maupun pelajar antar sekolah. Perkelaian tersebut juga sering dilakukan secara terbuka di luar
sekolah tidak hanya dengan tangan kosong bahkan sudah menggunakan senjata sehingga
sangat membahayakan dan mengganggu ketenangan masyarakat di sekitarnya. Juga masih
segar dalam ingatan kita bagaimana pelaksanaan ujian nasional dikotori dengan upaya-upaya
tidak jujur demi kelulusam siswa baik dilakukan oleh pimpinan sekolah, guru, maupun siswa
sendiri. Sementara juga banyak para pemuda yang terjerat minuman keras dan narkoba serta
terjerumus dengan geng motor dsb. Sungguh suatu gambaran buram dunia pendidikan yang
sangat memprihatinkan yang menunjukkan menurunnya karakter bangsa khususnya pada
generasi muda. Dengan kenyataan tersebut diperlukan pendidikan karakter yang dapat
diterapkan di sekolah-sekolah. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter tidak dapat berdiri
sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajan-pelajaran yang ada dengan memasukkan nilai-nilai
karakter dan budaya. Pendidikan karakter efektif jika dilakukan dengan pembiasaan nilai
moral luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan (habit) yang
sesuai dengan karakter kebangsaan. Beberapa karakter yang dapat diterapkan di sekolah dan
di dalam kelas adalah sebagai berikut:
1. Religius ; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
Pelaksanan di sekolah:
2. Jujur; Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Pelaksanan di sekolah:
Larangan menyontek.
3. Toleransi; Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Pelaksanan di sekolah:
Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan
kemampuan khas.
Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
4. Disiplin; Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
Pelaksanan di sekolah:
Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib
sekolah.
Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras.
Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6. Kreatif; Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
Pelaksanan di sekolah:
Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik
maupun modifikasi.
7. Mandiri; Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Pelaksanan di sekolah:
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja mandiri.
8. Demokratis; Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
Pelaksanan di sekolah:
9. Rasa Ingin Tahu; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
Pelaksanan di sekolah:
Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik)
untuk berekspresi bagi warga sekolah.
Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
10. Semangat Kebangsaan; Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Pelaksanan di sekolah:
Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi.
11. Cinta Tanah Air; Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
Pelaksanan di sekolah:
Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan
budaya Indonesia.
Memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta
Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia
12. Menghargai Prestasi; Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
Pelaksanan di sekolah:
14. Cinta Damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya
Pelaksanan di sekolah:
Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
15. Gemar Membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Pelaksanan di sekolah:
16. Peduli Lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
Pelaksanan di sekolah:
Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap
ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
17. Peduli Sosial; Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
Pelaksanan di sekolah:
18. Tanggung jawab; Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanan di sekolah:
Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
Label: Guru
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
159 komentar:
melampiaskannya pada orang lain melalui hal-hal yang negatif.Jadi bukan hanya
karna mereka kurang disiplin atau hal-hal yang disebutkan diatas, tetapi mereka juga
perlu penampung bakat untuk mereka.
David Stefanus
(XII Animasi B)
20 November 2011 23.23
polytheis mengatakan...
menurut saya untuk menjadikan generasi muda memiliki karakter yang baik dan
benar, tidak usah panjang dan lebar seperti apa yang ibu guru elok jelaskan di atas.
hanya dengan menjalankan nilai-nilai etik ketimuran kita dan berpikir kritis dalam
kehidupan sehari-hari.
untuk generasi muda agar melakukan hal seperti itu, pendidik seharusnya mampu
menjelaskan dengan logis apa maksud,tujuan dan mengapa nilai-nilai tersebut di
implementasikan.
dengan kata lain tawuran, penyalah gunaan nazpa, itu terjadi bukan karena kurangnya
kesadaran pelaku melainkan pendidik yang tidak mampu menimbulkan kesadaran
anak didiknya.
Kurniawan Windu
XII Animasi C
21 November 2011 05.02
Kagamine Ingrid Utsukushiidesu mengatakan...
Menurut saya, setiap sekolah pasti memiliki berbagai macam peraturan dan ingin
siswa dan siswinya menaati peraturan itu. Banyak yang berfikir apabila siswa diberi
sanksi atas pelanggaran yg dilakukannya, mereka akan jera. Tapi pada kenyataannya,
tanpa adanya kesadaran dari diri masing2, peraturan dan sanksi sebanyak apapun
takkan ada gunanya.
Namun, apabila guru dapat ikut menaati peraturan itu. Kesadaran diri pada siswa
siswi akan timbul sedikit demi sedikit. Harus ada yang memberikan contoh yang baik.
Jadi mereka tidak akan merasa hanya mereka saja yang diberi peraturan. Namun
semua yang berada di sekolah itu ikut melaksanakannya. Intinya guru harus bisa
menyadarkan siswa siswi. Bukan hanya lewat perkataan, namun sikap dan tingkah
laku guru bisa menjadi panutan buat siswa siswinya. Dan pada akhirnya pendidikan
berkarakter di sekolah itu dapat terwujud.
INGRID MELYANA
XII ANIMASI A
21 November 2011 07.21
qiqie gokiel mengatakan...
menurut saya tindakan tersebut terjadi karena kurang adanya kedekatan dari guru
maupun orang tua murid dan mungkin pengaruh lingkungan. tapi orang tua murid
tidak seharusnya menyalahkan sekolah jika anaknya melakukan hal negativ.
mungkin dengan adanya pelajaran tambahan yang bisa mengerti psikologis siswa,
karakter siswa, dan menerapkan perilaku positif yang bisa bermanfaat, dapat
mengurangi tindakan tercela sesuai gambaran di atas.
jadi kesimpulannya guru dan orang tua wali murid harus bisa saling bekerjasama agar
lebih mengerti kepribadian siswa, sehingga pembelajaran positif mudah di cerna oleh
siswa dan dapat di terapkan sehingga membuat siswa memiliki prestasi bagus, tidak
melakukan hal yang tercela dan berguna bagi bangsa dan lingkungannya.
KIKI ELFANDARI
XII Animasi C
21 November 2011 16.58
Abul A'la mengatakan...
Komentar saya, di sekolahan tsb cukup sulit untuk menerapkan dan menjalankan
peraturan atau hal-hal tersebut.
Mungkin itu dikarenakan siswa-siswanya yang sulit diatur, kurangnya kesadaran dari
siswa, dan kalau bisa semua
guru juga harus mematuhi peraturan tersebut dan bisa menjadi contoh bagi semua
siswanya.
Dan semua peraturan dari sekolah hendaknya dipatuhi oleh smua warga sekolah
(Guru, Siswa, Dan semua staf-staf yang ada di sekolah)
Usulan saya, hendaklah sekolah menerapkan peraturan dengan sungguh-sungguh dan
memperketat semua peraturan tersebut, dan tentusaja
semua peraturan tersebut harus dan wajib dipatuhi oleh semua warga sekolah dan bila
ada yang melanggar wajib dikenakan sangsi yang telah ditetapkan.
Abul A'la Alwadudi
XII MM-A (04)
21 November 2011 19.25
aji ahmad latif mengatakan...
Menurut saya, di sekolah tsb belum adanya peraturan yang bisa membuat efek jera
kepada siswa. Sehingga membuat siswa mengulangi perbuatannya lagi. Untuk itu
sekolah tsb harus membuat peraturan otoriter atau juga disebut pendidikan
kemiliteran. Agar membuat siswa di siplin dan untuk membentuk karakter siswa. Tapi
stiap siswa ada juga yang sulit untuk di atur walapun di didik dengan system otoriter.
Untuk mengatasi itu guru harus pendekatan kepada siswa untuk menuntun siswa
agar menjadi lebih baek.
aji ahmad L
XII MM-A (17)
mereka. seharusnya siswa guru dan orang tua ada pendeketan atau komunikasi agar
semua pendidikan berkarakter dapat berjalan dan mengetahui sifat karakter siswa.
semua itu juga kembali lagi kepada mereka yang menjalankannya.
Catharina Aprilia A.
XII Animasi B / 14
22 November 2011 05.11
THE NF mengatakan...
Menurut pendapat saya perilaku yang disebut diatas sangat penting namun apakah
semua murid bisa melakukannya?menurut saya tidak dengan tanpa dorongan dari
guru dan kesadaran masing-masing karena di indonesia ini kebudayaan anak remaja
sudah tidak baik dikarenakan faktor pergaulan yang bebas dan mengakibatkan
perilaku yang jelek, jadi kita semua harus ikut berpatisipasi/saling bekerja sama untuk
menerapkan perilaku seperti yang tertera diatas dan yang pasti indonesia masih tercap
sebagai jam karet/kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab apalagi korupsi sudah
menyebarluas dengan demikianlah kita semua harus bekerja ekstra keras untuk
menunjukkan perilaku yang baik dan layak dicontoh oleh semua orang.
NAMA :NURUL FIDAYAT
KELAS:XII ANIMASI C
NO :15
22 November 2011 05.34
website mengatakan...
Menurut saya per cuma kalau Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah. karena
setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda dan setiap karakter itu bisa di ubah
dengan cara membuat pengaruh yang baik di dalam kelas maupun luar kelas bahkan
kalau bisa luar sekolah. Dan untuk mewujudkan semua itu harus ada contoh
katakanlah yang di contohkan itu adalah guru. Guru adalah contoh bagi semua murid
di sekolah kalau seandainya guru itu masih belum bisa mentaati peraturan sekolah lalu
untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sedangkan Guru kita saja
masih belum bisa menerapkan hal-hal yang berbau ATURAN. Jadi kesadaran itu
sangatlah penting bahkan lebih penting dari permata. Dan jika ingin Menerapan
Pendidikan Karakter di Sekolah kita semua harus sadar dan menyadari.
Abidin Arridho Ajitama
XII Multimedia A / 03
22 November 2011 06.00
Adhityo Dragneel mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
menurut pendapat saya segala peraturan yang diberikan kepada siswa juga sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial dan kepribadiannya, maka guru juga harus
tanggap dalam pengembangan yang di alami pada muridnya. karena hal-hal seperti
yang di bahas di atas haruslah juga menjadi keprihatinan yang di pahami oleh guruguru,saat murid melakukan suatu kesalahan atau kecerobohan yang membuatnya
melanggar aturan,guru haruslah menjadi penopang dan pembimbing yang baik agar
murid tersebut tidak melakukan hal-hal yang lebih parah/buruk yang membuat semua
di rugikan. jadi peran guru sangatlah penting bagi pelaksanaan peraturan,terkadang
murid memberitahu/melapor itu di karenakan murid tersebut mengalami suatu
masalah,sebagai guru haruslah peduli. agar para murid merasa lebih di perhatikan dan
dapat menjauhi hal-hal seperti tawuran,narkoba,merokok,minum minuman keras,dll.
dan juga sebagai guru harus menjadi panutan jadi peraturan yang di berikan untuk
siswa harus juga di laksanakan oleh para guru agar tidak terjadi kecemburuan sosial
kepada para guru. semoga komentar saya ini dapat membangun pengertian lebih antar
guru dan siswa, terima kasih.
Lungki saputro
XII-Animasi-A
18
22 November 2011 17.01
Faris syaifuddin mengatakan...
assalamu'alaikum wr.wb
menurut sya... untuk di jaman seperti sekarang ini mungkin sangat susah untuk
menjadi seseorang yang Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Dll
seperti di artikel atas... mungkin pendidikan karakter harus di tanamkan dari sejak
kecil.. di tmpatkan di lingkungan yang tepat agar bisa mendapat karakter diri yang
bagus.. lingkungan memang sangat berpengaruh besar dalam karakter seorang
manusia ..mungkin karakter orang tua sendiri juga berpengaruh terhadap karakter
anak
terimakasih
Wassalamua'alaikum wr.wb
Faris syaifuddin
XII MM B
22 November 2011 22.07
Pungky Octaviani mengatakan...
Menurut pendapat saya , pembentukan karakter seperti yang telah dibuat diatas akan
sia-sia jika tidak ada keinginan dan kesadaran dari siswa-siswinya . Pembentukan
karakter itu sangat susah karena kita memiliki karakter yang berbeda-beda , apalagi
untuk siswa-siswi yang memiliki kepribadian buruk seperti : tawuran , tidak jujur ,
narkoba , minuman keras , terlibat geng motor dll , mungkin hanya beberapa anak saja
yang mau melakukan pembentukan karakter yang telah dibuat oleh sekolah . Jika
sekolah menginginkan siswa-siswinya agar memiliki karakter yang baik harus ada
contoh sehari-hari juga dari pihak guru dan karyawan yang lain . Dan guru juga harus
melakukan pendekatan kepada siswa-siswi serta wali murid agar lebih mengetahui
tentang sifat dan karakter siswa-siswinya . Demikian komentar dari saya .
Assalamualaikum Wr.Wb
Pungky Octaviani
XII Multimedia D / O4
23 November 2011 03.08
ICONIA SELAMANYA mengatakan...
pendidikan karakter sangat penting bagi siswa karena dapat membentuk pribadi yang
lebih baik. tapi itu semua kembali lagi pada murid, guru dan orang tua. jika tidak ada
kerjasama diantara ketiganya tidak akan pernah terwujud, karena karakter siswa itu
berbeda-beda, jadi harus diarahkan secara perlahan. guru dan orang tua juga harus
bekerjasama dalam pembentukan karakter siswa agar ada keseimbangan dalam
pendidikan kepribadian, baik dari pihak sekolah maupun dari rumah.
Georgina Hilma
XII Animasi B/ 25
23 November 2011 05.09
maldi winarto mengatakan...
Menurut pandangan saya : Pembentukan Karakter ini tergantung dari pelajar itu
sendiri , apakah dia mampu berpikir kedepan demi kebaikannya , atau malah
sebaliknya . tapi sebagian pelajar saat ini , mereka kurang bisa menghargai dirinya
dan peraturan" yang itu juga demi kebaikan sendiri , jadi intinya , kita perlu
membenahi diri masing" dan bangkitkan kesadaran kita sendiri" demi kebaikan kita
juga kedepannya .
Maldi W
XII - Animasi A
No. 19
23 November 2011 05.36
Chiyien mengatakan...
Menurut pendapat saya , pembentukan karakter anak itu sangat susah karena setiap
anak memiliki karakter yang bebeda yang telah terbentuk sejak mereka kecil.
pembentukan karakter seperti yang telah dijelaskan diatas sebaiknya sudah
diterapkan/diberikan sejak anak itu kecil agar terbentuk karakter yang baik..
Pembentukan karakter di usia remaja spt halnya anak SMK mngkin akan lebih sulit,
tapi apa salahnya kita mencoba menerapkannya untuk merubah karakter buruk anak.
Jika sekolah menginginkan siswanya memiliki karakter yang baik seharusnya pihak
sekolah memberikan contoh yang baik pada siswanya. karena remaja sekarang kurang
akan sosok contoh baik, sehingga mereka mencontoh hal" yang kurang baik.
sekian coment anaa..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ririn L E
XII MM-D/17
23 November 2011 23.03
Dimas Wardana mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter merupakan harga mutlak bagi dunia pendidikan
Indonesia. Pendidikan berkarakter perlu dan harus dilaksanakan oleh guru dan murid.
Guru berperan sebagai contoh pelaku pendidikan berkarakter dan murid sebagai
pewaris apa yang telah dicontohkan oleh guru. Bila guru tidak bisa memberikan
contoh pendidikan berkarakter, bagaimana bisa para murid melaksanakannya? Tidak
semua guru mengerti dan menerapkan pendidikan berkarakter, dan beberapa guru
yang melaksanakannya belum tentu bisa ditemui oleh siswa setiap harinya. Bahkan
(maaf) beberapa guru melupakan tugasnya sebagai seorang 'pengajar'. Apabila hal ini
dibiarkan, maka tidak salah bila muridnya akan menjadi seseorang yang tidak benar di
kemudian hari. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara seluruh guru dan seluruh
murid untuk menciptakan suasana pendidikan yang diimpikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salah satu guru agama di sekolah kita,
banyak siswa yang saat SMP merupakan siswa yang baik, namun saat masuk SMK
sifat dan kebiasaannya berubah menjadi lebih buruk. Hal ini membuktikan bahwa
penerapan pendidikan belum dilaksanakan dengan baik di sekolah kita. Perpisahan
mereka dengan pergaulan yang baik di masa SMP dan pertemuan mereka dengan
pergaulan baru yang tidak baik merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh pihak
sekolah.
Saya berharap akan ada banyak guru dan siswa yang membaca artikel ini agar sekolah
kita menjadi sekolah yang diidamkan oleh guru dan siswa. Bukan hanya di atas
kertas, namun juga dalam realita penerapan pendidikan berkarakter sehari-hari.
