 2011 05.36
Chiyien mengatakan...
Menurut pendapat saya , pembentukan karakter anak itu sangat susah karena setiap
anak memiliki karakter yang bebeda yang telah terbentuk sejak mereka kecil.
pembentukan karakter seperti yang telah dijelaskan diatas sebaiknya sudah

diterapkan/diberikan sejak anak itu kecil agar terbentuk karakter yang baik..
Pembentukan karakter di usia remaja spt halnya anak SMK mngkin akan lebih sulit,
tapi apa salahnya kita mencoba menerapkannya untuk merubah karakter buruk anak.
Jika sekolah menginginkan siswanya memiliki karakter yang baik seharusnya pihak
sekolah memberikan contoh yang baik pada siswanya. karena remaja sekarang kurang
akan sosok contoh baik, sehingga mereka mencontoh hal" yang kurang baik.
sekian coment anaa..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ririn L E
XII MM-D/17
23 November 2011 23.03
Dimas Wardana mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter merupakan harga mutlak bagi dunia pendidikan
Indonesia. Pendidikan berkarakter perlu dan harus dilaksanakan oleh guru dan murid.
Guru berperan sebagai contoh pelaku pendidikan berkarakter dan murid sebagai
pewaris apa yang telah dicontohkan oleh guru. Bila guru tidak bisa memberikan
contoh pendidikan berkarakter, bagaimana bisa para murid melaksanakannya? Tidak
semua guru mengerti dan menerapkan pendidikan berkarakter, dan beberapa guru
yang melaksanakannya belum tentu bisa ditemui oleh siswa setiap harinya. Bahkan
(maaf) beberapa guru melupakan tugasnya sebagai seorang 'pengajar'. Apabila hal ini
dibiarkan, maka tidak salah bila muridnya akan menjadi seseorang yang tidak benar di
kemudian hari. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara seluruh guru dan seluruh
murid untuk menciptakan suasana pendidikan yang diimpikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah satu guru agama di sekolah kita,
banyak siswa yang saat SMP merupakan siswa yang baik, namun saat masuk SMK
sifat dan kebiasaannya berubah menjadi lebih buruk. Hal ini membuktikan bahwa
penerapan pendidikan belum dilaksanakan dengan baik di sekolah kita. Perpisahan
mereka dengan pergaulan yang baik di masa SMP dan pertemuan mereka dengan
pergaulan baru yang tidak baik merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh pihak
sekolah.
Saya berharap akan ada banyak guru dan siswa yang membaca artikel ini agar sekolah
kita menjadi sekolah yang diidamkan oleh guru dan siswa. Bukan hanya di atas
kertas, namun juga dalam realita penerapan pendidikan berkarakter sehari-hari.
Terima kasih
Dimas Wardana
XII Multimedia B
24 November 2011 04.01
Rierie mengatakan...

menurut saya , 18 karakter itu sangatlah baik apabila di terapkan bagi semuanya baik
guru maupun siswa karena karakter itu dapat menjunjung atau membanggakan diri
sendiri . tapi untuk siswa mungkin sulit menerapkannya karena tidak punya kesadaran
diri sendiri pentingnya karakter itu bagi dirinya .mungkin karakter itu dapat
diterapkan secara pelan -pelan dari apa yang di contohkan oleh semua guru baik
disekolah maupun di luar . generasi muda sekarang memanglah tidak sama dengan
yang dulu, generasi sekarang sangat sulit untuk menerapkan pendidikan karakter itu
karena kurangnya kesadaran diri sendiri dan contoh perilaku di kehidupan sehari-hari
atau mungkin juga kurang pendidikannya dari pihak orang tua .
Kiki Mentari
XII Animasi C
24 November 2011 05.11
Rachmad mengatakan...
Sungguh perilaku yang sangat baik apabila di terapakan dengan tepat di tempat yang
tepat pula.
1. Seperti disebutkan di atas "Juga masih segar dalam ingatan kita bagaimana
pelaksanaan ujian nasional dikotori dengan upaya-upaya tidak jujur demi kelulusam
siswa baik dilakukan oleh pimpinan sekolah, guru, maupun siswa sendiri", hal seperti
ini memang sudah menjadi rahasia umum.
Bagaimana cara mencegah perbuatan kotor itu agar tidak terjadi di tahun-tahun
berikutnya?
apakah cukup hanya dengan melaporkan kepada pihak yang berwajib kemudian di
tangani oleh mereka?
atau memberikan "siraman rohani" pada sekolah-sekolah lain agar tidak melakukan
perbuatan yang sama?
2. Mengenai sikap disiplin yang ibu sebutkan di atas. kita ambil contoh ketika ada
siswa yang terlambat ke sekolah, kemudian diberikan sanksi oleh pihak sekolah
mungkin dengan teguran, peringatan atau bahkan hukuman. tapi apa yang terjadi
keesokan hari? siswa tsb terlambat lagi.
yang ingin saya tanyakan apakah cara memberikan sanksi seperti itu dapat membuat
siswa jera dan tidak mengulanginya lagi?
bagaimana jika kejadian tersebut berulang kembali?
mungkin cara memberi sanksi dari pihak sekolah tidak ada artinya?
atau pernahkah pihak sekolah berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah ini?
dengan mengadakan antar jemput untuk siswa yang rumahnya jauh misalnya?
disini saya berbicara sebagai murid. bagaimanapun juga, semua kembali ke pribadi
masing-masing. tetapi ketika masalahnya tidak dapat di atasi hanya dengan menuntut
kesadaran siswa saja, saya harap pihak sekolah dapat mencari solusi yang tidak hanya
meringankan beban siswa tetapi juga menuntungkan pihak sekolah.
Terima Kasih
Rachmad Fujianto

XII TPm B
13
24 November 2011 07.59
rizqi rebell mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
menurut saya artikel ini semua hampir benar dan bisa dilaksanakan akan tetapi
tergantung individunya tersebut .
dan di dalam sikap DISIPLIN bagaimana muridnya bisa mengikuti aturan tersebut
sedangkan yang membuat aturan juga bisa melanggar (guru)
contoh nyata : ketika seorang pelajar terlambat kenapa harus turun sedangkan gurunya
langsung di naiki motornya ??
dan di Bersahabat dan Komunikatif tertera :
Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
bagaimana kalo ada seorang guru yang melakukan diskriminasi ??
contoh : si A itu pinter dan sering diperhatikan sedangkan si B biasa saja , ketika si A
tanya di jawab dengan suara lembut dan wajah ceria , tapi kalo si B bertanya di jawab
dengan suara lantang dengan raut muka judes / jengkel , sering kali keluar kata2 yg ga
perlu dikeluarkan .
ingat bu karena masa2 SMK/SMA adalah masa2 seorang pelajar yg sedang mencari
jati diri / labil .
karena sejatinya peraturan dibuat untuk dilanggar bu , jadi mohon di maklumi
sekian dari saya bu jika ada salah2 kata yg tidak berkenan mohon di maafkan .
Wassalamua'alaikum wr.wb
Muhammad Rizqi
xii multimedia - c / 22
24 November 2011 15.40
veddy apri_ mengatakan...
menurut pendapat saya...
60% anak muda zaman sekarang, hal-hal tercela di atas adalah tindakan yang keren_
mereka berpendapat demikian di karenakan adanya hal baru yang mereka termia.
sesuatu yang baru itu tidak dapat mereka saring atau mereka ambil sisi positifnya.
sebaiknya orangtua dan guru harus membimbing mereka lebih bijak.
dan memberi contoh tindakan yang baik dan bermanfaat bagi hidup mereka.
VEDY AFRIANTO ELIZA
XII Animasi C

24 November 2011 21.50


firdha ferdiana mengatakan...
.. assalamualaikum wr.wb
menurut pendapat saya disiplin dan jujur itu sangat penting bagi sekolah..
kita harus bisa belajar jujur dan disiplin mulai sekrang, karena kedisplinan dan
kejujuran sangat penting bagi dunia usaha..
terima kasih
wassalamualaikum wr.wb
Nama : Firdha Ferdiana/25
Kelas : XII MM B
24 November 2011 22.00
Muhammad Zulfikar mengatakan...
menurut pendapat saya ya bu . . . . :D
di sklh itu sangat lah kurangnya kedisiplinan yg diterap kan kepada siswa-siswi
sehingga mereka bertindak semaunya sendiri dan sangat kurang sekali pengawasan
orang tuanya juga , maka dari pada itu orang tua dan pihak sekolah harus saling
membantu untuk merubah sikap siswa-siswi tersebut agar generasi muda jaman
sekarang berubah , dan tidak seperti yang di atas .
Nama : Muhammad Zulfikar
Kelas : XII-animasi-A
No : 20
25 November 2011 04.18
clara mengatakan...
Menurut saya hal tersebut terjadi karena salah seorang pelajar tidak dapat menerapkan
pendidikan karakter di sekolah ataupun tidak dapat mentaati peraturan yang ada baik
disekolah maupun di luar sehingga banyak pelajar terjerumus ke dalam hal yang dapat
mecemarkan reputasi sekolah maupun keluarga, seperti halnya tawuran antar pelajar
yang dapat berakibat fatal bagi dirinya maupun orang lain. Dan apabila telah melihat
dari salah seorang murid melakukan hal tersebut maka sebaiknya seorang guru segera
melakukan pendekatan pada anak yang bersangkutan dengan cara yang halus agar
murid tersebut tidak terjerumus terlalu jauh ke dalam hal yang dapat mencemarkan
citra sekolah, dan selalu mengajak murid tersebut ke hal-hal yang positif seperti
mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa serta memberikan ketrampilan
kepada murid agar murid sadar bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan
yang telah menantinya.

Clara W.D
XII Animasi b/15
25 November 2011 04.22
baim lolotes mengatakan...
pendapat saya : penerapan pendidikan karakter di sekolah kita sangat dibutuhkan, hal
ini di karenakan agar dapat meningkatkan kedisplinan dan ketaatan para siswa
maupun siswi. tentunya untuk menentukan jalan yg benar sebagai seorang pelajar,
dikarenakan di jaman sekarang sudah banyak perubahan di kalangan pelajar, seperti
halnya pelajar yang mengedarkan narkoba,maupun pertengkaran antar pelajar yang
membuat resah masyarakat dan juga dapat mencemarkan nama baik sekolah maupun
keluarga.
saran : semoga kegiatan BINTALSIS kembali diadakan.........
BRAHIM J.W
XII ANIMASI B
13
25 November 2011 05.15
Art and Design Animation mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut pandangan saya,pembentukan karakter siswa pertama berawal dari usia
kecil.Orang Tua kita berperan penting dalam mendidik kita.Yang kedua yaitu
lingkungan sekitar,bilamana lingkungan sosialnnya baik maka akan terbentuk karakter
yang baik.
Sekolah adalah sarana untuk siswa melakukan kewajibanya sebagai pelajar dengan
menjalankan aturan yang ditetapkan oleh sekolah.Jika siswa itu sudah terdidik baik
maka aturan sekolah pun ditaati bahkan tidak di sekolah saja tapi dimana saja siswa
berada dan akhirnya terbentuklah kepribadian siswa yang super..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Saifudin Zuhri
XII Animasi-C
23
25 November 2011 05.46
nurhidayati mengatakan...

assalamu'alaikum Wr.Wb
menurut pendapat saya : siswa selalu ingin mengikuti pergaulan zaman
sekarang.sehingga terjerumus dalam hal yang dilarang seperti tawuran,miras,narkoba,
dan pergaulan sex yang bebas. teknologi semakin maju dan canggih dan sangat mudah
anak remaja menerima pergaulan bebas seperti halnya : menjual temannya demi
kebutuhan uang , dan menuruti kata-kata gengsi. sebaiknya kita sebagai pelajar patut
mencontoh pahlawan perjuangan kita yang rela berkorban demi bangsa kita.
memang teknologi yang sangat canggih menguntungkan kita namun juga sangat
merugikan kita terutama pelajar. jadi kita sebagai pelajar harus dapat membedakan
perilaku yang patut dicontoh dan tidak patut dicontoh.iman dari diri kita harus
ditegakkan dalam diri dan hati kita agar tidak mudah terjerumus dalam hal-hal positif.
wassalamu'alaikum Wr Wb.
NOER HYDHAYATI
XII ANIMASI-C
11
25 November 2011 07.19
KenNda Shirogane mengatakan...
Assalamualaikum Wr. Wb.
Menurut pendapat saya,
daLam pembentukan karakter seorang siswa , itu dapat dilakukan apabila mereka
sudah terbiasa melakukan hal-hal yang baik yang di ajarkan oleh orang tua mereka
sejak dini.
dan pembentukan karakter yg sudah anda jelaskan sangatlah penting, dan lebih baik
apabila bukan hanya siswa saja yang melaksanakan, akan tetapi orang tua dan guru.
Karena, Pengaruh dari orang lain sangat lah berperan penting dalam pembentukan
karakter seorang siswa. Dan peran utama untuk memberikan pembentukan karakter
tersebut adalah orang tua.
Meski orang tua sudah sukses membangun karakter anaknya dengan baik, tetapi tidak
mengurangi kemungkinan bahwa pembentukan karakter yang baik dalam diri siswa
tersebut akan hilang. karena terkena pengaruh baru dari lingkungan yang berbeda.
Oleh karena itu, peran guru disekolah sangat penting. bukan hanya menyuruh, tetapi
guru juga harus bisa menerapkan pembentukan karakter yg baik pula. Agar siswa
dapat menghargai, dan mencoba untuk membangun karakter yg baik dalam dirinya.
Sudah banyak siswa yang mulai tidak berbicara sopan pada orang yg Lebih tua. Itu
dikarenakan pengaruh Lingkungan dan orang Lain.
Seperti murid yg tidak berbicara sopan kpd guru, mungkin bisa saja guru juga
berbicara dgn tdk baik pada siswa.

saya sering menemui guru yg perkataannya sama saja dgn siswa yg berbicara kasar,
dan ini berpengaruh buruk bagi siswa.
Dan akan sebaiknya, jika apabila diantara mereka masing2 mempunyai kesadaran diri,
Siswa yg tidak sopan,
dan guru yg memberi contoh yg buruk.
Selain itu.
Ilmu agama juga sangat diperlukan, agar mereka dapat mengerti hal-hal positif yg
harus mereka kerjakan.
Kemauan dalam diri juga penting, tnpa ada kemauan dan kesadaran diri, mereka tidak
dapat membangun karakter mereka dgn baik.
Semua tersebut, dapat disimpulkan, pengaruh orang lain, lingkungan, dan kesadaran
diri dapat membentuk karakter siswa/ anak.
Sekian bu.
Wassalamualaikum Wr. Wb
NANDA MH
XII ANIMASI A
21
25 November 2011 23.50
Muhammad Toyib Riski (Sii Toyy) mengatakan...
By : Si Toyy.
.......Assalamualaikum Wr. Wb.........
.........Ibu Guru Elok............
Menurut Pendapat saya Pembentukan Karakter Itu sangatlah penting tapi pendidikan
karakter tak akan berjalan bilamana siswa dan guru serta orang-orang yang terlibat di
dalam suatu sekolah tidak saling bekerjasama untuk memperbaiki Karakter siswa
maupun bangsa..
Saya Pernah membaca kata-kata yg bunyinya...?
"Pemimpin Yang Baik, Yaitu Pemimpin Yang bisa Memberikan contoh Baik pula
Kepada Rakyatnya"...
Dari kata-kata di atas saya mengambil kesimpulan Bahwa Peran dari Kepala sekolah,
Guru, serta Orang-orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah sangat penting.
Begitu pula dengan Siswa Bila Guru sudah memberikan contoh yang baik tetapi siswa
tidak menghiraukan maka Harapan Untuk Penerapan Karakter di sekolah akan sia-sia.

Oleh karna itu Guru tidak hanya mengajar kepada murid-murid, tetapi guru juga harus
bisa memberikan contoh yang baik pula untuk siswa, dan harus bisa bekerja sama
dengan siswa untuk menerapkan pembentukan karakter yg baik kepada siswa itu
sendiri. Biar siswa dapat mencontoh dan mencoba membangun karakter yg baik
dalam dirinya..
Sehingga Penerapan karakter di sekolah inza allah bisa di terapkan dan berjalan sesuai
keinginan kita semua untuk menjadi penerus bangsa yang lebih baik yang akan
datang...
Sekian Komentar saya Bila ada salahnya saya pribadi mohon maaf sebesar-besarnya..
Wassalamualaikum Wr. Wb......
Kata-Kata Penyemangat Siswa:
Yang terpenting, bukan kerasnya upaya belajar kita, tapi teraturnya waktu belajar.
Sedikit-sedikit tapi teratur, lebih baik daripada dadakan.
Nama : Muhammad Toyib Riski
Kelas : XII-C
No : 23
Bidang Keahlian : MULTIMEDIA
Blog : www.sitoyy.blogspot.com
Si Toyy..
26 November 2011 06.27
ragil saputra mengatakan...
generasi muda memiliki potensi yang cukup tinggi untuk membentuk diri melalui
orang lain,dengan adanya aturan yang ada serta dukungan dari lingkungan dan contoh
yg cukup dari para pendidik/para guru akan sangat mempengaruhi pola pikir siswa
dalam memandang peraturan tersebut sebagai "alat pengarah menuju keberhasilan"
bagi siswa yang benar-benar berniat untuk maju.....
cukup sulit untuk menerapkan dan menjalankan peraturan atau hal-hal tersebut.
karena siswa-siswanya yang sulit diatur, dan semua guru juga harus mematuhi
peraturan tersebut agar bisa menjadi contoh bagi siswanya.
Dan semua peraturan dari sekolah harus dipatuhi oleh smua warga sekolah
Usul saya, hendaknya sekolah menerapkan peraturan dengan sungguh-sungguh dan
memperketat semua peraturan tersebut, dan tentusaja semua peraturan tersebut harus
dan wajib dipatuhi oleh semua warga sekolah ,sehingga cita cita utk menjadikn
sekolah yang harmonis dpt menjadi semangat atau motifasi siswa untuk belajar di
areal sekolahan tersebut.........!!!
NIAT & TEKAT
RAGIL BAGUS SAPUTRA
XII TPM-B/NO.14

27 November 2011 02.44


eszha almathera mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
27 November 2011 03.30
eszha almathera mengatakan...
assalamualaikum wr wb
saya isa tanzil dari kelas XII animasi A
menurut saya pembentukan karakter dibutuhkan untuk para remaja , khususnya untuk
kejujuran...
karena maraknya pencurian barang milik temannya
secara tidak sadar mereka sudah menjadi koruptor junior
yang diperlukan adalah pendidikan tentang pentingnya rasa syukur akan apa yang
dimiliki diri sendiri agar tidak memliki rasa ingin memilki hak orang lain, "
seandainya bisa seperti itu saya yakin tidak ada lagi pencurian apalagi di sekolah "
terimakasih wassalam
27 November 2011 03.42
eszha almathera mengatakan...
menurut pendapat saya : kesadaran dalam diri murid itu sangat penting,jika setiap
murid memiliki kesadaran akan dirinya.maka tidak perlu dilakukan pelatihandengan
keraas seperti militer. cukup dengan panduan mereka bisa melakukannya sendiri.
initinya,kesadaran dalam pembentukan dalam sebuah karakter itu sangat penting.
kurniawan pratama H
kelas XII animasi C / 03
27 November 2011 03.53
risma alifia mengatakan...
menurut saya : karakter setiap siswa sangatlah penting karna dengan karakter kita
dapat menilai dirinya. terutama dalam hal "KEJUJURAN".karena dengan kejujuran
kita dapat menciptakan kesuksesan dan kepercayaan bagi hidup kita dan masa depan
kita. jadi , kejujuran itu sangat penting dan merupakan pedoman hidup kita.
RISMA ALIFIA
XII/ANIMASI/C/20
27 November 2011 04.10
Unknown mengatakan...

menurut saya :
kesadaran diri bagi setiap murid sangatlah penting , dari kesadaran kita dapat
membedakan mana yang patut dicontoh dan mana yang tak patut dicontoh/ditiru.
seperti halnya pencurian , tawuran , dan miras. dari kesadaran kita, kita dapat
meninggalkan pergaulan bebas di daerah lingkungan kita. dari kesadaran kita pun
dapat memusnahkan hal-hal yang sangat merugikan. kesadaran pun juga membuat diri
kita berguna.
PUNGKI APRILIA
XII ANIMASI/C
27 November 2011 04.34
Prasetio mengatakan...
Alhamdulillah, ternyata masih ada guru seperti ibu ini yang masih memerhatikan
moral akan para pemuda,,saya sangat bangga kepada ibu!
sangat miris apabila mendengar moral para pemuda masa kini tidak sesuai dengan
harapan yang diinginkan alias RUSAK!. Disinilah peran suatu pendidikan
pembangunan moral atau karakter dibutuhkan
mungkin hal-hal yang ibu jelaskan di atas bisa terlaksana dengan baik, apabila:
1.adanya kerjasama antar sesama,entah itu guru dengan murid, murid dengan murid
dsb. agar bila terjadi kesalahan bisa saling mengingatkan antar sesama
2. mungkin guru juga berperan aktif dalam memberikan suatu CONTOH. hal ini yang
saya maksud adalah PANUTAN. karena pada zaman yang seperti para remaja kurang
akan pedoman/contoh/panutan yang baik, jadi mereka lari cenderung mengikuti
contoh yang kurang baik. Jadi kurangnya akan PANUTAN juga dipermasalahkan saat
ini
seperti itu ibuku. semoga pendapat saya bisa diterima
semoga selalu sukses dan terus berkarya.
mampir blogwalking ke prasetion.blogspot.com bu ^_^
wassalam
Prasetio Nugroho
XII MM-D
27 November 2011 06.57
Dimas Wardana mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
Dalam artikel ini memang sangat benar untuk bisa membentuk suatu karakter pada

diri siswa. namun yang saya sayangkan adalah bagaimana suatu proses dalam
menjalankan itu semua masih belum bisa di maksimal. karena guru dan siswa masih
belum bisa merealisasikan semuannya.
terkadang ada siswa yang tidak bisa memenuhi sikap di artikel ini dikarenakan suatu
pembelajaran yang salah dari orangtua atau gurunya.
bukan hanya siswa saja yang tidak bisa memaksimalkan tapi guru pun juga demikian.
dalam mengajar anak didiknya kadang-kadang ada guru yang meninggalkan kelas
demi kepentingan pribadinya, ini sangat bertolak belakang dengan artikel diatas.
dan saya harapkan siswa dan guru deapat bekerja sama untuk membentuk suatu
karakter yang baik.
terimakasih :)
wassalamualaikum wr.wb
Intan Pratiwi
XII Multimedia B (31)
27 November 2011 21.03
eszha almathera mengatakan...
assalamualaikum wr wb
menurut saya :
Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan
lingkungan
sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan
mempengaruhi cara
individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam
perilakunya sehari-hari.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu
individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan
bernegara dan
membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan .
Tapi yang sekarang saya lihat , banyak individu yang mengabaikan pembentukan
karakter mereka , meraka hanya melihat ke depan saja , mereka tidak merencanakan
apa yang harus mereka lakukan di masa depan mereka . kurangnya percaya diri
mereka , banyak yang lebih suka melakukan hal yang negatif daripada hal yang positif
yang mengguntungkan mereka .
kurangnya keagresifan mereka dalam kegiatan kedisiplinan , mereka lebih memilih
diam dan menunggu daripada mencoba dan berusaha untuk maju .
sekian dari saya :D
wassalamualaikum wr.wb
ESZHA FIRDAUS
XII ANIMASI B (21)
27 November 2011 23.32
kiky-ari clama.na mengatakan...

Assalamuallaikum Wr. Wb
Menurut saya, dari beberapa karakteristik yang telah disebutkan. Memang seorang
siswa wajib memiliki dan menjalankan sesuai dengan karakter tersebut agar dia juga
bisa belajar menjadi siswa yang memilki karakter siswa yang baik dan tidak
merugikan orang lain, lingkungan di sekitarnya, yang paling penting bertanggung
jawab atas perbuatannya kepada Tuhan.
Penerapan karakter-karakter tersebut di sekolah kita masih sangat minim. Itu di
karenakan oleh siswa-siswanya yang sulit untuk diatur. Jika saja semua siswa dapat
mematuhi aturan-aturan di sekolah dan tidak merusak fasilitas sekolah, tidak
melakukan hal-hal yang bersifat negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri atau
orang lain, mungkin sekolah kita akan lebih aman dan terkendali juga kelihatan indah
dengan banyak tamannya yang tetap dijaga.
Sekian komentar dari saya.^^v
Wallaikumsallam Wr. Wb

Nama : Rizqi Rahmadiani


Kelas : XII Animasi A
28 November 2011 00.31
supriyo hadi mengatakan...
menurut saya,,,,,karakter" yang ada di atas itu sangat perpengaruh terhadap kemajuan
negara. setiap sekolah menginginkan yang terbaik buat bangsa. seorang siswa wajib
mempunyai karakter yang baik agar bisa menjadi siswa yang bertanggung jawab
terhadap negara. tetapi untuk siswa sangat sulit untuk diterapkan di kehidupan
sehari" .guru dan orang tua juga harus bekerja sama dalam pembentukan karakter
siswa agar ada keseimbangan kepribadian siswa. kurangnya kesadaran siswa untuk
kepribadian yang baik....
sekian pendapat saya
terimakasih.
SUPRIYO HADI
XII TPM B / 20

28 November 2011 04.07


Noeval Diansyach mengatakan...
Menurut saya,pendidikan karakter yang direncanakan oleh pihak sekolah memang
sudah benar , tetapi jika melihat pada keadaan siswa-siswa jaman sekarang ini rasarasanya usaha tersebut masih kurang,karena mereka(siswa-siswa) lebih percaya atau
lebih terpengaruh oleh lingkungan di luar sekolah , kebiasaan-kebiasaan yang mereka
anggap benar itu berasal sebagian besar dari luar sekolah,mungkin pendidikan
karakter ini hanya berpengaruh 40% saja terhadap para siswa,maka dari itu bapak/ibu
guru harusnya juga berkonsultasi lebih dalam terhadap para wali murid untuk
mengetahui hakikat masalah yang mewabah pada siswa-siswa jaman sekarang yang
menyebabkan mereka malas mematuhi aturan2 di sekolah. intinya adalah :Butuh
intregasi antara guru dan wali murid untuk mengatasi krisis kepatuhan para siswa
tersebut,karena siswa tidak hanya mendapat pengaruh dari sekolah saja tetapi juga
dari luar sekolah ,mungkin dari keluarga pengaruh keluarga dahulu yang terpenting
karena dari lingkungan keluarga kebiasaan-kebiasaan mereka terbentuk.
sekian dari saya.

