Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK DAN BERNYANYI LAGU

DAERAH DENGAN LEBIH SATU SUARA

Kompetensi Dasar

1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan


karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrahTuhan

2.1. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin melalui


aktifitas berkesenian
2.2. Menunjukan sikap bertanggungjawab, peduli, dan santun terhadap karya
seni rupa dan pembuatnya

2.3. Menunjukan sikap percaya diri. Motiva internal, kepedulian terhadap


lingkungan dalam berkarya seni
3.2. Memahami teknik dan gaya lagu daerah dengan dua suara atau lebih
secara berkelompok

4.2. Menyanyikan lagu-lagu daerah dengan dua suara atau lebih secara
berkelompok

RINGKASAN MATERI

A. Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah

Menyanyi merupakan salah satu daya ekspresi manusia untuk


mengungkapkan ‘sesuatu’ yang dirasakan. Rasa kesedihan, kegembiraan,
kekaguman, kegalauan, kelucuan, sindiran sosial dan apapun yang dirasakan
dapat ditumpahkan dalam sebuah lagu dan kemudian dinyanyikan. Nyanyian
seolah-olah menjadi curahan hati bagi para seniman, penyanyi maupun
penikmat lagu. Indonesia adalah negara dengan beragam suku, ras dan
budaya. Masing-masing suku, ras dan budaya memiliki lagu daerah yang
berbeda-beda.

Lagu daerah adalah lagu yang lahir dan berkembang pada budaya setempat
atau daerah tertentu yang bersifat turun temurun.

Ciri-ciri Lagu daerah diantaranya : sederhana, kedaerahan, turun temurun,


jarang diketahui penciptanya (NN/No Name), menggunakan syair bahasa
daerah dan memuat pesan untuk masyarakat setempat/daerahnya, dan
diiringi dengan alat musik daerah. Lagu daerah yang terdapat di Nusantara ini
mempunyai corak dan gaya yang sangat beragam. Seperti yang terdapat
pada musik tradisi daerah, lagu daerah juga dibedakan dari tangga nada yang
digunakan. Tangga nada yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu:

(1) Tangga nada diatonis, terdiri dari tangga nada diatonis mayor dan diatonis
minor

(2) Tangga nada pentatonis, terdiri pentatonis pelog dan slendro

Budaya musik/lagu daerah yang menggunakan tangga nada diatonis dari


daerah Sumatera seperti Minangkabau, Batak, Aceh, Jambi, Palembang.
Selanjutnya daerah Sulawesi seperti Manado, Minahasa, Makasar, Kendari,
dan sebagainya. Pada daerah Kalimantan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
terdapat daerah yang menggunakan tangga nada diatonis tapi juga terdapat
beberapa yang menggunakan tangga nada pentatonis. Untuk pentatonis
Pelog dan Slendro digunakan oleh lagu-lagu daerah yang berasal dari Jawa
Barat atau Sunda, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,dan Bali.
Meskipun tangga nada yang digunakan memiliki kesamaan yaitu pentatonis
namun karakter dan nuansa lagu yang diciptakan pada tiap-tiap daerah
tersebut berbeda-beda. Lagu-lagu daerah yang beragam tersebut merupakan
kekayaan budaya bangsa Indonesia. Lagu daerah satu dengan yang memiliki
ciri khas dan menjadi keunikan bagi daerah tersebut yang juga mencerminkan
karakter masyarakat pada budaya daerah tersebut

Lagu-lagu daerah biasanya diiringi dengan seperangkat alat musik daerah


misalnya, daerah Jawa dan Bali diiringi dengan karawitan yang disebut
dengan Gamelan (Jawa dan Sunda) atau Gambelan (Bali). Istilah karawitan
untuk menunjuk pada seperangkat alat musik tradisional secara lengkap.
Pada musik karawitan betawi terdapat cgaya dalam gambang kromong
disebut Liaw sangat lazim pada periode tertentu dan wilayah yang tertentu.

Gambar. 1 Musik Tradisional Betawi “Gambang Kromong”


Gambar 2. Musik Tradisional Jawa Tengah "Karawitan"

Lagu daerah sangat akrab dengan ritme kehidupan masyarakatnya. Pada


upacara-upacara atau ritual lagu daerah juga digunakan sebagai salah satu
property atau kelengkapan upacara. Apabila lagu daerah tidak disajikan maka
upacara tersebut dinyatakan belum sah. Misalnya, upacara peringatan 35 hari
atau selapanan (Jawa) kelahiran bayi. Pada jaman dahulu selalu dilantunkan
tembang-tembang macapat yang menceritakan tentang nasehat dan
kebajikan menjadi seorang manusia.