Terima kasih
Dimas Wardana
XII Multimedia B
24 November 2011 04.01
Rierie mengatakan...
menurut saya , 18 karakter itu sangatlah baik apabila di terapkan bagi semuanya baik
guru maupun siswa karena karakter itu dapat menjunjung atau membanggakan diri
sendiri . tapi untuk siswa mungkin sulit menerapkannya karena tidak punya kesadaran
diri sendiri pentingnya karakter itu bagi dirinya .mungkin karakter itu dapat
diterapkan secara pelan -pelan dari apa yang di contohkan oleh semua guru baik
disekolah maupun di luar . generasi muda sekarang memanglah tidak sama dengan
yang dulu, generasi sekarang sangat sulit untuk menerapkan pendidikan karakter itu
karena kurangnya kesadaran diri sendiri dan contoh perilaku di kehidupan sehari-hari
atau mungkin juga kurang pendidikannya dari pihak orang tua .
Kiki Mentari
XII Animasi C
24 November 2011 05.11
Rachmad mengatakan...
Sungguh perilaku yang sangat baik apabila di terapakan dengan tepat di tempat yang
tepat pula.
1. Seperti disebutkan di atas "Juga masih segar dalam ingatan kita bagaimana
pelaksanaan ujian nasional dikotori dengan upaya-upaya tidak jujur demi kelulusam
siswa baik dilakukan oleh pimpinan sekolah, guru, maupun siswa sendiri", hal seperti
ini memang sudah menjadi rahasia umum.
Bagaimana cara mencegah perbuatan kotor itu agar tidak terjadi di tahun-tahun
berikutnya?
apakah cukup hanya dengan melaporkan kepada pihak yang berwajib kemudian di
tangani oleh mereka?
atau memberikan "siraman rohani" pada sekolah-sekolah lain agar tidak melakukan
perbuatan yang sama?
2. Mengenai sikap disiplin yang ibu sebutkan di atas. kita ambil contoh ketika ada
siswa yang terlambat ke sekolah, kemudian diberikan sanksi oleh pihak sekolah
mungkin dengan teguran, peringatan atau bahkan hukuman. tapi apa yang terjadi
keesokan hari? siswa tsb terlambat lagi.
yang ingin saya tanyakan apakah cara memberikan sanksi seperti itu dapat membuat
siswa jera dan tidak mengulanginya lagi?
bagaimana jika kejadian tersebut berulang kembali?
mungkin cara memberi sanksi dari pihak sekolah tidak ada artinya?
atau pernahkah pihak sekolah berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah ini?
dengan mengadakan antar jemput untuk siswa yang rumahnya jauh misalnya?
disini saya berbicara sebagai murid. bagaimanapun juga, semua kembali ke pribadi
masing-masing. tetapi ketika masalahnya tidak dapat di atasi hanya dengan menuntut
kesadaran siswa saja, saya harap pihak sekolah dapat mencari solusi yang tidak hanya
meringankan beban siswa tetapi juga menuntungkan pihak sekolah.
Terima Kasih
Rachmad Fujianto
XII TPm B
13
24 November 2011 07.59
rizqi rebell mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
menurut saya artikel ini semua hampir benar dan bisa dilaksanakan akan tetapi
tergantung individunya tersebut .
dan di dalam sikap DISIPLIN bagaimana muridnya bisa mengikuti aturan tersebut
sedangkan yang membuat aturan juga bisa melanggar (guru)
contoh nyata : ketika seorang pelajar terlambat kenapa harus turun sedangkan gurunya
langsung di naiki motornya ??
dan di Bersahabat dan Komunikatif tertera :
Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
bagaimana kalo ada seorang guru yang melakukan diskriminasi ??
contoh : si A itu pinter dan sering diperhatikan sedangkan si B biasa saja , ketika si A
tanya di jawab dengan suara lembut dan wajah ceria , tapi kalo si B bertanya di jawab
dengan suara lantang dengan raut muka judes / jengkel , sering kali keluar kata2 yg ga
perlu dikeluarkan .
ingat bu karena masa2 SMK/SMA adalah masa2 seorang pelajar yg sedang mencari
jati diri / labil .
karena sejatinya peraturan dibuat untuk dilanggar bu , jadi mohon di maklumi
sekian dari saya bu jika ada salah2 kata yg tidak berkenan mohon di maafkan .
Wassalamua'alaikum wr.wb
Muhammad Rizqi
xii multimedia - c / 22
24 November 2011 15.40
veddy apri_ mengatakan...
menurut pendapat saya...
60% anak muda zaman sekarang, hal-hal tercela di atas adalah tindakan yang keren_
mereka berpendapat demikian di karenakan adanya hal baru yang mereka termia.
sesuatu yang baru itu tidak dapat mereka saring atau mereka ambil sisi positifnya.
sebaiknya orangtua dan guru harus membimbing mereka lebih bijak.
dan memberi contoh tindakan yang baik dan bermanfaat bagi hidup mereka.
VEDY AFRIANTO ELIZA
XII Animasi C
Clara W.D
XII Animasi b/15
25 November 2011 04.22
baim lolotes mengatakan...
pendapat saya : penerapan pendidikan karakter di sekolah kita sangat dibutuhkan, hal
ini di karenakan agar dapat meningkatkan kedisplinan dan ketaatan para siswa
maupun siswi. tentunya untuk menentukan jalan yg benar sebagai seorang pelajar,
dikarenakan di jaman sekarang sudah banyak perubahan di kalangan pelajar, seperti
halnya pelajar yang mengedarkan narkoba,maupun pertengkaran antar pelajar yang
membuat resah masyarakat dan juga dapat mencemarkan nama baik sekolah maupun
keluarga.
saran : semoga kegiatan BINTALSIS kembali diadakan.........
BRAHIM J.W
XII ANIMASI B
13
25 November 2011 05.15
Art and Design Animation mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut pandangan saya,pembentukan karakter siswa pertama berawal dari usia
kecil.Orang Tua kita berperan penting dalam mendidik kita.Yang kedua yaitu
lingkungan sekitar,bilamana lingkungan sosialnnya baik maka akan terbentuk karakter
yang baik.
Sekolah adalah sarana untuk siswa melakukan kewajibanya sebagai pelajar dengan
menjalankan aturan yang ditetapkan oleh sekolah.Jika siswa itu sudah terdidik baik
maka aturan sekolah pun ditaati bahkan tidak di sekolah saja tapi dimana saja siswa
berada dan akhirnya terbentuklah kepribadian siswa yang super..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Saifudin Zuhri
XII Animasi-C
23
25 November 2011 05.46
nurhidayati mengatakan...
assalamu'alaikum Wr.Wb
menurut pendapat saya : siswa selalu ingin mengikuti pergaulan zaman
sekarang.sehingga terjerumus dalam hal yang dilarang seperti tawuran,miras,narkoba,
dan pergaulan sex yang bebas. teknologi semakin maju dan canggih dan sangat mudah
anak remaja menerima pergaulan bebas seperti halnya : menjual temannya demi
kebutuhan uang , dan menuruti kata-kata gengsi. sebaiknya kita sebagai pelajar patut
mencontoh pahlawan perjuangan kita yang rela berkorban demi bangsa kita.
memang teknologi yang sangat canggih menguntungkan kita namun juga sangat
merugikan kita terutama pelajar. jadi kita sebagai pelajar harus dapat membedakan
perilaku yang patut dicontoh dan tidak patut dicontoh.iman dari diri kita harus
ditegakkan dalam diri dan hati kita agar tidak mudah terjerumus dalam hal-hal positif.
wassalamu'alaikum Wr Wb.
NOER HYDHAYATI
XII ANIMASI-C
11
25 November 2011 07.19
KenNda Shirogane mengatakan...
Assalamualaikum Wr. Wb.
Menurut pendapat saya,
daLam pembentukan karakter seorang siswa , itu dapat dilakukan apabila mereka
sudah terbiasa melakukan hal-hal yang baik yang di ajarkan oleh orang tua mereka
sejak dini.
dan pembentukan karakter yg sudah anda jelaskan sangatlah penting, dan lebih baik
apabila bukan hanya siswa saja yang melaksanakan, akan tetapi orang tua dan guru.
Karena, Pengaruh dari orang lain sangat lah berperan penting dalam pembentukan
karakter seorang siswa. Dan peran utama untuk memberikan pembentukan karakter
tersebut adalah orang tua.
Meski orang tua sudah sukses membangun karakter anaknya dengan baik, tetapi tidak
mengurangi kemungkinan bahwa pembentukan karakter yang baik dalam diri siswa
tersebut akan hilang. karena terkena pengaruh baru dari lingkungan yang berbeda.
Oleh karena itu, peran guru disekolah sangat penting. bukan hanya menyuruh, tetapi
guru juga harus bisa menerapkan pembentukan karakter yg baik pula. Agar siswa
dapat menghargai, dan mencoba untuk membangun karakter yg baik dalam dirinya.
Sudah banyak siswa yang mulai tidak berbicara sopan pada orang yg Lebih tua. Itu
dikarenakan pengaruh Lingkungan dan orang Lain.
Seperti murid yg tidak berbicara sopan kpd guru, mungkin bisa saja guru juga
berbicara dgn tdk baik pada siswa.
saya sering menemui guru yg perkataannya sama saja dgn siswa yg berbicara kasar,
dan ini berpengaruh buruk bagi siswa.
Dan akan sebaiknya, jika apabila diantara mereka masing2 mempunyai kesadaran diri,
Siswa yg tidak sopan,
dan guru yg memberi contoh yg buruk.
Selain itu.
Ilmu agama juga sangat diperlukan, agar mereka dapat mengerti hal-hal positif yg
harus mereka kerjakan.
Kemauan dalam diri juga penting, tnpa ada kemauan dan kesadaran diri, mereka tidak
dapat membangun karakter mereka dgn baik.
Semua tersebut, dapat disimpulkan, pengaruh orang lain, lingkungan, dan kesadaran
diri dapat membentuk karakter siswa/ anak.
Sekian bu.
Wassalamualaikum Wr. Wb
NANDA MH
XII ANIMASI A
21
25 November 2011 23.50
Muhammad Toyib Riski (Sii Toyy) mengatakan...
By : Si Toyy.
.......Assalamualaikum Wr. Wb.........
.........Ibu Guru Elok............
Menurut Pendapat saya Pembentukan Karakter Itu sangatlah penting tapi pendidikan
karakter tak akan berjalan bilamana siswa dan guru serta orang-orang yang terlibat di
dalam suatu sekolah tidak saling bekerjasama untuk memperbaiki Karakter siswa
maupun bangsa..
Saya Pernah membaca kata-kata yg bunyinya...?
"Pemimpin Yang Baik, Yaitu Pemimpin Yang bisa Memberikan contoh Baik pula
Kepada Rakyatnya"...
Dari kata-kata di atas saya mengambil kesimpulan Bahwa Peran dari Kepala sekolah,
Guru, serta Orang-orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah sangat penting.
Begitu pula dengan Siswa Bila Guru sudah memberikan contoh yang baik tetapi siswa
tidak menghiraukan maka Harapan Untuk Penerapan Karakter di sekolah akan sia-sia.
Oleh karna itu Guru tidak hanya mengajar kepada murid-murid, tetapi guru juga harus
bisa memberikan contoh yang baik pula untuk siswa, dan harus bisa bekerja sama
dengan siswa untuk menerapkan pembentukan karakter yg baik kepada siswa itu
sendiri. Biar siswa dapat mencontoh dan mencoba membangun karakter yg baik
dalam dirinya..
Sehingga Penerapan karakter di sekolah inza allah bisa di terapkan dan berjalan sesuai
keinginan kita semua untuk menjadi penerus bangsa yang lebih baik yang akan
datang...
Sekian Komentar saya Bila ada salahnya saya pribadi mohon maaf sebesar-besarnya..
Wassalamualaikum Wr. Wb......
Kata-Kata Penyemangat Siswa:
Yang terpenting, bukan kerasnya upaya belajar kita, tapi teraturnya waktu belajar.
Sedikit-sedikit tapi teratur, lebih baik daripada dadakan.
Nama : Muhammad Toyib Riski
Kelas : XII-C
No : 23
Bidang Keahlian : MULTIMEDIA
Blog : www.sitoyy.blogspot.com
Si Toyy..
26 November 2011 06.27
ragil saputra mengatakan...
generasi muda memiliki potensi yang cukup tinggi untuk membentuk diri melalui
orang lain,dengan adanya aturan yang ada serta dukungan dari lingkungan dan contoh
yg cukup dari para pendidik/para guru akan sangat mempengaruhi pola pikir siswa
dalam memandang peraturan tersebut sebagai "alat pengarah menuju keberhasilan"
bagi siswa yang benar-benar berniat untuk maju.....
cukup sulit untuk menerapkan dan menjalankan peraturan atau hal-hal tersebut.
karena siswa-siswanya yang sulit diatur, dan semua guru juga harus mematuhi
peraturan tersebut agar bisa menjadi contoh bagi siswanya.
Dan semua peraturan dari sekolah harus dipatuhi oleh smua warga sekolah
Usul saya, hendaknya sekolah menerapkan peraturan dengan sungguh-sungguh dan
memperketat semua peraturan tersebut, dan tentusaja semua peraturan tersebut harus
dan wajib dipatuhi oleh semua warga sekolah ,sehingga cita cita utk menjadikn
sekolah yang harmonis dpt menjadi semangat atau motifasi siswa untuk belajar di
areal sekolahan tersebut.........!!!
NIAT & TEKAT
RAGIL BAGUS SAPUTRA
XII TPM-B/NO.14
menurut saya :
kesadaran diri bagi setiap murid sangatlah penting , dari kesadaran kita dapat
membedakan mana yang patut dicontoh dan mana yang tak patut dicontoh/ditiru.
seperti halnya pencurian , tawuran , dan miras. dari kesadaran kita, kita dapat
meninggalkan pergaulan bebas di daerah lingkungan kita. dari kesadaran kita pun
dapat memusnahkan hal-hal yang sangat merugikan. kesadaran pun juga membuat diri
kita berguna.
PUNGKI APRILIA
XII ANIMASI/C
27 November 2011 04.34
Prasetio mengatakan...
Alhamdulillah, ternyata masih ada guru seperti ibu ini yang masih memerhatikan
moral akan para pemuda,,saya sangat bangga kepada ibu!
sangat miris apabila mendengar moral para pemuda masa kini tidak sesuai dengan
harapan yang diinginkan alias RUSAK!. Disinilah peran suatu pendidikan
pembangunan moral atau karakter dibutuhkan
mungkin hal-hal yang ibu jelaskan di atas bisa terlaksana dengan baik, apabila:
1.adanya kerjasama antar sesama,entah itu guru dengan murid, murid dengan murid
dsb. agar bila terjadi kesalahan bisa saling mengingatkan antar sesama
2. mungkin guru juga berperan aktif dalam memberikan suatu CONTOH. hal ini yang
saya maksud adalah PANUTAN. karena pada zaman yang seperti para remaja kurang
akan pedoman/contoh/panutan yang baik, jadi mereka lari cenderung mengikuti
contoh yang kurang baik. Jadi kurangnya akan PANUTAN juga dipermasalahkan saat
ini
seperti itu ibuku. semoga pendapat saya bisa diterima
semoga selalu sukses dan terus berkarya.
mampir blogwalking ke prasetion.blogspot.com bu ^_^
wassalam
Prasetio Nugroho
XII MM-D
27 November 2011 06.57
Dimas Wardana mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
Dalam artikel ini memang sangat benar untuk bisa membentuk suatu karakter pada
diri siswa. namun yang saya sayangkan adalah bagaimana suatu proses dalam
menjalankan itu semua masih belum bisa di maksimal. karena guru dan siswa masih
belum bisa merealisasikan semuannya.
terkadang ada siswa yang tidak bisa memenuhi sikap di artikel ini dikarenakan suatu
pembelajaran yang salah dari orangtua atau gurunya.
bukan hanya siswa saja yang tidak bisa memaksimalkan tapi guru pun juga demikian.
dalam mengajar anak didiknya kadang-kadang ada guru yang meninggalkan kelas
demi kepentingan pribadinya, ini sangat bertolak belakang dengan artikel diatas.
dan saya harapkan siswa dan guru deapat bekerja sama untuk membentuk suatu
karakter yang baik.
terimakasih :)
wassalamualaikum wr.wb
Intan Pratiwi
XII Multimedia B (31)
27 November 2011 21.03
eszha almathera mengatakan...
assalamualaikum wr wb
menurut saya :
Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan
lingkungan
sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan
mempengaruhi cara
individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam
perilakunya sehari-hari.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu
individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan
bernegara dan
membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan .
Tapi yang sekarang saya lihat , banyak individu yang mengabaikan pembentukan
karakter mereka , meraka hanya melihat ke depan saja , mereka tidak merencanakan
apa yang harus mereka lakukan di masa depan mereka . kurangnya percaya diri
mereka , banyak yang lebih suka melakukan hal yang negatif daripada hal yang positif
yang mengguntungkan mereka .
kurangnya keagresifan mereka dalam kegiatan kedisiplinan , mereka lebih memilih
diam dan menunggu daripada mencoba dan berusaha untuk maju .
sekian dari saya :D
wassalamualaikum wr.wb
ESZHA FIRDAUS
XII ANIMASI B (21)
27 November 2011 23.32
kiky-ari clama.na mengatakan...