Nama : M.N. NOVALDIANSYAH


Kelas: XII TPm B
No: 03
28 November 2011 05.03
Wulan Tembem mengatakan...
Assalamualaikum Wr Wb ...
menurut saya karakter yang tertulis diatas sudah cukup untuk membina siswa-siswi
untuk selalu menjunjung tinggi generasi muda yang baik ..
lingkungan sekolah utamanya sangat mendukung perubahan sifat para siswa dan siswi
di sekolah.
peraturan yang begitu ketat,dan hukuman yang begitu berat akan mengakibatkan
siswa tidak akan melakukan hal yang membuatnya dihukum .
namun semua itu kembali kepada diri sendiri dan iman siswa-sisiwi tersebut .
Dan juga rata-rata murid sekarang bnyak yang menganggap guru itu teman sendiri
(tidak berlaku sopan ) jadi para siswa selalu menganggap enteng tugas dari guru
tersebut ..
Pengaruh dunia luar sangatlah luas , sehingga tidak muda untuk merubah karakter
siswa yang sudah terpengaruh dunia luar .
tetapi dengan adanya karakter diatas insya allah generasi muda akan menjadi baik ..
GENERASI MUDA PENERUS BANGSA ..
SEKIAN SAJA ..
Wasallamualaikum Wr Wb

Nama : WULANDARI
NO : 31
Kelas : XII-MMD
28 November 2011 19.33
*fi3_and* mengatakan...
Karakter siswa itu sudah terbentuk sejak dari kanak-kanak....
perbedaannya,kini pemikiran mereka lebih luas..dan terkadang dalam hal mematuhi
tata tertib dll,itu lebih condong melihat ke panutan mereka,,yaitu guru.,.apa yang
dicontohkan.,itulah yang akan mereka terapkan...
program atau cara2 yang bu elok jbarkan tdi bisa saja brpengaruh trhadap siswa.,ttpi
efeknya mgkin hanya sedikit...krna smua kembali ke muridnya masing2...
semoga cara2 tsb bisa bermanfaat...
WIWIN WULANDARI
XII MULTIMEDIA D
30
28 November 2011 19.36
Zurotul mengatakan...
asslammualaikum wr.wb
Ini komentar saya mengenai artikel di atas
Mungkin sudah sepuluh tahun reformasi pendidikan dilakukan, dan hampir seluruh
kebijakan pembaharuan pendidikan telah diupayakan, namun sepertinya seluruh
tatanan hidup dan kehidupan masyarakat malah berubah ke arah yang tidak menentu.
Secara tidak disadari, kehidupan masyarakat malah melunturkan sendi-sendi
keimanan yang turut mempengaruhi kualitas kelangsungan peradaban bangsa.
Penyebab utamanya tidak lain pendidikan karakter bangsa yang amburadul.
penerapan pendidikan karakter diperlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap
program-program yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa harus
benar-benar dioptimalkan. Namun, penerapan pendidikan karakter di sekolah
memerlukan pemahaman tentang konsep, teori, metodologi dan aplikasi yang relevan
dengan pembentukan karakter (character building) dan pendidikan karakter (character
education). Permasalahan yang perlu diungkap antara lain: Bagaimana kiprah
pendidikan dalam peradaban bangsa? Apa makna pendidikan moral-nilai-ahlaq dan
karakter? Bagaimana peranan yang perlu dilakukan sekolah? Bagaimana strategi
implementasinya dalam konteks pembelajaran di persekolahan? Dari pengalaman ada
dua pendekatan dalam pendidikan karakter, yaitu: (1) Karakter yang diposisikan
sebagai mata pelajaran tersendiri; dan (2) Karakter yang built- in dalam setiap mata
pelajaran. Sampai saat ini, pendekatan pertama ternyata lebih efektif dibandingkan

pendekatan kedua. Salah satu alasannya ialah karena para guru mengajarkan masih
seputar teori dan konsep, belum sampai ke ranah metodologi dan aplikasinya dalam
kehidupan. Idealnya, dalam setiap proses pembelajaran mencakup aspek konsep,
teori, metode dan aplikasi . Jika para guru sudah mengajarkan kurikulum secara
komprehensif melalui konsep, teori, metodologi dan aplikasi setiap bidang studi,
maka kebermaknaan yang diajarkannya akan lebih efektif dalam menunjang
pendidikan karakter.
Sekian komentar dari saya semoga bermanfaat.
Zurotul Aini / 35
XII MM D
28 November 2011 20.23
Ainun G_ndoEL mengatakan...
pendapat saya :
saya setuju.
semua karakter yang telah bu elok sebutkan diatas memang sudah baik .
Tapi apakah mudah seseorang pelajar merubah karakter dirinya seperti yang bu Elok
sebutkan.??
karena tidak gampang merubah karakter seseorang,, butuh waktu yang lama untuk
mewujudkan itu semua.
tapi semoga saja cara bu Elok seperti ini bisa berhasil ke semua pelajar dan terutama
diri saya sendiri.
Makasih Bu Elok telah memperhatikan generasi pelajar sekarang.
M. Ainun Najib / 14
XII MM-C
28 November 2011 23.22
Exaanz mengatakan...
menurut saya :
memang banyak pelajar jaman sekarang melakukan tindakan-tindakan yang tidak
terpuji baik itu perempuan maupun laki-laki.Dan susah juga untuk merubah
kepribadian seseorang apabila sejak lahir tidak ditamankan perilaku yang terpuji.
mungkin metode seperti diatas bisa membuat sedikit siswa menjadi rajin bersekolah
dll.tapi itu semua tergantung siswanya sendiri dan juga pengaruh pergaulan.Oleh
karena itu peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan sekali.berhasil tidaknya itu
tergantung pada metode apa yang digunakan oleh sekolah tersebut
Risfanudin Ihsan Wahidi(19)
XII Animasi-C

29 November 2011 01.22


danny kurniawan mengatakan...
Assalamuallaikum Wr. Wb
menurut pendapat saya, Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sangat
penting meski hal ini bukanlah solusi yang akurat untuk merubah karakter
seorang individu untuk mengarah ke yang lebih baik tapi hal ini juga suatu
langkah perubahan untuk yang lebih baik. Penerapan Pendidikan Karakter di
Sekolah dapat berjalan dengan baik jika ada balance antara guru dan murid
yang sama-sama sadar akan kewajiban masing masing di dalam sekolah atau dalam
proses belajar mengajar dan juga peraturan yang dibuat harus dapat berjalan
dengan tegas agar memberikan efek jera pada pelanggarnya.kita dituntut dalam
menerapkan pendidikan karakter dalam keseharian kita dengan tidak hanya mencari
solusi tetapi sumber utama masalahnya juga tidak dapat dikesampingkan.Dengan
adanya
Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah di diharapkan moral generasi saat ini dan
dimasa mendatang menjadi lebih baik.
Wassalamualaikum Wr. Wb......
Dany Kurniawan
XII Multimedia B (04)
29 November 2011 05.21
Dimas Luthfi mengatakan...
Penerapan pendidikan karakter di sekolah sangat perlu.
beberapa karakter yang tertulis diatas sangat perlu dilakukan oleh para murid murid,
Karena jaman sekarang memang sangat minim pengetahuan akan pendidikan karakter.
Jika kita tidak mempunyai kerakter karakter di atas akan menjadi gambaran buram
dunia pendidikan yang sangat memprihatinkan, (seperti yang ibu guru tuliskan)
DIMAS LUTHFI PP
XII MMB 12
29 November 2011 05.44
Mas Achmad Ilham Akbar mengatakan...
komentar saya di blog ibu mungkin ga begitu panjang, penerapan karakter diatas
sangat sulit diterapkan dikalangan anak muda jaman sekarang dikarenakan,
lingkungan dari mereka yang kurang baik, pendapat saya sekolah pemerintah dan
keluarga harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang baik dan berkualitas
karena dengan terciptanya lingkungan yang baik akan membentuk suatu karakteristik

yang baik juga! untuk masa depan tapi untuk merubah karakter anak sekarang saya
rasa mustahil, sekian komentar dari saya :)
MAS ACHMAD ILHAM AKBAR
XII TPM A
29 November 2011 07.35
Novita Sari mengatakan...
komentar saya blok ini bagus untuk pelajar-pelajar.tapi mungkin ada sebagian pelajar
yang mau mengikuti peraturan ini . karena setiap pelajar mempunyai hak masingmasing , kita tidak dapat memaksakan kehendak mereka.apabila pelajar tersebut dapat
melaksanakan peraturan ini , mungkin akan menjadi baik. tetapi apabila pelajar yang
tidak mau mematuhi peraturan ini , maka susah untuk membuat karakter yang sesuai
dengan peraturan ini.
dan menurut saya ini baik sekali untuk pelajar di jaman sekarang , dengan peraturan
ini akan membuat pelajar tidak berbuat seenaknya sendiri dan agar tidak merugikan
diri sendiri, dan orang di sekitarnya.dan tingkah laku mereka akan menjadi baik,lebih
baik dari sebelumnya.
dan juga lingkungan disekitarnya juga harus membantu pelajar-pelajar yang ingin
berubah menjadi lebih baik .
terima kasih ,
Nama : Novita Sari (SARI)
Kelas : XII MM-C
No.Absen : 31
29 November 2011 19.22
Lathifah Isma mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 19.33
Lathifah Isma mengatakan...
menurut saya kepribadian yang seperti itu tumbuh dari tempat dia bergaul !
sebaik2nya anak itu, jika dia jatuh pada lubang yang rusak pasti dia juga akan ikut2an
rusak .
tapi bila dia berada pada lingkungan yang baik, insyaallah anak itu juga akan baik .
Yang terpenting adalah peran orang tua untuk mendidik, membimbing dan mengawasi
anaknya !
Peran mereka sangat berpengaruh terhadap penerapan pendidikan karakternya di
sekolah .

LATHIFAH ISMA ( 03 )
XII MM C
29 November 2011 19.36
haksni mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 19.40
haksni mengatakan...
Dr. Martin Luther King berkata :Kecerdasan plus karakter.itu adalah tujuan akhir
dari pendidikan sebenarnya.
menurut pendapat saya tentang pendidikan karakter di sekolah memang sangatlah
perlu. Sebenarnya dasar dari pendidikan karakter ada pada keluarga. Sekarang banyak
orang tua yang mendorong anak nya untuk melatih kecerdasan otak dibandng
pendidikan karakter bagi anaknya.
Itu lah yang banyak terjadi di lingkungan keluarga. Sedangkan pada lingkungan
sekolah, banyak sekali para guru yang mengeluh "anak jaman sekarang itu susah
diatur"
Padahal guru itulah yang kurang siap atau tidak siap untuk menjadi guru untuk anakanak jaman sekarang.
contoh: sebuah negara kalah dalam ajang kompetisi sepak bola.
Jelas sepenuhnya bukan kesalahan dari pemain, yang dipertanyakan adalah, sudah
benarkah pelatih melatih anak didiknya ??
karena pada dasarnya semua murid sudah memiliki modal pendidikan yang nantinya
akan ia kembangkan dengan bimbingan guru atau pelatih masing-masing.
Dan pendidikan karakter yang akan ibu Elok terapkan di sekolah maupun di dalam
kelas memang sudah sangat bagus, dan sebaikya bukan hanya ditulis namnu juga di
terapkan bersama-sama antar guru dan murid.
catatan terakhir adalah:
Bukan hanya murid yang akan menjadi percobaaan dari semua aturan-aturan yang
dibuat oleh sekolah. Namun guru-guru juga harus ikut dalam pecobaan tersebut. Yang
nantinya mampu merubah karakter pendidikan yang lebih bagus.
MUHAMMAD HAKSNI FANANI
XII MM-C
nomor absen baru (17)
nomor absen lama (18)
29 November 2011 19.44
nicko andryas mengatakan...

menurut pendapat saya pribadi adalah dengan adanya aturan ini mungkin masingmasing pelajar ada yang mau dirubah untuk baik dan ada pula yang mau dirubah baik
tidak mau. jadi yang penting adalah support dari orang tua masing-masing siswa ,
lingkungan sekitar dan guru-gurunya pun juga ...
dengan adanya peraturan ini ,insyaallah pelajar-pelajar jaman sekarang akan
mengikuti peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.
dan kita harus bisa berdoa dan berusaha untuk menjadi pelajar yang lebih baik lagi
dari yang sebelum nya .
terima kasih ..
Nama : Nicko Andryas R.
Kelas : XII MM-C
No. Absen : 27
29 November 2011 20.10
m.chusairi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 23.13
m.chusairi mengatakan...
ASSALAMUALAIKUM.WR.WB
menurut saya , 18 karakter itu sangatlah baik apabila di terapkan bagi semua siswasiswi.karena dapat memberika pelajaran,dan manfaat bagi semua siswa-siswi. tapi
untuk siswa-siswi mungkin sulit menerapkannya karena tidak punya kesadaran diri
sendiri pentingnya karakter itu bagi dirinya .mungkin karakter itu dapat diterapkan
secara pelan -pelan dari apa yang di contohkan oleh semua guru baik disekolah
maupun di luar . generasi muda sekarang memanglah tidak sama dengan yang dulu,
generasi sekarang sangat sulit untuk menerapkan pendidikan karakter itu karena
kurangnya kesadaran diri sendiri dan contoh perilaku di kehidupan sehari-hari atau
mungkin juga kurang pendidikannya dari pihak orang tua .oleh karena itu pentingnya
kesabaran semua guru untuk memberi suatu motivasi,dan pelajaran.tidak itu juga
kesadaran setiap siswa-siswi unutuk melaksanakan 18 karakter itu.
sekian dari saya semoga saya bisa melaksanakan 18 karakter itu dengan baik.
NAMA :M.CHUSAIRI
KELAS :XII TPM-B
NO. :02
29 November 2011 23.21
sony septian mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 23.29
sony septian mengatakan...

Menurut saya,
karakter-karakter tersebut merupakan suatu karakter pendidikan Indonesia.oleh sebab
itu karakter tersebut harus dapat diterapkan dipendidikan di sluruh indonesia. muridmurid juga bisa menyadari berbagai peraturan di sekolah karena semua ini telah
disediakan oleh sekolah dan harus bisa melaksanakannya.jadi kita semua harus ikut
berpatisipasi/saling bekerja sama untuk menerapkan perilaku seperti yang tertera
diatas dan yang pasti indonesia masih tercap sebagai jam karet/kurangnya
kedisiplinan dan tanggung jawab apalagi korupsi sudah menyebarluas dengan
demikianlah kita semua harus bekerja ekstra keras untuk menunjukkan perilaku yang
baik dan layak dicontoh oleh semua orang.Menghargai Prestasi,sudah menjadi budaya
indonesia warga indonesia susah untuk diajak menghargai barang buatan orang lain.
Sebagian besar mungkin hanya mementingkan hasil akhirnya saja, bukan bagaimana
hasil akhir itu terbentuk.Dengan begitu proses perubahan karakter disekolah akan
berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.
demikian dari saya
terimakasih
NAMA : SONY S.D.A
KELAS : XII TPM B
NO : 19
29 November 2011 23.38
agung trilaksono mengatakan...
menurut saya karateristik2 seperti yang di atas adalah hal yang harus di terapkan
dalam sekolah manapun namun mungkin agak sulit jika di terapkan di dalam sekolah
maupun kelas karena kepribadian siswa siswi di sekolah sangatlah berbeda beda atau
sebagian siswa siswi di sekolah sangatlah bertolak belakang dengan karakteristik di
atas entah karena siwanya ato gurunya.
Hal ini bisa teratasi jika kita bisa mengikuti atau menaati peraturan sekolah contoh
keecilnya seperti membuang sampah di sekolah dll
wassalam :D
NAMA : AGUNG TRILAKSONO
KELAS : XII MM A
NO : 16
1 Desember 2011 02.14
yani ikhwan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
1 Desember 2011 04.54
Romy Sehol mengatakan...
Assalamu'alaikum Wr. Wb

Menurut saya, dari 18 karakter tsb memang tidak semua siswa/siswi dapat
melakukan/mematuhinya. hal tsb juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
faktor lingkungan, keluarga, pergaulan/latar belakang dari anak itu sendiri.
Tidak hanya itu, guru di sekolahpun masih banyak yang tidak mematuhi/memahami
18 karakter di atas, misalnya: menasehati muridnya agar tidak merokok di sekolah,
akan tetapi sang gurupun merokok secara terang2an di hadapan siswa. Hal tsb juga
bisa mempengaruhi siswa untuk berbuat hal yang sama dgn gurunya. Jika guru
memberi contoh yang baik, maka Insya Allah siswapun akan ikut baik walaupun tidak
semuanya.
Oleh krn itu, diperlukan adanya kerjasama & komunikasi yang baik antara guru &
peserta didik, agar program penerapan pendidikan karakter di sekolah berjalan dengan
lancar.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalam. . . . .
NAMA: SYAHRUMSYAH SEHOL
KLS : XII/TPm-B
No : 21
1 Desember 2011 06.49
yani ikhwan mengatakan...
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Jadi dari beberapa karakter diatas, sebenarnya sangat bagus diterapkan oleh semua
siswa. Dan masalahnya adalah kebanyakan siswa sekarang sekolah hanya untuk
mencari status saja, serta mereka tidak mau belajar dengan sungguh sungguh dan
faktornya faktornya antara lain adalah malas dalam belajar dan faktor pergaulan
yang mempengaruhi dan mendorong siswa untuk berbuat seenaknya disekolah karena
dianggapnya sama di lingkungannya.
Dan menurut saya, jalan baiknya adalah bapak ibu guru mengadakan komunikasi atau
rapat dengan wali murid, supaya dapat membimbing anaknya didalam lingkungan,
agar tidak meniru hal hal yang buruk dan akan berpengaruh pada dirinya dan orang
lain.
Wassalamualaikum wr. wb
NAMA : YANI IKHWAN N
KELAS : XII TPM B
NO ABSEN : 22
1 Desember 2011 07.14
teknik mesin mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

1 Desember 2011 21.13


teknik mesin mengatakan...
menurut pendapat saya ,setiap sekolah pasti memiliki berbagai macam peraturan dan
ingin siswa dan siswinya menaati peraturan itu.penerapan pendidikan karakter
diperlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap program-program yang
memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa harus benar-benar
dioptimalkan.Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku
yang membantu
individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan
bernegara dan
membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
.dan saya harapkan siswa dan guru deapat bekerja sama untuk membentuk suatu
karakter yang baik.
NAMA : NURQOMARI
KELAS: XII TPM B
NO : 11
1 Desember 2011 21.19
teknik mesin mengatakan...
Menurut saya,penerapan pendidikan berkarakter sangatlah baik, sebab kebanyakan
dari sekarang pendidikan menerapkan sistem militer, tpi itu sangatlah bermanfaat bagi
siswa dan guru. tetapi jika melihat pada keadaan siswa-siswa jaman sekarang ini rasarasanya usaha tersebut masih kurang.Harus ada yang memberikan contoh yang baik.
Jadi mereka tidak akan merasa hanya mereka saja yang diberi peraturan.Guru adalah
contoh bagi semua murid di sekolah kalau seandainya guru itu masih belum bisa
mentaati peraturan sekolah lalu untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah
sedangkan Guru kita saja masih belum bisa menerapkan hal-hal yang berbau
ATURAN.jadi kesimpulannya guru dan orang tua wali murid harus bisa saling
bekerjasama agar lebih mengerti kepribadian siswa.
NAMA : SATRIO SEJATI
KELAS : XII TPM B
NO. : 17
1 Desember 2011 21.25
teknik mesin mengatakan...
Menurut saya, Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh
lingkungan sekitar.Pendidikan berkarakter perlu dan harus dilaksanakan oleh guru dan
murid. Guru berperan sebagai contoh pelaku pendidikan berkarakter dan murid
sebagai pewaris apa yang telah dicontohkan oleh guru.pembentukan karakter anak itu
sangat susah karena setiap anak memiliki karakter yang bebeda yang telah terbentuk

sejak mereka kecil.


NAMA : SEPTIAN ADITYA
KELAS : XII TPM B
NO : 18
1 Desember 2011 21.30
teknik mesin mengatakan...
Menurut saya, Untuk menerapkan pendidikan karakter tidak cukup hanya di sekolah.
Namun, sejak dini di lingkungan keluarga diharapkan telah mengajarkan akhlak
terpuji serta menanamkan iman. Jika sekolah menginginkan siswa-siswinya agar
memiliki karakter yang baik harus ada contoh sehari-hari juga dari pihak guru dan
karyawan yang lain . untuk membangun pendidikan karakter siswa harus menyadari
bahwa itu untuk masa depannya.karena siswa tidak hanya mendapat pengaruh dari
sekolah saja tetapi juga dari luar sekolah. hendaklah sekolah menerapkan peraturan
dengan sungguh-sungguh dan memperketat semua peraturan tersebut, dan tentusaja
semua peraturan tersebut harus dan wajib dipatuhi oleh semua warga sekolah.

NAMA : ALI IRWANSYAH


KELAS : XII TPM A
NO : 02
1 Desember 2011 21.36
multimedia mengatakan...
Menurut pendapat saya pendidikan berkarakter ini tergantung dari pelajar itu sendiri ,
apakah dia mampu berpikir kedepan demi kebaikannya ,atau malah sebaliknya.Tapi
sebagian pelajar saat ini, mereka kurang bisa menghargai dirinya sendiri dan
peraturan- peraturan yang ada.
jadi intinya, kita perlu membenahi diri sendiri dan bangkitkan kesadaran kita demi
kebaikan kita juga kedepannya .
NAMA :AWAN YOSI R
KELAS:XII MM A
NO :30
1 Desember 2011 23.59
gandhis fitriani mengatakan...
menurut saya pelajar sekarang ini tidak memiliki rasa perhatian, memiliki rasa
percaya diri akan perbuatannya, dan mereka selalu merasa benar atas perbuatannya.
jika ditanamkan rasa percaya diri akan timbul rasa memiliki terhadap lingkungan
sekitar, dan orang sekitar tidak akan merasa sakit hati jikalau kita memiliki sifat"baik
seperti di atas.

jika mereka memiliki rasa saling memiliki, maka orang lain, diri sendiri akan
terhindar dari masalah apapun.
gandhis fitriani
XII MMB
27
2 Desember 2011 00.57
Nico mengatakan...
Menurut saya , melalui pendidikan karakter siswa yang ada diatas memang mungkin
bisa merubah sikap para siswa yang kurang disiplin dan kurang perhatian pada
lingkungan,tetapi itu semua tergantung kepribadian siswa itu sendiri mau berubah
atau tidak,tetapi saya yakin tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,oleh karena itu
saya mengusulkan kalau para guru harus sering berkonsultasi pada wali murid dalam
mencari solusinya,
sekian dari saya,

Niko Wahyudi
XII TPm B
10
2 Desember 2011 05.49
Nico mengatakan...
menurut pendapat saya ,
dari karakter-karakter diatas yang disebutkan memang harus di ajarkan pada siswasiswa sekarang, karena melalui pendidikan karakter tersebut,minimal bisa mengurangi
ketidak disiplinan dan ketidakpatuhan siswa-siswa yang selama ini terjad,dan sebagai
hal pendukungnya adalah guru harus juga sering berkonsultasi pada wali murid agar
mengerti betul kenapa siswa-siswa tersebut sulit diatur
sekian dari saya,
Moch.Rodian Ch.
XII TPm B
05
2 Desember 2011 05.56
nurbianto mengatakan...

menurut saya disini tidak ada pihak yang harus disalahkan dan menyalahkan kita
mulai dari diri sendiri lah, we try for my self and then the others!
ma'af sebelumnya kalo komen saya gak bisa panjang panjang, di atas uda banyak
yang panjang komennya bu, simple tapi lugas
NURBIANTO
XII TPM B
2 Desember 2011 07.45
nanda mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter sangat akan baik jika dilaksanakan di dalam
suatu sekolah . Tapi masih sangat sulit menyikapi pergaulan anak muda jaman
sekarang, yang nurut terkesan CUPU , yang nakal terkesan keren . Pembentukan
karakter pada siswa seharusnya di mulai dari dini , dari kesadaran ingin berubah
menjadi lebih baik . Kesadaran pada diri siswa saya rasa masih sangat sedikit.
Sekolah sudah memaksimalkan fasilitas dan peraturan yang seharusnya di taati . tapi
masih banyak sekali terlihat pelanggaran yang di lakukan oleh sebagian siswa .
Menyikapi hal yang demikian seharusnya guru lebih memberi sangsi keras terhadap
siswa agar siswa itu tak meremehkan . Semua di mulai dari apa yang kita lihat . kalau
setiap hari contoh yang kita lihat adalah baik , kita secara otomatis menjadi baik pula .
jika apa yg kita lihat adalah hal-hal buruk , maka kita sedikit-demi sedikit akan
berubah menjadi buruk . Ciptakan suasana rajin , rapi dan bersih di setiap saat agar
anak yang berkarakter tidak lagi malu di cap CUPU .
( Nanda Eka Andryani )
( XII MM-C / 26 )
2 Desember 2011 16.00
m.lutfi fonanda mengatakan...
menurut pendapat saya. . .
seseorang yang berpendidikan dan berkarakter harus bisa mamatuhi peraturan karena
peraturan juga bisa memberi kejujuran atau kedisiplinan siswa siswi yang
berpendidikan . selain itu bisa disebabkan oleh faktor lingkungan yang harus
ditegakkan untuk lebih baik . bukan hanya dari dorongan orang tua tetapi dari
dorongan lingkungan sekitar maupun guru-gurunya....
kita semua harus merasa berpendidikan bukan untuk perusuh pendidikan !!!!!!
terima kasih....
nama : M Lutfi F
kelas : XII MM-C
NO Absen : 19
2 Desember 2011 16.43
Noviliana mengatakan...

Menurut saya, baik buruknya karakteristik seseorang bisa dilihat dari faktor
lingkungannya.Peran orang Tua yang paling penting dalam proses pembentukkan
karakteristik seorang anak. Dengan cara membiasakan hal-hal yang baik, maka
seorang anak akan terbawa dengan kebiasaannya tersebut. Sebaliknya juga demikian.
Yang kedua adalah kesadaran diri sendiri. Sampai kapanpun seorang anak tidak akan
berbuat baik jika tidak mempunyai kesadaran pada dirinya sendiri untuk berbuat yang
baik.
Jadi intinya, cara yang diterangkan dalam blog ini cuman menjadi batu loncatan agar
seorang anak mengerti saja, selanjutnya dikembalikan pada pribadi masing-masing.
(Noviliana Arwinda Sari/XII MM-C/32)
2 Desember 2011 19.38
Mitra mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter merupakan harga mutlak bagi dunia pendidikan
Indonesia. Pendidikan berkarakter perlu dan harus dilaksanakan oleh guru dan murid.
Guru berperan sebagai contoh pelaku pendidikan berkarakter dan murid sebagai
pewaris apa yang telah dicontohkan oleh guru.Tapi yang sekarang saya lihat , banyak
individu yang mengabaikan pembentukan karakter mereka , meraka hanya melihat ke
depan saja , mereka tidak merencanakan apa yang harus mereka lakukan di masa
depan mereka . kurangnya percaya diri mereka , banyak yang lebih suka melakukan
hal yang negatif daripada hal yang positif yang mengguntungkan mereka .dan
Pembentukan karakter itu sangat susah karena kita memiliki karakter yang berbedabeda , apalagi untuk siswa-siswi yang memiliki kepribadian buruk seperti : tawuran ,
tidak jujur , narkoba , minuman keras , terlibat geng motor dll , mungkin hanya
beberapa anak saja yang mau melakukan pembentukan karakter yang telah dibuat
oleh sekolah .dan saya harapkan siswa dan guru deapat bekerja sama untuk
membentuk suatu karakter yang baik.