Komposisi karawitan dapat mengembangkan perbedaan-perbedaan dari


sebuah wilayah dengan wilayah lainnya sepanjang waktu. Inilah yang
menyebabkan munculnya gaya yang berbeda-beda. Gaya musikal adalah ciri
khas atau karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi. Gaya
musikal terbagi menjadi :

1. Gaya Lokal adalah karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang


berbeda dengan daerah lainnya. Pada isu global disebut, ensitas lokal genius

2. Gaya Individual adalah tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta


lagu-lagu yang membedakannya dengan pencipta lagu lainnya
3. Gaya Periodikal adalah tipologi karakteristik zaman tertentu yang
menghasilkan gaya musik tertentu.

Penyanyi lagu daerah yang diiringi musik tradisional di jawa, sunda dan juga
bali disebut dengan sinden,sedangkan di sumatera utara disebut dengan
Perkolong-kolong, Di Kalimantan disebut dengan Madihin(menyanyikan
pantun-pantun dengan diiringi tabuhan gendang).

B. Teknik Menyanyikan Lagu Daerah


1. Menyanyi Lagu Daerah Secara Unisono
Lagu-lagu daerah yang tersebar di seluruh Nusantara ternyata dapat
dinyanyikan secara tunggal maupun kelompok. Pengertian tunggal ini tidak
hanya semata-mata dinyanyikan secara sendirian, tetapi juga bermakna
bahwa pada musik daerah memang secara sengaja menciptakan lagu-lagu
yang khusus untuk dinyanyikan secara tunggal atau sendiri. Misal pada
budaya Sunda, Jawa, JawaTimur, dan Bali. Keempat etnis tersebut mengenal
jenis lagu daerah yang disiapkan untuk dinyanyikan secara mandiri yang
disebut tembang ‘Macapat’. Tentu saja lagu khusus untuk tunggal tidak hanya
Macapat saja ,misalnya kalau di Jawa ada Sekar tengahan, SekarAgeng,
Sindenan dan sebagainya

Gambar.3 Tembang Macapat


Selain dinyayikan secara tunggal atau perseorangan, lagu daerah sering juga
dinyanyikan secara berkelompok. Pada budaya musik tradisi Jawa terdapat
sajian lagu daerah secara berkelompok yang biasa disebut dengan istilah
Panembromo. Panembromo disajikan bersama diiringi oleh karawitan Jawa
yang dinyanyikan secara serempak. Kelompok dapat terdiri dari wanita saja,
pria saja maupun campuran. Pada gaya tradisi daerah, sajian panembromo
biasanya melagukan secara satu suara/unisono atau secara dua suara.
Menyanyi secara Unisono seperti pada panembromo ataupun sindenan yang
menyanyi bersama membutuhkan: kerja sama, kekompakan, dan menyatu
diantara semuanya, karena jika berdiri sendiri akan terlihat tidak bagus.
Memegang teguh prinsip bernyanyi secara unisono yaitu artikulasi, intonasi,
phrasering dan warna suaranya.

Gambar 4. Panembromo
Lagu Daerah dengan vokal Unisono

2. Menyanyi Lagu Daerah Dua Suara

Pada musik tradisi daerah di Minangkabau, Batak, Makasar, Riau, dan


sebagainya bahkan kadang menyajikan vokal bersama dengan tiga suara
atau empat suara. Hal ini disebabkan system harmoni yang digunakan
berdasarkan tangga nada diatonis yang memungkinkan pemecahan suara
yang lebih banyak. Sedangkan pada musik tradisi daerah yang berbasis
tangga nada pentatonik biasanya hanya sampai pada pemecahan dua suara
karena harmoni yang disajikan berbeda dengan diatonis. Pada tangga nada
pentaonis menggunakan lima nada pokok sehingga system harmoninya lebih
sempit dibanding harmoni yang terdapat pada musik yang berbasis tangga
nada diatonis.
a. Lagu Pentatonis daerah Jawa Tengah dengan 2 suara

b. Lagu diatonis daerah Aceh dengan 2 suara


LEMBAR TUGAS SISWA

A. Jelaskan pengertian dari istilah kata berikut ini :

a. Menyanyi

............................................................................................................................
..........................

............................................................................................................................
..........................
............................................................................................................................
..........................

b. Lagu Daerah

............................................................................................................................
..........................
............................................................................................................................
..........................

............................................................................................................................
..........................

c. Tangga nada Pentatonis

............................................................................................................................
..........................
............................................................................................................................
..........................

............................................................................................................................
..........................

d. Tangga nada Diatonis

............................................................................................................................
..........................
............................................................................................................................
..........................

............................................................................................................................
..........................

e. Gaya Musikal
............................................................................................................................
..........................
............................................................................................................................
..........................

............................................................................................................................
..........................

B. Amatilah bentuk-bentuk lagu daerah yang ada di daerahmu baik melalui


pementasan langsung maupun pementasan dari sosial media, kemudian
buatlah catatan seperti pada bagan berikut ini :

Anda mungkin juga menyukai