Assalamuallaikum Wr. Wb
Menurut saya, dari beberapa karakteristik yang telah disebutkan. Memang seorang
siswa wajib memiliki dan menjalankan sesuai dengan karakter tersebut agar dia juga
bisa belajar menjadi siswa yang memilki karakter siswa yang baik dan tidak
merugikan orang lain, lingkungan di sekitarnya, yang paling penting bertanggung
jawab atas perbuatannya kepada Tuhan.
Penerapan karakter-karakter tersebut di sekolah kita masih sangat minim. Itu di
karenakan oleh siswa-siswanya yang sulit untuk diatur. Jika saja semua siswa dapat
mematuhi aturan-aturan di sekolah dan tidak merusak fasilitas sekolah, tidak
melakukan hal-hal yang bersifat negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri atau
orang lain, mungkin sekolah kita akan lebih aman dan terkendali juga kelihatan indah
dengan banyak tamannya yang tetap dijaga.
Sekian komentar dari saya.^^v
Wallaikumsallam Wr. Wb
Nama : WULANDARI
NO : 31
Kelas : XII-MMD
28 November 2011 19.33
*fi3_and* mengatakan...
Karakter siswa itu sudah terbentuk sejak dari kanak-kanak....
perbedaannya,kini pemikiran mereka lebih luas..dan terkadang dalam hal mematuhi
tata tertib dll,itu lebih condong melihat ke panutan mereka,,yaitu guru.,.apa yang
dicontohkan.,itulah yang akan mereka terapkan...
program atau cara2 yang bu elok jbarkan tdi bisa saja brpengaruh trhadap siswa.,ttpi
efeknya mgkin hanya sedikit...krna smua kembali ke muridnya masing2...
semoga cara2 tsb bisa bermanfaat...
WIWIN WULANDARI
XII MULTIMEDIA D
30
28 November 2011 19.36
Zurotul mengatakan...
asslammualaikum wr.wb
Ini komentar saya mengenai artikel di atas
Mungkin sudah sepuluh tahun reformasi pendidikan dilakukan, dan hampir seluruh
kebijakan pembaharuan pendidikan telah diupayakan, namun sepertinya seluruh
tatanan hidup dan kehidupan masyarakat malah berubah ke arah yang tidak menentu.
Secara tidak disadari, kehidupan masyarakat malah melunturkan sendi-sendi
keimanan yang turut mempengaruhi kualitas kelangsungan peradaban bangsa.
Penyebab utamanya tidak lain pendidikan karakter bangsa yang amburadul.
penerapan pendidikan karakter diperlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap
program-program yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa harus
benar-benar dioptimalkan. Namun, penerapan pendidikan karakter di sekolah
memerlukan pemahaman tentang konsep, teori, metodologi dan aplikasi yang relevan
dengan pembentukan karakter (character building) dan pendidikan karakter (character
education). Permasalahan yang perlu diungkap antara lain: Bagaimana kiprah
pendidikan dalam peradaban bangsa? Apa makna pendidikan moral-nilai-ahlaq dan
karakter? Bagaimana peranan yang perlu dilakukan sekolah? Bagaimana strategi
implementasinya dalam konteks pembelajaran di persekolahan? Dari pengalaman ada
dua pendekatan dalam pendidikan karakter, yaitu: (1) Karakter yang diposisikan
sebagai mata pelajaran tersendiri; dan (2) Karakter yang built- in dalam setiap mata
pelajaran. Sampai saat ini, pendekatan pertama ternyata lebih efektif dibandingkan
pendekatan kedua. Salah satu alasannya ialah karena para guru mengajarkan masih
seputar teori dan konsep, belum sampai ke ranah metodologi dan aplikasinya dalam
kehidupan. Idealnya, dalam setiap proses pembelajaran mencakup aspek konsep,
teori, metode dan aplikasi . Jika para guru sudah mengajarkan kurikulum secara
komprehensif melalui konsep, teori, metodologi dan aplikasi setiap bidang studi,
maka kebermaknaan yang diajarkannya akan lebih efektif dalam menunjang
pendidikan karakter.
Sekian komentar dari saya semoga bermanfaat.
Zurotul Aini / 35
XII MM D
28 November 2011 20.23
Ainun G_ndoEL mengatakan...
pendapat saya :
saya setuju.
semua karakter yang telah bu elok sebutkan diatas memang sudah baik .
Tapi apakah mudah seseorang pelajar merubah karakter dirinya seperti yang bu Elok
sebutkan.??
karena tidak gampang merubah karakter seseorang,, butuh waktu yang lama untuk
mewujudkan itu semua.
tapi semoga saja cara bu Elok seperti ini bisa berhasil ke semua pelajar dan terutama
diri saya sendiri.
Makasih Bu Elok telah memperhatikan generasi pelajar sekarang.
M. Ainun Najib / 14
XII MM-C
28 November 2011 23.22
Exaanz mengatakan...
menurut saya :
memang banyak pelajar jaman sekarang melakukan tindakan-tindakan yang tidak
terpuji baik itu perempuan maupun laki-laki.Dan susah juga untuk merubah
kepribadian seseorang apabila sejak lahir tidak ditamankan perilaku yang terpuji.
mungkin metode seperti diatas bisa membuat sedikit siswa menjadi rajin bersekolah
dll.tapi itu semua tergantung siswanya sendiri dan juga pengaruh pergaulan.Oleh
karena itu peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan sekali.berhasil tidaknya itu
tergantung pada metode apa yang digunakan oleh sekolah tersebut
Risfanudin Ihsan Wahidi(19)
XII Animasi-C
yang baik juga! untuk masa depan tapi untuk merubah karakter anak sekarang saya
rasa mustahil, sekian komentar dari saya :)
MAS ACHMAD ILHAM AKBAR
XII TPM A
29 November 2011 07.35
Novita Sari mengatakan...
komentar saya blok ini bagus untuk pelajar-pelajar.tapi mungkin ada sebagian pelajar
yang mau mengikuti peraturan ini . karena setiap pelajar mempunyai hak masingmasing , kita tidak dapat memaksakan kehendak mereka.apabila pelajar tersebut dapat
melaksanakan peraturan ini , mungkin akan menjadi baik. tetapi apabila pelajar yang
tidak mau mematuhi peraturan ini , maka susah untuk membuat karakter yang sesuai
dengan peraturan ini.
dan menurut saya ini baik sekali untuk pelajar di jaman sekarang , dengan peraturan
ini akan membuat pelajar tidak berbuat seenaknya sendiri dan agar tidak merugikan
diri sendiri, dan orang di sekitarnya.dan tingkah laku mereka akan menjadi baik,lebih
baik dari sebelumnya.
dan juga lingkungan disekitarnya juga harus membantu pelajar-pelajar yang ingin
berubah menjadi lebih baik .
terima kasih ,
Nama : Novita Sari (SARI)
Kelas : XII MM-C
No.Absen : 31
29 November 2011 19.22
Lathifah Isma mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 19.33
Lathifah Isma mengatakan...
menurut saya kepribadian yang seperti itu tumbuh dari tempat dia bergaul !
sebaik2nya anak itu, jika dia jatuh pada lubang yang rusak pasti dia juga akan ikut2an
rusak .
tapi bila dia berada pada lingkungan yang baik, insyaallah anak itu juga akan baik .
Yang terpenting adalah peran orang tua untuk mendidik, membimbing dan mengawasi
anaknya !
Peran mereka sangat berpengaruh terhadap penerapan pendidikan karakternya di
sekolah .
LATHIFAH ISMA ( 03 )
XII MM C
29 November 2011 19.36
haksni mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 19.40
haksni mengatakan...
Dr. Martin Luther King berkata :Kecerdasan plus karakter.itu adalah tujuan akhir
dari pendidikan sebenarnya.
menurut pendapat saya tentang pendidikan karakter di sekolah memang sangatlah
perlu. Sebenarnya dasar dari pendidikan karakter ada pada keluarga. Sekarang banyak
orang tua yang mendorong anak nya untuk melatih kecerdasan otak dibandng
pendidikan karakter bagi anaknya.
Itu lah yang banyak terjadi di lingkungan keluarga. Sedangkan pada lingkungan
sekolah, banyak sekali para guru yang mengeluh "anak jaman sekarang itu susah
diatur"
Padahal guru itulah yang kurang siap atau tidak siap untuk menjadi guru untuk anakanak jaman sekarang.
contoh: sebuah negara kalah dalam ajang kompetisi sepak bola.
Jelas sepenuhnya bukan kesalahan dari pemain, yang dipertanyakan adalah, sudah
benarkah pelatih melatih anak didiknya ??
karena pada dasarnya semua murid sudah memiliki modal pendidikan yang nantinya
akan ia kembangkan dengan bimbingan guru atau pelatih masing-masing.
Dan pendidikan karakter yang akan ibu Elok terapkan di sekolah maupun di dalam
kelas memang sudah sangat bagus, dan sebaikya bukan hanya ditulis namnu juga di
terapkan bersama-sama antar guru dan murid.
catatan terakhir adalah:
Bukan hanya murid yang akan menjadi percobaaan dari semua aturan-aturan yang
dibuat oleh sekolah. Namun guru-guru juga harus ikut dalam pecobaan tersebut. Yang
nantinya mampu merubah karakter pendidikan yang lebih bagus.
MUHAMMAD HAKSNI FANANI
XII MM-C
nomor absen baru (17)
nomor absen lama (18)
29 November 2011 19.44
nicko andryas mengatakan...
menurut pendapat saya pribadi adalah dengan adanya aturan ini mungkin masingmasing pelajar ada yang mau dirubah untuk baik dan ada pula yang mau dirubah baik
tidak mau. jadi yang penting adalah support dari orang tua masing-masing siswa ,
lingkungan sekitar dan guru-gurunya pun juga ...
dengan adanya peraturan ini ,insyaallah pelajar-pelajar jaman sekarang akan
mengikuti peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.
dan kita harus bisa berdoa dan berusaha untuk menjadi pelajar yang lebih baik lagi
dari yang sebelum nya .
terima kasih ..
Nama : Nicko Andryas R.
Kelas : XII MM-C
No. Absen : 27
29 November 2011 20.10
m.chusairi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 23.13
m.chusairi mengatakan...
ASSALAMUALAIKUM.WR.WB
menurut saya , 18 karakter itu sangatlah baik apabila di terapkan bagi semua siswasiswi.karena dapat memberika pelajaran,dan manfaat bagi semua siswa-siswi. tapi
untuk siswa-siswi mungkin sulit menerapkannya karena tidak punya kesadaran diri
sendiri pentingnya karakter itu bagi dirinya .mungkin karakter itu dapat diterapkan
secara pelan -pelan dari apa yang di contohkan oleh semua guru baik disekolah
maupun di luar . generasi muda sekarang memanglah tidak sama dengan yang dulu,
generasi sekarang sangat sulit untuk menerapkan pendidikan karakter itu karena
kurangnya kesadaran diri sendiri dan contoh perilaku di kehidupan sehari-hari atau
mungkin juga kurang pendidikannya dari pihak orang tua .oleh karena itu pentingnya
kesabaran semua guru untuk memberi suatu motivasi,dan pelajaran.tidak itu juga
kesadaran setiap siswa-siswi unutuk melaksanakan 18 karakter itu.
sekian dari saya semoga saya bisa melaksanakan 18 karakter itu dengan baik.
NAMA :M.CHUSAIRI
KELAS :XII TPM-B
NO. :02
29 November 2011 23.21
sony septian mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
29 November 2011 23.29
sony septian mengatakan...
Menurut saya,
karakter-karakter tersebut merupakan suatu karakter pendidikan Indonesia.oleh sebab
itu karakter tersebut harus dapat diterapkan dipendidikan di sluruh indonesia. muridmurid juga bisa menyadari berbagai peraturan di sekolah karena semua ini telah
disediakan oleh sekolah dan harus bisa melaksanakannya.jadi kita semua harus ikut
berpatisipasi/saling bekerja sama untuk menerapkan perilaku seperti yang tertera
diatas dan yang pasti indonesia masih tercap sebagai jam karet/kurangnya
kedisiplinan dan tanggung jawab apalagi korupsi sudah menyebarluas dengan
demikianlah kita semua harus bekerja ekstra keras untuk menunjukkan perilaku yang
baik dan layak dicontoh oleh semua orang.Menghargai Prestasi,sudah menjadi budaya
indonesia warga indonesia susah untuk diajak menghargai barang buatan orang lain.
Sebagian besar mungkin hanya mementingkan hasil akhirnya saja, bukan bagaimana
hasil akhir itu terbentuk.Dengan begitu proses perubahan karakter disekolah akan
berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.
demikian dari saya
terimakasih
NAMA : SONY S.D.A
KELAS : XII TPM B
NO : 19
29 November 2011 23.38
agung trilaksono mengatakan...
menurut saya karateristik2 seperti yang di atas adalah hal yang harus di terapkan
dalam sekolah manapun namun mungkin agak sulit jika di terapkan di dalam sekolah
maupun kelas karena kepribadian siswa siswi di sekolah sangatlah berbeda beda atau
sebagian siswa siswi di sekolah sangatlah bertolak belakang dengan karakteristik di
atas entah karena siwanya ato gurunya.
Hal ini bisa teratasi jika kita bisa mengikuti atau menaati peraturan sekolah contoh
keecilnya seperti membuang sampah di sekolah dll
wassalam :D
NAMA : AGUNG TRILAKSONO
KELAS : XII MM A
NO : 16
1 Desember 2011 02.14
yani ikhwan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
1 Desember 2011 04.54
Romy Sehol mengatakan...
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Menurut saya, dari 18 karakter tsb memang tidak semua siswa/siswi dapat
melakukan/mematuhinya. hal tsb juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
faktor lingkungan, keluarga, pergaulan/latar belakang dari anak itu sendiri.
Tidak hanya itu, guru di sekolahpun masih banyak yang tidak mematuhi/memahami
18 karakter di atas, misalnya: menasehati muridnya agar tidak merokok di sekolah,
akan tetapi sang gurupun merokok secara terang2an di hadapan siswa. Hal tsb juga
bisa mempengaruhi siswa untuk berbuat hal yang sama dgn gurunya. Jika guru
memberi contoh yang baik, maka Insya Allah siswapun akan ikut baik walaupun tidak
semuanya.
Oleh krn itu, diperlukan adanya kerjasama & komunikasi yang baik antara guru &
peserta didik, agar program penerapan pendidikan karakter di sekolah berjalan dengan
lancar.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalam. . . . .
NAMA: SYAHRUMSYAH SEHOL
KLS : XII/TPm-B
No : 21
1 Desember 2011 06.49
yani ikhwan mengatakan...
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Jadi dari beberapa karakter diatas, sebenarnya sangat bagus diterapkan oleh semua
siswa. Dan masalahnya adalah kebanyakan siswa sekarang sekolah hanya untuk
mencari status saja, serta mereka tidak mau belajar dengan sungguh sungguh dan
faktornya faktornya antara lain adalah malas dalam belajar dan faktor pergaulan
yang mempengaruhi dan mendorong siswa untuk berbuat seenaknya disekolah karena
dianggapnya sama di lingkungannya.
Dan menurut saya, jalan baiknya adalah bapak ibu guru mengadakan komunikasi atau
rapat dengan wali murid, supaya dapat membimbing anaknya didalam lingkungan,
agar tidak meniru hal hal yang buruk dan akan berpengaruh pada dirinya dan orang
lain.
Wassalamualaikum wr. wb
NAMA : YANI IKHWAN N
KELAS : XII TPM B
NO ABSEN : 22
1 Desember 2011 07.14
teknik mesin mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
jika mereka memiliki rasa saling memiliki, maka orang lain, diri sendiri akan
terhindar dari masalah apapun.
gandhis fitriani
XII MMB
27
2 Desember 2011 00.57
Nico mengatakan...
Menurut saya , melalui pendidikan karakter siswa yang ada diatas memang mungkin
bisa merubah sikap para siswa yang kurang disiplin dan kurang perhatian pada
lingkungan,tetapi itu semua tergantung kepribadian siswa itu sendiri mau berubah
atau tidak,tetapi saya yakin tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,oleh karena itu
saya mengusulkan kalau para guru harus sering berkonsultasi pada wali murid dalam
mencari solusinya,
sekian dari saya,
Niko Wahyudi
XII TPm B
10
2 Desember 2011 05.49
Nico mengatakan...
menurut pendapat saya ,
dari karakter-karakter diatas yang disebutkan memang harus di ajarkan pada siswasiswa sekarang, karena melalui pendidikan karakter tersebut,minimal bisa mengurangi
ketidak disiplinan dan ketidakpatuhan siswa-siswa yang selama ini terjad,dan sebagai
hal pendukungnya adalah guru harus juga sering berkonsultasi pada wali murid agar
mengerti betul kenapa siswa-siswa tersebut sulit diatur
sekian dari saya,
Moch.Rodian Ch.