Mitra Nur Fitri Andriani


XII MM-C (11)
2 Desember 2011 20.15
Arief Praseta mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
komentar saya singkat saja, yang penting dapat nilai :p
menurut saya, penerapan pendidikan karakter disekolah sangat penting bagi siswa
siswi agar mereka bisa memiliki karakter" seperti yang disebutkan diatas. namun
pendidikan karakter tidak akan bisa berjalan lancar tanpa kerjasama antara siswa
siswi, guru dan juga orang tua/wali murid.
siswa siswi berperan dengan cara melakukan hal" yang baik dan positif. seperti
mentaati peraturan sekolah, tidak merusak fasilitas sekolah dll. orang tua/wali murid

bertugas untuk menerapkan pendidikan karakter dirumah. sementara peran guru yaitu
melanjutkan peran orang tua/wali murid, menerapkan pendidikan karakter di sekolah
dengan cara melakukan pendekatan" kepada siswa siswinya.
selama ini, saya rasa penerapan pendidikan karakter disekolah sangat kurang karena
para guru kurang melakukan pendekatan" kepasa para siswa siswi. para guru biasanya
hanya melakukan pendekatan kepada siswa siswi yang berprestasi dikelas maupun
disekolah. seharusnya, para guru juga melakukan pendekatan kepada semua siswa
siswinya agar penerapan pendidikan karakter disekolah dapat berjalan lebih lancar.
selain melakukan pendekatan" kepada siswa siswi disekolah, para guru sebaiknya
juga harus bisa menerapkan pendidikan karakter sebagai contoh bagi siswa siswinya.
agar para siswa siswi dapat menghargai dan mencoba untuk membangun karakter yg
baik dalam dirinya.
sekian komentar saya, terima kasih.
wassalamu'alaikum wr.wb.

Arief Prasetya
XII Animasi B
8
2 Desember 2011 20.40
nicko andryas mengatakan...
yah, ini sangatlah panjang lebar sekali karakternya Bu.
semua siswa siswi mempunyai kepribadian yang berbeda cara didiknya dari
lingkungannya, dan ini semua tergantung pula dengan cara didikkannya di rumah
ataupun disekolah.
semua hal yang terjadi pada lingkungan sekolah pastilah ada asal muasalnya. sehingga
semua warga sekolah haruslah intropeksi diri terlebih dahulu. adil apa tidaknya
tindakan tersebut!
Antara diterapkan apa tidaknya karakter di atas semuanya tergantung dengan masingmasing siswanya. Dan pastinya semua siswa fact membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, tapi siswa dapat terpengaruh oleh factor yang lainnya juga.
karena jati diri siswa berbeda-beda dan tidaklah semudah itu untuk merubah menjadi
karakter yang diatas, harus ada motivasi dari pihak keluarga, masyarakat, lingkungan
sekolah dan begitu pula guru. maka dari pada itu guru pun ikut serta untuk
menegakkan karater yang telah disebutkan diatas itu, supaya sepadan, selaras dan
sejalan. :)
yah semoga saja semua warga sekolah SMKN11SBY bisa menerapkan karakter yang
diatas dengan baik untuk mencapai sekolah yang disiplin, menjadi sekolahan yang

maju, dan berkembang. :)


By: MARYAM
XII MM-C/ 07
3 Desember 2011 00.54
erni wijayati mengatakan...
Assalamualaikum wr wb
Menurut saya , siswa siswi SMKN 11 masiih banyak yang melanggar peraturan
sekolah , meskipun di sekolah sudah menegakkan peraturan tapi juga masih ada yang
melanggar peraturan itu.
Seharusnya kita sebagai siswa yang taat dan disiplin harus bisa menaati peraturan itu
semakin siswa melangaar semakin siswa untuk tidak mematuhi peraturan itu.
Para siswa siswi tidak pernah bertanggung jawab atas yang di perintahkan oleh
gurunya, kadang ada juga yang memmbantah ketika seorang guru berusaha untuk
menasehati tapi apa daya siswa siswi tidak ada yang mu menghiraukan .
Di sekolah juga banyak slogan-slogan yang seharusnya di patuhi tapi mereka tidak
pernah untuk menghiraukan itu, mmembuang sampah saja tidak pada tempatnya tapi
di tempat-tempat yang terlihat mata dan di selorokan ,,,
Sekian dari pendapat saya
Terima kasih
Erni Wijayati
XII Multimedia B / 19
3 Desember 2011 01.25
bagus anang mengatakan...
Assalamuallaikum Wr. Wb
pendapat saya adalah Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sangat
penting untuk merubah karakter
seorang individu untuk mengarah ke yang lebih baik. Namun, penerapan pendidikan
karakter di sekolah memerlukan pemahaman tentang konsep, teori, metodologi dan
aplikasi yang relevan dengan pembentukan karakter dan pendidikan karakter.
pendidikan berkarakter bisa ditanamkan mulai dari remaja agar kelak ketika sudah
dewasa, dapat menanamkan kepada anak-anak kita. saya pun belajar sedikit demi
sedikit untuk menanamkannya pada diri saya. meskipun kadang sedikit ada masalah
yang membuat saya tidak disiplin, dll. lewat pendidikan ini saya pun belajar
bagaimana bisa menghargai guru, giat belajar, dan tidak melanggar aturan.
sekian dari komentar saya Bu.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bagus Anang Setiawan
XII TPM-A. 12
3 Desember 2011 02.37

kikiy rizky mengatakan...


Menurut pendapat saya.. pada jaman sekarang banyak ramaja yang kurang menaati
peraturan sekolah. Hal ini disebabkan karena factor ikut-ikutan teman atau
terpengaruh oleh pergaulan. Untuk menerapkan pendidikan karakter tidak cukup
hanya di sekolah. Namun, sejak dini d terapkan di lingkungan keluarga diharapkan
telah mengajarkan akhlak terpuji serta menanamkan iman. Tidak hanya itu, orang tua
haruslah sering berkomunkiasi dan memberi banyak perhatian dengan anak agar
setiap permasalahan yang dihadapi anak dapat dicari jalan keluarnya bersama.
Nama:kiky risky larasati
Kelas: XII MM B
No.absen: 33
3 Desember 2011 04.21
Dewi Trisnawati mengatakan...
menurut saya , pendidikan karakter sangat diperlukan di sekolah-sekolah.karena
pendidikan karakter akan memupuk diri para siswa menjadi orang yang
disiplin,pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di keluarga saja,namun sekolah
juga berpengaruh.Masih banyak sekolah yang belum benar-benar menekankan
pendidikan karakter ini.itu membuat para siswa melakukan banyak ulah yang
merugikan seperti tawuran dan lainnya.
di dalam keluarga, orang tua harus lebih dekat kepada anak-anaknya agar orang tua
bisa mengawasi setiap perilaku anaknya.Disekolah bisa dilakukan dengan cara
menekankan sikap disiplin tepat waktu dan selalu mengawasi anak didiknya dengan
baik.
Nama : Dewi Trisnawati
Kelas: XII MM B
No.Abs: 08
3 Desember 2011 06.24
Fitriyah mengatakan...
Assalamuallaikum Wr. Wb
menurut saya, Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sangat penting karena
pendidikan karakter itu bisa menandakan baik buruknya seseorang. Karna bagi
seorang pelajar itu masa-masa yang gampang terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Maka perlu diberikan pendidikan karakter supaya tidak terjerumus dalam pergaulan
yang buruk seperti tawuran, minum-minuman keras, merokok, jadi kita harus
memperhatikan lagi tentang masalah itu karna dijaman sekarang banyak sekali murid
SMK yang masuk dalam pergaulan tersebut.
Di dalam lingkungan sekolah kita harus bisa memberikan contoh yang baik seperti
yang ibu tulis tetapi kalau jika semuanya tidak mendukung maka semua itu sia-sia
saja karna semua itu terjadi karna kebiasaan dan kedisiplinan. maka kita harus
memberikan contoh yang baik, baru kita bisa memetik hasil hari semua itu. karna
semua harus diterapkan supaya kedepannya lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb......


Nama : Fitriyah Nur Aini
Kelas: XII MM B
No.Abs: 26
3 Desember 2011 08.47
Enik mengatakan...
Assalamuallaikum Wr. Wb
Penerapan karakter di sekolah memang seharusnya lebih diperhatikan. Iya mungkin
bisa juga seperti yang bu elok katakana hamper semua amat sangat sempurna untuk
dapat di terapkan, mungkin bisa di terapkan dalam jangka waktu 1minggu. Tapi untuk
seterusnya mungkin akan di hiraukan begitu saja karna sifat kemalasan diri masingmasing siswa. Semua ini tergantung kepada cara diri masing-masing pendidik untuk
mendidik dan menjadikan kita siswa yang penuh dengan sikap dan prilaku bail selama
di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Saya setuju bila penerapan karakter
tersebut bisa di laksanakan di sekolah, namun juga tidak murid saja tetapi gurupun
harus ikut serta dalam tersebut agar bisa saling memperbaiki contoh kepada siswa
siswinya dapat menjadikan kita (semua warga sekolah) menjadi lebih baik dan
pembelajaran tidak terganggu oleh hal-hal yang seharusnya tidak ada di sekolah.
Contohnya seperti yang bu elok katakana seharusnya tidak ada hal-hal yang bertolak
belakang dengan pembelajaran disekolah seperti: tawuran, minum-minuman keras,
dan lain sebagainya
Hal ini sangat mencoreng dunia pendidikan terutama anak SMK yang sudah berani
mencoba-coba dengan rasa keingintahuan yang kuat dalam mengatasi masalah
tersebut memang perlu adanya penerapan-penerapan yang dapat mencegah situasi
yang tidak selayaknya ada dalam dunia sekolah.
Wassalamualaikum Wr. Wb......
Nama : Enik Lestiana
Kelas: XII MM B
3 Desember 2011 09.04
Dewi Saraswati mengatakan...
Assalamuallaikum Wr. Wb
Saya menilai dari bacaan di atas, pendidikan karakter itu memang perlu untuk murid
SMK karna itu bisa membantu sebuah perkembangan kejiwaan sebuah anak. Supaya
tidak salah pergaulan karna anak jaman sekarang sudah berani untuk mengambil
resiko, untuk masa depannya sendiri padahal itu belum tentu merka bisa bertahan, jadi
pendidikan karakter itu perlu sekali apalagl di lingkungan sekolah di terampakan
kelakuan seperti itu, kemungkinan siswa akan menjadi lebih baik karna sudah
mempelajari pendidikan karakter.
Wassalamualaikum Wr. Wb......
Nama : Dewi Saraswati
Kelas: XII MM B

3 Desember 2011 09.30


dewi mengatakan...
menurut saya pendidikan karakter memang harus diajarkan kepada siswa agar tidak
mudah terjerumus ke hal-hal yg tidak baik
dengan demikian siswa dapat membedakan mana yang baik dan mna yg buruk.
Dewi choirina
XII MMB
05
3 Desember 2011 09.33
Gita Putri Fitriyani mengatakan...
Assalamu"alaikum Wr. Wb.
Menurut saya penerapan pendidikan karakter disekolah sangat penting dilakukan,
karena pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau
pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang saya maksud disini adalah bagaimana
pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatankegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut dapat meliputi
nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian,
pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan
salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Selain itu juga
karakter seseorang merupakan kunci keberhasilan utama bagi setiap individu.
Pendidikan karakter disekolah juga sangat penting untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan
seimbang. Dengan suksesnya pendidikan karakter ini para generasi mudah menjadi
semakin bermutu bagi nusa dan bangsa.
Demikian yang bisa saya jelaskan bu, kurang lebihnya minta maaf yang sebesarbesarnya. Terima kasih.

Gita Putri Fitriyani


XII Multimedia B/28
3 Desember 2011 20.29
Erika mengatakan...
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Menurut saya, sikap dan tindakan yang banyak dilakukan oleh seorang pelajar

terutama ditingkat SMA/SMK sekarang merupakan cerminan bagaimana kurang


tegasnya sebuah sistem pendidikan di Indonesia. Siswa tidak pernah menyadari apa
dan bagaimana tanggung jawab yang dibebankan kepadanya seharusnya
dilaksanakan. Pendidikan karakter di Sekolah memang penting, tetapi tidak hanya
sebuah teori atau lisan saja.
Tindakan adalah kunci utama dalam pelaksanaanya. Selain itu,Guru juga memiliki
andil besar dalam mendidik siswanya, tidak hanya ilmu tetapi juga sebuah contoh.
Penerapan pendidikan karakter di sekolah tidak bisa hanya seminggu atau dua minggu
saja karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda.
Sekian, menurut pendapat saya..
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Nama: Intan Erika Julianti
Kls/No: XII MM B/30
4 Desember 2011 05.40
wew mengatakan...
Menurut saya, referensi yang Anda buat tentang Penerapan Pendidikan Karakter di
Sekolah ini cukup bagus dan memberikan suatu inspirasi dan pandangan bahwa
untuk menjadi seorang siswa yang sempurna khususnya di lingkungan sekolah harus
memiliki kriteria-kriteria sifat tersebut. Memang jika kita melihat kenyataan yang ada
saat ini sangat memprihatinkan. Bahkan hanya minoritas orang yang masih sadar dan
peduli akan pendidikan karakter. Seperti referensi Anda bahwa siswa harus gemar
membaca, seharusnya ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka dalam membentuk
karakter yang lebih baik. Mungkin faktor penyebab minimnya pendidikan karakter
pada siswa sekarang adalah mereka tidak tahu dan tidak mendapatkannya sejak kecil
baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Saya menghargai referensi ini
sebagai suatu gagasan dan pedoman untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Terima
kasih.
FANDY AHMAD SAPUTRA
XII TPm - A / 18
4 Desember 2011 07.12
aziz ganteng mengatakan...
memang seharusnya pendidikan berkarakter harus di aplikasikan dalam proses blajar
mengajar , tp melihat siswa zaman skarang , kayaknya sulit untuk melakukan hal
tersebut , karena sikap para siswa di dominasi dengan sikap yang kurang bgus ..
M.ABDUL AZIZ
XII TPm-A
24
4 Desember 2011 07.26

Aziz mengatakan...
Menurut Saya :
Semua tergantung pada dalam benak setiap pelajar. Karena pada dasarnya pelajar
berperan penting terhadap majunya pendidikan. Tidak semua pelajar yang bisa
melakukan hal hal seperti di atas. Karena pelajar banyak yang berfikir seenaknya
sendiri ( sak karepe dewe ). Meskipun adanya peraturan yang tertera pada setiap sudut
sekolah, tetapi mereka tidak menjalankanya dengan sebaik-baiknya melainkan
melanggarnya. Kita sebagai pelajar harus bisa memiliki pikiran yang masuk akal
untuk melakukan hal-hal yang ada di atas. Dan berupaya memperbaiki moral
pendidikan yang akhir-akhir ini terdapat kabar yang tidak enak didengar.
Maulana Azis Prasetia
XII MULTIMEDIA C / 08
4 Desember 2011 09.01
Dennis Azis mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
Bu Elok. . .
Menurut pendapat saya
Dari semua komponen sekolah yang paling berperan mensukseskan program
pendidikan berbasis karakter di sekolah, adalah GURU. Tentunya diperlukan GURU
BERKARAKTER untuk menghasilkan SISWA BERKARAKTER. Meski diperlukan
kesabaran dan ketekunan, menghasilkan anak didik yang berakhlak dan berkarakter
baik tentunya sangat membahagiakan. Dan yang dialami oleh peserta didik sebagai
pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri
nilai-nilai, terutama nilai nilai moral dan nilai-nilai ideal agama,
sekian komentar saya, terima kasih.
wassalamu'alaikum wr.wb.
AZIS DENNIS P.
XII ANIMASI-B
11
4 Desember 2011 09.02
David Villa mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut pendapat saya, penerapan pendidikan karakter di sekolah sangatlah penting.
Namun semua karakter itu masih sangat susah untuk diterapkan di sekolah. Setiap
siswa memiliki karakter yang berbeda2. Apalagi pada zaman sekarang, banyak pelajar

yang masih memiliki mental tempe, maksudnya adalah pelajar belum bisa mengetahui
mana yang benar dan salah, mentalnya masih terombang ambing dengan lingkungan,
lingkungan dan pergaulan yang buruk akan menciptakan mental dan moral yang
buruk juga, beberapa contoh pelajar yang memiliki mental tempe = siswa dengan
siswa berantem di kelas, siswa dari sekolah A tawuran dengan sekolah B hanya karena
masalah yang sepele, siswa maencorat-coret dinding dengan gambar2/kata2 yang
jorok, siswa yang memakai narkoba & miras,membuang sampah sembarangan,dll.
Merubah karakter dalam diri sangatlah tidak mudah,tidak semudah membalikkan
telapak tangan, semua itu butuh proses dan kemauan dalam diri sendiri untuk berubah.
Penanaman karakter seharusnya ditanamkan sejak kecil, orang tua dan lingkungan
sangat berpengaruh dengan mental seorang anak. Ketika di sekolah guru lah yang
mempunyai andil besar dalam mendidik siswanya untuk menjadi lebih baik, guru
tidak hanya menyuruh/memerintah, memberi teori,tulisan maupun ilmu tetapi juga
memberi contoh yang baik. Sekarang banyak guru yang hanya memerintah/memberi
teori saja tetapi tidak ikut melaksanakannya, contoh kecilnya= jika di sekolah ada
peraturan "pada hari jum'at warga sekolah jika memasuki gerbang harus turun dari
kendarannya untuk mengurangi polusi di sekolah kita, siswa sudah mematuhinya
namun terkadang ada guru yang tidak menaatinya" jika gurunya saja tidak
menerapkan pendidikan karakter di sekolah, bagaimana muridnya bisa menerapkan
itu. Oleh karena itu guru dan pendidikan di sekolah sangat berperan penting dalam
perkembangan mental para pelajar. Saya harap untuk kedepannya, saya dan pelajar
lain dapat sedikit demi sedikit menerapkan pendidikan karakter seperti pada artikel
yang tertera.
sekian pendapat saya, terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Fatimatuz Zuhroh
XII_MM-B (23)
4 Desember 2011 11.08
King Of Majesty Crew mengatakan...
Menurut saya hal-hal di atas merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap siswa.
Namun pada kenyataannya hal-hal tersebut hanya dianggap sebagai wacana belaka.
Sebenarnya tidak sulit dalam melakukan hal-hal tersebut apabila kita memiliki niat
yang sungguh-sungguh untuk berubah menjadi siswa yang berkarakter baik. Namun
terkadang kita sering diombang-ambingkan oleh pemikiran-pemikiran menyimpang
yang datang dari dalam maupun dari luar. Tawuran dianggap hal yang keren. Apabila
tidak ikut serta maka akan dicemooh. Rasa gengsi yang besar seringkali membuat kita
melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan. Oleh karena itu peran
orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh bagi pembentukan
karakter siswa itu sendiri. Adanya blog Bu Elok ini merupakan salah satu contoh guru
yang ingin berperan dalam pembentukan karakter kita. Semoga kedepannya kita dapat
menjadi siswa yang berkarakter seperti yang sudah ditulis oleh Bu Elok di atas.
Trimakasih

Choice Arviyana W
03 / XII MMB
4 Desember 2011 17.16
wewehsis mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut saya,
Pendidikan karakter di sekolah sangat penting untuk dilakukan atau disosialisasikan
kepada anak-anak.Tetapi tidak jarang ada anak yang belum tahu makna pembentukan
karakter sehingga menganggapnya hal sepele dan masih memiliki banyak waktu
untuk membentuk karakter tersebut di lain waktu.Padahal semua komponen diatas
sangat diperlukan di dunia industri.
Untuk membentuk semua komponen-komponen di atas sangatlah mudah jika anak
tersebut benar-benar menerapkan dan menekuninya tergantung dari anak itu sendiri.
Peranan dan dukungan Orang tua disini juga sangat berpengaruh membentuk karakter
anak.karena orang tua memiliki banyak waktu untuk memantau pembentukan karakter
anaknya agar menjadi karakter seseorang yang lebih baik.
Yang terakhir adalah pengaruh lingkungan dan pergaulan anak tersebut,karena
peranan ini yang sangatlah dekat dengan anak-anak jaman sekarang.Dan sangat
berpotensi untuk cepat membentuk karakter anak sesuai dengan pergaulannya.
Sekian komentar dari saya,Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Nama :Wishnu Mahendra P.M
Kelas :XII Animasi-A
No.Absen:25
5 Desember 2011 00.23
PENGHUNI (TPM-B) mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut saya:
pendidikan karakter merupakan upaya pembimbingan perilaku siswa agar
mengetauhi, mencintai dan melakukan kebaikan.tapi itu semua butuh proses agar
siswa dapat mengubah karakter siswa masing -masing Fokusnya pada tujuan-tujuan
etika melalui proses pendalaman apresiasi dan pembiasaan. Secara teoritis, karakter
seseorang dapat diamati dari : mengetahui kebaikan , mencintai kebaikan , dan
melakukan kebaikan .Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar mendidik
benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik
sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik.

Sekian
Wassalamualaikum Wr. Wb
NAMA:RAHMAT EKA S
KELAS:XII TPM-B
NO,ABSEN:15
5 Desember 2011 01.21
Dewi.Ruhmawati mengatakan...
assalamualaikum,,,,
pendidikan jama sekarang memang tidak lah seperti dulu,,,
semakin modernnya teknologi semakin mudah mencari informasi yang kita tidak
ketahui.
maka semakin kita ingin tahu apa saja yang ada di dunia ini.
dan rasa ingin tahu itu akan semakin besar dengan adanya penelitian.
maka harus punya tanggung jawab.
nama : Dewi.Ruhmawati
kelas : XII MM-B
no absen : O6 (ENAM)
5 Desember 2011 03.33
Cacing Hitam mengatakan...
Assalamualaikum ..
Menurut saya hal seperti ini sangat penting dilakukan untuk kemajuan diri kita sendiri
dan bangsa kita. Tapi semua tergantung dari pelaku/pemeran, seperti kalanya saat kita
melihat pertandingan sepakbola,jika klub kesayangan kita kalah dan waktu tinggal
beberapa menit,di situlah masih ada kesempatan untuk membalikkan
keadaan(menang). Begitu pula dengan pendidikan berkarakter,jika peserta didik
menerapkan semua sikap-sikap berkarakter itu dengan tidak adanya paksaan dari guru
atau bisa dibilang anak itu mempunyai kemauan untuk maju,maka tidak ada kata tidak
mungkin untuk berubah. Karena tidak selamannya Anda akan menjadi seorang
pelajar,adakalanya Anda bekerja diperusahaan orang lain. Dan dari situlah
"Pendidikan Berkarakter" ini mulai berguna untuk Anda dan orang lain di sekitar
Anda. Kapan lagi Anda jadi orang yang berguna??
Jadilah pribadi yang berkarakter !!!
Sekian Presentasi saya ..
Wassalamu'alaikum ..

Nama : Yogi Parta Kusuma


Kelas : XII Animasi C
No. Abs : 31
5 Desember 2011 05.03
rizqi rebell mengatakan...
assalamualaiku wr.wb
Penerapan karakter dalam pendidikan di sekolah itu sangatlah penting, akan tetapi
karakter dalam diri sesorang sangatlah berbeda satu sama lainnya. Dalam setiap
sekolah disana pasti menerapkan peraturan-peraturan yang harus selalu di jaga dan
ditaati oleh semua siswa-siswi. Dalam peraturan rata-rat semua siswa tidak terlalu
suka dengan peraturan yang terlalu memaksakan para siswa-siswi. Mereka kadang
merasa ketidak adilan diperlakukan dengan pertauran-peraturan yang ketidakadilan
antara siswa dan guru.
Guru merupakan contoh utama buat para siswa-siswi, seandainya guru itu masih
belum bisa mentaati peraturan sekolah lalu untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter
di Sekolah sedangkan Guru kita saja masih belum bisa menerapkan hal-hal yang
berkaitan dengan aturan.
Tidak hanya dengan guru, masyarakat sekitar,dan orang tua pun menjadi bagian dalam
diri sesorang untuk menjadikan sebuah karakter yang baik. Tetapi, itu semua
tergantung dengan akal fikiran para siswa-siswi yang bias mamknai sebuah sesuatu
yang baik dalam dirinnya.
hendaklah sekolah menerapkan peraturan dengan sungguh-sungguh dan memperketat
semua peraturan tersebut, dan tentu saja semua peraturan tersebut harus dan wajib
dipatuhi oleh semua warga sekolah baik siswa,guru, ataupun staf yanf yang berada di
sekolah. dan bila ada yang melanggar wajib dikenakan sangsi yang telah ditetapkan
wassalamualaikum wr.wb
Muhammad Amirulloh
XII Multimedia - C / 15
5 Desember 2011 05.10
aditya wiratama mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter memang penting. tapi sebagian besar siswa
masih bingung tentang itu. Maka dari itu sebaiknya para guru juga membimbing
siswa untuk berkarakter yang sebenarnya. Setiap siswa memiliki karakter dan
pemahaman yang berbeda. Maka dari itu cukup sulit pembentukan karakter siswa
yang sangat banyak. selain itu masyarakat dan keluarga juga sangat berpengaruh
tentang pembentukan karakter siswa. Mohon solusi yang efektif bu .
Aditya Wiratama/ XII Multimedia A/ 11
... Trima Kasih ...