XII TPm B
05
2 Desember 2011 05.56
nurbianto mengatakan...
menurut saya disini tidak ada pihak yang harus disalahkan dan menyalahkan kita
mulai dari diri sendiri lah, we try for my self and then the others!
ma'af sebelumnya kalo komen saya gak bisa panjang panjang, di atas uda banyak
yang panjang komennya bu, simple tapi lugas
NURBIANTO
XII TPM B
2 Desember 2011 07.45
nanda mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter sangat akan baik jika dilaksanakan di dalam
suatu sekolah . Tapi masih sangat sulit menyikapi pergaulan anak muda jaman
sekarang, yang nurut terkesan CUPU , yang nakal terkesan keren . Pembentukan
karakter pada siswa seharusnya di mulai dari dini , dari kesadaran ingin berubah
menjadi lebih baik . Kesadaran pada diri siswa saya rasa masih sangat sedikit.
Sekolah sudah memaksimalkan fasilitas dan peraturan yang seharusnya di taati . tapi
masih banyak sekali terlihat pelanggaran yang di lakukan oleh sebagian siswa .
Menyikapi hal yang demikian seharusnya guru lebih memberi sangsi keras terhadap
siswa agar siswa itu tak meremehkan . Semua di mulai dari apa yang kita lihat . kalau
setiap hari contoh yang kita lihat adalah baik , kita secara otomatis menjadi baik pula .
jika apa yg kita lihat adalah hal-hal buruk , maka kita sedikit-demi sedikit akan
berubah menjadi buruk . Ciptakan suasana rajin , rapi dan bersih di setiap saat agar
anak yang berkarakter tidak lagi malu di cap CUPU .
( Nanda Eka Andryani )
( XII MM-C / 26 )
2 Desember 2011 16.00
m.lutfi fonanda mengatakan...
menurut pendapat saya. . .
seseorang yang berpendidikan dan berkarakter harus bisa mamatuhi peraturan karena
peraturan juga bisa memberi kejujuran atau kedisiplinan siswa siswi yang
berpendidikan . selain itu bisa disebabkan oleh faktor lingkungan yang harus
ditegakkan untuk lebih baik . bukan hanya dari dorongan orang tua tetapi dari
dorongan lingkungan sekitar maupun guru-gurunya....
kita semua harus merasa berpendidikan bukan untuk perusuh pendidikan !!!!!!
terima kasih....
nama : M Lutfi F
kelas : XII MM-C
NO Absen : 19
2 Desember 2011 16.43
Noviliana mengatakan...
Menurut saya, baik buruknya karakteristik seseorang bisa dilihat dari faktor
lingkungannya.Peran orang Tua yang paling penting dalam proses pembentukkan
karakteristik seorang anak. Dengan cara membiasakan hal-hal yang baik, maka
seorang anak akan terbawa dengan kebiasaannya tersebut. Sebaliknya juga demikian.
Yang kedua adalah kesadaran diri sendiri. Sampai kapanpun seorang anak tidak akan
berbuat baik jika tidak mempunyai kesadaran pada dirinya sendiri untuk berbuat yang
baik.
Jadi intinya, cara yang diterangkan dalam blog ini cuman menjadi batu loncatan agar
seorang anak mengerti saja, selanjutnya dikembalikan pada pribadi masing-masing.
(Noviliana Arwinda Sari/XII MM-C/32)
2 Desember 2011 19.38
Mitra mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter merupakan harga mutlak bagi dunia pendidikan
Indonesia. Pendidikan berkarakter perlu dan harus dilaksanakan oleh guru dan murid.
Guru berperan sebagai contoh pelaku pendidikan berkarakter dan murid sebagai
pewaris apa yang telah dicontohkan oleh guru.Tapi yang sekarang saya lihat , banyak
individu yang mengabaikan pembentukan karakter mereka , meraka hanya melihat ke
depan saja , mereka tidak merencanakan apa yang harus mereka lakukan di masa
depan mereka . kurangnya percaya diri mereka , banyak yang lebih suka melakukan
hal yang negatif daripada hal yang positif yang mengguntungkan mereka .dan
Pembentukan karakter itu sangat susah karena kita memiliki karakter yang berbedabeda , apalagi untuk siswa-siswi yang memiliki kepribadian buruk seperti : tawuran ,
tidak jujur , narkoba , minuman keras , terlibat geng motor dll , mungkin hanya
beberapa anak saja yang mau melakukan pembentukan karakter yang telah dibuat
oleh sekolah .dan saya harapkan siswa dan guru deapat bekerja sama untuk
membentuk suatu karakter yang baik.
bertugas untuk menerapkan pendidikan karakter dirumah. sementara peran guru yaitu
melanjutkan peran orang tua/wali murid, menerapkan pendidikan karakter di sekolah
dengan cara melakukan pendekatan" kepada siswa siswinya.
selama ini, saya rasa penerapan pendidikan karakter disekolah sangat kurang karena
para guru kurang melakukan pendekatan" kepasa para siswa siswi. para guru biasanya
hanya melakukan pendekatan kepada siswa siswi yang berprestasi dikelas maupun
disekolah. seharusnya, para guru juga melakukan pendekatan kepada semua siswa
siswinya agar penerapan pendidikan karakter disekolah dapat berjalan lebih lancar.
selain melakukan pendekatan" kepada siswa siswi disekolah, para guru sebaiknya
juga harus bisa menerapkan pendidikan karakter sebagai contoh bagi siswa siswinya.
agar para siswa siswi dapat menghargai dan mencoba untuk membangun karakter yg
baik dalam dirinya.
sekian komentar saya, terima kasih.
wassalamu'alaikum wr.wb.
Arief Prasetya
XII Animasi B
8
2 Desember 2011 20.40
nicko andryas mengatakan...
yah, ini sangatlah panjang lebar sekali karakternya Bu.
semua siswa siswi mempunyai kepribadian yang berbeda cara didiknya dari
lingkungannya, dan ini semua tergantung pula dengan cara didikkannya di rumah
ataupun disekolah.
semua hal yang terjadi pada lingkungan sekolah pastilah ada asal muasalnya. sehingga
semua warga sekolah haruslah intropeksi diri terlebih dahulu. adil apa tidaknya
tindakan tersebut!
Antara diterapkan apa tidaknya karakter di atas semuanya tergantung dengan masingmasing siswanya. Dan pastinya semua siswa fact membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, tapi siswa dapat terpengaruh oleh factor yang lainnya juga.
karena jati diri siswa berbeda-beda dan tidaklah semudah itu untuk merubah menjadi
karakter yang diatas, harus ada motivasi dari pihak keluarga, masyarakat, lingkungan
sekolah dan begitu pula guru. maka dari pada itu guru pun ikut serta untuk
menegakkan karater yang telah disebutkan diatas itu, supaya sepadan, selaras dan
sejalan. :)
yah semoga saja semua warga sekolah SMKN11SBY bisa menerapkan karakter yang
diatas dengan baik untuk mencapai sekolah yang disiplin, menjadi sekolahan yang
Aziz mengatakan...
Menurut Saya :
Semua tergantung pada dalam benak setiap pelajar. Karena pada dasarnya pelajar
berperan penting terhadap majunya pendidikan. Tidak semua pelajar yang bisa
melakukan hal hal seperti di atas. Karena pelajar banyak yang berfikir seenaknya
sendiri ( sak karepe dewe ). Meskipun adanya peraturan yang tertera pada setiap sudut
sekolah, tetapi mereka tidak menjalankanya dengan sebaik-baiknya melainkan
melanggarnya. Kita sebagai pelajar harus bisa memiliki pikiran yang masuk akal
untuk melakukan hal-hal yang ada di atas. Dan berupaya memperbaiki moral
pendidikan yang akhir-akhir ini terdapat kabar yang tidak enak didengar.
Maulana Azis Prasetia
XII MULTIMEDIA C / 08
4 Desember 2011 09.01
Dennis Azis mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
Bu Elok. . .
Menurut pendapat saya
Dari semua komponen sekolah yang paling berperan mensukseskan program
pendidikan berbasis karakter di sekolah, adalah GURU. Tentunya diperlukan GURU
BERKARAKTER untuk menghasilkan SISWA BERKARAKTER. Meski diperlukan
kesabaran dan ketekunan, menghasilkan anak didik yang berakhlak dan berkarakter
baik tentunya sangat membahagiakan. Dan yang dialami oleh peserta didik sebagai
pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri
nilai-nilai, terutama nilai nilai moral dan nilai-nilai ideal agama,
sekian komentar saya, terima kasih.
wassalamu'alaikum wr.wb.
AZIS DENNIS P.
XII ANIMASI-B
11
4 Desember 2011 09.02
David Villa mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut pendapat saya, penerapan pendidikan karakter di sekolah sangatlah penting.
Namun semua karakter itu masih sangat susah untuk diterapkan di sekolah. Setiap
siswa memiliki karakter yang berbeda2. Apalagi pada zaman sekarang, banyak pelajar
yang masih memiliki mental tempe, maksudnya adalah pelajar belum bisa mengetahui
mana yang benar dan salah, mentalnya masih terombang ambing dengan lingkungan,
lingkungan dan pergaulan yang buruk akan menciptakan mental dan moral yang
buruk juga, beberapa contoh pelajar yang memiliki mental tempe = siswa dengan
siswa berantem di kelas, siswa dari sekolah A tawuran dengan sekolah B hanya karena
masalah yang sepele, siswa maencorat-coret dinding dengan gambar2/kata2 yang
jorok, siswa yang memakai narkoba & miras,membuang sampah sembarangan,dll.
Merubah karakter dalam diri sangatlah tidak mudah,tidak semudah membalikkan
telapak tangan, semua itu butuh proses dan kemauan dalam diri sendiri untuk berubah.
Penanaman karakter seharusnya ditanamkan sejak kecil, orang tua dan lingkungan
sangat berpengaruh dengan mental seorang anak. Ketika di sekolah guru lah yang
mempunyai andil besar dalam mendidik siswanya untuk menjadi lebih baik, guru
tidak hanya menyuruh/memerintah, memberi teori,tulisan maupun ilmu tetapi juga
memberi contoh yang baik. Sekarang banyak guru yang hanya memerintah/memberi
teori saja tetapi tidak ikut melaksanakannya, contoh kecilnya= jika di sekolah ada
peraturan "pada hari jum'at warga sekolah jika memasuki gerbang harus turun dari
kendarannya untuk mengurangi polusi di sekolah kita, siswa sudah mematuhinya
namun terkadang ada guru yang tidak menaatinya" jika gurunya saja tidak
menerapkan pendidikan karakter di sekolah, bagaimana muridnya bisa menerapkan
itu. Oleh karena itu guru dan pendidikan di sekolah sangat berperan penting dalam
perkembangan mental para pelajar. Saya harap untuk kedepannya, saya dan pelajar
lain dapat sedikit demi sedikit menerapkan pendidikan karakter seperti pada artikel
yang tertera.
sekian pendapat saya, terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Fatimatuz Zuhroh
XII_MM-B (23)
4 Desember 2011 11.08
King Of Majesty Crew mengatakan...
Menurut saya hal-hal di atas merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap siswa.
Namun pada kenyataannya hal-hal tersebut hanya dianggap sebagai wacana belaka.
Sebenarnya tidak sulit dalam melakukan hal-hal tersebut apabila kita memiliki niat
yang sungguh-sungguh untuk berubah menjadi siswa yang berkarakter baik. Namun
terkadang kita sering diombang-ambingkan oleh pemikiran-pemikiran menyimpang
yang datang dari dalam maupun dari luar. Tawuran dianggap hal yang keren. Apabila
tidak ikut serta maka akan dicemooh. Rasa gengsi yang besar seringkali membuat kita
melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan. Oleh karena itu peran
orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh bagi pembentukan
karakter siswa itu sendiri. Adanya blog Bu Elok ini merupakan salah satu contoh guru
yang ingin berperan dalam pembentukan karakter kita. Semoga kedepannya kita dapat
menjadi siswa yang berkarakter seperti yang sudah ditulis oleh Bu Elok di atas.
Trimakasih
Choice Arviyana W
03 / XII MMB
4 Desember 2011 17.16
wewehsis mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut saya,
Pendidikan karakter di sekolah sangat penting untuk dilakukan atau disosialisasikan
kepada anak-anak.Tetapi tidak jarang ada anak yang belum tahu makna pembentukan
karakter sehingga menganggapnya hal sepele dan masih memiliki banyak waktu
untuk membentuk karakter tersebut di lain waktu.Padahal semua komponen diatas
sangat diperlukan di dunia industri.
Untuk membentuk semua komponen-komponen di atas sangatlah mudah jika anak
tersebut benar-benar menerapkan dan menekuninya tergantung dari anak itu sendiri.
Peranan dan dukungan Orang tua disini juga sangat berpengaruh membentuk karakter
anak.karena orang tua memiliki banyak waktu untuk memantau pembentukan karakter
anaknya agar menjadi karakter seseorang yang lebih baik.
Yang terakhir adalah pengaruh lingkungan dan pergaulan anak tersebut,karena
peranan ini yang sangatlah dekat dengan anak-anak jaman sekarang.Dan sangat
berpotensi untuk cepat membentuk karakter anak sesuai dengan pergaulannya.
Sekian komentar dari saya,Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Nama :Wishnu Mahendra P.M
Kelas :XII Animasi-A
No.Absen:25
5 Desember 2011 00.23
PENGHUNI (TPM-B) mengatakan...
Assalamualaikum Wr.Wb
Menurut saya:
pendidikan karakter merupakan upaya pembimbingan perilaku siswa agar
mengetauhi, mencintai dan melakukan kebaikan.tapi itu semua butuh proses agar
siswa dapat mengubah karakter siswa masing -masing Fokusnya pada tujuan-tujuan
etika melalui proses pendalaman apresiasi dan pembiasaan. Secara teoritis, karakter
seseorang dapat diamati dari : mengetahui kebaikan , mencintai kebaikan , dan
melakukan kebaikan .Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar mendidik
benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik
sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik.
Sekian
Wassalamualaikum Wr. Wb
NAMA:RAHMAT EKA S
KELAS:XII TPM-B
NO,ABSEN:15
5 Desember 2011 01.21
Dewi.Ruhmawati mengatakan...
assalamualaikum,,,,
pendidikan jama sekarang memang tidak lah seperti dulu,,,
semakin modernnya teknologi semakin mudah mencari informasi yang kita tidak
ketahui.
maka semakin kita ingin tahu apa saja yang ada di dunia ini.
dan rasa ingin tahu itu akan semakin besar dengan adanya penelitian.
maka harus punya tanggung jawab.
nama : Dewi.Ruhmawati
kelas : XII MM-B
no absen : O6 (ENAM)
5 Desember 2011 03.33
Cacing Hitam mengatakan...
Assalamualaikum ..
Menurut saya hal seperti ini sangat penting dilakukan untuk kemajuan diri kita sendiri
dan bangsa kita. Tapi semua tergantung dari pelaku/pemeran, seperti kalanya saat kita
melihat pertandingan sepakbola,jika klub kesayangan kita kalah dan waktu tinggal
beberapa menit,di situlah masih ada kesempatan untuk membalikkan
keadaan(menang). Begitu pula dengan pendidikan berkarakter,jika peserta didik
menerapkan semua sikap-sikap berkarakter itu dengan tidak adanya paksaan dari guru
atau bisa dibilang anak itu mempunyai kemauan untuk maju,maka tidak ada kata tidak
mungkin untuk berubah. Karena tidak selamannya Anda akan menjadi seorang
pelajar,adakalanya Anda bekerja diperusahaan orang lain. Dan dari situlah
"Pendidikan Berkarakter" ini mulai berguna untuk Anda dan orang lain di sekitar
Anda. Kapan lagi Anda jadi orang yang berguna??
Jadilah pribadi yang berkarakter !!!
Sekian Presentasi saya ..
Wassalamu'alaikum ..
satu komponen yang sangat penting didalam dunia pendidikan sebagai salah satu yang
dapat mendorong pembentukan karakter yang baik pada siswa.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau
pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan
karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan
pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi,
nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian,
pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian,
manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan
karakter di sekolah.
Nama :Reny Permata Sari
Kelas : XII MM-D
No absen : 15
5 Desember 2011 18.26
Reny mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
menurut pendapat saya,
Pendidikan karakter bangsa bukan hal yang baru di lingkungan SMK bahkan sudah
menerapkannya sejak tahun 2000 lalu, saat pertama kali sekolah tersebut
didirikan.Tak heran bila SMK ini terpilih menjadi nominator lomba inovasi
pendidikan karakter bangsa dengan menyisihkan 900 SMK lainnya se Indonesia.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK sangat penting, diantaranya dengan
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling (selain dari
pendidikan agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan sekolah.
Kegiatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial untuk
pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama,
menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta
didik."Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk
sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang. maka dari itu siswa
akan menjadi tau karakte mereka.
nama : Tias
kelas : XII MMD
no absen 26
5 Desember 2011 18.40
Reny mengatakan...
assalamualaikum wr.wb
menurut pendapat saya :Menindak lanjuti kebijakan pemerintah, Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang terus mendukung serta mengembangkan
pendidikan karakter bagi calon guru dan sekolah-sekolah di jenjang dasar menengah.
Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi SH MHum menyatakan, selain fokus pada mutu
dan kualitas akademis, pihaknya juga menjunjung jatidiri dan karakter sebagai upaya
peningkatan profesionalisme lembaga. Namun hal itu tidak hanya diterapkan di
lingkungan kampus kepada civitas akademika, tetapi juga bagi sekolah-sekolah
tingkat dasar dan menengah di Jawa Tengah.
"Sebagai perguruan tinggi yang mencetak calon guru, selain kepada mereka
mahasiswa, kami juga hendak mengembangkan pendidikan karakter di lingkungan
sekolah di Jawa Tengah. Hal ini sebagai apresiai dan dukungan kepada satuan
pendidikan tersebut," ungkapnya pada acara Dies Natalis ke 30 IKIP PGRI Semarang,
Sabtu (23/7).
Wujud tersebut diimplementasikan dengan penyelenggaraan "IKIP PGRI Character
Award", dimana pengumuman pemenangnya dilakukan bersamaan dengan acara
puncak tersebut.
Sebelum pemberitahuan hasil nominasi, sebanyak 47 sekolah mengirimkan dokumen
yang disyaratkan dalam lomba tersebut. Dan kemudian pihak panitia dari IKIP PGRI
Semarang melakukan penilaian dengan visitasi ke masing-masing sekolah.
Penilaian terhadap sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK dilakukan secara ketat,
melalui pemantauan, dan tes berdasar sejumlah indikator, seperti 18 nilai moral, di
antaranya kejujuran, disiplin, ketaqwaan, kreativitas dan kepatuhan.
"Kami menilai, apakah sekolah-sekolah itu selama ini sudah menerapkan pendidikan
karakter secara baik, dan tanpa membedakan kategori sekolah baik rintisan sekolah
bertaraf internasional (RSBI) maupun non-RSBI", terangnya.
Akhirnya, dari hasil penilaian tim ternyata tidak selalu sekolah berstatus RSBI unggul
dalam penerapan pendidikan karakter, namun ada juga sekolah non-RSBI justru lebih
intens mendidik siswanya. Sehingga, dari 47 sekolah SMP dan SMA/SMK yang
keluar dalam 10 besar penerima "IKIP PGRI Character Award", yakni SMA 3
Semarang, SMP Islam Terpadu PAPB Semarang, SMP 3 Semarang, SMP 1 Kudus,
SMP 17 Surakarta, SMP Nasima Semarang, SMK 1 Karanganyar, SMP 1 Sragen,
SMA 11 Semarang, dan SMP 2 Boyolali. Sementara satu sekolah menjadi yang
terbaik adalah SMA Negeri 3 Semarang mendapatkan nilai paling baik.
Muhdi menambahkan, penerapan pendidikan karakter di sekolah sebenarnya menjadi
pilar penting dalam mencetak generasi bangsa yang berkarakter, namun selama ini
memang belum ada apresiasi dan penghargaan bagi sekolah yang getol
menerapkannya.
"Kami berharap dengan adanya penghargaan ini, semakin banyak sekolah yang
termotivasi dan tahun depan lebih banyak sekolah yang siap untuk dinilai," tandasnya.
Nama :Ratna Puji .A
Kels :XII MM-D
NO :12
5 Desember 2011 18.48
DiiNiiy mengatakan...
Menurut saya per cuma kalau Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah. karena
setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda dan setiap karakter itu bisa di ubah
dengan cara membuat pengaruh yang baik di dalam kelas maupun luar kelas bahkan
kalau bisa luar sekolah. Dan untuk mewujudkan semua itu harus ada contoh
katakanlah yang di contohkan itu adalah guru. Guru adalah contoh bagi semua murid
di sekolah kalau seandainya guru itu masih belum bisa mentaati peraturan sekolah lalu
untuk apa Menerapan Pendidikan Karakter di Sekolah sedangkan Guru kita saja
masih belum bisa menerapkan hal-hal yang berbau ATURAN. Jadi kesadaran itu
sangatlah penting bahkan lebih penting dari permata. Dan jika ingin Menerapan
Pendidikan Karakter di Sekolah kita semua harus sadar dan menyadari.
Karena Pendidikan karakter disekolah juga sangat penting untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan
seimbang. Dengan suksesnya pendidikan karakter ini para generasi mudah menjadi
semakin bermutu bagi nusa dan bangsa.
Demikian yang bisa saya jelaskan bu, kurang lebihnya minta maaf yang sebesarbesarnya. Terima kasih.
Kresna Widiarto
XII Multimedia-C
01
5 Desember 2011 19.37
Andra mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter sangatlah penting tetapin semua itu tergantung
pada bagaimana siswa tersebut,
karena jika saja pendidikan berkarakter di anjurkan di setiap sekolah sekolah
sangatlah baik tetapi muridnya tidak mau melakukan hal itu, sama saja kita
membohongi diri kita sendiri. maka dari itu sebelum membuat siswa yang berkarakter
kita harus menyadarkan siswa tentang positif apakah yang akan didapat dalam hal ini
Nama : Mahendra M.B
Kelas: XII MM-C (05)
5 Desember 2011 20.30
Andra mengatakan...
Assalamualaikum wr.wb
Dalam pembentukan karakter siswa perlu proses kesabaran dan pengertian dari para
guru karena sebagian besar kegiatan siswa di lakukan di sekolah, namun ada beberapa
sikap yang tergantung dari kepribadian siswa tersebut, yang mungkin sulit untuk
diubah. Salah satu faktor yg menyebabkan sifat tersebut sulit diubah adalah pergaulan
dan lingkungan masyarakat dari orang tersebut.
Selain itu penerapan pembetukan karakter siswa di sekolah harusnya lebih tegas,
contoh agar kebersihan kelas terjaga : Sebelum dibacakan doa pulang, harusnya
diumumkan pada para siswa untuk menyisakan 10 menit membersihkan kelas
sebelum mereka tinggalkan.
Sekian dari saya.
Wasalam
Nama : Martha K.S
Kelas : XII MM-C/06
5 Desember 2011 20.32
dian norma mengatakan...
Assalamualaikum wr.wb
Menurut saya sifat baik seperti yang telah di sebutkan di atas masih kurang tertanam
bagi setiap masing-masing siswa. Karena pada jaman sekarang banyak sekali tindak
keriminal yang di lakukan pada siswa, baik antar sekolah maupun dengan skolah lain
yang menyebabkan rusaknya moral bangsa seperti yang sudah di bahas dalam artikel
di atas. Tetapi ada juga siswa yang tidak melakukan kegiatan tidak patuh di tiru
tersebut, karena siswa tersebut masih memiliki iman dan budi pekerti luhur yang baik.
Penereapan pendidikan karakter sangatlah penting di laksanakan. Oleh karena itu,
setiap guru harus lebih detail dalam memperhatikan anak didiknya. Dan mereka
semua di berikan bekal pengarahan yang bisa membuat mereka sadar dan menjadi
anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan di harapkan setelah mereka lulus dari
Smk ini dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik dan mempunyai sifat yang
baik, sehinnga tidak merugikan berbagai pihak.
Tetapi menurut saya tidak hanya guru mata pelajaran saja yang turut serta menasehati
anak didiknya, tetapi guru BK juga sangat berperran pentung karena tugas bekiau
adalah memperhatikan lebih detail gerak-gerik dari setiap siswa, agar tidak terjerumus
ke dalam perbuatan yang tidak diinginkan. Dan perranan orang tua juga sangatlah
penting dalam mengasuh, mendidik dan anaknya sdengan di bekali ilmu agama dan
sifat-sifat yang baik. Serta peranan lingkungan juga, jika lingkungan tersebut berada
pada kumpulan pertemanan yang baik, maka anak tersebut juga ikut baik, terapi jika
perkjumpulan teman mereka termasuk anak yang berandal, maka akan sering terjadi
tindak keriminal yang dilakukan anak tersebut separti yang di sebutkan dalam artikel
di atas.
WASALAM.....
Nama : Dian Norma Yulidia
Kelas : XII MM-B/09
5 Desember 2011 22.13
rendy fardiansyah mengatakan...
Assalamualaikum Wr. Wb . . .
Menurut pendapat saya, perilaku yang disebut diatas sangat penting, namun apakah
semua murid bisa melakukannya? Menurut saya tidak, dengan tanpa dorongan dari
guru dan kesadaran dari masing-masing siswa/siswi karena di Indonesia ini
kebudayaan anak remaja sudah tidak baik dikarenakan faktor-faktor pergaulan yang
bebas dan membawa dampak perilaku yang jelek.
Jadi kita semua harus ikut berpatisipasi/saling bekerja sama untuk menerapkan
perilaku seperti yang tertera diatas, dan yang pasti Indonesia masih di cap sebagai jam
karet/kurangnya kedisiplinan dan tanggung jawab, apalagi korupsi sudah
menyebarluas dengan demikianlah kita semua harus bekerja ekstra keras untuk
menunjukkan perilaku yang baik dan layak dicontoh oleh semua orang.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohn maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalam . . . .
sebaliknya.
eksternal : lingkungan di luar keluarga, yaitu teman-teman sekolah, teman dekat,
sahabat, teman bermain, bahkan pacar. jika individu2 tersebut memberikan pengaruh
yang baik pada siswa tersebut, maka dia akan siswa yang baik pula, dan sebaliknya.
Remaja adalah proses dimana kita menuju Dewasa. Kita banyak mengalami
perubahan, baik fisik, pemikiran, sikap untuk menuju kedewasaan. Semakin dewasa,
maka pemikiran kita pun harus jauh lebih dewasa.
Saya,
Moch. Rizky Awaludin
XII Multimedia C / 13
Wassalamualaikum Wr Wb
6 Desember 2011 06.00
Squad SURabaya TIMur mengatakan...
assalamu'alaikum wr.wb
pemikiran saya :
bahwa itu smua tergantung dari pemikiran yang dimiliki dan kesadaran dari
siswa/pelajar tsb.
sulit rasa nx menerapkan peraturan peraturan seperti itu karna smua pemikiran setiap
individual itu tidak lah sama.
mungkin cuman bisa beberapa orang yang setuju akan peraturan itu, karna perilaku
mereka tergantung juga pada lingkungan di sekitar atau sekeliling mereka
.sekian komentar saya kurang lebih nx mohon maav
wassalamu'alaikum wr.wb
saya: Moch amin ridho/XII mm_c/12
6 Desember 2011 16.18
kyowafy mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
Memurut saya kesadaran seorang siswa itu berasal dari diri sendiri .dengan adanya
peraturan sekolah,seorang siswa harus memematuhi peraturan sekolah yang
diterapkan oleh sekolahan .Penereapan pendidikan karakter sangatlah penting di
laksanakan. Oleh karena itu, setiap guru harus lebih detail dalam memperhatikan anak
didiknya. Dan mereka semua di berikan bekal pengarahan yang bisa membuat mereka
sadar dan menjadi anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan di harapkan setelah
mereka lulus dari Smk ini dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik dan
terima kasih
wassaalam
Prisca Oktavia
XII Multimedia D
03
6 Desember 2011 19.33
Zurotul mengatakan...
Assalamualaikum wr.wb
menurut saya, semua pernyataan yang ada di blog bu elok sangatlah penting
tapi diharapkan ini tidak hanya sebagai wacana saja melainkan pelaksanaannya lah
yang lebih penting
diperlukan kerja sama yang baik antara siswa dan guru
dan Pendidikan berkarakter diharapkan dapat mengimbangi hasil pendidikan dalam
diri peserta didik.
Siti halimah (24)
XII Multimedia_D
6 Desember 2011 19.35
Windy Dyah mengatakan...
Memang benar kalau Pendidikan karakter sangat penting diterapkan demi
mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur. Dengan
dilaksanakannya pendidikan karakter di setiap sekolah , diharapkan dapat menjadi
solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Tadi sudah disebutkan ada 18 karakter yang harus diterapkan di sekolah . jadi saya
menyimpulkan bahwa Pendidikan karakter tidak bermain pada manifestasimanifestasi moral dan akhlak yang baik berupa perilaku-perilaku partikular yang
bersifat lokal. Untuk melakukan pendidikan karakter dengan gambaran yang
sedemikian rupa diperlukan sebuah kreatifitas dalam menyusun model dan
metodologi pendidikan, lebih dari metode yang telah biasa dipergunakan dalam
pendidikan moral selama ini.
Selain itu, disekolah juga harus mempunyai beberapa tipe kemitraan, yaitu:
1) parenting atau pengasuhan di mana orang tua mengkondisikan kondisi rumah
agar membantu siswa dalam pembelajaran dan moralitas;
2) communicating (komunikasi) untuk mengkomunikasikan program sekolah dan
perkembangan siswa;
3) volunteering yaitu mengajak keluarga dan masyarakat menjadi sukarelawan
dalam pengembangan dan program sekolah;
4) learning at home dengan melibatkan keluarga dalam aktifitas akademik,
perencanaan tujuan dan pengambilan keputusan;
5) decision making, masyarakat memiliki keterlibatan besar dalam pengambilan
keputusan sekolah; dan
6) collaborating with community. Pada tahap ini siswa, staf sekolah dan keluarga
Nama : M.affan
Kls : XII Anm c
No : 06
8 Desember 2011 01.54
Sheef Ay mengatakan...
Assalamu'alaikum wr.wb
Bagi saya pendidikan karakter penting dan harus dilaksanakan, karena peserta didik
seperti saat kini banyak yang memprihatinkan.
Kita sebagai seorang peserta didik seharusnya sadar akan adanya pendidikan karakter
di sekolah, dengan mempunyai keinginan yang kuat untuk berubah jadi yang terbaik.
Dan disinilah peran seorang guru untuk memotivasi peserta didik untuk merubah
karakter negatifnya.
Nama : Sheef Ay Ful Aziz
Kls : XII Animasi c
No : 24
8 Desember 2011 02.12
Putri Aprilia mengatakan...
Menurut saya..
Pendidikan berkarakter jika diterapkan dalam lingkungan sekolah adalah sangat baik
namun, cukup sulit untuk dilakukan. Banyak faktor yang menjadi pendidikan
berkarakter itu sulit untuk diterapkan di sekolah, salah satunya yaitu karakter yang
berbeda dari setiap individu masing-masing. karena setiap individu memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda.
Dan seharusnya pendidikan yang berkarakter itu diberikan saat usia dini, karena
belum tentu setiap individu memiliki karakteristik yang baik dari ia seusia dini.
Nama : Putri Aprilia Sari
Kelas : XII MMD
Absen : 06
8 Desember 2011 19.04
XII MULTIMEDIA - A
06
fikri-11.co.cc
12 Desember 2011 02.52
Oni_Vengeance mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
12 Desember 2011 06.24
R.Agung.P mengatakan...
"Pendidikan Karakter" dalam lingkungan sekolah sangatlah perlu. Karena itu adalah
suatu cara untuk mengubah sikap yang dulunya belum baik, menjadi baik. Selain itu,
agar para siswa dapat berperilaku baik kepada masyarakat, dan keluarga.
Pendidikan Karakter dalam sekolah juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh,
sistematik, dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta
keyakinan semua warga yang ada di sekolah bahwa tidak akan ada masa depan yang
lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter setiap para siswa dan guru.
Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa
kejujuran, tanpa meningkatkan kedisiplinan diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat
belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk rasa
cinta damai atau persatuan, tanpa adanya kerja keras, serta tanpa rasa percaya diri dan
optimisme.
Namun, saya masih belum mengerti, mengapa "Pendidikan Karakter" saat ini masih
sangat sulit untuk diterima oleh sebagian besar para siswa, mungkin juga oleh para
guru. Apakah ini hanya masalah waktu untuk bisa membangkitkan kesadaran setiap
individual ? atau Setiap individual itu belum bisa atau bahkan tidak bisa menerima
sistem tersebut.
Tapi menurut saya, setiap individual dapat diubah karakternya. Contoh, yang tidak
baik menjadi baik. Tetapi butuh proses dan sitem yang sangat baik, sehingga setiap
individual merasa nyaman saat memperoleh pendidikan karakter tersebut.
Jadi, tetaplah semangat untuk para guru yang menerapkan sistem pendidikan karakter
demi mencetak generasi muda yang berprestasi dan membanggakan bangsa. Untuk
para siswa, mengertilah bahwa pendidikan karakter dapat mengubah perilaku kalian
yang kurang baik menjadi baik agar kelak dapat berguna bagi keluarga, masyarakat,
dan juga bagi diri kalian sendiri..
Agung Riyadi Purwanata
XII Multimedia - A
14
12 Desember 2011 06.26
Oni_Vengeance mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter itu sangat dibutuhkan bagi dunia pendidikan di
indonesia. Itu dikarenakan sudah banyak sekali pelanggaran- pelanggaran yang terjadi
dalam dunia pendidikan indonesia. Maka dari itu sangat perlunya pendidikan
berkarakter itu diterapkan. Untuk beberapa sekolah mungkin sudah menerapkan
sistem ini, tapi masih banyak pelanggaran yang dilakukan. Jika dibandingkan dengan
sistem pendidikan di luar negeri, sangat jauh beda. Mereka benar-benar menerapkan
sistem pendidikan dengan sangat baik. Contohnya saja, di luar negeri, seorang siswa
ketahuan mencontek saat ulangan, maka siswa tersebut akan langsung dikeluarkan.