5 Desember 2011 06.23


noven tri mengatakan...
menurut saya peraturan di atas sangat bagus bagi pelajar jaman sekarang karena
pelajar sangat sulit untuk di rubah lebih baik Maka dari itu sebaiknya para guru juga
membimbing siswa untuk berkarakter yang sebenarnya. Setiap siswa memiliki
karakter dan pemahaman yang berbeda.Untuk membentuk semua komponenkomponen di atas sangatlah mudah jika anak tersebut benar-benar menerapkan dan
menekuninya tergantung dari anak itu sendiri.
Peranan dan dukungan Orang tua disini juga sangat berpengaruh membentuk karakter
anak.karena orang tua memiliki banyak waktu untuk memantau pembentukan karakter
anaknya agar menjadi karakter seseorang yang lebih baik.
nama : noven tri
kelas : XIIMMC
no.absen : 28
5 Desember 2011 17.20
Reny mengatakan...
Assalamualikum Wr.Wb
Menurut saya,Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada
setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilainilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter
tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan
pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK sangat penting, diantaranya dengan
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling (selain dari
pendidikan agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan sekolah.
Kegiatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial untuk
pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama,
menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik.
Peningkatan mutu akademik peserta didik dengan kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Selain itu, Bimbingan dan Konseling (BK) juga merupakan bagian penting dalam
pembentukan karakter siswa SMK, dimana BK ini sebagai media pengarah dan
pembimbing siswa mempunyai tujuan untuk mendorong: perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, mengatasi hambatan
dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja. Jadi sangat jelas bahwa BK merupakan salah

satu komponen yang sangat penting didalam dunia pendidikan sebagai salah satu yang
dapat mendorong pembentukan karakter yang baik pada siswa.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau
pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan
karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan
pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi,
nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian,
pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian,
manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan
karakter di sekolah.
Nama :Reny Permata Sari
Kelas : XII MM-D
No absen : 15
5 Desember 2011 18.26
Reny mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
menurut pendapat saya,
Pendidikan karakter bangsa bukan hal yang baru di lingkungan SMK bahkan sudah
menerapkannya sejak tahun 2000 lalu, saat pertama kali sekolah tersebut
didirikan.Tak heran bila SMK ini terpilih menjadi nominator lomba inovasi
pendidikan karakter bangsa dengan menyisihkan 900 SMK lainnya se Indonesia.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK sangat penting, diantaranya dengan
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling (selain dari
pendidikan agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan sekolah.
Kegiatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial untuk
pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama,
menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta
didik."Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk
sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang. maka dari itu siswa
akan menjadi tau karakte mereka.
nama : Tias
kelas : XII MMD
no absen 26
5 Desember 2011 18.40
Reny mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
menurut pendapat saya :Menindak lanjuti kebijakan pemerintah, Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang terus mendukung serta mengembangkan
pendidikan karakter bagi calon guru dan sekolah-sekolah di jenjang dasar menengah.
Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi SH MHum menyatakan, selain fokus pada mutu

dan kualitas akademis, pihaknya juga menjunjung jatidiri dan karakter sebagai upaya
peningkatan profesionalisme lembaga. Namun hal itu tidak hanya diterapkan di
lingkungan kampus kepada civitas akademika, tetapi juga bagi sekolah-sekolah
tingkat dasar dan menengah di Jawa Tengah.
"Sebagai perguruan tinggi yang mencetak calon guru, selain kepada mereka
mahasiswa, kami juga hendak mengembangkan pendidikan karakter di lingkungan
sekolah di Jawa Tengah. Hal ini sebagai apresiai dan dukungan kepada satuan
pendidikan tersebut," ungkapnya pada acara Dies Natalis ke 30 IKIP PGRI Semarang,
Sabtu (23/7).
Wujud tersebut diimplementasikan dengan penyelenggaraan "IKIP PGRI Character
Award", dimana pengumuman pemenangnya dilakukan bersamaan dengan acara
puncak tersebut.
Sebelum pemberitahuan hasil nominasi, sebanyak 47 sekolah mengirimkan dokumen
yang disyaratkan dalam lomba tersebut. Dan kemudian pihak panitia dari IKIP PGRI
Semarang melakukan penilaian dengan visitasi ke masing-masing sekolah.
Penilaian terhadap sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK dilakukan secara ketat,
melalui pemantauan, dan tes berdasar sejumlah indikator, seperti 18 nilai moral, di
antaranya kejujuran, disiplin, ketaqwaan, kreativitas dan kepatuhan.
"Kami menilai, apakah sekolah-sekolah itu selama ini sudah menerapkan pendidikan
karakter secara baik, dan tanpa membedakan kategori sekolah baik rintisan sekolah
bertaraf internasional (RSBI) maupun non-RSBI", terangnya.
Akhirnya, dari hasil penilaian tim ternyata tidak selalu sekolah berstatus RSBI unggul
dalam penerapan pendidikan karakter, namun ada juga sekolah non-RSBI justru lebih
intens mendidik siswanya. Sehingga, dari 47 sekolah SMP dan SMA/SMK yang
keluar dalam 10 besar penerima "IKIP PGRI Character Award", yakni SMA 3
Semarang, SMP Islam Terpadu PAPB Semarang, SMP 3 Semarang, SMP 1 Kudus,
SMP 17 Surakarta, SMP Nasima Semarang, SMK 1 Karanganyar, SMP 1 Sragen,
SMA 11 Semarang, dan SMP 2 Boyolali. Sementara satu sekolah menjadi yang
terbaik adalah SMA Negeri 3 Semarang mendapatkan nilai paling baik.
Muhdi menambahkan, penerapan pendidikan karakter di sekolah sebenarnya menjadi
pilar penting dalam mencetak generasi bangsa yang berkarakter, namun selama ini
memang belum ada apresiasi dan penghargaan bagi sekolah yang getol
menerapkannya.
"Kami berharap dengan adanya penghargaan ini, semakin banyak sekolah yang
termotivasi dan tahun depan lebih banyak sekolah yang siap untuk dinilai," tandasnya.
Nama :Ratna Puji .A
Kels :XII MM-D
NO :12
5 Desember 2011 18.48

DiiNiiy mengatakan...
Menurut saya per cuma kalau Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah. karena
setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda dan setiap karakter itu bisa di ubah
dengan cara membuat pengaruh yang baik di dalam kelas maupun luar kelas bahkan
kalau bisa luar sekolah. Dan untuk mewujudkan semua itu harus ada contoh
katakanlah yang di contohkan itu adalah guru. Guru adalah contoh bagi semua murid
di sekolah kalau seandainya guru itu masih belum bisa mentaati peraturan sekolah lalu
untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sedangkan Guru kita saja
masih belum bisa menerapkan hal-hal yang berbau ATURAN. Jadi kesadaran itu
sangatlah penting bahkan lebih penting dari permata. Dan jika ingin Menerapan
Pendidikan Karakter di Sekolah kita semua harus sadar dan menyadari.
Karena Pendidikan karakter disekolah juga sangat penting untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan
seimbang. Dengan suksesnya pendidikan karakter ini para generasi mudah menjadi
semakin bermutu bagi nusa dan bangsa.
Demikian yang bisa saya jelaskan bu, kurang lebihnya minta maaf yang sebesarbesarnya. Terima kasih.
Kresna Widiarto
XII Multimedia-C
01
5 Desember 2011 19.37
Andra mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter sangatlah penting tetapin semua itu tergantung
pada bagaimana siswa tersebut,
karena jika saja pendidikan berkarakter di anjurkan di setiap sekolah sekolah
sangatlah baik tetapi muridnya tidak mau melakukan hal itu, sama saja kita
membohongi diri kita sendiri. maka dari itu sebelum membuat siswa yang berkarakter
kita harus menyadarkan siswa tentang positif apakah yang akan didapat dalam hal ini
Nama : Mahendra M.B
Kelas: XII MM-C (05)
5 Desember 2011 20.30
Andra mengatakan...
Assalamualaikum wr.wb
Dalam pembentukan karakter siswa perlu proses kesabaran dan pengertian dari para

guru karena sebagian besar kegiatan siswa di lakukan di sekolah, namun ada beberapa
sikap yang tergantung dari kepribadian siswa tersebut, yang mungkin sulit untuk
diubah. Salah satu faktor yg menyebabkan sifat tersebut sulit diubah adalah pergaulan
dan lingkungan masyarakat dari orang tersebut.
Selain itu penerapan pembetukan karakter siswa di sekolah harusnya lebih tegas,
contoh agar kebersihan kelas terjaga : Sebelum dibacakan doa pulang, harusnya
diumumkan pada para siswa untuk menyisakan 10 menit membersihkan kelas
sebelum mereka tinggalkan.
Sekian dari saya.
Wasalam
Nama : Martha K.S
Kelas : XII MM-C/06
5 Desember 2011 20.32
dian norma mengatakan...
Assalamualaikum wr.wb
Menurut saya sifat baik seperti yang telah di sebutkan di atas masih kurang tertanam
bagi setiap masing-masing siswa. Karena pada jaman sekarang banyak sekali tindak
keriminal yang di lakukan pada siswa, baik antar sekolah maupun dengan skolah lain
yang menyebabkan rusaknya moral bangsa seperti yang sudah di bahas dalam artikel
di atas. Tetapi ada juga siswa yang tidak melakukan kegiatan tidak patuh di tiru
tersebut, karena siswa tersebut masih memiliki iman dan budi pekerti luhur yang baik.
Penereapan pendidikan karakter sangatlah penting di laksanakan. Oleh karena itu,
setiap guru harus lebih detail dalam memperhatikan anak didiknya. Dan mereka
semua di berikan bekal pengarahan yang bisa membuat mereka sadar dan menjadi
anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan di harapkan setelah mereka lulus dari
Smk ini dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik dan mempunyai sifat yang
baik, sehinnga tidak merugikan berbagai pihak.
Tetapi menurut saya tidak hanya guru mata pelajaran saja yang turut serta menasehati
anak didiknya, tetapi guru BK juga sangat berperran pentung karena tugas bekiau
adalah memperhatikan lebih detail gerak-gerik dari setiap siswa, agar tidak terjerumus
ke dalam perbuatan yang tidak diinginkan. Dan perranan orang tua juga sangatlah
penting dalam mengasuh, mendidik dan anaknya sdengan di bekali ilmu agama dan
sifat-sifat yang baik. Serta peranan lingkungan juga, jika lingkungan tersebut berada
pada kumpulan pertemanan yang baik, maka anak tersebut juga ikut baik, terapi jika
perkjumpulan teman mereka termasuk anak yang berandal, maka akan sering terjadi
tindak keriminal yang dilakukan anak tersebut separti yang di sebutkan dalam artikel
di atas.
WASALAM.....
Nama : Dian Norma Yulidia
Kelas : XII MM-B/09
5 Desember 2011 22.13
rendy fardiansyah mengatakan...

Assalamualaikum Wr. Wb . . .
Menurut pendapat saya, perilaku yang disebut diatas sangat penting, namun apakah
semua murid bisa melakukannya? Menurut saya tidak, dengan tanpa dorongan dari
guru dan kesadaran dari masing-masing siswa/siswi karena di Indonesia ini
kebudayaan anak remaja sudah tidak baik dikarenakan faktor-faktor pergaulan yang
bebas dan membawa dampak perilaku yang jelek.
Jadi kita semua harus ikut berpatisipasi/saling bekerja sama untuk menerapkan
perilaku seperti yang tertera diatas, dan yang pasti Indonesia masih di cap sebagai jam
karet/kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab, apalagi korupsi sudah
menyebarluas dengan demikianlah kita semua harus bekerja ekstra keras untuk
menunjukkan perilaku yang baik dan layak dicontoh oleh semua orang.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohn maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalam . . . .

NAMA : RENDY FARDIANSYAH


KELAS : XII/TPm-B
NO. : 06
5 Desember 2011 22.55
Miftachul Huda mengatakan...
Assalamualaikum Wr. Wb . . .
menurut saya peraturan yang ada di blog ibu elok bagus apabila penerapannya secara
maksimal dalam artian murid dan guru sama - sama menjalankan dengan adil dan
tertib , akan tetapi lebih baiknya peraturan itu dijalankan dengan nyata jangan cuma
berucap .
wassalamualaikum wr.wb
miftachul huda
XII multimedia - C / 10
6 Desember 2011 03.39
kyowafy mengatakan...
Assalamualaikum Wr. Wb
jangan bilang menjungjung tinggi perbedaan
Nyatanya : yang bilang masih membeda-bedakan
jangan bilang harus jujur
Nytanya : yang bilang masih melakukan kebohongan
jangan bilang harus disiplin
Nyatanya : yang bilang masih belum tau disiplin yang sebenarnya seperti apa

jangan bilang harus kerja keras


Nyatanya : masih nyuruh orang buat kerja
jangan bilang kreatif
Nyatanya : masih copy punya orang
jangan bilang mandiri
Nyatanya : tugas di kerjain bersama
jangan bilang demokratis
Nytanya : masi tidak mau menerima pendapat orang lain
(bila saya tulis satu" boros kata.tapi intinya jangan menilai orang lain sebelum kita
menilai diri kita sendiri)
(jadi apa inti dari komentar saya ini : setiap manusia memiliki hakekat untuk
berprilaku seperti apa yang dia inginkan, karna itu adalah karakter asli orang
tersebut.)
(solusi nya apa ? : jadi dalam semua tindakan manusia meskipun pangkatnya berbeda
tapi di mata tuhan itu sama "ini yang sering di lupakan orang yang gila pangkat"..
sehingga kita harus melihat ke diri kita terlebih dahulu "apakah saya sudah lebuh baik
dari hari kemarin." "jangan suka menghakimi ketidak mampuan orang lain karna
memang bukan bidang yang dia mampu. dan setiap manusia di lahirkan dengan
kemampuan yang berbeda.")
saya Naufal Wafy dari XII Multimedia C dengan nomor absen 26
(lihatlah diri sendiri, nilai lah diri sendiri dan lihatlah manfaatnya. itu!)
6 Desember 2011 04.44
Moch. Rizky Awaludin mengatakan...
apakah semua siswa bisa melakukan yang anda cantumkan di,blog anda.kalau tidak
ada dorongan dari guru" yang benar" bisa mmndidik menjadi yang semua di inginkan
oleh para guru".
menurut saya sangat sulit siswa" untuk melakukan yang anda suruh,krena pendidikan
di indonsia ini sangat amburadul dan banyak yang omomg doang
sekian dulu...
muh.noer.eko.w
XII MMC
20
6 Desember 2011 05.36
Moch. Rizky Awaludin mengatakan...
Assalamualaikum Wr Wb
Menurut saya, semua sikap-sikap di atas sebenarnya dapat dilakukan oleh semua
siswa. ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sikap tiap siswa.
internal : biasanya berada dalam lingkup kecil, yaitu keluarga. jika komunikasi dalam
keluarga terjalin dengan baik, maka siswa tersebut pun akan menjadi baik, dan

sebaliknya.
eksternal : lingkungan di luar keluarga, yaitu teman-teman sekolah, teman dekat,
sahabat, teman bermain, bahkan pacar. jika individu2 tersebut memberikan pengaruh
yang baik pada siswa tersebut, maka dia akan siswa yang baik pula, dan sebaliknya.
Remaja adalah proses dimana kita menuju Dewasa. Kita banyak mengalami
perubahan, baik fisik, pemikiran, sikap untuk menuju kedewasaan. Semakin dewasa,
maka pemikiran kita pun harus jauh lebih dewasa.
Saya,
Moch. Rizky Awaludin
XII Multimedia C / 13
Wassalamualaikum Wr Wb
6 Desember 2011 06.00
Squad SURabaya TIMur mengatakan...
assalamu'alaikum wr.wb
pemikiran saya :
bahwa itu smua tergantung dari pemikiran yang dimiliki dan kesadaran dari
siswa/pelajar tsb.
sulit rasa nx menerapkan peraturan peraturan seperti itu karna smua pemikiran setiap
individual itu tidak lah sama.
mungkin cuman bisa beberapa orang yang setuju akan peraturan itu, karna perilaku
mereka tergantung juga pada lingkungan di sekitar atau sekeliling mereka
.sekian komentar saya kurang lebih nx mohon maav
wassalamu'alaikum wr.wb
saya: Moch amin ridho/XII mm_c/12
6 Desember 2011 16.18
kyowafy mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
Memurut saya kesadaran seorang siswa itu berasal dari diri sendiri .dengan adanya
peraturan sekolah,seorang siswa harus memematuhi peraturan sekolah yang
diterapkan oleh sekolahan .Penereapan pendidikan karakter sangatlah penting di
laksanakan. Oleh karena itu, setiap guru harus lebih detail dalam memperhatikan anak
didiknya. Dan mereka semua di berikan bekal pengarahan yang bisa membuat mereka
sadar dan menjadi anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan di harapkan setelah
mereka lulus dari Smk ini dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik dan

mempunyai sifat yang baik, sehinnga tidak merugikan berbagai pihak.


Musyafati Ch
XII MMC / 24
6 Desember 2011 17.09
Muhammad Toyib Riski (Sii Toyy) mengatakan...
Muhammad Padlulloh
XII Multimedia_c
21
menurut Saya, semua hal tersebut perlu ditanamkan pada diri semua warga sekolah.
agar menjadi manusia yang berkarakter.
semua itu harus diaplikasikan ke semua warga sekolah, tidak hanya kepada Peserta
Didik saja.
percuma kalo Peserta Didiknya berkarakter, tetapi warga sekolah yang lainnya tidak
berkarakter. bisa dipastikan semuanya tidak akan berjalan serasi.
sedikit komentar dari saya :
sistem Demokrasi Keadilan harus diterapkan sepenuhnya di sekolah ini. dan Harus
dijalankan oleh Semua warga Sekolah.
suatu kejadian,di hari Jumat. Setiap Kendaraan yang akan memasuki gerbang sekolah
harus mematikan mesin.
tetapi ada seorang Guru yang dengan seenaknya Mengendarai motornya, sedangkan
yang lainnya mendorong motornya.
di manakah keadilan di sekolah ini ?
6 Desember 2011 17.52
Putri mengatakan...
Putri novitasari
XII Multimedia D
07
memang pendidikan harus berkarakter tapi melihat anak sekarang susah buat
memperaturi ketertiban sekolah,tapi guru guru harus tetap mengingatkan siswanya
agar tetap memayuhi peraturan sekolah.
6 Desember 2011 19.26
Putri mengatakan...
menurut saya, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda mungkin hanya
sedikit dari semua siswa yang menerapkan karakter seperti itu dan kurangnya kerja
sama antar guru dan siswa, sebaiknya seorang guru lebih memperhatian karakter
siswanya dan seorang siswa harus lebih menghargai seorang guru.

terima kasih
wassaalam
Prisca Oktavia
XII Multimedia D
03
6 Desember 2011 19.33
Zurotul mengatakan...
Assalamualaikum wr.wb
menurut saya, semua pernyataan yang ada di blog bu elok sangatlah penting
tapi diharapkan ini tidak hanya sebagai wacana saja melainkan pelaksanaannya lah
yang lebih penting
diperlukan kerja sama yang baik antara siswa dan guru
dan Pendidikan berkarakter diharapkan dapat mengimbangi hasil pendidikan dalam
diri peserta didik.
Siti halimah (24)
XII Multimedia_D
6 Desember 2011 19.35
Windy Dyah mengatakan...
Memang benar kalau Pendidikan karakter sangat penting diterapkan demi
mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur. Dengan
dilaksanakannya pendidikan karakter di setiap sekolah , diharapkan dapat menjadi
solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Tadi sudah disebutkan ada 18 karakter yang harus diterapkan di sekolah . jadi saya
menyimpulkan bahwa Pendidikan karakter tidak bermain pada manifestasimanifestasi moral dan akhlak yang baik berupa perilaku-perilaku partikular yang
bersifat lokal. Untuk melakukan pendidikan karakter dengan gambaran yang
sedemikian rupa diperlukan sebuah kreatifitas dalam menyusun model dan
metodologi pendidikan, lebih dari metode yang telah biasa dipergunakan dalam
pendidikan moral selama ini.
Selain itu, disekolah juga harus mempunyai beberapa tipe kemitraan, yaitu:
1) parenting atau pengasuhan di mana orang tua mengkondisikan kondisi rumah
agar membantu siswa dalam pembelajaran dan moralitas;
2) communicating (komunikasi) untuk mengkomunikasikan program sekolah dan
perkembangan siswa;
3) volunteering yaitu mengajak keluarga dan masyarakat menjadi sukarelawan
dalam pengembangan dan program sekolah;
4) learning at home dengan melibatkan keluarga dalam aktifitas akademik,
perencanaan tujuan dan pengambilan keputusan;
5) decision making, masyarakat memiliki keterlibatan besar dalam pengambilan
keputusan sekolah; dan
6) collaborating with community. Pada tahap ini siswa, staf sekolah dan keluarga

memberikan kontribusi dalam mebentuk masyarakat yang bermoral. . Model ini


menuntut alokasi waktu yang cukup banyak, variasi kegiatan yang muncul dari ideide kreatif pengelola, wawasan pendidikan moral yang memadai, dan kekompakkan
dari guru pendamping.
Semoga kita dapat membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural,
membangun per-adaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur dan mampu
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia,
Nama : Windy Dyah Indryani
Kelas : XII-MMD
No.absen : 29
6 Desember 2011 19.48
Putri mengatakan...
sandra dwi mardika
XII Multimedia D
20
memang pendidikan harus berkarakter, tapi melihat anak anak sekarang sangat sulit
untuk berperilaku baik kepada guru dan siapapun, tapi guru harus tetap selalu
mengingatkan kepada siswanya agar mengembangkan pendiidkan agar maju dan
berkarakter yang diinginkan oleh pemerintah.
7 Desember 2011 04.30
Risa mengatakan...
Menurut saya, pendidikan berkarakter sangat diperlukan. Dengan melihatnya kondisi
para remaja saat ini. Pendidikan berkarakter bisa menjadikan individu-individu yang
baik. Jika pendidikan berkarakter diterapkan dalam sekolah, menurut saya terjadi pro
dan contra dari para siswa dan siswi. Hal tersebut dikarenakan perbedaan karakter
dari masing-masing individu yang telah terciptanya pribadi baik atau buruk dari
lingkup terkecil yakni keluarga. Untuk merubah pribadi yang buruk tidaklah mudah
kalau tidak dari kesadaran diri. Dan juga bukan hanya bapak/ibu guru yang berperan
dalam pendidikan berkarakter. Namun, orang tua juga berperan dan ikut terlibat.
Risa Amelia
XII Multimedia D / 18
7 Desember 2011 17.39
Affan Milanisty mengatakan...
Assalamu'alaikum,.

menurut saya pendidikan berkarakter sangat sulit di terapkan di lingkungan sekolah.,


karena pergaulan di sekolah juga tidak sedikit yang positif, tapi jika peserta didik itu
mempunyai kemauan,.
insya allah pendidikan karakter di sekolah dapat terlaksanakan.

Nama : M.affan
Kls : XII Anm c
No : 06
8 Desember 2011 01.54
Sheef Ay mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
Bagi saya pendidikan karakter penting dan harus dilaksanakan, karena peserta didik
seperti saat kini banyak yang memprihatinkan.
Kita sebagai seorang peserta didik seharusnya sadar akan adanya pendidikan karakter
di sekolah, dengan mempunyai keinginan yang kuat untuk berubah jadi yang terbaik.
Dan disinilah peran seorang guru untuk memotivasi peserta didik untuk merubah
karakter negatifnya.
Nama : Sheef Ay Ful Aziz
Kls : XII Animasi c
No : 24
8 Desember 2011 02.12
Putri Aprilia mengatakan...
Menurut saya..
Pendidikan berkarakter jika diterapkan dalam lingkungan sekolah adalah sangat baik
namun, cukup sulit untuk dilakukan. Banyak faktor yang menjadi pendidikan
berkarakter itu sulit untuk diterapkan di sekolah, salah satunya yaitu karakter yang
berbeda dari setiap individu masing-masing. karena setiap individu memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda.
Dan seharusnya pendidikan yang berkarakter itu diberikan saat usia dini, karena
belum tentu setiap individu memiliki karakteristik yang baik dari ia seusia dini.
Nama : Putri Aprilia Sari
Kelas : XII MMD
Absen : 06
8 Desember 2011 19.04

Pratama adi Wijaya mengatakan...


Assalamu'alaikum,.
Pendidikan karakter juga belum diimplementasikan dalam kurikulum yang dijadikan
acuan dalam kegiatan pembelajaran. Yang ada hanyalah siswa dididik untuk
mendapatkan nilai yang tinggi dan mendapatkan prestasi yang bagus. Akhirnya
lulusan yang dihasilkan kurang memiliki karakter yang jelas. Bahkan lulusan yang
dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan oleh masyarakat, baik dari segi mentalitas
maupun moralitas.
menurut pendapat saya pribadi adalah dengan adanya aturan ini mungkin masingmasing pelajar ada yang mau dirubah untuk baik dan ada pula yang mau dirubah baik
tidak mau. oleh karana itu pentingnya peran dari pihak sekolah dan orang tua wali
khususnya pendidikan agama, diama pendidikan agama sebagai pondasi kita.

nama : pratama adi w


kelas : XII MM-D
absen : 02
9 Desember 2011 16.07
Rivandda Wibbisana mengatakan...
menurut saya,
Di era sekarang karakter merupakan sesuatu yang jarang ditemukan pada masyarakat
Indonesia. Dilihat dari banyaknya ketidakadilan serta kebohongan-kebohongan yang
dilakukan masyarakat kita. Bahkan ditingkat yang lebih tinggi sendiri, yaitu
pemerintah yang tak mengenal lagi sebuah karakter diri sebagai makhluk Tuhan dan
sosial. Menurut Prof. Suyanto Ph.D,karakter adalah cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Nama : Rifanda Wibisana


Kelas : XII MM-D
Absen : 16
9 Desember 2011 16.12
Septian mengatakan...
menurut saya , SEKARANG dunia pendidikan kita sedang heboh dengan slogan
pendidikan berkarakter. Saya sendiri telah mendengar dan sempat membaca beberapa

blog pendidik yang membahas pendidikan berkarakter di Indonesia.


Menakjubkan sebenarnya, karena ide pendidikan berkarakter sudah ada sejak lama
sekali, sedangkan Indonesia baru terbelalak matanya pada 2007. Dan di 2010/2011,
meski sangat terlambat, Kementerian Pendidikan Nasional kembali menggiatkan
wacana pendidikan berkarakter untuk menuntaskan peliknya masalah pendidikan di
Indonesia.
9 Desember 2011 16.26
Muhammad Toyib Riski (Sii Toyy) mengatakan...
Bila Manusia adl Mobil maka Motivasi adl Bahan Bakar, Strategi adl Peta, Goal adl
Tujuan. Karakter adl Cara Nyetir..
Blog : http://sitoyy.blogspot.com/
10 Desember 2011 00.51
ontells raharjo mengatakan...
assalamualaikum Wr wb.
menurut saya pendidikan berkarakter memang benar - benar penting di masa sekarang
ini, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri.
Untuk terciptanya pendidikan berkaraker positif adalah perlunya pendekatan
pedagogis (seni, strategi, gaya pembelajaran) yang tepat kepada anak didik, tentunya
tanpa mengabaikan nilai-nilai religious dan nilai dasar.
terima kasih.
Yonni Satryo Raharjo
XII Multimedia - D ( 32 )
10 Desember 2011 04.44
Afif mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter merupakan harga mutlak bagi dunia pendidikan
Indonesia. Pendidikan berkarakter perlu dan harus dilaksanakan oleh guru dan murid.
Guru berperan sebagai contoh pelaku pendidikan berkarakter dan murid sebagai
pewaris apa yang telah dicontohkan oleh guru,jadi guru dan murit harus memiliki
kerjasama yang baik dalam membangun karakter yang baik.
ACHMAD FIKRI

XII MULTIMEDIA - A
06
fikri-11.co.cc
12 Desember 2011 02.52
Oni_Vengeance mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
12 Desember 2011 06.24
R.Agung.P mengatakan...
"Pendidikan Karakter" dalam lingkungan sekolah sangatlah perlu. Karena itu adalah
suatu cara untuk mengubah sikap yang dulunya belum baik, menjadi baik. Selain itu,
agar para siswa dapat berperilaku baik kepada masyarakat, dan keluarga.
Pendidikan Karakter dalam sekolah juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh,
sistematik, dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta
keyakinan semua warga yang ada di sekolah bahwa tidak akan ada masa depan yang
lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter setiap para siswa dan guru.
Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa
kejujuran, tanpa meningkatkan kedisiplinan diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat
belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk rasa
cinta damai atau persatuan, tanpa adanya kerja keras, serta tanpa rasa percaya diri dan
optimisme.
Namun, saya masih belum mengerti, mengapa "Pendidikan Karakter" saat ini masih
sangat sulit untuk diterima oleh sebagian besar para siswa, mungkin juga oleh para
guru. Apakah ini hanya masalah waktu untuk bisa membangkitkan kesadaran setiap
individual ? atau Setiap individual itu belum bisa atau bahkan tidak bisa menerima
sistem tersebut.
Tapi menurut saya, setiap individual dapat diubah karakternya. Contoh, yang tidak
baik menjadi baik. Tetapi butuh proses dan sitem yang sangat baik, sehingga setiap
individual merasa nyaman saat memperoleh pendidikan karakter tersebut.
Jadi, tetaplah semangat untuk para guru yang menerapkan sistem pendidikan karakter
demi mencetak generasi muda yang berprestasi dan membanggakan bangsa. Untuk
para siswa, mengertilah bahwa pendidikan karakter dapat mengubah perilaku kalian
yang kurang baik menjadi baik agar kelak dapat berguna bagi keluarga, masyarakat,
dan juga bagi diri kalian sendiri..
Agung Riyadi Purwanata
XII Multimedia - A
14
12 Desember 2011 06.26

Oni_Vengeance mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter itu sangat dibutuhkan bagi dunia pendidikan di
indonesia. Itu dikarenakan sudah banyak sekali pelanggaran- pelanggaran yang terjadi
dalam dunia pendidikan indonesia. Maka dari itu sangat perlunya pendidikan
berkarakter itu diterapkan. Untuk beberapa sekolah mungkin sudah menerapkan
sistem ini, tapi masih banyak pelanggaran yang dilakukan. Jika dibandingkan dengan
sistem pendidikan di luar negeri, sangat jauh beda. Mereka benar-benar menerapkan
sistem pendidikan dengan sangat baik. Contohnya saja, di luar negeri, seorang siswa
ketahuan mencontek saat ulangan, maka siswa tersebut akan langsung dikeluarkan.
Beda sekali dengan di Indonesia. Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan kita
masih lemah. Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja, siswa
atau guru. Terkadang guru terlalu menyalahkan siswanya sehingga membuat mereka
tertekan. Siswa terkadang juga terlalu menyalahkan guru, sehingga guru juga sering
kali bingung dengan sikap siswa yang seperti itu, dikit-dikit salah, ini gak mau, itu
gak mau.
Menurut saya ada yang kurang dari sistem pendidikan berkarakter ini. Seharusnya
nama ditambahi jadi gini, "Pendidikan Berkarakter BAIK". Jika "pendidikan
berkarakter" saja, terlalu sulit, karena karakter itu ada banyak. Ada baik, jelek, dll.
Jadi gak salah jika sudah menerapkan sistem ini tapi masih banyak siswa yang nakal
atau banyak pelanggaran. Karena mereka menjadi sesuai dengan karakter yang
mereka inginkan, bukan yang indonesia inginkan.
Abdurrahman A. A. Adnani
XII Multimedia-A
02
12 Desember 2011 06.28
website mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter sangatlah penting untuk menerapkan
kepribadian siswa .
namun pada dasarnya siswa sendiri terkadang belum bisa menerapkannya , dan belum
terkonsep mulai dari diri sendiri . dan guru ada juga yang belum bisa memberikan
contoh yang baik bagi murid-muridnya .
jadi sebaiknya guru, murid dan seluruh warga sekolah pastinya harus bisa menjalin
kerja sama dan kerukunan supaya sekolah dan seluruh warga sekolah bisa berubah
lebih baik dan tidak ada masalah sedikitpun didalam maupun diluar sekolah .
ACHMAD FAHMI MUBARROK
XII MULTIMEDIA - A
05
12 Desember 2011 06.35
website mengatakan...

Menurut saya pendidikan berkarakter adalah hal terpenting untuk membentuk


karakter siswa , dan telah terkonsep mulai dari awal.pada dasarnya perlu diperlukan
kesadaran dari diri sendiri untuk menjadikan pribadi yang baik dan disiplin.
dalam tindakan ini hendaknya telah diprogram agar dapat diterapkan oleh semua
warga sekolah baik guru maupun murid,dan begitu juga semua guru juga harus
menerapkan tersebut sebagai contoh dari para siswanya.guru mengemban tugasnya
dalam hal ini juga diperlukan kesadaran diri sendiri, jika guru tidak bisa
menerapkan,maka otomatis tidak akan berjalan sebagai mana mestinya sesuai
program tersebut.
maka intinya semua perlu berpendidikan karakter agar terwujud tatanan yang baik dan
disiplin
ACHMAD MAULUDDIN
XII MULTIMEDIA-A
07
12 Desember 2011 06.47
Zuko_FireBall mengatakan...
kurangnya kedisplinan membuat pendidikan berkarakter kurang mempunyai nilai
baik.
kedisplinan harus di perbaiki dalam sekolah sekolah.
Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/ Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung jawab
mungkin sangatlah sulit untuk mewujudkan semuanya.
kepribadian siswa harus di tata dengan seketat-ketat nya. guru harus semangat untuk
menjalankan sistem terbaik dalam membentuk pendidikan berkarakter.
TETAP SEMANGAT
Ali Mathofani

XII Multimedia - A
20
12 Desember 2011 09.04
website mengatakan...
Asalamualaikum
menurut pendapat saya pendidikan berkarakter sangatlah penting di era globalisasi ini
tetapi semua itu tergantung pada bagaimana siswa tersebut menanggapinya, karena
jika pendidikan berkarakter di anjurkan di setiap sekolah. sekolah akan menjadi lebih
baik tetapi kembali lagi pada kepribadian siswa dalam menanggapinya. Jika saja
siswa tidak mau menanggapi apa arti pendidikan berkarakter, kita sama saja
membohongi pendidikan berkarakter itu sendiri. maka dari itu sebelum membuat
siswa yang berkarakter kita harus menyadarkan siswa tentang positif apakah yang
akan didapat dalam hal ini.
Nama : Agung Prasetyo
Kelas : XII MULTIMEDIA-A
Absensi : 15
12 Desember 2011 16.15
nalajhagadsman8 mengatakan...
gambaran generasi muda saat ini sangat memprihatinkan, karena sudak tidak ada katakata jujur disetiap perkataannya, tidak ada lagi sikap disiplin patuh pada peraturan,
tidak memiliki semangat bekerja yang tinggi, sikap cinta tanah air pun mulai luntur
karena pengaruh budaya asing yang masuk keindonesia, kata damai pun hampir tidak
ada lagi semua permasalahan diselesaikan dengan cara perkelahian, sikap peduli
sesama pun mulai hilang semua orang hanya memetingkan diri sendiri
(individualisme). oleh sebab itu untuk membenahi itu semua para generasi muda
mulai diajarkan pendidikan karakter melalui integrasi dengan pelajaran-pelajaran
yang ada dengan memasukkan nilai-nilai karakter dan budaya.
NAMA : PRAYUDA DJAYA KUSUMA
NO ABSEN : 16
KELAS : XII ANIMASI C
12 Desember 2011 16.16
Ardy mengatakan...
Menurut sya, Pendidikan karakter sangatlah penting, namun tidak efektif jika seorang
guru dan siswanya tidak bekerjasama dengan baik dan tidak ada kedekatan.
Begitu juga dengan siswanya yang sangat sulit di atur, tidak disiplin dan tingkat
kejujuran masih rendah karena masih belum bisa berfikir dewasa untuk kedepan.

Ardy is januar
XII MULTIMEDIA-A
27
13 Desember 2011 04.53
annisah mengatakan...
Menurut pendapat saya siswa sekolah yang seperti itu bukan karena mereka tidak
dapat diatur maupun karna kurangnya rasa disiplin. pendidikan karakter di sekolah
sangat penting untuk dilakukan atau disosialisasikan kepada anak-anak.peranan dan
dukungan Orang tua disini juga sangat berpengaruh membentuk karakter anak.karena
orang tua memiliki banyak waktu untuk memantau pembentukan karakter anaknya .
menerapkan pendidikan karakter dalam keseharian kita tidak hanya mencari
solusi tetapi sumber utama masalahnya juga tidak dapat dikesampingkan. Oleh karena
itu, peran guru disekolah sangat penting. bukan hanya menyuruh, tetapi guru juga
harus bisa menerapkan pembentukan karakter yg baik pula. Agar siswa dapat
menghargai, dan mencoba untuk membangun karakter yg baik dalam dirinya.
Nama : Anisah
Kelas : XII Animasi A / 02
13 Desember 2011 21.34
Dewi Purnama Sari mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter sangat sulit diterapkan disekolah.tapi tergantung
para siswanya.
disekolah saja disiplin,jujur,toleransi,semangat kebangsaan,peduli lingkungan, peduli
sosial, masih kurang diterapkan.
jadi sangat penting sekali pendidikan berkarakter diterapkan disekolah.agar warga
disekolah rasa berjiwa besar dan hal-hal yang terpuji.
dan guru-guru juga bisa memotivasi murid-muridnya untuk bisa menjadi siswa yang
berkarakter baik dan berprestasi.

Nama : Dewi Purnama Sari


Kelas : XII Animasi A/08
13 Desember 2011 21.51
Arif Gunawan mengatakan...
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum
memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan

pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang
relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan
keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik
ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan
kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di
sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar
peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter
peserta didik .
Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran
perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,
tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari di masyarakat.
Arif Gunawan
XII Multimedia - A
28
14 Desember 2011 07.46
Auni Riza mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter ini sangat perlu agar siswa siswi dibina lebih
baik dari yang dilakukan sebelumnya. Dilihat dari banyaknya ketidakadilan serta
kebohongan-kebohongan yang dilakukan siswa-siswi disekolah. Bahkan ditingkat
yang lebih tinggi sendiri yang tidak mengenal lagi sebuah karakter diri sebagai
makhluk Tuhan dan sosial.
Potensi karakter yang baik telah dimiliki setiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi
potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak
usia dini. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan awal penanaman karakter
anak dalam perkembangan dirinya. Namun bagi sebagian keluarga, proses pendidikan
karakter yang sistematis di atas sangat sulit diterapkan, terutama bagi orang tua yang
sibuk dengan urusan pekerjaannya. Karena itu, pendidikan karakter juga perlu
diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak taman
kanak-kanak. Di sinilah peran guru yang seharusnya membentuk karakter semua anak
didiknya.
Seiring pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera
menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang cerdas juga berkarakter
sesuai nilai-nilai bangsa dan agama.
Nama : Auni Riza Mochtar
Kelas : XII Animasi B / 10
14 Desember 2011 16.56

bola mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
17 Desember 2011 20.47
bola mengatakan...
Assalamualaikim...
Menurut saya, sangat penting untuk menerapkan pendidikan berkarakter kepada siswa
/ siswi Untuk menjadikan siswa itu baik dalam sikap maupun perilakunya. walau, pun
sedikit terlambat untuk memberikan pendidikan itu sekarang karena seharusnya itu
harus diberikan sejak mereka kecil agar siswa tersebut sudah mengerti tentang sikap
dan perilaku mereka masing-masing yang harus mereka terapkan dalam sekolah
maupun di dunia luar oleh sebab itu perlu dukungan dari orang tua dan guru untuk
memberikan mereka perhatian lebih pada mereka dalam mejaga lingkungan yang
kurang baik dalam pergaulan mereka dan membantu mereka untuk menerapkan
pendikan yang berkarekter tersebut.
wassalamu'alaikum wr.wb.
FIRMAN DWY S
XII ANIMASI B
17 Desember 2011 20.51
nurman ardiansyah mengatakan...
Menurut saya pendidikan karakter sangat baik untuk diterapkan disekolah,mulai dari
disiplin,jujur,toleransi,semangat kebangsaan,peduli lingkungan,dan masih banyak
lagi.
Jadi sangat penting jika diberlakukannya pendidikan karakter disekolah mulai dini
agar siswa tersebut menjadi pribadi yang baik,berjiwa besar,dan dapat memperoleh
prestasi yang memuaskan baik disekolahnya maupun dilingkungan masyarakat.

Nama : Nurman Ardiansyah Amrulloh


Kelas : XII Animasi A / 22
20 Desember 2011 17.45
PATRICK SCUMBAG mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
22 Desember 2011 03.11
PATRICK SCUMBAG mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

22 Desember 2011 03.17


PATRICK SCUMBAG mengatakan...
Menurut saya pendidikan karakter itu penting
karena pembangunan karakter harus di lakukan
sedini mungkin agar membangun sebuah mental
yang tegas dan baik agar menjadi generasi yang
sehat dalam arti mereka tidak menjadi generasi
yang lemah dalam menghadapi era globalisasi, di
mana budaya luar negeri dapat masuk ke negara
Indonesia dengan sebegitu mudahnya, mulai dari
budaya yang positif hingga negatif. Dan di
harapkan mereka bisa membangun karakter
mereka sehingga dapat membedakan hal yang
baik atau hal yang hanya akan merugikan diri nya
dan orang lain untuk ke depannya.
Nama : Fitri Yuni R
Kelas : XII animasi A /11
22 Desember 2011 03.18
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Total Tayangan Laman


7755

Profil

Bu Elok
Seorang pendidik yang sangat mendambakan generasi muda cerdas dan bermoral
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2012 (1)

2011 (5)
o November (1)

Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah

o Mei (2)
o April (2)

Labels

Guru (6)

Pengikut
Copyright (C) Buelok. Diberdayakan oleh Blogger.

Web Sekolah
SMK Negeri 11 Surabaya

Blog Keluarga

Septian

Daily notes

Rudy Unesa

Fisika dan Pembelajaran

Beranda

Dokumentasi

Biografi

Konsep Dasar, Tujuan dan Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan


BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Sejak

kelahirannya

tahun

1973

sampai

sekarang

bahkan

pernah

berlebel

pendidikan

kewarganegaraan
(duhulu

pendidikan

kewiraan,

pendidikaan

kewarganegaraan / kewiraan) mengalami perkembangan yang menentukan bagi


perjalanan system pendidikan nasional Indonesia. Hal ini terbukti bahwa dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi, pendidikan kewarganegaraan senantiasa
ditemukan sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri.
Secara akademik, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berfungsi untuk membina kesadaran warga Negara dalam melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan jira dan nilai konstitusi yang berlaku (UUD
1945).Dalam penjelasan pasal 37 (2) UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang system
pendidikan

nasional,

ditegaskan

bahwa

pendidikan

kewarganegaraan,

dimasukkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki


rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Sebagai program pendidikan.
Menurut para ahli

Azyumardi Azra:
Pendidikan

kewarganegaraan

adalah

pendidikan

yang

mengkaji

dan

membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule


of law, HAM, hak dan kewajiban warganegara serta proses demokrasi.

Pendidikan demokrasi menyangkut: Sosialisasi; Diseminasi dan aktualisasi


konsep; Sistem; Nilai; Budaya; dan Praktek demokrasi melalui pendidikan.

Pendidikan HAM mengandung pengertian,

sebagai aktivitas mentransformasikan nilai-nilai HAM agar tumbuh kesadaran


akan penghormatan, perlindungan dan penjaminan HAM sebagai sesuatu yang
kodrati dan dimiliki setiap manusia.

Zamroni:
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk

mempersiapkan

warga

masyarakat

berpikir

kritis

dan

bertindak

demokratis.

Merphin Panjaitan:
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk mendidik generasi muda menjadi warganegara yang demokratis dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial.

Soedijarto:

Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk


membantu peserta didik untuk menjadi warganegara yang secara politik dewasa
dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.
Berdasarkan

pengertian

diatas

dapat

ditegaskan

bahwa

program

pendidikan kewarganegaraan, menekankan pada kompetensi (kemampuan )


peserta didik (subjek belajar) untuk memiliki wawasan , kebangsaan dan cinta
tanah

air.

Kompetensi

merupakan

panggilan

kontitusi

dan

ketentuan

perundangan yang harus di realisasi dalam praktik dan kinerja pendidikan dan
pengajaran tidak hanya bagi mahasiswa perguruan tinggi , namun siswa di
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) , siswa di sekolah lanjutan tingkat pertama
(SLTP), dan anak-anak sekolah dasar (SD).
Sebagai progam pendidikan , pendidikan kewarganegaraan tergolong
dalam mata kuliah yang strategis dalam konteks kehidupan berbangsa dan
bernegara bangsa Indonesia , disamping dua mata kuliah yang lain , yakni
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama . Pendidikan Kewarganegaraan
mengemban misi dalam mempersiapkan bangsa Indonesia yang tangguh dalam

mengatasi ancaman , tantangan , dan ganggungan (ATHG) yang berpengaruh


pada eksistensi pada dirinya.
Kompetensi yang demikian mesti diimbangi dengan kemampuan berpikir
ke arah pemahaman dan pengalaman jiwa dan nilai-nilai ajaran agama yang
diyakini oleh masing-masing pribadi bangsa Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan termasuk pendidikan untuk menjadi educational
for becoming , yang menekankan garapannya pada upaya pemnentukan
manusia yaknio mahasiswa yang memiliki kesadaran dalam melaksanakan hak
dan kewajibannya , terutama kesadaran atas akan wawasan nasional dan
pertahanan

keamanan

nasional

Secara

demikian

progam

pendidikan

kewarganegaraan dalam pelaksanaanya mengharuskan perhatian yang seksama


bagi

penggunanya

dengan

pemikiran

yang

cermat

diharapkan

proses

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan mampu mencapai misi yang telah


ditetapkan.
Demikian pentingtugas yang harus dilaksanakan oleh mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan, maka penyelenggaraannya mengharuskan adanya
persamaan

persepsi

diantara

dosen

Pembina

baik

terhadap

eksistensi

(keberadaan) mata kuliah maupun cara dalam pengambilan keputusan dalam


proses pembelajaran mahasiswa terhadap materi mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan.

B.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Secara programatik, pendidikan kewarganegaraan ditujukan pada garapan
akhir yaitu pembentukkan warga negara yang baik sesuai dengan jiwa dan nilai
pancasila dan UUD 1945. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah
untuk membangun dan menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,
sikap serta perilaku yang mencintai tanah air dan bersendikan kebudayaan
bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para caloncalon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu
pengetahuaan dan teknologi serta seni (Muchji, Achmad dkk, 2007).
Ada beberapa pendapat menurut para ahli :
Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut:

a. Secara umum.

Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan

pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa yang


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,
memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan
rohani,

kepribadian

mantap

kemasyarakatan

dan

mandiri

dan

serta

rasa

tanggung

jawab

kebangsaan.

b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab,
perilaku

yang

mendukung

kerakyatan

yang

mengutamakan

kepentingan

bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan


pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat,
serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia.

Sapriya

(2001),

tujuan

pendidikan

Kewarganegaraan

adalah:

Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari
warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi
konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh
tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi
yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui
pengembangan

disposisi

atau

watak-watak

tertentu

yang

meningkatkan

kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung


berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Rasionalnya, bahwa pancasila UUD 1945 ditempatkan sebagai norma dan
para metrik kehidupan nasional indonesia dalam wadah NKRI. Di tinjau dari cara
kerjanya

yang

bergerak

dalam

lingkungan

pendidikan,

pendidikan

kwarganegaraan bertujuan membentuk kualiatas kepribadian bagi warga negara


baik.
Kriteria warga negara yang baik dapat di gali dari beberapa kualitas
kepribadian sebagai perwujuda dari potensi yang melekat pada diri seseorang

warga negara. Stanley E.Dimond

(1970), memberikan deskripsi kualitas

kepribadian warga negara yang baik, meliputi beberapa atribut (1) loyal ; (2)
orang yang selalu belajar ; (3) seorang pemikir ; (4) bersikap demokratis ; (5)
gemar melakukan tindakan kemanusian ; (6) pandai mengatur diri ;(7) seorang
pelaksana.
Disamping itu Nasional Council For The Social Studies (NCSS), memberikan
tujuan civic education

(pendidikan kewarganegaraan), dengan rumusan

.....civic education today seeks create citizens who are infromated analitic,
commited to democratic values, and actively involved in society (ROBINSON,
1967).Ada tiga target dari rumusan tujuan itu yang bisa mengantarkan warga
negara memiliki kualitas pribadi, yakni (1) warga negara yang terinformasi ; (2)
bersikap analitis; (3) melaksanakan nilai demokrasi dan aktif dalam kehidupan
masyarakat. Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi
yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat
baik tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn
dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut:
a.

Berpikir

kritis,

rasional,

dan

kreatif

dalam

menanggapi

isu

Kewarganegaraan.
b.
Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar
c.

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

d.

bangsa-bangsa lain.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Warga negara yang terinformasi, hendaknya memiliki kualitas kepribadian dalam
beberapa hal, yaitu :

a)
b)
c)

Memiliki pengetahuan dan kecakapan memecahkan masalah


Memiliki kesadaran akan peranan ilmu npengrtahuann kontenporer.
Memiliki kesiapan terhadap efektifitas kehidupan ekonomo.
Warga negara bersikap analitis, paling tidak memiliki kualitas dalam hal:

a)

Kemampuan mengambil keputusan nilai terhadap dunia yang senantiasa

berubah.
b)
Penerimaan terhadap faktor baru, gagasan baru dan cara hidup baru.

Sedangkan warganegara yang mampu melaksanakan nilai demokrasi dan aktif


dalam kehidupan masyarakat, di harapkan memiliki kualitas kepribadain, antara

a)
b)
c)
d)
e)

lain:
Partisipasi dalam pembuatan keputusan.
Meyakini akan asas persamaan dan kebebasan.
Menumbuhkan kebanggaan nasional dan kerja sama inter nasional.
Menumbuhkan seni kreatif dan perasaan humanistis.
Memiliki perasaan kemanusiaan terhadap sesama warga negara.
Pengembangan dan aplikasi prinsip demokrasi.

Senada dengan itu, Cogan 1998 menegaskan bahwa warga negara yang baik
harus memiliki kemampuan untuk.
1.

Menjawab tantangan global.

2.

Bekerja sama dengan orang lain.

3.

Menerima dan tileransi terhadap perbrdaan budaya.

4.

Berfikir kritis dan sistematis.

5.

Menyelesaikan konflik antara kekerasan.

6.

Mengubah gaya hidup konsuntif guna me;indungi lingkungan.

7.

Kepekaan terhadap hal asasi manusia.

8.

Partisipasi dalam pemerintahan lokal, nasional dan global.

Bertolak dari tujuan civic education di atas, maka tujuan pendidikan


kewarganegaraan di indonesia hendaknya selalu mengacu terhadap tujuan
pendidikan nasional sebagaiman yang telah di isyaratkan oleh UU NO 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional
Dalam penjelasan pasal 37 UU NO 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional ditegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan, dim aksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi mansusia yang memiliki rasa kebangsan dan
cinta tanah air. Sebagai program pendidikan, pendidikan kewarganegaraan
tergolong dalam mata kuliah yang strategis dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara indonesia disamping dua mata kuliah yang lain yakni pendidikan
pancasila dan pendidikan agama. Kopetensi yang demikian mesti di imbangi
dengan kemampuan berpikir ke arah pemahaman dan pengalaman jiwa dan nilai

pancasila dan pengenalan nilai ajaran agama yang di yakini oleh masing-masing
pribadi bangsa indonesia.
Target pendidikan warga negara dalam perangka sistem pendidikan nasional
dipusatkan pada redibilitas kepribadian warga negara dan mampu berpartisipasi
dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermsyarakat indonesia menurut
kriteria

konstitusi.

Pendidikan

kewarganegaraan

juga

bertujuan

untuk

memperluas wawasan dan menumbuhkan kesadaran warga negara, sikap serta


perilaku cinta tanah air, yang bersendikan pada kebudayaan bangsa, wawasan
nusantara dan ketahanan nasional. Secara demikian, warga negara diharapkan
memiliki

kemampuan

masalah

yang

untuk

dihadapi

memahami,

oleh

menganalisis

masyarakat,

bangsa

dan

dan

memecahkan

negara

secara

berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita nasional sebagai mana


digariskan dalam pembukaan UUD 1945.
C.Embrio Materi Kewarganegaraan
Beranalog dengan konsep dan tujuan pendidikan kewarganegaraan diatas ,
maka embrio materi pendidikan kewarganegaraan , adalah berkaitan dengan hak
dan kewajiban warga negara dan negara. Analisis materi tersebut hendaknya
dilakukan melalui dua kajian. Pertama, dengan kajian kronologis yang meliputi:
pengertian hak dan kewajiban, latar belakang timbulnya hak dan kewajiban,
pelaksanaannya dan hambatan yang timbul dan pelaksanaan hak dan kewajiban.
Kedua, melalui kajian bidang kehidupan, yang meliputi hak dan kewajiban warga
negara dalam bidang ideologi, politik,sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Perpaduan antara materi kajian kronologis hak dan kewajiban dengan kajian
bidang kehidupan warga negara hendaknya selalu dimaknai dalam konteks
bernegara. Itulah sebabnya, analisis hak dan kewajiban sebagai materi
pendidikan kewarganegaraan hendaknya bisa diartikan sebagai materi hubungan
ketika

warga

negara

hendak

mengadakan

hubungan

dengan

organisasi

negaranya. Dalam kaitan ini, kajian terhadap hak dan kewajiban warga negara
berikut

juga

hak

dan

kewajiban

negara,

lebih

dipusatkan

pada

upaya

memberikan informasi tentang potensi apa yang dimiliki warga negara dan
negara, dan apa yang harus dilakukan oleh keduanya.Selanjutnya, kajian hak
dan kewajiban warga negara dan negara, diharapkan mampu mengantarkan
keduanya menjalin hubungan secara wajar, demokratis, transparan, jujur serta
adil. Sedangkan kajian terhadap bidang bidang kehidupan warga negara, dapat
digunakan sebagai upaya pembuktian apakah hak dan kewajiban mereka telah

ditampakkan dalam hubungan dialogis dengan negara secara wajar, demokratis,


transparan,jujur serta adil.
Embrio materi hak dan kewajiban dalam pendidikan kewarganegaraan sudah
seharusnya dikembangkan secara luas dan mendalam, agar mampu memberikan
wawasan warga neagara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

D.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan


Paradigma adalah kerangka berfikir sistematis yang digunakan sebagai
kerangka bertindak. Ada tiga paradigma baru bagi pendidikan kewarganegaraan,
yang secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1.Paradigma ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi
Dunia memang selalu berubah seirama dengan perubahan masyarakat
global.Bersamaan dengan itu, ideology dunia juga merambah dikawasan global
yang siap menyebarkan virus perubahannya keseluruh penjuru dunia yang
meliputi seluruh aspek kehidupan. Perkembangan informasi dan globalisasi
adalah sebuah realitas, tak ada satu bangsa didunia ini yang mampu
menolaknya.Dalam kaitan ini, sebuah bangsa harus memiliki kecermatan dan
ketegaran dalam menatap kehidupan global dan tuntutan dunia yang tidak kenal
batas itu. Membangun sebuah pendirian nasional, ketika isu isu global itu mulai
ditawarkan, menjadi keperluan yang sangat mendesak bagi bangsa Indonesia,
agar jati diri bangsa tidak terhempas angin dan terkikis oleh arus global.
Pendidikan yang berbasis pada nilai luhur bangsa Indonesia, sebagaimana
terkristal

dalam

pancasila,

hendaknya

dijadikan

komitmen

bangsa

yang

mencerminkan identitas nasional.