Beda sekali dengan di Indonesia. Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan kita
masih lemah. Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja, siswa
atau guru. Terkadang guru terlalu menyalahkan siswanya sehingga membuat mereka
tertekan. Siswa terkadang juga terlalu menyalahkan guru, sehingga guru juga sering
kali bingung dengan sikap siswa yang seperti itu, dikit-dikit salah, ini gak mau, itu
gak mau.
Menurut saya ada yang kurang dari sistem pendidikan berkarakter ini. Seharusnya
nama ditambahi jadi gini, "Pendidikan Berkarakter BAIK". Jika "pendidikan
berkarakter" saja, terlalu sulit, karena karakter itu ada banyak. Ada baik, jelek, dll.
Jadi gak salah jika sudah menerapkan sistem ini tapi masih banyak siswa yang nakal
atau banyak pelanggaran. Karena mereka menjadi sesuai dengan karakter yang
mereka inginkan, bukan yang indonesia inginkan.
Abdurrahman A. A. Adnani
XII Multimedia-A
02
12 Desember 2011 06.28
website mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter sangatlah penting untuk menerapkan
kepribadian siswa .
namun pada dasarnya siswa sendiri terkadang belum bisa menerapkannya , dan belum
terkonsep mulai dari diri sendiri . dan guru ada juga yang belum bisa memberikan
contoh yang baik bagi murid-muridnya .
jadi sebaiknya guru, murid dan seluruh warga sekolah pastinya harus bisa menjalin
kerja sama dan kerukunan supaya sekolah dan seluruh warga sekolah bisa berubah
lebih baik dan tidak ada masalah sedikitpun didalam maupun diluar sekolah .
ACHMAD FAHMI MUBARROK
XII MULTIMEDIA - A
05
12 Desember 2011 06.35
website mengatakan...
XII Multimedia - A
20
12 Desember 2011 09.04
website mengatakan...
Asalamualaikum
menurut pendapat saya pendidikan berkarakter sangatlah penting di era globalisasi ini
tetapi semua itu tergantung pada bagaimana siswa tersebut menanggapinya, karena
jika pendidikan berkarakter di anjurkan di setiap sekolah. sekolah akan menjadi lebih
baik tetapi kembali lagi pada kepribadian siswa dalam menanggapinya. Jika saja
siswa tidak mau menanggapi apa arti pendidikan berkarakter, kita sama saja
membohongi pendidikan berkarakter itu sendiri. maka dari itu sebelum membuat
siswa yang berkarakter kita harus menyadarkan siswa tentang positif apakah yang
akan didapat dalam hal ini.
Nama : Agung Prasetyo
Kelas : XII MULTIMEDIA-A
Absensi : 15
12 Desember 2011 16.15
nalajhagadsman8 mengatakan...
gambaran generasi muda saat ini sangat memprihatinkan, karena sudak tidak ada katakata jujur disetiap perkataannya, tidak ada lagi sikap disiplin patuh pada peraturan,
tidak memiliki semangat bekerja yang tinggi, sikap cinta tanah air pun mulai luntur
karena pengaruh budaya asing yang masuk keindonesia, kata damai pun hampir tidak
ada lagi semua permasalahan diselesaikan dengan cara perkelahian, sikap peduli
sesama pun mulai hilang semua orang hanya memetingkan diri sendiri
(individualisme). oleh sebab itu untuk membenahi itu semua para generasi muda
mulai diajarkan pendidikan karakter melalui integrasi dengan pelajaran-pelajaran
yang ada dengan memasukkan nilai-nilai karakter dan budaya.
NAMA : PRAYUDA DJAYA KUSUMA
NO ABSEN : 16
KELAS : XII ANIMASI C
12 Desember 2011 16.16
Ardy mengatakan...
Menurut sya, Pendidikan karakter sangatlah penting, namun tidak efektif jika seorang
guru dan siswanya tidak bekerjasama dengan baik dan tidak ada kedekatan.
Begitu juga dengan siswanya yang sangat sulit di atur, tidak disiplin dan tingkat
kejujuran masih rendah karena masih belum bisa berfikir dewasa untuk kedepan.
Ardy is januar
XII MULTIMEDIA-A
27
13 Desember 2011 04.53
annisah mengatakan...
Menurut pendapat saya siswa sekolah yang seperti itu bukan karena mereka tidak
dapat diatur maupun karna kurangnya rasa disiplin. pendidikan karakter di sekolah
sangat penting untuk dilakukan atau disosialisasikan kepada anak-anak.peranan dan
dukungan Orang tua disini juga sangat berpengaruh membentuk karakter anak.karena
orang tua memiliki banyak waktu untuk memantau pembentukan karakter anaknya .
menerapkan pendidikan karakter dalam keseharian kita tidak hanya mencari
solusi tetapi sumber utama masalahnya juga tidak dapat dikesampingkan. Oleh karena
itu, peran guru disekolah sangat penting. bukan hanya menyuruh, tetapi guru juga
harus bisa menerapkan pembentukan karakter yg baik pula. Agar siswa dapat
menghargai, dan mencoba untuk membangun karakter yg baik dalam dirinya.
Nama : Anisah
Kelas : XII Animasi A / 02
13 Desember 2011 21.34
Dewi Purnama Sari mengatakan...
menurut saya pendidikan berkarakter sangat sulit diterapkan disekolah.tapi tergantung
para siswanya.
disekolah saja disiplin,jujur,toleransi,semangat kebangsaan,peduli lingkungan, peduli
sosial, masih kurang diterapkan.
jadi sangat penting sekali pendidikan berkarakter diterapkan disekolah.agar warga
disekolah rasa berjiwa besar dan hal-hal yang terpuji.
dan guru-guru juga bisa memotivasi murid-muridnya untuk bisa menjadi siswa yang
berkarakter baik dan berprestasi.
pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang
relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan
keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik
ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan
kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di
sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar
peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter
peserta didik .
Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran
perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,
tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari di masyarakat.
Arif Gunawan
XII Multimedia - A
28
14 Desember 2011 07.46
Auni Riza mengatakan...
Menurut saya pendidikan berkarakter ini sangat perlu agar siswa siswi dibina lebih
baik dari yang dilakukan sebelumnya. Dilihat dari banyaknya ketidakadilan serta
kebohongan-kebohongan yang dilakukan siswa-siswi disekolah. Bahkan ditingkat
yang lebih tinggi sendiri yang tidak mengenal lagi sebuah karakter diri sebagai
makhluk Tuhan dan sosial.
Potensi karakter yang baik telah dimiliki setiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi
potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak
usia dini. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan awal penanaman karakter
anak dalam perkembangan dirinya. Namun bagi sebagian keluarga, proses pendidikan
karakter yang sistematis di atas sangat sulit diterapkan, terutama bagi orang tua yang
sibuk dengan urusan pekerjaannya. Karena itu, pendidikan karakter juga perlu
diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak taman
kanak-kanak. Di sinilah peran guru yang seharusnya membentuk karakter semua anak
didiknya.
Seiring pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera
menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang cerdas juga berkarakter
sesuai nilai-nilai bangsa dan agama.
Nama : Auni Riza Mochtar
Kelas : XII Animasi B / 10
14 Desember 2011 16.56
bola mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
17 Desember 2011 20.47
bola mengatakan...
Assalamualaikim...
Menurut saya, sangat penting untuk menerapkan pendidikan berkarakter kepada siswa
/ siswi Untuk menjadikan siswa itu baik dalam sikap maupun perilakunya. walau, pun
sedikit terlambat untuk memberikan pendidikan itu sekarang karena seharusnya itu
harus diberikan sejak mereka kecil agar siswa tersebut sudah mengerti tentang sikap
dan perilaku mereka masing-masing yang harus mereka terapkan dalam sekolah
maupun di dunia luar oleh sebab itu perlu dukungan dari orang tua dan guru untuk
memberikan mereka perhatian lebih pada mereka dalam mejaga lingkungan yang
kurang baik dalam pergaulan mereka dan membantu mereka untuk menerapkan
pendikan yang berkarekter tersebut.
wassalamu'alaikum wr.wb.
FIRMAN DWY S
XII ANIMASI B
17 Desember 2011 20.51
nurman ardiansyah mengatakan...
Menurut saya pendidikan karakter sangat baik untuk diterapkan disekolah,mulai dari
disiplin,jujur,toleransi,semangat kebangsaan,peduli lingkungan,dan masih banyak
lagi.
Jadi sangat penting jika diberlakukannya pendidikan karakter disekolah mulai dini
agar siswa tersebut menjadi pribadi yang baik,berjiwa besar,dan dapat memperoleh
prestasi yang memuaskan baik disekolahnya maupun dilingkungan masyarakat.
Profil
Bu Elok
Seorang pendidik yang sangat mendambakan generasi muda cerdas dan bermoral
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2012 (1)
2011 (5)
o November (1)
o Mei (2)
o April (2)
Labels
Guru (6)
Pengikut
Copyright (C) Buelok. Diberdayakan oleh Blogger.
Web Sekolah
SMK Negeri 11 Surabaya
Blog Keluarga
Septian
Daily notes
Rudy Unesa
Beranda
Dokumentasi
Biografi
kelahirannya
tahun
1973
sampai
sekarang
bahkan
pernah
berlebel
pendidikan
kewarganegaraan
(duhulu
pendidikan
kewiraan,
pendidikaan
nasional,
ditegaskan
bahwa
pendidikan
kewarganegaraan,
Azyumardi Azra:
Pendidikan
kewarganegaraan
adalah
pendidikan
yang
mengkaji
dan
Zamroni:
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk
mempersiapkan
warga
masyarakat
berpikir
kritis
dan
bertindak
demokratis.
Merphin Panjaitan:
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk mendidik generasi muda menjadi warganegara yang demokratis dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial.
Soedijarto:
pengertian
diatas
dapat
ditegaskan
bahwa
program
air.
Kompetensi
merupakan
panggilan
kontitusi
dan
ketentuan
perundangan yang harus di realisasi dalam praktik dan kinerja pendidikan dan
pengajaran tidak hanya bagi mahasiswa perguruan tinggi , namun siswa di
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) , siswa di sekolah lanjutan tingkat pertama
(SLTP), dan anak-anak sekolah dasar (SD).
Sebagai progam pendidikan , pendidikan kewarganegaraan tergolong
dalam mata kuliah yang strategis dalam konteks kehidupan berbangsa dan
bernegara bangsa Indonesia , disamping dua mata kuliah yang lain , yakni
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama . Pendidikan Kewarganegaraan
mengemban misi dalam mempersiapkan bangsa Indonesia yang tangguh dalam
keamanan
nasional
Secara
demikian
progam
pendidikan
penggunanya
dengan
pemikiran
yang
cermat
diharapkan
proses
persepsi
diantara
dosen
Pembina
baik
terhadap
eksistensi
a. Secara umum.
kepribadian
mantap
kemasyarakatan
dan
mandiri
dan
serta
rasa
tanggung
jawab
kebangsaan.
b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab,
perilaku
yang
mendukung
kerakyatan
yang
mengutamakan
kepentingan
Sapriya
(2001),
tujuan
pendidikan
Kewarganegaraan
adalah:
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari
warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi
konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh
tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi
yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui
pengembangan
disposisi
atau
watak-watak
tertentu
yang
meningkatkan
yang
bergerak
dalam
lingkungan
pendidikan,
pendidikan
kepribadian warga negara yang baik, meliputi beberapa atribut (1) loyal ; (2)
orang yang selalu belajar ; (3) seorang pemikir ; (4) bersikap demokratis ; (5)
gemar melakukan tindakan kemanusian ; (6) pandai mengatur diri ;(7) seorang
pelaksana.
Disamping itu Nasional Council For The Social Studies (NCSS), memberikan
tujuan civic education
.....civic education today seeks create citizens who are infromated analitic,
commited to democratic values, and actively involved in society (ROBINSON,
1967).Ada tiga target dari rumusan tujuan itu yang bisa mengantarkan warga
negara memiliki kualitas pribadi, yakni (1) warga negara yang terinformasi ; (2)
bersikap analitis; (3) melaksanakan nilai demokrasi dan aktif dalam kehidupan
masyarakat. Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi
yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat
baik tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn
dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut:
a.
Berpikir
kritis,
rasional,
dan
kreatif
dalam
menanggapi
isu
Kewarganegaraan.
b.
Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar
c.
d.
bangsa-bangsa lain.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Warga negara yang terinformasi, hendaknya memiliki kualitas kepribadian dalam
beberapa hal, yaitu :
a)
b)
c)
a)
berubah.
b)
Penerimaan terhadap faktor baru, gagasan baru dan cara hidup baru.
a)
b)
c)
d)
e)
lain:
Partisipasi dalam pembuatan keputusan.
Meyakini akan asas persamaan dan kebebasan.
Menumbuhkan kebanggaan nasional dan kerja sama inter nasional.
Menumbuhkan seni kreatif dan perasaan humanistis.
Memiliki perasaan kemanusiaan terhadap sesama warga negara.
Pengembangan dan aplikasi prinsip demokrasi.
Senada dengan itu, Cogan 1998 menegaskan bahwa warga negara yang baik
harus memiliki kemampuan untuk.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pancasila dan pengenalan nilai ajaran agama yang di yakini oleh masing-masing
pribadi bangsa indonesia.
Target pendidikan warga negara dalam perangka sistem pendidikan nasional
dipusatkan pada redibilitas kepribadian warga negara dan mampu berpartisipasi
dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermsyarakat indonesia menurut
kriteria
konstitusi.
Pendidikan
kewarganegaraan
juga
bertujuan
untuk
kemampuan
masalah
yang
untuk
dihadapi
memahami,
oleh
menganalisis
masyarakat,
bangsa
dan
dan
memecahkan
negara
secara
warga
negara
hendak
mengadakan
hubungan
dengan
organisasi
negaranya. Dalam kaitan ini, kajian terhadap hak dan kewajiban warga negara
berikut
juga
hak
dan
kewajiban
negara,
lebih
dipusatkan
pada
upaya
memberikan informasi tentang potensi apa yang dimiliki warga negara dan
negara, dan apa yang harus dilakukan oleh keduanya.Selanjutnya, kajian hak
dan kewajiban warga negara dan negara, diharapkan mampu mengantarkan
keduanya menjalin hubungan secara wajar, demokratis, transparan, jujur serta
adil. Sedangkan kajian terhadap bidang bidang kehidupan warga negara, dapat
digunakan sebagai upaya pembuktian apakah hak dan kewajiban mereka telah
dalam
pancasila,
hendaknya
dijadikan
komitmen
bangsa
yang
karakter
bangsa
yang
sejak
proklamasi
kemerdekaan
RI
tekanan
dan
nuansa
selalu
menggambarkan
gerakan
social
pendidikan
kewarganegaraan
memerlukan
pendekatan
yang
jelas.
Penempatan posisi
undang-undang dasar itu telah dijiwai oleh nilai-nilai pancasila, yang secara
yuridis yang digunakan sebagai sumber dari segala sumber hukum di indonesia.
Kedudukan pancasila sebagai Dasar negara, juga terefleksikan ke dalam
konstitusi negara indonesia,yang memiliki kekuatan bagi seluruh warga negara
indonesia.
Dengan demikian, tindakan warga negara indonesia dalam melaksanakan
hak dan kewajibannya hanya bisa di benarkan sepanjang sesuai dengan normanorma formal sebagaimana dituangkan dalam aturan main konstitusi (UUD
1945) dan peraturan peraturan yang bersumber pada UUD 1945 itu. Dengan
pendekatan in, warga negara diharapkan mampu memahami proses politik,
perbedaan antara praktik politik dan teori politik serta mampu mencocokan
kebijakan politik yang di ambil oleh pemerintah (negara) dengan jiwa konstitusi
yang digunakan.
2.Pendekatan Struktural Fungsional
Pemikiran yang melatari pendekatan ini dapat dielaborasi dari tradisi teori
sosiologi, antara lain yang dikembangkan oleh Emile Durkheim, Vilfredo Pareto,
Parsons dan Merton. Dalam tradisi structural fungsional, masyarakat dipandang
sebagai
suatu
system
yang
didalamnya
memiliki
bagian
yang
saling
pada
keteraturan,
meredam
konflik,mengandalkan
consensus,
Hoogevelt,1985),
dalam
melakukan
analisis
system
masyarakat
system
social
dan
system
soekanto,1989),melatari
pemikirannya
pada
beberapa
hal
1.