Sebagai warga dunia, setiap warga Negara dan bangsa (termasuk
Indonesia) hendaknya mampu berfikir kritis terhadap kemajuan dunia, agar
mereka selalu memiliki pandangan dunia secara mantap dan tidak ketinggalan
oleh kemajuan bangsa lain. Namun demikian, perspektif global juga tidak lepas
dengan sebuah paradox yang kadang bisa membingungkan masyarakat dunia.
Dalam rangka ini, kematangan pendirian sebuah bangsa menjadi penting, karena
dengan itu, suatu bangsa akan mampu melakukan pilihan secara rasional
terhadap apa yang sedang muncul sebagai gebyar jaman (dunia).
2.Paradigma Reformasi

Perguliran reformasi total tahun 1998 , terfokus pada 4 agenda besar :


Demokratisasi 2) Supremasi hukum 3) Penghormatan HAM 4) Pembentukan
masyarakat kesederajatan dalam format chivil society. Reformasi harus di beri
energi dengan berbasis nilai luhur bangsa Indonesia yang telah dijadikan sebagai
kepribadian, moral , falsafah pemersatu bangsa dan perjanjian luhur bangsa
dalam mendirikan Negara . Itulah sebabnya, pendidikan kewarganegaraan tidak
bisa ditawar untuk mengandaikan pancasila tersebut , justru bagaimana
mevitalisasi posisi pancasila dalam kerangka pendidikan nasional dan pendidikan
kewarganegaraan . Pendidikan kewarganegaraan,tidak boleh dijadikan mata
pelajaran termajinalisasi sehingga cenderung tidak popular di mata subyek
belajar(siswa/mahasiswa).
Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk pada gerakan mahasiswa pada
tahun1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah
Orde baru. Kendati demikan, Kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul dari
gerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada abad ke16,yang dipimpin oleh Marti luther, Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, dll. Reformasi
adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kearah sumber nilai yang
merupakan platform kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini
diselewengakan demi kekuasaan sekelompok orang, baik pada masa orde lama
maupun orde baru. Proses reformasi harus memiliki platform dan sumber nilai
yang jelas dan merupakan arah, tujuan, serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila sebagaimana tujuan awal ideal para pendiri bangsa
terdahulu. Suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat:
1. Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpanganpenyimpangan. Masa pemerintahan Orba banyak terjadi suatu
penyimpangan misalnya asas kekeluargaan menjadi nepotisme, kolusi
dan korupsi yang tidak sesuai dengan makna dan semangat UUD 1945.
2. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasar pada suatu kerangka
struktural tertentu, dalam hal ini Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara Indonesia. Jadi reformasi pada prinsipnya suatu gerakan untuk
mengembalikan kepada dasar nilai- nilai sebagaimana yang dicita-citakan
oleh bangsa Indonesia.
3. Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem Negara
demokrasi, bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat, sebagaimana
terkandung dalam pasal 1 ayat (2). Reformasi harus melakukan
perubahan kea rah sistem Negara hukum dalam penjelasan UUD 1945,
yaitu harus adanya perlindungan hak-hak asasi manusia, peradilan yang
bebas dari penguasa, serta legalitas dalam arti hukum. Oleh karena itu
reformasi sendiri harus berdasarkan pada kerangka dan kepastian hukum
yang jelas.
4. Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta
keadaan yang lebih baik, perubahan yang dilakukan dalam reformasi
harus mengarah pada suatu kondisi kehidupan rakyat yang lebih baik
dalam segala aspek, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
serta kehidupan keagamaan.
5. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etika sebagai manusia
yang berketuhanan bangsa Indonesia.

3. Paradigma Nation and Character Building


Sejak Indonesia berdir, hari ini dan kedepan, pembangunan karakter
bangsa selalu ditempatkan sebagai prioritas utama.Betapa tidak? Potensi
karakter bangsa merupakan modal social yang tidak bias diminimalkan oleh
kepentingan yang bersifat material.Kiranya bukan tanpa alas an, kredibilitas
moral dan karakter bangsa akan menentukan dan sekaligus menjadi taruhan
bangsa ketika bangsa Indonesia memasuki peraturan global.
Dalam masa transisi atau proses perjalanan menuju format baru dalam
bentuk masyarakat madani, pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu
mata pelajarandi dunia persekolahan (baca:SD/MI,SMP/MTs dan SMA/MA) dan
dunia perguruan tinggi,harus mampu menjadi pengawal moral dan karakter
bangsa Indonesia selaras dengan tuntutan dunia yang selalu berubah. Proses
pembangunan

karakter

bangsa

yang

sejak

proklamasi

kemerdekaan

RI

hendaknya selalu menjadi prioritas, perlu direvitalisasi dan diselenggarakan


sesuai dengan arah dan panggilan jiwa konstitusi.
Tugas PKN dengan paradigma barunya mengemban tiga fungsi pokok,
yakni mengembangkan kecerdasan warga Negara dan mendorong partisipasi
warga Negara. Dalam rangka ini, praktik belajar kewarganegaraan hendaknya
diberi

tekanan

dan

nuansa

selalu

menggambarkan

gerakan

social

budayakewarganegaraan yang berbasis pada nilai-nilai pancasila.


E.Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan embrio materi dan tujuan yang telah dijabarkan di atas,
maka

pendidikan

kewarganegaraan

memerlukan

pendekatan

yang

jelas.

Beberapa pendekatan yang digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan tidak


bias dipisahkan dengan orientasi garapan akhirnya, yakni dalam membina
kepribadian warga Negara yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan
criteria konstitusi.
1.Pendekatan Yuridis
Pendekatan ini mengantarkan warga negara untuk memahami normanorma formal yang selanjutnya dengan norma itu, akan memiliki sikap loyal
terhadap konstitusi. Patut saudara catat, bahwa UUD 1945 sebagai hukum dasar
yang tertinggi di negara indonesia yang di dalamnya memuat hak-hak
kebebasan individu

(warga negara), seyogyanya digunakan sebagai rujukan

norma dalam kehidupan warga negara indonesia.

Penempatan posisi

UUD 1945 tersebut sangat logis, karena dalam

undang-undang dasar itu telah dijiwai oleh nilai-nilai pancasila, yang secara
yuridis yang digunakan sebagai sumber dari segala sumber hukum di indonesia.
Kedudukan pancasila sebagai Dasar negara, juga terefleksikan ke dalam
konstitusi negara indonesia,yang memiliki kekuatan bagi seluruh warga negara
indonesia.
Dengan demikian, tindakan warga negara indonesia dalam melaksanakan
hak dan kewajibannya hanya bisa di benarkan sepanjang sesuai dengan normanorma formal sebagaimana dituangkan dalam aturan main konstitusi (UUD
1945) dan peraturan peraturan yang bersumber pada UUD 1945 itu. Dengan
pendekatan in, warga negara diharapkan mampu memahami proses politik,
perbedaan antara praktik politik dan teori politik serta mampu mencocokan
kebijakan politik yang di ambil oleh pemerintah (negara) dengan jiwa konstitusi
yang digunakan.
2.Pendekatan Struktural Fungsional
Pemikiran yang melatari pendekatan ini dapat dielaborasi dari tradisi teori
sosiologi, antara lain yang dikembangkan oleh Emile Durkheim, Vilfredo Pareto,
Parsons dan Merton. Dalam tradisi structural fungsional, masyarakat dipandang
sebagai

suatu

system

yang

didalamnya

memiliki

bagian

yang

saling

berhubungan(Ritzer,1985).Sementara itu, system social harus dipahami atas


dasar pentingnya keseimbangan antara bagian dalam sebuah system tadi.
Titik sentral pendekatan structural fungsional, memberikan perhatian
utama

pada

keteraturan,

meredam

konflik,mengandalkan

consensus,

mempertahankan pola keseimbangan dan mengagungkan fungsi.Talcott Parsons


(dalam

Hoogevelt,1985),

dalam

melakukan

analisis

system

masyarakat

memperkanalkan adanya empat sub-sistem dari system umum tindakan


manusia,yaitu:organisme,personalitas,

system

social

dan

system

cultural.Keempat sub-sistem tindakan manusia itu dilihat sebagai susunan


mekanis yang saling berkaitan dan menunjukkan tata urutan yang bersifat
sibernetik yang masing-masing memiliki fungsi.Organisme memiliki fungsi
adaptasi;personalitas berfungsi untuk pencapaian tujuan;system social memiliki
fungsi integrasi dan system cultural berperan sebagai fungsi latensi untuk
mempertahankan pola dan norma kehidupan.Senada dengan itu, Robert
K.Merton(dalam
sebagai berikut:

soekanto,1989),melatari

pemikirannya

pada

beberapa

hal

1.

Struktur

system

social

senantiasa

memiliki

fungsi

agar

mampu

mempertahankan kestabilan;
2.

Semakin besar perhatian kepada fungsi,semakin besar kemungkinan hidupnya


sebuah system social.Lebih lanjut, Merton mewanti wanti, bahwa fungsi social
yang dinyatakan secara Nampak,seringkali mengalami disfungsi, lantaran
kurangnya perhatian terhadap fungsiterselubung.
Dalam

pendidikan

Kewarganegaraan,pendekatan

structural-fungsional

diproyeksikan dalam menganalisis nilai fungsional terhadap system politik yang


digunakan sebagai wacana demokrasi.Sukarna (1981), menegaskan bahwa
sebuah system politik memiliki fungsi, antara lain:
1.Mengembangkan aturan umum dan kebijaksanaan untuk mempertahankan
ketertiban dan memenuhi tuntutan yang harus dilaksanakan secara wajar.
2.Merumuskan kepentingan rakyat
3.Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan.
Setiap

system

politik,

bagaimanapun

juga,

harus

Merumuskan

kepentingan dasar dalam mempersatukan warga Negara. Hal ini mengandung


makna bahwa hak dasar warga Negara harus diakui sebagai sebuah potensi
individual yang pada gilirannya akan diapresiasikan dalam menjaring kewajiban
yang harus mereka lakukan.Secara demikian,sosialisasi politik yang bersumber
pada hak dan kewajiban warga Negara tidak bias ditawar lagi, agar setiap warga
Negara menyadari hak yang disandang dan kewajiban yang harus diemban
dalam proses politik negaranya.
Pemikiran

ini

sangat

relevan

dengan

program

pendidikan

kewarganegaraan terutama tentang pembinaan warga Negara,agar mampu


berpartisipasi

dalam

membentuk

bangunan

struktur

politik

(baca;antara:parpol,DPR/MPR,Presiden serta institusi lain),sebagai komponen


system politik Negara.Tindakan warga Negara dalam melaksanakan hak dan
kewajiban hendaknya dianggap sebagai sebuah fakta social yang harus
diintegrasikan dengan gerak system politik yang ada.Hal ini berarti dalam
membangun

sebuah

struktur

politik

pemerintahan

demokrasi,

pemilihan

pemimpin politik (pemerintah Negara) tidak saja ditentukan oleh organisasi


politik dan lembaga resmi Negara, akan tetapi suara pemilih atau rakyat juga
memegang peranan yang sangat penting.

3.Pendekatan etika-moral
Pendekatan ini dibangun dari sebuah paradigma definisi social dan
perilaku social yang banyak digali dari tradisi Waber dan Skiner (Ritzer,1980).
Waber, dalam menganalisis tindakan social menemukan lima cirri pokok yang
menjadi sasaran kajiannya:
1.
2.
3.

Tindakan social menurut Si actor mengandung makna subyektif


Tindakan nyata maupun yang bersifat membatin, sepenuhnya bersifat subyektif
Tindakan itu harus mempunyai pengaruh positif yang dapat diulang-ulang yang

4.
5.

muncul sebagai bentuk persetujuan


Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau beberapa individu
Tindakan itu harus memperhatikan orang lain dan terarah kepada orang lain.
Sementara itu, Skiner (sebagai tokoh paradigma perilaku social), mencoba
menerjemahkan prinsip psikologi behavioris kedalam ilmu social terutama
sosiologi. Menurutnya, obyek sosiologi bersifat konkrit-realistis dalam

bentuk

perilaku manusiadan kemungkinan pengulangannya yang dipusatkan pada


perilaku individu terhadap lingkungannya baik berupa obyek social maupun nonsosial.
Di samping itu, banyak tokoh lain yang memiliki komitmen dengan
persoalan

tindakan

social

dan

perilaku

social

ini.Virginia

Held

(1989),

menegaskan bahwa pendekatan etika moral justru digunakan sebagai wacana


pembenar terhadap tindakan social.Dia memerinci bahwa tindakan social itu
harus mencakup substansi,antara lain:
1.
2.
3.
4.

Hak-hak atas kebebasan yang sama


Perlunya pengalaman moral bagi seseorang
Dasar-dasar adanya kepercayaan social
Adanya praktik penyelidikan moral.
Sementara

itu,

Poedjawijatna

(1984)

menyebut

etika

sebagai

perwujudan dari filsafat tingkah laku manusia.Bahkan secara eksplisit dia


menegaskan bahwa yang dijadikan objek etika adalah berkaitan dengan
tindakan manusia, yang muncul sebagai wujud kesadaran etis (moral). Dari sini
dapat ditangkap bahwa tindakan moral bukan bebas nilai karena muncul dari
kesadaran manusia.Oleh sebab itu tindakan manusia itu bias berwujud tindakan
baik-buruk, tindakan wajib,tindakan netral serta tindakan yang bertanggung
jawab.

Secara logika, munculnya tindakan moral tidak bias dipisahkan dengan


argumen moral. Vloemans & Jolivet (dalam Cahyoto, 1993) menegaskan bahwa
logika merupakan ilmu berpikir yang tepat dan hanya bisa dibahas atau
dibicarakan

jika

ada

pemikiran

dan

perkataan

dalam

bentuk

bahasa.

Argumentasi moral adalah uraian yang membahas pengembangan moral dengan


cara menurut (menurut cara logika) yang didukung oleh fakta dan bukti,
sehingga dapat dihindari adanya kekeliruan berpikir.
Dalam kaitan itu, Bertens (1993) menegaskan bahwa argumentasi
moral merupakan unsure keempat dalam proses terbentuknya pertimbangan
moral: sesudah ketiga unsure yang lain yaitu: sikap awal, informasi moral dan
norma moral. Sejalan dengan itu, Jacob Bronowski(dalam Haricahyono,1995).
Menegaskan bahwa kualitas tindakan moral akan dibentuk oleh seberapa besar
perhatian actor terhadap suatu objek moral dan terbentuknya pertimbangan
moral.
Dengan

menggunakan

pendekatan

etika

moral

pendidikan

kewarganegaraan, menempatkan tindakan social warga Negara hendaknya


diberi penjelasan berdasarkan proses terbentuknya pertimbangan moral. Dengan
pendekatan ini, pelaksanaan hak dan kewajiban oleh warga Negara Indonesia
hendaknya diartikan sebagai sebuah kristalisasi tindakan moral yang diproses
melalui pertimbangan moral dengan menggunakan bahan informasi

moral

Pancasila dan UUD 1945 sebagai etika nasional bangsa Indonesia. Etika nasional
ini digunakan sebagai parametrik apakah tindakan moral warga Negara
Indonesia dapat dibenarkan atau ditolak, sehingga menggambarkan baik dan
buruknya tindakan yang dilakukan.
Sebuah contoh, apakah tindakan moral seorang pemilih dalam
pemilihan umum, menyoblos dengan benar atau memilih sebagai golongan
putih, kiranya harus menggambarkan kristalisasi pilihan moral yang diambil dan
diwujudkan dalam tindakan mereka. Contoh lain, apakah semaraknya peristiwa
unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dan pemuda Indonesia
dalam menuntut terwujudnya cita-cita reformasi, yang misalnya disertai dengan
perusakan fasilitas umum dan bentrok massa dengan aparat keamanan sehingga
memakan korban jiwa, dapat digunakan sebagai sebuah wacana pencerminan
tindakan moral? Hal demikian, memerlukan analisis kritis bagi saudara dengan
memanfaatkan informasi ilmu perilaku, misalnya psikologi social, sosiologi dan
antropologi.

4.Pendekatan Psikologis-Pedagogis
Pendekatan ini lebih menekankan pada latar dunia belajar dan lingkungan
dimana peserta didik melakukan kegiatan itu.Pendekatan psikologis-pedagogis
diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
tingkat perkembangan kejiwaan peserta didik yang dikaitkan dengan jenjang
pendidikan yang mereka ikuti.
Secara makro, materi Pendidikan Kewarganegaraan, banyak berkaitan
dengan fakta, konsep dan generalisasi, yang kesemuanya senantiasa merujuk
pada hak dan kewajiban (sebagai embrio materi Pendidikan Kewarganegaraan)
yang telah kita bicarakan di atas.Trio materi ini hendaknya diberikan pada
setiap jenjang pendidikan, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah
maupun perguruan tinggi. Topik kajian dan bobot materi yang dibicarakan bisa
berbeda, ketika kajian itu dikaitkan dengan kondisi kejiwaan peserta didik dan
aspek garapan yang menjadi target serta karakteristik masing-masing jenjang
pendidikan yang ada.Dengan kata lain, pembelajaran hak dan kewajiban yang
dicerminkan dalam bentuk fakta, konsep dan generalisasi selalu digunakan
analisis dengan mempertimbangkan tingkat jangkauan, luas dan kedalaman
materi dan urutan pemberiannya yang relevan dengan jenjang pendidikan.
Aplikasi

pendekatan

psikologis-paedagogis

dalam

Pendidikan

Kewarganegaraan,dapat digambarkan sebagai berikut :

PT

GENERALISASI

Pengetahuan

PM

KONSEP

keterampilan

PD

FAKTA

Sikap

Materi

Jenjang Pendidikan Dasar,oreintasi garapanya ditekankan pada aspek


sikap (tanpa meninggalkan kedua aspek yang lain,yaitu keterampilan dan aspek
pengetahuan).Materi yang digunakan banyak berkaitan dengan fakta,yaitu
berkaitan dengan penggalian kasus atau peristiwa serta pengalaman emperik
peserta didik sebagai realitas kehidupan.Penyajian fakta ini hendaknya memiliki
signifikandengan tingkat perkembangan moral peserta didik,sehingga mereka

akan lebih mudah menginternalisasi bahan ajar Penddidikan Kewarganegaraan


dalam proses pembelajaran di sekolah.
Jenjang Pendidikan Menengah,lebih banyak berorientasi pada aspek
pemahaman/keterampilan

(tanpa

mengesampingkan

kedua

aspek

yang

lain,yakni aspek sikap dan aspek pengetahuan).Tingkat pekembangan moral usia


jenjang pendidikan menengah lebih banyak menuntut bagaimana peserta didik
terampil melakuakan suatu tindakan moral yang diawali dengan melakukan
pertimbangan

moral

yang

damereka

tetapkan.Untuk

memahami

hal

itu,diperlukan materi yang berkaitan dengan konsep,yang di dalamnya selalu


mengandung pengertian.Kerangka penemuan atau pencapaian konsep (concept
attainment) dapat dilakuakn dengan cara dialog mendalam (deep dialoque) dan
tentunya mengandalkan pada motivasi peserta didik untuk berpikir kritis (critical
thingking)Sebagai contoh,peserta didik tidak akan mampu melaksanakan
pemilihan pengurus Senat Mahasiswa atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
atau Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dengan demokratis,jika mereka tidak
mengetahui makna dan karakteristik perilaku demokratis.Untuk mewujudkan
perilaku demokratis ,seharusnya mengundang dialog secara mendalam dan
dilandasi oleh cara cara berpikir kritis.
Jenjang Pendidikan Tinggi,lebih banyak menggarap aspek pengetahuan
(dengan tetap tidak meniggalkan kedua aspek yang lain: aspek sikap dan
keterampilan)

dengan

focus

pada

materi

generalisasi,yaitu,kerangka

pengambilan kesimpulan dan formulasi dalil/ketentuan serta bagaiman solusi


pemikiran,pendapat dan tindakan ditetapkan/dilakukan.Prosedur kognisi,lebih
banyak diorentasikan agar peserta didik mampu berpikir kritis (baik secara
induktif,deduktif

maupun

keduanya),yang

pada

giliranya

akan

mampu

mengambil kesimpulan yang bersifat rasional.Hal ini diselaraskan dengan


karakteristik pendidikan tinggi sebagai lembaga ilmiah dan kampus sebagai
masrakat ilmiah.
Penetapan

rangkaian

materi

Pendidikan

Kewarganegaraan

yang

menyangkut fakta,konsep dan generalisasi dalam pendekatan psikologispaedagigisdapat dicontohkan sebai berikut :
(1) Fakta: pengumpulan massa dan kemudian turun ke jalan (long march) dengan
membawa spanduk yang bertuliskan tuntutan tertentu serta dengan yel-yel
tertentu;
(2) Konsep: peristiwa tadi mengandung konsep demontrasi atau unjuk rasa;

(3)

Generalisasi: setiap warga Negara berhak berkumpul dan mengeluarkan


pikiran dengan lisan maupun tulisan.
Kiranya masih banyak contoh lain yang bisa saudara inventarisasi dalam
pemetaan materi Pendidikan Kewarganegaraan, terutama jika dikaitakan dengan
aspek aspek kehidupan warga Negara yang sejajar dengan hak dan kewajiban.
Pemisahan
Kewarganegaraan

ketiga

aspek

garapan

dan

muatan

yang diberikan dalam setiap

jenjang

materi

Pendidikan

pendidikan

yang

ada,tidak harus disikapi secara ekstrem/absolut.Karena ketiga garapan itu saling


berhubungan

dan

saling

mengisi.Perbedaan

yang

tampak,semata

mata

didasarkan pada pebedaan tingkat perkembangan psikologis yang melekat pada


masing masing individu peserta didik terkait dengan jenjang pendidikan yang
alami.

Bung Karno dan Sejarah Lahirnya Pancasila

Pentingnya landasan dasar negara sudah dipikirkan oleh Bung Karno jauh sebelum Indonesia
Merdeka. Sejak tahun 1918, saat usianya baru 18 tahun. Bung karno sudah berpikir
meletakkan landasan dasar Kebangsaan Indonesia sebagai prinsip pertama bagi negara
Indonesia merdeka. Kata Bung Karno, Indonesia Merdeka bukan buat satu orang, bukan buat
satu golongan bangsawan, atau golongan kaya, tetapi semua buat semua.

Bung Karno memberikan gambaran tentang beberapa tokoh lain didunia, bagaimana mereka
mendirikan negara beserta landasan negarany, Lenin mendirikan negara Soviet Rusia tahun
1917 tetapi dasarnya sudah berpuluh-puluh tahun umurnya. Adolf Hitler yang naik
singgasana tahun 1933 tetapi sudah mengikhtiarkan Naziisme sejak tahun 1921 dan 1922.
Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok Merdeka tahun 1912 tetapi sejak tahun 1885 sudah
memiliki dasar negara tertuang dalam buku The Three Peoples Principle yakni
nasionalisme, demokrasi, sosialisme.

Dalam risalah Mencapai Indonesia Merdeka, dibuat tahun 1933, Bung Karno menyebutkan
kemerdekaan adalah jembatan emas untuk menyeberang menyempurnakan masyarakat.
Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia, mengutip tulisan Armstrong itu pada 1
Juni 1945 tatkala berpidato di depan sidang Panitia Persiapan Usaha-Usaha Kemerdekaan
Indonesia (PPUPKI), atau Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai. Ia saat itu berbicara tentang prinsiprinsip dasar sebuah negara merdeka.

Karena Bung Karno menyebutkan lima dasar, dan diterjemahkan sebagai Pancasila, maka 1
Juni itu dikenallah sebagai Hari Lahir Pancasila, dan nama Proklamator ini disebut pula
sebagai penggalinya.

Sebuah pemikiran yang besar dari orang yang berjiwa besar, bahwa pentingnya memberikan
sebuah landasan bernegara yang kuat dalam satu bangsa yang begitu majemuk, yang mampu
mempersatukan yang berbeda suku dan agama dalam satu ikatan bangsa yang satu Bangsa
Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia ini sudah dipikirkannya.

Kita semua harus mendirikan satu negara kebangsaan di atas satu kesatuan bumi Indonesia,
dari ujung Sumatera sampai ke Irian, bukan sekedar satu golongan yang hidup di satu daerah
kecil. Bangsa Indonesia adalah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik telah
ditentukan oleh Tuhan tinggal di semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatera
sampai ke Irian.

Pemikiran tentang Pancasila dituangkannya dalam rangkaian kata yang bermuara pada
Persatuan dan Kesatuan bangsa, dalam ikatan persaudaraan tanpa membedakan ras, suku dan
agama. Tentulah ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, karena berbagai suku dan agama harus
masuk dalam pemikiran dan juga bermusyawarah dan bermufakat untuk kemajuan bersama
dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Uraian pemikiran tentang makna dan isi
sila-sila yang ada dalam Pancasila tersebut dituangkan dalam gagasan besar untuk persatuan
Indonesia menuju Kemerdekaan Indonesia.

Paham kebangsaan tidak akan meruncing menjadi kauvanis. Tanah air Indonesia yang
berbangsa satu, yang berbahasa yang satu, hanyalah satu bahagian kecil dari dunia.
Kebangsaan Indonesia bukan kebangsaan yang menyendiri, tetapi seperti dikatakan Mahatma
Gandhi, seorang nasionalis yang kebangsaannya perikemanusiaan.

Indonesia jangan pernah berkata sebagai bangsa yang terbagus, yang termulia. Indonesia
harus menuju persatuan dan persaudaraan dunia sekaligus menuju kekeluargaan bangsabangsa. Karena itu prinsip dasar kedua adalah Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.

Syarat mutlak menuju Indonesia semua buat semua ialah ada permusyawaratan,
perwakilan. Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memelihara agama. Dengan
cara mufakat perbaiki segala hal, termasuk keselamatan agama dengan jalan pembicaraan
atau permusyawaratan.

Apa-apa yang belum memuaskan, dibicarakan di permusyawaratan seperti tuntutan-tuntutan


Islam. Kalau orang Kristen ingin tiap-tiap letter peraturan negara harus menurut Injil,
misalnya, bekerjalah mati-matian agar sebagian besar utusan-utusan yang masuk badan
perwakilan adalah orang Kristen. Itu adil, fair play, karena itu prinsip ketiga adalah Mufakat
atau Demokrasi.

Prinsip keempat adalah Kesejahteraan sosial. Tidak akan ada kemiskinan di dalam
Indonesia Merdeka. Kita tidak mau Indonesia Merdeka kaum kapitalnya merajalela. Atau,
semua rakyatnya sejahtera, cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa
dipangku oleh Ibu Pertiwi. Kita mencari demokrasi permusyawaratan yang memberi hidup,
yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial.

Prinsip kelima Indonesia Merdeka dengan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hendaklah negara Indonesia negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya
dengan cara yang leluasa. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih,
yang Islam ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menurut
kitab-kitab yang ada padanya. Semua bertaqwa dengan cara yang berkeadaban yakni yang
hormat-menghormati satu sama lain.

Tentunya ini bukanlah pemikiran yang mudah, tapi bukan juga sesuatu yang sulit kalau hal
tersebut memang dipikirkan secara sungguh-sungguh. Dalam menyusun gagasan ini beliau
juga di bantu oleh Mr. Mohammad Yamin. Bukankah ini sebuah upaya yang patut dan harus
kita hargai, tidaklah harus mensakralkan Pancasila, tapi menghargai Pancasila sebagai dasar
Negara dan alat pemersatu Bangsa, harus tetap terus dikedepankan. Karena itulah salah satu
cara kita menghargai apa yang sudah dirintis dan diupayakan oleh Pendiri Bangsa ini, untuk
menyatukan bangsa ini dari perpecahan.

Semoga saja dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 sekarang ini,
kita bisa merenungkan apa yang sudah diupayakan Bapak Pendiri Bangsa ini, Ir. Soekarno,

dan kita bisa tetap senantiasa mengenang jasa-jasa beliau, juga tetaplah mengakui Pancasila
sebagai Dasar Negara dan alat pemersatu bangsa. Semoga kita juga tetap bisa
mengamalkannya dalam kehidupan bernegara, mampu menghargai perbedaan demi persatuan
dan kesatuan Bangsa.

Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka


1)

Makna Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan bersifat
dinamis atau merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus
dari masyarakat itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan
digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
2)

Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam menjalankan
aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup
dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah
nilai-nilai dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam
segala bidang.
3)

Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dibentuklah BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945,
dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945, membahas tentang
rumusan dasar negara. Tampil tiga tokoh.
1. Tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengemukakan 5 dasar negara Indonesia(dalam
pidato)

Peri Kebangsaan

Peri Kemanusiaan

Peri Ke-Tuhanan

Peri Kerakyatan

Kesejahteraan rakyat

Pada akhir pidatonya beliau menyerahkan rancangan (tertulis)

1. Ke-Tuhanan Yang maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ Perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

2. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengemukakan usulan dasar negara Indonesia
yaitu:

Persatuan

Kekeluargaan

Kesimbangan lahir dan batin

Musyawarah

Keadilan rakyat

3. Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya mengenai lima hal yang
menjadi dasar negara merdeka, yaitu:

Kebangsaan Indonesia

Internasionalisme atau kemanusiaan

Mufakat atau demokrasi

Kesejahteraan sosial

Ke-Tuhanan yang berkebudayaan

Pendapat ketiga tokoh dibahas oleh Panitia Sembilan tanggal 22 Juli 1945 dan menghasilkan
rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia merdeka
yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 17 Juli 1945 menerima laporan Panitia Sembilan
tentang isi Piagam Jakarta, membahas rancangan Pembukaan UUD 1945 dan tugasnya selesai
BPUPKI dibubarkan.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk PPKI dan mengadakan sidang pada tanggal 18
Agustus 1945 setelah melalui perdebatan yang sengit akhirnya menerima perubahan Piagam
Jakarta menjadi Pembukaan UUD45 dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:

Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kemudian mengesahkan UUD 1945, mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh.
Hatta sebagai wakil presiden, sebelum MPR/DPR terbentuk tugas presiden dibantu oleh
KNIP.
4)

Fungsi Pokok Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Pancasila sebagai dasar negara dijadikan sebagai landasan setiap aspek penyelenggaraan
negara, termasuk segala peraturan perundangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek
kenegaraan lainnya.
Sedangkan sebagai ideologi negara, dasar, pandangan bagi sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat Indonesia.

Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara memiliki 4 fungsi pokok yaitu:

Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan

Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya

Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa

Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
negara

RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA


RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA

1.1.

Latar Belakang
Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of The
Constitusion , memperkenalkan istilah the rule of law yang secara sederhana
diartikan sebagai suatu keteraturan hukum. Rule of Law Gerakan masyarakat
yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus
dibatasi dan diatur melalui satu peraturan perundang undangan, dan
pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang
undangan. Rule of Law tidak bisa dilepaskan dari negara hukum (recstaat).
menurut Friedman, antara pengertian antara pengertian negara hukum dan Rule
of Law sebenarnya saling mengisi.
Negara
Indonesia adalah negara hukum hal ini tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV. Di dalamnya terkandung pengertian adanya
pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip
pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang
diatur dalam UUD, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak,
yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin
keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh
pihak penguasa.
Sebagai negara

hukum

salah

satu

ciri

dan

prinsipnya

adalah

penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). HAM yaitu seperangkat hak
yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk allah dan
merupakan anugrah yang wajib di hormati di junjung tinggi dan di lindungi oleh
negara,

hukum

pemerintah

dan

setiap

orang

demi

kehormatan

serta

perlindungan harkat martabat manusia (uu no 39 th 99). UUD 1945 memberikan


jaminan bagi setia orang untuk emnikmati hak-hak asasi dan kebebasan
dasarnya.Bahwa negara, terutama pemerintah mempunyai kewajiban untuk
memberi perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM.

2.1. PENGERTIAN RULE OF LAW DAN HAM


2.1. 1. Pengertian Rule of Law

Rule of Law adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak dari


seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Inti pengertian Rule of Law adalah
jaminan apa yang disebut sebagai keadilan sosial. (Sunartaji Hartono,1976:30).
Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit
dipisahkan.Menurut Philipus M. Hadjon negara hukum yang menurut istilah
bahasa Belanda rechtsstat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme,
yaitu dari kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara
yang didasarkan pada suatu peraturan perundang undangan. Oleh karena itu
dalam

proses

perkembangannya

rechsstat

itu

lebih

memiliki

ciri

yang

revolusioner. Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja


maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui satu peraturan
perundang undangan, dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala
peraturan perundang undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of
Law.Yang menurut Hadjon Rule of Law memiliki ciri yang evolusioner, sedangkan
upaya untuk mewujudkan negara hukum atau rechts-staat lebih memiliki ciri
yang revolusioner.Oleh karena itu menurut Friedman, antara pengertian antara
pengertian negara hukum dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi.Dengan
demikian berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan
publik yang diatur secara legal.Rule of law sifatnya endogen, artinya muncul dan
berkembang dari suatu masyarakat tertentu. (Friedman,1960:546).
Menurut Friederich J. Stahl, terdapat empat unsur pokok berdirinya
rechsstaat yaitu :
1.
2.
3.
4.

Hak-hak manusia;
Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu;
Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan; dan
Peradilan administrasi dalam perselisihan. (Muhtaj,2005:23)
Bagi negara Indonesia ditentukan secara yuridis formal bahwa negara
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum.Hal itu tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV.Dalam negara hukum, harus diadakan jaminan
hukum

itu

sendiri

dibangun

dan

ditegakan

menurut

prinsip

prinsip

demokrasi.Karena prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum itu sendiri


pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat.Oleh karena itu prinsip negara
hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip prinsip
demokrasi atau kedaulatan rakyat atau democratische rechtsstaat. (Asshiddiqie,
2005:69-70).

2.1. 2. Prinsip prinsip Rule of Law


Negara yang menganut sistem Rule of Law harus memiliki prinsip-prinsip
yang jelas, terutama dalam hubungannya dengan realisasi Rule of Law itu
sendiri.Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of The
Constitusion , memperkenalkan istilah the rule of law yang secara sederhana
diartikan sebagai suatu keteraturan hukum. Menurut dicey terdapat tiga unsur
yang fundamental dalam Rule of Law, yaitu :
1.

Supremasi aturan aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang


wenang, dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jika memang melanggar

2.

hukum;
Kedudukan yang sama dimuka hukum. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat

3.

biasa maupun pejabat negara; dan


Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusankeputusan pengadilan.
Pada pertemuan pertemuan yang dialakukan International Comission of
Jurists

(ICJ),

dihasilkan

pandangan

baru

tentang

negara

hukum.

Dalam

pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 digariskan bahwa disamping hak-hak
politik bagi rakyat harus diakui pula adanya hak-hak sosial

dan ekonomi,

sehingga perlu dibetuk standar-standar sosial ekonomi. komisi ini merumuskan


syarat-syarat pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law yang dinamis,
yaitu :
1.

Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individual,


konstitusi

harus

pula

menentukan

teknis

prosedural

untuk

memperoleh

perlindungan atas hak-hak yang dijamin;


Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
Pemilihan umum yang bebas;
Kebebasan menyatakan pendapat;
Kebebasan berserikat/berorganisasi atau beroposisi;
Pendidikan kewarganegaraan (Azhary, 1995:59)
2.1. 3. Sejarah Hak Asasi Manusia
2.
3.
4.
5.

Perkembangan hak asasi manusia pada masa Sesudah Masehi, Magna


Charta (Piagam Agung) tahun 1215, yaitu suatu dokumen yang mencatat
beberapa hak yang diberikan Raja John Lockland dari Inggris. Di dalam Magna
Charta itu ditegaskan, antara lain kekuasaan raja harus dibatasi menuntut raja
berlaku

adil

pada

seluruh

rakyatnya.

Pendidikakan Kewarganegaraan hal 47)

(P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007,

Petition of Rights (hak-hak Petisi) tahun 1628, yaitu suatu petisi yang
diajukan para bangsawan kepada Raja Charles I di muka parlemen. Dalam
hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi (PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan
Kewarganegaraan, untuk PerguruanTinggi, hal 100)
Bill of Right (Undang-Undang Hak) tahun 1689, yaitu suatu UU yang
diterima

oleh

Parlemen

Inggris

setelah

sebelumnya

telah

mengadakan

perlawanan terhadap Raja James II yang memerintah secara absolut dalam suatu
revolusi tidak berdarah (The Glorious Revolution) tahun 1688. Ide pembaruan di
Inggris ini membuat rakyat Ameriak Serikat membrontak melawan pengusaha
Inggris,

sehingga

melahirkan

Declaration

of

Independence(Deklarasi

Kemerdekaan) tahun 1776. Deklarasi Kemerdekaan ini juga merupakan piagam


Hak Asasi Manusia karena mengandung pernyataan Bahwa sesungguhnya
semua bangsa diciptakan sama derajatnya oleh Maha Pencipta; bahwa semua
manusia dianugrahi oleh penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan
untuk menikmati kebahagiaan.

(P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007, Pendidikakan

Kewarganegaraan hal 47)


Di Prancis, perjuangan hak asasi manusia dirumuskan dalam suatu naskah
pada

awal

revolusi

prancis

sebagai

perlawanan

terhadap

kesewenang-

wenangan. Naskah tersebur dikenal dengan Declaration des Droits de IHomme


et du Citoyen (Pernyataan Hak-hak Asasi Manusia dan Warga Negara) tahun
1789. Dalam Revolusi Prancis ini dikenal tiga semboyan yang sangat terkenal,
yaitu Liberte (Kebebasan), Egalite (Persamaan)dan Fraternite (Persaudaraan).
(P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007, Pendidikakan Kewarganegaraan hal 47)
Memasuki abad ke-19, pemikiran hak asasi manusi dipengaruhi oleh
pemerinath

nasional.Setiap

bangsa

menginginkan

pemerintah

yang

konstitusioanal dan demokratis yang ditandai dengan diakuinya hak asasi


manusia.Pada abad ke-20, perjuangan hak asasi manuis semakin meluas, seperti
di Ameriak Serikat. Pada permulaan perang Dunia II tahun 1941, presiden
amerika serikat Franklin D. Roosevelt mengemukakan empat kebebasan yang
dimiliki manusia: kebebasan berbicara dan mengemukakan penapat, kebebasan
beragama,

kebebasan

dari

ketakutan,

dan

kebebasan

dari

kemelaratan.

(P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007, Pendidikakan Kewarganegaraan hal 48)

Setelah perang Dunia II selesai, PBB akhirnya dapat mengesahkan


pernyataan sedunia tentang hak asasi manusia, yaitu Universal Declaration of
Human Right pada tanggal 10 Desember 1948. (P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007
Pendidikakan Kewarganegaraan hal 49)
2.1. 4. Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk allah dan merupakan anugrah yang wajib di hormati di
junjung tinggi dan di lindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia (uu no 39 th 99).
HAM adalah hak-hak yang secara inheren melekat dalam diri manusia, dan
tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. (Jan Materson).
Setiap manusia dianugrahi akal budi dan nurani oleh Tuhan Yang Maha
Esa.Dengan itu manusia mempunyai kemampuan membedakan yang baik dan
yang buruk.Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut hak asasi
manusia.Hak asasi manusia melekat pada manusia secara kodrati sebagai
anugrah Tuhan Yang Maha Esa.Hak-hak ini tidak dapat diingkari, oleh karena itu
Negara, pemerintah, atau organisasi apapun mengembankan kewajiban untuk
mengakui dan melindungi hak manusi tanpa terkecuali. Artinya, hak manusia
harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Aim Abdulkarim,2006, Pendidikan
Kewarganegaraan,Membangun Negara yang Demokratis hal 73-74)
Setiap orang mempunyai kebebasan, tetapi setiap orang juga wajib
mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Kewajiban ini berlaku juga bagi
setiap

organisasi,

baik

organisasi

sosial

maupun

pemerintah.

Dengan

demikian,oragnisa-organisasi lain dan pemerintah bertanggungjawab untuk


menghoramati, melindungi, membela, dan menjamin hak asasi setiap warga
Negara dan penduduknya tanpa perbedaan. (Aim Abdulkarim,2006 Pendidikan
Kewarganegaraan, Negara yang Demokratis hal 74)
Di dalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
dijelaskan, bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh Negara, hukum, dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia. (P.N.H. Simanjuntak, S.H,2007


Pendiidkan Kewarganegaraan hal 46)
Sementara itu berdasarkan Mukadimah Universitas Declaration of Human
right (Deklarasi Universitas Hak Asasi Manusia) Tahun 1948, hak asasi manusia
merupakan pengakuan akan martabat yang terpadu dalam diri setiap orang akan
hak-hak yang sama dan tidak teralihkan dari semua anggota keluarga manusia
ialah dasar dari kebebasan, keadilan, dan perdamaian dunia. .

(P.N.H.

Simanjuntak, S.H, 2007 Pendiidkan Kewarganegaraan hal 46)


2.1. 5. Hakikat Hak Asasi Manusia
Negara Indonesia adalah Negara yang beranekaragam, baik suku,bahasa
agama, maupun golongan. Tidak seorangpun boleh

merendahkan satu sama

lainnya, baik karena warna kulit,suku bangsa, asal-usul keluarga, kedudukan,


maupun perbedaan lain yang tampak dari manusia. Hal tersebut merupakan
dasar pandangan bahwa semua orang memiliki hak dasar yang sama. (Aim
Abdulkarim, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan,Membangun Negara yang
Demokratis hal 73)

2.2.

PENJABARAN HAM DALAM UUD 1945


Menurut pandangan filsafat bangsa Indonesia yang terkandung dalam
Pancasila hakikat manusia adalah monopluralis.Susunan kodrat manusia adalah
makhluk individu dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia adalah
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia, secara resmi
Deklarasi

Pembukaan

dan

pasal-pasal

UUD

1945

telah

terlebih

dahulu

merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-hak Asasi
Manusia PBB. Pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada
tahun 1948.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan Kewarganegaraan, untuk
PerguruanTinggi, hal 101-102)
Deklarasi

bangsa

Indonesia

pada

prinsipnya

terkandung

dalam

Pembukaan UUD 1945, dan Pembukaan inilah yang merupakan sumber normatif
bagi hukum positif Indonesia terutama penjabarannya dalam pasal-pasal UUD

1945.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

Pendidikan

Kewarganegaraan,

untuk

PerguruanTinggi, hal 102)


Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea I dinyatakan bahwa : Kemerdekaan
adalah hak segala bangsa. Dalam pernyataan ini terkandung pengakuan secara
yuridis hak-hak asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana terkandung
dalam Deklarasi PBB pasalI. Pernyataan berikutnya pada alinea III Pembukaan
UUD 1945 yang mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia
terkandung pengakuan bahwa manusia adalah sebagai mahkluk Tuhan Yang
Maha Kuasa serta bangsa Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masingmasing, dan hal ini sesuai dengan deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal 18,
adapun dalam pasal UUD 1945 tercantum dalam pasal 29 terutama ayat (2) UUD
1945.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.

Pendidikan

Kewarganegaraan,

untuk

PerguruanTinggi, hal 102)


Melalui pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea IV bahwa negara
Indonesia

sebagai

suatu

persekutuan

hidup

bersama,

bertujuan

untuk

melindungi warganya terutama dalam kaitannya dengan perlindungan hak-hak


asasinya.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan Kewarganegaraan, untuk
PerguruanTinggi, hal 103)
Berdasarkan pada tujuan negara yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 tersebut, maka negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi
manusia para warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan
hidupnya baik jasmaniah maupun rokhaniah, antara lain berkaitan dengan hakhak asasi bidang sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan agama.
Adapun rincian hak-hak asasi manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 adalah
sebagai berikut :(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan Kewarganegaraan,
untuk PerguruanTinggi, hal 103-104)
BAB XA
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhakmempertahankan hidup
dan kehidupannya.**)
Pasal 28 B

(1)

Setiap orang berhak membentuk keluargadan melanjutkan keturunan melalui

(2)

perkawinanyang sah.**)
Setiap orang berhak atas kelangsunganhidup, tumbuh dan berkembang serta
berhakatasperlindungan dari kekerasan dandiskriminasi.**)
Pasal 28 C

(1)

Setiap orang berhak mengembangkan dirimelalui pemenuhan kebutuhan


dasarnya,berhak mendapatkan pendidikan danmemperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuandan

(2)

teknologi,

seni

dan

budaya

demimeningkatkan

kualitas

hidupnya dan demikesejahteraan umat manusia.**)


Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secarakolektif untuk membangun masyarakat,bangsa dan negaranya.**)
Pasal 28 D

(1)

Setiap orang berhak atas pengakuan,jaminan, perlidungan dan kepastian

(2)

hokumyang adil serta perlakuan yang samadihadapan hukum.**)


Setiap orang berhak untuk berkerja sertamendapat imbalan dan perlakuan

(3)

yang adildan layak dalam hubungan kerja.**)


Setiap warga negara berhak memperolehkesempatan yang sama dalm

(4)

pemerintahan.**)
Setiap orang berhak atas statuskewarganegaraan.**)
Pasal 28 E

(1)

Setiap orang bebas memeluk agama danberibadah menurut agamanya,


memilihpendidikan
kewarganegaraan,

dan

pengajaran,

memilihtempat

tinggal

memilihpekerjaan,
di

wilayah

memilih

negara

dan

(2)

meninggalkannya serta berhak kembali.**)


Setiap orang berhak atas kebebasanmeyakini kepercayaan, menyatakan

(3)

pikirandan sikap sesuai hati nuraninya.**)


Setiap
orang
berhak
atas
kebebasanberserikat,

berkumpul

dan

mengeluarkanpendapat.**)
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi
untuk mengembangkanpribadi dan lingkungan sosialnya serta berhakuntuk
mencari,

memperoleh,

menyampaikaninformasi

memiliki,menyimpan,

dengan

menggunakan

tersedia.**)
Pasal 28 G

segala

mengolah
jenissaluran

dan
yang

(1)

Setiap orang berhak atas perlindung diripribadi, keluarga, kehormatan,


martabat, danharta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman danperlindungan dari ancaman ketakutan untukberbuat atau tidak berbuat

(2)

sesuatu yangmerupakan hak asasinya.**)


Setiap orang berhak untuk bebas daripenyiksaan atau perlakuan yang
merendahkanderajat martabat manusia dan berhakmemperoleh suaka politik
dari negara lain.**)
Pasal 28 H

(1)

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahirdan batin, bertempat tinggal dan
mendapatlingkungan hidup yang baik dan sehat sertaberhak memperoleh

(2)

pelayanan kesehatan.**)
Setiap orang berhak mendapat kemudahandan perlakuan khusus untuk
memperolehkesempatan dan manfaat yang sama gunamencapai persamaan dan

(3)

keadilan.**)
Setiap orang berhak atas imbalan jaminansosial yang memungkinkan

(4)

pengembangandirinya secara utuh sebagai manusia yangbermartabat.**)


Setiap orang berhak mempunyai hak milikpribadi dan hak milik tersebut tidak
bolehdiambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.**)
Pasal 28 I

(1)

Hak untuk hidup, hak untuk tidakdisiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hatinurani, hak beragama, hak untuk tidakdiperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadidihadapan hukum, dan hak untuk tidakdituntut atas dasar hukum yang
berlakusurut adalah hak asasi manusia yang tidakdapat dikurangi dalam

(2)

keadaan apapun.**)
Setiap orang berhak bebas dariperlakuan yanbg bersifat diskriminatif atasdasar
apaun dan berhak mendapatperlindungan terhadap perlakuan yangbersifat

(3)

diskriminatif itu.**)
Identitas budaya

(4)

denganperkembangan zaman dan peradaban.**)


Perlindungan, pemajuan, penegakan danpemenuhan hak asasi manusia

(5)

adalahtanggung jawab negara terutamapemerintah.**)


Untuk menegakkan dan melindungi hakasaso manusia sesuai dengan prinsip

dan

hak

masyarakattradisional

dihormati

selaras

Negarahukum yang demokrastis, maka pelaksanaanhak asasi manusia dijamin,


diatur dandituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**)
Pasal 28 J

(1)

Setiap orang wajib menghormati hakasasi manusia orang lain dalam

(2)

tertibkehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara.**)


Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepadapembatasan yang ditetapkan denganundang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan sertapenghormatan atas hak dan
kebebasanorang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimabanganmoral, nilai-nilai agama, keamanan danketertiban umum dalam
suatu masyarakatdemokrastis.**)
(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

Pendidikan

Kewarganegaraan,

untuk

PerguruanTinggi, hal 104-106)


Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksaan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan. Antara lain
sejak kekuasaan Rezim Soeharto telah dibentuk KOMNAS HAM, walaupun
pelaksanaannya

belum

optimal.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

Pendidikan

Kewarganegaraan, untuk PerguruanTinggi, hal 106)


Dalam proses reformasi dewasa ini terutama akan perlindungan hak-hak
asasi manusia semakin kuat bahkan merupakan tema sentral. Oleh karena itu
jaminan hak-hak asasi manusia sebagaimana terkandung dalam UUD 1945,
menjadi semakin efektif terutama dengan diwujudkannya Undang-Undang
Republik Indonesia No. 39 tahun 1999, tentang hak Asasi Manusia dalam
konsiderans dan ketentuan Umum pasal 1 dijelaskan, bahwa hak asasi manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha esa, dan merupakan anugrahNya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Selain hak asasi juga dalam UU No. 39 tahun 1999, terkandung kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak mungkin terlaksakan dan tegaknya hak asasi
manusia.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan Kewarganegaraan, untuk
PerguruanTinggi, hal 107)
UU No. 39 tahun 1999 tersebut terdiri atas 105 pasal yang meliputi
berbagai macam hukum tentang hak asasi, perlindungan hak asasi, pembatasan
terhadap kewenangan pemerintah serta KOMNAS HAM yang merupakan lembaga
pelaksanaan atas perlindungan hak-hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasanpribadi,
hak

atas

rasa

aman,

hak

atas

kesejahteraan,

hak

turut

serta

dalam

pemerintahan, hak wanita, dan hak anak. Demi tegaknya hak asasi setiap orang
maka diatur pula kewajiban dasar manusia, antara lain kewajiban untuk
menghormati hak asasi orang lain, dan konsekuensinya setiap orang harus
tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu juga
diatur

kewajiban

dan

tanggung

jawab

pemerintah

untuk

menghormati,

melindungi, menegakkan serta memajukan hak-hak asasi manusia tersebut yang


diatur dalam perturan perundang-undangan dan hukum internasional yang
diterima

oleh

negara

Republik

Indonesia.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

Pendidikan Kewarganegaraan, untuk PerguruanTinggi, hal 107)


Dengan diundangkannya UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak-hak asasi
manusia tersebut bangsa Indonesia telah masuk pada era baru terutama dalam
menegakkan masyarakat yang demokratis yang melindungi hak-hak asasi
manusia. Namun demikian sering dalam pelaksanaannya mengalami kendala
yaitu dilema antara menegakkan hukum dengan kebebasan sehingga kalau tidak
konsisten

maka

akan

merugikan

(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

bangsa

Pendidikan

Indonesia

sendiri.

Kewarganegaraan,

untuk

PerguruanTinggi, hal 107-108)


Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002.Telah memberikan jaminan
secara eksplisit tentang hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam Bab XA,
Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J. Jikalau dibandingkan dengan UUD 1945
sebelum dilakukan amandemen, ketentuan yang mengatur tentang jaminan hakhak asasi manusia dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 dikembangkan
menjadi

tambah

pasalnya

dan

lebih

rinci.

(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

Pendidikan Kewarganegaraan, untuk PerguruanTinggi, hal 108)


Konsekuensinya pengaturan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia
tersebut

harus

diikuti

dengan

pelaksanaan,

serta

jaminan

hukum

yang

memadai.Untuk ketentuan yang lebih rinci atas pelaksanaan dan penegakan


hak-hak

asasi

tersebut,

(PROF.DR.H.KAELAN,M.S,2010.

diatur

dalam

Pendidikan

UU

No.9

tahun

Kewarganegaraan,

1999.
untuk

PerguruanTinggi, hal 108)


Terlepas dari berbagai macam kelebihan dan kekurangannya, bagi kita
merupakan suatu kemajuan yang sangat berarti, karena bangsa Indonesia
memiliki komitmen yang tinggi atas jaminan serta penegakan hak-hak asasi
manusia,

dalam

kenegaraan.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010

Kewarganegaraan, untuk PerguruanTinggi, hal 108-109)

Pendidikan

2.3.

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HAM DI INDONESIA


Indonesia
menganut
ideologi
Demokrasi
Pancasila,

sehingga

implementasi hak asasi manusia di Indonesia seharusnya berjalan dengan baik


sesuai dengansifat-sifat dasar dari paham Demokrasi Pancasila. Menurut ideologi
tersebut,

hak-hak

asasi

setiap

rakyat

Indonesia

pada

dasarnya

di

implementasikan secara bebas, namun tetap dibatasi oleh hak-hak asasi orang
lain. Jadi, ideologi ini menawarkan kebebasan yang bertanggung jawab dalam
mengimplementasikan hak asasi manusia.Namun hal tersebut perlu dikaji lebih
dalam, sebab ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia belum tentu dapat
diterapkan

oleh

rakyat.(http://kafepknums.blogspot.com/2010/04/ham-dan-

implementasinya.html?m=1)
Pemerintah Republik Indonesia telah menjamin pelaksanaa hak asasi
manusia bagi rakyat.Perlindungan atas hak tersebut diatur dalam berbagai
peraturan. Dalam alenia kedua, dirumuskan salah satu tujuan kemerdekaan
Negara kita, yaitumengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang medeka,bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Ini adalah pengakuan hak asasi sosial yang berupa keadilan dan
pengakuan hak asasi ekonomi yang berupa kemakmuran dan kesejatraan.(Aim
Abdulkarim, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan,Membangun Negara yang
Demokratis hal 79)
Dalam alenia keempat, dijelaska tujuan Negara Indonesia dan dasar
Negara Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darh Indonesia.Artinya pengakuan hak asasi untuk menikmati keamanan
atau

perlindungan

dan

ketentuan

atas

perlindungan

hukum.Memajukan

kesejtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.Artinya pengakuan hak


asasi

sosial,

ekonomi,

dan

budaya.Ikut

melaksanakan

ketertiban

dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Artinya


pengakuan hak hak asasi manusia atau setiap bangsa atas kemerdekaan,
kedamaian/ketenangan hidup dan keadilan sosial..(Aim Abdulkarim, 2006,
Pendidikan Kewarganegaraan,Membangun Negara yang Demokratis hal 81)
Hak asasi manusia berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM: hak
untuk hidup artinya setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan
hidupnya, dan meningkatkan taraf hidupmnya, setiap orang berhak untuk hidup
tentram, aman, damai, bahagia, dan sejahtera, setiap orang juga berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat..(Aim Abdulkarim,2006, Pendidikan
Kewarganegaraan,Membangun Negara yang Demokratis hal 81-82)

Hak berkeluaRga dan melanjutkan keturunan, artinya setiap orang berhak


membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah.Hak mengembangkan diri.Artinya setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memproleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya.Hak memperoleh keadilan.Artinya setiap orang yang
ditangkap, dituntut, dan ditahan karena disangka melakukan suatu tindakan
pidana berhak dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan kesalahannya secara
sah dalam suatu sidang pengadilan dan diberikan segala jaminan hukum yang
diperlukan untuk pembelaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan..
(Aim Abdulkarim, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan,Membangun Negara yang
Demokratis hal 82-83)
Hak kebebasan pribadi.Artinya tidak seorangpun boleh diperbudak atau
diperhamba.Hak rasa aman. Artinya setiap orang berhak atas perlindungan diri
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,dan hak miliknya. Hak kesejahtraan
artinya setiap orang berhak mempunyai hak milik, baik sendiri maupun bersama
dengan orang lain demi pengembangan diri keluarga, bangsa, dan masyarakat
dengan cara yang tidak melanggar hukum..(Aim Abdulkarim, 2006, Pendidikan
Kewarganegaraan,Membangun Negara yang Demokratis hal 83-86)
2.4.
2.4.1.