Struktur
system
social
senantiasa
memiliki
fungsi
agar
mampu
mempertahankan kestabilan;
2.
pendidikan
Kewarganegaraan,pendekatan
structural-fungsional
system
politik,
bagaimanapun
juga,
harus
Merumuskan
ini
sangat
relevan
dengan
program
pendidikan
dalam
membentuk
bangunan
struktur
politik
sebuah
struktur
politik
pemerintahan
demokrasi,
pemilihan
3.Pendekatan etika-moral
Pendekatan ini dibangun dari sebuah paradigma definisi social dan
perilaku social yang banyak digali dari tradisi Waber dan Skiner (Ritzer,1980).
Waber, dalam menganalisis tindakan social menemukan lima cirri pokok yang
menjadi sasaran kajiannya:
1.
2.
3.
4.
5.
bentuk
tindakan
social
dan
perilaku
social
ini.Virginia
Held
(1989),
itu,
Poedjawijatna
(1984)
menyebut
etika
sebagai
jika
ada
pemikiran
dan
perkataan
dalam
bentuk
bahasa.
menggunakan
pendekatan
etika
moral
pendidikan
moral
Pancasila dan UUD 1945 sebagai etika nasional bangsa Indonesia. Etika nasional
ini digunakan sebagai parametrik apakah tindakan moral warga Negara
Indonesia dapat dibenarkan atau ditolak, sehingga menggambarkan baik dan
buruknya tindakan yang dilakukan.
Sebuah contoh, apakah tindakan moral seorang pemilih dalam
pemilihan umum, menyoblos dengan benar atau memilih sebagai golongan
putih, kiranya harus menggambarkan kristalisasi pilihan moral yang diambil dan
diwujudkan dalam tindakan mereka. Contoh lain, apakah semaraknya peristiwa
unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dan pemuda Indonesia
dalam menuntut terwujudnya cita-cita reformasi, yang misalnya disertai dengan
perusakan fasilitas umum dan bentrok massa dengan aparat keamanan sehingga
memakan korban jiwa, dapat digunakan sebagai sebuah wacana pencerminan
tindakan moral? Hal demikian, memerlukan analisis kritis bagi saudara dengan
memanfaatkan informasi ilmu perilaku, misalnya psikologi social, sosiologi dan
antropologi.
4.Pendekatan Psikologis-Pedagogis
Pendekatan ini lebih menekankan pada latar dunia belajar dan lingkungan
dimana peserta didik melakukan kegiatan itu.Pendekatan psikologis-pedagogis
diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
tingkat perkembangan kejiwaan peserta didik yang dikaitkan dengan jenjang
pendidikan yang mereka ikuti.
Secara makro, materi Pendidikan Kewarganegaraan, banyak berkaitan
dengan fakta, konsep dan generalisasi, yang kesemuanya senantiasa merujuk
pada hak dan kewajiban (sebagai embrio materi Pendidikan Kewarganegaraan)
yang telah kita bicarakan di atas.Trio materi ini hendaknya diberikan pada
setiap jenjang pendidikan, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah
maupun perguruan tinggi. Topik kajian dan bobot materi yang dibicarakan bisa
berbeda, ketika kajian itu dikaitkan dengan kondisi kejiwaan peserta didik dan
aspek garapan yang menjadi target serta karakteristik masing-masing jenjang
pendidikan yang ada.Dengan kata lain, pembelajaran hak dan kewajiban yang
dicerminkan dalam bentuk fakta, konsep dan generalisasi selalu digunakan
analisis dengan mempertimbangkan tingkat jangkauan, luas dan kedalaman
materi dan urutan pemberiannya yang relevan dengan jenjang pendidikan.
Aplikasi
pendekatan
psikologis-paedagogis
dalam
Pendidikan
PT
GENERALISASI
Pengetahuan
PM
KONSEP
keterampilan
PD
FAKTA
Sikap
Materi
(tanpa
mengesampingkan
kedua
aspek
yang
moral
yang
damereka
tetapkan.Untuk
memahami
hal
dengan
focus
pada
materi
generalisasi,yaitu,kerangka
maupun
keduanya),yang
pada
giliranya
akan
mampu
rangkaian
materi
Pendidikan
Kewarganegaraan
yang
menyangkut fakta,konsep dan generalisasi dalam pendekatan psikologispaedagigisdapat dicontohkan sebai berikut :
(1) Fakta: pengumpulan massa dan kemudian turun ke jalan (long march) dengan
membawa spanduk yang bertuliskan tuntutan tertentu serta dengan yel-yel
tertentu;
(2) Konsep: peristiwa tadi mengandung konsep demontrasi atau unjuk rasa;
(3)
ketiga
aspek
garapan
dan
muatan
jenjang
materi
Pendidikan
pendidikan
yang
dan
saling
mengisi.Perbedaan
yang
tampak,semata
mata
Pentingnya landasan dasar negara sudah dipikirkan oleh Bung Karno jauh sebelum Indonesia
Merdeka. Sejak tahun 1918, saat usianya baru 18 tahun. Bung karno sudah berpikir
meletakkan landasan dasar Kebangsaan Indonesia sebagai prinsip pertama bagi negara
Indonesia merdeka. Kata Bung Karno, Indonesia Merdeka bukan buat satu orang, bukan buat
satu golongan bangsawan, atau golongan kaya, tetapi semua buat semua.
Bung Karno memberikan gambaran tentang beberapa tokoh lain didunia, bagaimana mereka
mendirikan negara beserta landasan negarany, Lenin mendirikan negara Soviet Rusia tahun
1917 tetapi dasarnya sudah berpuluh-puluh tahun umurnya. Adolf Hitler yang naik
singgasana tahun 1933 tetapi sudah mengikhtiarkan Naziisme sejak tahun 1921 dan 1922.
Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok Merdeka tahun 1912 tetapi sejak tahun 1885 sudah
memiliki dasar negara tertuang dalam buku The Three Peoples Principle yakni
nasionalisme, demokrasi, sosialisme.
Dalam risalah Mencapai Indonesia Merdeka, dibuat tahun 1933, Bung Karno menyebutkan
kemerdekaan adalah jembatan emas untuk menyeberang menyempurnakan masyarakat.
Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia, mengutip tulisan Armstrong itu pada 1
Juni 1945 tatkala berpidato di depan sidang Panitia Persiapan Usaha-Usaha Kemerdekaan
Indonesia (PPUPKI), atau Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai. Ia saat itu berbicara tentang prinsiprinsip dasar sebuah negara merdeka.
Karena Bung Karno menyebutkan lima dasar, dan diterjemahkan sebagai Pancasila, maka 1
Juni itu dikenallah sebagai Hari Lahir Pancasila, dan nama Proklamator ini disebut pula
sebagai penggalinya.
Sebuah pemikiran yang besar dari orang yang berjiwa besar, bahwa pentingnya memberikan
sebuah landasan bernegara yang kuat dalam satu bangsa yang begitu majemuk, yang mampu
mempersatukan yang berbeda suku dan agama dalam satu ikatan bangsa yang satu Bangsa
Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia ini sudah dipikirkannya.
Kita semua harus mendirikan satu negara kebangsaan di atas satu kesatuan bumi Indonesia,
dari ujung Sumatera sampai ke Irian, bukan sekedar satu golongan yang hidup di satu daerah
kecil. Bangsa Indonesia adalah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik telah
ditentukan oleh Tuhan tinggal di semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatera
sampai ke Irian.
Pemikiran tentang Pancasila dituangkannya dalam rangkaian kata yang bermuara pada
Persatuan dan Kesatuan bangsa, dalam ikatan persaudaraan tanpa membedakan ras, suku dan
agama. Tentulah ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, karena berbagai suku dan agama harus
masuk dalam pemikiran dan juga bermusyawarah dan bermufakat untuk kemajuan bersama
dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Uraian pemikiran tentang makna dan isi
sila-sila yang ada dalam Pancasila tersebut dituangkan dalam gagasan besar untuk persatuan
Indonesia menuju Kemerdekaan Indonesia.
Paham kebangsaan tidak akan meruncing menjadi kauvanis. Tanah air Indonesia yang
berbangsa satu, yang berbahasa yang satu, hanyalah satu bahagian kecil dari dunia.
Kebangsaan Indonesia bukan kebangsaan yang menyendiri, tetapi seperti dikatakan Mahatma
Gandhi, seorang nasionalis yang kebangsaannya perikemanusiaan.
Indonesia jangan pernah berkata sebagai bangsa yang terbagus, yang termulia. Indonesia
harus menuju persatuan dan persaudaraan dunia sekaligus menuju kekeluargaan bangsabangsa. Karena itu prinsip dasar kedua adalah Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.
Syarat mutlak menuju Indonesia semua buat semua ialah ada permusyawaratan,
perwakilan. Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memelihara agama. Dengan
cara mufakat perbaiki segala hal, termasuk keselamatan agama dengan jalan pembicaraan
atau permusyawaratan.
Prinsip keempat adalah Kesejahteraan sosial. Tidak akan ada kemiskinan di dalam
Indonesia Merdeka. Kita tidak mau Indonesia Merdeka kaum kapitalnya merajalela. Atau,
semua rakyatnya sejahtera, cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa
dipangku oleh Ibu Pertiwi. Kita mencari demokrasi permusyawaratan yang memberi hidup,
yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial.
Prinsip kelima Indonesia Merdeka dengan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hendaklah negara Indonesia negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya
dengan cara yang leluasa. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al Masih,
yang Islam ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menurut
kitab-kitab yang ada padanya. Semua bertaqwa dengan cara yang berkeadaban yakni yang
hormat-menghormati satu sama lain.
Tentunya ini bukanlah pemikiran yang mudah, tapi bukan juga sesuatu yang sulit kalau hal
tersebut memang dipikirkan secara sungguh-sungguh. Dalam menyusun gagasan ini beliau
juga di bantu oleh Mr. Mohammad Yamin. Bukankah ini sebuah upaya yang patut dan harus
kita hargai, tidaklah harus mensakralkan Pancasila, tapi menghargai Pancasila sebagai dasar
Negara dan alat pemersatu Bangsa, harus tetap terus dikedepankan. Karena itulah salah satu
cara kita menghargai apa yang sudah dirintis dan diupayakan oleh Pendiri Bangsa ini, untuk
menyatukan bangsa ini dari perpecahan.
Semoga saja dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 sekarang ini,
kita bisa merenungkan apa yang sudah diupayakan Bapak Pendiri Bangsa ini, Ir. Soekarno,
dan kita bisa tetap senantiasa mengenang jasa-jasa beliau, juga tetaplah mengakui Pancasila
sebagai Dasar Negara dan alat pemersatu bangsa. Semoga kita juga tetap bisa
mengamalkannya dalam kehidupan bernegara, mampu menghargai perbedaan demi persatuan
dan kesatuan Bangsa.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan bersifat
dinamis atau merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus
dari masyarakat itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan
digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
2)
Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam menjalankan
aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup
dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah
nilai-nilai dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam
segala bidang.
3)
Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dibentuklah BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945,
dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945, membahas tentang
rumusan dasar negara. Tampil tiga tokoh.
1. Tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengemukakan 5 dasar negara Indonesia(dalam
pidato)
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ke-Tuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan rakyat
permusyawaratan/ Perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
2. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengemukakan usulan dasar negara Indonesia
yaitu:
Persatuan
Kekeluargaan
Musyawarah
Keadilan rakyat
3. Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya mengenai lima hal yang
menjadi dasar negara merdeka, yaitu:
Kebangsaan Indonesia
Kesejahteraan sosial
Pendapat ketiga tokoh dibahas oleh Panitia Sembilan tanggal 22 Juli 1945 dan menghasilkan
rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia merdeka
yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 17 Juli 1945 menerima laporan Panitia Sembilan
tentang isi Piagam Jakarta, membahas rancangan Pembukaan UUD 1945 dan tugasnya selesai
BPUPKI dibubarkan.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk PPKI dan mengadakan sidang pada tanggal 18
Agustus 1945 setelah melalui perdebatan yang sengit akhirnya menerima perubahan Piagam
Jakarta menjadi Pembukaan UUD45 dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:
Persatuan Indonesia
Kemudian mengesahkan UUD 1945, mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh.
Hatta sebagai wakil presiden, sebelum MPR/DPR terbentuk tugas presiden dibantu oleh
KNIP.
4)
Pancasila sebagai dasar negara dijadikan sebagai landasan setiap aspek penyelenggaraan
negara, termasuk segala peraturan perundangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek
kenegaraan lainnya.
Sedangkan sebagai ideologi negara, dasar, pandangan bagi sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat Indonesia.
Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara memiliki 4 fungsi pokok yaitu:
Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
negara
1.1.
Latar Belakang
Menurut Albert Venn Dicey dalam Introduction to the Law of The
Constitusion , memperkenalkan istilah the rule of law yang secara sederhana
diartikan sebagai suatu keteraturan hukum. Rule of Law Gerakan masyarakat
yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus
dibatasi dan diatur melalui satu peraturan perundang undangan, dan
pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang
undangan. Rule of Law tidak bisa dilepaskan dari negara hukum (recstaat).
menurut Friedman, antara pengertian antara pengertian negara hukum dan Rule
of Law sebenarnya saling mengisi.
Negara
Indonesia adalah negara hukum hal ini tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV. Di dalamnya terkandung pengertian adanya
pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip
pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang
diatur dalam UUD, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak,
yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin
keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh
pihak penguasa.
Sebagai negara
hukum
salah
satu
ciri
dan
prinsipnya
adalah
penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). HAM yaitu seperangkat hak
yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk allah dan
merupakan anugrah yang wajib di hormati di junjung tinggi dan di lindungi oleh
negara,
hukum
pemerintah
dan
setiap
orang
demi
kehormatan
serta
proses
perkembangannya
rechsstat
itu
lebih
memiliki
ciri
yang
Hak-hak manusia;
Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu;
Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan; dan
Peradilan administrasi dalam perselisihan. (Muhtaj,2005:23)
Bagi negara Indonesia ditentukan secara yuridis formal bahwa negara
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum.Hal itu tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV.Dalam negara hukum, harus diadakan jaminan
hukum
itu
sendiri
dibangun
dan
ditegakan
menurut
prinsip
prinsip
2.
hukum;
Kedudukan yang sama dimuka hukum. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat
3.
(ICJ),
dihasilkan
pandangan
baru
tentang
negara
hukum.
Dalam
pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 digariskan bahwa disamping hak-hak
politik bagi rakyat harus diakui pula adanya hak-hak sosial
dan ekonomi,
harus
pula
menentukan
teknis
prosedural
untuk
memperoleh
adil
pada
seluruh
rakyatnya.
(P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007,
Petition of Rights (hak-hak Petisi) tahun 1628, yaitu suatu petisi yang
diajukan para bangsawan kepada Raja Charles I di muka parlemen. Dalam
hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi (PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan
Kewarganegaraan, untuk PerguruanTinggi, hal 100)
Bill of Right (Undang-Undang Hak) tahun 1689, yaitu suatu UU yang
diterima
oleh
Parlemen
Inggris
setelah
sebelumnya
telah
mengadakan
perlawanan terhadap Raja James II yang memerintah secara absolut dalam suatu
revolusi tidak berdarah (The Glorious Revolution) tahun 1688. Ide pembaruan di
Inggris ini membuat rakyat Ameriak Serikat membrontak melawan pengusaha
Inggris,
sehingga
melahirkan
Declaration
of
Independence(Deklarasi
(P.N.H.Simanjuntak,S.H,2007, Pendidikakan
awal
revolusi
prancis
sebagai
perlawanan
terhadap
kesewenang-
nasional.Setiap
bangsa
menginginkan
pemerintah
yang
kebebasan
dari
ketakutan,
dan
kebebasan
dari
kemelaratan.
organisasi,
baik
organisasi
sosial
maupun
pemerintah.
Dengan
(P.N.H.
2.2.