KASUS-KASUS HAM DI INDONESIA


Pengertian Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disegaja maupun tidak
disengaja yang dapat mengurangi, membatasi, mencabut, atau menghilangkan
hak asasi orang lain yang dilindungi oleh undang-undang dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak mendapatkan penyelesaian hukum yang benar dan adil

2.4.2.

sesuai mekanisme hukum yang berlaku.( UU No. 39 tahun 1999)


Bentuk-bentuk Pelanggaran HAM
Pelanggaran yang sering dijumpai dalam masyarakat antara lain :

Deskriminasi adalah pembatasan, pelecehan, dan pengucilan yang dilakukan


langsung atau tidak langsung yang didasarkan perbedaan manusia atas Suku,
ras, etnis, dan Agama.

Penyiksaan adalah perbuatan yang menimbulkan rasa sakit atau penderitaan


baik jasmani maupun rohani.
Pelanggaran HAM menurut sifatnya terbagi dua yaitu :

Pelanggaran HAM berat yaitu pelanggaran HAM yang mengancam nyawa


manusia.

Pelanggaran HAM ringan yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam jiwa
manusia.
(http://www.smansax1-edu.com/2014/10/contoh-kasus-pelanggaran-hamdi.html)

2.4.3.
1.

Contoh Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia


Kasus Pembunuhan Munir pada September 2004
Munir Said Thalib adalah aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus
pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, tanggal 8 Desember 1965. Munir
meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia
ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi
mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di
pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni.Namun, sebagian
orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di
makanan atau minumannya saat di dalam pesawat.Kasus ini sampai sekarang
masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty
Internasional dan tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari
Priyanto selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena
terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena
dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir dan meninggal di

2.
3.
4.
5.

pesawat.
Kasus Dukun Santet di Banyuwangi pada tahun 1998.
Penembakan Mahasiswa Trisakti (Tragedi Trisakti) pada tahun 1997
Peristiwa 27 Juli 1996
Penculikan Aktivisdan Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah pada 8 Mei

6.
7.
8.
9.

1993
Pembantaian Santa Cruz pada tanggal 12 November 1991
Penembakan Misterius Diantara tahun 1982-1985
Peristiwa Tanjung Priok pada tanggal 12 September 1984
Pembantaian Rawagede oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947
Itulah beberapa kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di
Indonesia.
(http://www.smansax1-edu.com/2014/10/contoh-kasus-pelanggaran-hamdi.html)

2.5.

PERKEMBANGAN PERLINDUNGAN HAM DI INDONESIA


2.5.1. Pengertian Perlindungan HAM
Perlindungan HAM adalah Upaya untuk memperkuat sistem perlindungan
hak asasi manusia pemerintah mendirikan lembaga-lembaga baru untuk
memberikan perlindungan hak asasi manusia seperti, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, atau Komisi Ombudsman Nasional yang bertugas untuk memberikan
pelayanan dan perlindungan terhadap rakyat yang memperoleh perlakuan yang
tidak adil atau tidak semestinya dari Aparatur pemerintah, dibuatnya UU tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia yang memberikan dasar hukum bagi dibentuknya
Pengadilan

HAM

Ad

Hoc

untuk

memeriksa

dan

mengadili

kasus-kasus

pelanggaran HAM yang terjadi pada masa Orde Baru. Dalam rangka untuk
menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu, khususnya yang
terjadi pada masa Orde Baru pemerintah mempersiapkan Rancangan Undangundang tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional yang sebagian
meniru

model

Komisi

Kebenaran

dan

Rekonsiliasi

Afrika

Selatan.

(http://rorodestalia.blogspot.com/2013/06/perkembangan-dan-perlindunganham-di.htm)
2.5.2. Perkembangan HAM di Indonesia saat ini
Pasca era reformasi, era ketika persoalan demokratisasi dan hak asasi
manusia menjadi topik utama.Di era reformasi ini telah banyak lahir produk
peraturan perundangan tentang hak asasi manusia.Namun meskipun demikian
inplementasi

hak

asasi

manusia

di

Indonesia

masih

belum

maksimal.Implementasi hak-hak sosial dan ekonomi jauh lebih sulit dibanding


implementasi hak-hak sipil dan politik.Aspek inilah yang banyak terabaikan di
Indonesia baik diakibatkan karena masalah kemampuan ekonomi negara
maupun karena kesadaran warga negara atas haknya yang dijamin konstitusi.
(http://kafepknums.blogspot.com/2010/04/ham-danimplementasinya.html?m=1)

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Pengertian rule of law dan HAM
Rule of Law adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak dari
seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Inti pengertian Rule of Law adalah
jaminan apa yang disebut sebagai keadilan sosial. Dan yang dimaksud dengan
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan dan merupakan anugrah yang wajib dihormati
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia.
Penjabaran HAM dalam Undang-Undang

Pembukaan UUD 1945 (alinea I & III) pasal-pasalnya (Pasal 28 A-J) yang disahkan

pada tanggal 18 Agustus 1945


Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948 terdiri dari 30 pasal
UU No. 39 tahun 1999 terdiri atas 105 pasal
Implementasi HAM di Indonesia
Indonesia menganut ideologi Demokrasi Pancasila, sehingga implementasi
hak asasi manusia di Indonesia seharusnya berjalan dengan baik sesuai
dengansifat-sifat dasar dari paham Demokrasi Pancasila.Pemerintah Republik
Indonesia

telah

menjamin

pelaksanaa

hak

asasi

manusia

bagi

rakyat.Perlindungan atas hak tersebut diatur dalam berbagai peraturan.Seperti


yang terdapat dalam UUD alenia kedua dan alenia keempat. Hak asasi manusia
berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, seperti hak untuk hidup,hak
berkeluarga

dan

melanjutkan

keurunan,

hak

mengembangkan

diri,

hak

memproleh keadilan, hak kebebasan pribadi, dan hak kesejatraan.


Kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia
Kasus-kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia seperti
Kasus Pembunuhan Munir pada September 2004, Penembakan Mahasiswa
Trisakti (Tragedi Trisakti) pada tahun 1997 dan masih banyak kasus-kasus yang
lainnya baik itu termasuk kasus pelanggaran HAM berat maupun kasus
Pelanggaran HAM ringan.

Perkembangan perlindungan HAM di Indonesia


Pasca era reformasi, era ketika persoalan demokratisasi dan hak asasi
manusia menjadi topik utama.Di era reformasi ini telah banyak lahir produk
peraturan perundangan tentang hak asasi manusia.

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia sejak Orde Lama, Orde Baru dan


Orde Reformasi
10

Pengertian dan pelaksanaan demokrasi di setiap negara berbeda, hal ini ditentukan oleh
sejarah, budaya dan pandangan hidup, dan dasar negara serta tujuan negara tersebut. Sesuai
dengan pandangan hidup dan dasar negara, pelaksanaan demokrasi di Indonesia mengacu
pada landasan idiil dan landasan kkonstitusional UUD 1945. Dasar demokrasi Indonesia
adalah kedaulatan rakyat seperti yang yang tercantum dalam pokok pikiran ketiga pembukaan
UUD 1945 : Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasar kerakyatan,
permusyawaratan/perwakilan. Pelaksanaannya didasarkan pada UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
1.DEMOKRASI LIBERAL
Pada tanggal 14 November 1945, pemerintah RI mengeluarkan maklumat yang berisi
perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem parlementer dengan sistem
demokrasi liberal, kekuasaan ditujukan untuk kepentingan individu atau golongan. Dengan
sistem kabinet parlementer, menteri-menteri bertanggung jawab kepada DPR. Kebijaksanaan
pemerintah harus disesuaikan dengan mayoritas DPR, sebab kalau tidak sesuai kabinet dapat
dijatuhkan oleh DPR melalui mosi tidak percaya. Selain itu, karena kemerdekaan
mengeluarkan pendapat ditafsirkan sebagai sikap sebebas-bebasnya, kritik yang selalu
dilancarkan kaum oposisi bukan membangun melainkan menyerang pemerintah. Oleh karena
itu, pemerintah tidak stabil.
Keluarnya Maklumat Pemerintah 3 November 1945 memberi peluang yang seluas-luasnya
terhadap warga negara untuk berserikat dan berkumpul, sehingga dalam waktu singkat
bermuncullah partai- partai politik bagai jamur di musim penghujan.
Keanggotaan badan konstituante yang dipilih dalam pemilu 1955, membagi aspirasi politik
dalam dua kelompok, yakni golongan nasionalis dan agama. Karena perbedaan di antara
mereka tidak dapat diatasi dan tidak menemukan titik terang dalam hasil pemungutan suara
dalam siding konstituante, maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1945 untuk menyelamatkan negara dan kemudian menjadi sumber hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Dampak negatif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah sebagai berikut.
Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya
menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya

menjadi slogan-slogan kosong belaka. Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden,
MPR,dan lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan
berlanjut sampai Orde Baru. Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik.
Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal
itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.
2.DEMOKRASI PADA MASA ORDE LAMA
Pada masa ini, demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer berakhir. Hal ini
disebakan karena sistem pemerintahannya berubah dari parlementer ke presidensial sesuai
dengan UUD yang berlaku. Jadi, pada masa ini terjadi perubahan yang fundamental. Ciri-ciri
pemerintahan pada masa ini :
Peran dominan presiden,
Terbatasnya partai-partai politik,
Berkembangnya pengaruh komunis,
Meluasnya peranan ABRI sebagai unsur-unsur sosial politik.
Pada masa ini, demokrasi yang digunakan adalah demokrasi terpimpin. Dasar hukum
pelaksanaan demokrasi ini ditetapkan dalam Sidang Umum ke-3 MPRS tahun 1965, dengan
Ketetapan MPRS No.VIII/MPRS/1965. Menurut Ketetapan MPRS tersebut, prinsip
penyelenggaraan demokrasi ini ialah musyawarah mufakat tetapi apabila musyawarah
mufakat tersebut tidak dapat dilaksanakan maka ada 3 kemungkinan cara :
Pembicaraan mengenai persolan tesebut ditangguhkan,
Penyelesaian mengenai persoalan tersebut diserahkan kepada pimpinan agar mengambil
kebijaksanaan untuk menetapkan keputusan dengan memerhatikan pendapat-pendapat yang
ada, baik yang saling bertentangan maupun yang tidak,
Pembicaraan mengebai persoalan tersebut ditiadakan.
Dalam pelaksanaan demokrasi terpimpin terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
pengambilan keputusan, yaitu :
Pada tahun 1960 presiden membubarkan DPR hasil pemilu, sedangkan dalam penjelasan
UUD ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenanguntuk membubarkan DPR
Dengan ketetapan MPRS No.III/MPRS/1963, Ir.Soekarno diangkat presiden seumur hidup.
Hal ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945 yang menetapkan masa jabatan presiden
selama 5 tahun
DPRGR yang mengganti DPR hasil pemilu ditonjolkan perannya sebagai pembantu
pemerintah sedangkan fungsi kontrol ditiadakan

Penyelewengan di bidang perundang-undangan seperti menetapkan Penetapan Presiden


(Penpres) yang memakai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai sumber hukum
Didirikan badan-badan ekstra kontitusional seperti front nasional yang dipakai oleh pihak
komunis sebagai arena kegiatan, sesuai dengan taktik komunis internasional bahwa
pembentukan front nasional sebagai persiapan ke arah terbentuknya demokrasi rakyat
Partai politik dan pers yang dianggap menyimpang dari rel revolusi tidak dibenarkan,
sedangkan politik mercusuar di bidang hubungan luar negeri dan ekonomi dalam negeri telah
menyebabkan keadaan ekonomi menjadi kian suram.
Dengan sistem demokrasi terpimpin, kekuasaan presiden menjadi sangat besar atau bahkan
telah berlaku sistem pemusatan kekuasaan pada diri presiden. Gejala pemusatan kekuasaan
ini bukan saja bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, bahkan cenderung otoriter.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut bukan saja mengakibatkan tidak berjalannya sistem
pemerintahan yang ditetapkan dalam UUD 1945, melainkan mengakibatkan memburuknya
keadaan politik dan keamanan, serta terjadinya kemerosotan dalam bidang ekonomi. Puncak
dari segala keadaan ini adanya pemberontakan G 30 S/PKI. Dengan adanya G 30 S/PKI,
masa demokrasi terpimpin berakhir dan dimulainya sistem pemerintahan demokrasi
Pancasila.
PELAKSANAAN DEMOKRASI TERPIMPIN
Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. Disebut
Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada
kepemimpinan Presiden Sukarno. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah
kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden.
Tugas Demokrasi terpimpin :
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil
sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap/stabil.
Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer/Liberal. Hal ini
disebabkan karena : Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas
sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai.
Dampaknya: Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi
(menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan
di tangan presiden).
Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin :
Kebebasan partai dibatasi Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan
UUD 1945. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front
Nasional.

Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945 adalah


sebagai berikut:
1. Kedudukan Presiden
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi,
kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada Presiden.
Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan
adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana
Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai
besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak
memimpin departemen.
2. Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.
Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945
pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan
umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk
di MPR.
Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat :
Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, dan Setuju
pada manifesto Politik. Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang
utusan daerah, dan 200 orang wakil golongan. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN).
3. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR menolak
RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan
pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden. Peraturan
DPRGR juga ditentukan oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta
kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945 sebab
berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.
Tugas DPR GR adalah sebagai berikut :
Melaksanakan manifesto politik
Mewujudkan amanat penderitaan rakyat
Melaksanakan Demokrasi Terpimpin
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara

Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden


No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas
satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang
wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah.
Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab presiden
adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat agar
pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul Penemuan
Kembali Revolusi Kita yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia
(Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960.
Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan
MANIPOL USDEK.
5. Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front Nasional
merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita
yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah menyatukan segala bentuk potensi
nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh
Presiden Sukarno sendiri. Tugas front nasional adalah sebagai berikut.
Menyelesaikan Revolusi Nasional
Melaksanakan Pembangunan
Mengembalikan Irian Barat
6. Pembentukan Kabinet Kerja
Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden diangkatlah
Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali perombakan (reshuffle).
Program kabinet ini adalah sebagai berikut.
Mencukupi kebutuhan sandang pangan
Menciptakan keamanan negara
Mengembalikan Irian Barat.
7. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom
Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer
menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang
berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin
pemerintah mengambil langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan
Komunis). Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa.

Bagi presiden NASAKOM merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam


masyarakat. Presiden yakin bahwa dengan menerima dan melaksanakan Nasakom maka
persatuan Indonesia akan terwujud. Ajaran Nasakom mulai disebarkan pada masyarakat.
Dikeluarkan ajaran Nasakom sama saja dengan upaya untuk memperkuat kedudukan
Presiden sebab jika menolak Nasakom sama saja dengan menolak presiden.
Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan cendekiawan dan ABRI.
Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan
bahwa PKI merupakan barisan terdepan pembela NASAKOM. Keterlibatan PKI tersebut
menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa dan bernegara
serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis. Selain itu PKI
mengambil alih kedudukan dan kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil meyakinkan
presiden bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI.
8. Adanya ajaran RESOPIM
Tujuan adanya ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
adalah untuk memperkuat kedudukan Presiden Sukarno. Ajaran Resopim diumumkan pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-16.
Inti dari ajaran ini adalah bahwa seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara harus
dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan
nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Sukarno.
Dampak dari sosialisasi Resopim ini maka kedudukan lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
negara ditetapkan dibawah presiden. Hal ini terlihat dengan adanya pemberian pangkat
menteri kepada pimpinan lembaga tersebut, padahal kedudukan menteri seharusnya sebagai
pembantu presiden.
9. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang
terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara,
dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima
Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI menjadi salah satu
golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia.
10. Pentaan Kehidupan Partai Politik
Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan politik secara leluasa.
Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin, kedudukan partai dibatasi oleh penetapan
presiden No. 7 tahun 1959. Partai yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota
yang terlalu sedikit akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal 11 partai.
Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian.

Pembatasan gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan pemerintah terutama


presiden. Kedudukan presiden yang kuat tersebut tampak dengan tindakannya untuk
membubarkan 2 partai politik yang pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu
Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah
karena sejumlah anggota dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan
Permesta. Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960.
11. Arah Politik Luar Negeri
Politik Mercusuar
Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia
merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk
mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang
diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan
Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran
rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces )
yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi
delegasi asing. Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab
Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Besarnya kekuasaan
Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan:
a. Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta pengagkatan
wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai- partai besar serta wakil ABRI yang
masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen.
b. Pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita pada tanggal 17
Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol)
ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September 1959.
c. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia,
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih
dikenal dengan MANIPOL USDEK.
d. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai
presiden seumur hidup.
e. Pidato presiden yang berjudul Berdiri di atas Kaki Sendiri sebagai pedoman revolusi dan
politik luar negeri.
f. Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan, persaingan di antara
TNI dengan Parpol.
g. Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata dengan
di bentuk Komandan Operasi Tertinggi (KOTI).

UUD 1945 DLM GERAK PELAKSANAANNYA


Diposkan oleh al hikam di 16.10 on Selasa, 02 Agustus 2011
Menjelang Lahirnya UUD 1945
16 Juli 1945 telah mempunyai rancangan Pembukaan UUD yaitu Piagam
Jakarta y/ disahkan tgl 22 Juni 1945 o/ BPUPKI.
6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan sekutu di Hiroshima.
7 Agustus, Panglima Tentara Jepang wilayah Selatan Marsekal Terauchi Hisaichi
menyetujui dibentuknya PPKI.
9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman berangkat ke Dallat/Saigon
memenuhi panggilan Terauchi, dan kembali ke INDONESIA tgl 14 Agustus 1945.
15 Agustus 1945, golongan pemuda dipimpin o/ Chairul Saleh mengadakan
rapat di lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur dan memutuskan bahwa
Proklamasi harus segera dilaksanakan. Wikana dan Darwis diutus u/
menyampaikan hal itu pada Soekarno. Tetapi karena menolak, maka Soekarno
dibawa ke Rengasdengklok.
16 Agustus 1945, keluar Instruksi Terauchi agar menjaga status quo.
Terjadi rapat-rapat lainnya sambil merancang Proklamasi
18 Agustus 1945, PPKI memutuskan: 1. Mensahkan UUD negara; 2. Memilih
dan menetapkan Presiden dan Wapres; 3. Presiden u/ sementara akan dibantu o/
Komite Nasional.
Masa Berlakunya UUD 1945
Tgl 18 Agustus 1945 27 Desember 1949.
Dalam kurun waktu 1945-1949, UUD 45 tdk dpt dilaksananakan dgn baik karena
bgs INDONESIA sedang disibuki dgn perjuangan mempertahankan kemerdekaan,
dan diberlakukan Aturan Peralihan pasal IV (karena MPR belum dpt dibentuk),
sehingga keluar Maklumat Wakil Presiden No. X atas usulan tgl 16 Oktober 1945
y/ memutuskan bahwa KNIP sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi
kekuasaan legislatif. Dan tgl 3 November 1945, keluar Maklumat Pemerintah y/
menyetujui timbulnya parpol. Tgl 11 November 1945 BP-KNIP mengusulkan
mengenai pertanggungjawaban Menteri kepada DPR (KNIP), dgn demikian tgl 14
November 1945 terbentuklah Kabinet Parlementer pertama dan diangkat sbg

Perdana Menteri ialah Sutan Sjahrir, karena dinilai sbg orang y/ tepat u/
menghadapi diplomasi dgn Barat. Peristiwa ini dikenal dgn sebutan
penyimpangan Konstitusional y/ prisipiil.
Tgl 5 Juli 1959 sekarang.
-Periode Orde Lama (1959-1966)
Berlakunya Manipol y/ intinya adl USDEK (UUD 45, Sosialisme INDONESIA,
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian INDONESIA).
Lembaga negara bersifat sementara. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil
Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara.
Hak budget tdk berjalan.
MPRS menetapkan Soekarno sbg Presiden seumur hidup.
Pemberontakan G 30 S/PKI
Hakekat 1 Oktober : hari peringatan keunggulan dari kekuatan PANCASILA; hari
peningkatan kebulatan tekad perjuangan dlm mengamankan dan mengamalkan
PANCASILA; hari u/ lebih meresapkan dan mempertebal keyakinan Indonesian
akan kebesaran, keunggulan dan Kesaktian PANCASILA; peningkatan
kewaspadaan nasional agar tdk terulang kembali terjadinya tragedi nasional.
TRITURA: 1. Bubarkan PKI; 2. Bersihkan Kabinet dari unsur PKI; 3. Turunkan
harga.
11 Maret 1966, keluar SUPERSEMAR y/ berupa perintah kepada LetJen Soeharto
atas nama Presiden mengambil segala tindakan y/ dianggap perlu u/ menjamin
kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi.
-Periode Orde Baru (1966-sekarang)
12 Maret 1966, LetJen Soeharto membubarkan PKI.
22 Juni 1966 Jenderal A.H. Nasution dilantik sbg Ketua MPRS.
Maret 1967 dlm sidang Istimewa memutuskan menarik mandat MPRS dari
Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto sbg Pejabat Presiden.
Maret 1968 mengangkat Soeharto sbg Presiden sampai Pemilu.
Mekanisme Pemilu selama lima tahunan mulai dari tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992 dan 1997.
Mekanisme PELITA 1/4/1969-31/3/1974; 74-79; 79-84; 84-89; 89-94; 94-99.
Pelestarian UUD 1945
-TAP MPR No. I/MPR/1983 pasal 104 y/ menyatakan bahwa MPR berketetapan u/
mempertahankan UUD 45, tdk berkehendak dan tdk akan melakukan perubahan
terhadapnya.
-TAP MPR No. IV/MPR/1983 ttg referendum y/ antara lain menyatakan bahwa bila
MPR berkehendak mengubah UUD 45, terlebih dahulu harus meminta pendapat
rakyat melalui referendum.
-UU No. 5/1985 ttg referendum y/ merupakan pelaksanaan Ketetapan No.
IV/MPR/1983

KESIMPULAN
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai sistem demokrasi,
dimana kedaulaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut
sistem pemerintahan presindesil, dimana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan
negara Indonesia, setelah tercapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka
sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang
tersebar di ribuan pulau kecil, di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indinesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Serikat (RIS)
selama tujuh bulan (27 Desember 1949 17 agustus 1950), namun kembali ke bentuk
pemerintahan Republik. Setelah terjatuhnya orde baru (1996 - 1997), pemerintah merespon
desakan daerah daerah sangat sentalistis dengan mebawarkan konsep otonomi daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Sistem poliyik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penetuan
tujuan, upaya upaya mewujudkan tujuan, pengambilang keputusan, seleksi dan penyusunan
skala prioritasnya. Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang Undang Dasar 1945, yang
mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara, kewenangan tugas, dan
hubungan antara lembaga lembaga negara (legislatif,eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945
juga mengatur hak dan kewajiban warga engara. Lembaga legislatif terdiri atas Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dab Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lembaga Eksekutif
terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh seorang wakil presiden
dan kabinet. Di tingakat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang gubernur,
sedangkandi pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang bupati/walikota/
lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah
Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan badan kehakiman lain
yang berada di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, memberi
nasihat dan, fungsi adminsitrasi. Saat ini UUD 1945 telah mengalami beberapa kali

amandemen yang telah memasuki tahap amandemen ke empat. Amandemen konstitusi ini
mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan hubungan dan lembaga
lembaga negara.

Apa alasan pemerintah Indonesia melaksanakan


otonomi daerah ?
2

Tanyakan detil pertanyaan

Ikuti

tidak puas? sampaikan!

oleh gedeerik26 12.09.2014


Jawabanmu

RDT30

Pemula

2014-09-12T15:05:15+00:00
1. karena masing-masing daerah mempunyai hasil otonom masing-masing yang
bisa dimanfaatkan untuk daerah itu sendiri. tidak tersentralisasi oleh pusat.
disamping itu, bisa mengembangkan perekonomian di daerah itu sendiri secara
penuh otorital tidak diganjal oleh pusat dsb
2. agar tidak terjadi pemusatan ekonomi
3. sulitnya menampung aspirasi apabila ada daerah yang melakukan demo
4. mengingat wilayahnya yang luas dan terbagi dari 30 lebih wilayah provinsi
sangat bagus untuk berkompetitif di antara wilayah satu dengan wilayah lainnya
dalam mengejar kemakmuran masyarakat

Komentar

tidak puas? sampaikan!

11
3 11

jessicatjioe

Pemula

2014-09-12T15:09:15+00:00
1. karena masing-masing daerah mempunyai hasil otonom masing-masing yang
bisa dimanfaatkan untuk daerah itu sendiri. tidak tersentralisasi oleh pusat.
disamping itu, bisa mengembangkan perekonomian di daerah itu sendiri secara
penuh otorital tidak diganjal oleh pusat dsb
2. agar tidak terjadi pemusatan ekonomi
3. sulitnya menampung aspirasi apabila ada daerah yang melakukan demo
4. mengingat wilayahnya yang luas dan terbagi dari 30 lebih wilayah provinsi
sangat bagus untuk berkompetitif di antara wilayah satu dengan wilayah lainnya
dalam mengejar kemakmuran masyarakat

INTEGRASI NASIONAL
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan
wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia
yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,

Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang
dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi
dan unjuk rasa.
5. Adanya paham etnosentrisme di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap
anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu,
misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga
atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari
legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di
Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat
ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja
(untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama
Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di
masa yang akan datang.
Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu
adalah hal yang sangat sulit.
Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini
lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya
kedamaian

Anda mungkin juga menyukai