Pembukaan
dan
pasal-pasal
UUD
1945
telah
terlebih
dahulu
merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-hak Asasi
Manusia PBB. Pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada
tahun 1948.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010 Pendidikan Kewarganegaraan, untuk
PerguruanTinggi, hal 101-102)
Deklarasi
bangsa
Indonesia
pada
prinsipnya
terkandung
dalam
Pembukaan UUD 1945, dan Pembukaan inilah yang merupakan sumber normatif
bagi hukum positif Indonesia terutama penjabarannya dalam pasal-pasal UUD
1945.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010
Pendidikan
Kewarganegaraan,
untuk
Pendidikan
Kewarganegaraan,
untuk
sebagai
suatu
persekutuan
hidup
bersama,
bertujuan
untuk
(1)
(2)
perkawinanyang sah.**)
Setiap orang berhak atas kelangsunganhidup, tumbuh dan berkembang serta
berhakatasperlindungan dari kekerasan dandiskriminasi.**)
Pasal 28 C
(1)
(2)
teknologi,
seni
dan
budaya
demimeningkatkan
kualitas
(1)
(2)
(3)
(4)
pemerintahan.**)
Setiap orang berhak atas statuskewarganegaraan.**)
Pasal 28 E
(1)
dan
pengajaran,
memilihtempat
tinggal
memilihpekerjaan,
di
wilayah
memilih
negara
dan
(2)
(3)
berkumpul
dan
mengeluarkanpendapat.**)
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi
untuk mengembangkanpribadi dan lingkungan sosialnya serta berhakuntuk
mencari,
memperoleh,
menyampaikaninformasi
memiliki,menyimpan,
dengan
menggunakan
tersedia.**)
Pasal 28 G
segala
mengolah
jenissaluran
dan
yang
(1)
(2)
(1)
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahirdan batin, bertempat tinggal dan
mendapatlingkungan hidup yang baik dan sehat sertaberhak memperoleh
(2)
pelayanan kesehatan.**)
Setiap orang berhak mendapat kemudahandan perlakuan khusus untuk
memperolehkesempatan dan manfaat yang sama gunamencapai persamaan dan
(3)
keadilan.**)
Setiap orang berhak atas imbalan jaminansosial yang memungkinkan
(4)
(1)
Hak untuk hidup, hak untuk tidakdisiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hatinurani, hak beragama, hak untuk tidakdiperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadidihadapan hukum, dan hak untuk tidakdituntut atas dasar hukum yang
berlakusurut adalah hak asasi manusia yang tidakdapat dikurangi dalam
(2)
keadaan apapun.**)
Setiap orang berhak bebas dariperlakuan yanbg bersifat diskriminatif atasdasar
apaun dan berhak mendapatperlindungan terhadap perlakuan yangbersifat
(3)
diskriminatif itu.**)
Identitas budaya
(4)
(5)
dan
hak
masyarakattradisional
dihormati
selaras
(1)
(2)
Pendidikan
Kewarganegaraan,
untuk
belum
optimal.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010
Pendidikan
atas
rasa
aman,
hak
atas
kesejahteraan,
hak
turut
serta
dalam
pemerintahan, hak wanita, dan hak anak. Demi tegaknya hak asasi setiap orang
maka diatur pula kewajiban dasar manusia, antara lain kewajiban untuk
menghormati hak asasi orang lain, dan konsekuensinya setiap orang harus
tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu juga
diatur
kewajiban
dan
tanggung
jawab
pemerintah
untuk
menghormati,
oleh
negara
Republik
Indonesia.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010
maka
akan
merugikan
(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010
bangsa
Pendidikan
Indonesia
sendiri.
Kewarganegaraan,
untuk
tambah
pasalnya
dan
lebih
rinci.
(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010
harus
diikuti
dengan
pelaksanaan,
serta
jaminan
hukum
yang
asasi
tersebut,
(PROF.DR.H.KAELAN,M.S,2010.
diatur
dalam
Pendidikan
UU
No.9
tahun
Kewarganegaraan,
1999.
untuk
dalam
kenegaraan.(PROF.DR.H.KAELAN,M.S.,2010
Pendidikan
2.3.
sehingga
hak-hak
asasi
setiap
rakyat
Indonesia
pada
dasarnya
di
implementasikan secara bebas, namun tetap dibatasi oleh hak-hak asasi orang
lain. Jadi, ideologi ini menawarkan kebebasan yang bertanggung jawab dalam
mengimplementasikan hak asasi manusia.Namun hal tersebut perlu dikaji lebih
dalam, sebab ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia belum tentu dapat
diterapkan
oleh
rakyat.(http://kafepknums.blogspot.com/2010/04/ham-dan-
implementasinya.html?m=1)
Pemerintah Republik Indonesia telah menjamin pelaksanaa hak asasi
manusia bagi rakyat.Perlindungan atas hak tersebut diatur dalam berbagai
peraturan. Dalam alenia kedua, dirumuskan salah satu tujuan kemerdekaan
Negara kita, yaitumengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang medeka,bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Ini adalah pengakuan hak asasi sosial yang berupa keadilan dan
pengakuan hak asasi ekonomi yang berupa kemakmuran dan kesejatraan.(Aim
Abdulkarim, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan,Membangun Negara yang
Demokratis hal 79)
Dalam alenia keempat, dijelaska tujuan Negara Indonesia dan dasar
Negara Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darh Indonesia.Artinya pengakuan hak asasi untuk menikmati keamanan
atau
perlindungan
dan
ketentuan
atas
perlindungan
hukum.Memajukan
sosial,
ekonomi,
dan
budaya.Ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
2.4.2.
Pelanggaran HAM ringan yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam jiwa
manusia.
(http://www.smansax1-edu.com/2014/10/contoh-kasus-pelanggaran-hamdi.html)
2.4.3.
1.
2.
3.
4.
5.
pesawat.
Kasus Dukun Santet di Banyuwangi pada tahun 1998.
Penembakan Mahasiswa Trisakti (Tragedi Trisakti) pada tahun 1997
Peristiwa 27 Juli 1996
Penculikan Aktivisdan Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah pada 8 Mei
6.
7.
8.
9.
1993
Pembantaian Santa Cruz pada tanggal 12 November 1991
Penembakan Misterius Diantara tahun 1982-1985
Peristiwa Tanjung Priok pada tanggal 12 September 1984
Pembantaian Rawagede oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947
Itulah beberapa kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran HAM di
Indonesia.
(http://www.smansax1-edu.com/2014/10/contoh-kasus-pelanggaran-hamdi.html)
2.5.
HAM
Ad
Hoc
untuk
memeriksa
dan
mengadili
kasus-kasus
pelanggaran HAM yang terjadi pada masa Orde Baru. Dalam rangka untuk
menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu, khususnya yang
terjadi pada masa Orde Baru pemerintah mempersiapkan Rancangan Undangundang tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional yang sebagian
meniru
model
Komisi
Kebenaran
dan
Rekonsiliasi
Afrika
Selatan.
(http://rorodestalia.blogspot.com/2013/06/perkembangan-dan-perlindunganham-di.htm)
2.5.2. Perkembangan HAM di Indonesia saat ini
Pasca era reformasi, era ketika persoalan demokratisasi dan hak asasi
manusia menjadi topik utama.Di era reformasi ini telah banyak lahir produk
peraturan perundangan tentang hak asasi manusia.Namun meskipun demikian
inplementasi
hak
asasi
manusia
di
Indonesia
masih
belum
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pengertian rule of law dan HAM
Rule of Law adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak dari
seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Inti pengertian Rule of Law adalah
jaminan apa yang disebut sebagai keadilan sosial. Dan yang dimaksud dengan
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan dan merupakan anugrah yang wajib dihormati
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia.
Penjabaran HAM dalam Undang-Undang
Pembukaan UUD 1945 (alinea I & III) pasal-pasalnya (Pasal 28 A-J) yang disahkan
telah
menjamin
pelaksanaa
hak
asasi
manusia
bagi
dan
melanjutkan
keurunan,
hak
mengembangkan
diri,
hak
Pengertian dan pelaksanaan demokrasi di setiap negara berbeda, hal ini ditentukan oleh
sejarah, budaya dan pandangan hidup, dan dasar negara serta tujuan negara tersebut. Sesuai
dengan pandangan hidup dan dasar negara, pelaksanaan demokrasi di Indonesia mengacu
pada landasan idiil dan landasan kkonstitusional UUD 1945. Dasar demokrasi Indonesia
adalah kedaulatan rakyat seperti yang yang tercantum dalam pokok pikiran ketiga pembukaan
UUD 1945 : Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasar kerakyatan,
permusyawaratan/perwakilan. Pelaksanaannya didasarkan pada UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
1.DEMOKRASI LIBERAL
Pada tanggal 14 November 1945, pemerintah RI mengeluarkan maklumat yang berisi
perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi sistem parlementer dengan sistem
demokrasi liberal, kekuasaan ditujukan untuk kepentingan individu atau golongan. Dengan
sistem kabinet parlementer, menteri-menteri bertanggung jawab kepada DPR. Kebijaksanaan
pemerintah harus disesuaikan dengan mayoritas DPR, sebab kalau tidak sesuai kabinet dapat
dijatuhkan oleh DPR melalui mosi tidak percaya. Selain itu, karena kemerdekaan
mengeluarkan pendapat ditafsirkan sebagai sikap sebebas-bebasnya, kritik yang selalu
dilancarkan kaum oposisi bukan membangun melainkan menyerang pemerintah. Oleh karena
itu, pemerintah tidak stabil.
Keluarnya Maklumat Pemerintah 3 November 1945 memberi peluang yang seluas-luasnya
terhadap warga negara untuk berserikat dan berkumpul, sehingga dalam waktu singkat
bermuncullah partai- partai politik bagai jamur di musim penghujan.
Keanggotaan badan konstituante yang dipilih dalam pemilu 1955, membagi aspirasi politik
dalam dua kelompok, yakni golongan nasionalis dan agama. Karena perbedaan di antara
mereka tidak dapat diatasi dan tidak menemukan titik terang dalam hasil pemungutan suara
dalam siding konstituante, maka Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1945 untuk menyelamatkan negara dan kemudian menjadi sumber hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Dampak negatif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah sebagai berikut.
Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya
menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya
menjadi slogan-slogan kosong belaka. Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden,
MPR,dan lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan
berlanjut sampai Orde Baru. Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik.
Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal
itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.
2.DEMOKRASI PADA MASA ORDE LAMA
Pada masa ini, demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer berakhir. Hal ini
disebakan karena sistem pemerintahannya berubah dari parlementer ke presidensial sesuai
dengan UUD yang berlaku. Jadi, pada masa ini terjadi perubahan yang fundamental. Ciri-ciri
pemerintahan pada masa ini :
Peran dominan presiden,
Terbatasnya partai-partai politik,
Berkembangnya pengaruh komunis,
Meluasnya peranan ABRI sebagai unsur-unsur sosial politik.
Pada masa ini, demokrasi yang digunakan adalah demokrasi terpimpin. Dasar hukum
pelaksanaan demokrasi ini ditetapkan dalam Sidang Umum ke-3 MPRS tahun 1965, dengan
Ketetapan MPRS No.VIII/MPRS/1965. Menurut Ketetapan MPRS tersebut, prinsip
penyelenggaraan demokrasi ini ialah musyawarah mufakat tetapi apabila musyawarah
mufakat tersebut tidak dapat dilaksanakan maka ada 3 kemungkinan cara :
Pembicaraan mengenai persolan tesebut ditangguhkan,
Penyelesaian mengenai persoalan tersebut diserahkan kepada pimpinan agar mengambil
kebijaksanaan untuk menetapkan keputusan dengan memerhatikan pendapat-pendapat yang
ada, baik yang saling bertentangan maupun yang tidak,
Pembicaraan mengebai persoalan tersebut ditiadakan.
Dalam pelaksanaan demokrasi terpimpin terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
pengambilan keputusan, yaitu :
Pada tahun 1960 presiden membubarkan DPR hasil pemilu, sedangkan dalam penjelasan
UUD ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenanguntuk membubarkan DPR
Dengan ketetapan MPRS No.III/MPRS/1963, Ir.Soekarno diangkat presiden seumur hidup.
Hal ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945 yang menetapkan masa jabatan presiden
selama 5 tahun
DPRGR yang mengganti DPR hasil pemilu ditonjolkan perannya sebagai pembantu
pemerintah sedangkan fungsi kontrol ditiadakan
Perdana Menteri ialah Sutan Sjahrir, karena dinilai sbg orang y/ tepat u/
menghadapi diplomasi dgn Barat. Peristiwa ini dikenal dgn sebutan
penyimpangan Konstitusional y/ prisipiil.
Tgl 5 Juli 1959 sekarang.
-Periode Orde Lama (1959-1966)
Berlakunya Manipol y/ intinya adl USDEK (UUD 45, Sosialisme INDONESIA,
Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian INDONESIA).
Lembaga negara bersifat sementara. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil
Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara.
Hak budget tdk berjalan.
MPRS menetapkan Soekarno sbg Presiden seumur hidup.
Pemberontakan G 30 S/PKI
Hakekat 1 Oktober : hari peringatan keunggulan dari kekuatan PANCASILA; hari
peningkatan kebulatan tekad perjuangan dlm mengamankan dan mengamalkan
PANCASILA; hari u/ lebih meresapkan dan mempertebal keyakinan Indonesian
akan kebesaran, keunggulan dan Kesaktian PANCASILA; peningkatan
kewaspadaan nasional agar tdk terulang kembali terjadinya tragedi nasional.
TRITURA: 1. Bubarkan PKI; 2. Bersihkan Kabinet dari unsur PKI; 3. Turunkan
harga.
11 Maret 1966, keluar SUPERSEMAR y/ berupa perintah kepada LetJen Soeharto
atas nama Presiden mengambil segala tindakan y/ dianggap perlu u/ menjamin
kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi.
-Periode Orde Baru (1966-sekarang)
12 Maret 1966, LetJen Soeharto membubarkan PKI.
22 Juni 1966 Jenderal A.H. Nasution dilantik sbg Ketua MPRS.
Maret 1967 dlm sidang Istimewa memutuskan menarik mandat MPRS dari
Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto sbg Pejabat Presiden.
Maret 1968 mengangkat Soeharto sbg Presiden sampai Pemilu.
Mekanisme Pemilu selama lima tahunan mulai dari tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992 dan 1997.
Mekanisme PELITA 1/4/1969-31/3/1974; 74-79; 79-84; 84-89; 89-94; 94-99.
Pelestarian UUD 1945
-TAP MPR No. I/MPR/1983 pasal 104 y/ menyatakan bahwa MPR berketetapan u/
mempertahankan UUD 45, tdk berkehendak dan tdk akan melakukan perubahan
terhadapnya.
-TAP MPR No. IV/MPR/1983 ttg referendum y/ antara lain menyatakan bahwa bila
MPR berkehendak mengubah UUD 45, terlebih dahulu harus meminta pendapat
rakyat melalui referendum.
-UU No. 5/1985 ttg referendum y/ merupakan pelaksanaan Ketetapan No.
IV/MPR/1983
KESIMPULAN
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai sistem demokrasi,
dimana kedaulaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut
sistem pemerintahan presindesil, dimana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan
negara Indonesia, setelah tercapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka
sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang
tersebar di ribuan pulau kecil, di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indinesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Serikat (RIS)
selama tujuh bulan (27 Desember 1949 17 agustus 1950), namun kembali ke bentuk
pemerintahan Republik. Setelah terjatuhnya orde baru (1996 - 1997), pemerintah merespon
desakan daerah daerah sangat sentalistis dengan mebawarkan konsep otonomi daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Sistem poliyik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penetuan
tujuan, upaya upaya mewujudkan tujuan, pengambilang keputusan, seleksi dan penyusunan
skala prioritasnya. Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang Undang Dasar 1945, yang
mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara, kewenangan tugas, dan
hubungan antara lembaga lembaga negara (legislatif,eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945
juga mengatur hak dan kewajiban warga engara. Lembaga legislatif terdiri atas Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dab Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lembaga Eksekutif
terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh seorang wakil presiden
dan kabinet. Di tingakat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang gubernur,
sedangkandi pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang bupati/walikota/
lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah
Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan badan kehakiman lain
yang berada di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, memberi
nasihat dan, fungsi adminsitrasi. Saat ini UUD 1945 telah mengalami beberapa kali
amandemen yang telah memasuki tahap amandemen ke empat. Amandemen konstitusi ini
mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan hubungan dan lembaga
lembaga negara.
Ikuti
RDT30
Pemula
2014-09-12T15:05:15+00:00
1. karena masing-masing daerah mempunyai hasil otonom masing-masing yang
bisa dimanfaatkan untuk daerah itu sendiri. tidak tersentralisasi oleh pusat.
disamping itu, bisa mengembangkan perekonomian di daerah itu sendiri secara
penuh otorital tidak diganjal oleh pusat dsb
2. agar tidak terjadi pemusatan ekonomi
3. sulitnya menampung aspirasi apabila ada daerah yang melakukan demo
4. mengingat wilayahnya yang luas dan terbagi dari 30 lebih wilayah provinsi
sangat bagus untuk berkompetitif di antara wilayah satu dengan wilayah lainnya
dalam mengejar kemakmuran masyarakat
Komentar
11
3 11
jessicatjioe
Pemula
2014-09-12T15:09:15+00:00
1. karena masing-masing daerah mempunyai hasil otonom masing-masing yang
bisa dimanfaatkan untuk daerah itu sendiri. tidak tersentralisasi oleh pusat.
disamping itu, bisa mengembangkan perekonomian di daerah itu sendiri secara
penuh otorital tidak diganjal oleh pusat dsb
2. agar tidak terjadi pemusatan ekonomi
3. sulitnya menampung aspirasi apabila ada daerah yang melakukan demo
4. mengingat wilayahnya yang luas dan terbagi dari 30 lebih wilayah provinsi
sangat bagus untuk berkompetitif di antara wilayah satu dengan wilayah lainnya
dalam mengejar kemakmuran masyarakat
INTEGRASI NASIONAL
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan
wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia
yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang
dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi
dan unjuk rasa.
5. Adanya paham etnosentrisme di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap
anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu,
misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga
atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari
legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di
Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat
ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja
(untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama
Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di
masa yang akan datang.
Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu
adalah hal yang sangat sulit.
Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini
lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya
kedamaian